Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
Makna distribusi dalam ekonomi islam secara luas yaitu mencakup
pengaturan kepemilikan unsure-unsur produksi dan sumber-sumber kekayaan.
Dimana islam memperoleh kepemilikan umum dan kepemilikan khusus, dan
meletakkan bagi masing-masing dari keduanya, dan kaidah-kaidah untuk mendapat
dan mempergunakannya dan kaidah-kaidah untuk warisan, hibah dan wasiat.
Sebagaimana ekonomi islam juga memiliki politik dan distribusi pemasukan, baik
antara unsur-unsur produksi atau maupun antara individu masyarakat dan kelompokkelompoknya, disamping pengembalin dalam system jaminan social yang
disampaikan dalam ajaran islam.1
Ekonomi Islam datang dengan sistem distribusi yang merealisasikan beragam
tujuan yang mencakup berbagai bidang kehidupan. Secara umum, dapat dikatakan
bahwa distribusi dalam ekonomi islam memiliki andil bersama system dan politik
syariah yang lainnya dalam merealisasikan beberapa tujuan umum syariat islam.2
Beberapa instrument keuangan yang digunakan diantaranya zakat, sedekah,
infak dan wakaf. Selain itu, dulu sumber harta Negara juga didapatkan dari
peperangan yang diakui sebagai harta rampasan perang (ghanimah dan fai).khusus
distribusi faI berikut ini akan dijelaskan dalam QS. Al-Hasyr ayat 6 dan ayat 7.3
1 Jaribah bin Ahmad al-Haritsi, Fikih Ekonomi Umar bin al-Khatab, Khalifah,
Jakarta, 2006, hlm 212
2 Ibid., hlm 215
3 Dwi Suwiknyo, Kompilasi Tafsir Ayat-ayat Ekonomi Islam, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta 2010, hlm 92

BAB II
PEMBAHASAN

A. Q.S Al-Hasyr Ayat 6


1. Teks Ayat

tBur u!$sr& !$# 4n?t &!qu Nk]B !$!


$yJs OFy_rr& mn=t `B 9@yz wur 7U
%x. `3s9ur !$# k=| &s# 4n?t
`tB !$to 4 !$#ur 4n?t e@2 &x s
%
2. Terjemahan
Dan mengenai harta rampasan faI yang telah diberikan Allah kepada
Rasul-Nya, dari harta

musuh,

yang untuk mendapatkannya, kamu

mengerahkan kuda atau onta. Tetapi Allah memberikan kekuasaan kepada


Rasul-Nya terhadap siapa yang dikehendakinnya, Allah maha menguasa atas
segala sesuatu.
3. Penafsiran
Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Umar r.a berkata: Rampasan
perang dan kekayaan bani annadhir termasuk faI yang diberikan Allah
kepada Rasul-Nya tampa mengerahkan pasukan kuda atau barisan kendaraan
onta, karena itu khusus untuk Rasulullah saw. Sehingga Rasulullah saw

mengambil dari sana bagian belanja untuk keluargannya dalam satu tahun dan
sisahnya untuk persiapan kekuatan dan persenjataan kaum muslimin.4
Kata afaah terambil dari kata faa dan faI yang pada mulanya berarti
kembalinya bayangan ketempat semula. Harta adalah milik Allah. Yang maha
kuasa itu menghendaki agar harta diperoleh dan digunakan sesuai dengan
tuntunannya5. Ayat ini menerangkan tentang hokum faI. faI itu adalah harta
yang diperoleh dari musuh sebelum terjadi peperangan. Terjadinya karena
musuh menyerah dan mengaku kalah sebelum terjadinya pertempuran. Hartaharta yang ditinggalkan bani nadhir setelah mereka diusir dari kota madina
termasuk faI, karena bani nadhir menyerah kepada kaum muslimin sebelum
terjadinnya peperangan.6
Kata ala rasulihi dapat dipahami sebagai penjelasan bahwa harta
rampasan itu diserahkan Allah kepada Rasulullah saw., dan hanya buat beliau
sendiri. Beliaulah yang membagikannya sesuai dengan kebijakannya7. Harta
benda bani an nadhir yang diberikan Allah kepada Rasul-nya adalah untuk
Allah dan Rasul. Harta itu tidak dijadikan sebagai ghanimah yang dibagikan

