PEMBAHASAN
3
4
Artinya : Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan segala yang
ada di bumi. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya
lagi Maha Terpuji.(Q.S. Al Hajj :64)
Artinya : Apakah kamu tiada melihat bahwasanya Allah menundukkan
bagimu apa yang ada di bumi dan bahtera yang berlayar di
lautan dengan perintah-Nya. Dan Dia menahan (benda-benda)
langit jatuh ke bumi, melainkan dengan izin-Nya?
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang kepada Manusia. (Q.S. Al Hajj :65)
dikepalai seorang wali (gubernur) dan sebanyak dua puluh satu yang
dikepalai oleh seorang amil yang tugas utamanya sebagai tax collector.
Sumber pendapatan negara berasal dari ghanimah, zakat, jizyah, kharaj, dan
al-fay. Selain itu, ada juga Departemen Kehakiman yang dikepalai oleh
Nabi, serta pertahanan, dan bidang keagamaan.
Dalam sistem politik Islam juga dikenal adanya konstitusi
kekhalifahan yang terbentuk pasca Rasulullah Saw. wafat. Masa
kekhalifahan ini dipimpin oleh khalifah terpilih sebagai pengganti Nabi,
diantaranya Abu Bakar Shiddiq, dilanjutkan oleh Umar ibn Khattab,
kemudian Usman ibn Affan, dan terakhir Ali ibn Abi Thalib. Keempat
khalifah itu biasa disebut sebagai al-khulafa al-rasyidun.
2. Sistem Ekonomi
Dua bidang utama yang menjadi landasan sistem ekonomi sebagai
salah satu pilar pembentuk kebudayaan Islam ialah pertanian dan
perdagangan. Kedua bidang ini telah dikenal jauh sebelum Islam datang
oleh masyarakat Arab pra-Islam, yang juga telah mengenal alat pertanian
semimodern, seperti alat bajak, cangkul, garu, dan tongkat kayu untuk
menanam. Mereka juga telah mengenal penggunaan hewan ternak seperti
unta, keledai, dan sapi jantan sebagai penarik bajak dan garu, mereka
mengenal sistem irigsi dan pemkaian pupuk untuk menyuburkan tanah, serta
teknik penyilangan pohon tertentu untuk mendapat bibit unggul.
Dalam pengelolaan ladang atau sawah, ada tiga sistem yang dikenal,
yaitu:
a) Sistem sewa-menyewa dengan emas atau logam mulia lain, gandum,
atau produk pertanian sebagai alat pembayarannya.
b) Sistem hasil produk, misalnya separuh untuk pemilik dan separuh
untuk penggarap dengan bibit dan ongkos penggarapan dari pemilik
sawah atau ladang.
c) Sistem pandego, yaitu seluruh modal datang dari pemilik, sedangkan
pengairan, pemupukan, dan perawatannya dikerjakan oleh penggarap.
6
3. Sistem kemasyarakatan
Masyarakat Islam merupakan masyarakat yang berbeda dengan
masyarakat manapun. Masyarakat Islam merupakan masyarakat yang
rabbani, insani, akhlaqi, serta seimbang (tawazun), sehingga mereka bisa
memperkuat agama mereka, membentuk kepribadian mereka, dan bisa
hidup di bawah naungan-Nya dengan kehidupan Islami yang sempurna.
Masyarakat Islam bukanlah masyarakat yang hanya menerapkan syariat
Islam pada bidang hukum. Dalam catatan sejarah, Rasulullah Saw. telah
memberikan contoh bagaimana masyarakat Islam dibangun di Madinah.
Ketika itu masyarakat Madinah terdiri dari 12 kelompok, mereka
mengadakan perjanjian yang diwakili oleh tiga kelompok besar, yakni kaum
muslim, orang Arab yang belum masuk Islam, dan kaum Yahudi dari Bani
Nadir dan Bani Quraizah. Perjanjian tersebut kemudian dikenal sebagai
piagam Madinah yang menyepakati lima perjanjian berikut:
a) Tiap kelompok dijamin kebebasannya dalam beragama.
b) Tiap kelompok berhak menghukum anggota kelompoknya yang
bersalah.
7
4. Ilmu Pengetahuan
Islam selalu mnuntun pemeluknya untuk selalu mengadakan
penelitian dan eksplorasi terhadap segala sesuatu yang belum pernah
diketahui sebelumnya sehingga sebagai suatu penemuan bermanfaat bagi
kesejahteraan manusia. Dalam sejarahnya, sejak era kekhalifahan al-khulafa
al-rasyidun, kekhalifahan Bani Ummayah, kekhlifahan Bani Abbasiyah,
hingga kekhalifahan setelah mereka merupakan era baru dan identik dengan
kemajuan ilmu pengetahuan. Dari segi pendidikan, ilmu pengetahuan
termasuk science, kemajuan peradaban, dan kultur pada zaman ini bukan
hanya identik sebagai masa keemasan Islam, tetapi mengukur dengan
gemilang dalam kemajuan peradaban dunia. (Karim, 2009: 172).
