Anda di halaman 1dari 16

Akidah dan Akhlak

Abstrak
Artikel ini menguraikan hubungan yang erat antara akidah dan akhlak
dalam konteks ajaran Islam. Akidah, sebagai keyakinan dasar dalam Islam,
membentuk landasan moral yang kuat untuk mengarahkan perilaku
individu. Dalam perspektif ini, akidah berfungsi sebagai pilar utama yang
membimbing manusia untuk mengembangkan akhlak yang baik dan
bermartabat. Penelitian ini menyoroti pentingnya memahami dan
menerapkan konsep-konsep kunci dalam akidah Islam, seperti tauhid
(keyakinan pada satu Tuhan), risalah (kepercayaan pada rasul-rasul Allah),
dan akhirat (keyakinan pada kehidupan setelah mati).
Kata kunci: Akidah, Akhlak, Islam, Tauhid,

Pendahuluan
Segala sesuatu yang Allah SWT ciptakan bukan tanpa sebuah
tujuan. Allah SWT menciptakan bumi beserta isinya, menciptakan sebuah
kehidupan di dalamnya, bukanlah tanpa tujuan yang jelas. Sama halnya
dengan Allah SWT menciptakan manusia. Manusia diciptakan oleh Allah
SWT tidak sia-sia, manusia diciptakan sebagai khalifah di bumi untuk
mengatur atau mengelola apa yang ada di bumi.
Sifat hakiki manusuia adalah “homo religius”,yaitu makhluk
beragama, yang mempunyai fitrah untuk memahami dan menerima nilai-
nilai kebenaran yang bersumber dari agama, serta sekaligus menjadikan
kebenaran agama itu sebagai rujukan (referensi) sikap dan prilakunya, oleh
karena itu manusia harus mempunyai aqidah yang lurus agar tidak
menyimpang dari apa yang diperintahkan Allah SWT.
Penyempurna aqidah yang lurus kepada Allah SWT tidak luput
dari aqidah yang benar kepada Malaiakat-Malaikat Allah, Kitab- kitab
yang diturunkan oleh Allah kepada para Rosul-rosul Allah untuk
disampaikan kepada kita, sebagai umat manusia.

1
Hal inilah yang menyebabkan bahwa memiliki aqidah dalam islam
itu penting maka dari itu kami ingsya Allah akan akan mencoba
menjabarkan beberapa konsep aqidah yang penting kita ketahui serta
perilaku atau sikap seseorang yang memiliki aqidah islam.

Pembahasan
Pengertian Aqidah Islam
Secara etimologis ( bahasa) aqidah berakar dari kata aqada-
yuqidu-‘aqdan-‘aqidatan. yang berarti simpul, ikatan, perjanjian dan
kokoh. Setelah terbentuk menjadi aqidah berarti keyakinan. Relevansi
antara kata “aqdan” dan “aqidah” adalah kenyakinan itu tersimpul dengan
kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian.1
Definisi lain aqidah secara terminologis (istilah) adalah sebuah
urusan yang secara umum dapat diterima kebenarannya oleh akal fikiran
manusia dan berdasarkan wahyu Allah SWT. Bedasarkan definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa aqidah islam adalah dasa-dasar pokok
kepercayaan atau keyakinan hak seorang muslim yang bersumber dari
ajaran islam. Dasar-dasar tersebut wajib dipegang teguh oleh setiap
muslim sebagai sumber keyakinan yang mengikat. Aqidah adalah apa yang
diyakini oleh seseorang. Jika dikatakan, “Dia mempunyai aqidah yang
benar,” berarti aqidahnya bebas dari keraguan. Aqidah merupakan
perbuatan hati, yaitu kepercayaan hati dan pembenarannya kepada
sesuatu.2
Islam mengajarkan kepada umatnya agar berkaidah yang mantap,
sepenuh hati dan tidak boleh ada keraguan sedikitpun. Orang yang
memiliki aqidah yang kuat, tentram hatinya karena pedoman hidup yang
jelas

Allah SWT berfirman sebagai berikut:


1
Dadan Nurul Haq dan Undang Burhanudin, pemantapan kemampuan mengajar
aqidah akhlak,(Bandung: Pustaka Al- Kasyaf,2010),h.13.

