Anda di halaman 1dari 12

Tugas makalah Fikih

“Materi Khiyar”
Guru : Suhaibatul Aslamiyah, S.Pd.I

Kelas : X IPS 2
Penyusun :
kelompok II
1. Andrean Miftahul H
2. Fatmah
3. Muhammad Iqbal
4. Nurul Hidayah
5. Rahmawati

MAN KAPUAS
2021/2022

Halaman 1 dari 12
Kata pengantar

Assalamualaikum wr. Wb
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadiran Allah Swt. Yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, hidayah dan inayah-nya, sehingga saya di beri kemampuan untuk dapat
membuat makalah ini untuk memenuhi tugas.

Saya menyadari bahwa makalah ini belum sempurna baik dalam bentuk penyajian
maupun dalam bentuk penulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran saya harapkan dari
guru dan pembaca demi perbaikan makalah ini selanjutnya, saya ucapkan terima kasih
kepada guru mata pelajaran “ Fikih”yakni ibu Suhaibatul Aslamiyah, S.Pd.I

Harapan saya dalam makalah ini bermanfaat bagi para pembaca umumnya, khususnya
lagi saya sebagai siswa dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan lebih tinggi
lagi. Demikian kata pengantar saya sampaikan atas perhatian bapak dan pembaca sekalian
saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr. Wb.

Penyusun
Rabu, 26 Januari

Halaman 2 dari 12
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….. i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. ii

KATA PENGANTAR ……………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan penulisan

BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Khiyar
2. Macam-Macam Khiyar
3. Hikmah Khiyar

BAB III KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Halaman 3 dari 12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Disadari ataupun tidak, kita sering melakukan khiyar dalam kehidupan
sehari-hari. Yakni dalam proses jual beli. Misalnya, ketika kita membeli
baju atau barang lain tetapi ketika dibawa kerumah barang itu tidak sesuai
dengan kebutuhan kita atau terdapat cacat pada barang tersebut sehingga
kita mengembalikan dan menukarnya kepada pedagang ketika kita
membeli kita sudah ada perjanjian dengannya, apabila tidak muat boleh
dikembalikan. Hal itu adalah salah satu contoh daripada khiyar.
Khiyar adalah pemilihan didalam melakukan akad jual beli apakah mau
meneruskan akad jual beli atau menarik kembali kehendak untuk
melakukan jual beli. Dalam pertimbangan bisnis dan ekonomi khiyar ini
menjadi penting karena dengan adanya khiyar, orang yang melakukan
transaksi bisnis yang berjual beli dapat memikirkan kemaslahatan masing-
masing lebih jauh, supaya tidak akan menjadi penyesalan dikemudian hari
lantaran merasa tertipu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Khiyar ?
2. Bagaimana Macam-macam Khiyar ?
3. Bagaimana Hikmah Khiyar ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Khiyar.
2. Untuk Mengetahui Macam-macam Khiyar.
3. Untuk Mengetahui Hikmah Khiyar.

Halaman 4 dari 12
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Khiyar

Khiyar adalah “boleh memilih antara dua, meneruskan akad jual beli
atau mengurungkan (menarik kembali), tidak jadi jual beli”. Diadakan
khyar oleh syara’ agar kedua orang yang jual beli dapat memikirkan
kemaslahatan masing-masing yang lebih jauh, supaya tidak akan terjadi
penyesalan dikemudian hari lantaran merasa tertipu. 1
Sedangkan menurut M.Ali Hasan, dalam buku yang berjudul Berbagai
Macam Transaksi dalam Islam, bahwa khiyar adalah untuk menjaga
jangan sampai terjadi perselisihan antara pembeli dengan penjual, maka
syari’at islam memberikan hak khiyar, yaitu hak memilih untuk
melangsungkan atau tidak jual beli tersebut karena ada suatu hal bagi
kedua bela pihak.
Menurut Hendi Suhendi, dalam buku yang berjudul fikih muamalah,
dalam jual beli, menurut agama islam dibolehkan memilih, apakah akan
meneruskan jual beli atau akan membatalkannya, disebabkan terjadinya
oleh suatu hal.
Dalam pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa khiyar
adalah suatu hukum dalam islam yang membolehkan memilih dalam jual
beli agar tidak ada perselisihan maupun penyesalan setelah membeli
barang tersebut, dikarenakan barang yang tidak cocok atau barang yang
tidak serasi dengan pembeli.

