Anda di halaman 1dari 70

KEGIATAN BELAJAR 1

HAKIKAT AKIDAH ISLAM DAN IMAN KEPADA ALLAH

A. AKIDAH ISLAM
1. Definisi Akidah
Syariah dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1) I’tiqodiyah
I’tiqodiyah adalah sesuatu yang menjadi dasar bagaimana perbuatan manusia, atau
kepadanya didasarkan bagaimana perbuatan manusia, seperti keyakinan akan Ke-
esaan Allah dan kewajiban menyembah allah
2) Sedangkan ‘amaliyah adalah: sesuatu yang berhubungan dengan bagaimana perbuatan
manusia seperti shalat, zakat, puasa dan haji.
Maka dari itu keimanan dalam pembahasan ini merupakan dimensi akidah. Akidah secara
Bahasa diambil dari kata al ‘aqdu yang merupakan bentuk infinitive (masdar) darai kata
‘aqoda ya’qidu yang berarti mengikat sesuatu. Akidah merupakan “amalun qolbiyun”
atau keyakinan dalam hati tentang sesuatu dan dia membenarkan hal tersebut.
Sedangkan secara istilah aqidah adalah sesuatu yang pertama kali harus diimani dengan
yakin oleh seorang mukmin dengan keyakinan yang pasti, ridho dan menerima sepenuh
hati serta merasa tenang dengan keyakinannya tersebut. Atau secara sederhana aqidah
islam adalah iman kepada Allah, malaikat Allah, Kitab-kitab Allah, Rasul-rasul Allah,
Hari akhir serta qada’ dan qadar, yang kemudian dikenal dengan rukun Iman.
Akidah Islam mengandung arti ketertundukan hati yang melahirkan dan merefleksikan,
kepatuhan, kerelaan dan keikhlasan dalam menjalankan perintah Allah swt. Oleh karena
itu keimanan dalam agama Islam merupakan dasar atau pondasi yang di atasnya dibangun
syariat Islam. Antara keimanan dan perbuatan atau akidah dan syariat keduanya saling
berkaitan erat, tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya seperti dua sisi
mata uang. apabila akidah dan syariat islamnya dilaksanakan secara sempurna maka akan
melahirkan akhlaq yang terpuji
2. Sumber Akidah Islam
Akidah Islam bersumber dari al-Qur’an, al-Hadis dan ijtihad (dengan kemampuan akal
yang sehat), sehingga mayoritas ulama pada zaman kemunduran dan perpecahan umat
isiam berpendapat bahwa rukun Iman berjumlah enam; Lima dijelaskan oleh Allah dalam
al-Qur’an sebagaimana firmanNya dalam Surah al-Baqarah: 177
Adapun rukun yang ke enam yaitu iman kepada qadar didasarkan kepada hadis nabi,
ketika beliau ditanya oleh Jibril tentang iman, maka Nabi menjawab
Mengikuti dan mentaati agama yang diturunkan Allah merupakan tujuan utama beriman .
adapun tujuan tujuan perinciannya secara individu adalah ;
a. Menentukan orientasi kehidupan
Akidah Islam menentukan orientasi kehidupan yang benar kepada ummat Islam dalam
bertingkah laku, mendorong mereka untuk melakukan amal kebajikan yaitu niat yang
ikhlas yang terkandung dalam setiap perbuatan manusia. sebagai bekal menempuh
kehidupan di akhirat kelak.
b. Menentramkan jiwa dan menghilangkan keraguan.
Akidah Islam yang menguatkan dan memantapkan keyakinan akan kebenaran ajaran
Islam agar mampu menghapuskan sifat-sifat tercela yang bersarang dihati penganut
islam.
c. Membangkitkan rasa ketuhanan
Secara esensial manusia dimuliakan karena amal ketakwaannya. Bukan karena
keturunan, warna kulit atau kewargaannya, bukan pula pangkat, harta dan jabatan
yang disandangnya. Keyakinan tersebut akan membuat manusia terlepas dari
penindasan, perbuatan, karena itu bertentangan dengan akidah Islam yang diyakininya.
d. Memberikan kepastian
Akidah Islam memberikan pedoman hidup yang pasti dan pegangan kuat, supaya
dapat membedakan mana yang baik yang harus dijalankannya, dan mana yang buruk
yang harus dijauhi.
e. Berani berjuang membela kebenaran dan keadilan.
Akidah Islam akan mendorong manusia berani berjuang menegakkan kebenaran,
berani dalam pengertian bahwa seseorang mempunyai kesiapan untuk menyatakan
kebenaran.
f. Bertawakkal setelah berikhtiar maksimal.
Seseorang yang memiliki dan kuat akidahnya meyakini bahwa segala sesuatu akan
berhasil atau gagal karena kehendak dari Allah.
3. Kelebihan Akidah Islam
1) Akidah islam terjaga keasliannya sebagaimana diturunkan kepada nabi Muhammad
QS. aL-Hijr : 9
2) Akidah islam mengoreksi dan memperbaiki akidah akidah yang terdahulu yang telah
menyimpang
3) Akidah islam selaras dengan fitrah manusia, karena manusia diciptakan Allah dengan
membawa Fitrah (diniyah) yaitu meyakini dan beribadah kepada Allah QS. Al-A’raf:
172
4) Akidah Islam sejalan dengan akal sehat manusia, sehingga tidak ditemukan
pertentangan di dalamnya.
4. Tujuan Akidah Islam
1) Memurnikan niat dan ibadah hanya kepada Allah semata, karena Allah itu satu dan
tiada sekutu bagiNya
2) Memberikan Batasan kepada akal dan fikiran dari tindakan diluar petunjuk yang
menyebabkan kerusakan
3) Keteangan jiwa dan pikiran, sehingga jiwa tidak gundah dan pikiran tidak kacau
4) Selamatnya tujuan dan perbuatan manusia dari penyimpangan didalam beribadah
kepada Allah maupun dalam pergaulan dengan makluk
5) Keteguhan hati dan kesungguhan dalam segala urusan amal sholih
5. Hubungan antara Akidah dan akhlak
1. Akidah melahirkan Akhlak, sebagaimana dijelaskan dalam kaitan Iman Islam dan
Ihsan, akidah merupakan Usul (dasar) yang menjadi Pondasi Amaliyah Ibadah
maupun akhlak, oleh kerenanya Akidah yang benar akan melahirkan akhlak yang
baik. Akhlak karimah menambah keimanan kepada Allah.
B. IMAN KEPADA ALLAH
1. Iman Kepada Allah
Iman kepada Allah meliputi pengakuan bahwa Allah adalah Tuhan yang wajib disembah
yang menciptakan dan mengatur alam semesta beserta isinya, tiada sekutu dan
bandingannya. Keimanan kepada Allah adalah meyakini dan membenarkan dalam hati,
diucapkan atau diikrarkan melalui lisan dan diwujudkan melalui tindakan dalam
perbuatan.
2. Tauhid
Tauhid adalah: keyainan bahwa Allah itu satu dan tiada sekutu bagiNya,Secara Bahasa
tauhid bentuk infinitif dari kata wahhada yuwahhidu tauhiidan yang berarti mengesakan.
lebih rinci lagi tauhid adalah ilmu yang membahas tentang wujud Allah, sifat-sifat Wajib
Allah, sifat yang Jaiz bagi Allah dan sifat sifat mustahil bagi Allah yang harus dinafikan,
serta membahas tentang Rasul dan ketetapan risalahnya apa yang wajib bagi rasul, Jaiz
dan apa yang tidak boleh ada pada Rasul.
Karena pentingnya tauhid dalam syariat islam maka ilmu akidah disebut juga dengan
ilmu tauhid. Penamaan ilmu akidah dengan ilmu tauhid ini mengingat Tauhid adalah
bagian paling penting dalam akidah, karena membahas ke-Esaan Allah di dalam Dzat
maupun sifat Nya dalam menciptakan Alam semesta, dan Allah adalah satu satunya
tempat kembali dan akhir segala tujuan. Inilah tujuan besar diutusnya Nabi Muhammad
SAW.
Ilmu tauhid disebut juga dengan ilmu kalam, hal ini karena masalah yang paling masyhur
yang menjadi perbedaan pendapat di antara para ulama adalah permasalahan tentang
kallamullah apakah baru atau Kodim. Atau karena ilmu ini membangun argumentasinya
dengan dalil rasional akal.
Tujuan akhir dari ilmu tauhid adalah makrifatulloh dengan segala sifat-sifatnya yang
wajib dan mensucikan dari sifat-sifat yang mustahil bagi Allah serta membenarkan para
Utusan utusan Allah dengan penuh keyakinan yang dapat menentramkan jiwa yang
bersandar pada dalil tidak hanya sekedar taqlid.
3. Macam macam Tauhid
a. Tauhid Rububiyah,
Arti kata Rabb, merupakan bentuk infinitive (Masdar) dari kata Rabba Yarubbu yang
berarti, sesuatu yang tumbuh dari satu kedaan menuju keadaan yang sempurna. Jadi
pengertian Rabb adalah Allah menciptakan makhluk dengan Fitrah Tauhid dan
mengenal Tuhannya.
Tauhid Rububiyah adalah meng-Esakan Allah ta’ala dalam segala perbuatanNya,
dengan meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya pencipta segala makhluk serta
meyakini bahwa Allah adalah raja dari segala raja yang mengatur alam seluruhnya,
maha kuasa atas segala sesuatu.
b. Tauhid Uluhiyah
Arti kata ilah,yang terdiri dari tiga huruf Hamzah, lam dan ha’ dalam mu’jam al-
lughoh memiliki arti antara lain:
 Menyembah seperti dalam kata alaha ilaahatan uluhatan
 Berlindung atau merasa aman dan tentram seperti dalam kalimat alahtu ila fulanin
 Tertutup seperti arti kata laaha yaliihu laihan
 Rindu atau cinta seperti dalam kalimat Alaha al-fasiil bi ummihi
5. Menghadap seperti dalam kalimat Alaha Ar-Rajulu ila ar-rajuli
6. Meminta pertolongan seperti dalam kalimat Alaha ar-Rajulu ya’lahu
Dalam kaidah Bahasa arab kata yang memiliki materi (huruf yang membentuknya) yang sama
maka memiliki keterkaitan diantaranya. Begitu juga dengan kata-kata di atas jika diamati
memiliki keterikatan makna bahwa tuhan adalah tempat kita merasa aman dan tentram untuk
meminta pertolongan dan perlindungan kepadaNya yang kita cintai, rindukan dan disembah.
Maka makna laailaha illallahu menganduk makna tersebut.
Makna Tauhid Uluhiyah
Tauhid uluhiyah adalah meng-Esakan Allah dalam setiap perbuatan (ibadah) manusia yang
dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah sesuai syariat, seperti dalam sholat, do’a,
nadzar, kurban, pengharapan, takut, tawakkal dan cinta. Tauhid uluhiyah mengandung arti
bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang harus disembah, kepada Allahlah kita
beribadah, memohon pertolongan dan perlindungan, kepadaNya kita Berharap dan takut.
Tauhid uluhiyah mengandung makna tiada Tuhan selain Allah. Inilah misi dakwah rasul dari
awal hingga akhir QS. An-Nahl: 32
ْ‫تحعْ ُكنتُُُْ ُْ ما ح بْ ة ح جنا ح ل‬
ْ‫أ د ُخلُوا‬
ْ‫أ عحلحيكُ ُُْ م سلح ح ن ح يحقُولُو ي ح يبْ ذْ ط ح ك ْةُ ح ئْ ملح ح ل‬
‫أ ى ُه ُْم ى وفا ح تحتح ن ح لي ا‬
‫ن ح ملُو ح أ‬
Artinya: (yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat
dengan mengatakan (kepada mereka): "Salaamun'alaikum, masuklah kamu ke dalam surga
itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan".
Keimanan kepada Allah mengandung makna bahwa seseorang yang beriman kepada Allah
disamping meyakini bahwa Allah itu ada, juga yakin akan ke-Esaan Allah dalam DzatNya,
menyakini Pula Bahwa Allah Esa dalam SifatNya, Esa dalam PerbuataNya dan diwujudkan
dengan Beribadah hanya kepada Allah.
4. Sifat Allah
Salah satu bentuk perwujudan dari iman kepada Allah adalah percaya akan ke-Esaan Allah
dalam Asma’ dan SifatNya, yaitu bahwa tidak ada suatu apapun yang menyerupai Allah baik
dalam Wujud, Dzat maupun SifatNya.
20 ⚫ Pendalaman Materi Akidah akhlak
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
Dalam menerangkan sifat Allah dan meneguhkan ke-Esaan Allah, kalangan teolog pengikut
As’ariyah mengklasifikasikan Sifat Allah Menjadi Tiga, Pertama, sifat wajib (yang harus ada
pada Allah) ada 20 sifat, kedua, Sifat Mustahil (yang tidak boleh ada pada Allah) yang
merupakan kebalikan atau lawan dari sifat Wajib jumlahnya juga 20 sifat dan Ketiga, sifat
Jaiz (boleh) ada satu sifat, yang kemudian digabung dengan 4 sifat wajib Rasul, 4 sifat
Mustahil rasul dan 1 sifat jaiz bagi rasul genap 50 sifat, sehingga sering juga dikenal dengan
“‘aqidatul Khomsuun” atau aqidah lima puluh
Tabel.1
Sifat Wajib dan Mustahil bagi Allah Swt.
No Sifat Wajib Arti Sifat Mustahil Arti 1
Wujud (‫) وجود‬
Ada
Adam (‫) أدم‬
Tiada 2
Qida>m (‫) قدام‬
Terdahulu
Hudu>s| (‫) حدوث‬
Ada yang mendahului 3
Baqa>’ (‫) بقاء‬
Kekal
Fana>’ (‫) فناء‬
Musnah 4
Mukha>lafatu Lil-Hawa>dis|i (‫) للحوادث مخالفة‬
Berbeda dengan Makhluk
Muma>s|alatu Lil-Hawa>disi |( ‫مماثلة‬
‫) للحوادث‬
Ada yang menyamai 5
Qiya>muhu bi-Nafsihi ( ‫قيامه‬
‫) بنفسه‬
Berdiri Sendiri
Ih}tiya>ju Li-Gairihi (‫) لغيره احتياج‬
Memerlukan (membutuhkan) yang lain 6
Wahda>niyah (‫) وحدانية‬
Esa
Ta’adud (‫) تعدد‬
Berbilang (banyak) 7
Qudrah (‫) قدرة‬
Kuasa
‘Ajzun (‫) عجز‬
Lemah (tidak berkuasa) 8
Ira>dah (‫) إرادة‬
Berkehendak
Kara>hah (‫) كراهه‬
Terpaksa 9
Ilmun (‫) علم‬
Mengetahui
Jahlun (‫) جهل‬
Bodoh 10
Hayat (‫) حياة‬
Hidup
Mautun (‫) موت‬
Mati 11
Sama>’ (‫) سمع‬
Mendengar
Shummun ( ‫) م ص‬
Tuli 12
Bas}ar (‫) بصر‬
Melihat
‘Umyun (‫) عمي‬
Buta 13
Kala>m (‫) كالم‬
Berfirman
Bukmun (‫) بكم‬
Bisu 14
Qa>diran (‫) قادرا‬
Maha Kuasa
‘A>jizan (‫) عاجزا‬
Yang lemah
Modul 1 Akidah dan Rukun Iman ⚫ 21
KEMENTERIAN AGAMA RI © 2018
15
Muri>dan (‫) مريدا‬
Maha Berkehendak
Mukrahan (‫) مكرها‬
Yang terpaksa 16
‘A>liman (‫) عالما‬
Maha Mengetahui.
Ja>hilan (‫) جاهال‬
Yang bodoh 17
H}ayyan (‫) ا حي‬
Maha Hidup
Mayyitan (‫) ميتا‬
Yang mati 18
Sami>’an (‫) سميعا‬
Maha Mendengar
As}ammu ( ‫) م أص‬
Yang tuli 19
Bas}i>ran (‫) بصيرا‬
Maha Melihat
A’ma (‫) أعم‬
Yang buta 20
Mutakalliman
(‫) متكلما‬
Maha Berfirman
Abkam (‫) أبكم‬
Yang bisu
Sedangkan Sifat jaiz Allah Swt. berarti sifat kebebasan Allah Swt untuk berbuat sesuatu atau
tidak berbuat sesuatu sesuai kehendak-Nya yang mutlak dan tidak terikat oleh apapun dan
siapapun. Setiap orang beriman wajib mengimani sifat jaiz bagi Allah Swt. Sifat jaiz bagi
Allah Swt hanya satu, yaitu:
ْ‫تحر ُك ْهُ اوْ ح كنْ ُممْ كُْ ذُُّْ فع ُل‬
(Allah Swt memiliki kuasa penuh) untuk melakukan (berbuat) segala sesuatu yang mungkin
dilakukan dan juga (memiliki kuasa penuh) untuk meninggalkannya.
Sifat jaiz bagi Allah Swt dijelaskan dalam salah satu firman-Nya, Q.S. al-Qashash [28]: 68
‫ن ح ي ُۡش ُُُۡ ُكو َعا ا ح ل ى ح ع ح وتح ح للَُُّْ ا‬
ْ‫س يرْة ُ ح ح ۡلخ‬ ْۡ ‫أ ن ح ح ح‬
ُْ ‫ب‬
ُْ ُ‫ي ُۡل‬
‫ق ح ك ح ربُّْ ح و ح‬ ُ ُۡ ‫ي‬
َ ‫تحارُُ ُْ ح و ح شا ُْء ح يح ما ح‬ َ ‫ أ لح ُه ُْم ن ح كَْ ح ما ح‬٦٨
“Dan Tuhanmu menciptakan dan memilih apa yang Dia kehendaki. Bagi mereka (manusia)
tidak ada pilihan. Mahasuci Allah dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.”
Rangkuman
1. Akidah merupakan konsep keimanan yang menjadi dasar akidah islam, yang terkait dengan
dua aspek lainya yaitu Islam dan Ihsan, membentuk satu kesatuan utuh ajaran agama islam.
Maka makna Akidah adalah: sesuatu yang pertama kali harus diimani dengan yakin oleh
seorang mukmin dengan keyakinan yang pasti, ridho dan menerima
22 ⚫ Pendalaman Materi Akidah akhlak
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
sepenuh hati serta merasa tenang dengan keyakinannya tersebut. Atau secara sederhana
aqidah islam adalah iman kepada Allah, malaikat Allah, Kitab-kitab Allah, Rasul-rasul Allah,
Hari akhir serta qada’ dan qadar, yang kemudian dikenal dengan rukun Iman
2. Antara akidah dan akhlak memiliki hubungan yang saling terkait, yaitu bahawa akidah
sebagai dasar ajaran islam menjadi dasar sekaligus melahirkan akhlak islam, sebaliknya
menghiasi diri dengan akhlak islam akan mempertebal keimanan sebagai unsur akidah.
3. Iman kepada Allah meliputi pengakuan bahwa Allah adalah Tuhan yang wajib disembah
yang menciptakan dan mengatur alam semesta beserta isinya, tiada sekutu dan bandingannya.
Allah adalah satu satunya Tuhan yang berhak disembah, satu satunya Tuhan yang mengatur
alam semesta beserta isinya, tiada yang menyerupaiNya suatu apapun termasuk dalam sifat
dan asma’Nya inilah tauhid yang merupakan pokok dari keimanan kepada Allah
Tugas
Selamat, Anda telah menyelesaikan Kegiatan Belajar 1 tentang Akidah dan Iman Kepada
Allah. agar Anda dapat lebih memahami materi yang terdapat pada Kegiatan Belajar 1,
buatlah peta konsep (mind map) ringkasan dari materi Kegiatan Belajar 1 sehingga lebih
mudah dipahami.
Tes Formatif
Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Arti kata dari tauhid adalah…….
a. Menyatukan b. Menunggalkan c. Menetapkan d. Menentukan 2. Surat al- ikhlash ayat 1
menjelaskan tentang:
a. Manusia memiliki sikap mengumpat.
b. Manusia dibekali potensi baik dan buruk
c. Manusia lebih mencintai dunia daripada akhirat
d. Keyakinan bahwa Allah itu tunggal 3. Kata akidah yang kini sudah merupakan kosa kata
bahasa Indonesia berarti yang:
a. dipercayai hati
Modul 1 Akidah dan Rukun Iman ⚫ 23
KEMENTERIAN AGAMA RI © 2018
b. diterima hati
c. diikuti hati
d. diragukan hati
4. Yang merupakan salah satu tujuan utama beriman adalah……
a. Menentukan orientasi kehidupan
b. Mendapat kesenangan
c. Mendamaiakan konflik masyarakat
d. Membangun hubungan social
5. ‫ األعراف) يعملون ماكانوا سيجزون أسمائه في يلحدون الذين وذروا بها فادعوه الحسنى األسماء وهلل‬180 )
Kutipan ayat di atas berhubungan dengan ruang lingkup tauhid:
a. Rububiyah
b. Uluhiyah
c. Mulkiyah
d. Asma wa sifat
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di bagian
akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.
Tingkat penguasaan materi = jumlah jawaban yang benar x 100%
jumlah soal
Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali
80 – 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Jika telah mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan
modul selanjutnya. Namun jika masih kurang dari 80%, Anda dipersilakan mempelajari
kembali Kegiatan Belajar 1, terutama pada bagian yang kurang Anda kuasai.
24 ⚫ Pendalaman Materi Akidah akhlak
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
KEGIATAN BELAJAR 2: HAKIKAT IMAN KEPADA MALAIKAT DAN HARI AKHIR
Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
Memahami hakikat iman kepada Malaikat dan hari akhir, dalil-dalil dan hikmah hikmahnya.
