DOSEN PEMBIMBING:
SULAIMAN HASIBUAN, Lc. MA
OLEH:
NOVI RISTANTI
NUR SAKINAH SIREGAR
NENAH SYARIFAH
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Khiyar ........................................................................................ 2
2. 3 Hukum Khiyar.............................................................................................. 12
i
BAB I
PENDAHULUAN
Transaksi jual beli tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Karena jual
beli merupakan kegiatan sehari-hari yang memiliki banyak fungsi. Baik untuk
fungsi ekonomi, untuk kebutuhan pribadi dan berbagai fungsi lainnya. Namun
tidak jarang kita jumpai bahkan kita alami ketika terjadinya jual beli terdapat
banyak kekeliruan, baik itu cacat barang, penipuan bahkan ketidaktahuan. Maka
dari itu ada hak khiyar bagi permasalahan-permasalahan yang timbul. Khiyar
dalam jual beli akan dipaparkan secara ringkas dalam makalah ini.
1
BAB II
PEMBAHASAN
atau membatalkannya.1
Kata al khiyar dalam berarti pilihan. Khiyar ini menyangkut transaksi ekonomi,
sebagai salah satu hak bagi kedua belah pihak yang melakukan transaksi (akad)
Secara bahasa, para ulama fiqh telah mendefinisikan al khiyar, antara lain:
1. Sayyid Sabiq:
2. Abdul Mujieb:
“Khiyar adalah hak memilih atau menentukan pilihan antara dua hal bagi pembeli
dan penjual, apakah akad jual beli akan diteruskan atau dibatalkan”.
3. Wahbah Az-Zuhaili:
1
Sayyid Imam Muhammad Bin Ismail Al Kahlani, Asson’anil Ma’rufi Fil Amiri
Subulussalam, (Bandung: Diponegoro), Juz 3, Hal 33
2
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, (Depok:Madina Alpustaka,2012), Jilid 5, Hal.69
2
ضاِئِ'ه بَِف ْس ِج ِه َر ْف ًقا لَْل ُمَت َعاقِ َديْ ِن ِ ِ َأ ْن ي ُكو َن لِْلمتعاقِ ُد ب ِإم.
َ ضاء الْ َع ْقد َو َع َدِم ِإ ْم
َ ْ َ َ ْ ُ َ َ َنْي
“Hak pilih bagi salah satu atau kedua belah pihak yang melaksanakan transaksi
1. Khiyar Majlis
Apabila ijab kabul telah berhasil dilakukan oleh penjual dan pembeli, dan akad
telah selesai, maka masing-masing dari keduanya memiliki hak untuk meneruskan
akad atau membatalkannya selama keduanya masih berada dalam majelis, yaitu
tempat dilakukannya akad. Khiyar seperti ini hanya berlaku dalam transaksi yang
bersifat mengikat kedua belah pihak yang melaksanakan transaksi, seperti jual beli
Sering terjadi, salah satu dari dua orang yang berakad terburu-buru mengucapkan
ijab dan kabul , setelah itu tampak adanya kepentingan yang menuntut
dibatalkannya akad tersebut. Karena itu, syariat memberikan hak khiyar kepada
orang tersebut untuk memperoleh hak yang mungkin hilang karena tergesa-gesa
tadi.
Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Hakim bin Hazam bahwa Rasulullah saw
bersabda:
3
فان صدقا وبينا بورك هلما ىف بيغهما وان كتما وكذبا,ألبيعان' باخليار مامل يتفرقا
“dua orang yang melakukan jual beli boleh melakukan khiyar selam belum
berpisah. Jika keduanya benar dan jelas maka keduanya diberkahi dalam jual beli
Artinya, masing-,masing dari penjual dan pembeli sama-sama memiliki hak untuk
fisik. Perpisahan disini dinilai sesuai dengan situasi dan kondisinya. Di rumah
yang kecil, perpisahan terjadi dengan keluarnya salah satu dari dua orang yang
seorang dari tempat mereka duduk ke ruangan lain. Jika keduanya berdiri
khiyar masih ada. Menurut pendapat yang dianggap kuat, maka berpisah
“aku pernah menjual kepada Amirul Mu’minin Utsman harta milikku yang ada
disebuah lembah dengan penukar sebuah harta miliknya yang terdapat di Khaibar.