2
Shalih Bin Fauza Bin Abdullah Al fauzan, kitab tauhid, (Jakarta : Yayasan Al Sofwa,
2001),h 3

2
‫ِا َّن اِذَّل ْيَن َقاُلْو ا َر ُّبَنا اُهّٰلل َّمُث اْس َتَقاُم ْو ا َتَتَّزَن ُل َعَلِهْي ُم اْلَم ٰۤل َكُة َااَّل َخَتاُفْو ا َو اَل ْحَت َز ُنْو ا‬
‫ِٕى‬
‫َو َاْبُرِش ْو ا اِب ْلَجَّنِة اَّلْيِت ُكْنْمُت ُتْو َعُد ْو َن‬
Artinya:
“ Sesungguhnya orang-orang yang berkata,” Tuhan kami adalah
Allah” kemudian mereka yang meneguhkan pendirian mereka, maka
malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), “
jaganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati.......” (QS.
Fussilat/ 41:30).3
Aqidah islam juga dalam Al-quran disebut iman. Ia bukan hanya
berarti percaya, melainkan keyakinan yang mendorong seorang muslim
untuk berprilaku. Karena itu, lapangan iman sangat luas bahkan mencakup
segala sesuatu yang dilakukan seorang muslim yang disebut amal saleh.
Seseorang dinyatakan beriman bukan hanya percaya terhadap sesuatu,
melainkan kepercayaan itu mendorongnya untuk mengucapkan dan
melakukan sesuatu sesuai dengan keyakinan tersebut. Karena itu iman
bukan hanya dipercayai atau diucapkan, melainkan bersatu secara utuh
dalam diri seseorang yang dibuktikan dalam perbuatan.
Aqidah Islam atau Iman mengikat seorang muslim sehingga ia
terikat dengan segala aturan hukum yang datang dari islam. Karena itu
menjadi seorang muslim berarti meyakinidan melaksanakan segala sesuatu
yang diatur dalam ajaran islam; seluruh hidupnya didasarkan kepada
ajaran islam. Hal ini difirmankan allah :

‌ؕ‫َآٰيَهُّيا اِذَّل ۡيَن ٰا َمُنوا اۡدُخ ُلۡو ا ىِف الِّس ِمۡل ٓاَکَّفًة ۖ َو اَل َتَّتِب ُع ۡو ا ُخ ُط ٰو ِت الَّش ۡي ٰط ِن‬
‫ِا َّنٗه َلـۡمُک َعُد ٌّو ُّم ِب ٌنۡي‬
Artinya :
“Hai orang yang beriman masuklah kedalam islam keseluruhannya
dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu
musuh yang nyata bagimu.” (QS.Al-Baqarah, 2:208);

3
Sunardi, Akidah Akhlak, ( Klaten Utara : Grafika Dua Tujuh, 2008), h 3

3
Aqidah sebagai fondasi utama ajaran islam bersumber pada
Alquran dan Sunnah Rasul. Dalam hal yang berkaitan dengan keyakinan
tidak seluruhnya dapat ditemukan oleh kemampuan yang dimiliki oleh
manusia. Misalnya, manusia dapat memikirkan alam raya yang begitu
teratur dan seimbang, tetapi manusia tidak dapat mengetahui siapa yang
mengatur dan menciptakannya, karena kemampuan akalnya sangat
terbatas. Karena itu, untuk dapat mengetahuinya dibutuhkan informasi.
Demikian pula hal-hal yang berkaitan dengan ibadah sebagai
konsekuensi dari adanya keyakinan atau aqidah memerlukan informasi
yang hanya dapat diketahui manusia berdasarkan firman Allah atau
Sunnah Rasul.4
Aqidah merupakan sudut ilmu keyakinan, dan syariah merupakan
sudut taklif (tuntutan) dalam peribadatan, muamalat, jenayah dan
sebagainya. Segala amalan seseorang tidak berguna tanpa aqidah
walaupun melakukan kebaikan sebanyak mana sekali pun. Manusia yang
hidup tanpa berpegang dengan aqidah diumpamakan seperti hewan.
Penentang Islam senantiasa berusaha agar umat Islam berpisah
daripada aqidah mereka agar mudah dikuasai dan dijajahi dari segi luaran
dan dalaman.5
Beberapa istilah lain tentang aqidah adalah
a. Tauhid
Yang artinya mengesakan ( mengesakan Allah- Tauhidullah)
Ajaran tauhid adalah tema sentral aqidah dan iman, oleh sebab itu aqidah
dan iman diidentikkan dengan istilah tauhid.
Tauhid sendiri ada beberapa macam:
1. Tauhid Rubuiyah
Yakni tauhid yang dihubungkan kepada Tuhan, kita
mengakui tidak ada tuhan yang lain yang menciptakan langit

