Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KONSEP KHIYAR
Fiqh Muamalah
Dosen Pengampu: Dina Khairunnisa, M.H

Disusun Oleh :
Kelompok 3
Gledis Nabila Amanda 12116062
Khiranti 12116040
Nurviza 12116024

KELAS 4C
PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
IINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK
2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan. Tidak lupa juga
shalawat serta salam tercurahkan bagi Baginda Agung Rasulullah SAW yang
telah membimbing kita menuju jalan yang lurus.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehatnya, sehingga makalah yang berjudul “Konsep Khiyar” dapat diselesaikan.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Fiqh Muamalah. Kami
berharap makalah tentang Konsep Khiyar ini dapat menjadi pembelajaran bagi
mahasiswa lainnya.
Kami menyadari, makalah yag ditulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat.
Wassalamualaikum wr.wb.

Pontianak, 14 Maret 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
A. Latar Belakang...........................................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................................
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................
A. Pengertian Khiyar......................................................................................
B. Macam-macam Khiyar..............................................................................
C. Hikmah Khiyar..........................................................................................
BAB III PENUTUP.............................................................................................
A. Kesimpulan................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Disadari ataupun tidak, kita sering melakukan khiyar dalam kehidupan
sehari-hari. Yakni dalam proses jual beli. Misalnya, Ketika kita membeli baju
atau barang lain tetapi ketika dibawa ke rumah barang itu tidak sesuai dengan
kebutuhan kita atau terdapat cacat pada barang tersebut sehingga kita
mengembalikan dan menukarnya kepada pedagang. Ketika kita membeli kita
sudah ada perjanjian dengannya apabila tidak muat boleh dikembalikan. Hal
itu adalah salah satu contoh daripada khiyar.
Khiyar adalah pemilihan di dalam melakukan akad jual beli apakah mau
meneruskan akad jual beli atau menarik kembali kehendak untuk melakukan
jual beli. Dalam peertimbangan bisnis dan ekonomi khiyar ini menjadi
penting karena dengan adanya khiyar, orang yang melakukan transaksi bisnis
yang berjual beli dapat memikirkan kemaslahatan masing-masing lebih jauh,
supaya tidak akan menjadi penyesalan dikemudian hari lantaran merasa
ditipu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari khiyar?
2. Apa saja macam-macam khiyar?
3. Bagaimana hikmah dari khiyar?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian khiyar.
2. Untuk mengetahui macam-macam khiyar.
3. Untuk mengeetahui hikmah khiyar.

1
2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Khiyar
Khiyar adalah “boleh memilih antara dua, meneruskan akad jual beli
atau mengurungkan (menarik kembali), tidak jadi jual beli”. Diadakan
khiyar oleh syara’ agar kedua orang yang jual beli dapat memikirkan
kemaslahatan masing-masing yang lebih jauh, supaya tidak terjadi
penyesalan dikemudian hari lantaran merasa tertipu.
Sedangkan menurut M. Ali Hasan, dalam buku yang berjudul
Berbagai Macam Transaksi dalam Islam, bahwa khiyar adalah untuk
menjaga jangan sampai terjadi perselisihan antara pembeli dengan penjual,
maka syari’at islam memberikan hak khiyar, yaitu hak memilih untuk
melangsungkan atau tidak jual beli tersebut karena ada suatu hal bagi
kedua belah pihak.
Menurut Hendi Suhendi, dalam buku yang berjudul Fiqh Muamalah,
dalam jual beli, menurut agama islam dibolehkan memilih, apakah akan
meneruskan jual beli atau akan membatalkannya, disebabkan terjadinya
oleh suatu hal.
Dalam pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa khiyar
adalah suatu hukum dalam islam yang mmbolehkan memilih dalam jual
beli agar tidak ada perselisihan maupun penyesalan setelah membeli
barang tersebut, dikarenakan barang yang tidak cocok atau barang yang
tidak serasi dengan pembeli.
Firman Allah SWT:
‫وا‬Cْٓ Cُ‫اض ِّم ْن ُك ْم ۗ َواَل تَ ْقتُل‬ َ Cَ‫ ا َرةً ع َْن ت‬C‫وْ نَ تِ َج‬CC‫ ِل آِاَّل اَ ْن تَ ُك‬C‫ َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالبَا ِط‬C‫ْأ ُكلُ ْٓوا اَ ْم‬Cَ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا اَل ت‬
ٍ ‫ر‬C
‫اَ ْنفُ َس ُك ْم ۗ اِ َّن هّٰللا َ َكانَ بِ ُك ْم َر ِح ْي ًما‬
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali
dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara
kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha
Penyayang kepadamu. (Q.S An-Nisa: 29).