Subcapaian Pembelajaran Mata Kegiatan
1. Memahami Hakikat Iman Kepada Malaikat.
2. Memahaami Hakikat Iman Kepada Hari akhir
3. Menyebutkan Dalil -dalil iman kepada malaikat dan Hari akhir
4. Menghayati hikmah beriman kepada malaikat dan hari akhir.
Pokok-Pokok Materi
1. Hakikat Iman kepada Malaikat.
2. Iman kepada Hari Akhir.
3. Dalil dalil Iman Kepada Malaikat dan Hari akhir
4. Hikmah Iman Kepada Malaikat dan Hari akhir
Uraian Materi
A. IMAN KEPADA MALAIKAT
1. Pengertian malaikat Allah
Kata ‘malaikat’ berasal dari kata malak, bentuk jamaknya adalah malaikah. Kata malak
memiliki arti ‘risalah’ atau ‘mengemban amanat’. Dari makna tersebut malaikat berarti
utusan Allah yang dengan patuh dan tunduk mengemban semua amanat Allah yang diberikan
kepadanya. Malaikat termasuk makhluk Allah yang bersifat ghaib yang tercipta dari substansi
cahaya dan ruh yang berfungsi dan bertugas sebagai
Modul 1 Akidah dan Rukun Iman ⚫ 25
KEMENTERIAN AGAMA RI © 2018
perantara antara Tuhan dan alam nyata. (sirait, 2013: 69) Hanya Allah yang dapat mengetahui
hakikat malaikat (QS. an-Naml (27): 65).
ْ‫ب ح لغحي‬
ْ‫أ لَُ رض‬
‫وأ ح َٰ َوتْ ح م ح س ا ل‬
َْ ْ‫ي ا ْأ َ ن ح يحشعُ ُرو ما ح و ح للَُُّْ ا أ فُْ من ح لَُُْ ح يحع‬
‫ل ا قُل‬ َّْ ‫ن ح عثُو ح يُبْ ن ح‬
‫لا‬
َْ ‫أ‬
ُْ
‫ا‬
Artinya: Katakanlah: "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara
yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.
Allah menganugerahkan kepada malaikat akal dan pemahaman serta menciptakan bagi
mereka naluri untuk taat. Allah juga memberi mereka kemampuan untuk berbentuk dengan
berbagai bentuk serta kemampuan untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang berat.
Al-Quran tidak menjelaskan tentang asal-usul penciptaan malaikat, seperti penciptaan
manusia dan jin. Tentang asal-usul penciptaan malaikat dari nur (cahaya) disebutkan dalam
hadits Nabi Saw. yang berasal dari ‘Aisyah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Ahmad,
at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah. Dalam hadits tersebut Nabi Saw. bersabda: ‫ة ح ش ح عحائْ ن ع ح‬
ُْ ‫سو‬
ْ‫ل ح ل ح قحا قحالحت‬ َْ ْ‫ح الْ ق ح و ُخلْ ح نُورْ منْ ك ْةُ ح لئْ ى المح ُخلقحت‬
ُْ ‫ل ا س ح و ح عحلحيهْ ال‬
ُ ‫ل ل ا ص ح اللْ ر‬
ُّ ْ‫من‬
ْ‫جان‬
‫لحكُ ُْ ف ح ُوصْ ما ا مْ م ح د ح ا ى ق ح و ُخلْ ح نَّرْ ح منْ مارج ح‬
Artinya: “Malaikat diciptakan dari cahaya, jin dari api yang berkobar, dan Adam (manusia)
sebagaimana telah dijelaskan kepadamu.” (HR. Ahmad, Muslim, atTirmidzi, dan Ibnu
Majah, dari ‘Aisyah r.a.).
Hadits di atas menjelaskan asal-usul malaikat, jin, dan manusia yang berbeda-beda. Karena
alasan itulah malaikat dan jin merupakan dua makhluk yang berbeda, meskipun keduanya
sama-sama makhluk ghaib. Walaupun malaikat dikatakan sebagai dzat, tetapi malaikat tidak
diberi kekuatan membeda-bedakan seperti manusia. Malaikat dalam hal ini lebih merupakan
kekuatan alam daripada bersifat seperti manusia. Fungsi malaikat hanyalah tunduk dan patuh
kepada ketentuan Allah. Malaikat tidak memiliki kekuatan untuk menyangkal atau durhaka.
Dalam hal ini al-Quran menyatakan:
26 ⚫ Pendalaman Materi Akidah akhlak
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
ْ‫لنااس ملح ح عحلحيُحا رْة ُ ح جا ح لح‬
ُْ ‫وأ ح‬
‫نف قُواْ منُواْ ح ءا ح ن ح لي ا‬ ُْ َ ‫أ ها ح وقُو ْد ُ ح نَّ ًرا ح وأَهليكُ ُْ ح سكُ ُْ ح أ‬
ُّ َ‫ل ح ا أ أ‬
‫يُُ حا يح‬ َّْ ‫ماْ ح ل‬
ْ‫ل ا د دا ح شْ ظ ال ح غْ ة ك ح ئ‬
َْ ‫صو‬
ُ ‫أ ن ح يحع‬
َ‫مرو ح يُؤْ ما ح ن ح علُو ح ويحفْ ح رهُُُْ ح م ح ْأ‬
ُ ‫نح‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. at-Tahrim (66): 6). Dalam
ayat ini mengandung pengertian bahwa malaikat itu tetap mematuhi perintah Tuhan dan tidak
pernah membantah perintah yang dibebankan kepadanya.
Dalam beberapa ayat Al Quran menggambarkan sifat dan tugas malaikat antara lain: a.
malaikat senantiasa tunduk dan patuh kepada Allah, b. diantara Malaikat ada yang bertugas
menyampaikan wahyu, c. disebutkan juga bahwasanya malaikat membantu dalam
pertempuran, d. ada di antara malaikat yang menyampaikan berita gembira terhadap orang
beriman bahwasannya dia akan masuk surga, e. Malaikat akan dating membantu orang yang
sabar dan bertakwa, f. Malaikat Juga digambarkan sebagai tantara yang tidak terlihat, g.
Malaikat Juga disebutkan sebagai pengiring manusia, dan lain sebagainya (Sirait, 2013:70-71)
2. Pengertian iman kepada malaikat Allah
Setelah kalian memahami arti malaikat selanjutnya kalian dapat memahami arti iman kepada
malaikat. Mengimani malaikat berarti kalian harus mengakui wujud malaikat, meskipun tidak
dapat melihatnya. Malaikat memiliki wujud, bukan maya (bayangan semu), bukan ilusi
(angan-angan), dan bukan pula sesuatu yang menyatu dalam diri manusia. Mengimani
malaikat juga berarti mengakui keberadaan malaikat yang selalu taat kepada Allah dan
melaksanakan semua perintah-perintah-Nya dan tidak pernah membangkang atau durhaka
kepada Allah. Dengan demikian, mengimani malaikat Allah berarti meyakini dengan sepenuh
hati bahwa Allah telah menciptakan salah satu makhluk-Nya yang bernama malaikat yang
memiliki sifat-sifat tertentu dan tugas-tugas tertentu. Di antara sifat sifat malaikat adalah
selalu patuh kepada Allah dan tidak pernah durhaka kepadaNya.
Modul 1 Akidah dan Rukun Iman ⚫ 27
KEMENTERIAN AGAMA RI © 2018
Iman kepada malaikat adalah keyakinan yang kokoh bahwa Allah memiliki malaikat yang
diciptakan dari cahaya, tidak pernah berma’siat kepada Allah dan senantiasa menjalankan
perintah Allah, senantiasa bertasbih kepada Allah siang dan malam tanpa berhenti. Tidak ada
yang mengetahui jumlah pastinya kecuali Allah, yang mengemban tugas yang berbeda beda.
Dari jumlah malaikat yang banyak tersebut ada sepuluh yang hendaknya diketahui oleh
seorang muslim beserta dengan tugas tugasnya. Adapun di antara tugas-tugas malaikat adalah
membagi rizki, menyampaikan wahyu, mencabut nyawa, dan lain sebagainya. Ada sepuluh
malaikat yang wajib kita ketahui dengan tugas-tugas khususnya, yaitu:
1. Malaikat Jibril, tugasnya adalah menyampaikan wahyu kepada para Nabi.
2. Malaikat Mikail, tugasnya membagikan rezki.
3. Malaikat Israfil, tugasnya meniup terompet pada hari akhir sebagai tanda datangnya
qiyamat.
4. Malaikat Izrail, tugasnya mencabut nyawa.
5. Malaikat Raqib, tugasnya mencatat amal baik manusia.
6. Malaikat Atid, tugasnya mencatat amal buruk manusia.
7. Malaikat Munkar, tugasnya menanyai manusia di alam kubur.
8. Malaikat Nakir, tugasnya menanyai manusia di alam kubur.
9. Malaikat Malik atau Zabaniyah, tugasnya menjaga neraka.
10. Malaikat Ridwan, tugasnya menjaga surga.
3. Hukum dan Dalil Beriman kepada Malaikat
Iman kepada malaikat hukumnya adalah wajib, dan merupakan rukun kedua dari rukun iman
yang enam. Tidak sah dan tidak sempurna iman seseorang tanpa mengimani malaikat. Allah
berfirman di dalam al-Qur’an surat Al-Baqarah (1): 177:
‫تعالى الل قال‬: "ْ‫ن ا ولحكْ ح مغربْ ح والْ ح مش ُُُۡقْ ح الْ ل ح قبح هكُ ُْ ح ُو ُجو ولُّوا ح تُْ أَنْ بْ اْ لْ ا س ح لحي‬
ْ‫رْ الخْ يومْ ح والْ ح للَُُّْ ا با ن ح م ح أْ منْ ح بْ اْ ال‬
‫ي ح والنابيذ ح والكتحابْ ح كةْ ح مالئْ ح والْ ح‬
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi
sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat,
kitab-kitab,dan nabi-nabi
QS. Al-Baqarah (1): 285.
28 ⚫ Pendalaman Materi Akidah akhlak
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
ْ‫وكُْ ح كتهْ ح مالئْ ح و ح للَُُّْ ا با ن ح م ح أْ كُ ُُ ُُْ ن ح وال ُمؤمنُو ح ربذهْ ح منْ لحيه‬
ُْ
‫تعالى وقال‬:" ْ‫ل ا ال ن ح م ح أ‬ ُ ‫سلهْ ح تُبهْ ا ل ح أُنزْ ما ح بْ ر‬
ُْ ‫سو‬ ُ ‫ور‬
ُ ‫ل‬ ُْ ‫ي حْ بح ر‬
َْ ُْ‫ق ذ ف ح ن‬
ْ‫مصْ ح الْ ك ح لحي‬
ُْ
َ‫سلهْ منْ حدْ ح ْأ‬ َّ ‫وأ َ ح‬
ُ ‫سُعنحا ح وقحالُوا ح ُر‬ ُ ‫"ير وا ح ربانحا ح ك ح رانح ح‬
ْ ‫غفْ طعنحا ح‬ ُْ
Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian
pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan
antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan:
"Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan
kepada Engkaulah tempat kembali"
Karena iman kepada malaikat adalah kewajiban manusia maka barang siapa yang
mengingkarinya maka orang tersebut telah dholim bahkan bias menjadi kafir. Allah berfirman
dalam QS. An-Nisa (4) : 136
‫تعالى قال‬: " ‫ي ح‬ ُّ َ ‫سولَُ ُُْ ح و ح للَُُّْ ا با أمنُوا منُوا ح أْ ن ح لي ا ا أ‬
َّْ ‫يُُ حا‬ ُ ‫ح عح ل ح ز ا نح لي ا ا والكتحابْ ح ر‬
ُْ ُُْ َُ‫ل منْ ل ح ز ح أَنْ لي ا ا والكتحابْ ح ول‬
‫رس ح ل‬ ُْ ‫قحب‬
‫سلهْ ح و ُكتُبهْ ح كتهْ ح مالئْ ح و ح للَُُّْ ا با يحكفُرْ منْ ح و ح‬
ُ ‫ور‬
ُ ‫ضال َلْ ح ل ا ض ح فحقحدْ الخرْ يومْ ح والْ ح‬
ً‫"بحعيدْا‬
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada
kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya.
Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-
Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya
QS. Al-Baqarah(1): 97-98
ْ‫ي حْ بح ما ح لْ دقْا ً ذ ص ح ُْم للَُُّْ ا ا ذن‬
ُْ
ُ‫با ك ح قحلبْ ل ح عح لَُُْ ح ز ا نح ناْه‬
ُْ
ًْ ‫ۡشى حْ وبُْ ح وهُد‬
، ‫تعالى وقال‬: "ْ‫ى ح ديهْ ح يح فحا ل ح لجبُُُي وْا ً ذ عح ْد ُ ن ح كَْ ح منْ ح قُل‬
ْ‫سلهْ ح كتهْ ح مالئْ ح و ح للَُُّْ اْ وْا ً ذ عح ْد ُ ن ح كَْ ح منْ ح *ي ح لل ُمؤمن‬
ُ ‫ور‬
ُ ‫ن ا بُْ وجْ ح‬
ُْ
َّْ ‫"ن ح كَفري ح للْ عحدُوْ ل‬
‫ل ح ا ا فحا ل ح كَْ ح ومي ح ل ح ي‬
Katakanlah: "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya
(Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang
sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman.
Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan
Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir.
4. Bagaimana Cara Beriman Kepada Malaikat?
Modul 1 Akidah dan Rukun Iman ⚫ 29
KEMENTERIAN AGAMA RI © 2018
Ada dua bentuk iman kita kepada malaikat, yaitu iman kepada malaikat secara global dan
iman kepada malaikat secara terperinci.
Pertama, Iman kepada Malaikat secara global meliputi dua hal:
1. Mengakui wujud (adanya) malaikat, malaikat adalah salah satu makhluk dari makhluk-
makhluk Allah, Allah menciptakan malaikat untuk beribadah kepadaNya, wujudnya adalah
hakiki, ketidak mampuan kita melihatnya bukan berarti malaikat tidak ada.
2. Posisi yang ditempati malaikat adalah semata-mata karena (kehendak) Allah, malaikat
memahami perintah Allah, Allah memuliakan Malaiakat, meninggikan maqamnya dan
mendekatkan malaikat kepadaNya, diantara mereka ada yang diutus menyampaikan wahyu,
mereka tidak memiliki kuasa kecuali atas kehendak allah.
Kedua, Iman kepada malaikat secara rinci, meliputi:
1. Iman kepada malaikat terkait dengan materi penciptaanya, bahwa malaikat diciptakan dari
cahaya.
2. Mengenai jumlahnya, kita percaya bahwa malaikat banyak jumlahnya dan tidak ada yang
mengetahui jumlah pastinya kecuali Allah.
3. Nama-namanya, kita wajib percaya dengan nama nama malaikat yang disebutkan oleh allah
dalam al-Qur’an atau yang dikhabarkan oleh Rasulullah saw.
4. Sifat sifat malaikat, bahwa malaikat diciptakan nyata memiliki jisim, bahwa malaikat
memiliki sayap, bahwa malaikat dapat menyerupai makhluk lain, bahwa malaikat tidak butuh
makan dan minum, malaikat bias meninggal, malaikat beribadah kepada Allah. Dan diantara
sifat ibadahnya adalah: terus menerus tanpa putus, ikhlas, selalu taat dan tidak pernah
maksiat, tawadhu’.
5. Kewajiban manusia kepada malaikat. Yang meliputi, yakin dan percaya kepada malaikat,
mencintai dan memuliakan malaikat, tidak mencaci malaikat, menyukai apa yang disukai
malaikat.
5. Hikmah Beriman kepada Malaikat Allah
Memperhatikan tugas-tugas malaikat seperti diuraikan di atas, ada beberapa hikmah yang bisa
dipetik dari beriman kepada malaikat. Tentunya kalian dapat mendiskusikan dengan teman-
teman kalian atau dengan siapa saja yang lebih tahu tentang hal ini. Untuk membantu kalian
dalam hal ini, akan dikemukakan beberapa hikmah tersebut, yaitu:
30 ⚫ Pendalaman Materi Akidah akhlak
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
1. Seseorang akan terhindar dari keragu-raguan tentang kitab suci yang diberikan Allah Swt.
kepada para nabi, karena diyakini bahwa semua itu berasal dari Allah Swt.
2. Seseorang akan terhindar dari keputusasaan, karena para malaikat senantiasa memberikan
semangat dan dorongan kepadanya, baik dalam bentuk pemberian rizki, rahmat, memohonkan
ampunan, dan memberi kabar gembira.
3. Seseorang akan menjadi lebih berhati-hati dalam berbuat, karena ada malaikat yang
mencatat semua perbuatan yang dikerjakan.
B. IMAN KEPADA HARI AKHIR
1. Pengertian Iman Kepada Hari Akhir.
Satu diantara rukun iaman adalah iman kepada hari akhir, iman kepada hari akhir merupakan
aspek akidah dan terkait dengan iman kepaga yang Ghaib.
Yang dimaksud dengan Hari Akhir adalah Hari kiamat, hari dimana manusia dibangkitkan
dari kuburnya untuk dilakukan perhitungan amalnya dan diberikan balasan perbuatannya, jika
perbuatannya baik dibalas baik (pahala) jika perbuatannya jelek dibalas jelek (dosa dan siksa)
yang selanjutnya dari perhitungan amal tadi ditentukan balasannya apakah surga atau neraka.
Oleh karena itu Iman kepada Hari Akhir ini setidaknya meliputi tiga aspek penting yaitu: Al-
Ba’tsu (Dibangkitkan dari kubur), Al-Hisab wal Jaza’ (Perhitungan Amal dan Balasannya),
serta Al-Jannah wa an-Nar (surge dan neraka). Hari akhir disebut juga dengan hari kiamat
atau Yaumul Ba’ats (hari Kebangkitan) Yaumul Mahsyar yaitu (hari dikumpulkannya manusia
dipadang Mahsyar) disebut juga Yaumul Mizan (hari pertimbangan Amal) atau disebut juga
Yaumul Hisab (hari perhitungan amal hari akhir) disebut juga dengan Yaumul jaza (Hari
pembalasan). (Sirait: 2013)
Orang yang tidak beriman seringkali bertanya adakah kehidupan setelah kematian? ini adalah
pertanyaan yang selalu timbul dalam pikiran manusia bahkan inilah soal yang telah dicoba
dipecahkan oleh manusia sejak dia pandai mempergunakan akal pikirannya bukan saja dalam
pemikiran agama tetapi juga dalam dalam pikiran filsafat Adakah nyawa yang dipunyai
seseorang akan hilang begitu tubuh manusia mati dan masuk dalam kubur diskusi tentang
hilangnya nyawa Bersama hilangnya tubuh atau ke kanan nyawa adalah diskusi yang sangat
tua dan sangat sulit kiranya mengkaji hal ini Jika seseorang hanya menggunakan kekuatan
piker Semata.
2. Posisi iman kepada hari akhir
Modul 1 Akidah dan Rukun Iman ⚫ 31
KEMENTERIAN AGAMA RI © 2018
Di dalam al-quran ada 2 hal terkait dengan keimanan yang banyak dibahas yang pertama
adalah uraian tentang keesaan Allah serta pembuktian tentang keesaan Allah tersebut yang
kedua adalah uraian dan pembuktian tentang hari akhir bahkan tidak jarang Alquran dan hadis
nabi menyebut kedua hal tersebut untuk mewakili rukun rukun iman lainnya dari sini Nampak
sekali bahwa keimanan kepada Allah berkait kelindan dengan keimanan kepada hari akhir dan
memang keimanan kepada AllAh tidak sempurna kecuali dengan keimanan kepada hari akhir
Hal ini disebabkan keimanan kepada AllAh menuntut amal perbuatan sedangkan amal
perbuatan baru sempurna jika motivasinya juga didasarkan dengan keyakinan tentang adanya
hari kemudian karena kesempurnaan ganjaran atau pahala dan balasannya hanya ditemukan di
hari akhir.
3. Percaya kepada hari akhir merupakan prinsip agama
Hanya dengan beragama, barulah kekacauan pikiran karena filsafat misalnya, dapat
diselesaikan. Bagaimanapun panjangnya perjalanan pencaharian yang dilakukan filsafat itu,
akhirnya mempunyai batas dan perhentian. Sebab, wilayah filsafat ada pada pikiran
sedangkan wilayah agama ada pada iradat (kemauan) dan rasa (gevoel) . dan hidup adalah
gabungan dari ketiganya (Hamka, 1978).
Dalam agama khususnya agama samawi, jika seseorang telah menerima sepenuh hati tentang
Tuhan Yang Maha pengatur alam maka dengan sendirinya akan percaya pula kepada orang
yang diberi Wahyu yaitu Nabi dan Rasul sementara seluruh nabi dan rasul itu menyerukan
dan menyampaikan adanya hidup setelah kehidupan yang ada di sekarang ini oleh sebab itu
kepercayaan kepada hari akhir adalah termasuk inti dari agama karena tidak percaya kepada
hari akhir berarti telah menciderai terhadap system kepercayaan agama itu sendiri. (Hamka,
1978; Ahmed, 1994)
Iman kepada hari akhir meliputi makna bahwa di suatu saat nanti Allah akan menciptakan
suatu masa yang disebut hari kiamat dan itu menjadi keyakinan yang dipegang Teguh. Hari
kiamat adalah hari dibangkitkannya manusia dari alam kubur untuk mempertanggung
jawabkan seluruh amal perbuatannya di hadapan Allah. Dengan meyakini hari kiamat maka
hal ini bisa mencegah kita untuk selalu menghindarkan diri dari perbuatan buruk karena kita
sadar bahwa nanti kita akan dituntut di hadapan Allah untuk mempertanggungjawabkan
semua perbuatan kita.
Hari kiamat yang kita yakini pasti akan datang digambarkan oleh beberapa penulis merupakan
peristiwa yang sangat dahsyat sebagaimana juga dilukiskan di dalam al-quran surat At Takwir
ayat 1 sampai 7 yang artinya kurang lebih:
32 ⚫ Pendalaman Materi Akidah akhlak
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
Apabila matahari digulung
dan apabila bintang-bintang berjatuhan
dan apabila gunung-gunung dihancurkan
dan apabila unta unta bunting ditinggalkan
dan apabila binatang-binatang buas dikumpulkan
dan apabila lautan dijadikan meluap
dan apabila ruh-ruh dipersatukan
maka dari ayat tersebut dijelaskan menurut Jamaluddin bahwa kehancuran total Apa yang
disebut dengan kiamat dimulai dengan berkontraksinya alam semesta kalimat apabila
matahari digulung menggambarkan saat alam semesta mulai mengerut sehingga galaksi
galaksi saling mendekat termasuk tata surya saling bertumbukan sehingga jatuh menimpa satu
sama lain alam semesta semakin mengecil hingga akhirnya kembali menjadi satu kesatuan
seperti awal penciptaannya yang dalam dunia sains dikenal dengan sebutan Ikram atau
keruntuhan besar sebagai kebalikan dari Big Bang yaitu ledakan besar yang menjadi awal
tercipta terciptanya alam semesta.
