Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TAFSIR AYAT EKONOMI


ENTERPRENEURSHIP DAN STRATEGI BISNIS DALAM ISLAM

DOSEN PENGAMPU
ELVINA WATI, S. Th.I, M.Ag
OLEH KELOMPOK 11:

Rana Yolanda [ 3220032]


Melati Idaman Hati [ 3220033]

PRODI EKONOMI ISLAM


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
IAIN BUKITTINGGI
TAHUN 2021 M /1443 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan karunia-Nya lah saya dapat menyelesaikan tugas makalah untuk mata
kuliah Tafsir Ayat Ekonomi. Dan juga saya berterima kasih pada ibuk Elvina Wati
selaku Dosen mata kuliah Tafsir Ayat Ekonomi yang telah memberikan tugas ini
kepada saya . Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Tafsir Ayat. Saya juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan
dan jauh dari apa yang saya harapkan.
Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana
yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun
yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi
saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Bukittinggi, 12 november 2021


Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................I
DAFTAR ISI.......................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumus Masalah............................................................................................ 1
C. Tujuan Masalah............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 2
A. Q.S Al-Quraish ............................................................................................. 3
B. Q.S Al an-Nisa’; 29........................................................................................ 7
C. Q.S Al-Hujurat ; 10......................................................................................... 9
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 11
A. Kesimpulan .................................................................................................. 11
B. Saran ........................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN

A . Latar Belakang
Dalam pandangan Islam, bekerja dan berusaha, termasuk berwirausaha boleh
dikatakan merupakan bagian tak terpisahkan oleh manusia karena keberadaannya
sebagai khalifah fil-ardh dimaksudkan untuk memakmurkan bumi dan membawanya
ke arah yang lebih baik. Kerangka pengembangan kewirausahaan di kalangan
tenaga pendidik dirasakan sangat penting. Karena pendidik adalah agent of
change yang diharapkan mampu menanamkan ciri-ciri, sifat dan watak serta jiwa
kewirausahaan atau jiwa entrepreneur bagi peserta didiknya. Disamping itu
jiwa entrepreneur juga sangat diperlukan bagi seorang pendidik, karena melalui jiwa
ini, para pendidik akan memiliki orientasi kerja yang lebih efisien, kreatif, inovatif,
produktif serta mandiri.
Kata wirausaha atau entrepreneurship sebenarnya tidak ada dalam teks suci Agama
Islam. Kendati demikian, bukan berarti entrepreneurship tidak diperbolehkan dalam
Islam. Justru sebaliknya entrepreneur sangat dianjurkan. Entrepreneurship kini
memang menjadi fenomena menarik. Banyak orang berbondong ingin menjadi
entrepreneur. Baik tua maupun muda.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian entrepreneurship dan strategi bisnis dalam islam?
2. Apa kandungan , kata kunci, hikmah dan makna Q. S. Al-quraish?
3. Apa kandungan, kata kunci, hikmah dan makna. Q. S. An-Nisa' : 29?
4. Apa kandungan, kata kunci, hikmah dan makna Q. S. Al-fatihah Hujurat :10?
BAB II
PEMBAHASAN

A . Pengertian Enterpreneurship
Kata enterpreneurship diartikan sebagai seseorang yang selalu membawa
perubahan, inovasi, ide-ide baru dan aturan baru. Entrepreneur yaitu seeorang
yang mempunyai dan membawa sumber daya berupa tenaga kerja, material, serta
asset yang lainnya pada suatu kombinasi yang mampu melakukan suatu perubahan/
menambahkan nilai yang lebih besar daripada nilai yang sebelumnya.
Sedangkan Entrepreneurial yaitu aktifitas/ kegiatan dalam menjalankan suatu usaha
atau berwirausaha.
Menurut PETER F. DRUCKER ,Kewirausahaan merupakan kemampuan dalam
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Sedangkan menurut ZIMMERER ,Kewirausahaan merupakan suatu proses
penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan
peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha).
Seorang Entrepreneur melakukan aktivitas wirausaha dicirikan dengan
pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru,
menyusun operasi untuk pengadaan produk baru , memasarkannya, serta mengatur
permodalan operasinya. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
entrepreneur didefinisikan :"Sebagai orang yang pandai atau berbakat mengenali
produk baru, menyusun cara baru dalam berproduksi, menyusun operasi untuk
pengadaan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta memasarkannya."
Jadi seorang entrepreneur harus memiliki kemampuan untuk berfikir kreatif serta
imajinatif ketika ada sebuah peluang usaha dan bisnis baru.namun disamping itu
seorang entrepreneur harus dapat memberdayakan dirinya untuk kebaikan
sekitarnya, bukan orang yang memanfaatkan sekitarnya untuk kepentingan dirinya.1

B. Q. S al-quraish :1-4

ِ‫ل ي ْٰلفِِ قُ َريْش‬


ِِ ِ
"Karena kebiasaan orang-orang Quraisy,"
ِ َِ‫اٖ ٰل ِف ِه ِْم ِرحْ لَة‬
َّ ‫الشتَآءِِ َوا ل‬
ِِ‫صيْف‬
"(yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas."