3
Ayat ini menerangkan hukum transaksi secara umum, lebih khusus
kepada transaksi perdagangan, bisnis jual beli. Dalam ayat ini allah
mengharamkan orang untuk memakan, memanfaatkan menggunakan (dan
segala bentuk transaksi lainnya) harta orang lain dengan cara yang batil,
yaitu yang tidak dibenarkan oleh syari’at. Yang diperbolehkan memakan
harta orang lain adalah dengan jalan perniagaan yang saling,
“berkeridoan” (suka sama suka) di antara kamu (kedua belah pihak).
Walaupun kerelaan adalah suatu yang bersembunyi dilubuk hati tetapi
indicator dan tanda-tandanya dapat terlihat. Ijab dan Kabul atau apa saja
yang dikenal dalam adat kebiasaan sebagai serah terima adalah bentuk-
bentuk yang digunakan hukum untuk menunjukkan kerelaan.

B. Macam-macam Khiyar
1. Khiyar Majlis
Khiyar majlis adalah kedua belah pihak yang melakukan akad
mempunyai hak pilih untuk meneruskan atau membatalkan akad jual
beli selama masih berada dalam satu majelis (tempat) atau toko, atau
seperti jual beli atau sewa menyewa.
Sebagaimana dalam hadits Nabi Muhammad SAW:
“Dari Ibnu Umar ra. Dari Rasulullah SAW, bahwa beliau bersabda,
“Apabila ada dua orang melakukan transaksi jual beli, maka masing-
masing dari mereka (mempunyai) hak khiyar, selama mereka belum
berpisah dan mereka masih berkumpul atau salah satu pihak
memberikan hak khiyarnya kepada pihak yang lain. Namun jika salah
satu pihak memberikan hak khiyar kepada yang lain lalu terjadi jual
beli, maka jadilah jual beli itu, dan jika mereka telah berpisah
sesudah terjadi jual beli itu, sedang salah seorang di antara mereka
tidak (meninggalkan) jual belinya maka jual beli telah terjadi
(juga).”  (HR. Al Bukhari dan Muslim).
Menurut ulama mazhab Syafi’i dan Hambali, bahwa masing-
masing pihak berhak mempunyai khiyar selama masih berada dalam
satu majelis, sekalipun sudah terjadi ijab kabul.
Berbeda dengan madzhab Hanafi dan Maliki, bahwa suatu akad
telah dipandang sempurna, apabila telah terjadi ijab dan kabul. Ijab

4
dan kabul itu terjadi setalah ada kesepakatan dan saling suka sama
suka yang dijelaskan pada surah An-Nisa: 29.

2. Khiyar syarat
Khiyar syarat adalah yang paling ditetapakan bagi salah satu pihak
yang berakad atau keduannya, apakah meneruskan atau membatalkan
akad itu selama dalam tenggang waktu yang disepakati bersama.
Umpamanya, pembeli mengatakan “saya akan membeli barang and
aini dengan ketentuan diberikan renggang waktu selama tiga hari”.
Setelah tiga hari tidak ada berita, berarti akad itu batal.
Khiyar syarat boleh dilakukan dalam segala macam jual beli,
kecuali barang yang wajib diterima ditempat jual beli, seperti barang-
barang riba. Masa khiyar syarat paling lama hanya tiga hari tiga malam
terhitung dari waktu akad.
Sabda Rasulullah Saw:
Artinya: “Apabila kamu menjual maka katakanlah dengan jujur dan
jangan menipu. Jika kamu membeli sesuatu, maka engkau mempunyai
hak pilih selama tiga hari. Jika kamu rela, maka ambillah. Bila tidak,
kembalikan kepada pemiliknya.” (HR Ibnu Majah).
Barang yang terjual itu sewaktu dalam masa khiyar kepunyaan
orang yang mensyaratkan khiyar, kalo yang dikhiyarkan, maka barang
itu tidak dipunyai seorang pun dari keduanya. Jika jual beli sudah
tetap akan diteruskan, barulah diketahui bahwa barang itu kepunyaan
pembeli mulai dari masa akad. Tetapi kalua jual beli tidak diteruskan,
barang itu tetap kepunyaan si penjual. Untuk meneruskan jual beli
atau tidaknya, hendaklah dengan lapas yang jelas menunjukan terus
atau tidaknya jual beli.
Para ulama fiqih sependapat mengatakan, bahwa khiyar syarat ini
diperbolehkan untuk menjaga(memelihara) hak pembeli dari unsur
penipuan yang mungkin terjadi dari pihak penjual. Oleh karena itu,
salah satu macam-macam khiyar dalam jual beli ini, dapat dipraktekan
dengan memperhatikan beberapa ketentuan berikut ini:

5
a. Jika masa khiyar syarat telah lewat, otomatis transaksi menjadi sah
dan tidak dapat dilakukan pembatalan jual beli atau transaksi.
b. Hak khiyar syarat tidak dapat diwariskan.
c. Sehingga, jika pembeli meinggal pada masa khiyar, kepemilikan
barang menjadi milik ahli waris pembeli.
d. Sedangkan jika penjual meninggal dalam masa khiyar,
kepemilikan otomatis menjadi hak pembeli.