1. Kebudayaan Saba
Saba adalah sebuah kerajaan di abad klasik yang berdiri sejak 1300
SM, terletak di wilayah Yaman saat ini. Saba terletak di arab bagian selatan,
yang mana Arab bagian Selatan lebih maju dibandingkan Arab bagian
Utara. Masyarakat Arab bagian Selatan adalah masyarakat yang dinamis dan
memiliki peradaban, mereka telah mengenal kontak dengan dunia
internasional karena pelabuhan mereka terbuka bagi pedagang-pedagang
asing yang hendak berniaga ke sana.
Kerajaan Saba membangun bendungan Maarib, sebuah bendungan
raksasa yang menjadi sumber air untuk seluruh wilayah kerajaan. Namun
9
2. Kebudayaan Abissinia
Abyssinia adalah nama terdahulu dari daerah yang sekarang kita kenal
sebagai Etiopia, salah satu negara tertua di benua Afrika. Kebudayaan
Abissinia cukup berpengaruh terhadap kehidupan Hijaz, yaitu kehidupan
masyarakat yang tinggal diebuah wilayah di sebelah barat laut Arab Saudi.
Orang-orang Abissinia membentuk suatu bagian penting dalam aktivitas
perdagangan internasional, yang ketika itu dimonopoli oleh orang-orang
10
3. Kebudayaan Persia
Persia adalah nama kuno dari negara Iran. Kebudayaan Persia turut
mewarnai keadaan penduduk Hijaz dan perkembangannya pada masa-masa
berikutnya. Budaya ini mulai memasuki tanah Arab pada abad menjelang
kemunculan agama Islam. Persia yang menganut agama zoroaster, bersaing
dengan Abissinia untuk memperoleh supremasi di Yaman. Pengetahuan seni
militer Persia diwariskan kepada orang-orang Arab dari sebelah selatan dan
utara melalui orang Arab Persia, yang beribu kota di Hirah. Sebuah riwayat
menyebutkan bahwa Salman dari Persia adalah orang yang mengusulkan
pembuatan parit kepada Nabi sebagai strategi pertahanan kota madinah
sewaktu perang parit. Pada masa pra-Islam, Hirah merupakan jalur utama
penyebaran pengaruh budaya Persia dan Nestor Aramaik ke dunia Arab.
Kelak orang-orang Nestor menjadi penghubung utama antara budaya
Yunani dan Islam, saat itu mereka menjadi media utama penyebaran
11
4. Kebudayaan Gassan.
Orang-orang kristen Nestor dari Hirah telah mempengaruhi orang-
orang Arab di perbatasan Persia, para penganut gereja Monofisit dari
Gassan mulai menyebarkan pengaruh mereka pada orang-orang Hijaz.
Gassan adalah suatu daerah yang berada di jazirah arab bagian selatan.
Selama empat abad sebelum Islam, keturunan Arab yang telah menjadi
orang Suriah ini memungkinkan terjadinya persentuhan antara dunia Arab,
tidak hanya dengan Suriah, tetapi juga dengan Byzantium. Sehingga nama-
nama seperti Dawud, Sulaiman, dan Isa telah dikenal baik oleh orang-orang
Arab pra-Islam.
Beberapa kosakata Aramaik diadopsi menjadi kosakata Arab Kuno,
seperti kata kanisah dan biah (gereja), dumyah dan shurah (kesan dan
gambar), qissis (biarawan), shadaqah (santunan), nathur (pengawas), nir
(kendali), faddan (tanah, hektar), qindil (lampu, berasal dari bahasa latin,
candela) ( Hitti,2006:134-135).
1. Kesatuan
Tak ada peradaban tanpa kesatuan. Jika unsur-unsur peradaban tidak
bersatu, berjalin , dan selaras satu dengan lainnya, maka unsur-unsur itu
bukan membentuk peradaban, melainkan himpunan campur-aduk. Prinsip
menyatukan berbagai unsur dan memasukkan unsur-unsur itu di dalam
kerangkanya sangat penting. Prinsip seperti ini akan mengubah campuran
hubungan unsur-unsur satu dengan lainnya menjadi bangunan rapi dimana
tingkat prioritas atau derajat kepentingan dapat dirasakan. Peradaban Islam
menempatkan unsur-unsur dalam bangunan rapi dan mengatur eksistensi
serta hubungannya berdasarkan pola yang seragam. Unsur-unsur itu
sendiri ada yangasli dan ada yang berasal dari luar. Tidak ada peradaban
yang tidak mengambil unsur dari luar. Yang penting adalah bahwa
peradaban mencerna unsur itu, yaitu mempola kembali bentuk dan
hubungannya sehingga menyatu ke dalam sistemnya sendiri.