ِِ ‫ف َْليَـ ْعبُد ُْوا َربَِّ ٰهذَا ْالبَ ْي‬


‫ت‬
"Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka'bah),"

ِْ ‫ِن ج ُْوعِ ۙ َّو ٰا َمنَ ُه ِْم م‬


ِ‫ِن خ َْوف‬ ْ َ‫ِي ا‬
ِْ ‫طعَ َم ُه ِْم م‬ ِْ ‫الَّذ‬
"yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan
mengamankan mereka dari rasa ketakutan."

• Isi Kandungan QS. Quraisy


Peringatan kepada orang Quraisy tentang nikmat-nikmat yang diberikan Allah
kepada
mereka, perintah agar mereka menyembah Allah swt semata. Kebiasaan orang
Quraisy yaitu:
1). Kebiasaan orang Quraisy berpergian pada musim dingin dan panas.
Orang Quraisy biasa mengadakan perjalanan terutama untuk berdagang
ke negeri Yaman pada musim dingin dan ke negeri Syam (Suriah) pada musim
panas (dengan
jalur perdagangan musim dingin , yaitu Mekkah- Thaif- Asir- Sari’adalah/ِYaman).
Perjalanan mereka yang paling utama adalah perjalanan ke Yaman pada musim
dingin.
Dalam perjalanan perdagangan mereka, mereka mendapat jam

1Yuyus Suryana dan Kartib Bayu Kewirausahaan/pendekatan karakteristik wirausahawan sukse


Jakarta,kencana prenada media grup,2010 cet 1
inan keamanan dari penguasa-penguasa dari negeri yang mereka singgahi/lewati
ketika berdagang. Ini adalah suatu nikmat
yang amat besar dari Rabb mereka kepada mereka. Oleh karena itu mereka harus
dan mereka
mempunyai kewajiban menyembah Allah.

2). Maka hendaklah mereka (kaum Quraisy) menyembah pemilik rumah ini (kakbah).
ka’bahِadalahِrumahِsuciِAllahِyangِsudahِseharusnyaِkaumِQuraisyِdanِ
umat
muslim jaga. Dan diwajibkan untuk kaum Quraisy untuk menyembah sang pemilik
ka’bahِ
karena mereka telah diberi nikmat yag begitu besar."

3).Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan
memberikan mereka (kaum Quraisy) rasa aman."

Surat Al-Quraisy ini mengandung pedoman yang singkat tetapi padat


dalam bidang ekonomi. Jika pedoman itu diikuti dengan seksama, maka dapat
membawa kemakmuran bagi perorangan, masyarakat dan negara serta
menyebabkan sukses dalam bidang pembangunan. Syarat-syaratnya (strategi
bisnis) secara garis besar ada 4 yaitu: 2
1. Membiasakan dagang yang dihasilkan dengan latihan, didikan, tradisi secara
turun-temurun yang menghasilkan pengalaman, sebab pengalaman itu adalah
sebaik-baiknya guru (experience is the best teacher). Syarat pertama ini
diambilِdariِkalimatِli’i>la>f yang artinya karena kebiasaan.
2. Memelihara nama baik, yang diambil dari kalimat Quraisy sebab suku atau
kabilah Quraisy itu termasuk kabilah yang paling mulia yang nantinya
melahirkan Nabi Muhammad. Maka seorang pedagang pun harus selalu
memelihara nama baiknya sehingga dapat kepercayaan yang penuh dari