3. Khiyar ‘aibi
Khiyar ‘aibi adalah dalam jual beli ini, disyaratkan kesempurnaan
benda-benda yang dibeli, seperti seorang berkata ; “saya beli mobil itu
seharga sekian, bila mobil itu cacat akan saya kembalikan”.
Seperti yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Dawud dari Aisyah
RA bahwa seseorang membeli budak, kemudian budak tersebut
disuruh berdiri didekatnya, didepatinya pada diri budak itu
dikembalikan pada penjual.
Khiyar ‘aibi artinya sipembeli boleh mengembalikan barang yang
dibelinya apabila barang itu terdapat suatu cacat yang mengurangi
suatu kualitas barang itu, atau mengurangi harganya, sedangkan
biasanya barang yang seperti itu baik, dan sewaktu akad cacat nya itu
sudah ada tetapi sipembeli tidak tahu, atau terjadi sesudah akad, yaitu
sebelum diterimanya. Keterangannya adalah ijma’ sepakat ulama
mujtahid.
Syarat dan ketentuan berikut, sebelum melakukan khiyar ‘aibi
kepada penjual:
a. Tidak ada khiyar ‘aibi untuk cacat yang telah disampaikan penjual
kepada pembeli.
b. Cacat pada benda tersebut dapat diperiksa, jika timbul perselisihan
antara penjual dan pembeli mengenai cacat benda, maka
diselesaikan berdasarkan ketetapan pengadilan.

6
c. Penjual wajib mengembalikan uang pembelian, jika cacat
disebabakan oleh kelalaian penjual.
d. Jika cacat pada barang karena kelalaian pembeli, maka tidak ada
hak pembeli melakukan khiyar ‘aibi.
e. Jika membeli barang dalam jumlah besar. Pembeli dapat menolak
keseluruhan barang apabila ditemukan beberapa stok yang cacat.
f. Atau membeli hanya barang yang tidak cacat dengan
mengembalikan sisanya. Retur barang yang diterima toko kepada
produses karena menemukan cacat produksi adalah salah satu
contoh khiyar dalam kehidupan sehari-hari.

4. Khiyar Ru’yah
Khiyar ru’yah adalah ada hak pilih bagi pembeli untuk menyatakan
berlaku atau batal jual beli yang ia lakukan terhadap suatu objek yang
belum ia lihat pada saat akad berlangsung.
Jumhur Ulama (Hanafi, Maliki, Hambali, dan Zahiriyah) menyatakan,
bahwa khiyar ru’yah disyariatkan dalam islam.
Sebagaimana sabda Nabi SAW:
Artinya: “Siapa saja yang membeli sesuatu yang belum dilihatnya,
maka ia berhak khiyar bila telah melihatnya.” (H.R. At-Tirmizi).

C. Hikmah Khiyar
Khiyar adalah pemilihan didalam melakukan akad jual beli yang
dilaksanakan oleh seorang penjual dan seorang pembeli yang mana di
antara keduanya agar tidak ada saling merasa ditipu, makanya dalam
hukum islam diadakan dalam jual beli. Adapun hikmah khiyar antara lain:
1. Mendidik masyarakat agar berhati-hati dalam melakukan jual beli.
2. Menghindari kemungkinan terjaadinya unsur penipuan dalam jual
beli.
3. Mendidik penjual agar bersikap jujur dalam menjelaskan kualitas
barang dagangnya.

7
4. Menghindarkan terjadinya penyesalan dikemudian hari bagi penjual
dan pembeli.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Khiyar adalah suatu hukum dalam Islam yang membolehkan
memilih dalam jual beli agar tidak ada perselisihan maupun penyesalan
setelah membeli barang tersebut.
Macam-macam khiyar yaitu khiyar majlis, khiyar syarat, khiyar
‘aibi, dan khiyar ru’ya.
Hikmah khiyar salah satunya yaitu mendidik masyarakat agar
berhati-hati dalam melakukan jual beli.

B. Saran
Kami menyadari makalah ini terbatas dan masih banyak kekurangan untuk
dijadikan landasan kajian ilmu, maka kepada para pembaca agar melihat
referensi lain yang terkait dengan pembahasan makalah ini demi relevan
kajian ilmu yang akurat. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun
sangat kami harapan dari pembaca, sekian kami ucapkan terima kasih.

9
DAFTAR PUSTAKA

Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Jakarta: Fajar Interpratama, 2002.


M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam, Jakarta: Fajar
Interpratama, 2003.
Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, Jakarta: Djajamurni, 1954.

10

Anda mungkin juga menyukai