Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH FIKIH

KHIYAR
Guru Pengampu : Misniati, S.Ag

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Fikih


Disusun Oleh:
Naomi Ezzar Asyila
Ria Ananda
Nurul Himah
Cayla Oktavia
Lathif Marwaa Sinaga
Muhammad Alif Pandowo
Ryo Adji Febriansyah
Muhammad Walman Hidayat
Husain Akmal
Ridho Fauzan

MADRASAH ALIYAH NEGERI SIMALUNGUN


TAHUN AJARAN 2023/2024

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2


BAB I ...................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .............................................................................................. 3
A. Latar Belakang ......................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 3
BAB II .................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ................................................................................................. 4
A. Pengertian Khiyar .................................................................................... 4
B. Macam-macam Khiyar ............................................................................ 5
C. Hikmah Khiyar ........................................................................................ 7
BAB III................................................................................................................... 8
PENUTUP ........................................................................................................... 8
A. Kesimpulan ............................................................................................... 8
B. Saran.......................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 9

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Disadari ataupun tidak, kita sering melakukan khiyar dalam kehidupansehari-
hari. Yakni dalam proses jual beli. Misalnya, ketika kita membeli baju atau barang
lain tetapi ketika dibawa kerumah barang itu tidak sesuaidengan kebutuhan kita atau
terdapat cacat pada barang tersebut sehinggakita mengembalikan dan menukarnya
kepada pedagang ketika kitamembeli kita sudah ada perjanjian dengannya, apabila
tidak muat bolehdikembalikan. Hal itu adalah salah satu contoh daripada khiyar.
Khiyar adalah pemilihan didalam melakukan akad jual beli apakah mau
meneruskan akad jual beli atau menarik kembali kehendak untuk melakukan jual beli.
Dalam pertimbangan bisnis dan ekonomi khiyar ini menjadi penting karena dengan
adanya khiyar, orang yang melakukan transaksi bisnis yang berjual beli dapat
memikirkan kemaslahatan masing-masing lebih jauh, supaya tidak akan menjadi
penyesalan dikemudian hari lantaran merasa tertipu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Khiyar ?
2. Bagaimana Macam-macam Khiyar ?
3. Bagaimana Hikmah Khiyar ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Khiyar.
2. Untuk Mengetahui Macam-macam Khiyar.
3. Untuk Mengetahui Hikmah Khiyar.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Khiyar
Khiyar adalah “boleh memilih antara dua, meneruskan akad jual beli atau
mengurungkan (menarik kembali), tidak jadi jual beli”. Diadakan khiyar oleh syara’
agar kedua orang yang jual beli dapat memikirkan kemaslahatan masing-masing yang
lebih jauh, supaya tidak akan terjadi penyesalan dikemudian hari lantaran merasa
tertipu.
Sedangkan menurut Menurut M. Ali Hasan, dalam buku yang berjudul
Berbagai Macam Transaksi dalam Islam, bahwa khiyar adalah untuk menjaga jangan
sampai terjadi perselisihan antara pembeli dengan penjual, maka syari’at Islam
memberikan hak khiyar, yaitu hak memilih untuk melangsungkan atau tidak jual beli
tersebut karena ada suatu hal bagi kedua bela pihak.
Dalam pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa khiyar adalah
suatu hukum dalam Islam yang membolehkan memilih dalam jual beli agar tidak ada
perselisihan maupun penyesalan setelah membeli barang tersebut, dikarenakan barang
yang tidak cocok atau barang yang tidak serasi dengan pembeli.

Firman Allah SWT :

‫اض ِم ۡن ُك ۡم‬
ٍ ‫ع ۡن ت ََر‬
َ ً ‫ارة‬ ِ ‫ٰٰۤيـا َ ُّي َها الَّذ ِۡينَ ٰا َمنُ ۡوا ََل ت َۡا ُكلُ ٰۡۤوا اَمۡ َوالَـ ُك ۡم َب ۡي َن ُك ۡم ِب ۡال َب‬
َ ‫اط ِل ا َّ َِٰۤل ا َ ۡن تَ ُك ۡونَ ِت َج‬
‫ّٰللا َكانَ ِب ُك ۡم َر ِح ۡي ًما‬ َ ‫س ُك ۡم ا َِّن ه‬ َ ُ‫َو ََل ت َۡقتُلُ ٰۡۤوا ا َ ۡنـف‬

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang
berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh
dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu.”