4
A. Toto Sunarya dkk, Pendidikan Agama Islam untuk perguruan tinggi, (Bandung :
Tiga Mutiara, 1997), h 95-96.
5
http://edu4u.edoblogs.org/isu/asas-asas-islam/konsep-aqidah-dan-tauhid/

4
dan beserta isinya. Pengakuan tauhid rububiyah ini jelas sekali,
yaitu melalui ikrar dengan ucapan:
ASSYHADU ALLA ILLAHA ILLALLAH
“ Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah”
2. Tauhid Ubudiyah
Merupakan salah satu tujuan Allah SWT menciptakan
manusia dan jin yaitu untuk menyembah Allah SWT
3. Tauhid Sifat
Tauhid ini mengakui segala macam sifat-sifat
kesempurnaan Allah SWT. Baik itu sifat secara ijmali maupun
secara tafshili berdasarkan dalil naqli ataupun aqli.
4. Tauhid I’tiqad
Tauhid ini meyakini bahwa segala sesuatu yang ada ini baik
yang bisa dijangkau oleh akal manusia maupun tidak adalah
ciptaan Allah.
5. Tauhid qaul
Tauhid ini meyakini Allah SWT itu Esa dan Ada dengan
ucapan seperti kalimat asstagfirullah,alhamdulillah dan lain-
lain.
6. Tauhid amali
Tauhid ini berlandaskan niat yang ikhlas karena Allah baik
itu ibadah yang khusus maupun yang umum. Segala aktivitas
manusia tidak boleh bertentangan dengan roh tauhid, sehingga
bisa dipertanggung jawabkan baik di dunia maupun diakhirat.
Perwujudan nyata ke enam aspek tersebut adalah “shalat”.
b. Ilmu kalam, dinamai ilmu kalam karena banyak dan luasnya dialog
dan perdebatan yang terjadi anatara pemikir masalah-masalah
aqidah.
c. Ushuluddin; artinya pokok-pokok agama,aqidah, iman dan tauhid
disebut juga ashuluddin karena ajaran aqidah merupakan pokok-
pokok ajaran agama islam.

5
Tingkatan Aqidah
Aqidah atau iman yang dimiliki seseorang tidak selalu sama
dengan oleh orang lain. Ia memiliki tingkatan-tingkatan tertentu
bergantung pada upaya orang itu. Iman pada dasarnya berkembang, ia bisa
tumbuh subur atau sebaliknya. Iman yang tidak dipelihara akan berkurang,
mengecil atau hilang samasekalih.
Tingkatan Aqidah tersebut adalah :
a. Taqlid, yaitu tingkat keyakinan yang didasarkan atas pendapat
orang yang diikutinya tanpa dipikirkan.
b. Yakin, yaitu tingkat keyakinan yang didasarkan atas bukti, dan
dalil yang jelas, tetapi belum sampai menemukan hubungan yang
kuat antara obyek keyakinan dengan dalil yang diperolehnya. Hal
ini memungkinkan orang terkecoh oleh sanggahan-sanggahan atau
dalil-dalil lain yang lebih rasional dan lebih mendalam.
c. Ainul yakin, yaitu tingkat keyakinan yang didasarkan atas dalil-
dalil rasional, ilmiah dan mendalam, serhingga mampu
membuktikan hubungan antara obyek keyakinan dengan dalil-dalil
serta mampu memberikan argumentasi yang rasional terhadap
sanggahan-sanggahan yang datang. Ia tidak mungkin terkecoh oleh
argumentasi lain yang dihadapkan kepadanya.
d. Haqqul yakin, yaitu tingkat keyakinan yang di samping didasarkan
atas dalil-dalil rasional, ilmiah, dan mendalam, dan mampu
membuktikan hubungan antara obyek keyakinan dengan dalil-dalil
serta mampu memberikan argumentasi yang rasional dan
selanjutnya dapat menemukan dan merasakan keyakinan tersebut
melalui pengalaman agamanya.6
Dasar Hukum Aqidah Islam
1. Al Quran
Al Quran adalah firman Allah SWT, yang diwahyukan
kepada Nabi Muhamad SAW, dengan perantara Malaikat Jibril. Di