Membentuk unsur itu dengan bentuknya sendiri sebenarnya
mengubahnya menjadi realitas baru sehingga unsur itu tak lagi eksis
sebagai unsur itu sendiri, namun sebagai komponen integral peradaban
baru. Ini bukanlah argumen menentang peradaban bila peradaban itu
semata-mata hanya menambah unsur-unsur asing. Atau bila peradaban
melakukannya dengan cara terpotong-potong, tanpa pembentukan ulang,
penambahan, atau integrasi. Persisny, unsur-unsur ini semata-mata ada
bersama (co-exist) dengan peradaban. Secara organis, unsur-unsur itu
bukan bagian dari peradaban itu. Namun jika peradaban ini telah berhasil
mengubah mereka dan mengintegrasikannya ke dalam sistemnya, maka
proses integrasi menjadi indeks vitalitas, dinamisme dan kreativitasnya.
Dalam setiap peradaban integral, dan tentu saja dalam Islam, unsur-unsur
13
1. Saluran perdagangan
Pada taraf permulaan, saluran Islamisasi adalah perdagangan.
Kesibukan lalu lintas perdagangan pada abad ke-7 hingga ke-16 M membuat
pedagangan-pedangan muslim (Arab, Persia dan India) turut ambil bagian
dalam perdangan dari negeri-negeri bagian barat, tenggara dan timur benua
asia. Saluran Islamisasi melalui perdagangan ini sangat menguntungkan
karena para raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan,
bahkan mereka menjadi pemilik kapal dan saham.
2. Saluran Perkawinan
Dari sudut ekonomi, para pedagang muslim memiliki status sosial
yang lebih baik dari pada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk pribumu
terutama putri-putri bangsawan, tertarik untuk menjadi istri saodagar-
saodagar itu. Sebelum kawin, mereka di Islamkan lebih dahulu. Setelah
mereka mempunyai keturunan, lingkungan mereka makin luas. Akhirnya,
timbul kampung-kampung, daerah-daerah, dan kerajaan-kerajaan muslim.
Dalam perkembangan berikutnya, adapula wanita muslim yang dikawini
oleh keturunan bangsawan, tentu saja setelah yang terakhir ini masuk Islam
terlebih dahulu.
3. Saluran Tasawuf
Pengajar-pengajar Tasawuf atau para sufi, mengajarkan teosofi yang
bercampur dengan ajaran yang sudah di kenal luas oleh masyarakat
Indonesia. Diantara ahli-ahli Tasawuf yang memberikan ajaran mengandung
persamaan dengan alam pikiran Indonesia pra-Islam itu adalah Hamzah
Fansuruh di Aceh, Syaik Lemah Abang, dan Sunan Panggung di Jawa.
Ajaran mistik seperti ini berkembang di abad ke-19 M bahkan di abad ke-20
M ini.
4. Saluran Pendidikan
Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan, baik pesantren maupun
pondok yang di selenggarakan oleh guru-guru agama, kiai-kiai, dan ulama-
ulama. Di pesantren atau pondok itu, calon ulama, guru agama dan kiai
19
1. Dalam perkembangan bahasa yaitu masa peralihan dari bahasa Jawa (kuno)
ke bahasa Jawa baru islam memberikan kontribusi yaitu ditandai dengan
munculnya sastra kidung dan macapat yang meluas di kalangan masyarakat
dan meluas dikalangan masyarakat dan digunakan sebagai media dakwah
para wali. Selain itu, terdapat juga karya-karya yang berkembang pesat pada
masa itu. Seperti Het Boek Van Bonang, Suluk Wujil, Suluk Sukarsa,
Sithin, Serat Pararaton, Dan sebagainya.
2. Munculnya hagiografi yaitu penulisan tentang sejarah orang-orang saleh
atau suci yang di kenal sebagai wali, khususnya wali sanga.
3. Makam. Contohnya cungkup makam sunan drajat masih tersimpan patung
singa dari batu, masjid situs Sendang Duwur yang memiliki gapura
bersayap masih menyimpan patung garuda dari kayu dan sisa-sisa patung
Siwa.
4. Angka- angka tarikh atau kalender saka yang masih digunakan sampai tahun
1633.