Firman Allah SWT:

Halaman 5 dari 12
َ ‫ْأ ُكلُ ْٓوا اَ ْم‬CCَ‫وا اَل ت‬CC
ِ َ‫والَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالب‬CC
‫ ِل آِاَّل اَ ْن‬CC‫اط‬ ْ ُ‫ْن ٰا َمن‬Cَ ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذي‬
‫هّٰللا‬
َ ‫ ُك ْم ۗ اِ َّن‬C‫وا اَ ْنفُ َس‬Cْٓ Cُ‫اض ِّم ْن ُك ْم ۗ َواَل تَ ْقتُل‬
ٍ ‫ر‬C َ Cَ‫ ا َرةً َع ْن ت‬C‫تَ ُك ْو َن تِ َج‬
‫ان بِ ُك ْم َر ِح ْي ًما‬
َ ‫َك‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara
kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. (Q.S. An-Nisa:
29).

Ayat ini menerangkan hukum transaksi secara umum, lebih khusus


kepada transaksi perdagangan, bisnis jual beli. Dalam ayat ini Allah
mengharamkan orang beriman untuk memakan, memanfaatkan
menggunakan (dan segala bentuk transaksi lainnya) harta orang lain denga
cara yang batil, yaitu yang tidak dibenarkan oleh syari’at.

Yang diperbolehkan memakan harta orang lain adalah dengan jalan


perniagaan yang saling, “berkeridoan” (suka sama suka) diantara
kamu( kedua bela pihak).

Walaupun kerelaan adalah suatu yang tersembunyi di lubuk hati tetapi


indikator dan tanda-tandanya dapat terlihat. Ijab dan kobul atau apa saja
yang dikenal dalam adat kebiasaan sebagai serah terima adalah bentuk-
bentuk yang digunakan hukum untuk menunjukkan kerelaan.

B. Macam-macam Khiyar
1. Khiyar Majelis
Khiyar majelis adalah kedua bela pihak yang melakukan akad
mempunyai hak pilih untuk meneruskan atau membatalkan akad jual
beli selama masih berada dalam satu majelis (tempat) atau toko, atau
seperti jual beli atau sewa menyewa.

Halaman 6 dari 12
Sebagaimana dalam hadits nabi Muhammad SAW:

‫َأ‬
ِ ‫ ِإ َذا َت َبا َي َع الرَّ ُجالَ ِن َف ُك ُّل َوا ِح ٍد ِم ْن ُه َما ِب ْال ِخ َي‬:‫صلَّى هللا َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َّن ُه َقا َل‬
‫((ار‬ َ ‫ْن ُع َم َر َعنْ َرس ُْو ِل هللا‬ ِ ‫َع ِن اب‬
‫ب‬َ ‫ك َف َق( ْ(د َو َج‬ َ ‫َما لَ ْم َي َت َفرَّ َقا َو َكا َنا َج ِم ْيعًا َأ ْو ي َُخ ِّي ُر َأ َح ُد ُه َما اآْل َخ( َر َف(ِإنْ َخي ََّر َأ َح( ُد ُه َما‬
َ (ِ‫اآلخ( َر َف َت َبا َي َعا َعلَى َذل‬
‫رواه البخاري ومسلم‬ – .‫ب ْال َبي َْع‬ َ ‫ْال َبي َْع َوِإنْ َت َفرَّ َقا َبعْ دَ َأنْ َت َبا َي َعا َولَ ْم َي ْترُكْ َوا ِح ٌد ِم ْن ُه َما ْال َبي َْع َف َق ْد َو َج‬

Artinya: “Dari Ibnu Umar ra. dari Rasulullah saw, bahwa beliau bersabda,
“Apabila ada dua orang melakukan transaksi jual beli, maka masing-masing dari
mereka (mempunyai) hak khiyar, selama mereka belum berpisah dan mereka
masih berkumpul atau salah satu pihak memberikan hak khiyarnya kepada pihak
yang lain. Namun jika salah satu pihak memberikan hak khiyar kepada yang lain
lalu terjadi jual beli, maka jadilah jual beli itu, dan jika mereka telah berpisah
sesudah terjadi jual beli itu, sedang salah seorang di antara mereka tidak
(meninggalkan) jual belinya, maka jual beli telah terjadi (juga).” (HR. Al.Bukhari
dan Muslim