Dahsyatnya hari kiamat juga digambarkan dengan gunung-gunung yang dihancurkan betapa
mengerikan menggambarkan gunung dihancurkan sementara kita melihat gunung Meletus
saja sudah membawa akibat yang luar biasa sedangkan di hari akhir nanti gunung-gunung
tidak hanya satu tidak hanya Meletus tetapi dihancurkan gunung yang menjadi pasak dari
bumi dihancurkan sehingga bumi kehilangan keseimbangan nya yang akhirnya ikut hancur
karena ya itulah gambaran dahsyatnya hari kiamat.
Kiamat yang digambarkan demikian Dahsyat ini berakibat pada musnahnya seluruh makhluk.
Di antara manusia yang ingkar dengan hari akhir mencoba menyanggah kebenaran hari akhir
sebagaimana yang difirmankan oleh Allah di dalam surat Yasin 36 ayat 78-83
‫ضححوح‬ ًْ
َْ ‫مثحال ح لحنحا ب ح‬ ‫يُْ من ح ل ح قحا خلقح ْهُ ح سْ حْ ح ون ح‬
ُ ْ‫يْ رمْ ح هْ حْ و ح م ح ظ ح لع‬
ْ‫أ ى‬
Modul 1 Akidah dan Rukun Iman ⚫ 33
KEMENTERIAN AGAMA RI © 2018
Artinya: Dan ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia
berkata: "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?"
‫يُييحا قُلْ رةْ ا م ح ل ح و ا ْأ َ هاْ ح شْأ َ ح أَن لىْ ا‬
ُ ‫يْ عحلْ خلقْ ح ك ذُُّْ بْ و ح و ْهُ ح أ‬
Artinya: Katakanlah: "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang
pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk.
‫تُوق ْدُ من ْهُ ذْ أَنتُ ُُْ ذاْ ح‬
ُْ
َّ ‫فحا نَّ ًرا ح‬
ْ‫ضُْ ح لَُ خ‬
‫أ جرْ ح ش ا ل‬
‫أ ن ح م ذْ لحكُْ ل ح ع ح ج ح لى ا‬
‫نحوأ‬
Artinya: yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba
kamu nyalakan (api) dari kayu itu".
ْ‫ل ح أَن لْ ى ح عح درْ بقح ض ح لَُ ر‬
ُْ ُ‫ي‬
َ ‫و ح و ْهُ ح ل ى ح بح مثلح ُهم ق ح‬
‫وأ ح َٰ َوتْ ح م ح س ا ل‬
‫أ ق ح خلح ح لى ا‬
َ‫ي ح لْ أ س ح ولحيْ ح ْأ‬
ُّْ ‫عل‬
ُْ ‫أ‬
ْ‫ق خال ح ل‬
‫أ‬
Artinya: Dan tidaklah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa menciptakan
yang serupa dengan itu? Benar, Dia berkuasa. Dan Dialah Maha Pencipta lagi Maha
Mengetahui.
‫شيًُ ا ح د ح را ح ْأَ ذاْ ح‬ َ
ْٔ ‫ل ح يحقُو أن‬
ُْ
‫ا أَم ُرْهُ ماْ ح نا‬
ُْ
‫فحيح ُكونُْ ُكن لَُُْ ح ا‬
Artinya: Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata
kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia.
ْ‫ن ح جعُو ح تُرْ لحيه‬
ُْ
‫شُءْ ح كُْ ذُُّْ ملح ُكوتُْ ح يدهْ ح بْ لى ا‬
َ ‫وا ح‬
ْ‫فحس‬
ُ ْ‫أ ن ح ح ح ب‬
Artinya: “Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaaan atas segala sesuatu dan
kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.”
Ayat-ayat di atas menurut menurut al-kindi mengandung beberapa hal yakni: pertama,
keberadaan kembali sesuatu setelah kepunahannya adalah bisa atau mungkin karena
menghimpun sesuatu yang telah berpisah pisah atau mengadakan sesuatu yang tadinya belum
pernah ada lebih mudah dari pada mewujudkan yang pertama kali, meskipun sesungguhnya
bagi Allah Tidak ada istilah lebih mudah atau lebih sulit karena jika Allah menghendaki maka
Allah berkata “jadilah! maka jadilah, Kedua, kehadiran atau wujud sesuatu dari sumber yang
berlawanan dengan nya mungkin terjadi Bagaimana terciptanya api dari daun hijau (yang
mengandung air). hal ini diinformasikan oleh ayat yang berbunyi “yang menjadikan untukmu
api dari kayu yang
34 ⚫ Pendalaman Materi Akidah akhlak
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
hijau”, Ketiga, menciptakan manusia dan menghidupkannya setelah kematiannya lebih
mudah bagi Allah daripada menciptakan alam raya yang sebelumnya tidak pernah ada hal ini
dapat dipahami dari firman Allah dan tidak kah tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu
berkuasa menciptakan yang serupa dengan itu, keempat, untuk menciptakan dan atau
melakukan sesuatu betapapun besar dan Agungnya ciptaan itu Bagi Tuhan tidak diperlukan
adanya waktu atau materi ini jelas berbeda dengan makhluk yang selalu membutuhkan
keduanya hal ini bisa dipahami dari firman Allah jadilah maka terjadilah. (sirait, 2013:245-
246)
Maka iman kepada hari akhir ini menjadi salah satu pembeda antara orang mukmin dan orang
yang tidak mukmin. Orang yang beriman yakin dengan kehidupan setelah kematian.
Sebagaimana telah dibahas dalam pembahasan iman kepada malaikat, salah astu malaikat
Allah ada yang bertugas meniup sangkakala, tiupan pertama adalah sebagai tanda kiamat
dimana semua makhluk binasa. Sedangkan pada tiupan kedua manusia yang telah meninggal
dunia dibangkitkan dari kuburnya.
Aspek keimanan yang masuk dalam lingkup iman kepada Hari akhir yang pertama adalah Al-
Ba’tsu. dimaksud dengan Al-Ba’tsu adalah dibangkitkannya manausia dari kematian di hari
kiamat kelak.
Kebangkitan dari kematian pada hari kiamat kelak atau yang disebut dengan Al ba’tsu, adalah
benar adanya yang didasarkan dari dalil-dalil Alquran as-sunnah serta ijma’ para ulama.
Para ulama bersepakat tentang kebenaran hari akhir juga kebangkitan manusia dari kuburnya
di hari akhir kelak.
Hal kedua yang terkait dengan iman kepada hari akhir adalah iman dengan hisab dan jaza’,
yaitu perhitungan amal perbuatan manusia dan pembalasan atas perbuatan-perbuatan manusia.
Hal ini juga benar adanya didasarkan pada dalil-dalil dari Al-quran sunnah serta ijma’ para
ulama.
Hal ketika yang juga berkaitan dengan iman kepada hari akhir adalah percaya tentang adanya
surga dan neraka sebagai tempat kembali yang abadi bagi makhluk.
Surga adalah tempat dari segala kenikmatan yang dijanjikan oleh Allah bagi hamba-
hambanya yang Mukmin yang bertaqwa yang beriman dengan segala sesuatu yang wajib
diimani serta senantiasa taat kepada Allah dan rasulnya ikhlas karena Allah mengikuti
Rasulullah di dalamnya ada bermacam-macam kenikmatan kenikmatan yang
Modul 1 Akidah dan Rukun Iman ⚫ 35
KEMENTERIAN AGAMA RI © 2018
belum pernah dilihat oleh mata belum pernah didengar oleh telinga bahkan belum pernah
terbersit dalam hati manusia.
Sedangkan Neraka adalah tempat yang berisi dengan siksa yang dijanjikan dan disediakan
Allah bagi orang-orang kafir orang-orang obrolin orang-orang yang mengingkari Allah dan
dan menentang Rasul Nya di dalamnya bermacam-macam siksa siksa yang belum pernah
terbesit dalam hati manusia.
Disamping tiga hal yang disebutkan di atas ada beberapa hal yang terkait dengan iman dengan
hari akhir yaitu iman dengan segala sesuatu yang terjadi setelah mati diantaranya adalah:
1. fitnatul qobri atau fitnah kubur yaitu pertanyaan kepada mayit setelah dikuburkan tentang
siapa Tuhannya Apa agamanya dan siapa nabinya makalah menetapkan bagi orang-orang
yang beriman dapat menjawab pertanyaan tersebut dan mengatakan Allah Tuhanku Islam
agamaku dan Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam nabiku sementara orang-orang yang
dholim dan orang-orang kafir tidak akan mampu menjawab atau menjawab tidak tahu
sedangkan orang-orang munafik menjawab tidak tahu aku pernah mendengar orang
mengatakan sesuatu lalu aku bunuh.
2. siksa dan nikmat kubur. Adapun siksa kubur diberikan atau untuk orang-orang yang zalim
orang-orang munafik dan orang-orang kafir. Sedangkan nikmat kubur diberikan kepada
orang-orang Mukmin.
Maka sesungguhnya iman kepada hri akhir ini meliputi iman kepada segala hal yang akan
terjadi kelak setelah manusia meninggal, bahwa ada kehudupan setelah kematian dan ada
urut-urutan kejadian di dalamnya. Urutannya dimulai dengan kematian manusia.
1. Mati.
Kematian adalah fase pemisah antara kehidupan dunia dan akhirat. Kematian adalah suatu
yang pasti dan tidak dapat di hindari:
‫تعالى قال‬: ‫وأُدْ ح الناارْ عنْ ح ح ح ُزحزْ منْ ح فح مةْ ح القيحا م ح يحوْ ركُ ُُ ُْ ح أ ُ ُجو ن ح وفاوْ ح تُْ ما ح نا‬
ُْ
}ُُُْ ُُ ُ‫فحقحدْ ة ح جنا ح الْ ل ح خْ وا ح موتْ ح الْ ذائقح ْةُ ح نحفسْ ك‬
‫ل ا نْ الَُُّْ يا ْة ُ ح ح ح الْ ما ح و ح ز ح فحا‬ ُْ ‫{الغُ ُرورْ متحا‬
َْ ‫ع ح‬
ُْ
‫ َعران ألْ] ا يا ح‬: 185 .]
Mati adalah berpisahnya Ruh dari raga, berpisahnya anak dari orang tua dan dunia yang fana
ini.
2. Kubur
36 ⚫ Pendalaman Materi Akidah akhlak
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
Setelah manusia meninggal maka dikuburkan, dimpat yang sempit dan gelap gulita. Di dalam
kubur orang yang meninggal akan ditanya sebagaimana telah diterangkan pada pembahasan
sebelumnya, juga didalam kubur ada nikmat qubur bagi orang mukmin yang beramal sholeh,
sebaliknya orang yang kafir akan mendapatkan siksa qubur.
3. Al-Ba’tsu wal Hasyru (Dibangkitkan dan dikumpulkan)
Telah diterangkan sebelumnya iman kepada hari akhir di dalamnya meliputi pula kayakinan
tentang kebangkitan kembali. Yakni setelah kiamat terjadi maka manusia akan dibangkitkan
(dihidupkan) kembali inilah yang disebut al-Ba’tsu. Kemudian dikumpulkan di padang
mahsyar dalam keadaan seperti ketika dilahirkan, tanpa pakaian tanpa alas kaki. Inilah al-
hasyru.
َْ ‫ث ْا ُ للَُُّْ ا ا ء ح شا ح منْ ح‬
‫تعالى قال‬: ‫ل ا‬ ُْ ْ‫خ ح نُف‬
ُْ
ُّ ‫رى ح أُخْ فيهْ ا الَُ رضْ فُْ منْ ح و ح واتْ ح ما ح س ا ال فُْ منْ ح ق ح صعْ ح فح ال‬
} ‫صورْ فُْ خ ح ونُفْ ح‬
ُ ‫{ن ح يحن‬
‫ظ ُرو م قيحا هُُُْ ذا ح‬
ُْ
‫الزمر] فحا‬: 68 .]
‫تعالى قال‬: ‫ل ح ح ز ح زلْ ح ن ا‬
َْ ‫شُْ ح ساعحةْ ا ال‬ ُْ ‫ر ُْم كُ ُُ ُُُْ ه‬
َ ‫ل ح تحذْ نَحا ح روْ ح تح م ح يحوْ * يْ عظْ ح ء‬
ُْ
ُّ َ‫النااس أ‬
َّْ ‫يُُ حا‬
}‫يح‬ ُْ ‫َعا ا ح عةْ ح ضْ ا رباكُ ُْ ح اتاقُوا‬
‫س س ح الناا رى ح وتح ح لحهحا َحُْ ح َحُلْ ح ذاتْ ح كُ ُُ ُُُْ ض ُْع ح وتح ح عتْ ح ض ح أَ ْر‬
ُْ ‫ما ح و ح رى ح كَْ ح‬
ُُُْ‫س ه‬
ُْ ‫{د شدي ح للَُُّْ ا ا ب ح ذا ح عح ن ا ولحكْ ح رى ح كَْ ح ب‬
]‫الحج‬: 1 ، 2 .]
4. Al Hisab (Perhitungan Amal)
Setelah dikumpulkan maka dilakukan perhitungan amal dan pembalasan semua perbuatan
manusia selama di dunia, serta diserahkan buku catatan amalnya. (sebagaimana keyakinan
umat islam bahwa ada malaikat yang ditugaskan mencatat amal perbuatan manusia yaitu
rokib dan atit), kemudian ditimbang perbuatannya mana yang lebih berat pahala atau dosanya
(mizan). kemudian diberikan balasan sesuai dengan perbuatannya jika amalnya sholeh dibalas
demham surga, dan jika amalnya buruk di lemparkan ke neraka.
ُ ‫ي ح ن ح ويحقُولُو ح فيهْ ما ا مْ ي ح ُمشفقْ ي ح ال ُمجرمْ ت َى ح ح فح الكتحابُْ ع ح‬
‫تعالى قال‬: } ‫ووضْ ح‬ َّْ ‫ويلحتحنحا ح‬
‫ل ح الكتحابْ ذا ح ه ح مالْ ح‬
َْ ‫يُغحاد ُْر‬
َْ ْ‫ل ح و ح حاضَُ ًُ ا ح عَُّلُوا ح ما ح جد ُوا ح و ح و ح ها ح صا ح أَح‬
‫لا‬ َْ َُُُْ ‫{حدًا ح ْأ َ ك ح ربُّْ ح يحظل‬
ُْ
‫ل ح و ح يرْةً ح صغْ ح‬
َْ ‫الكهف] ا ير ْة ً ح كبْ ح‬: 49 .]
‫تعالى قال‬: ْ‫حباةْ ح ل ح مثقحا ن ح كَْ ح ن‬
ُْ
} ‫خرْ ح منْ وا ح شيئًا ح س نحفْ لَُُْ ح تُظْ ال ح فح مةْ ح القيحا يومْ ح لْ القسطح ن ح وازي ح م ح الْ ض ُْع ح ونح ح‬
‫أَتحينحا دلْ ح‬
‫لنبياء أ ا] {ي ح بْ حاسْ ح بنحا فى ح ك ح و ح بُحا‬: 47 .]
‫تعالى قال‬: }‫الحجر] {ن ح ملُو ح يحعْ َكنُوا ح َعا ا ح * ي ح جعْ حْ ْأ َ َّنُُ مْ ا لحنحسأَلح ك ح ربذ ح و ح فح‬: 92 ، 93 .]
Modul 1 Akidah dan Rukun Iman ⚫ 37
KEMENTERIAN AGAMA RI © 2018
Setelah dibangkitkan dan dikumpulkan di mahsyar untuk di hisab umat islam meyakini
adanya pertolongan yang disebut dengan Syafa’at slah satunya yang paling agung adalag
syafa’at Rasulullah saw.
5. Kemudian adalah Shirath adalah Jembatan/jalan yang membentang di atas neraka menuju
surga. Namun demikian tidak semua manusia dapat melewatinya, hanya orang orang yang
ahli surga yang dapat melewatinya.
َْ ‫ث ْا ُ * مقضيًّا ح حت ًما ح ك ح ربذ ح ل ح عح ن ح كَْ ح ها ح وار ْد ُ ح‬
‫تعالى قال‬: ‫ل ا‬ ُْ ‫ونح ح اتاقحوا ن ح لي ا ا جي ذْ نُنح‬
‫ذر ح‬
ُْ ‫ظ ا ال‬
ُْ
ْ‫ا منكُ ُْ ن‬
ُْ
} ‫{جثيًّا فيحا ي ح المْ وا ح‬
]‫مريم‬: 71 ، 72 .]
6. Surga dan Neraka
Telah dibahas pula dalam bab sebelumnya tentang surga dan neraka. Bagi orang muslim,
mukmin dan sholeh yang pahala amal sholehnya lebih banyak dari dosanya akan menjadi ahli
surga. Sebaliknya orang yang kafir dan banyak dosanya akan masuk neraka.
Gambaran alur perjalan hidup manusia hingga kelak sampai di surge atau neraka dapat
diilustrasikan sebagai berikut:
Gambar.1
Tahapan perjalan hidup manusia
Sumber: https://mentari9.files.wordpress.com/2017/09/kehidupan-
dunia_akhirat_agunkzscreamo-blog.jpg
38 ⚫ Pendalaman Materi Akidah akhlak
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
4. Hikmah iman kepada hari akhir
Dengan beriman kepada hari akhir kita akan mendapatkan hikmah yang besar diantaranya
adalah:
Pertama, cinta di dalam melakukan ketaatan serta senantiasa menjaga perilaku taat dengan
mengharap pahala untuk bekal di hari akhir
Kedua, takut untuk melakukan perbuatan maksiat serta Ridho meninggalkan perbuatan
tersebut karena takut akan siksa Allah di hari kiamat kelak.
Ketiga, sebagai hiburan bagi orang mukmin atas apa yang telah dilewatkan nya di dunia
bahwasanya kelak di akhirat dia akan mendapatkan nikmat dan pahala.
5. Bantahan Bagi Orang Yang Meragukan Kebangkitan Di Hari Akhir
Sebagaimana diungkapkan di atas bahwa ada di antara manusia yang mengingkari kebenaran
hari akhir bukan hanya manusia manusia zaman sekarang tetapi umat-umat terdahulu bahkan
pada masa Nabi Nabi sebelum Nabi Muhammad ada di antara manusia yang mengingkari
tentang kebenaran hari akhir.
Akan tetapi dugaan orang-orang yang menentang kebenaran hari akhir ini dibantah
berdasarkan dalil-dalil syara maupun secara indrawi dan akal.
Adapun dalil Al-Quran yang menyebutkan bantahan terhadap orang-orang yang mengingkari
َّْ ‫جديدًا﴿ ح خلقًا ح ن ح مبعُوثُو ح لح‬
kebangkitan kelak di hari akhir adalah: ‫ن ا‬
ُْ
ُ ‫ْأ َا‬
‫ورفحاتً ًُْ ح ظا ًما ح عْ ُكناا ذا ح‬
ُْ
‫ أَا وقحالُوا ح‬٤٩ ْ‫ حديدًا﴿ ح أَوْ ر ْة ً ح جا ح حْ ُكونُوا ﴾قُل‬٥٠ ﴾ ْ‫يحكبُ ُُُْ ما ا مْ خلقًا ح أَو‬
َّْ ْ‫ح س ُهمْ ح ُر ُءو ك ح لحيْ و ا ْأ َ ركُ ُُ ُْ ح ط ح فح لي ا ا قُل‬
ُ ‫ن ح يُعي ْد ُ منْ ح ن ح يقُولُو ح س ح فح‬
ُْ‫صدُوركُ ُُ ُْ ف‬
‫قُلْ و ح ْهُ تْ ى ح م ح ن ح ويحقُولُو‬
ُْ
‫ا ن ح سيُنغضُو ح فح رةْ ا م ح ل ح‬
‫ قحريبًا﴿ ن ح يح ُكو أَنْ سْ ى ح ع ح‬٥١ ‫ل ا‬
َْ
ُْ
ْ‫ا لحبثتُ ُُ ُْ ن‬
ُْ
ُ ‫يال ا ن ح وتح‬
ُ ‫ظنُّو ح بمدهْ حْ ن ح تحجيبُو فحتحسْ يحد‬
ْ‫عوكُ ُُ ُْ م ح ﴾يحو‬ ْ ً ‫قحل‬
Artinya: Dan mereka berkata: “Apakah bila kami telah menjadi tulang-belulang dan benda-
benda yang hancur, apa benar-benarkah kami akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk
yang baru?” Katakanlah: “Jadilah kamu sekalian batu atau besi, atau suatu makhluk dari
makhluk yang tidak mungkin (hidup) menurut pikiranmu”. Maka mereka akan bertanya:
“Siapa yang akan menghidupkan kami kembali?” Katakanlah: “Yang telah menciptakan
kamu pada kali yang pertama”. Lalu mereka akan menggeleng-gelengkan kepala mereka
kepadamu dan berkata: “Kapan itu (akan terjadi)?” Katakanlah: “Mudah-mudahan waktu
berbangkit itu dekat”,yaitu pada hari
Modul 1 Akidah dan Rukun Iman ⚫ 39
KEMENTERIAN AGAMA RI © 2018
Dia memanggil kamu, lalu kamu mematuhiNya sambil memujiNya dan kamu mengira, bahwa
kamu tidak berdiam (di dalam kubur) kecuali sebentar saja.[al Isra`/17:49-52]. Adapun
bantahan secara indrawi kepada orang yang mendustakan kehidupan setelah kematian adalah
apa yang disampaikan oleh Allah di dalam Al-quran Bagaimana Allah memperlihatkan
kepada hamba-hambaNya bagaimana Allah menghidupkan kembal yang sudah mati di dalam
dunia ini. contohnya di dalam surat al-baqarah ada beberapa ayat yang menunjukkan tentang
hal tersebut.