6
A. Toto Sunarya dkk, Pendidikan Agama Islam untuk perguruan tinggi, (Bandung :
Tiga Mutiara, 1997), h 97-98.

6
dalam kitab suci Al Quran dijelaskan tentang akidah Islam yang
sesuai dengan kehendak Allah sebagai pencipta dan pengatur alam
semesta. Manusia yang mengikuti petunjuk Al Qur’an berarti telah
memiliki akidah yang benar, sedangkan manusia yang tidak
mengikuti petunjuk Al Qur’an berarti telah memiliki akidah yang
salah. Dasarvkeyakinan manusia terhadap allah dan akidah islam
terdapat dalam dua kalimat syahadat.
Yang artinya:
“Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain allah dan aku
bersaksi bahwa Muhamad utusan allah”
2. Hadits
Hadits adalah segala ucapan, perbuatan, dan taqrir (sikap
diam) Nabi Muhamad SAW. Islam telah menegaskan bahwa hadits
sebagai hukum islam yang kedua setelah Al Qur’an, baik sebagai
sumber hukum akidah maupun dalam persoalan hidup.
Adapun alasan hadits digunakan sebagai sumber hukum
akidah islam sebagai berikut:
a. Segala yang diciptakan Rasulullah SAW berdasarkan petunjuk
Allah SWT
Firman Allah dalam QS.al-Haqqah : 44-46

‫َو َلۡو َتَقَّو َل َعَلۡي َنا َبۡع َض اَاۡلَقاِو ۡيِۙل َاَلَخ ۡذ اَن ِم ۡنُه اِب ۡلَيِم ِۙنۡي َّمُث َلَقَط ۡعَنا ِم ۡنُه اۡلَو ِتَنۡي‬
ۖ
Artinya :
“Dan sekiranya dia (Muhamad) mengada-adakan
sebagian perkataan atas (nama) Kami, pasti kami pegang dia
pada tangan kananya, kemudian kami potong pembuluh
jantungnya.” (QS. Al-Haqqah/69:44-46)
b. Allah menyuruh manusia agar mengikuti kebenaran yang
disampaikan Rasulullah SAW.
Firman Allah dalam QS. Al-Hasyr : 7

7
‫َم ٓا َاَفۤا َء اُهّٰلل َعىٰل َر ُس ْو ٖهِل ِم ْن َاْه ِل اْلُقٰر ى َفِلِهّٰل َو ِللَّر ُس ْو ِل َو ِذِل ى اْلُقْر ىٰب‬
‫َو اْلَيٰت ٰم ى َو اْلَمٰس ِكِنْي َو اْبِن الَّس ِب ْيِۙل ْيَك اَل َيُكْو َن ُد ْو ًةَل ۢ َبَنْي اَاْلْغِنَيۤاِء‬
‫ِم ْنْۗمُك َو َم ٓا ٰا ٰتىُمُك الَّر ُس ْو ُل َفُخ ُذ ْو ُه َو َم ا ٰهَنىْمُك َع ْنُه َفاْنُهَتْو ۚا َو اَّتُقوا اَۗهّٰلل ِا َّن‬
‫اَهّٰلل َش ِد ْيُد اْلِع َقاِۘب‬
Artinya:
“......apa yang diberikan Rasul kepadamu maka
terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka
tinggalkanlah......” (QS. Al-Hasyr/59:7)
c. Hadits sebagai penjelas beberapa ayat Al Qura’an yang masih
bersifat global, termasuk masalah akidah islam.
Firman Allah dalam QS. An-Nisa:36