2 Sayyid Quthb, Tafsi Alquran, Jilid VI (Beirut: Dar al-Syuruq, 1412 H), hal. 398.
sekalian langganannya, karena tidak pernah dusta atau menipu, tidak
pernahmenyalahi janji atau menimbun barang-barang yang dibutuhkan oleh rakyat
dan lain-lain.
3. Mengadakan misi perniagaan ke luar daerahnya, bahkan ke luar negeri untuk
melebarluaskan daerah lingkungan perniagaannya dan syarat ini diambil dari
kalimat rih}lah yang artinya bepergian. Seorang pedagang tidak akan maju jika
tidak mengadakan misi perniagaan ke luar daerahnya.
4. Memperhatikan situasi keadaan yang menguntungkan. Ia harus
memperhatikan iklim, situasi dan kondisi tempat di sekitarnya. Syarat ini
diambil dari kalimat al-shita>’iِwaِal-s}aif yang artinya pada musim dingin dan
musim panas. Orang-orang Quraisy pun mengatur arah perniagaannya yaitu di
musim dingin mereka pergi ke sebelah selatan yaitu negeri Yaman dan di
musim panas ke utara yaitu negeri Syam
Jika keempat syarat ini diperhatikan dengan seksama niscaya akan
mendatangkan kemakmuran yang merata dan kemakmuran itu jangan sekali-kali
hanya untuk memuaskan hawa nafsu. Akan tetapi, harus dijadikan bekal untuk
beribadah kepada Allah yang mempunyai Baitullah dan digunakan untuk mensyukuri
segala nikmat pemberian-Nya, agar menghasilkan kesejahteraan.3

C. Q. S. An-Nisa :29

‫ض ِم ْنكُ ْم ۗ َو ََل تَ ْقتُلُ ٰۤ ْوا اَ ْنـفُ َسكُ ْم ۗ اِنَّ ه‬


َ‫ّٰللا‬ َ ‫ٰٰۤيـاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمن ُْوا ََل تَأْكُلُ ٰۤ ْوا اَ ْم َوا لَـكُ ْم بَ ْينَكُ ْم بِا ْلبَا طِ ِل ا َّ َِٰۤل اَ ْن تَكُ ْونَ تِ َجا َرة‬
ٍ ‫ع ْن ت ََرا‬
‫كَا نَ ِبكُ ْم َرحِ يْما‬

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta


sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang
berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu
membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu."
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 29)
Pada Surat An-Nisa ayat 29 ini Allah melarang para hambaNya yang beriman
dari memakan harta diantara mereka dengan cara yang batil, hal ini mencakup
memakan harta dengan cara pemaksaan , pencurian, mengambil harta dengan cara
perjudian, dan pencaharian yang hina bahkan bisa jadi termasuk juga dalam hal ini

3 M. Quraish Sihab, Tafsir al misbah, Jakarta:lentera hati , 2002.hal.303.


adalah memakan harta sendiri dengan sombong dan berlebih-lebihan, karena hal
tersebut adalah termasuk kebatilan dan bukan dari kebenaran.
Setelah Allah mengharamkan memakan harta dengan cara yang batil, Allah
membolehkan bagi mereka memakan harta dengan cara perniagaan dan
pencaharian yang tidak terdapat padanya penghalang-penghalang dan yang
mengandung syarat-syaratِsepertiِsalingِridhaِdanِsebagainya.ِ”danِjanganlahِ
kamuِmembunuhِdirimu”ِmaksudnya,ِjanganlahِsebagianِkalianِmembunuhِ
sebagain yang lain, dan janganlah seseorang membunuh dirinya, dan termasuk
dalam hal itu adalah menjerumuskan diri kedalam kehancuran dan melakukan
perbuatan-perbuatan berbahaya yang mengakibatkan kematian dan kebiasaan,
”sesungguhnyaِAllahِmahaِpenyayangِkepadamu”ِdanِdiantaraِrahmatNyaِadalahِ
dimana Allah memelihara diri, dan harta kalian, serta melarang kalian dari menyia-
nyiakan dan membinasakannya, dan Allah menjadikan adanya hukuman atas hal
tersebut berupa had-had. 4
D. Q. S. Al-Hujurat:10

َ‫ّٰللا لَعَلَّكُ ْم تُرْ َح ُم ْون‬ ْ َ ‫اِنَّ َما ْال ُمؤْ مِ ن ُْونَ ا ِْخ َوة ٌ فَا‬
َ ‫ص ِلح ُْوا بَيْنَ اَخ ََو ْيكُ ْم َوا تَّقُوا ه‬
"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara
kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu
mendapat rahmat."
(QS. Al-Hujurat 49: Ayat 10)

Kandungan Surat Al Hujurat Ayat 10

Berikut ini adalah isi kandungan Surat Al Hujurat ayat 10:

• Orang-orang beriman, meskipun bukan saudara kandung, mereka terikat


dengan persaudaraan iman (ukhuwah imaniyah) bagaikan saudara sekandung
bahkan ikatannya lebih kuat lagi.
• Ketika ada orang-orang beriman bertikai, kewajiban bagi mukmin lainnya untuk
mendamaikan mereka. Yang paling wajib mendamaikan adalah pemimpin
kaum muslimin.
• Pertikaian bisa terjadi bahkan di antara dua orang. Meskipun yang bertikai dua
orang, wajib bagi mukmin untuk mendamaikan mereka, apalagi jika yang
bertikai banyak orang.
• Orang-orang mukmin harus menjadikan taqwa sebagai landasan dalam
seluruh amal perbuatannya. Termasuk dalam mendamaikan dua orang yang
bertikai. Dengan taqwa ia bisa adil dan tidak diskriminatif. Dengan taqwa juga
akan memperoleh rahmat Allah SWT.