Yang pertama, adalah kisah kaumnya Nabi Musa ketika mereka berkata kepada Nabi Musa
kami tidak percaya kepadamu sehingga kami bisa melihat Allah secara nyata dengan kasat
mata makalah mematikan Mereka kemudian menghidupkannya kembali hal ini diceritakan
oleh Allah di dalam al-quran: ْ‫ي ح قُلتُ ُُ ُْ ذ‬ َْ ْ‫ل ح ا ا رى ح نح تْ ى ا ح ح لْ ح ح ن ح نُؤمْ لحن‬
َّْ ‫س ى ح ُمو‬ َّْ ‫ل‬
‫ظ وأَنتُ ُُ ُْ ح صاعقح ْةُ ا ال ذتكُ ُُْ ح خ ح فحْأ َ رْةً ح جُْ ح‬
ُْ ‫ر تحن‬
ُْ
‫ن ح و وا ح‬
Artinya: Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: “Hai Musa, kami tidak akan beriman
kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang, karena itu kamu disambar halilintar,
sedang kamu menyaksikannya”. (QS:Al-Baqarah : 55). ُ ‫ث ْا‬
ُْ ‫ح لح وتكُ ُْ م ح بحعدْ منْ عثنحاكُ ُُ ُْ ح بح‬
ُْ ُ‫ن ح تحش ُك ُرو عالك‬
Artinya: “Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati, supaya kamu bersyukur.”
(QS:Al-Baqarah : 56).
Dan masih banyak lagi ayat-ayat Alquran yang menjelaskan tentang kebenaran hari akhir
Bahwasanya Allah kuasa untuk menghidupkan yang telah mati seperti kisah orang yang
terbunuh yang menjadi sebab perselisihan Bani Israil yang kemudian Allah memerintahkan
untuk menyembelih seekor sapi maka mereka memukulkan dengan sebagian dari sapi itu agar
orang yang meninggal itu hidup kembali dan mengabarkan Siapa yang membunuhnya hal ini
termuat di dalam al-quran:
َْ َٰ ‫ر أ‬
‫حدا‬
ْ‫سا قحتحلتُ ُُ ُْ ذ‬
ً ‫فحأ نحف‬
ُْ
‫ن ح تحكتُ ُمو ُكنتُ ُُ ُْ ما ا ج ُمخرْ للَُُّْ ا و ح فيحا تُ ُُ ُْ ءْ وا ح‬
‫أ‬
40 ⚫ Pendalaman Materi Akidah akhlak
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
Dan (ingatlah), ketika kamu membunuh seorang manusia lalu kamu saling tuduh menuduh
tentang itu. Dan Allah hendak menyingkapkan apa yang selama ini kamu sembunyikan.
ُ‫يُْ لْ حْ َْٰذَ ح ك ح بعضهحا ح بْ ضَُ ُُبُوْه‬ ُ
‫ن ح تحعقلُو عالكُ ُْ ح لح تهْ ءايح ح ويُريكُ ُْ ح تْ ى ح موْ ح لْ أ فحقُلنحا‬
‫أ للَُُّْ ا‬
ْ‫أ ى‬
Lalu Kami berfirman: "Pukullah mayat itu dengan sebahagian anggota sapi betina itu!"
Demikianlah Allah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati, dam
memperlihatkan padamu tanda-tanda kekuasaan-Nya agar kamu mengerti.
Atau kisah Nabi Ibrahim yang ingin mengetahui bagaimana Allah menghidupkan yang telah
ُّْ ‫ى ح بح ل ح قحا تُؤمنْ ولحمْ ح ْأ َ ل ح قحا تْ ى ح موْ ح الْ تُ ُُ ُيُْ ف ح كيْ ح أَرنُْ ب ذْ ر ح راه‬
mati: ْ‫ي ح ب‬
‫ل‬
ُْ
ْ‫ا ل ح قحا ذ‬
ُْ
‫ن ح مْ ع ْةً ح أَربح فح ُخذْ ل ح قحا قحلبُْ ئْ اْ م ح يطْ ح لْ كنْ ولح ح وا ح‬
ُْ ْ‫ث ْا ُ ُجز ًءا ن ا منَُ ُُْ جبحلْ ح كُْ ذُُّْ ل ى ح عح علْ ح اج‬
ْ‫ث ْا ُ ك ح لحي‬ ُْ ُ‫ع ْه‬
ُ ‫وا ح سعيًا ح ك ح يحأتينح ن ا اد‬
ُْ
‫فحصُُْهُ طيرْ ا ال‬
ُ ‫ل ح ا ا ن ا ْأ َ لَُْ ح عْ ا ن ا‬
َّْ ‫يْ حكْ ح ز عزي ح ل‬
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku
bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati”. Allah berfirman: “Belum yakinkah
kamu?” Ibrahim menjawab: “Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap
mantap (dengan imanku) Allah berfirman: “(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung,
lalu cincanglah semuanya olehmu. (Allah berfirman): “Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu
bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka
datang kepadamu dengan segera”. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana. (QS:Al-Baqarah: 260).
‫‪Contoh-contoh di atas adalah kejadian indrawi yang menunjukkan kemungkinan hidup setelah‬‬
‫‪mati ada juga contoh lain adalah mukjizat Nabi Isa yang dapat menghidupkan orang mati‬‬
‫‪dengan izin Allah.‬‬
‫لقُدُسْ‬
‫أ ب ُروحْ ك ح أَيادتُّْ ذْ‬
‫ُْ‬
‫ا ك ح لَتْ حْ َٰ َْو ح ل ى ح وعح ح ك ح عحلحيْ متُْ ح نعْ ذ ُكرْ‬
‫أ يم ح ح مرْ ح ن ح بْ‬
‫أ سْ ح عي يح للَُُّْ ا‬
‫أ ل ح قحا ذْ‬
‫ُْ‬
‫مهدْ ح لْ ا‬
‫أ فُْ س ح لناا‬
‫أ كذ ُْم ح تُْ‬
‫ل‬
‫وأ ح ة ح لحكُح‬
‫وأ ح ب ح لكتح‬
‫أ ك ح عحالمتُْ ذْ‬
‫ُْ‬
‫خ ذنُْ وا ح كه ً ْ‬
‫ال ح و ح‬ ‫فيحا فحتحنفُ ُْ‬
‫ُْ‬
‫با طيرْ ا ل‬
‫أ كهحيَُ ةْ ح طيْ ذْ ل‬
‫أ ن ح مْ تُ ُلُ ُْ‬
‫ق ح ذْ‬
‫ُْ‬
‫وا ح ل ح نجي‬
‫ُْ‬
‫لَُْ‬
‫وأ ح ة ح رىى ح تاوْ‬
‫ذْ‬
‫ُْ‬
‫وا ح ذنُْ‬
‫ُْ‬
‫با تْ ى ح موْ ح لْ‬
ُْ ‫أ تُ ُُ ُر‬
ْ‫ج ذ‬
ُْ
ُْ‫وا ح ذن‬
ُْ
ْ‫با ص ح ر ح لَُ ب‬
‫وأ ح ه ح لَُ كُح‬
ُْ ُُُ‫أ وتُب‬
ُْ‫ئ ح ذن‬
ُْ
َْ َٰ
ُْ‫س حْ با طي ًۢ ًرا ح فحتح ُكون‬
ُْ
‫ذْ ا بحنُُْ ففتُْ ح ك ح‬
ُْ
‫ا ك ح عن ح ل ح ءي‬
‫لا‬
َْ ُُْ‫ي ُّمبْ ر س‬
ُْ
ْ‫ا ذاْ ح ه ح ن‬
ُْ
‫كفحرواْ ح ن ح لي ا‬
ُ ْ‫ا منَُ ُُ م‬
ْ‫أ ل ح فحقحا تْ ينح ذْ ب ح ل‬
ْ‫بأ تَ ُُ م ح جئ‬
Modul 1 Akidah dan Rukun Iman ⚫ 41
KEMENTERIAN AGAMA RI © 2018
(Ingatlah), ketika Allah mengatakan: "Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu
dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus. Kamu dapat
berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah)
di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan (ingatlah pula) diwaktu
kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan ijin-Ku, kemudian
kamu meniup kepadanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-
Ku. Dan (ingatlah) di waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan
ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu kamu
mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di
waktu Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu
mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir
diantara mereka berkata: "Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata".
Sedangkan dalil rasional bisa kita lihat dari 2 hal:
Yang pertama, Sesungguhnya Allah menciptakan langit dan bumi dan segala sesuatu yang
ada di dalamnya diciptakan tanpa permulaan maka yang maha kuasa untuk menciptakan
sesuatu tanpa permulaan maka akan sangat mampu untuk mengulanginya atau
mengembalikannya.
Yang kedua, adalah bahwasanya bumi itu bisa menjadi mati (kering kerontang) tidak ada
tumbuhan hijau diatasnya, maka kemudian Allah menurunkan hujan maka kemudian
tumbuhlah tumbuhan-tumbuhan hijau. Maka Allah Yang Maha kuasa untuk menghidupkan
bumi mampu pula untuk menghidupkan yang mati.
Rangkuman
1. Iman Kepada malaikat berarti kalian harus mengakui wujud malaikat, meskipun tidak dapat
melihatnya. Malaikat memiliki wujud, bukan maya (bayangan semu), bukan ilusi (angan-
angan), dan bukan pula sesuatu yang menyatu dalam diri manusia. Mengimani malaikat juga
berarti mengakui keberadaan malaikat yang selalu taat kepada Allah dan melaksanakan semua
perintah-perintah-Nya dan tidak pernah membangkang atau durhaka kepada Allah. Dengan
demikian, mengimani malaikat Allah berarti meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah telah
menciptakan salah satu makhluk-Nya yang bernama malaikat yang memiliki sifat-sifat
tertentu dan tugas-tugas tertentu
42 ⚫ Pendalaman Materi Akidah akhlak
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
2. Iman kepada hari akhir meliputi makna bahwa di suatu saat nanti Allah akan menciptakan
suatu masa yang disebut hari kiamat dan itu menjadi keyakinan yang dipegang Teguh. Hari
kiamat adalah hari dibangkitkannya manusia dari alam kubur untuk mempertanggung
jawabkan seluruh amal perbuatannya di hadapan Allah
Tugas
Selamat, Anda telah menyelesaikan Kegiatan Belajar 2 tentang Iman Kepada Malaikat allah
dan Iman Kepada Hari Akhir. Agar Anda dapat lebih memahami materi yang terdapat pada
Kegiatan Belajar 2, baca ulang dengan cermat serta pahami dengan baik, lalu ambillah poin-
poin pentingnya dan susun dalam bentuk power point yang efektif dan menarik.
Tes Formatif
Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Perhatikan nama-nama malaikat dan tugasnya dibawah ini :
1. Jibril 2. Izrail 3. Israfil 4. Mikail
a. mencabut nyawa semua makhluk yang hidup
b. meniup sangkakala pada tiga peristiwa
c. menyampaikan wahyu kepada para rasul-Nya
d. mengatur pembagian rizki kepada semua mahluk-Nya
Hubungan yang benar ditunjukkan oleh nomor :
a. 4a
b. 3a
c. 2a
d. 1a
2. Proposisi - proposisi berikut ini perlu diperhatikan. :
1. Membaca kitab-kitab yang diturunkan Allah SWT.
2. Mempercayai adanya kitab-kitab yang diturunkan Allah SWT.
3. Menghayati isi kandungan kitab-kitab yang ditunkan Allah SWT.
4. Mengamalkan isi kandungan dari kitab-kitab yang diturunkan Allah SWT.
Dari pernyataan tersebut, salah satu bentuk tindakan yang mencerminkan iman terhadap
kitab-kitab Allah SWT. adalah seperti yang ditunjukkan pada nomor ….
a. 1
b. 2
Modul 1 Akidah dan Rukun Iman ⚫ 43
KEMENTERIAN AGAMA RI © 2018
c. 3
d. 4
3. Berikut ini yang tidak termasuk dalam peristiwa-peristiwa pada hari akhir adalah
a. Wahyu
b. Shirath
c. Mahsyar
d. Neraka
4. ‫َيًُ ا أَ َرا ْدَ إذَْا أَم ُرهْۥُ إنَّ َمْا‬ َ َْ ‫ فَ َي ُكون ُكن َل ْهۥُ َيقُو‬dalam kaitan dengan iaman kepada hari akhir ayat ini
ْٔ ‫ل أن ش‬
mengandung pengertian bahwa..
a. Allah memiliki kehendak
b. Dalil bahwa Allah memiliki Sifat Iradah
c. Allah Maha kuasa menghidupkan orang yaang telah mati
d. Kehendak Allah pasti terjadi
5. Yang tidak termasuk dari iman kepada malaikat secara terperinci adalah….
a. Iman terhadap sifat-sifat malaikat
b. Iman bahwa malaikat benar ada
c. Mengimani tentang jumlah malaikat
d. Mengimana tentang penciptaan malaikat dan materi penciptaannya
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat di bagian
akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.
Tingkat penguasaan materi = jumlah jawaban yang benar x 100%
jumlah soal
Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali
80 – 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Jika telah mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan
modul selanjutnya. Namun jika masih kurang dari 80%, Anda dipersilakan mempelajari
kembali Kegiatan Belajar 2, terutama pada bagian yang kurang Anda kuasai.
44 ⚫ Pendalaman Materi Akidah akhlak
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
KEGIATAN BELAJAR 3: HAKIKAT IMAN KEPADA KITAB DAN RASUL ALLAH
Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
Memahami dan menghayati Hakikat Iman Kepada Kitab dan Rasul Allah, dan
mengidentifikasi dan menerangkan hikmah beriman kepada Kitab dan Rasul Allah
Subcapaian Pembelajaran Mata Kegiatan
1. Memahami Haakikat Iman Kepada Kitab dan Rasul Allah
2. Menjelaskan Hikmah Iman kepada kitab dab Rasul Allah
3. Menjelaskan Dalil dalil Iman kepada Kitab dan Rasul Allah
Pokok-Pokok Materi
1. Iman Kepada Kitab Allah
2. Iman Kepada Rasul Allah
3. Dalil Iman Kepada Kitab dan Rasul Allah
4. Hikmah Iman Kepada Kitab dan Rasul
Uraian Materi
A. IMAN KEPADA KITAB ALLAH
1. Pengertian Iman Kepada Kitab Allah
a. Arti Kitab
Kitab dalam Bahasa Arab dengan bentuk Pluralnya Kutub, merupakan bentuk mustaq dari
kata kerja “kataba” yang memiliki arti “ dhomma syaiu ba’duhu ila ba’din. (menumpulkan
sesuatu sebagian dengan bagian yang lain)
Yang dimaksud dengan kitab dalam pembahasan iman kepada Kitab Allah adalah yang
mendekati makna aslinya, sehingga iman kepada kitab diartkan iman dengan
Modul 1 Akidah dan Rukun Iman ⚫ 45
KEMENTERIAN AGAMA RI © 2018
segala sesuatu sesuatu yang dikumpulkan (dihimpun ) dalam Kitab yang diturunkan Allah
kepada para NabiNya. (al-juhny, 1433: 8)
Akan tetapi kadang yang dimaksud dengan kitab adalah segala sesuatu yang diturunkan Allah
berupa wahyu kepada utusannya baik dikumpulkan dalam Kitab maupun tidak. (Al-Juhny,
1433)
Gaya bahasa Al-Qur’an dalam menerangkan Tentang Kitab Kitan Allah:
1. Allah menyebut dengan Al-Kutub, (maknanya telah kita bahas di atas) seperti didalam
ayat: berikut ْ‫ح و ُكتُبهْ ح كتهْ ح الئْ ح م ح و ح للَُُّْ ا با ن ح م ح أْ كُ ُُ ُُْ ن ح وال ُمؤمنُو ح ربذهْ ح منْ لحيه‬
ْ‫سله‬
ُ ‫ور‬
ُ ‫لح‬ ُْ ‫حدْ ح ْأ َ ي حْ بح ر‬
َْ ُْ‫ق ذ ف ح ن‬
ُْ
ُ ‫ا ل ح أُنزْ ما ح بْ ر‬
ُْ ‫سو‬
ْ‫ل ا ال ن ح م ح أ‬
ْ‫مصير ح الْ ك ح لحي‬
ُْ
ْ‫سلهْ من‬ َّ ‫غفْ طعنحا ح وْأ َ ح‬
ُ ‫سُعنحا ح وقحالُوا ح ُر‬ ُ ‫وا ح ربانحا ح ك ح رانح ح‬
2. Allah Menyebutnya juga dengan Al-Kitab, yang memiliki arti sama dengan kutub, ‫ي ح لنابيذ‬
‫وأ ح بْ لكتح‬
ْ‫وأ ح ئكحةْ ملح ح ل‬
ْ‫وأ ح ءاخرْ ح ل‬
ْ‫أ يومْ ح ل‬
‫وأ ح للَُُّْ ا‬
ْ‫بأ ن ح م ح ءا ح منْ ح بْ اْ ل‬
‫أ ن ا كْ ولح ح‬
3. Disebut juga “Az-Zubur” dan zabur. Az-Zubur merupakan bentuk plural dari kata zabur,
seperti dalam Q.S. As-Syuara ayat 196, dan al-Anbiya 105: َُْ‫ي ح ولْ ا ل‬
ُ‫أ ُزبُرْ لحفى ناْه‬
ُْ
‫وا ح‬
‫ن ح ل ُحو ص ا ل‬
ُ ‫أ ى ح بادْ ح عْ يحر‬
ْ‫ثُُ حا ض ح لَُ ر‬
‫أ ن ا ْأَ لكرْ ذ‬
ًْۢ ‫أ بحعدْ م‬
‫ن زبُورْ ا ل‬
‫أ فُْ كتحبنحا ح ولحقحدْ ح‬
Dalam dua ayat di atas mengandung arti pada kitab kitab terdahulu.
4. Disebut dengan “Suhuf” seperti dalam Q.S. Thaha ayat 133 ‫لى ى ح لُُ و‬
ْ‫ص ُحف‬
ُّ ‫أ ل‬
َْ ‫أ فُْ ما ح بحيذنح ْةُ تحأتُُُم ولحمْ ح ْأ َ ربذهْ ا من ذْ بَُ ايحةْ يحأتينحا‬
‫ل ح لحوْ وقحالُواْ ح‬
Iman kepada kitab-kitab Allah maksudnya kita harus yakin dan percaya sepenuh hati tentang
adanya kitab Allah yang diturunkan kepada umat manusia lewat para Rasul. Ada 4 kitab yang
wajib kita percayai, yakni:
1. Kitab Taurat yang diturunkan kepada umat manusia melalui Nabi Musa a.s.
2. Zabur yang diturunkan kepada umat manusia melalui Nabi Daud a.s.
3. Injil yang diturunkan kepada umat manusia melalui Nabi Musa.
4. Qur’an yang diturunkan kepada umat manusia melalui Nabi Muhammad saw.
Dalam al-Qur’an disebutkan:
‫ل ح للَُُّْ ىذ ا ح‬
َْ ْ‫ل ح ى ا‬
َْ ْ‫ل ا ا‬
َْ ُ‫ي ح الْ و ح ْه‬
ُّْ ‫القحيُّو ُْم ح‬
46 ⚫ Pendalaman Materi Akidah akhlak
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
‫التاوْ ل ح ز ح انْ ح و ح ديهْ ح يح ي حْ بح ما ح لذ دقًا ذ ص ح ُْم قْ ذ ح ح بالْ ب ح ت ى الكْ ك ح عحلحيْ ل ح ز ا نح‬
‫لْ ح والَُ ُُنجيْ ح ة ح رى ى‬
Allah, tidak ada Tuhan selain Dia; Yang Maha hidup Yang terus menerus mengurus makhluk-
Nya. Dia menurunkan kitab al-Quran kepadamu Muhammad, yang mengandung kebenaran,
membenarkan kitab-kitab sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil. (QS Ali Imran: 2-3)
ْ‫س ح ُمو تْ حْ أُو ما ح و ح باطْ ح والَُ سْ ح ب ح ويحعقُو ح ق ح سا ح‬
َْ
ُْ
ْ‫ساعي ح‬
َ ‫وا ح ل ح‬
ُْ
ْ‫وا ح يْ ح راهْ ح ب‬
ُْ
‫ا لى ح‬
ُْ
‫ا ل ح أُنزْ ما ح و ح لحينحا‬
ُْ
‫ا ل ح أُنزْ ما ح و ح للَُُّْ ا با مناا ح أْ ح قُولُوا‬
136 ‫ل ح بُمْ ذْ ر ح منْ ن ح النابيُّو تْ حْ أُو ما ح و ح سْ ح وعي ح‬ ُْ ‫ح و ح منَُ ُُ مْ حدْ ح ْأ َ ي حْ بح ر‬
َْ ُْ‫ق ذ ف ح ن‬
ُْ‫البقرة سورة) ن ح ُمسل ُمو لَُُْ ح نَ ُن‬:
Katakanlah (Muhammad): “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan
kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma;il, Ishak, Ya’kub dan anak cucunya
dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para Nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak
membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan hanya kepada-Nya kami berserah
diri”. (QS al-Baqarah: 136).
Al-Qur’an adalah kitab Allah yang terakhir diturunkan. Tidak ada lagi wahyu yang datang
kemudian. Ini artinya, semua permasalahan yang terkait dengan kehidupan manusia
sebenarnya bisa dipecahkan dengan mempelajari makna-makna ayat-ayat al-Qur’an secara
mendalam.
Al-Qur’an menurut bahasa berarti bacaan. Menurut istilah, al-Qur’an berarti firman Allah
yang diwahyuan kepada Nabi Muhammad saw. Dengan perantaran Malaikat Jibril sebagai
pedoman hidup manusia.
Peristiwa turunnya al-Qur’an atau wahyu yang pertama disebut Nuzulul Qur’an. Peristiwa itu
terjadi pada malam 17 ramadhan tahun ke-40 dari kelahian Nabi Muhammad atau bertepatan
dengan 6 Agustus 610 M. Wahyu pertama turun melalui Malaikat Jibril di Gua Hira yang
terletak di Jabal Nur, kota Makkah. Wahyu pertama yang turun adalah surat al-‘Alaq ayat 1-5,
َّْ ‫ ) َخلَقَْ ذي ا ا‬1 ( َْ‫سانَْ اْ ا َخلَق‬
ْ‫ل كَْ َربا ابسام َرأْ اق‬ َّْ ‫ابلقَ َالم َعلَّ َْم ذي ا ا‬
َ ‫ ) َعلَقْ امنْ لن‬2 ( ْ‫ ) الَُُ ك َر ُْم َو َربُّكَْ َرأْ اق‬3( ‫ل‬
( 4 ( ‫سانَْ اْ ا َعلَّ َْم‬
َ ‫عُلَمْ ي لََُُْ َما لن‬
َ )5)
Modul 1 Akidah dan Rukun Iman ⚫ 47
KEMENTERIAN AGAMA RI © 2018
artinya: Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu lah Yang Maha Pemurah. Yang
mengajar manusia dengan perantaraan qalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang
tidak diketahuinya.
Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur selama 22 tahun, 2 bulan, dan 22 hari. Dalam
kitab al-Qur’an terdapat 6.666 ayat yang terhimpun dalam 114 surat dan 30 juz yang biasanya
dibagi ke dalam surat makiyah dan madaniyah. Surat makiyah adalah surat yang turun
sebelum Nabi Muhammad saw melakukan hijrah ke madinah. Surat madaniyah adalah surat
yang turun setelah Nabi Muhammad saw melakukan hijrah ke Madinah. (Farichi, 2005: 28).
Wahyu yang terakhir diturunkan adalah ketika nabi Muhammad saw sedang melaksanakan
haji wada’, yakni ayat yang ditemukan dalam surat al-Maidah ayat 3 ‫ي‬ َْ ‫ادي َن ُكمْ لَ ُكمْ أَك َملتُْ و َْم ال‬
ُْ‫ادينًا لس َٰل َْم اْ ا لَ ُك ُْم ضيتُْ ا َو َْر ناع َماتْ َعلَي ُكمْ َوأَتَُُ مت‬
Artinya: …pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agama kamu dan telah Ku-
cukupkan kepada mu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridoi Islam itu menjadi agama bagimu.
Hukum Iman Kepada Kitab Allah
Hukum beriman kepada Kitab Allah adalah Wajib, bahkan sangat diwajibkan karena
mengingkarinya bisa merusak keimanan.
Dasar dasar iman kepada kitab Allah dapat kita pahami dari firman Allah dalam al-Qur’an
dengan beberapa bentuknya, antara lain:
1. Allah mengabarkan Bahwa Allah telah menurunkan Kitab kepada UtusanNya. QS. Al
Baqarah (1): 213 ْ‫ق ذ ح ح ل‬
‫بأ ب ح لكتح‬
ۡ ‫أ ع ُه ُْم ح م ح ل ح ز ح وأَن ح ن ح و ُمنذري ح ن ح‬
‫شُي ذْ ُمبح ن حۦ بْ ذُُْ لنا‬
‫أ للَُُّْ ا‬
ُْ
‫لنااس‬ ُ ‫أ ث ح ع ح فحبح د ْة ً ح َٰ َوحْ ح م ْةً ا ْأ‬
‫أ ن ح كَْ ح‬
2. Perintah langsung agar beriman kepada Kitab Allah, QS. An-Nisa (4): 136 ‫من ل ح ز ح أَن لىْ ا‬
ْ‫قحب ُل‬
‫أ بْ لكتح‬
‫سولَُ ُُْ ح ل ى ح عح ل ح ز ا نح لى ا‬
ُ ‫وأ ح ر‬
‫أ بْ لكتح‬
‫سولَُ ُُْ ح و ح للَُُّْ ا‬
ُ ‫وأ ح ر‬
‫بأ ءامنُواْ ح منُواْ ح ءا ح ن ح لي ا‬
ُّ َ‫أ أ‬
‫يُُ حا يح‬
48 ⚫ Pendalaman Materi Akidah akhlak
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
3. Allah memberitahukan bahwa iman kepada Kitab Allah adalah kebaikan QS. Al-Baqarah
(2): 177 ‫بْ لكتح‬
ْ‫وأ ح كةْ ح ئْ ملح ح ل‬
‫وأ ح خرْ ل‬
ْ‫أ يومْ ح ل‬
‫وأ ح للَُُّْ ا‬
ْ‫بأ ن ح م ح ءا ح منْ ح بْ اْ ل‬
‫أ ن ا كْ ولح ح مغربْ ح لْ‬
‫وأ ح مش ُُُۡقْ ح لْ‬
‫أ ل ح قبح هكُ ُْ ح ُو ُجو ولُّواْ ح تُْ أَن بْ اْ لْ‬
‫أ س ح اليْ‬
‫‪ .....‬ي ح ذ لنابيْ‬
‫وأ ح‬
‫‪4. Allah memberitahukan bahwa Nabi dan Orang mukmin beriman kepada Kitab Allah. QS.‬‬
‫‪Al-Baqarah (2): 285‬‬
‫ُْ ربذهْ ا من لحيهْ‬
‫ا ل ح أُنزْ ماْ ح بْ ر ُ‬
‫سو ُْ‬
‫لال‬
‫سلهْ ح و ُكتُبهْ ح كتهْ ح ئْ ملح ح و ح للَُُّْ ا أ ن ح م ح ءا ح‬
‫ور ُ‬
‫لح ُ‬ ‫من ذْ حدْ ح ْأ َ ي حْ بح ر ُْ‬
‫ق ذ ف ح نُْ َْ‬
‫بأ ن ح م ح ءا ح كُ ُُ ُُْ ن ح ل ُمؤمنُو‬
‫وأ ح‬
‫ير ح لْ‬
‫مص ُْ‬
‫أ ك ح لحيْ‬
‫ُْ‬
‫سلهْ‬ ‫غفْ طعنحا ح وْأ َ ح َّ‬
‫سُعنحا ح وقحالُواْ ح ُّر ُ‬ ‫وا ح ربانحا ح ك ح رانح ح ُ‬
‫‪5. Allah menegaskan bahwa ingkar kepada Kitab Adalah kesesatan yang Nyata QS. An-Nisa‬‬
‫‪(4): 136‬‬
‫سولَُ ُُْ ح ل ى ح عح ل ح ز ا نح لى ا لكتح‬
‫وأ ح ر ُ‬
‫أ بْ لكتح‬
‫سولَُ ُُْ ح و ح للَُُّْ ا‬
‫وأ ح ر ُ‬
‫بأ ءامنُواْ ح منُواْ ح ءا ح ن ح لي ا‬
‫ل من ل ح ز ح أَن لىْ ا أ أَ ُّ‬
‫يُُ حا يح‬ ‫من ح و ح قحب ُْ‬
‫أ بْ‬
‫للَُُّْ ا‬
‫بحعيدًا ًۢ ً ْ‬
‫ال ضلح ح ل ا ض ح فحقحدْ ءاخرْ ح لْ بأ يحكفُ ْر‬
‫أ يومْ ح لْ‬
‫سلهْ ح و ُكتُبهْ ح كتهْ ح ئْ ملح ح و ح‬
‫ور ُ‬
‫وأ ح ُ‬
‫‪6. Allah mengabarkan Balasan bagi Orang yang Mendustakan Kitab Allah‬‬
‫‪QS. Al Ghofir (40): 70-72‬‬
‫بأ ذبُواْ ا ك ح ن ح لي ا بهْ سلنحا ح أَرْ ماْ ح وبْ ح بْ لكتح‬
‫سلحنحا أ‬
‫ن ح يحعلح ُمو ف ح سوْ ح فح ُر ُ‬
‫ن ح حبُو ح يُسْ س ُْ‬
‫ل سلح ا ل‬
ُْ ُُْ‫وأ ح قهمْ أَعنح ف‬
‫ل لَُ غلح‬
ْ‫أ ذ‬
ُْ
‫ا‬
ْ‫جرو ح يُسْ لناار‬
ُ ‫نح‬
ْ‫ث ْا ُ حميُُْ ح ل‬
ُْ ُْ‫أ ف‬
ُْ‫أ ف‬
Hikmah Diturunkanya Al-Kitab:
1. Menjadi Hujjah bagi Makhluk
2. Menunjukkan kembali kepada Tauhid bila menyimpang darinya
3. Menghukumi dengan dengan adil berdasar apa yang ada dalam Al-Kitab
4. Meneguhkan dan bukti kebenaran Risalah.
Implikasi Iman kepada Kitab Allah dalam kehidupan manusia.
Seorang mukmin yang beriman dan meyakini kebenaran kitab Allah hendaknya pada diri
mereka ada dua hal:
1. Mengamalkan apa yang ada dalam Kitab Allah. Pengamalan ini meliputi empat hal:
Modul 1 Akidah dan Rukun Iman ⚫ 49
KEMENTERIAN AGAMA RI © 2018
a. Menjalankan perintah yang ada di dalamnya,
b. Menjauhi larangan,
c. Berakhlak dengan akhlak nyang ada didalamnya,
d. Menyeru untuk mengajak untuk mempelajarinya.
2. Mengagungkanya. Dalam hal ini meliputi; khusyu’, khudu’ dan Buka’ (menangis) ketika
membaca dan mendengarkannya.
Bagaimana keyakinan seorang muslim terhadap kitab Taurat dan Injil yang ada sekarang?
Sebagaimana menjadi keyakinan umat islam dan dijelaskan pula dalam al-Qur’an bahwa
orang yahudi dan nashrani telah merubah sebagian dari isi Taurat dan Injil. Seperti dalam QS.
An-Nisa’ (4): 46
‫ها ح ن ح لي ا‬
َ ‫ي لح عنحا َٰ َْر ح و ح معْ ح ُمسْ ير حْ غح‬
ْ‫سعْ حْ أ ن ح م ذ‬ ًّْ
ْ‫سُعنحا ح ن ح ويحقُولُو ح واضعهْ ح م ا عن ح م ح كْ ح ل‬
َّ ‫وأ ح صينحا ح ع ح و ح‬
ُْ ‫طعنًا ح و ح بأَلسنحتَُ ُُمْ ا أ ن ح رفُو ذ ي‬
ْ‫ح د ُوا‬
ُ ‫نحن‬
ْ‫ظر‬ َّْ ‫ال خي ًرا ح ن ح كَْ ح لح‬
ْ‫سعْ ح‬
َ ‫وأ ح‬
‫سُعنحا ح قحالُواْ نَ ُُ مْ ا ْأ َ ولحوْ ح لَُّينْ ذ‬
َّ ‫وأ ح طعنحا ح وْأ َ ح‬
ُْ‫ل ا أ ف‬
َْ
ُْ
‫ا ن ح يُؤمنُو ال ح فح ب ُكفرهُُْ للَُُّْ ا‬
ْ‫أ َّنُُ ُْم ح ع ح ال كن ولح ح م ح و ح وأَقْ ح هُم‬
ً ‫قحل‬
ْ‫يال‬
Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya. Mereka
berkata: "Kami mendengar", tetapi kami tidak mau menurutinya. Dan (mereka mengatakan
pula): "Dengarlah" sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa. Dan (mereka
mengatakan): "Raa'ina", dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. Sekiranya
mereka mengatakan: "Kami mendengar dan menurut, dan dengarlah, dan perhatikanlah
kami", tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, akan tetapi Allah mengutuk
mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis.
Atau dalam QS. Ali Imran (3): 78
ْ‫ل‬
‫بْأ تَ ُُ م ح أَلسنح ن ۥ‬
‫ح يحل ُْو فريقًا ح لح منَُ ُُ مْ ن ا‬
ُْ
‫ما ح و ح للَُُّْ ا وا ح‬
‫أ عندْ منْ و ح ْهُ ن ح ويحقُولُو ح بْ لكتح‬
‫أ ن ح مْ و ح ْهُ ما ح و ح بْ لكتح‬
‫أ ن ح مْ بُو ْهُ س ح لتححْ بْ كتح‬
ْ‫ن ح يحعلح ُمو وهُُُْ ح ب ح كذْ ح ل‬
‫أ للَُُّْ ا‬
‫أ ل ح عح ن ح ويحقُولُو ح للَُُّْ ا‬
ُ‫أ عندْ منْ و ح ْه‬
Sesungguhnya diantara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al
Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian dari Al Kitab, padahal ia bukan
dari Al Kitab dan mereka mengatakan: "Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi
50 ⚫ Pendalaman Materi Akidah akhlak
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
Allah", padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah sedang
mereka mengetahui.
Juga dalam QS. Al-Baqarah (1): 79
‫م ح ثح بهْ تَ ُُ واْ ح ليحشْ للَُُّْ ا‬
ُّ ‫ث ْا ُ بأَيد‬
‫يُمْ ب ح لكتح‬ ُْ ‫أ عندْ منْ ذا ح ه ح ن ح يحقُولُو‬
ْ ً ‫كتحبحتْ ح ما ا م ذْ الهُم ل ويْ ح فح قحل‬
‫يال نًا أ ن ح يحكتُبُو ن ح لَُُّي ا لذ ل ويْ ح فح‬
ُّ ‫ن ح بُو يحكسْ ما ا م ذْ الهُم ل ويْ ح و ح أَيد‬
ْ‫يُم‬
Maka kecelakaan yAng besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan
mereka sendiri, lalu dikatakannya; "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh
keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka,
akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi
mereka, akibat apa yang mereka kerjakan.
Dari ayat ayat di atas dapat kita Tarik kesimpulan bahwa mereka (orang Yahudi dan Nasrani)
telah melakukan perubahan dalam Taurat dan Injil, namun dalam al-Qur’an tidak dijelaskan
dimana perubahannya. Maka sikap kita adalah sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah dalam
menanggapi perkataan orang Yahudi dan Nasrani, yaitu tidak membenarkan dan tidak
mendustakan tetapi mengatakan “Aku beriman kepada Allah dan Apa (Kitab) yang
diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada kalian”
‫ل عليه الل صل الل رسول قال‬
َْ ‫ وس‬: « ‫ل‬
َْ ‫ل الكتاب أهل أ تصدقوا‬
َْ ‫ و‬،‫وقولوا تكذبوه‬:‫وما الينا زل أن أ وما باهلل أمنا‬
‫ زل أن أ‬،‫ الهك و الهنا و اليك‬،‫ل ونَن واحد‬
َْ ‫ » مسلمون‬. ‫البخاري به رد ا تف الحديث وهذا‬
Rasulullah saw. Bersabda: jangan membenarkan ahli kitab dan jangan mendustakannya dan
ucapkanlah: Kami beriman kepada Allah dan apa (Kitab) yang diturunkan kepada kami dan
apa (kitab) yang diturunkan kepada kalian, dan tuhan kami dan tuhan kalian satu, dan kami
kepadanya berserah diri (HR. Bukhari).
Demikian ini adalah bentuk kehati-hatian untuk menjaga keimanan kita, sehingga seandainya
yang disampaikan oleh ahlul kitab dati kitab mereka itu benar sebagaimana yang diturunkan
Allah kita tidak mendustakannya, dan sebaliknya jika salah dan tidak sesuai dengan yang
diturunkan Allah maka kita tidak termasuk membenarkannya.
Modul 1 Akidah dan Rukun Iman ⚫ 51
KEMENTERIAN AGAMA RI © 2018
B. IMAN KEPADA RASUL ALLAH
1. Pengertian Rasul
Membahas tentang rasul, ada dua hal yang saling terkait dan perlu kita ketahui terlebih dahulu
pengertiannya. Yaitu pengertian Nabi dan Rasul.
Nabi adalah manusia biasa yang memperoleh wahyu dari Allah, tetapi tidak wajib
menyampaikan kepada ummatnya.
Rasul adalah manusia biasa yang memperoleh wahyu dari Allah SWT dan wajib
menyampaikan kepada ummatnya. Jadi perbedaan antara nabi dengan rasul terletak pada
wajib/tidaknya menyampaikan wahyu yang diterima kepada ummatnya.
Terkait dengan pengertian nabi dan rasul, sama ataukah berbeda, ulama terbagi menjadi dua
pandangan, yaitu:
a. Pendapat yang mengatakan bahwa nabi dan rasul adalah sama pengertiannya
b. Yang kedua dua kata ini memiliki perbedaan makna, dimana dikatakan bahwa setiap rasul
adalah nabi tapi tidak semua nabi adalah rasul.
2. Pengertian Iman Kepada Rasul Allah
Iman kepada Rasul artinya kita wajib percaya bahwa utusan Allah itu ada dan mereka semua
adalah manusia pilihan Allah. Para Rasul tersebut membawa pesan-pesan kebenaran dari
Allah untuk disampaikan kepada umatnya. Kewajiban iman kepada rasul juga dapat dipahami
sebagai keharusan iman kepada nabi. Nabi dan Rasul Allah yang wajib kita ketahui dan juga
waib diimani ada 25 orang, yaitu: Adam a.s, Idris a.s , Nuh a.s, Hud a.s, Shaleh a.s, Ibrahim
a.s, Luth a.s, Isma’il a.s, Ishaq a.s, Ya’kub a.s, Yusuf a.s, Ayyub a.s, Zulkifli a.s, Syu’aib a.s,
Musa a.s, Harun a.s, Daud a.s, Sulaiman a.s, Ilyas a.s, Ilyasa’ a.s, Yunus a.s, Zakaria a.s,
Yahya a.s, ‘Isa a.s dan Muhammad saw.
Dari 25 rasul tersebut, di atara mereka ada yang disebut dengan Ulul Azmi, yakni: Nabi Nuh
a.s, Nabi Ibrahim a.s, Nabi Musa a.s, nabi ‘Isa a.s, dan nabi Muhammad saw. Ulul Azmi
adalah suatu gelar yang diberikan kepada para Rasul Allah yane memiliki ketabahan dan
keuletan luar biasa dalam menyampaikan risalah yang diembannya. Para Nabi yang termasuk
Ulul Azmi tersebut diberi mukjizat oleh Allah agar umatnya dengan mudah mempercayai
dirinya sebagai rasul Allah swt. Mukjizat adalah kemampuan luar biasa yang diberikan Allah
kepada rasul-Nya dan tidak dapat ditiru oleh siapapun. Mukjizat yang diberikan Allah kepada
Ulul Azmi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mukjizat Nabi Nuh a.s. yaitu dapat membuat perahu yang besar untuk memuat umatnya
yang beriman kepada Allah ditambah setiap pasang hewan yang hidup di masa itu.
52 ⚫ Pendalaman Materi Akidah akhlak
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
2. Mukjizat Nabi Ibrahim a.s. yaitu tidak bisa hangus dalam api ketika dibakar oleh Raja
Namrud.
3. Mukjizat Nabi Musa a.s. yaitu tongkatnya dapat berubah menjadi ular besar dan dapat
membelah Laut Merah menjadi jalan.
4. Mukjizat Nabi ‘Isa a.s. yaitu dapat membuat burung hidup dari tanah, dapat menghidupkan
orang mati walaupun sebentar dan dapat meyembuhkan beberapa penyakit yang sulit
disembuhkan waktu itu.
5. Mukjizat Nabi Muhammad yaitu dapat membelah bulan tampak menjadi dua, jari-jari
tangannya yang bisa memancarkan air untuk menghilangkan haus dahaga sahabat-sahabatnya,
serta al-Qur’an yang merupakan kitab suci yang paling lengkap, menyeluruh dan asli
sepanjang masa.
Ajaran seluruh para nabi itu sama, yakni mengajak manusia untuk beriman kepada Allah,
melakukan kebajikan terhadap makhluk Allah serta punya kewajiban melindunginya. Kendati
kitab-kitab itu bentuk tulisannya berbeda, dan diturukan kepada nabi dan tempat yang berbeda
pula, tetapi isinya sama, karena turun dari Allah, Tuhan yang satu.
Dan sungguh Kami telah mengutus seorang Rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan)
“Sembahlah Allah dan jauhulah taghut Kemudian di antara mereka ada yang diberi petunjuk
oleh Allah dan ada pula yang tetap dalam kesesatan. Maka berjalanlah kamu di bumi dan
perhatikanlah bagaimana kesudahn orang yang mendustakan rasu-rasul itu. (QS an-Nahl:
36).
Ajakan beriman oleh para Rasul itu, pada dasarnya sama dengan ajakan iman secara umum,
yakni diawali dengan peng-esaan Tuhan dan hanya kepada-Nya semua manusia menyembah
dan minta pertolongan. Dalam pembelajaran iman kepada semua rasul Tuhan, seharusnya
seorang guru sedikit banyaknya harus pula mempelajari dan menyampaikan tentang ajaran
pada rasul itu. Pada umumnya, seorang guru yang mengajarkan mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam misalnya, memulai lakonnya dari sejarah Nabi Muhammad. Padahal,
ajaran yang dibawa Nabi Muhammad itu sebenarnya kelanjutan dari tradisi atau ajaran yang
dibawa nabi sebelumnya. Jadi, dengan demikian sebaiknya seorang guru tidak langsung
meninggalkan untuk mempelajari sejarah agama atau keimanan terdahulu, setelah itu baru
masuk kepada menjelaskan tentang Nabi Muhammad beserta ajaran yang dibawanya.
Modul 1 Akidah dan Rukun Iman ⚫ 53
KEMENTERIAN AGAMA RI © 2018
Dengan mempelajari konsep-konsep dasar keimanan masing-masing nabi, hal itu akan dapat
menjadikan para siswa mengerti betul fungsi keimanan kepada semua Rasul dan mengapa kita
sebagai Muslim harus mengimanai ajaran mereka. Jika tidak demikian, keimanan siswa
kepada rasul-rasul itu hanya terkesan kognitif dan tidak memberikan andil apa-apa terhadap
sikap dan tingkah laku mereka, terutama ketika mereka dewasa dan berhadapan dengan
lomunitas penganut agama lain.
Iman Kepada Rasul meliputi beberapa hal di dalamnya antara lain:
1. Percaya dan membenarkan kenabian mereka, serta percaya dan membenarkan risalah yang
mereka bawa. Dan bahwa itu adalah benar benar dari Allah
2. Menghormati dan memuliakannya.
3. Mengamalkan syariat rasul yang diutus kepada (masa) kita.
4. Meyakini sepenuhnya keterjagaan mereka (dari kesalahan) dalam menyampaikan wahyu.
5. Mengimani nama nama nereka sebagaimana yang disebutkan allah dalam al-Qur’an atau
disampaikan oleh Rasulullah.
Mu’jizat Rasul
Salah satu khususiyah dari Rasul adalah dengan diberikannya Mu’jizat. Mu’jizat didefinisikan
sebagai perkara yang diluar kebiasaan akal sehat manusia yang khusus diberikan kepada
seorang Rasul sebagai bukti risalahnya. Maka percaya kepada rasul juga berarti percaya
adanya mu’jizat yang diberikan Allah kepada UtusanNya.