۞ ‫َو اْع ُبُد وا اَهّٰلل َو اَل ُتِرْش ُكْو ا ِبٖه َش ْئًـا َّو اِب ْلَو اَدِل ْيِن ِا ْح َس ااًن َّو ِبِذ ى اْلُقْر ىٰب‬
‫َو اْلَيٰت ٰم ى َو اْلَمٰس ِكِنْي َو اْلَج اِر ِذ ى اْلُقْر ىٰب َو اْلَج اِر اْلُجُنِب َو الَّص اِح ِب‬
‫اِب ْلَج ْۢنِب َو اْبِن الَّس ِب ْيِۙل َو َم ا َم َلَكْت َاْيَم اُنْۗمُك ِا َّن اَهّٰلل اَل ِحُي ُّب َمْن اَك َن‬
‫ُم ْخ َتااًل َفُخ ْو ًر ۙا‬
Artinya:
“Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun...” (QS. An-
Nisa/4:36)
Ayat di atas berisi perintah untuk menyembah Allah saja dan
larangan menyekutukan Dia dengan apa pun, tetapi tidak menjelaskan
bagaimana cara menyembah Allah dan bagaimana pula sikap yang
tergolong mempersekutukan Dia.7
Untuk memahami bagaimana fitrah akal dalam masalah aqidah,
syeikh All Thanthawi menguraikan beberapa kaidah aqidah antara lain:

7
Sunardi, Akidah Akhlak, ( Klaten Utara : Grafika Dua Tujuh, 2008), h 3-4.

8
a) Apa yang saya dapat dengan indra saya, saya yakini adanya,
kecuali bila akal saya mengatakan “tidak” berdasarkan
pengalaman masa lalu.
b) Keyakinan, di samping diperoleh dengan menyaksikan
langsung juga bisa melalui berita yang diyakini kejujuran si
pembawa berita itu.Misalkan banyak yang tidak atau belum
kita saksikan sendiri,tapi meyakini adanya misalya lagi belum
pernah ke mesir tetapi meyakini negeri mesir ada
c) Anda tidak berhak memungkiri wujudnya sesuatu hanya karena
anda tidak bisa menjangkaunya dengan indera mata.
d) Seseorang hanya bisa mengkhayal sesuatu yang sudah pernah
dijangkaunya dengan alat inderanya.
e) Akal hanya bisa menjangkau hal-hal yang terikat dengaan
ruang dan waktu.
f) Iman dalah fitrah setiap manusia
g) Keyakinan tentang hari akhir adalah kosekuensi logis dari
keyakinan tentang adany Allah

Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah


Ada beberapa lingkup pembahasan aqidah diantaranya:
a. Ilahiyat yaitu pembahasan yang berhubungan dengan ilah, seperti
Nama-nama dan sifat-sifat Allah.
b. Nubuwat yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan Nabi dan Rasul, termasuk tentang kitab-kitab Allah,Mu’jizat
dan lain-lain.
c. Ruhaniyat yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan alam metafisik seperti malaikat, jin, iblis ,syaiton, roh dan lain-
lain.
d. Sam’iyyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa
diketahui lewat sam’i ( dalil Al- Qur’an dan As- Sunah) seperti alam

