Jual Beli yang Dilarang Dalam Islam – Transaksi jual beli merupakan kegiatan yang sudah
lama di kerjakan orang-orang sejak dahulu. Jual beli di dalam Islam (ekonomi syariah)
termasuk pada bagian muamalah, hal ini menjadikan setiap kegiatan transaksi jual beli yang
kita lakukan telah di atur oleh agama dan secara sistematis telah ada aturan kebolehan dan
rambu-rambu larangan pada setiap transaksi jual beli, tujuannya ialah untuk menciptakan
kemaslahatan dalam berbisnis dan menghilangkan segala kemudharatan di dalamnya.
islam telah membuat semua peraturan dan larangan dalam jual beli untuk mendatangkan
kemaslahatan dan menghindarkan dari kemudharatan, tujuannya agar terjadi transaksi yang
adil dan tidak merugikan satu sama lain, sebagaimana firman Allah SWT:
hukum asal jual beli adalah mubah (boleh), sebagaimana dijelaskan pada kaidah fiqh
(Djazuli, Kaidah-Kaidah Fiqih: Kaidah-Kaidah Hukum Islam dalam Menyelesaikan Masalah-
Masalah yang Praktis, hal: 128-137.) :
Artinya: “Hukum asal semua bentuk muamalah adalah mubah (boleh), kecuali ada dali yang
mengharamkannya (melarang)”
Inilah hukum asal dari muamalah, dalam mempelajarinya agar mudah memahami, maka
pahamilah transakasi jual beli muamalah yang dilarang. Karena, selain traksaksi yang yang
tidak ada larangannya maka hukumnya adalah boleh atau mubah.
Sebelumnya telah dijelaskan bahwasanya transaksi jual beli muamalah itu hukum asalnya
boleh kecuali ada dalil yang melarang, maka akan mudah ketika mengetahui macam-macam
jual beli yang dilarang terlebih dahulu, karena selain itu dipastikan transaksi tersebut
hukumnya boleh.
Setiap larangan yang telah di tetapkan oleh syariat, itu pasti terdapat mudharat di dalamnya,
makan babi di larang karena di dalam tubuh babi terdapat banyak bakteri yang sangat
berbahaya untuk tubuh dan ini telah di buktikan oleh tim medis. Begitu pula dengan transaksi
jual beli yang dilarang, ada hal-hal yang menyebabkan mengapa jual beli tersebut tidak di
perbolehkan, pastinya terdapat kerugian yang akan di dapatkan oleh pembeli atau penjual itu
sendiri.
Berikut beberapa jenis jual beli yang di larang di dalam Islam dari beberapa referensi yang
saya temukan:
Artinya: “Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, Maka
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli yang demikian itu
lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila telah ditunaikan shalat, Maka
bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-
banyak supaya kamu beruntung.” (Q.S Al jumuah [62]: 9-10).
ِ َّ يَا أَيُّ َها الَّ ِذينَ آ َمنُوا ال ت ُ ْل ِه ُك ْم أ َ ْم َوالُ ُك ْم َوال أ َ ْوال ُد ُك ْم ع َْن ِذك ِْر
ِ َّللا َو َم ْن يَ ْفعَ ْل ذَ ِلكَ فَأُولَئِكَ ُه ُم ا ْل َخا
َس ُرون
Artinya: “Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu
dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah orang-orang
yang merugi.” (Q.S Al munafiqun [63]: 9)
Pada ayat di atas Allah menyatakan bahwasanya merugi orang-orang yang melalaikan dari
mengingat Allah, walaupun hartanya berlimpah. Ini di maksudkan merugi di dalam urusan
akhirat, indikator sebuah sukses adalah tidak hanya sebatas harta tetapi sukses yang
sebenarnya adalah di akhirat kelak dan lebih baiknya adalah sukses dunia maupun akhirat.
