DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
MOHAMAD ROSYID RIDHO
AHMAD SYAUQI
TIA RAHAYU PRAMESWARI
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan ...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Khiyar Majlis ............................................................................................ 2
B. Hadis Disyariatkannya Khiyar Majlis ....................................................... 3
C. Hikmah Khiyar Majlis.............................................................................. 5
D. Waktu Berkahirnya Khiyar Majlis ............................................................ 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 7
B. Saran .......................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Disadari ataupun tidak, kita sering melakukan khiyar dalam kehidupan sehari-
hari. Yakni dalam proses jual beli. Misalnya, ketika kita membeli baju atau barang
lain tetapi ketika dibawa kerumah barang itu tidak sesuai dengan kebutuhan kita atau
terdapat cacat pada barang tersebut sehingga kita mengembalikan dan menukarnya
kepada pedagang ketika kita membeli kita sudah ada perjanjian dengannya, apabila
tidak muat boleh dikembalikan. Hal itu adalah salah satu contoh daripada khiyar.
Khiyar adalah pemilihan didalam melakukan akad jual beli apakah mau
meneruskan akad jual beli atau menarik kembali kehendak untuk melakukan jual
beli. Dalam pertimbangan bisnis dan ekonomi khiyar ini menjadi penting karena
dengan adanya khiyar, orang yang melakukan transaksi bisnis yang berjual beli dapat
memikirkan kemaslahatan masing-masing lebih jauh, supaya tidak akan
menjadpenyesalan dikemudian hari lantaran merasa tertipu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan khiyar majlis ?
2. Bagaimana hadis disyariatkannya khiyar majlis?
3. Apa saja hikmah adanya khiyar majlis?
4. Kapan berkahirnya khiyar majlis?
C. Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami yang dimaksud dengan khiyar majlis, hadis
disyariatkannya dan hikmah serta waktu berakhirnya khiyar majlis.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Khiyar Majlis
Hak menentukan pilihan bagi kedua belah pihak, antara penjual dan pembeli
untuk melangsungkan jual beli atau membatalkannya selama masih di tempat
(majlis) jual beli. Apabila keduanya telah berpisah dari majlis akad tersebut, maka
hilanglah hak khiyar ini sehingga perubahan tidak dapat dilakukan lagi. Pada sistem
transaksi jual beli di dalam Islam mengenal istilah khiyar, khiyar secara etimologi
adalah memilih, sedangkan khiyar dalam jual beli menurut syara‟ adalah hak
memilih bagi penjual atau pembeli untuk meneruskan akad jual beli atau
membatalkannya.
Jual beli dalam Islam dibolehkan untuk memilih (khiyar), apakah penjual dan
pembeli akan meneruskan atau membatalkannya. Hal ini bertujuan agar kedua belah
pihak (penjual dan pembeli) dapat memikirkan sejauh mungkin kebaikan kebaikan
ketika jual beli, agar masing-masing pihak tidak menyesal atas apa yang telah
dijualnya atau dibelinya.
Khiyar majlis dimaknai sebagai hak pilih bagi para pihak yang melakukan
akad untuk melangsungkan atau membatalkan akad, selama keduanya masih berada
di tempat dan dalam kondisi belum berpisah. Berpisah dimaknai sesuai dengan
situasi dan kondisinya, atau sesuai dengan adat kebiasaan masyarakat setempat.
Ketika ijab qabul telah terjadi, maka sebelum berpisah keduanya boleh menentukan
hak khiyar. Sehingga ketika para pihak telah berpisah atau memilih maka akad
menjadi lazim. Menurut sebagian ulama, khiyar majlis hanya terjadi pada akad yang
bersifat pertukaran, seperti jual beli atau ijarah.
Khiyar majlis yakni hak memilih dari penjual dan pembeli yang berakad untuk
membatalkan akad, selama keduanya masih di tempat (majelis) dan belum berpisah.
Batasan melakukan khiyar majlis yaitu selama penjual dan pembeli masih bertatap
muka.
Khiyar ini mengatur proses transaksi di lokasi akad jual beli. Kedua pihak
memiliki hak untuk memilih. Selain itu, dapat meneruskan jual beli yang telah
disepakati atau diakadkan dalam majelis tersebut.