4 Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, Tafsir Ibnue Katsier Jilid 8, PT. Bina Ilmu,
Surabaya, 2004, hlm 84
5 Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Volume 14, Lentera Hati, Jakarta, 2003, hlm
110
6 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Tafsirannya jilid X, PT. Dana Bhakti Wakaf,
Yogyakarta, 1990, hlm 61
7 Quraish Shihab, Op.Cit. hlm 110

di antara para prajurit, sebab prajurit itu tidak berperang dengan musuh untuk
mendapatkannya.8
B. Q.S al-Hasyr Ayat 7
1. Teks Ayat

B u!$sr& !$# 4n?t &!qu `B @dr& $!


3t)9$#
Ts
Aq=9ur
%!ur
4n1)9$# 4yJtGu9$#ur 3|yJ9$#ur
$#ur @69$# s1 w tbq3t P's!r tt/
!$uYF{$# N3ZB 4 !$tBur N39s?#u
Aq9$# nrs $tBur N39pktX mYt
(#qgtFR$$s 4 (#q)?$#ur !$# ( b) !$#
x >$s)9$#
2. Terjemahan
Apa saja harta rampasan (fai) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya
(dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota Makka adalah untuk Allah,
untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orangorang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara
orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu,
maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.
3. Penafsiran
Pada dasarnya, ayat 7 Q.S al-Hasyr membicarakan seputar hokum faI,
yaitu harta rampasan perang yang diperoleh dari musuh sebelum terjadi
8 Ahmad Mustafa, Tafsir Al-Maragi Juz XXVIII, CV. Toba Putra, Semarang, 1986.
Hlm 60

peperangan. Diterangkan bahwa harta faI yang berasal dari orang kafir,
seperti pada kasus harta bani quraizhah, bani nadihir, pendududk fadak dan
khaibar, kemudian diserahkan kepada Allah dan Rasul-Nya, digunakan untuk
kepentingan public, tidak dibagi-bagikan kepada kaum muslimin. 9 Harta
tersebut dipergunakan untuk kebaikan dan kebajikan, dan tidak membagibagikannya sebagaimana pembagian ganimah.10 Dia berwanang membaginya,
dia telah menetapkan bahwa harta rampasan itu milik Rasul, atau pemimpin
tertinggi umat setelah wafatnya Rasul saw. Kemudian diterangkan pembagian
harta faI itu, yaitu untuk Rasul, kerabat-kerabat Rasulullah dari bani hasyim
dan bani muttalib, anak-anak yatim yaitu yang fakir, orang-orang miskin yang
memerlukan pertolongan dan orang-orang yang memerlukan belanja dalam
perjalanan.11
Cara pembagian tersebut merupakan wujud keadilan distribusi harta,
dengan satu tujuan yaitu supaya harta tersebut tidak hanya beredar diabtara
orang-orang kaya saja, kaila yakuna dulatan baina al-aghniyaI12
bermaksut menegaskan bahwa harta benda hendaknya jangan hanya menjadi
milik dan kekuasaan sekelompok manusia, tetapi ia harus beredar sehingga
dinikmati oleh semua anggota masyarakat. Penggalan ayat ini bukan saja
membatalkan tradisi masyarakat jahiliyah, dimana kepala suku mengambil
9 Dwi Suwiknyo, Op.Cit., hlm 94-95
10 Ahmad Mustafa, Op.Cit., hlm 61
11 Departemen Agama RI, Op.Cit., hlm 62
12 Dwi Suwiknyo, Op.cit, hlm. 95
6

seperempat dari perolehan harta, lalu membagi sebagiannya dengan sesuka


hati. Bukan saja membatalkan itu, tetapi ia juga telah menjadi prinsip dasar
islam dalam bidang ekonomi dan keseimbangan peredaran harta bagi segenap
anggota masyarakat, walaupun tentunya tidak berarti menghapuskan
kepemilikan pribadi atau pembagiannya harus selalu sama.13
Kebijakan diutamakan untuk kepentingan public yang lebih yaitu anakanak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang di dalam perjalanan di
jalan Allah. Jumlah pembagiannya sudah ditentukan sehingga berapapun
besarnya pembagian harta itu mestinya diterima. Semua kebijakan ini harus
diterapkan sebagai wujud ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.14
Kemudian Allah memberikan alasan mengenai pembagian ini. FirmanNya:

