Anda di halaman 1dari 15

Tauhid,

Iman
Hakikat
dan
Kedudukan
nya

Nama Anggota:

Cici Erza Safitri


Wirdatul Hasana
Ratna Sari
Maghfiroh Aini

Pengertian Aqidah
Pengertian Akidah secara etimologi atau bahasa. Akidah berasal dari
kata aqada yang berarti menyimpulkan, mengokohkan atau
mengikat. Kata Aqidah atau Aqaid (bentuk jama) yang berarti
keyakinan, sesuatu yang dapat dipercaya dalam hati atau dalam
ikatan yang kokoh.
Pengertian Akidah Secara Terminologis atau istilah. Akidah adalah
beberapa perkara yang wajib di yakini kebenarannya oleh hati, dapat
mendatangkan ketentraman jiwa dan menjadi keyakinan yang tidak
tercampur dengan keraguan-keraguan.

Dalam pengertian agama pengertian akidah


adalah kandungan rukun iman, yaitu:

Beriman dengan Allah


Beriman dengan para malaikat
Beriman dengan kitab-kitab-Nya
Beriman dengan pa ra Rasul-Nya
Beriman dengan hari akhir
Beriman dengan takdir yang baik maupun yang buruk

Sehingga akidah ini juga bisa diartikan dengan keimanan yang mantap
tanpa disertai keraguan di dalam hati seseorang.

Kedudukan Akidah
Aqidah memiliki kedudukan yang sangat penting. Ibarat suatu
bangunan, aqidah adalah pondasinya, sedangkan ajaran Islam yang lain,
seperti ibadah dan akhlaq, adalah sesuatu yang dibangun di atasnya.
Akidah yang benar merupakan landasan tegaknya agama dan kunci
diterimanya amalan.
Sebagaimana ditetapkan oleh Allah Taala di dalam firman-Nya:












Maka barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya
hendaklah dia beramal shalih dan tidak mempersekutukan sesuatu
apapun dengan-Nya dalam beribadah kepada-Nya. (QS. Al Kahfi:
110)

Hakikat akidah
Dalam menjelaskan definisi akidah ada disebut perkataan
kepercayaan atau keimanan. Ini disebabkan Iman merupakan unsur
utama kepada akidah. Iman ialah perkataan Arab yang berarti percaya
yang merangkumi ikrar (pengakuan) dengan lidah, membenarkan
dengan hati dan mempraktikkan dengan perbuatan.
Walaupun iman itu merupakan peranan hati yang tidak diketahui
oleh orang lain selain dari dirinya sendiri dan Allah SWT, namun dapat
diketahui oleh orang melalui bukti-bukti amalan. Iman tidak pernah
berkompromi atau bersekongkol dengan kejahatan dan maksiat.
Sebaliknya, iman yang mantap di dada merupakan pendorong ke arah
kerja-kerja yang sesuai dan secucuk dengan kehendak dan tuntutan iman
itu sendiri.

Pengertian Tauhid
Tauhid (Arab :), adalah konsep dalam aqidah islam yang
menyatakan keesaan Allah. Tauhid diambil kata : Wahhada Yuwahhidu
Tauhidan yang artinya mengesakan. Satu suku kata dengan kata wahid
yang berarti satu atau kata ahad yang berarti esa. Dalam ajaran Islam
Tauhid itu berarti keyakinan akan keesaan Allah. Kalimat Tauhid ialah
kalimat La Illaha Illallah yang berarti tidak ada Tuhan melainkan Allah.
Tauhid merupakan inti dan dasar dari seluruh tata nilai dan norma
Islam. Bahkan gerakan-gerakan pemurnian Islam terkenal dengan nama
gerakan muwahhidin ( yang memperjuangkan tauhid ). Dalam
perkembangan sejarah kaum muslimin, tauhid itu telah berkembang
menjadi nama salah satu cabang ilmu Islam, yaitu ilmu Tauhid yakni
ilmu yang mempelajari dan membahas masalah-masalah yang
berhubungan dengan keimanan terutama yang menyangkut masalah keMaha Esa-an Allah.