Menurut ulama mazhab syafi’i dan hambali,bahwa masing masing pihakberhak


mempunyai khiyar selama masih berada dalam satu majlis, sekalipun sudah terjadi
ijab Kabul. Berbeda dengan madzhab Hanafi dan Maliki, bahwa suatu akad telah
dipandang sempurna, apabila telah terjadi ijab dan Kabul. Ijab dan Kabul itu
terjadi setelah ada kesepakatan dan saling suka sama suka yang dijelaskan pada
surah An-Nisa:29.2

2. Khiyar Syarat
Khiyar syarat adalah yang ditetapkan bagi salah satu pihak yang ber
akad atau keduanya, apakah meneruskan atau membatalkan akad itu
selama dalam tenggang waktu yang disepakati bersama.
Umpamanya, pembeli mengatakan “saya akan membeli barang anda
ini dengan ketentuan diberikan renggang waktu selama tiga hari”.
Sesudah tiga hari tidak ada berita, berarti akad itu batal. Khiyar
syarat boleh dilakukan dalam segala macam jual beli, kecuali barang
2

Halaman 7 dari 12
yang wajib diterima ditempat jual beli, seperti barang-barang riba. Masa
khiyar syarat paling lama hanya tiga hari tiga malam terhitung dari
waktu akad. Sabda Rasulullah Saw:

Artinya: “Nabi saw bersabda: Apabila kamu menjual maka katakanlah


dengan jujur dan jangan menipu. Jika kamu membeli sesuatu
maka engkau mempunyai hal pilih selama tiga hari, jika
kamu rela maka ambillah, tetapi jika tidak maka kembalikan
kepada pemiliknya.” (HR. Ibnu Majah).

Barang yang terjual itusewaktu dalam masa khiyar kepunyaan orang


yang mensyaratkan khiyar,kalo yang khiyar hanya salah seorang dari
mereka. Tetapi kalau kedua duanya mensyaratkan khiyar,maka barang
itu tidak di punyai seorangpun dari keduanya.

Jika jual beli sudah tetap akan diteruskan,barulah diketahui bahwa


barang itu kepunyaan pembeli mulai dari masa akad.

Tetapi kalau jual beli tidak diteruskan, barang itu tetap kepunyaan
si penjual. Untuk meneruskan jual beli atau tidaknya, hendaklah dengan
lapas yang jelas menunjukkan terus atau tidaknya jual beli

Para ulama fikih sependapat mengetakan, bahwa khiyar syarat ini


diperbolehkan untuk menjaga (memelihara) hak pembeli dari unsur
penipuan yang mungkin terjadi dari pihak penjual.3

Oleh karena itu, salah satu macam-macam khiyar dalam jual beli ini, dapat
dipraktekkan dengan memperhatikan beberapa ketentuan berikut ini:

a. Jika masa khiyar syarat telah lewat, otomatis transaksi menjadi sah dan
tidak dapat dilakukan pembatalan jual beli atau transaksi
b. Hak khiyar syarat tidak dapat diwariskan
c. Sehingga, jika pembeli meninggal pada masa khiyar, kepemilikan
barang menjadi milik ahli waris pembeli

Halaman 8 dari 12
d. Sedangkan jika penjual meninggal dalam masa khiyar, kepemilikan
otomatis menjadi hak pembeli

3. Khiyar ‘aibi
Khiyar ‘aibi adalah dalam jual beli ini, disyaratkan kesempurnaan
benda-benda yang dibeli, seperti seorang berkata ;”saya beli mobil itu
seharga sekian, bila mobil itu cacat akan saya kembalikan”.