Sesungguhnya

kami

menghukuminya

dengan

cara

itu,

dan

menjadikannya dibagi-bagi antara orang-orang yang telah disebutkan agar


orang-orang yang kaya tidak mengambil dan mengedarkan di antara mereka,
hingga akan semakin kaya, sebagaimana kebiasaan seperti itu terjadi pada
masa jahiliyah. Lalu orang-orang fakir tidak mendapatkan sedikitpun dari
harta tersebut.15

13 Quraish Shiha, Op.Cit, hlm. 113


14 Dwi Swuwiknyo, Op.Cit, hlm 95
15 Ahmad Mustafa, Op.Cit, hlm. 61
7

BAB III
KESIMPULAN

Dari pembahasan makalah tersebut diatas maka penulis dapat menyimpulkan


bahwa, Ekonomi Islam datang dengan sistem distribusi yang merealisasikan beragam
tujuan yang mencakup berbagai bidang kehidupan. Secara umum, dapat dikatakan
bahwa distribusi dalam ekonomi islam memiliki andil bersama system dan politik
syariah yang lainnya dalam merealisasikan beberapa tujuan umum syariat islam.
Ayat 6 Q.S. Al-Hasyr menerangkan tentang hokum faI. faI itu adalah harta
yang diperoleh dari musuh sebelum terjadi peperangan. Terjadinya karena musuh
menyerah dan mengaku kalah sebelum terjadinya pertempuran. Harta-harta yang
ditinggalkan bani nadhir setelah mereka diusir dari kota madina termasuk faI, karena
bani nadhir menyerah kepada kaum muslimin sebelum terjadinnya peperangan.
Pada dasarnya, ayat 7 Q.S al-Hasyr membicarakan seputar hokum faI, yaitu
harta rampasan perang yang diperoleh dari musuh sebelum terjadi peperangan.
Diterangkan bahwa harta faI yang berasal dari orang kafir, seperti pada kasus harta
bani quraizhah, bani nadihir, pendududk fadak dan khaibar, kemudian diserahkan
kepada Allah dan Rasul-Nya, digunakan untuk kepentingan public, tidak dibagibagikan kepada kaum muslimin. Harta tersebut dipergunakan untuk kebaikan dan
kebajikan, dan tidak membagi-bagikannya sebagaimana pembagian ganimah. Dia
berwanang membaginya, dia telah menetapkan bahwa harta rampasan itu milik Rasul,
atau pemimpin tertinggi umat setelah wafatnya Rasul saw. Kemudian diterangkan
8

pembagian harta faI itu, yaitu untuk Rasul, kerabat-kerabat Rasulullah dari bani
hasyim dan bani muttalib, anak-anak yatim yaitu yang fakir, orang-orang miskin yang
memerlukan pertolongan dan orang-orang yang memerlukan belanja dalam
perjalanan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Mustafa, Tafsir Al-Maragi Juz XXVIII, CV. Toba Putra,


Semarang, 1986.
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Tafsirannya jilid X, PT. Dana
Bhakti Wakaf, Yogyakarta, 1990
Dwi Suwiknyo, Kompilasi Tafsir Ayat-ayat Ekonomi Islam, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta 2010
Jaribah bin Ahmad al-Haritsi, Fikih Ekonomi Umar bin al-Khatab,
Khalifah, Jakarta, 2006
Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Volume 14, Lentera Hati, Jakarta,
2003
Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, Tafsir Ibnue Katsier Jilid 8, PT.
Bina Ilmu, Surabaya, 2004

10

Anda mungkin juga menyukai