Setelah kami selesai melaksanakan jual beli, aku langsung berbalik dan beranjak
hingga keluar dari rumahnya karena takut ia akan membatalkan jual beli
4
sampai keduanya berpisah.” Ini adalah pendapat jumhur ulama yang terdiri dari
para sahabat dan tabi’in. Di antara para imam, pendapat ini dianut oleh Syafi’i dan
Ahmad.
Khiyar ini gugur apabila digugurkan oleh penjual dan pembeli setelah akad.
Apabila salah satu dari keduanya menggurkan khiar ini, maka tinggal khiyar yang
masih bisa berlaku. Khiyar terputus sendirinya dengan kematian salah satu dari
2. Khiyar Syarat
Khiyar syarat yaitu hak pilih yang dijadikan syarat oleh penjual dan pembeli, atau
salah seorang dari keduanya sewaktu terjadi akad meneruskan atau membetalkan
akadnya tersebut, agar dipertimbangkan selama waktu yang ditentukan. Syarat ini
dibolehkan bagi penjual dan pembeli atau salah satu dari keduanya.
Dalil yang menjadi dasar disyariatkannya khiyar syarat ini adalah sebagai berikut:
“kamu diperbolehkan khiyar (memilih) pada setiap benda yang telah dibeli selama
“setiap dua orang yang melakukan jual beli, belum sah jual beli itu sebelum
5
Artinya, jual beli dapat dilangsungkan dan dinyatakan sah bila mereka berdua
telah berpisah, kecuali bila disyaratkan oleh salah satu dari kedua belah pihak,
“apabila ada dua orang melakukan jual beli maka keduanya boleh melakukan
salah satu dari mereka khiyar maka mereka berdua melakukan jual beli dengan
Jika masa waktu yang ditentukan telah berakhir dan akad tidak dibatalkan, maka
jual beli wajib dilaksanakan. Khiyar batal dengan ucapan dan tindakan pembeli
yang dibelinya.
3. Khiyar Aib/Cacat
Yaitu hak untuk membatalkan atau melangsungkan jual beli bagi kedua belah
pihak yang berakad apabila terdapat suatu cacat pada objek yang diperjualbelikan,
dan cacat itu tidak diketahui pemiliknya ketika akad berlangsung. Misalnya,
pada pakaian tersebut. Hal tersebut sebelumnya tidak diketahui oleh penjual atau
3
Ali Bin Muhammad Bin Ali Sayiduzzain Abi Hasan Husaini Aljarjani Al
Hanafi,Atta’rifat, hal 91
6
pembeli, maka dalam hal ini ditetapkan hak khiyar bagi pembeli. Jadi dalam
khiyar aib apabila terdapat bukhti cacat pada barang yang dibelinya, pembeli
dapat mengembalikan barang tersebut dengan meminta ganti barang yang lebih
املسلم أخو املسلم الحيل ملسلم باع من اخيه بيعا وفيه عيب االبينه
“sesama muslim itu bersaudara. Tidak halal bagi seorang muslim menjual barang
nya kepada muslim lain, padahal pada barang itu terdapat cacat/aib.” (HR. Ibnu
Khiyar aib menurut kesepakatan ulama fiqh, berlaku sejak diketahuinya cacat
pada barang yang diperjualbelikan dan dapat diwarisi oleh ahli waris pemilik hak
khiyar. Adapun cacat yang menyebabkan munculnya hak khiyar, menurut ulama
Hanafiyah dan Hanabilah adalah seluruh unsure yang merusak objek jual beli itu
dan mengurangi nilainya. Tetapi menurut ulam Malikiyah dan Syafi’iyah seluruh
cacat yang menyebabkan nilai barang itu berkurang atau hilang unsur yang
cacat,maka akad ini bersifat mengikat dan tidak ada khiyar bagi pembeli itu
7
karena dia telah ridha dengan barang yang dibelinya. Sedangkan jika pembeli
tidak mengetahui adanya cacat, lalu dia mengetahuinya setelah akad, maka akad
tersebut tetap sah tetapi tidak bersifat mengikat. Pembeli tersebut memiliki hak
khiyar dan boleh mengembalikan barang dan mengambil kembali uangnya atau
tetap mempertahankan barang dan mengambil sebagian uang sesuai dengan kadar
telah menunjukkan rasa ridha terhadap aib barang tersebut, misalnya dengan
Ibnu Mundzir berkata, “Hasan, Syuraih, Abdullah bin Hasan, Ibnu Abi Laila, Ats-
memeli barang lalu menawarkannya untuk dijual setelah mengetahui adanya cacat
Apabila penjual dan pembeli berselisih tentang ditangan siapa cacat itu terjadi
memiliki bukti maka perkataan yang diterima adalah perkataaan penjual disertai
penjual.