Seperti yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Dawud dari Aisyah
RA bahwa seseorang membeli budak, kemudian budak tersebut disuruh
berdiri didekatnya, didapatinya pada diri budak itu kecacatan, lalu
diadukannya kepada Rasul, maka budak itu dikembalikan pada
penjual.4
Khiyar ‘aib artinya sipembeli boleh mengembalikan barang yang
dibelinya apabila pada barang itu terdapat suatu cacad yang mengurangi
suatu kualitas barang itu, atau mengurangi harganya, sedangkan
biasanya barang yang seperti itu baik, dan sewaktu akad cacat nya itu
sudah ada tetapi sipembeli tidak tahu, atau terjadi sesudah akad, yaitu
sebelum diterimanya. Keterangannya adalah Ijma’ “sepakat ulama
mujtahid.
Syarat dan ketentuan berikut, sebelum melakukan khiyar ‘aibi kepada
penjual
a. Tidak ada khiyar ‘aibi untuk cacat yang telah disampaikan
penjual kepada pembeli
b. Cacat pada benda tersebut dapat diperiksa, jika timbul
perselisihan antara penjual dan pembeli mengenai cacat benda,
maka diselesaikan berdasarkan ketetapan pengadilan
c. Penjual wajib mengembalikan uang pembelian, jika cacat
disebabkan oleh kelalaian penjual.

Halaman 9 dari 12
d. Jika cacat pada barang karena kelalaian pembeli, maka tidak ada
hak pembeli melakukan khiyar aib.
e. Jika membeli barang dalam jumlah besar. Pembeli dapat
menolak keseluruhan barang apabila ditemukan beberapa stok
yang cacat.
f. Atau membeli hanya barang yang tidak cacat dengan
mengembalikan sisanya. Retur barang yang diterima toko
kepada produses karena menemukan cacat produksi adalah salah
satu contoh khiyar dalam kehidupan sehari-hari

4.khiyar Ru’yah

Khiyar Ru’yah adalah ada hak pilih bagi pembeli untuk menyatakan
berlaku atau batal jual beli yang ia lakukan terhadap suatu objek yang
belum ia lihat pada saat akad berlangsung.
Jumhur Ulama (Hanafiah,Malikiyah,Hanabilah dan Zahiriyah),
menyatakan, bahwa khiyar ru’yah disyariatkan dalam islam.
Sebagaimana sabda Nabi SAW:

Yang artinya: “Siapa yang membeli sesuatu yang belum dia lihat, maka
dia berhak Khiyar apabila ia telah melihat barang itu.”
(H.R.Darul Quthni).

C. Hikmah Khiyar
Khiyar adalah pemilihan di dalam melakukan akad jual beli yang
dilaksanakan oleh seorang penjual dan seorang pembeli yang mana
diantara keduanya agar tidak ada saling merasa ditipu, makanya dalam
hukum islam diadakan khiyar dalam jual beli.
Adapun hikmah Khiyar antara lain sebagai berikut:
1. Mendidik masyarakat agar berhati-hati dalam melakukan jual beli.
2. Menghindarkan kemungkinan terjadinya unsur penipuan dalam jual
beli.

Halaman 10 dari 12
3. Mendidik penjual agar bersikap jujurdalam menjelaskan kualitas
barang dagangnya.
4. Menghindarkan terjadinya penyesalan dikemudian hari bagi penjual
dan pembeli.

BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Khiyar adalah pemilihan di dalam melakukan akad jual beli apakah mau
meneruskan akad jual beli atau mengurungkan (menarik kembali)
kehendak yang melakukan jual beli. Dalam pertimbangan bisnis dan
ekonomi, khiyar ini menjadi penting karna dengan adanya khiyar orang
yang melakukan transaksi bisnis yang berjual beli dapat memikirkan
kemaslahatan masing masing lebih jauh, supaya tidak akn terjadi
penyesalan dikemudian hari lantaran merasa tertipu. Dan khiyar dibagi
menjadi empat yaitu:
1. Khiyar majlis.
2. Khiyar syarat.
3. Khiyar ‘aib.
4. Khiyar ru’yah.

B. Saran
Saya selaku penyusun sangat menyadari masih jauh dari kata
sempurna tentunya masih banyak sekali kekurangan dalam pembuatan
makalah ini. Hal ini disebabkan masih terbatasnya kemampuan saya. Oleh
karena itu, saya selaku pembuat makalah ini mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun. Saya juga mengharapkan makalah ini
sangat bermanfaat untuk kami khususnya dan pembaca pada umumnya.

Halaman 11 dari 12
DAFTAR PUSTAKA

Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam,Jakarta : Djajamurni,1954


M.Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam, Jakarta : Fajar
Interpratama, 2003.
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Jakarta:Fajar Interpratama,2002.

Halaman 12 dari 12

Anda mungkin juga menyukai