Manusia pada hakikatnya wajib beribadah kepada Allah SWT dan diberi potensi
memperoleh pengetahuan oleh Allah melalui alam semesta dan diri sendiri. Wawasan ilmu
ini digunakan untuk memverifikasi kebenaran hakikat Al-quran dan Hadis melalui sumber
nilai yaitu fuad (hati-akal) dna panca indra. Dalam memverisikasi kebenaran, kita butuh
mendalami kalam (nilai universal di dalam Al-quran), Irfaniyah Empirik (melihat secara
langsung di lapangan), Pheripatetic Logika, dan tasawuf.
Manusia memiliki hubungan sosial yang terdiri dari hubungan manusia dengan Allah,
manusia, dengan dirinya sendiri, manusia dengan makhluk hidup lain, dan manusia dengan
alam semesta. Hubungan antara manusia dengan makhluk hidup lain atau dengan manusia
lain membuktikan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu
sama lain.
Materi 4 : Kepemimpinan dalam Islam
Khalifah secara etimologis artinya wakil dan dalam islam artinya wakil Allah di muka
bumi. Pada konteks masyarakat, kepemimpinan atau khalifah merupakan sebuah kepercayaan
antara individu dengan individu. Keadilan dibutuhkan dalam implementasi atau menciptakan
sistem kepemimpinan. Sistem kepemimpinan diharapkan membawa kebaikan, karena mansia
diajarkan untuk ber-amar ma’ruf nahi mungkar. Artinya umat islam dituntut untuk memberi
peringatan kepada siapapun yang melakukan kedzaliman. Sistem kepemimpinan ada bukan
untuk diperebutkan tetapi untuk membangun tatanan masyrakat yang diridai Allah SWT.
Individu yang memenuhi kualifikasi untuk memimpin hendaknya bertanggung jawab dalam
mengemban amanah yang sudah diberikan
Penting bagi setiap khalifah di muka bumi untuk memiliki semangat berjuang atau
etos perjuangan. Mengapa? Sejalan dengan tujuan khalifah untuk mewujudkan tatanan
masyarakat yang diridai Allah, maka etos perjuangan inilah yang menjadi bekal dalam
berusaha dan berjuang mewujudkannya. Etos perjuangan juga merupakan cerminan iman
seorang muslim, karena perjuangan ini tentu saja atas dasar pilihannya sendiri. Yang
terpenting disini adalah bagaimana kita seorang muslim untuk mempertahankan rasa etos
perjuangan itu atau bagaimana car akita agar bisa istiqomah berjuang. Dari keistiqomahan
itulah yang menentukan tingkatan keimanan seseorang.
Materi 6 : Hari Kemudian
Waktu : 14.20-15.30
Kematian diibaratkan seperti burung onta. Dalam keadaan bahaya, ia sebenarnya tidak
ingin melihat pemburu sedangkan dia hanya menutup matanya atau memasukkan kepalanya
kedalam pasir. Otomatis tetap saja pemburu dapat melihat. Artinya ia tidak ingin melihat hal
berbahaya tersebut walaupun ia tahu pada akhirnya pasti terjadi.
Mengapa orang takut mati? Karena ia tidak mengenal Tuhan, dimana pada hakikatnya
Tuhan itu baik. Tidak memiliki persiapan yang cukup atau bekal di akhirat juga menjadi
alasan orang takut mati. Terakhir, khawatir dengan keluarga yang ditinggal.
Bagaimana wujud di alam kubur? Proses kematian, sebelum mati nyawa itu terasa
keluar dari lutut sampai berdempet lututnya, artinya hidup menghilang sedikit demi sedikit.
Kemudian masuk ke alam barzah yaitu alam antara dunia dan akhirat. Kemudian kuburan
dilanjut padang mahsyar.
Arah gerak yang menjadi landasan perjuangan kader HMI dinamakan Khittah
Perjuangan.Khittah perjuangan ini adalah upaya perbaikan terhadap manhaj-manhaj
sebelumnya. Dalam memahami khittah perjuangan kita butuh asas atau dasar-dasar dalam
mewujudkan hal yang sudah ditargetkan. Asas tersebut terdiri dari keyakinan muslim,
wawasan ilmu, wawasan sosial, kepemimpinan, etos perjuangan, dan hari kemudian.
Tujuan HMI adalah terbinanya mahasiswa islam menjadi insan ulil albab yang turut
bertanggung jawab atas terwujudnya tatanan masyarakat yang diridai Allah SWT. Jenderal
Soedirman mengatakan bahwa HMI bukan saja harapan umat islam tapi harapan bangsa
Indonesia. Usaha HMI terdiri dari Amar Ma’ruf, Nahi Munkar, Pembentukan individu, dan
Pembentukan masyarakat. Independensi HMI memiliki sifat independent HMI dan sifat
independen kader HMI.