Daftar nama rasul dan mu’jizatnya:
NO. NAMA RASUL
MU’JIZAT 1. Nuh As sebuah perahu yang amat besar, menampung umat-umat beliau yang
beriman dan berpasang-pasang hewan yang hidup dari banjir yang dahsyat pada waktu itu
2. Ibrahim As
tidak hangus dibakar oleh raja namrud 3. Musa As 1) tongkatnya bisa berubah menjadi seekor
naga dan dapat membelah lautan, ketika beliau`dan pengikutnya dikejar-kejar fir’aun 2) dari
kedua telapak tangan beliau keluar sinar yang terang ( menyilaukan pandangan mata )
4. Isa As
1) dapat menghidupkan orang yang sudah mati, walaupun sebentar
2) dapat membuat burung dari tanah liat menjadi hidup
54 ⚫ Pendalaman Materi Akidah akhlak
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
3) dapat menyembuhkan penyakit kusta/kulit
5. Muhammad Saw
1) keluar air dari celah-celah jari beliau untuk diminum dan berwudhu oleh kaum muslimin
2) dapat membelah bulan menjadi dua
3) isra’ mi’raj
4) al-qur’an
Sifat sifat Rasul
Telah dibahas pada tema sebelumnya, bahwa akidah yang lima puluh, terdiri dari menyakini
bahwa Allah memiliki 20 sifat wajib, 20 sifat mustahil dan satu sifat jaiz, di tambah dengan
sifat wajib rasul 4, sifat mustahil bagi rasul 4. Dan sifat jaiz bagi Rasul 1. Maka, genap 50.
Bila di atas telah di sebutkan sifat-sifat Allah, maka, dalam bagian ini akan disebutkan secara
singkat sifat sifat rasul. Yaitu:
NO.
SIFAT WAJIB RASUL
SIFAT MUSTAHIL RASUL Wajib artinya Mustahil Artinya
1.
Siddiq
• Berkata benar
Kidzib
• dusta 2. Amanah • Dapat dipercaya Khianat • tidak dapat dipercaya
3.
Tabligh
• Menyampaikan wahyu
Kitman
• menyembunyikan wahyu 4. Fathanah • Cerdas Baladah • bodoh
Tugas-Tugas Rasul
Diantara tugas-tugar Rasul adalah:
1. Menyampaikan Risalah (wahyu)
2. Da’wah (menyeru) untuk beribadah dan menyembah kepada Allah
3. Memberi kabar gembira (bagi orang yang beriman) dan memberi peringatan (bagi orang
yang ingkar)
4. Memperbaiki jiwa dan membersihkannya (mensucikannya)
5. Meluruskan pikiran dan akidah yang menyimpang dan sesat
6. Memberikan Hujjah
7. Mengatur dan memimpin umat
Modul 1 Akidah dan Rukun Iman ⚫ 55
KEMENTERIAN AGAMA RI © 2018
Hikmah Iman Kepada Rasul
1. Memahami rahmad dan pertolongan Allah kepada hambaNya melalui diutusnya rasul.
2. Menumbuhkan rasa syukur kepada Allah akan nikmat yang besar ini(diutusnya Rasul)
3. Menumbuhkan rasa cinta dan memuliakan rasul.
Rangkuman
1. Hukum beriman kepada Kitab Allah adalah Wajib, bahkan sangat diwajibkan karena
mengingkarinya bisa merusak keimanan., Iman kepada kitab-kitab Allah maksudnya kita
harus yakin dan percaya sepenuh hati tentang adanya kitab Allah yang diturunkan kepada
umat manusia lewat para Rasul. Seorang mukmin yang beriman dan meyakini kebenaran
kitab Allah hendaknya pada diri mereka ada dua hal: Mengamalkan apa yang ada dalam Kitab
Allah. Dan Mengagungkanya. Dalam hal ini meliputi; khusyu’, khudu’ dan Buka’ (menangis)
ketika membaca dan mendengarkannya.
2. Rasul adalah manusia biasa yang memperoleh wahyu dari Allah SWT dan wajib
menyampaikan kepada ummatnya. Jadi perbedaan antara nabi dengan rasul terletak pada
wajib/tidaknya menyampaikan wahyu yang diterima kepada ummatnya; Iman kepada Rasul
artinya kita wajib percaya bahwa utusan Allah itu ada dan mereka semua adalah manusia
pilihan Allah. Para Rasul tersebut membawa pesan-pesan kebenaran dari Allah untuk
disampaikan kepada umatnya. Kewajiban iman kepada rasul juga dapat dipahami sebagai
Tugas
Selamat, Anda telah menyelesaikan Kegiatan Belajar 3 tentang Memahami dan menghayati
Iman Kepada Kitab dan Rasul Allah. Agar Anda dapat lebih memahami materi yang terdapat
pada Kegiatan Belajar 3, buatlah peta konsep yang menjelaskan tentaang hakikat Iman kepada
Kitab dan Rasul Allah
Tes Formatif
Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Orang yang diberi wahyu dan tidak wajib menyampaikan kepada ummatnya disebut ......
a. Nabi
b. Rasul
56 ⚫ Pendalaman Materi Akidah akhlak
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
c. Malaikat
d. Sahabat
2. Salah satu bentuk kita mengagungkan al-qur’an (sebagai Kitab Allah) adalah...
a. Menyimpannya di tempat yang indah
b. Membaca dan mendengarkannya dengan khusyu’ dan khudu’
c. Membawa nya kemanapun kita pergi
d. Melagukan dalam membacanya
3. Suatu kemampuan yang luar biasa yang tidak dapat ditiru oleh manusia dan terjadi atas ijin
Allah SWT, disebut ......
a. karamah
b. maunah
c. mu’jizat
d. hidayah
4. Sedangkan orang yang diberi wahyu dan wajib menyampaikan kepada ummatnya disebut
......
a. Nabi
b. Rasul
c. Malaikat
d. Wali
5. berikut ini bukan termasuk tugas Rasul adalah.....
a. Menyeru untuk menyembah Allah
b. Menjadi pelayan umat
c. Menyampaikan risalah
d. Meluruskan akidah yang menyimpang
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 3 yang terdapat di bagian
akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 3.
Tingkat penguasaan materi = jumlah jawaban yang benar x 100%
jumlah soal
Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali
80 – 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Jika telah mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan
modul selanjutnya. Namun jika masih kurang dari 80%, Anda dipersilakan mempelajari
kembali Kegiatan Belajar 3, terutama pada bagian yang kurang Anda kuasai.
Modul 1 Akidah dan Rukun Iman ⚫ 57
KEMENTERIAN AGAMA RI © 2018
KEGIATAN BELAJAR 4:
HAKIKAT IMAN KEPADA QADA’ DAN QADAR
Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
Memahami hakikat dan konsep keimanan kepada Qoda’ dan Qodar, negidentifikasi dalil dalil
tentang Qada’ dan Qadar
Subcapaian Pembelajaran Mata Kegiatan
1. Memahami, konsep dan Hakikat Qada’ dan Qadar
2. Mngidentifikasi Dalil-dalil Iman kepada Qada’ dan Qadar
3. Memahami Hikmah Iman Kepada Qada’ dan Qadar
Pokok-Pokok Materi
1. Pengertian Qada’ dan Qadar.
2. Hakikat Iman Kepada Qada’ dan Qadar.
3. Dalil Iman Kepada Qada’ dan Qadar
4. Hikmah Iman Kepada Qada’ dan Qadar
5. Persoalan Seputar Qada’ dan Qadar
Uraian Materi
A. KONSEP IMAN KEPADA QADA’ DAN QADAR
Iman kepada Qada’ dan Qadar merupakan aspek penting dari Akidah dan merupakan salah
satu dari rukun iman yang enam. Keimanan seorang mukmin tidak akan sempurna tanpa
menimani Qada’ dan Qadar.
1. Makna Qada’ dan Qadar
a. Makna Qadar.
Secara Bahasa Qadar berarti: Taqdiir (Kepastian), Tafkir Fii Taswiyatil umuur
(berfikir/reflesi dalam menyamakan suatu hal), Mablaghu Sayi I (ukuran/Jumlah
sesuatu/benda) dan Hukum.
58 ⚫ Pendalaman Materi Akidah akhlak
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
Sedangkan secara Istilah artinya adalah Pengetahuan Allah tentang segala hal yang terjadi
sebelum hal tersebut terjadi, dan mengetahui kapan terjadinya kejadian tersebut secara akurat,
beserta sifat-sifat dan karakteristinya, serta segala kejadian telah ditulis oleh Allah di Lauh
Mahfudz.
Di dalam Al-Qur’an kata Al-Qadar muncul dalam beberapa bentuk dan makna antara lain:
a. At-Tadyiq (menyempitkan)
]‫الفجر سورة [رزقَ ْهُ َعلَيهْ فَقَدَ َْر ابتَالْهُ َما إذَا َوأَ َّما‬: 16 .
b. At-Ta’dhim (mengagungkan)
]‫ق ال َّلَُ َُُْ قَدَ ُروا َو َْما‬
َّْ ‫األنعام سورة [قَدرهْ َح‬: 91 .
c. Al-Istito’ah Wa at-Taghalub wa At-tamakun
]َّْ‫المائدة سورة [ َعلَيهمْ تَقد ُروا أَنْ قَبلْ منْ تَابُوا الَّذينَْ إال‬: 34 .
d. At-Tadbir (mengatur)
]‫المرسالت سورة [القَاد ُرونَْ فَنع َْم فَقَدَرنَا‬: 23
e. At-Tahdid (membatasi)
]‫سبأ سورة [السَّي َْر في َها َوقَدَّرنَا‬: 18
]ْ‫فصلت سورة [أَيَّامْ أَربَعَةْ في أَق َواتَ َها في َها َوقَد ََّر‬: 10 .
f. Al-Iradah (kehendak)
]‫القمر سورة [قُد َْر قَدْ أَمرْ َعلَى ال َما ُْء فَالتَقَى‬: 12 ،
g. Al-Qadha’ wal Ihkam (menetapkan atau menghukumi)
]ُْ‫الواقعة سورة [ال َموتَْ بَينَ ُكمْ قَدَّرنَا نَحن‬: 60 .
h. As-Sun’u bi maqadir mu’ayyanah (menjadikan dengan ukuran tertentu)
َ ‫اإلنسان سورة [تَقديرْا ً قَد َُّروهَا فضَّةْ منْ قَ َوار‬: 16 .
]ْ‫ير‬
Dan lain sebagainya.
b. Makna Qada’
Modul 1 Akidah dan Rukun Iman ⚫ 59
KEMENTERIAN AGAMA RI © 2018
Sedangkan Qada’ secara Bahasa berarti: Al-Hukmu, As-Shan’u, Al-Hatmu, al-bayan.
Sedangkan secara Istilah adalah hukum atau ketentuan Allah atas makhluknya dan
perwujudan atau realisasi dari ketentuan Tersebut
Kata Qadar dalam al-quran digunakan dalam menunjukkan beberapa ari antara lain:
a. Al-Wasiyah wal Amr (wasiat dan perintah)
]‫ضى‬ ْ َ‫الَّ تَعبُد ُوا أ‬
َ َ‫الَّ َربُّكَْ َوق‬ ْ ‫اإلسراء سورة [إيَّا ْهُ إ‬: 23
Maksudnya adalah memerintahkan dan mewasiatkan
b. Al-Ikhbar (mengabarkan)
َ َ‫ل بَني إلَى َوق‬
]‫ضينَا‬ َْ ‫اإلسراء سورة [الكت َابْ في إسرائي‬: 4 .
c. Al-Faragh (selesai/menyelesaikan)
]‫ضيتُمْ فَإذَا‬
َ َ‫البقرة سورة [ َمنَاس َك ُكمْ ق‬: 200 .
]‫ضيتُمْ فَإذَا‬
َ َ‫صالْة َ ق‬
َّ ‫النساء سورة [ال‬: 103 .
d. Al-Fi’lu (melaksanakan)
]ْ‫طه سورة [قَاضْ أَنتَْ َما فَاقض‬: 72 .
e. Al-Wujub wal Hatmu (wajib)
َ ‫[األمُ ُْر َوقُض‬.
]ْ‫ي‬ َ
]ْ‫ي‬ َ ‫يوسف سورة [تَست َفت َيانْ فيهْ الَّذي‬: 41 .
َ ‫األمُ ُْر قُض‬
f. Al-Kitabah (Tulisan atau berarti telah ditentukan sebelumnya)
]َْ‫مريم سورة ًُْ[ا َمقضي أَمرْاً َوكَان‬: 21 .
g. Al-Itmam (menyempurnakan)
] ‫ضى فَلَ َّما‬
َ َ‫سى ق‬
َ ‫ل ُمو‬
َْ َُ‫القصص سورة [األ َج‬: 29 .
]‫ضيتُْ األ َجَُ لَينْ أَ َّي َما‬
َ َ‫القصص سورة [ق‬: 28 .
h. Al-Fasl (pemisah)
60 ⚫ Pendalaman Materi Akidah akhlak
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
َ ‫ح بَينَ ُهمْ َوقُض‬
]ْ‫ي‬ َْ ‫الزمر سورة [قْ بال‬: 69 .
i. Al-Kholqu (penciptaan/menciptakan)
َ َ‫سب َْع فَق‬
]ْ‫ضاه َُّن‬ َ ْ‫س َم َاوات‬
َ [ ‫فصلت سورة‬: 12 .
j. Al-qotlu (membunuh)
]ُْ‫سى فَ َوكَزَ ه‬ َ َ‫القصص سورة [ َعلَيهْ فَق‬: 15 .
َ ‫ضى ُمو‬
Sebagian ulama kalam berpendapat bahwa qada merupakan ketentuan atau hukum Tuhan
dalam azali. Sedangkan qadar atau yang sering disebut takdir, berarti ketentuan Tuhan dalam
kenyataan atau yang menampakkan diri sehingga dapat dibuktikan. Iman kepada qada dan
qadar artinya, kita percaya sepenuh hati bahwa semua kejadian yang ada di dunia ini
merupakan takdir atau ketentuan Allah. Tidak satupun kejadian yang terjadi di luar ketentuan
Allah. Jika seseorang mungkin mendapat kebajikan, maka hal itu merupakan ketentuan Allah.
Jika seorang mendapat musibah, maka itu juga dari Allah. Setiap bencana yang menimpa di
bumi dan yang menimpa dirimu sendiri semua telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz)
sebelum Kami mengujudkannya, Sungguh yang demikia mudah bagi Kami. (QS Al-Hadid:
22).
Kendatipun demikian, kita tetap disuruh Allah untuk berusaha semaksimal mungkin agar kita
mendapat kebajikan dan berhasil. Sebab, tidak seorangpun yang mengerti bahwa dia akan
ditakdirkan apa. Iman kepada takdir Allah, tidak berarti seorang manusia beragama harus
pasrah begitu saja. Iman kepada takdir Allah yang tepat adalah bahwa seseorang tetap
berusaha semaksimal mungkin, akan tetapi semua hasil akhirnya diserahkan kepada kehendak
dan kekuasaan Allah. Apakah dalam menunggu hasil itu, kita diam saja? Tidak juga. Akan
tetapi masih ada usaha lain, yakni memohon (berdo’a) kepada Nya. Demikianlah iman kepada
takdir tersebut mempunyai arti bahwa kita tetap berusaha, tetapi juga memohon kepada Allah
agar usaha kita itu menghasilkan takdir baik. Demikian juga kita disuruh untuk menghindari
semua perbuatan buruk, karena yang demikian merugikan kita sendiri.
Modul 1 Akidah dan Rukun Iman ⚫ 61
KEMENTERIAN AGAMA RI © 2018
2. Perbedaan Qada’ dan Qadar
Ulama berbeda pandangan terkait apakah Qada’ dan Qodar berbeda secara istilah atau sama.
Ada beberapa pandangan antara lain:
1. Mengatakan bahwa Qadar adalah ketetapan Allah sejak zama azali, sedangkan Qada’
adalah kejadian yang menimpa makhluk sesuai dengan ketetapan Allah.
2. Menyatakn sebaliknya, Qada’ adalah ketetapan Allah sejak zaman azali, dan qadar adalah
ketentuan Tuhan dalam kenyataan
3. Bahwa dua kata tersebut adalah sama tidak berbeda sama sekali.
3. Rukun Iman Kepada Qada’ dan Qadar
Ada empat tingkatan yang menjadi prinsip dasar atau rukun dari iman kepada Qada’ dan
Qadar yaitu:
1. al-‘ilmu
yaitu percaya dengan ‘ilmu (Pengetahuan) Allah yang mendahului segala kejadian. Meyakini
bahwa Ilmu (pengetahuan) Allah itu sangat luas meliputi segala sesuatu yang ada di alam
semesta, apa yang belum terjadi dan apa yang akan terjadi. Serta hal-hal spesifik yang ada
َْ ‫ش ب ُكلُْ أَ َحا‬
pada makhluk seperti Rizki dan usia. Dalam hal ini Allah Berfirman: ‫ط‬ َْ ‫ل ًما عْ ءْ ي‬
2. al-Kitabah Yaitu percaya dan yakin bahwa Allah telah menuliskan segala sesuatu sebelum
segala sesuatu tersebut terjadi. Meyakini bahwa Allah telah menuliskan segala sesuatu bahkan
hal-hal spesifik pada setiap makhlukNya di Lauh mahfudz sejak sebelum dilahirkan hingga
nanti di hari kiamat
3. Al-Masyi’ah Yaitu Percaya Kehendak Allah yang berlaku pada setiap makhlukNya. Yaitu
percaya bahwa kehendak Allah yang menjadi penentu atau pengendali nasib setiap makhluk,
apa yang dikehendaki Allah terjadi, dan apa yang tidak dikehendaki Allah tidak terjadi.
َْ ْ‫ح الْ ربُّْ ح للَُُّْ ا ا ء ح شا ح يح أَن‬
Segala sesuatu terjadi dengan kehendak Allah. Firman Allah: ‫ل ا‬
ْ‫ي ح عالحم‬
ُْ
‫التكوير] ا ن ح شا ُءو ح تح ما ح و ح‬: 29 ،]
‫أَنْ شيئًا ح د ح را ح ْأَ ذا ح‬
ُْ
‫ا أَم ُرْهُ ما ح نا‬
ُْ
‫يس] فحيح ُكونُْ ُكنْ لَُُْ ح ل ح يحقُو ا‬: 82 ]
ُْ ‫ َعران ألْ ] شا ُْء ح يح ما ح ع‬: 40[
‫ل ح يحفْ للَُُّْ ا ا لْ حْ ذ ح ك ح‬
62 ⚫ Pendalaman Materi Akidah akhlak
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
4. Al-Khalqu (penciptaan)
Yaitu Percaya bahwa Allah adalah pencipta segala sesuatu. Bahwa semua yang ada di alam
semesta ini adalah ciptaan atau makhluk Allah. Yang diciptakan oleh Allah dari tiada. َُُْ َُُّ‫الل‬
ُ ‫الزمر ] شَيءْ ل ُكا خ‬: [62
ْ‫َاالق‬
4. Hal-Hal Yang Terkait dengan Pembahasan Qada’ dan Qadar
a. Bebaskah Manusia atau Terikat ?
Sudah lama menjadi renungan manusia, bebaskah dia bertindak dalam hidup ini, atau
terikatkah dia dengan satu ketentuan yang tidak dapat dilanggar. Bahkan menurut
penyelidikan ahli-ahli, pertanyaan kepada soal bebas atau tidak ini, terlahir lebih dahulu
daripada kepercayaan akan adanya Tuhan. Bahkan sebelum adanya kepercayaan kepada Yang
Maha Kuasa, terlebih dahulu pertanyaan tentang bebas atau tidak inilah yang timbul dalam
pikiran manusia, sejak pikiran itu tumbuh.
Bila telah dipikir dan direnungkan, pastilah sudah, bahwa manusia tidaklah bebas di dunia ini.
Segala rancangan yang dilakukannya di dalam ikhtiar hidupnya, hanya dapat berjalan jika
sesuai dengan rancangan yang lebih besar, sehingga kemudian ternyata bahwa rancangan
manusia itu hanya bahagian kecil saja daripada rancangan yang besar.
Lebih dahulu lahirlah seseorang manusia ke atas dunia ini. Dia lahir tidaklah atas
kehendaknya sendiri. Bahkan orang tua, lingkungan, zaman dan tempat dia dilahirkanpun
tidak bisa diusahakan. Rupa dan bentuk bukanlah pilihan kita. Demikian tinggi dan rendahnya
ukuran badan kita. Orang yang datang belakangan hanyalah menuruti hukum ”sebab akibat”
yang telah berlaku lebih dahulu pada orang tua yang melahirkannya, dan orang tuapun
menerima hukum ”sebab akibat” yang dahulu daripadanya. Pada diri seseorang, ada yang
disebut pribadi. Kadang-kadang kita ingin serupa dengan pribadi orang lain. Keinginan
tinggal keinginan dan kita masih tetap kita juga. Banyak manusia, walaupun di tempat dan
lingkungan mana dia hidup, ingin hendak berpindah ke dalam suasana yang lain, tetapi dia
tidak dapat mencapai itu. Dia tetap dia, dan
Modul 1 Akidah dan Rukun Iman ⚫ 63
KEMENTERIAN AGAMA RI © 2018
kesan lingkungan tidak dapat dibantah atau dilawannya. Banyak pula pekerjaan yang
dilakukan dengan suatu usaha sengaja, dan tidak disengaja. Tetapi setelah dilihat dan
diperhitungkan, ternyata yang tidak disengaja kadang-kadang lebih dominan nilainya. Sebab
yang tidak disengaja tadilah yang sebenarnya tertulis buat dilalui.
Oleh sebab itu, sejak zaman purbakala sudah ada kesan pada manusia tentang adanya yang
disebut sebagai ’fatum’ atau karma, sampai-sampai dikatakan orang bahwasanya manusia ini
hanyalah menjalankan suatu lakon sandiwara, tidak lebih dari itu. Dia memainkan
peranannya, menurut yang telah tertulis lebih dahulu oleh sutradara, yang kekuasaannya lebih
daripada kekuasaan si pemain itu sendiri.