Tauhid di bagi menjadi 3 macam yaitu:


Tauhid Rububiyah
Tauhid Rububiyah adalah keyakinan tentang keesaan Allah taala di
dalam perbuatan-perbuatan-Nya.
Tauhid Asma dan Sifat
Tauhid Asma dan Sifat adalah keyakinan tentang keesaan Allah
subhanahu wa taala dalam nama dan sifat-Nya yang terdapat dalam
Al Quran dan Al Hadits dilengkapi dengan mengimani maknamaknanya dan hukum-hukumnya.
Tauhid Uluhiyah
Tauhid Uluhiyah adalah mengesakan Allah dalam tujuan perbuatanperbuatan hamba yang dilakukan dalam rangka taqorub dan ibadah
seperti berdoa, bernadzar, menyembelih kurban, bertawakal,
bertaubat, dan lain-lain.

Kedudukan Tauhid
Seorang muslim meyakini bahwa tauhid adalah dasar Islam yang paling
agung dan hakikat Islam yang paling besar. Dan merupakan salah satu
syarat diterimanya amal perbuatan, disamping harus sesuai dengan
tuntunan Rasulullah.
Tauhid Adalah Tujuan Penciptaan Manusia, Allah berfirman:
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah kepada-Ku. (Adz-Dzariyat: 56)
Maksud dari kata menyembah di ayat ini adalah mentauhidkan Allah
dalam segala macam bentuk ibadah . Ayat ini dengan tegas menyatakan
bahwa tujuan penciptaan jin dan manusia di dunia ini hanya untuk
beribadah kepada Allah saja.

Hakikat Tauhid
Tauhid merupakan kewajiban utama dan pertama yang diperintahkan
Allah kepada setiap hamba-Nya. Hakekat tauhid adalah mengesakan
Allah. Bentuk pengesaan ini terbagi menjadi tiga:
Mengesakan Allah dalam Rububiyah-Nya
Mengesakan Allah Dalam Uluhiyah-Nya
Mengesakan Allah Dalam Nama dan Sifat-Nya

Pengertian Iman
Iman menurut pengertian sesungguhnya ialah kepercayaan yang
meresap ke dalam hati, dengan penuh keyakinan, tidak bercampur syak
dan ragu serta memberi pengaruh bagi pandangan hidup, tingkah laku
dan perbuatan sehari- hari. Jadi iman itu bukanlah semata-mata ucapan
lidah, buakn sekedar perbuatan, dan bukan pula hanya merupakan
pengetahuan tentang rukun iman

Kedudukan Iman
Kedudukan Iman lebih tinggi dari pada Islam, Iman memiliki
cakupan yang lebih umum dari pada cakupan Islam, karena ia mencakup
Islam, maka seorang hamba tidaklah mencapai keImanan kecuali jika
seorang hamba telah mamapu mewujudka keislamannya. Iman juga
lebih khusus dipandang dari segi pelakunya, karena pelaku keimanan
adalah kelompok dari pelaku keIslaman dan tidak semua pelaku
keIslaman menjadi pelaku keImanan, jelaslah setiap mukmin adalah
muslim dan tidak setiap muslim adalah mukmin

Hakikat Iman
Iman adalah keyakinan yang menghujam dalam hati, kokoh penuh
keyakinan tanpa dicampuri keraguan sedikitpun. Sedangkan keimanan
dalam Islam itu sendiri adalah percaya kepada Alloh, malaikatmalaikatNya, kitab-kitabNya, Rosul-rosulNya, hari akhir dan berIman
kepada takdir baik dan buruk. Iman mencakup perbuatan, ucapan hati
dan lisan, amal hati dan amal lisan serta amal anggota tubuh. Iman
bertambah dengan ketaatan dan berkurang karena kemaksiatan.
Allah Subhannahu wa Taala berfirman:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang jika
disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan
kepada mereka ayat-ayatNya, bertambahlah iman mereka (karenanya)
dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, (yaitu) orang-orang yang
mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rizki yang kami
berikan kepada me-reka. Itulah orang-orang yang beriman dengan
sebenar-benar-nya. (Al-Anfal: 2-4)

Iman adakalanya bertambah dan adakalanya berkurang, maka perlu


diketahui kriteria bertambahnya Iman hingga sempurnanya Iman, yaitu:
Diyakini dalam hati
Diucapkan dengan lisan
Diamalkan dengan anggota tubuh
Sedangkan dalam Islam sendiri jika membahas mengenai Iman tidak
akan terlepas dari adanya rukun Iman yang enam, yaitu:

Iman kepada Alloh


Iman kepada malaikatNya
Iman kepada kitabNya
Iman kepada rosulNya
Iman kepada hari akhir
Iman kepada Qodho dan Qodar

Wassalamualaikum
wr.wb

Anda mungkin juga menyukai