4 Abuddin Nata, Tafsir ayat-ayat pendidikan,(Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2002), hlm 61.
• Ayat ini mengisyaratkan persatuan dan kesatuan akan melahirkan rahmat bagi
mereka semua. Sebaliknya, pertikaian dan perpecahan akan menjauhkan dari
rahmat Allah SWT.

Terdapat berbagai pelajaran yang dipetik dari surat al Hujurat ayat 10, yaitu: 5

1. Pelajaran pertama adalah peperangan yang terjadi di antara sesama mukmin


merupakan salah satu dosa besar. Keimanan dan persaudaraan tidak hilang
dengan adanya peperangan sesame mukmin, seperti halnya dengan dosa-
dosa besar lain selain syirik. Dan inilah pendapat yang dianut oleh ahlu sunnah
wal jamaah.

2. Pelajaran kedua adalah wajib mendamaikan sesama mukmin yang bertikai


secara adil. Wajib memerangi pihak yang berbuat aniaya hingga mereka mau
kembali pada perintah Allah SWT.

BAB II

PENUTUP

A Kesimpulan

Enterpreneurship merupakan seseorang yang selalu membawa perubahan,


inovasi, ide-ide baru dan aturan baru. Entrepreneur yaitu seeorang

5Ar-rifa’i nasib, Taisiru al-Aliyyul Qadir li Ikhtishari Tafsir Ibnu Kastir, jilid 4 (Jakarta: Gema Insani Press,
2000), hal. 471
yang mempunyai dan membawa sumber daya berupa tenaga kerja, material, serta
asset yang lainnya pada suatu kombinasi yang mampu melakukan suatu perubahan/
menambahkan nilai yang lebih besar daripada nilai yang sebelumnya.
Sedangkan Entrepreneurial yaitu aktifitas/ kegiatan dalam menjalankan suatu usaha
atau berwirausaha.
Dalam Q. S al-quraish ayat 1-4, terdapat beberapa stratei dalam
berwirausaha yaitu dengan Membiasakan dagang yang dihasilkan dengan latihan,
menjaga nama baik, Mengadakan misi perniagaan ke luar daerah, dan
Memperhatikan situasi keadaan yang menguntungkan.
Dalam Q. S. An-Nisa ayat 29, Allah melarang para hambaNya yang beriman
dari memakan harta diantara mereka dengan cara yang batil dan Allah
membolehkan bagi mereka memakan harta dengan cara perniagaan dan
pencaharian yang tidak terdapat padanya penghalang-penghalang dan yang
mengandung syarat-syarat seperti saling ridha dan sebagainya.
Sedangkan , dalam Q. S. Al-Hujurat ayat 10, pelajaran yang dapat kita ambil
yaitu Pelajaran pertama adalah peperangan yang terjadi di antara sesama mukmin
merupakan salah satu dosa besar, Pelajaran kedua adalah wajib mendamaikan
sesama mukmin yang bertikai secara adil.

B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami sajikan, kami sadar bahwa dalam
pengambilan sub bahasa dan materi dalam makalah ini masih banyak
kekukarangan, apabila terdapat kesalahan baik dalam penulisan maupun dalam
pemaparan, kami mohon ma'af yang sebesar-besarnya. Kesempurnaan hanya milik
Allah dan kekurangan pastilah milik manusia karena itu, tidak lupa kritik dan saran
kami harapkan untuk kesempurnaan makalah kami. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

Yuyus Suryana dan Kartib Bayu Kewirausahaan/pendekatan karakteristik


wirausahawan sukse Jakarta,kencana prenada media grup,2010 cet 1
Sayyid Quthb, Tafsi Alquran, Jilid VI (Beirut: Dar al-Syuruq, 1412 H),
Quraish M. Sihab, Tafsir al misbah, Jakarta:lentera hati , 2002
Abuddin Nata, Tafsir ayat-ayat pendidikan,(Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
2002)
Ar-rifa’iِnasib,ِTaisiruِal-Aliyyul Qadir li Ikhtishari Tafsir Ibnu Kastir, jilid 4 (Jakarta:
Gema Insani Press, 2000),

Anda mungkin juga menyukai