Manusia adalah suatu ”alam kecil” di samping alam yang besar, matahari, bumi, bulan dan
bintang-bintang. Lautan, daratan, gunung-gunung dan lain-lain sebagainya. Dapatlah kita lihat
pada semuanya itu ”taqdir” yang tidak dapat dilanggarnya. Matahari terbit dan terbenam
adalah menurut jangka waktu yang sudah tertentu. ”Matahari tidak boleh mendahului bulan,
dan malam tidak boleh memotong jalan siang”. Semuanya tidak ada yang bebas. Bagaimana
manusia kecil ini akan dapat menda’wakan kebebasannya? Padahal di kiri kanannya dapat
disaksikannya sendiri, bahwa semuanya tidak ada yang bebas.
Kayu-kayuan di hutan, pada mulanya hanyalah suatu biji yang kecil, kemudian tumbuh,
sesudah itu besar, berdaun, berdahan, bercabang dan beranting. Bertahun-tahun lamanya dia
hidup dalam kesuburan. Lama-lama mulailah daunnya rontok dan dahannya lemah. Kian lama
kian turunlah dan akhirnya mati dan tumbang. Begitu taqdir yang harus dilaluinya.
Cobalah lihat ketakutan orang kepada maut. Padahal sudah ada ketentuan yang tidak dapat
dibantah, bahwasanya segala yang bernyawa pasti mati. Dan mati tidak memandang bulu dan
tidak menghitung waktu. Kalau sekiranya bolehlah mati menurut ketentuan manusia, tidaklah
akan terdapat bermiliun orang yang bosan hidup, padahal belum mati juga. Dan tidaklah akan
terdapat orang yang takut akan mati, tetapi mati juga. Kecil mati, muda mati, tuapun mati.
64 ⚫ Pendalaman Materi Akidah akhlak
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
Rezekipun demikian pula. Ada orang yang kerja keras siang malam mencari rezekinya, rezeki
itu tidak juga datang. Ada orang yang hanya goyang kaki saja, namun rezeki datang mengejar
dia. Ada orang yang tidak puas lagi dengan keadaan hidupnya, kemudian ingin hendak
berubah nasib itu kepada yang lebih baik; tetapi usianya hanya habis dalam angan-angan.
Pangkat dan kedudukanpun demikian pula. Orang yang patut menjabat suatu pangkat,
kadang-kadang tidak disentuh oleh pangkat itu. Sebaliknya, orang yang tidak patut, yang
tidak cakap, yang hanya menimbulkan tertawa orang bila dia naik, namun dia naik juga. Ada
yang payah-payah mengejar, tidak mendapat, dan ada yang hanya duduk-duduk saja, pangkat
itu diberikan kepadanya.
Dalam masyarakat pun telah tampak ketentuan ”taqdir” itu. Ia tampa pada tingkat akal, budi,
kesanggupan dan kepandaian, kepintaran dan kebodohan. Tidak semuanya orang pintar, tidak
semuanya orang bodoh, bertingkat akal, bertingkat kesanggupan. Ada yang selama hidupnya,
hanya dapat posisi di bawah, dan ada yang setia buat di atas.
Berlainan warna kulit karena berlainan tempat tinggal dan kelahiran. Satu bangsa sipit
matanya dan hitam halus rambutnya, bukan dia yang meminta begitu. Satu bangsa berwarna
hitam dan keriting rambutnya; pun bukan dia yang menentukan. Satu bangsa berambut putih,
rambutnya warna rambut jagung; dia hanya menerima keadaaan begitu saja. Sekarang
terdengarlah kalimat ”demokrasi”. Dalam satu negara demokrasi, semua orang berhak untuk
mendapat kedudukan. Tetapi yang telah ada ketentuan naik lah yang akan naik. Yang lain
walaupun sampai mati menunggu giliran tidaklah akan kesampaian.
Ada orang yang telah berusaha menjadi orang baik-baik. Tiba-tiba dalam separoh perjalanan
hidupnya, berbeloklah langkahnya kepada jalan jahat, sehingga dia jadi orang jahat. Kadang-
kadang teringatlah dia kembali hendak menjadi orang baik. Namun ingatan tinggal hanya
ingatan. Sebab, terjerumusnya seseorang ke jalan itu kadang-kadang bukanlah karena perkara
yang disukainya atau dipilihnya. Dia sendiri merasa jijik akan perbuatannya itu.
Kadang-kadang kita melihat seseorang, yang dalam pandangan kita, ia adalah seorang jahat.
Misalnya ialah seorang sufi yang masyhur, Fudlail bin Iyadl. Diwaktu mudanya ia sangat
masyhur bahwa ia seorang pemuda yang jahat laku
Modul 1 Akidah dan Rukun Iman ⚫ 65
KEMENTERIAN AGAMA RI © 2018
perangainya, semua orang benci kepadanya. Tiba-tiba pada suatu malam, sedang ia menjalar-
jalar mencari-cari perempuan untuk melepaskan hawa nafsu mudanya, kedengaranlah olehnya
seorang perempuan membaca ayat al-Qur’an di sebelah rumahnya. Bunyi ayat itu: belum
jugakah datang masanya bagi orang-orang yang beriman, untuk menundukkan hatinya
mengingat Allah. (Al-Hadiid; S. 57 : 16) Tertegun dia mendengarkan ayat itu, dan timbul
penyesalannya, lalu terbuka jalan baru, dan terbentanglah Nur Allah di hadapannya, sehingga
sejak malam itu berubahlah jalan hidupnya ke jalan yang baik.
Perdebatan masalah ini akhirnya menjadi salah satu objek penting dalam aliran ilmu kalam
yang memunculkan beberapa kelompok pandangan, antara lain: kelompok yang mengatakan
manusia ini dalam perbuatannya terikat dan hanaya seperti ”wayang” yang mengikuti dalang
yang dikenal dengan Jabariyah, kelompok kedua, berpendapat sebaliknya bahwa manusia ini
punya kebebasan dan kekuasaan dalam perbuatannya, ini adalah kelompok qodariyah, yang
ketiga adalah kelompok yang mengambil jalan tengah, bahwa manusia punya kehendak akan
tetapi manusia juga terikat dengan ketentuan dan ketetapan ) Qada’ dan Qadar Allah. Inilah
yang dianut oleh Ahlu sunnah Wal Jama’ah
b. Hukum Sebab dan Akibat
Manusia telah menggunakan pikiran dan akalnya buat mencari pokok pangkal segala sesuatu.
Timbullah suatu istilah dalam alam filsafat yang terkenal dengan kata ”sebab-akibat”. Dalam
ilmu kalam istilah yang populer digunakan adalah illat dan ma’lul. Si anu, kata hukum sebab
akibat, menjadi orang jahat karena dalam penyelidikan ilmu keturunan manusia telah
ditemukan bahwa pada nenek moyangnya yang keempat ada seorang penjahat besar.
Keturunan jahat neneknya yang keempat itulah kemudian yang telah tinggal dalam darahnya.
Sebab itu dia jahat. Si anu menjadi orang baik, karena lingkungannya adalah baik. Ayahnya
adalah orang baik dan masyarakat lingkungannyapun baik pula.
Nabi Muhammad s.a.w menjadi Rasul, karena memang sudah ada lembaga yang
menunggunya. Dia dilahirkan di Mekah, di dekat Ka’bah, yang memang sedia telah menjadi
pusat keagamaan sejak dahulu. Nenek moyangnya sejak Nabi Ibrahim, Isma’il sampai kepada
Qushai dan bahkan sampai pada Abdul Muttalib telah ada juga dasar agamanya.
66 ⚫ Pendalaman Materi Akidah akhlak
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
Bila mana hukum ”sebab akibat” itu kita teliti sampai kepada hulunya, tentu mau tidak mau
kita akan bertemu dengan sebab pertama. Itulah yang bernama ”Yang menyebabkan segala
sebab” atau ”Musabbibul Asbab”. Pada akhirnya kita akan mengakui bahwa masih ada
pencipta yang disebut sebagai Sebab Pertama Yang Maha Berkuasa menentukan
pembahagian sebab. Pada-Nya terhimpun segala qudrat. Kesanggupan kita hanya menelaah
saja, tetapi tidak sanggup turut menentukan sebab pertama itu. Sebab akibat yang dapat kita
ketahuipun hanyalah yang dapat kita lihat. Alangkah kecilnya diri kita, buat sanggup melihat
segala soal didalam alam yang maha luas ini.
Berkuasakah manusia? Jika kita katakan berkuasa, hingga manakah batas kekuasaannya?
Senantiasa kita lihat bahwa manusia ”diberi kekuasaan” atau dipinjami kekuasaan. Jadi bukan
dia yang empunya kekuasaan itu. Berapa banyak diplomat yang tinggi-tinggi, ahli negara
yang ulung, berusaha hendak mengelakkan perang. Di mana-mana diserukan seruan damai,
perdamaian dunia, co-existensi dan sebagainya. Tetapi, semakin maju mereka berjalan
kemuka, semakin dekat pula kekhawatiran yang ditakutinya itu. Dia tidak sanggup mengelak
kepada yang lain. Kelihatan bahwa dia hanya menjadi alat daripada program besar yang
sedang berlaku.
Bukan itu saja bahkan berkali-kali, beratus ribu kali manusia berbuat seakan-akan dia pun
berkuasa. Fir’aun justru pernah mengatakan dirinya ”Ana Rabbukum-ul a’la”, sayalah
Tuhanmu yang paling tinggi. Akan tetapi keruntuhan manusia-manusia seperti itu juga
akhirnya sangat menyedihkan. Dengan demikian jelas bahwa dia sendiri tidak punya kuasa
apa-apa menahan perjalanan takdir yang sudah tertentu. Dia dapat awas buat beberapa waktu,
tetapi bilamana taqdir datang, tidak ada kesanggupannya sedikitpun jua buat menahannya.
Apa yang dikerjakannya serba salah. Apa program yang diaturnya serba tidak tepat. Memang,
apabila kita berpikir sementara atau selintas seakan-akan ada kekuasaan pada kita, seakan-
akan kita mempunyai kebebasan bertindak. Tetapi marilah kita lepaskan sejenak kehidupan
ramai ini, dan pergi ketempat yang lebih luas atau lebih tinggi. Di sana kita akan mendapat
kesan: ”Apalah artinya manusia ini ”. Ibarat kita naik kepada sebuah kapal besar hendak
berlayar, mulanya kita merasa kagum dan tercengang melihat kepintaran manusia yang
membuat kapal itu. Cukup segala alat-alat kehidupan selama dalam pelayaran dengannya.
Kemudian
Modul 1 Akidah dan Rukun Iman ⚫ 67
KEMENTERIAN AGAMA RI © 2018
datang waktunya kitapun berlayar. Kian lama kapal itu kian ketengah lautan. Mulailah terasa
betapa kecilnya tanah daratan, kian lama kian hilang. Dan kitapun berada dalam lautan besar.
Allahu Rabbi besar dan luasnya lautan itu.
c. Adakah Manusia Bebas dan Kuasa ?
Setelah kita perhatikan segala hal itu dengan seksama, niscaya kita akan mengaku bahwa kita
tidak ada kuasa apa-apa. Kebebasan kita sangat terbatas. Kita bebas hanyalah dalam
lingkungan qudrat dan iradat Tuhan Sebagaimana telah disampaikankan lebih dahulu, soal
bebas atau tidaknya manusia di dalam alam ini sudah lama menjadi bahan diskusi ahli-ahli
pikir, baik dalam dunia filsafat ataupun dalam dunia agama.
Di dalam Islam, ada dua aliran besar yang begitu intens membicarakan hal tersebut, yakni
Qodariyah dengan Jabariyah. Kaum Qadariyah meskipun namanya kaum Qadar, yang
awalnya menolak adanya qadar dalam diri manusia, belakangan berubah pengertian, yakni
berpandangan bahwa manusia bebas mempergunakan pikiran dan berbuat sendiri. Buruk dan
baik nasib kita, janganlah selalu dipertanggungjawabkan kepada Tuhan. “Nasib kita adalah di
tangan kita sendiri”. Karena kita tidak belajar dari kecil, lalu setelah dewasa kita menjadi
orang bodoh, janganlah Tuhan disesali. Kita bergaul dengan orang-orang jahat, lalu kita
menjadi penjahat pula. Itu adalah kesalahan kita sendiri. Oleh sebab itu yang buruk janganlah
dipertanggungjawabkan kepada Tuhan. Demikianlah kira-kira kesimpulan dari kaum
Qadariyah.
Adapun kaum Jabariyah, mencabut segala daya dan upaya dari diri manusia. Kita di dunia ini
hanyalah ibarat kapas diterbangkan angin. Angin takdir yang mutlak dan seragam. Sehingga
jika kita baik, adalah baik karena taqdir Tuhan, bukan karena ikhtiar usaha kita. Jika kita
menjadi jahat, adalah karena ditaqdirkan jahat oleh Tuhan. Miskin dan kaya, naik dan jatuh,
mulia dan hina, semuanya mutlak di bawah kuasa Tuhan Semesta Alam.
Tetapi kalau kita telusuri lebih jauh kitab yang besar-besar dari sejarah alam pikiran filsafat
Islam, sebenarnya tidak ada perbedaan itu. Apalagi, al-Qur’an sendiri sebagai pedoman hidup
seorang Muslim sudah menunjukkan
68 ⚫ Pendalaman Materi Akidah akhlak
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
sudut-sudut daripada kedua jalan pikiran itu. Seluruh kekuasaan itu adalah ditangan Tuhan:
Sesungguhnya Allah, adalah atas tiap-tiap sesuatu maha berkuasa (Al-Baqarah.S.2: 20).
Demikian nyatanya bahwa kekuasaan Tuhan itu tidak terbatas. Sehingga kita telah
mengurangi kekuasaan Tuhan, kalau kita katakan bahwa Tuhan tidaklah menjadikan yang
buruk, tidaklah menjadikan miskin, dan tidaklah menjadikan bodoh. Tetapi untuk
”ta’adduban”, untuk sopan-santun kita kepada Ilahi, ada pula caranya sendiri yang harus kita
lalui. Banyak kejadian yang memang Tuhan menjadikan, sekali-kali tidak kuasa orang lain
menjadikannya, tetapi tidaklah sanggup mulut orang yang beradab mengatakan bahwa itu
dijadikan Tuhan. Dan memanglah amat janggal kalau sekiranya seorang durjana, yang ketika
hendak di potong tangannya, menjalankan hukum pencuriannya, dia mengatakan tak usah
hukum dijalankan, sebab dia mencuri ini adalah atas kehendak qudrat iradat Tuhan.(Hamka,
1978: 304-305)
Pendirian Jabariyah, atau disebut Jahmiyah, bertentangan dengan pendirian Qadariyah,
terutama bagi orang yang lemah imannya. Apalah artinya kita berusaha didalam hidup ini.
Karena kita hanyalah menjalankan taqdir yang tertulis saja. Bergerak kata Tuhan, kitapun
bergerak. Diam kata Tuhan, kitapun diam ! Kaya kata Tuhan, kitapun kaya. Jatuh kata Tuhan,
kitapun jatuh. Mungkin kaum Jahmiyah sendiri tidaklah berpendirian sampai demikian.
Pendirian menjadi runcing di antara kedua belah pihak, biasanya apabila telah dicampuri oleh
kepentingan-kepentingan lain.
d. Manusia sebagai sebahagian dari alam
Terang sudah bahwa seluruh kekuasaan adalah di tangan Tuhan. Tuhan mempunyai peraturan
sendiri untuk mengatur alam yang maha luas itu. Pokok undang-undang dasar yang meliputi
semuanya ialah qudrat dan iradat. Qudrat dan iradat berkembang kepada beberapa jalan, yang
dinamai sunnatullah. Kadang-kadang kita namai apa yang sanggup kita lihat dari sunnatullah
itu dengan istilah ”sebab-akibat”. Yang kita ketahui dari hukum sebab-akibat itu hanya sedikit
sekali. Ibarat sebuah pemerintahan besar, namun tetap mempunyai rahasia-rahasia yang tidak
boleh diketahui oleh rakyat banyak. Tuhanpun seperti demikian atas hamba-hamba-Nya.
Modul 1 Akidah dan Rukun Iman ⚫ 69
KEMENTERIAN AGAMA RI © 2018
Siapakah manusia? Manusia adalah sebahagian dari alam, yang merupakan isi bumi. Manusia
hanya ada dalam bumi. Dia ditempa dari tanah, sebagaimana halnya benda-benda bernyawa
yang lain, dalam bumi. Memang ada pula di atara ahli pikir, seperti Darwin (teori Darwin),
yang mengatakan bahwa mungkin asal-usul manusia itu sama dengan monyet. Lalu di antara
beribu macam makhluk itu, kepada manusia pula diberikan Tuhan suatu alat yang menurut
penyelidikan, belum diberikan Tuhan kepada yang lain. Alat itu adalah akal.
Siapa sebenarnya yang empunya akal itu? Ibarat barang yang lain yang ada pada diri manusia,
mungkin seseorang akan mengatakan bahwa dialah yang empunya. Tetapi, kalau dipikirkan
lebih dalam, tidak ada yang dipunyai menusia secara mutlak. Akal itu sendiri, sepintas lalu,
boleh dikatakan sebagai alat seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan barang itu
tidak lebih dari sebuah pinjaman dari Tuhan. Akal adalah kepunyaan Allah yang
dipinjamkan-Nya kepada diri manusia, karena akal itu akan dipergunakan oleh manusia dalam
memahami Allah, yakni qudrat iradat-Nya yang lebih besar, lebih tinggi dan lebih jauh dalam
keseluruhannya.
Tidak ada kekuasaan penuh dari manusia mempergunakan akalnya sendiri, bila yang
demikian benar di luar batas ketentuan yang telah ada. Kemudian pertanyaan berikutnya
adalah: adakah pada manusia itu kemerdekaan? Demikian pertanyaan yang timbul dari hati
seseorang. Sekarang pertanyaan itu kita kembalikan kepada pertanyaan pula, yakni
”pernahkan tuan merasa bahwa tuan merdeka?”
e. Adil atau Aniaya
Ada orang yang telah bersusah payah berusaha, namun dia masih miskin juga. Ada pula orang
jujur, tetapi hidup teraniaya. Ada orang ”pengadu untung”, dalam segala zaman dia
memperoleh kedudukan. Apakah ini adil ?
Jika caranya manusia berpikir hanya menurut ukuran diri sendiri, tidak dibawa kepada ukuran
yang lebih besar, segala sesuatu akan tampak tidak adil. Ketidakadilan bukanlah terdapat
dalam soal itu sendiri, akan tetapi terdapat dalam jiwa manusia, karena manusia bersangkutan
egoistis sendiri. Contoh sederhana,
70 ⚫ Pendalaman Materi Akidah akhlak
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
yaitu pada setiap tanggal 17 Agustus bangsa Indonesia memperingati Hari Kemerdekaan RI
dan menjadikannya Hari-Besar Nasional. Hari itu merupakan hari di mana bangsa Indonesia
dibebaskan dari penjajah. Tetapi dalam hati bangsaBelanda, justru hari itu adalah hari
perkabungan.
Kasus serupa bisa dilihat pada berdirinya negara Israel. Bangsa Arab memandang bahwa
berdirinya bangsa Israel adalah suatu hal yang tidak adil. Tanah Palestina telah mereka terima
turun-temurun 2000 tahun lamanya. Tiba-tiba datang saja sekelompok orang-orang dari
seluruh penjuru dunia memancang atau mematok tanah itu dan mengatakan ini adalah negara
mereka. Sebab sebelum 2000 tahun yang lalu nenek moyang mereka telah berdiam di sana.
Orang Indonesia dalah hamba Tuhan, sebagaimana orang Belandapun adalah hamba Tuhan,
sebagaimana orang Yahudipun hamba Tuhan. Demikianlah perbandingan tinjauan atas
keadilan kalau diserahkan kepada bangsa-bangsa, dan lebih dari demikian kalau diserahkan
kepada perseorangan setiap manusia. Oleh sebab itu, keputusan tentang adil dan tidak adil,
nyatalah sebuah diskusi yang mendapat jalan buntu jika diserahkan kepada ”banyak tangan”.
f. Manusia Tidak Berkuasa?
Manusia diberi akal. Tetapi kebebasan dan kemerdekaan itu amat terbatas. Kekuasaan
tertinggi dan mutlak tetaplah di tangan Tuhan. Kalau Tuhan berkehendak, ditujukannya akal
manusia itu kepada suatu jurusan, atau dicabutnya dari jurusan lain. Kadang-kadang manusia
tidak sadar akan hal itu. Itu sebabnya Tuhan mendatangkan para Rasul, Nabi dan Kitab-Kitab,
buat menuntun kesadaran manusia tadi. Akal itu adalah pemberian Allah kepada manusia
untuk dijadikan sebagai alat mencapai rahasia Sunnah Allah yang maha besar dan maha luas.
Pergunakanlah akal itu dengan sebaik-baiknya!
Kalau manusia tidak berkekuasaan penuh, bukanlah itu berarti tidak adil. Sebaliknya, jika
berkuasa penuh, maka justru itulah yang lebih tidak adil. Sebab hal itu akan menimbulkan
pecahnya kesatuan ”komando” alam dan timbullah kekacauan yang lebih-lebih tidak dapat
dipikirkan. Ini seandainya jika manusia itu turut berkuasa semua. Kalau dia berkuasa, berdiri
sendirikah kekuasaan itu
Modul 1 Akidah dan Rukun Iman ⚫ 71
KEMENTERIAN AGAMA RI © 2018
atau bergabungkah ia dengan kekuasaan Tuhan? Kedua-duanya tidak mungkin. Kalau
dikatakan kekuasaan yang berdiri sendiri, nyata bahwa kita tak sanggup keluar dari batas kita.
Memakai akal sendiripun nyatalah tidak sanggup keluar dari batas ”pandangan akal” itu.
Pendeknya mustahil.