2
B. Hadis Disyariatkannya Khiyar Majlis
Para ulama berbeda pendapat mengenai penetapan adanya khiyar majelis
menjadi dua pendapat:
Pendapat pertama: ulama Syafi‟iyyah dan Hanabilah berpendapat akan adanya
khiyar majelis bagi pihak penjual maupun pembeli selama keduanya masih berapa
dalam majelis (tempat) akad yang sama. Mereka berdalil dengan perkataan
Nabi shallallahu „alaihi wasallam,
مجيعا
ً يتفرقا وكان
َّ ما َل
“Selama keduanya belum berpisah dan mereka masih bersama-sama (satu
majelis).” (HR. Bukhari no. 2112 dan Muslim no. 1531)
Pendapat kedua: para ulama Hanafiyyah dan Malikiyyah berpendapat
bahwa khiyar majelis tidaklah ada, baik itu bagi penjual maupun pembeli. Sebuah
akad menjadi lazim hanya dengan munculnya ucapan akad (ijab dan kabul) dari
kedua pihak dan selesainya mereka dari akad mereka. Dalil mereka adalah,
Pertama: Keumuman firman Allah Ta‟ala,
يٰٓاَيُّهَا الَّ ِذي َْن ا َمنُ ْٰٓىا اَ ْوفُ ْىا بِ ْال ُعقُ ْى ِد
“Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah janji-janji.” (QS. Al-Ma‟idah: 1)
3
Mereka yang tidak jadi melangsungkan sebuah akad, meskipun itu dilakukan
sebelum bepisahnya badannya dengan orang yang ia ajak bertransaksi, maka ia
terhitung tidak memenuhi janji.
Kedua: Dalil hadis yang digunakan oleh pendapat pertama,
4
C. Hikmah Khiyar Majlis
Hikmah disyariatkannya khiyar (hak untuk memilih) dalam Islam sangat
banyak sekali dan bersifat menyeluruh dan jangka panjang.
Bahkan khiyar dalam bisnis Islami memiliki peranan yang sangat penting dan
strategis untuk menjaga kepentingan, transparansi, kemaslahatan, kerelaan kedua
belah pihak yang melakukan transaksi serta melindungi mereka dari bahaya dan
kerugian bagi semua pihak.
Secara lebih rinci dapat dijabarkan beberapa hikmah adanya khiyar dalam
Islam, antara lain:
1. Khiyar dapat membuat akad jual beli berlangsung menurut prinsipprinsip
Islam, yaitu suka sama suka antara penjual dan pembeli.
2. Mendidik masyarakat agar berhati-hati dalam melakukan akad jual beli,
sehingga pembeli mendapat barang yang baik atau yang benar-benar
disukainya.
3. Penjual tidak semena-mena menjual barangnya kepada pembeli, dan
mendidiknya agar bersikap jujur dalam menjelaskan keadaan barangnya.
Menjelaskan keadaan barang seperti kualitas, warna, berat, dan yang lainnya
dengan tidak menyembunyikan barang yang cacat/aib.
4. Terhindar dari unsur-unsur penipuan, baik dari pihak penjual maupun pembeli,
karena tidak ada kehati hatian dalam proses jual beli.
5. Khiyar dapat memelihara hubungan baik dan terjalin cinta kasih kasih antar
sesama. Adapun ketidakjujuran atau kecurangan pada akhirnya akan beraibat
dengan penyesalan, dan penyesalan di salah satu pihak biasanya dapat
mengarah kepada kemarahan, kedengkian, dendam, dan akibat buruk lainnya.
5
ِ اح ٍد منهما باخلِيا ِر علَى
َّإَّل بَْي َع اخلِيا ِر،صاحبِ ِه ما ََلْ يَتَ َفَّرقا ِ عان ُك ُّل و
ِ ِاملتَباي
ُ
“Setiap dua orang yang melakukan transaksi jual beli, maka tidak ada
transaksi (yang melazimkan) di antara keduanya sampai keduanya berpisah, kecuali
jual beli dengan khiyar (penentuan pilihan dari awal).” (HR. Bukhari no. 2111 dan
Muslim no. 1531)
Dalam riwayat Muslim disebutkan,
“Jika dua orang telah melakukan transaksi jual beli, maka salah satu dari
keduanya boleh melakukan khiyar selagi belum berpisah, atau keduanya boleh
melakukan khiyar (dari awal). Jika keduanya telah menyepakati khiyar tersebut,
maka jual beli telah sah. Ibnu Abu Umar menambahkan dalam riwayatnya, Nafi‟
mengatakan, „Apabila Ibnu Umar bertransaksi dengan seseorang, kemudian dia
tidak mau membatalkan transaksinya, maka berdiri dan berjalan pelan-pelan, lalu
kembali kepadanya.'” (HR. Muslim no. 1531)
Misalnya salah satu pihak yang melangsungkan akad mengatakan, “Aku rida
dengan akad transaksi ini dan aku membatalkan atau tidak memerlukan hak khiyar-
ku.” Lalu, pihak kedua menjawab, “Aku pun demikian.”