9
barzah,akhirat,azab kubur, tanda-tanda kiamat,syurga,neraka dan lain-
lain.8
Disamping sistematika diatas pembahasan aqidah ini bisa
mengikuti sistematika arkanul iman, yaitu:
1. Ma’rifat kepada Allah, ma’rifat dengan nama-nama-Nya yang
mulia dn sifat-sifatNya yang tinggi. Juga ma’rifat dengan bukti-
bukti wujud atau ada-Nya. Serta kenyataan sifat keagungan-Nya
dalam alam semesta atau didunia ini.
2. Ma’rifat dengan alam yang ada dibalik alam semesta ini yakni
alam yang tidak dapat dilihat. Demikian pula kekuatan-kekuatan
kebaikan yang terkandung didalamanya yakni yang berbentuk
malaikat, juga kekuatan-kekuatan jahat yang berbentuk iblis dan
sekalian tentaranya dari golongan syaithan. Selain itu juga ma’rifat
dengan apa yang ada didalam alam yang lain lagi seperti jin dan
ruh.
3. Ma’rifat dengan kitab-kitab Allah Ta’ala yang diturunkan oleh-
Nya kepada para rasul. Kepentingannya ialah dijadikan sebagai
batas untuk mengetahui antara yang hak dan yang bathil, yang baik
dan yang jelek, yang halal dan yang haram, juga antara yang bagus
dan yang buruk.
4. Ma’rifat dengan nabi-nabi serta rasul-rasul Allah Ta’ala yang
dipilih oleh-Nya untuk menjadi pembimbing kearah petunjuk serta
pemimpin seluruh makhluk guna menuju kepada yang hak.
5. Ma’rifat dengan hari akhir dan peristiwa-peristiwa yang
terjadi disaat itu seperti kebangkitan dari kubur (hidup lagi sesudah
mati), memperoleh balasan, pahala atau siksa, surge atau neraka.
6. Ma’rifat kepada takdir ( qadla dan qadar) yang diatas
landasannya itulah berjalannya peraturan segala yang ada didalam
semesta ini, baik dalam penciptaan atau cara mengaturnya.9

8
Dadan Nurul Haq dan Undang Burhanudin, pemantapan kemampuan mengajar
aqidah akhlak,(Bandung: Pustaka Al- Kasyaf,2010),h.23.

9
Sayid Sabiq, Aqidah Islam, (Bandung : Diponegoro, 2010), h. 15-16.

10
Manfaat Mempelajari Aqidah Islam
Manfat dalam mempelajari akidah islam antara lain sebagai
berikut:
a. Dapat memperoleh petunjuk yang benar, sesuai kehendak Allah
SWT, yang telah menciptakan alam semesta, termasuk diri kita
sendiri.
b. Selamat dari pengaruh kepercayaan lain yang hanya akan
membawa kerusakan dan hidup yang jauh dari kebenaran.
c. Memperoleh katentaraman dan kebahagiaan hidup yang haqiqi
karena mempunyai hubungan batin yang dekat dari Allah SWT.
d. Tidak mudah terpengaruh kemewahan hidup di dunia karena
kehidupan yang haqiqi adalah kehidupan di akhirat kelak.
e. Mendapat jaminan surga dan selamat dari neraka apabila benar-
benar berpegang teguh terhadap akidah islam secara sempurna.10

Keistimewaan Aqidah Islam


a. Sumber pengambilan akidah adalah murni
Hal ini karena akidah islam bersumber dari al-Quran dan
sunnah. Jauh dari hawa nafsu dan syahwat. Sehinnga akidah tidak
tercemar oleh kebatilan dari arah mana pun
b. Akidah islam berdiri diatas pondasi penyerahan diri kepada Allah
dan Rasul-Nya
Hal itu karena aqidah bersifat ghaib, dan yang ghaib
tersebut bertumpupada penyerahan diri. Islam tidak akan berdiri
tegak melainkan di ataspondasi penyerahan diri dan
kepasrahan.Jadi, iman kepada yang ghaib merupakan salah satu
sifat terpenting bagiorang-orang mukmin yang dipuji oleh Allah
Ta’ala.