4. Khiyar Tadlis
Yaitu khiyar untuk mengembalikan akad karena adanya penipuan. Khiyar yang
berlaku bagi pembeli untuk mengembalikan barang yang telah dibeli adalah
selama tiga hari. Dasar hukum khiyar ini adalah sebuah hadist riwayat Abu
8
“Janganlah kalian menahan susu unta dan kambing. Barang siapa membelinya
setelah penjual melakukan itu maka ia memiliki khiyar untuk menentukan dua
Artinya jangan menahan susu hewan-hewan ini agar terlihat besar, sehingga
pembeli tergiur untuk membelinya. Ibnu ‘Abdil Barr berkata, “Hadist ini adalah
dasar larangan untuk menipu, merusak objek jual beli, serta larangan untuk
5. Khiyar Ghabn
Khiyar ghabn merupakan khiyar yang terjadi akibat adanya suatu kekeliruan.
apabila terdapat kekeliruan seperti ini dapat dilakukan khiyar untuk membatalkan
akad dan jual beli dengan syarat ia tidak tahu harga dan tidak pandai tawar
menawar. Hal ini berdasarkan dalil sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari
“diceritakan kepada Nabi saw bahwa seorang laki-laki bernama Habban bin
Munqidz selalu tertipu dalam beberapa jual beli yang dilakukannya, lalu Nabi saw
bersabda, “apabila kamu berjual beli, maka katakanlah ‘jangan sampai ada
penipuan’.
Ibnu Ishak menambahkan dalam riwayat Yunis bin Bukair dan Abdul A’la dari
Ibnu Umar,
9
“kemudian kamu memiliki khiyar dalam setiap barang yang kamu beli selama tiga
malam. Apabila kamu ridha, maka pertahankanlah barnga itu. Dan apabila kamu
a. Talaqqi Al Jalab
didatangkan dari luar suatu daerah. Misalnya ketika para pedagang dari desa
datang untuk menjual hasil panen ke pasar kota. Lalu ketika belum sampai ada
orang kota tersebut memberhentikan mereka dan membeli barang tersebut dengan
harga murah(dibawah harga pasar) sebelum pedagang desa itu sampai di pasar dan
mengetahu harga pasar hasil panen tersebut. Hal ini menghilangkan kesempatan
pedagang desa untuk mengetahui harga pasar dan merupakan kekeliruan karena
ada penipuan dalam transaksi tersebut. Maka dari itu, terdapat khiyar untuk
membatalkan transaksi.
Tanajusy atau najsy bermakna menaikkn harga barang dalam suatu penawaran
dengan persekongkolan. Mereka menawar dengan harga tinggi bukan dengan niat
untuk membeli barang tersebut, tetapi agar orang lain orang lain membeli dengan
harga lebih tinggi daripada yang ia tawar. Ibnu Umar meriwayatkan bahwa
10
“Para ulama berselisih pendapat tentang hukum jual beli apabila terjadi hal
diatas.”