Kalau bergabung, itupun mustahil. Tak dapat diterima oleh akal. Sebab, yang demikian harus
terlebih dahulu menolak bahwa akal itu dari Allah. Yakni, bahwa akal itu adalah ciptaan
manusia sendiri. Dan akal itupun sebanyak manusia itu sendiri dan berbagai ragam pula. Ini
juga dapat menimbulkan chaos (kacau-balau). Jalan pikiran yang sehat adalah kesatuan
kekuasaan, kesatuan qudrat dan iradat, kesatuan qadla dan qadar. Semua, seratus persen,
dalam kekuasaan-Nya. Tetapi, kita tidaklah ibarat kapas diterbangkan angin semau-maunya.
Manusia sudah diberi amanat oleh Tuhan dan diberi bekal, yakni akal. Ini semua sebagai
sarana menggapai sunnah-Nya.
Hubungan seluruh umat manusia dengan Tuhannya, dapat diibaratkan dengan satu divisi
angkatan perang. Semua tentara tunduk kepada komando yang satu. Yang bertanggung jawab
paling tinggi adalah jenderalnya. Dan setiap tentara bertanggung jawab pula dalam
lingkungan yang diperintahkan kepadanya, dengan alat yang dipinjamkan ke tangannya.
Mereka disuruh bertempur habis-habisan, sampai terdapat kemenangan. Beribu-ribu tentara
bisa saja mati. Tentara yang habis mati tidak ditanyai mengapa dia mati. Negaranya mendapat
kemenangan, tetapi anaknya menjadi piatu dan istrinya menjadi janda. Tidak dapat dikatakan
bahwa itu tidak adil. Oleh sebab itu, semua manusia ini adalah juyusy Allah, tentara Tuhan.
Tuhanlah jenderal dari segala jenderal. Tepat sekali apa yang disebut dalam kitab Taurat
bahwa Tuhan adalah ”Tuhan segala tentara”.(Hamka, 1978: 307) Bahkan kadang-kadang ada
tentara yang dijadikan sebagai umpan, dijadikan korban beribu-ribu banyaknya, untuk suatu
strategi yang lebih besar. Ada pula yang dijadikan sebagai tim penggempur, ada yang
dijadikan tentara sipil, memakai tanda-tanda juga didada dan dilehernya, tetapi dia di garis
belakang. Orang yang tidak mengerti rahasia ketentaraan, tentu akan membantah. Padahal,
bantahan adalah melawan disiplin.
Ada orang yang dinaikkan Tuhan, pada masa lahirnya. Ada yang miskin, yang bodoh, yang
jahat. Ada yang nasibnya dalam lahirnya kelihatan baik.
72 ⚫ Pendalaman Materi Akidah akhlak
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
Padahal pada batinnya hanya sama semuanya. Apa perbedaan antara hamba Allah yang kaya
dengan yang miskin? Apa perbedaan di antara yang bodoh dengan yang pintar? Kadang-
kadang orang kaya lebih banyak keperluannya, sebab itu dia tidak merasa tenteram dengan
kekayaan. Oleh sebab itu, ukuran susahnyapun sama dengan orang miskin. Kadang-kadang
orang pintar sampai ”darah tinggi”, karena terlalu banyak yang dipikirkan, dan orang bodoh
hanya duduk bersiu-siul.
Oleh sebab itu, supaya pikiran sendiri jangan bertele-tele dan tidak ada ujungnya, maka tidak
ada jalan lain lagi kecuali mempergunakan akal pemberian Allah itu. Karena kalau engkau
tidak diberiNya akal, misalnya engkau ditaqdirkan-Nya gila, tidak pulalah diwajibkan-Nya
engkau berpikir lagi. Pergunakan akal itu. Pergunakan pikiran itu! Lalu serahkan kepada
Tuhan, gantungkan kepada Tuhan, tawakal kepada Tuhan, taqwa kepada Tuhan.(Hamka,
1978: 308)
Engkau adalah makhluk asal dari tanah, bersama dengan yang lain. Tetapi engkau bukanlah
kapas diterbangkan angin. Dan engkau berbeda dengan binatang lain. Keutamaanmu adalah
karena akal itu. Karena akal, engkau sadar bahwa engkau ada. Engkau sadar bahwa adamu
jauh berbeda dengan adanya makhluk yang lain.
g. Ayat-ayat taqdir dan ikhtiar
Ada beberapa ayat al-Qur’an yang menunjukkan kecenderungan umat manusia dalam
menggunakan pikirnya. Beberapa di antaranya disalinkan di bawah ini:
1. Ayat-ayat taqdir:
Telah mengunci Allah atas hati mereka dan atas pendengaran mereka, dan atas penglihatan
mereka telah tertutup, dan bagi mereka azab yang berat (Al-Baqarah : 7)
Dan tidaklah akan memberi manfaat kepada kamu nasihat-nasihatku sekalipun aku mau
memberi nasihat kepada kamu jika Allah ta’ala berkehendak menyesatkan kamu. Dialah
Tuhan kamu dan kepadaNyalah kamu akan kembali semuanya (Q.S Hud : 34)
Modul 1 Akidah dan Rukun Iman ⚫ 73
KEMENTERIAN AGAMA RI © 2018
Maka apakah engaku (engkau hendak merubah nasib) orang-orang yang telah pasti atasnya
kalimat siksa? Apakah engkau (Muhammad) hendak mengeluarkan orang yang telah dalam
neraka? (Q.S Az-Zumar : 19)
Dan sesungguhnya telah mengutus Kami seorang Rasul untuk tiap-tiap ummat, untuk
menyerukan sembahlah Allah, dan jauhilah Taghut Kemudian di antara mereka ada yang
diberi hidayat Allah dan diantara mereka ada pula orang yang telah pasti akan kesesatan
(Q.S An-Nahl : 36)
Tetapi kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali apabila dikehendaki Allah. Sungguh,
Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana (Q.S Ad-Dahr : 30)
2. Ayat-ayat ikhtiar
Sesungguhnya kami, telah menunjukkan kepadanya jalan lurus. Ada yang bersyukur dan ada
pula yang kufur (Q.S Ad-Dahr : 3)
Sungguh, inilah jalanku yang lurus, maka ikutilah oleh kamu akan di. Dan janganlah
mengikut jalan-jalan lain,yang akan menceraiberaikan kamudari jalanNya. Demikianlah
diwasiatkaNya kepadamu supaya kamu bertaqwa (Q.S al-An’am: 153)
Maka barang siapa menghendaki beriman, maka hendaklah dia beriman. Dan barang siapa
yang menghendaki kafir, maka biarkanlah dia kafir (Q.S Al-Kahfi : 29)
Ðan barang siapa berbuat kejahatan dan menganiaya akan dirinya, kemudian itu memohon
ampunan kepada Allah, niscaya dia akan mendapatkan Allah Maha Pemberi Ampun dan
Penyayang. Dan barang siapa berbuat dosa, maka sesungguhnya dia mengerjakannya untuk
kesulitan dirinya sendiri. Dan adalah Allah Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana” (Q.S
An-Nisaa’ : 110-111)
Sesungguhnya Allah tidaklah akan merobah apa yang ada pada suatu kaum, sebelum mereka
merobah apa yang ada pada diri mereka (Q.S Ar-Ra’d : 11)
74 ⚫ Pendalaman Materi Akidah akhlak
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
Kedua pasangan ayat ini, lima ayat taqdir dan lima ayat ikhtiar, adalah benar. Keduanya
dalam al-Qur’an, dan tidak ada perlawanan. Kalau timbul persangkaan bahwa dia berlawanan,
bukanlah seperti yang demikian adanya, melainkan pikiran kita yang memikirkannya justru
yang berlawanan. Janganlah sebahagian saja dipegang, tetapi peganglah dalam
keseluruhannya.
Ingatlah bahwasannya segala aspek kehidupan yang pelik-pelik ini telah muncul karena pada
diri kita ada akal. Dengan melihat ayat ikhtiar itu, kita dapat merasakan bahwa pada kita ada
kebebasan. Demikian pula, dengan melihat ayat-ayat taqdir di atas, tidaklah kita lupa daratan,
bahwa kebebasan itu terbatas. Ibarat kebebasan seorang warga dalam satu negara. Dia bebas
dalam lingkungan undang-undang. Oleh karena itu, pada hakikatnya tidaklah bebas, dalam
pengertian mulak.
5. Hikmah Iman kepada Qada’ dan Qadar
Diantara hikmah yang dapat kita petik dari iman kepada qada’ dan Qadar adalah:
1. Tawakkal kepada Allah ketika melakukan Usaha (yang menjadi sebab tercapainya
maksud), dan tidak menggantukan pada Usaha tersebut. Karena segala sesuatu terjadi pada
hakikatnya karena kehendak Allah.
2. Iman kepada Qada’ dan Qadar, menjadikan manusia tidak merasa sombong dan ujub jika
maksud ushanya tercapai, karena dia yakin bahwa keberhasilannya adalah karunia dari Allah
dan telah ditakdirkan oleh Allah.
3. Tenang dan nyaman (secara psikologis) dengan apa yang terjadi padanya yang merupakan
takdir Tuhan Yang Maha Kuasa, maka dia tidak akan gundah dengan hilangnya sesuatu yang
dia sukai atau ketika mendapatkan sesuatu yang dia benci.
4. Menganggap ringan dan menerima setiap musibah dengan Ridho, karena yakin bahwa itu
merupakan ketentuan Allah, maka sepenuhnya diserahkan dan dikembalikan kepada Allah.
5. Iman kepada Qda’ dan Qadar dapat menjauhkan diri dari perbuatan Syirik, karena orang
yang beriman kepada Qada’ dan Qadar meyakini bahwa alam semesta beserta isinya ini
berasal dari tuhan Yang Esa dan satu-satunya Tuhan yang Wajib disembah.
Modul 1 Akidah dan Rukun Iman ⚫ 75
KEMENTERIAN AGAMA RI © 2018
Rangkuman
Iman kepada Qada’ dan Qadar merupakan aspek penting dari Akidah dan merupakan salah
satu dari rukun iman yang enam. Keimanan seorang mukmin tidak akan sempurna tanpa
menimani Qada’ dan Qadar, Iman kepada Qada’ dan qadar mengandung pengertian bahwa
Allah maha kuasa lagi Maha Mengetahui segala sesuatu, Allah telah menentukan ketetapan
atas makhlukNya sejak zaman azali. Manusia tunduk dan patuh atas ketetapan Allah ini, apa
yang dikehendaki manusia jika Allah tidak menghendaki maka tidak akan terjadi.
Tugas
Selamat !, Anda telah menyelesaikan Kegiatan Belajar 4 tentang Iman kepada Qada’ dan
Qadar. Agar Anda dapat lebih memahami materi yang terdapat pada Kegiatan Belajar 4,
buatlah Power point yang efektif tentang materi Iman kepada Qada’ dan Qadar.
Tes Formatif
Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Berikut ini adalah rukun dari iaman kepada Qada’ dan Qadar kecuali……
a. yakin
b. ‘Ilmu
c. Masyi’ah
d. Kitabah
2. Pembahasan Qada’ dan Qadar didalamnya membahas tentang kehendak dan perbuatan
manusia, yang dalam perdebatan masalah ini menimbulkan beberapa kelompok dengan
pandangan yang berbeda, salah satunya adalah fatalism, yang mengatakan yang kurang lebih
maknanya adalah bahwa, manusia ini seperti wayang yang hanya mengikuti dalang, pendapat
ini adalah pendapat dari aliran…..
a. Qodariyah
b. Salafiyah
c. Jabariyah
d. Ahlu Sunnah
76 ⚫ Pendalaman Materi Akidah akhlak
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
3. Di dalam Al-qur’an kata Qadar disebut dalam beberapa ayat yang berbeda, dengan arti dan
maksud yang berbeda, berikut ini yang bukan termasuk maksud dari kata Qadar yang sebut
dalam al-Qura’an adalah….
a. Al-Wasiyah wal Amr
b. Al-Ikhbar
c. At-Tadhyiq
d. Al-faragh 4. percaya bahwa kehendak Allah yang menjadi penentu atau pengendali nasib
setiap makhluk, apa yang dikehendaki Allah terjadi, dan apa yang tidak dikehendaki Allah
tidak terjadi. Segala sesuatu terjadi dengan kehendak Allah. a. Al-ilmu b. Al- kitabah c. Al-
khalqu d. Al-masyi’atu 5. Salah satu hikmah dari iman kepada Qada’ dan Qadar adalah
menjadikan manusia memiliki sifat Tawakkal hal ini dikarenakan…… a. Hal tersebut adalah
ketentuan dari Allah b. Telah dituliskan di lauh mahfudz bahwa manusia tersebut memikili
sifat tawakkal c. Yakin bahwa segala sesuatu terjadi pada hakikatnya karena kehendak allah d.
Tidak menggantungkan pada amal.
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 4 yang terdapat di bagian
akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 3.
Tingkat penguasaan materi = jumlah jawaban yang benar x 100%
jumlah soal
Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali
80 – 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Modul 1 Akidah dan Rukun Iman ⚫ 77
KEMENTERIAN AGAMA RI © 2018
Jika telah mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan
modul selanjutnya. Namun jika masih kurang dari 80%, Anda dipersilakan mempelajari
kembali Kegiatan Belajar 4, terutama pada bagian yang kurang Anda kuasai.
78 ⚫ Pendalaman Materi Akidah akhlak
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
TUGAS AKHIR
Setelah mempelajari materi yang terdapat pada kegiatan belajar 1 s.d. 4, buatlah peta konsep
dari materi Akidah Islam dan Rukun Iman disertai dalil-dalilnya dan Dalil serta hikmahnya
bagi seorang mukmin, lengkapi dengan contoh manifestasi iman dalam perilaku sehari-hari !
TES SUMATIF
Pilihlah Jawaban Yang Tepat dari Pertanyaan Berikut Ini!
1. Menurut bahasa akidah berarti :
a. Ikatan
b. Kuat
c. Percaya
d. Yakin
2. Sinonim kata Akidah adalah :
a. Iman
b. Islam
c. Ihsan
d. Istihsan
3. Sumber akidah Islam adalah :
a. Al-Qur’an
b. Al-Hadis
c. Al-Qur’an , al-Hadis dan akal sehat yang sesuai dengan wahyu.
d. Ijma
4. Al-Qur’an yang berbicara tentang rukun iman adalah :
a. Surat al-Baqarah ayat 1-5
b. Surat al-Nisa ayat 7
c. Surat al-Imran ayat 77
d. Surat al-Baqarah ayat 177
5. Rukun iman yang keberapa yang ditambahkan oleh al-hadis
a. 1
b. 3
c. 5
d. 6
6. Menurut bahasa iman berarti:
Modul 1 Akidah dan Rukun Iman ⚫ 79
KEMENTERIAN AGAMA RI © 2018
a. Pembenaran hati
b. Pembenaran lisan
c. Anggota badan
d. Semuanya benar
7. Islam menurut bahasa berarti :
a. Percaya
b. Yakin
c. Tunduk dan patuh
d. Berbuat baik
8. Seseorang yang mengakui bahwa Allah adalah Maha Pencipta segala sesuatu, termasuk
kategori: a. Tauhid uluhiyah b. Tauhid rububiyyah c. Tauhid Ilmiyah d. Tauhid Sifat
9. ْ‫َيًُْا أَ َرا ْدَ إذَاْ أَم ُرهْۥُ إنَّ َما‬ َ َْ ‫ فَيَ ُكون ُكن لَ ْهۥُ يَقُو‬dalam kaitan dengan iaman kepada hari akhir ayat ini
ْٔ ‫ل أن ش‬
mengandung pengertian bahwa..
e. Allah memiliki kehendak
f. Dalil bahwa Allah memiliki Sifat Iradah
g. Allah Maha kuasa menghidupkan orang yaang telah mati
h. Kehendak Allah pasti terjadi
10. Salah satu bentuk kita mengagungkan al-qur’an (sebagai Kitab Allah) adalah...
a. Menyimpannya di tempat yang indah
b. Membaca dan mendengarkannya dengan khusyu’ dan khudu’
c. Membawa nya kemanapun kita pergi
d. Melagukan dalam membacanya
Jawablah Pertanyaan Berikut ini dengan benar!
80 ⚫ Pendalaman Materi Akidah akhlak
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
1. Bagaimana sikap/jawaban saudara, seandainya seseorang mengatakan “saya tidak perlu
sholat, karena Tuhan sudah mentakdirkan saya masuk surga atau neraka.?
2. Menurut analisa saudara, mengapa Allah menurunkan bermacam-macam kitab suci. ?
3. Bagaimana sikap saudara, jika seseorang mengatakan bahwa kita tak perlu meyakini takdir,
yang penting kita berusaha. ?
4. Apakah hikmah dari beriman kepada Hari Akhir?
5. Apakah kelebihan akidah islam dibandingkan akidah agama lain? Sebutkan dasar dalilnya!
Modul 1 Akidah dan Rukun Iman ⚫ 81
KEMENTERIAN AGAMA RI © 2018
KUNCI JAWABAN
Tes Formatif
Formatif 1
Formatif 2
Formatif 3
Formatif 4
No
Jawaban
No
Jawaban
No
Jawaban
No
Jawaban
1
B
1
C
1
A
1
A
2
D
2
D
2
B
2
B
3
A
3
A
3
C
3
C
4
A
4
C
4
B
4
D
5
B
5
B
5
B
5
C
Tes Sumatif
Bagian A
No soal
Jawaban
No soal
Jawaban
1
A
6
A
2
A
7
C
3
C
8
B
4
D
9
C
5
D
10
B
Bagian B, soal Esai
1. Takdir Tuhan tidak akan bertentangan dengan perintah-Nya. Artinya, seseorang yang
ditakdirkan masuk surga, ia akan mudah melaksanakan perintah solat. Jika ia sulit untuk
menerima perintah solat, barangkali ia memang ditakdirkan sebagai ahlu neraka. Namun
demikian, tidak satu pun di antara manusia yang mengerti, dia akan ditakdirkan apa. Di
sinilah fungsinya usaha dan do’a bagi manusia beragama. Solat merupakan salah satu bentuk
do’a. Bahkan lebih jauh dikatakan, bahwa takdir Tuhan tidak bertentangan dengan hukum
alam. Pelaksanaan takdir Tuhan seiring dengan perjalanan hukum alam. Seseorang tidak akan
panen, tanpa ia bersawah; seseorang tidak akan menjadi sarjana tanpa ia kuliah. Masih banyak
ibarat yang lain.
82 ⚫ Pendalaman Materi Akidah akhlak
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
2. Allah menurunkan berbagai macam kitab suci, karena Allah juga menciptakan manusia
dengan berbagai macam karakter dan kulturnya. Misalnya, Allah menurunkan kitab suci
masing-masing sesuai dengan bahasanya. Semua ini bertujuan agar mereka yang
membacanya lebih mudah memahami dan lebih komuniatif. Akan tetapi, yang demikian tidak
langsung diartikan bahwa al-Qur’an itu hanya untuk orang yang berbahasa Arab, sebab isi
perintah-Nya diperuntukkan bagi semua umat manusia.
3. Keyakinan terhadap Qada dan Qadar adalah bagian iman yang tidak boleh diabaikan. Oleh
karenanya taqdir yang merupakan bagian dari iman kepada Qada’ dan Qadar harus diyakini,
yaitu bahwa Allah bisa melakukan sesuatu apa saja terhadap seseorang tanpa diketahui secara
pasti sebelumnya oleh manusia. Namun mengimani takdir yang berakibat seseorang menjadi
malas dan pasrah, adalah sikap keberimanan yang kurang tepat. Beriman kepada takdir
maksudnya ialah seseorang harus terlebih dahulu bekerja dan berusaha semaksimal mungkin,
kemudian baru lah ia menyerahkannya kepada Tuhan.
4. Dengan beriman kepada hari akhir kita akan mendapatkan hikmah yang besar diantaranya
adalah: Pertama, cinta di dalam melakukan ketaatan serta senantiasa menjaga perilaku taat
dengan mengharap pahala untuk bekal di hari akhir, Kedua, takut untuk melakukan perbuatan
maksiat serta Ridho meninggalkan perbuatan tersebut karena takut akan siksa Allah di hari
kiamat kelak. Ketiga, sebagai hiburan bagi orang mukmin atas apa yang telah dilewatkan nya
di dunia bahwasanya kelak di akhirat dia akan mendapatkan nikmat dan pahala.
5. Beberapa keelebihan akidah islam dibandingkan akidah akidah yang lainya antara lain:
Pertama, Akidah islam terjaga keasliannya sebagaimana diturunkan kepada nabi Muhammad
QS. aL-Hijr : 9
ُ ‫نحف‬
َّْ ‫ظو ح ح لح لَُُْ ح‬
‫نا‬
ُْ
‫وا ح ر ح لكْ ذ‬
َّْ ‫أ زلنحا ا نح نَ ُنُْ ح‬
‫نا‬
ُْ
‫ا‬
Artinya: Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami
benar-benar memeliharanya.
Kedua, Akidah islam mengoreksi dan memperbaiki akidah akidah yang terdahulu yang telah
menyimpang
Ketiga, Akidah islam selaras dengan fitrah manusia, karena manusia diciptakan Allah dengan
membawa Fitrah (diniyah) yaitu meyakini dan beribadah kepada Allah QS. Al-A’raf: 172
Modul 1 Akidah dan Rukun Iman ⚫ 83
KEMENTERIAN AGAMA RI © 2018
ْ‫ظ ُهورهُُْ من م ح د ح ءا ح بحنُُْ م ًۢنْ ك ح ربُّْ ح ذ ح خ ح ْأَ ذ‬
ُ ُ ‫ُ ح وأَشهح ح تَ ُُ مْ ح ريا ذ ْذ‬
ْ ُُ‫لْ ى ح عح ده‬
ْ‫ربذكُ ُْ ح بْ أَلحستُْ أَنفُسهم‬
ُْ
َّْ ‫تحقُولُواْ أَن‬
ُْ ‫ن ح شهدْ ح ل ى ح بح واْ قحا‬
‫ل وا ح‬
َّْ ‫ي ح فلْ غح ذا ح ه ح عنْ ح ُكناا‬
‫نا‬
ُْ
‫ا مةْ ح لقيح‬
ْ‫أ م ح يحو‬
Artinya: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari
sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
"Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami
menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap
ini (keesaan Tuhan)"
Keempat, Akidah Islam sejalan dengan akal sehat manusia, sehingga tidak ditemukan
pertentangan di dalamnya.__

Anda mungkin juga menyukai