10
Sunardi, Akidah Akhlak, ( Klaten Utara : Grafika Dua Tujuh, 2008), h 9.

11
c. Aqidah Islam sesuai dengan fitrah manusia yang lurus dan akal
yang sehat. Karena akal yang murni yang bebas dari pengaruh
hawa nafsu tidak akan bertentangan dengan dalil yang shahih.
d. Aqidah Islam diwariskan secara turun temurun dan terjaga dengan
sanadnya yang bersambung kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi
wa sallam, para Sahabat, para Tabi'in dan para Imam - Imam
Agama, baik dalam bentuk ucapan, perbuatan maupun keyakinan.
e. Jelas, Mudah dan Terang
Aqidah Islam adalah aqidah yang mudah dan jelas, sejelas
matahari ditengah hari. Tidak ada kekaburan, kerumitan,
kerancuan, maupunkebengkokan di dalamnya. Karena, lafazh-
lafazhnya begitu jelas danmaknamaknanya demikian terang,
sehingga bisa dipahami oleh orang berilmumaupun orang awam,
anak kecil maupun orang tua. Karena Rasulullah membawakannya
dalam kondisi yang putih bersih, malam harinya sepertisiang
harinya.
f. Aqidah Islam bebas dari kerancuan, pertentangan dan
pengkaburan.
Karena Aqidah Islam adalah wahyu yang tidak bisa
dimasuki oleh kebatilan dari arah mana pun datangnya. Sebab,
kebenaran itu tidak mungkin rancu, bertentangan satu sama lain
nya, maupun kabur. Akan tetapi kebenaran itu satu sama lainnya
saling mengutkan.
g. Aqidah Islam tidak bersifat mustahil walaupun sulit dicerna oleh
akal.
Karena Aqidah bersifat Ghaib, seperti siksaan kubur,
nikmat kubur, surga, neraka dan lain - lain nya. Akal mengalami
keterbatasan didalam memahami hakikat dan bentuk perkara ghaib
tersebut. Akan tetapi akal yang sehat menilainya tidak mustahil,
bahkan akal pasrah, tunduk dan patuh. Sebab perkara - perkara
ghaib itu berasal dari wahyu yang diturunkan oleh Allah
Subhanahu wata’ala dan dari berita Rasulullah SAW.

12
h. Umum, Universal dan Berlaku untuk Segala Zaman, Tempat,
Umatdan Keadaan.
Karena akidah islam berlaku bagi generasi awal Islam
maupun generasi terakhir, ia berlaku bagi bangsa Arab maupun
bukan bangsa Arab. Bahkan, segala urusan tidak akan menjadi baik
tanpa akidah islam.
i. Aqidah Islam secara umum mampu mengatasi semua masalah yang
terjadi ditengah masyarakat, baik itu masalah perpecahan,
pertikaian, politik, ekonomi, kesehatan, kemiskinan dan lain
sebagainya. Dengan Aqidah ini Allah telah mempersatukan hati
yang bercerai berai dan kecendrungan yang bermacam - macam.
Dengan aqidah ini pula Allah membuat umat Islam menjadi kaya
sesudah mengalami kemelaratan. Dan dengan aqidah ini jugalah
Allah mengajari umat islam ilmu pengetahuan sesudah terbelenggu
kebodohan. Selanjutnya, Dengan aqidah ini jugalah Allah
memberikan kepada umat islam makanan untuk menghindarkan
mereka dari kelaparan dan menjamin keamanan mereka dari
krtakutan.
j. Tidak Bertentangan dengan Ilmu Pengetahuan yang benar.11

Perilaku yang Mencerminkan dengan Nilai-Nilai Akidah Islam


Rasulullah SAW menyatakan bahwa pada setiap diri manusia ada
sekepa daging. Apabila daging itu sehat, sehatlah diri seseorang.
Sebaliknya apabila sekepal daging itu tidak sehat, tidak sehat pula pribadi
seseorang. Sekepal daging yang dimaksud adalah hati. Hati yang telah
memiliki akidah yang benar tentu melahirkan perilaku yang baik sesuai
akaidah tersebut.

11
www.islamhouse.com/.../id_mokhtseer_creed_of_ahul_alsunnah_a_alja...

13
Adapun perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai akidah islam,
antara lain sebagai berikut.
a. Beribadah kepada Allah SWT. Dengan hati yang ikhlas, tanpa
perasaan terepaksa dan terbebani.
b. Bereusaha dengan bersungguh-sungguh untuk memurnikan niat
dalam beribadah hanya kepada Allah SWT.
c. Berusaha menghindarkan diri dari segala bentuk kemusyrikan, baik
dalam beribadah maupun perbuatan lain dalam kehidupan sehari-
hari.
d. Tidak mempercayai adanya makhluk ghaib yang dapat mengatur
dan mempengaruhi nasib manusia karena hal itu termasuk syirik.
e. Berusaha untuk dapat meningkatkan ketaatan kepada Allah SWT
dalam bentuk berbakti kepada kedua orang tua dan berbuat ihsan
(baik) kepada sesama manusia.12