Ayat ini menerangkan hukum transaksi secara umum, lebih khusus kepada
transaksi perdagangan, bisnis jual beli. Dalam ayat ini Allah mengharamkan orang
beriman untuk memakan, memanfaatkan menggunakan (dan segala bentuk transaksi
lainnya) harta orang lain dengan cara yang batil, yaitu tidak dibenarkan oleh syari’at.
Yang diperbolehkan memakan harta orang lain adalah dengan jalan perniagaan
yang saling, “berkeridoan” (suka sama suka) diantara kamu (kedua belah pihak).

4
Walaupun kerelaan adalah suatu yang tersembunyi di lubuk hati tetapi indikator dan
tanda-tandanya dapat terlihat. Ijab dan qobul atau apa saja yang dikenal dalam adat
kebiasaan sebagai serah terima adalah bentuk-bentuk yang digunakan hukum untuk
menunjukkan kerelaan.

B. Macam-macam Khiyar
1. Khiyar Majelis
Khiyar majelis adalah kedua belah pihak yang melakukan akad
mempunyai hak pilih untuk meneruskan atau membatalkan akad jual beli
selama masih berada dalam satu majelis (tempat) atau toko, atau seperti jual beli
atau sewa menyewa.
Menurut ulama mazhab Syafi’I dan Hambali, bahwa masing-masing
pihak berhak mempunyai khiyar selama masih berada dalam satu majlis,
sekalipun sudah terjadi ijab qobul.
Berbeda dengan madzhab Hanafi dan Maliki, bahwa suatu akad telah
dipandang sempurna, apabila telah terjadi ijab dan qobul. Ijab dan qobul itu
terjadi setelah ada kesepakatan dan saling suka sama suka yang dijelaskan pada
surah An-Nisa:29.
2. Khiyar Syarat
Khiyar syarat adalah yang ditetapkan bagi salah satu pihak yang berakad
atau keduanya, apakah meneruskan atau membatalkan adak itu selama dalam
tenggang waktu yang disepakati bersama.
Umpamanya, pembeli mengatakan “saya akan membeli barang anda ini
dengan ketentuan diberikan renggang waktu selama tiga hari”.
Sesudah tiga hari tidak ada berita, berarti akad itu batal. Khiyar syarat
boleh dilakukan dalam segala macam jual beli, kecuali barang yang wajib
diterima ditempat jual beli, seperti barang-barang riba. Masa khiyar syarat
paling lama hanya tiga hari tiga malam terhitung dari waktu akad. Sabda
Rasulullah SAW :
Artinya: “Nabi saw bersabda: Apabila kamu menjual maka katakanlah dengan
jujur dan jangan menipu. Jika kamu membeli sesuatu maka engkau mempunyai
hal pilih selama tiga hari, jika kamu rela maka ambillah, tetapi jika tidak maka
kembalikan kepada pemiliknya.” (HR. Ibnu majah)
Barang yang terjual itu sewaktu dalam masa khiyar kepunyaan orang
yang mensyaratkan khiyar, kalau yang khiyar hanya salah seorang dari mereka.
Tetapi kalau kedua duanya mensyaratkan khiyar, maka barang itu tidak di
punyai seorangpun dari keduanya.
Jika jual beli sudah tetap akan diteruskan, barulah diketahui bahwa
barang itu kepunyaan pembeli mulai dari masa akad

5
Tetapi kalau jual beli tidak diteruskan, barang itu tetap kepunyaan si
penjual. Untuk meneruskan jual beli atau tidaknya, hendakah dengan lapas yang
jelas menunjukkan terus atau tidaknya jual beli.
Para ulama fikih sependapat mengatakan, bahwa khiyar syarat ini
diperbolehkan untuk menjaga (memelihara) hak pembeli dari unsur penipuan
yang mungkin terjadi dari pihak penjual.
Oleh karena itu, salah satu macam-macam khiyar dalam jual beli ini,
dapat dipraktekkan dengan memperhatikan beberapa ketentuan berikut ini:
a. Jika masa khiyar syarat telah lewat, otomatis transaksi menjadi sah dan tidak
dapat dilakukan pembatalan jual beli atau transaksi.
b. Hak khiyar syarat tidak dapat diwariskan.
c. Sehingga, jika pembeli meninggal pada masa khiyar, kepemilikan barang
menjadi milik ahli waris pembeli.
d. Sedangkan jika penjual meninggal dalam masa khiyar, kepemilikan otomatis
menjadi hak pembeli.

