Anda di halaman 1dari 3

Materi Kelompok 2 Keimanan dan Ketaqwaan

A.KEIMANAN
Keimanan adalah kepercayaan yang kokoh kepada Allah Swt, syekh Husain
bin Audah al-awaisyah menyebutkan bahwa “iman adalah keyakinan dalam hati,
ucapan dengan lisan dan perbuatan dengan anggota tubuh. Amal perbuatan dengan
segala macamnya, baik amalan hati maupun amalan anggota tubuh termasuk hakikat
keimanan” Sedangkan menurut istilah, iman adalah membenarkan dalam hati,
mengikrarkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan anggota badan.

” (QS. Al-baqarah: 3)"


َ‫ب َو يُـقِ ْي ُموْ نَ الص َّٰلوةَ َو ِم َّما َر َز ْق ٰنھُ ْم يُ ْنفِقُوْ ن‬
ِ ‫الَّ ِذ ْينَ ي ُْؤ ِمنُوْ نَ بِ ْال َغ ْي‬
Allaziina yu'minuuna bilghaibi wa yuqiimuunas salaata wa mimmaa razaqnaahum
yunfiquun
(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan shalat, dan
menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka,
Bahwasanya iman yang membenarkan dalam hati yaitu iman yang
mempercayai akan adanya alam semesta dan isinya, sedangkan mengikrarkan dalam
lisan seperti mengucapkan dua kalimat syahadat (tidak ada sesembahan yang hak
kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah), dan mengamalkan dengan
anggota tubuh seperti melakukan ibadah yang beramal kebaikan.
Keimanan sering disalahpahami dengan 'percaya', keimanan dalam Islam
diawali dengan usaha-usaha memahami kejadian dan kondisi alam sehingga timbul
dari sana pengetahuan akan adanya Yang Mengatur alam semesta ini, dari
pengetahuan tersebut kemudian akal akan berusaha memahami esensi dari
pengetahuan yang didapatkan. Keimanan dalam ajaran Islam tidak sama dengan
dogma atau persangkaan tetapi harus melalui ilmu dan pemahaman. Itu sendi dan
kepercayaan diri seorangnya Implementasi dari sebuah keimanan seseorang adalah ia
mampu berakhlak terpuji. Allah sangat menyukai hambanya yang mempunyai akhlak
terpuji. Akhlak terpuji dalam islam disebut sebagai akhlak mahmudah.Beberapa
contoh akhlak terpuji antara lain adalah bersikap jujur, bertanggung jawab, amanah,
baik hati, tawadhu, istiqomah dll. Sebagai umat islam kita mempunyai suri tauladan
yang perlu untuk dicontoh atau diikuti yaitu nabi Muhammad SAW. Ia adalah sebaik-
baik manusia yang berakhlak sempurna. Ketika Aisyah ditanya bagaimana akhlak
rosul, maka ia menjawab bahwa akhlak rosul adalah Al-quran. Artinya rosul
merupakan manusia yang menggambarkan akhlak seperti yang tertera di dalam Al-
quran sebagai kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja.
Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.
B.KETAQWAAN
Sebagai seorang muslim dituntut untuk bertakwa pada Allah SWT. Ketakwaan
adalah tujuan hidup bagi setiap Muslim. Setiap orang harus menjalankan segala
perintah Allah dan menjauhi segenap larangan-Nya, semata hanya mengharapkan
ridho-Nya.Mewujudkan ketakwaan kepada Allah dengan mendekatkan diri kepada-
Nya dan bukan justru menjauh. Di sinilah letak perbedaan takut kepada Allah dengan
sesama makhluk.Menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya
adalah inti dari bertakwa. Ketaatan muncul sebagai wujud rasa takut tertinggi kepada
satu-satunya Dzat yang pantas ditakuti, yaitu Allah SWT.
Secara etimologi, takwa berasal dari kata waqa, yaqi, dan wiqayah yang artinya
menjaga diri, menghindari dan menjauhi. Sedangkan pengertian takwa secara
terminologi adalah takut kepada Allah berdasarkan kesadaran dengan mengerjakan
segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya serta takut terjerumus dalam
perbuatan dosa. Makna Takwa dalam Alquran.
Takwa berarti takut kepada Allah dengan pengakuan superioritas kepada Allah.
Seperti yang dijelaskan dalam Alquran surat Al Baqarah ayat 41.
"Wa aaminu bimaa anzaltu musaddiqal limaa ma'akum wa laa takunuu awwala
kaafirim bihii wa laa tasytaru bi'aayaatii samanang qaliilaw wa iyyaaya
fattaqun."Artinya:
"Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (Al Quran) yang
membenarkan apa yang ada padamu (Taurat), dan janganlah kamu menjadi orang
yang pertama kafir kepadanya, dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan
harga yang rendah, dan hanya kepada Akulah kamu harus bertakwa."Dalam ayat
tersebut, Allah memperintahkan umat manusia untuk beriman kepada-Nya melalui
kitab yang telah Ia turunkan.2. Takwa berarti taat dan mau beribadah dengan niat
karena Allah. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Alquran surat Ali Imran ayat
102.
"Yaa ayyuhallaziina aamanuttaqullaaha haqqa tuqaatihii wa laa tamutunna illaa wa
antum muslimun."Artinya:"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan
dalam keadaan beragama Islam."3. Takwa sebagai bentuk upaya pembersihan hati
dari noda dan dosa. Maka inilah hakikat dari makna takwa, selain pertama dan kedua
yang telah dijelaskan dalam firman Allah pada surat An-Nur ayat 52.
"Wa may yuti'illaaha wa rasulahu wa yakhsyallaaha wa yattaq-hi fa ulaa'ika humul-
faa'izun."Artinya:"Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut
kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang
mendapat kemenangan."
Ciri orang bertakwa.
Imam Ar-Raghib Al-Asfahani mendenifisikan : "Taqwa yaitu menjaga jiwa dari
perbuatan yang membuatnya berdosa, dan itu dengan meninggalkan apa yang
dilarang, dan menjadi sempurna dengan meninggalkan sebagian yang dihalalkan,"
(Al-Mufradat Fi Gharibil Qur'an, hal 531).Meski ketakwaan seseorang tidak dapat
dilihat secara kasat mata, terdapat ciri-ciri khusus yang hanya dimiliki oleh orang
yang benar-benar bertakwa kepada Allah dengan ciri sebagai berikut:1. Mengerti dan
paham ilmu agama.Orang yang bertakwa dapat dilihat sejauh mana mengerti dan
paham ilmu agama Islam. Terdapat sebuah riwayat yang menceritakan tentang setan
yang jauh lebih takut pada orang berilmu yang sedang tidur daripada orang tak
berilmu yang sedang sholat.2. Menegakkan ibadah sholat.Orang yang bertakwa
adalah orang yang selalu menjaga sholatnya. Bahkan dalam keadaan lemah, ia akan
tetap melaksanakan sholat. Seperti firman Allah yang terdapat dalam Alquran surat Al
Baqarah ayat 1-4.

Anda mungkin juga menyukai