Kesimpulan
Aqidah islam adalah dasa-dasar pokok kepercayaan atau keyakinan
hak seorang muslim yang bersumber dari ajaran islam. Dasar –dasar
tersebut wajib dipegang teguh oleh setiap muslim sebagai sumber
keyakinan yang mengikat. Islam mengajarkan kepada umatnya agar
berkaidah yang mantap, sepenuh hati dan tidak boleh ada keraguan
sedikitpun
Aqidah islam juga dalam Al-quran disebut iman. Ia bukan hanya
berarti percaya, melainkan keyakinan yang mendorong seorang muslim
untuk berprilaku.
Tingkatan aqidah antara lain: taklid, yakin, ainul yakin, dan haqqul
yakin.
Beberapa istilah tentang akidah antara lain : tauhid, ilmu kalam dan
ushuludin. Aqidah juga memiliki beberapa tingkatan dari taklid, yakin ,
ainul yakin dan haqul yakin. Ruang lingkup pembahasan aqidah ini
meliputi : ilahiyat, nubuwat, ruhaniyyat dan sam’iyyat.
12
Sunardi, Akidah Akhlak, ( Klaten Utara : Grafika Dua Tujuh, 2008), h 9-10.

14
Kemudian akidah ini memiliki dasar hukum yaitu al-Qur’an dan
As- sunnah artinya apa yang tertulis dari al-Qur’an dan As- sunah wajib di
imani( di yakini dan diamalkan akal hanya berfungsi memahami kedua
sumber tersebut dan membuktikannya tetapi tugas akal memiliki
kemampuan yang terbatas.
Adapun tujuan dari akidah islam anatara lain untuk mengetahui
petunjuk/pedoman hidup yang benar dan sebagai tuntunan membedakan
mana yang benar dan mana yang salah, memperkuat keyakinan dan
mempertebal keimanan, terhindar dari kehidupan yang menyesatkan dan
lain-lain.
Secara garis besar aqidah ini bermanfaat untuk memperoleh
ketentraman dan kebahagiaan hidup yang hakiki karena mempunyai
hubungan kedekatan dengan Allah.

Aqidah ini memiliki keistimewaan diantaranya:


a. Sumber pengambilan akidah adalah murni
b. Akidah islam berdiri diatas pondasi penyerahan diri kepada Allah dan
Rasul-Nya
c. Aqidah Islam diwariskan secara turun temurun dan terjaga dengan
sanadnya yang bersambung kepada Rasulullah
d. Mudah,terang dan jelas.
e. Dan lain-lain
Adapun perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai akidah islam,
antara lain sebagai berikut.
Beribadah kepada Allah SWT. Dengan hati yang ikhlas, tanpa
perasaan terpaksa dan terbebani.
1) Bereusaha dengan bersungguh-sungguh untuk memurnikan niat
dalam beribadah hanya kepada Allah SWT. Allah SWT.
2) Berusaha menghindarkan diri dari segala bentuk kemusyrikan, baik
dalam beribadah maupun perbuatan lain dalam kehidupan sehari-
hari.
3) Dan lain-lain.

15
Refrensi
Haq Nurul Dadan Dan Undang Burhanudin, 2010. Pemantapan
Kemampuan Mengajar Aqidah Akhlak, Bandung: Pustaka Al- Kasyaf
Sabiq Sayid, 2010. Aqidah Islam, Bandung : Diponegoro
Shalih Bin Fauza Bin Abdullah Al Fauzan, 2001. Kitab Tauhid, Jakarta :
Yayasan Al Sofwa
Sunarya, A.Toto dkk, 1997. Pendidikan Agama Islam untuk perguruan
tinggi, Bandung : Tiga Mutiara,
Sunardi, 2008. Akidah Akhlak, Klaten Utara : Grafika Dua Tujuh
http://edu4u.edoblogs.org/isu/asas-asas-islam/konsep-aqidah-dan-tauhid/
www.islamhouse.com/.../id_mokhtseer_creed_of_ahul_alsunnah_a_alja

16

Anda mungkin juga menyukai