Bisa juga hal ini terjadi karena adanya persyaratan yang memang sudah
maklum terjadi di sebuah masyarakat, di mana mereka memang mempraktikkannya
dalam kehidupan jual beli sehari-hari mereka. Karena ada kaidah yang berbunyi,
“Sesuatu yang sudah menjadi urf (kebiasaan) (sebuah masyarakat), maka itu
layaknya persyaratan yang diakui.”
Kedua: Menggunakan dan memanfaatkan nilai tukar barang dengan bentuk
pemanfaatan khusus yang menunjukkan kepemilikan, seperti membeli sesuatu
dengannya atau memberikannya. Jika seorang penjual sudah terlanjur memanfaatkan
dan menggunakan uang tukar hasil jual beli yang ia lakukan, maka jual belinya
tersebut menjadi lazim, tidak ada lagi hak khiyar baginya.
Ketiga: Meninggalnya salah satu dari kedua pihak yang melangsungkan akad
menjadikan hak khiyar berakhir menurut mazhab Hanabilah. Hak khiyar ini tidak
dapat berpindah kepada ahli waris, karena kematian merupakan bentuk berpisah
yang paling nyata (antara penjual dan pembeli). Oleh karena itu, jika salah satu dari
keduanya meninggal dunia, akad yang mereka lakukan menjadi lazim.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Khiyar majlis dimaknai sebagai hak pilih bagi para pihak yang melakukan
akad untuk melangsungkan atau membatalkan akad, selama keduanya masih berada
di tempat dan dalam kondisi belum berpisah.
Para ulama berbeda pendapat mengenai penetapan adanya khiyar majelis
menjadi dua pendapat: Pendapat pertama: ulama Syafi‟iyyah dan Hanabilah
Pendapat kedua: para ulama Hanafiyyah dan Malikiyyah.
Hikmah disyariatkannya khiyar (hak untuk memilih) dalam Islam sangat
banyak sekali dan bersifat menyeluruh dan jangka panjang.
Bahkan khiyar dalam bisnis Islami memiliki peranan yang sangat penting dan
strategis untuk menjaga kepentingan, transparansi, kemaslahatan, kerelaan kedua
belah pihak yang melakukan transaksi serta melindungi mereka dari bahaya dan
kerugian bagi semua pihak.
Pada asalnya, khiyar majelis berlangsung sampai saling berpisahnya kedua
orang yang melaksanakan akad. Akan tetapi, bisa jadi sebuah khiyar majelis berakhir
sebelum kedua orang tersebut saling berpisah, hal itu terjadi karena beberapa sebab
B. Saran
Pedagang hendaknya berlaku jujur kepada setiap pembeli. Apabila ada cacat
atau kerusakan maka jangan ditutup-tutupi. Sebab dengan jujur akan diberikan
keberkahan dalam kehidupan. Pembeli pun harus teliti dalam memilih barang yang
hendak dia beli. Pembeli sebaiknya jangan tergiur dengan harga yang murah tapi
perlu diketahui kualitasnya juga. Sebab harga yang murah belum tentu kualitasnya
tinggi.
7
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/42290187/Makalah_Khiyar
https://alamisharia.co.id/kamus-keuangan-syariah/khiyar-
majlis/#:~:text=%E2%80%9CDari%20Amr%20bin%20Syu'aib,Tirmidzi%20d
an%20Nasa'i).
https://www.gramedia.com/literasi/khiyar-majlis-adalah/
Kitab Al-Madkhal Ilaa Fiqhi Al-Muaamalaat Al-Maaliyyah karya Prof. Dr.
Muhammad Utsman Syubair dengan beberapa penyesuaian.
M.Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam, Jakarta : Fajar Interpratama,
2003.
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Jakarta:Fajar Interpratama,2002.
Rahmawati, A.L. 2019. Bentuk Khiyar Dalam Jual Beli Di Pasar Bandarjo Ungaran
Dalam Perspektif Hukum Islam. http://e-
repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5213/1/SKRIPSI%20FIX.pdf