Ibnu Mundzir mengutip dari sekelompok ahli hadits bahwa jual beli seperti ini
batal. Ini adalah pendapt ahli Zahir, dan pendapat paling masyhur dikalangan
ulama Mazhab Hanbali. Pendapat masyhur di Mazhab Maliki tentang jual beli
semacam ini adalah berlakunya khiyar dan ini juga pendapat ulama Mazhab
Namun pendapat ulama Mazhab Hanafi adalah bahwa jual beli tetap sah namun
6. Khiyar Ru’yah
Yaitu khiyar bagi pembeli untuk menyatakan berlanjut atau batalnya jual beli
yang dilakukan terhadap objek yang belum ia lihat ketika akad berlangsung.
bahwa khiyar ru’yah disyariatkan dalam Islam berdasarkan sabda Rasulullah saw,
“siapa yang membeli sesuatu yang belum ia lihat maka ia berhak khiyar apabila
Akad seperti ini boleh terjadi disebabkan objek yang akan dibeli itu tidak ada di
tempat berlangsungnya akad, karena sulit dilihat. Khiyar ini berlaku ketika
Ulama Syafi’iyah mengatakan bahwa jual beli barang yang gaib tidak sah, baik
barang itu disebutkan sifatnya ketika akad maupun tidak. Oleh sebab itu, khiyar
11
ru’yah tidak berlaku karena akad dikhawatirkan mengandung unsur penipuan
yang dapat membawa kepada perselisihan. Dalam hal ini sabda Rasulullah saw,
7. Khiyar Ta’yin
Yaitu hak pilih bagi pembeli dalam menentukan barang yang berbeda kualitas
dalam jual beli. Misalnya ketika ada suatu barang dengan kualitas super dan
Khiyar dalam hal ini diperbolehkan oleh ulama Hanafiyah dengan alasan bahwa
barang serupa dengan kualitas berbeda sangat banyak jadi pembeli memerlukan
bantuan ahli yang mungkin sulit untuk diminta bantuannya. Maka dari itu, agar
Akan tetapi, jumhur ulama fiqh tidak menerima hal ini dengan alasan bahwa
dalam akad jual beli ada ketentuan yaitu barang yang diperdagangkan harus jelas.
Jelas disini yaitu kualitas dan kuantitasnya. Dalam Khiyar ta’yin barang yang
akan dibeli belum jelas. Maka dari itu termasuk kedalam jual beli al ma’dum
Hak khiyar dalam jual beli menurut islam diperbolehkan apakah akan meneruskan
jual beli atau membatalkannya, tergantung keadaan atau kondisi barang yang
diperjualbelikan.
4
Abdurrahaman Al Ghazaly,dkk, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Grup), Edisi 1, hal. 99
12
Menurut Abdurrahman Al-Jaziri, status khiyar dalam pandangan ulama fiqh
Pada zaman modern seperti saat ini, jual beli tidak hanya bertatap muka secara
langsung dan khiyar tetap diberlakukan. Hanya saja tidak selalu menggunakan
kata-kata khiyar, tetapi dengan yang lebih menarik, misalnya “teliti sebelum
membeli”. Ini berarti pembeli diberi hak khiyar dengan hati-hati dan cermat dalam
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
5
Abdurrahaman Al Ghazaly,dkk, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Grup), Edisi 1, hal. 98
13
Pengertian khiyar menurut etimologi berarti pilihan. Dan secara terminologi
membatalkan(jual beli). Atau hak untuk menentukan pilihan antara dua hal bagi
pembeli dan penjual, apakah akad jual beli diteruskan atau dibatalkan.
Khiyar terbagi menjadi beberapa macam, yaitu khiyar majlis, khiyar syarat, khiyar
aib/cacat, khiyar tadlis, khiyar ghabn, khiyar ru’yah dan khiyar ta’yin.
Hukum khiyar dalam ulama fiqh mubah atau dibolehkan karena suatu keperluan
DAFTAR PUSTAKA
14
Ghazaly, Abdul Rahman, dkk, 2010. Fiqh Muamalat, Jakarta: Kencana Prenada
Media Grup
Sabiq, Sayid, 2012. Fiqih Sunnah diterjemahkan oleh Rijalul Qolam,dkk, Jakarta:
Ali Bin Muhammad Bin Ali Sayiduzzain Abi Hasan Husaini Aljarjani Al
Hanafi,Atta’rifat.
Sayyid Imam Muhammad Bin Ismail Al Kahlani, Asson’anil Ma’rufi Fil Amiri
15