Jadi jelaslah mengapa jual beli yang dapat melalaikan dari Allah di haramkan dan tidak ada
keberkahan di dalamnya.
إن هللا إذا حرم على قوم أكل شيء حرم عليهم ثمن
Artinya: “Sesungguhnya Allah jika mengharamkan atas suatu kaum
memakan sesuatu, maka diharamkan pula hasil penjualannya.” (HR. Abu Daud no. 3488
dan Ahmad 1/247. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Dari hadits diatas sudah jelas, setiap barang yang telah di haramkan maka haram juga untuk
menjualnya karena mendukung dan menyebabkan sebuah kemudharatan terjadi, walaupun
penjual tidak menggunakan barang haram tersebut, sebagaimana sebuah kaidah fiqh (Dr.
Syeikh Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram, hal: 32, PT Bina Ilmu: 1993) : “Apa saja yang
membawa kepada perbuatan haram, maka itu adalah haram.” Hal ini telah di jelaskan dalam
sebuah hadits yang membahas bahwasanya orang yang tidak melakukan aktifitas haram tetapi
membantu terlaksananya perbuatan tersebut, maka haram pula :
Begitu pula misalnya dalam contoh riba, dilaknat orang yang memakannya, yang
memberikannya, penulisnya dan saksi-saksinya:
Contoh dua hadits diatas telah jelas, bahwasanya walaupun tidak melakukan perbuatan haram
tetapi membantu atau melancarkan terlaksananya perbuatan tersebut, maka tetap di hukumi
haram. Pada permasalahan disini menjual merupakan sikap atau tindakan yang membantu
terlaksananya perbuatan haram, walaupun menjual itu tidak melakukan perbuatan haram
tersebut, seperti menjual khamr, kartu untuk judi, narkoba, dan lain-lain.
Transaksi bai’ al inah ini dipertegas dengan larangan dari hadits Ibnu Umar r.a Rasulullah
saw bersabda:
َ َ َوأ َ َخ ْذت ُ ْم أَذْن، إذَا تَبَايَ ْعت ُ ْم بِا ْل ِعينَ ِة: سلَّ َم يَقُ ْو ُل
،اب ا ْلبَقَ ِر َ علَ ْي ِه َو
َ ُصلَّى هللا َ ِسو َل هللا َ : ع َم َر قَا َل
ُ س ِم ْعتُ َر ُ عَن ا ْب ِن
ُعهُ َحتَّى ت َ ْر ِجعُوا إلَى دِينِك ْم ْ َ ًّ ُ ُ
ُ عل ْيك ْم ذال ال يَن ِز َ َ َُّللا
َّ سلط َ َّ ْ ُ ْ َ
َ َوت َركت ْم ال ِج َها َد،ع َّ ُ
ِ َو َر ِضيت ْم بِالز ْر
Artinya: “Apabila kalian telah berjual beli dengan cara Al-‘Inah dan kalian telah ridho
dengan perkebunan dan kalian telah mengambil ekor-ekor sapi dan kalian meninggalkan
jihad, maka Allah akan menimpakan kepada kalian suatu kehinaan yang (Allah) tidak akan
mencabutnya sampai kalian kembali kepada agama kalian”. (HR. Abu Dawud no. 3462)
َ أَنّ النَّبِ ّي صلى هللا عليه وسلم نَـ َهى ع َِن الـ ُمالَ َم
س ِة َو الـ ُمنَابَذَ ِة
#Dan lain-lainnya
Sebenarnya masih banyak jual beli yang dilarang dalam islam, seperti jual beli bersyarat, two
in one, najasy, talaqqi ruban, dan lainnya. Di lain kesempatan, saya akan coba bahas secara
satu persatu agar pembahasannya secara spesifik dan lebih mendetail.
Kesimpulan
Untuk permulaan dalam memahami jual beli yang dilarang dalam islam semoga terpenuhi, ke
depannya saya akan mencoba membahas secara spesifik satu persatu agar mudah dipahami.