Anda di halaman 1dari 3

NAMA : NURUL AINI

TUGAS AKIDAH AKHLAK

1. Pengertian akidah islamiyah

Defenisi ‘Aqidah (‫ )العقيدة‬menurut bahasa arab (etimologi) berasal dari kata al-‘aqdu (ُ‫)اَ ْل َع ْقد‬
yang berarti ikatan, at-tautsiiqu (ُ‫ )التَّوْ ثِ ْيق‬yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-
ihkaamu (‫ )اَِإل حْ َكا ُم‬yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabtu biquwwah ( ‫)ال َّر ْبطُ بِقُ َّو ٍة‬
yang berarti mengikat dengan kuat.

Sedangkan menurut istilah (terminologi): 'akidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang
tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.1

Jadi, Akidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah dengan
segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid2 dan taat kepada-Nya, beriman kepada Malaikat-
malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Kitab-kitab-Nya, hari Akhir, takdir baikdan buruk dan
mengimani seluruh apa-apa yang telah shahih tentang prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin),
perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma' (konsensus) dari Salafush
Shalih, serta seluruh berita-berita qath'i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang
telah ditetapkan menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahih serta ijma' Salaf as-Shalih.3

2. Dasar Pengambilan Akidah

Secara garis besar, sumber pengambilan akidah islam hanya dua, yaitu Al-Qur’an dan
As-Sunnah. Al Qur’an dan Al Hadits adalah pedoman hidup dalam Islam yang menjelaskan
kriteria atau ukuran baik buruknya suatu perbuatan manusia. Dasar aqidah akhlak yang pertama
dan utama adalah Al Qur’an dan. Ketika ditanya tentang aqidah akhlak Nabi Muhammad SAW,
Siti Aisyah berkata.” Dasar aqidah akhlak Nabi Muhammad SAW adalah Al Qur’an.”

1
Lisaanul ‘Arab (IX/311: ‫ )عقد‬karya Ibnu Manzhur (wafat th. 711 H) t dan Mu’jamul Wasiith (II/614: ‫)عقد‬
2
Tauhid Rububiyyah, Uluhiyyah, dan Asma’ wa Shifat Allah.
3
Buhuuts fii ‘Aqiidah Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah (hal. 11-12) oleh Dr. Nashir bin ‘Abdul Karim al-‘Aql, cet. II/ Daarul
‘Ashimah/ th. 1419 H, ‘Aqiidah Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah (hal. 13-14) karya Syaikh Muhammad bin Ibrahim al-
Hamd dan Mujmal Ushuul Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah fil ‘Aqiidah oleh Dr. Nashir bin ‘Abdul Karim al-‘Aql.
Islam mengajarkan agar umatnya melakukan perbuatan baik dan menjauhi perbuatan
buruk. Ukuran baik dan buruk tersebut dikatakan dalam Al Qur’an. Karena Al Qur’an
merupakan firman Allah, maka kebenarannya harus diyakini oleh setiap muslim.

Dalam Surat Al-Maidah ayat 15-16 disebutkan yang artinya “Sesungguhnya telah datang
kepadamu rasul kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al-Kitab yang kamu sembunyikan
dan banyak pula yang dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahayadari Allah dan
kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti
keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-
orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan izinNya, dan menunjuki
meraka ke jalan yang lurus.”

Dasar aqidah akhlak yang kedua bagi seorang muslim adalah Al Hadits atau Sunnah
Rasul. Untuk memahami Al Qur’an lebih terinci, umat Islam diperintahkan untuk mengikuti
ajaran Rasulullah SAW, karena perilaku Rasulullah adalah contoh nyata yang dapat dilihat dan
dimengerti oleh setiap umat Islam (orang muslim).

3. Urgensi Akidah Islamiyah

Mengapa orang mesti mempunyai akidah atau keyakinan? Karena keyakinan adalah mesin
yang menggerakkan sikap dan perbuatan seseorang. Sebagai contoh, orang yang punya
keyakinan bahwa dirinya akan sukses pasti akan tergerak untuk mencapai kesuksesan tersebut.
Sebaliknya, orang yang yakin kalau dirinya tak akan pernah sukses, maka ia cenderung pasif dan
malas. Orang yang yakin kalau harta adalah sumber kebahagiaan, maka ia juga akan berusaha
keras untuk mendapatkannya. Demikian seterusnya. Intinya, keyakinan adalah penggerak semua
aktifitas manusia. Sikap dan perbuatan manusia pada dasarnya adalah cerminan dari
keyakinannya.

Selanjutnya, akidah menjadi penting karena dua hal. Yaitu :

Pertama, akidah adalah  bagian terpenting dalam ajaran Islam. Jika ajaran Islam ini
diumpamakan jasad, maka iman adalah ruhnya. Ia adalah jantung yang memompa darah
kehidupan ke sekujur badan. Demikian halnya dengan akidah. Dialah yang menjadi ruh ajaran
Islam. Berdasarkan imanlah seseorang akan dinilai di hadapan Allah. Pada gilirannya, imanlah
yang akan mengontrol dan mengarahkan perilaku seorang Mukmin. Bahkan, shalat, haji, puasa,
dan seluruh amal baik tak ada gunanya tanpa adanya keimanan. Demikian juga kualitas
keberagamaan kita, kualitas ibadah kita juga diukur dengan seberapa besar keimanan kita kepada
Allah. Mungkin kita shalat dan melakukan kebajikan lain, tapi apakah kita benar-benar
mengingatnya? Apakah Allah senantiasa hadir dalam kehidupan kita? Apakah kalau kita sedang
shalat kita merasa benar-benar sedang menghadap Allah? Apakah saat kita mendapat
keberuntungan kita sadar bahwa itu datangnya dari Allah?
Kedua, akidah mempunyai manfaat yang besar dalam kehidupan. Hidup ini sangat labil,
penuh dengan ujian dan cobaan. Untuk menghadapi situasi semacam ini manusia memerlukan
pegangan yang kokoh, memerlukan sandaran yang kuat, membutuhkan mental yang tahan
banting. Bagaimana cara mendapatkan semuanya? Caranya adalah dengan beriman kepada
Allah. Jadi beriman kepada Allah adalah konsep dasar untuk membentuk pribadi yang tangguh.
Orang-orang yang beriman dan mengikuti petunjuk Allah akan menjadi sosok tangguh yang
kebal dari rasa takut dan kesedihan (QS. al-Baqarah [2[: 38).

4. Ruang Lingkup Akidah Islamiyah

Menurut sistematika Hasan Al-Banna, maka ruang lingkup Akidah Islam meliputi :

a. Ilahiyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Allah,
seperti wujud Allah, sifat Allah, dll.
b. Nubuwwat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan para
Nabi dan Rasul, pembicaraan mengenai kitab-kitab Allah, dll.
c. Ruhaniyyat, yaitu pembahasan tentang alam metafisik, seperti Jin, Malaikat, dan
Iblis, syetan, dll.
d. Sam’iyyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat
sam’i, yakni dalil Naqli berupa Al-Qur’an dan as-Sunnah, seperti alam kubur, akhirat,
surga, neraka, dan qadha qadar, dll.

Anda mungkin juga menyukai