3. Khiyar ‘Aibi
Khiyar ‘aibi adalah dalam jual beli ini, disyaratkan kesempurnaan benda-benda yang
dibeli, seperti seorang berkata : “Saya beli mobil itu seharga sekian, bila mobil itu cacat akan
saya kembalikan.”
Seperti yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Dawud dari Aiysah RA bahwa
seseorang membeli budak, kemudia budak tersebut disuruh berdiri didekatnya, didapatinya
pada diri budak itu kecacatan, lalu diadukannya kepada Rasul, maka budak itu dikembalikan
pada penjual.
Khiyar ‘aib seperti si pembeli boleh mengembalikan barang yang dibelinya apabila
pada barang itu terdapat suatu cacat yang mengurangi suatu kualitas barang itu, atau
mengurangi harganya, sedangkan biasanya barang yang seperti itu baik, dan sewaktu akad
cacatnya itu sudah ada tetapi si pembeli tidak tahu, atau terjadi sesudah akad, yaitu sebelum
diterimanya. Keterangan adalah Ijma’ “sepakat ulama mujtahid”
Syarat dan ketentuan berikut, sebelum melakukan khiyar ‘aibi kepada penjual
a. Tidak ada khiyar ,aibi untuk cacat yang telah disampaikan penjual kepada pembeli.
b. Cacat pada benda tersebut dapat diperiksa, jika timbul perselisihan antara penjual dan
pembeli mengenai cacat benda, maka diselesaikan berdasarkan ketetapan pengadilan.
c. Penjual wajib mengembalikan uang pembelian, jika cacat disebabkan oleh kelalaian
penjual.
d. Jika cacat pada barang karena kelalaian pembeli, maka tidak ada hak pembeli melakukan
khiyar aib.

6
e. Jika membeli barang dalam jumlah besar. Pembeli dapat menolak keseluruhan barang
apabila ditemukan beberapa stok yang cacat.
f. Atau membeli hanya barang yang tidak cacat dengan mengembalikan sisanya. Retur
barang yang diterima toko kepada produses karena menemukan cacat produksi adalah salah
satu contoh khiyar dalam kehidupan sehari-hari.

4. Khiyar Ru’yah
Khiyar Ru’yah adalah ada hak pilih bagi pembeli untuk menyatakan berlaku atau
batal jual beli yang ia lakukan terhadap suatu objek yang belum ia lihat pada saat akad
berlangsung.
Jumhur Ulama (Hanafiah,Malikiyah,Hanabilah dan Zahiriyah), menyatakan, bahwa
khiyar ru’yah disyariatkan dalam islam. Sebagaimana sabda Nabi SAW:
Yang artinya: “Siapa yang membeli sesuatu yang belum dia lihat, maka dia berhak
Khiyar apabila ia telah melihat barang itu.” (H.R.Darul Quthni).

C. Hikmah Khiyar
Khiyar adalah pemilihan di dalam melakukan akad jual beli yang dilaksanakan oleh
seorang penjual dan seorang pembeli yang mana diantara keduanya agar tidak ada saling
merasa ditipu, makanya dalam hukum islam diadakan khiyar dalam jual beli.
Adapun hikmah Khiyar antara lain sebagai berikut:
1. Mendidik masyarakat agar berhati-hati dalam melakukan jual beli.
2. Menghindarkan kemungkinan terjadinya unsur penipuan dalam jual beli.
3. Mendidik penjual agar bersikap jujurdalam menjelaskan kualitas barang
dagangnya.
4. Menghindarkan terjadinya penyesalan dikemudian hari bagi penjual dan pembeli.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Khiyar adalah pemilihan di dalam melakukan akad jual beli apakah mau meneruskan
akad jual beli atau mengurungkan (menarik kembali) kehendak yang melakukan jual beli.
Dalam pertimbangan bisnis dan ekonomi, khiyar ini menjadi penting karna dengan adanya
khiyar orang yang melakukan transaksi bisnis yang berjual beli dapat memikirkan
kemaslahatan masing masing lebih jauh, supaya tidak akn terjadi penyesalan dikemudian hari
lantaran merasa tertipu. Dan khiyar dibagi menjadi empat yaitu:
1. Khiyar Majlis
2. Khiyar Syarat
3. Khiyar ‘Aib
4. Khiyar Ru’yah

B. Saran
Kami selaku penyusun sangat menyadari masih jauh dari kata sempurna tentunya masih
banyak sekali kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Hal ini disebabkan masih terbatasnya
kemampuan kami. Oleh karena itu, kami selaku pembuat makalah ini mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun. Kami juga mengharapkan makalah ini sangat bermanfaat
untuk kami khususnya dan pembaca pada umumnya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, Jakarta : Djajamurni, 1954


M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam, Jakarta : Fajar
Interpratama, 2003.
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Jakarta : Fajar Interpratama, 2002

Anda mungkin juga menyukai