Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

TAFSIR AYAT TENTANG PRODUKSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tafsir Ayat Ekonomi

Dosen Pengampu :

Wandi.A,S.Th.I,M,Ag

KELOMPOK 4 :
Alfi Kurnia 3221017

Della Tri Juwita sari 3221035

Nurul Nasriah 3221036

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SJECH M.DJAMIL DJAMBEK


BUKITTINGGI

2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul “Tafsir Ayat Tentang Produksi”
ini diselesaikan dengan baik dan tepat waktu yang telah ditentukan.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
Mata Kuliah Tafsir Ayat Ekonomi Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih Bapak Wandi. A, S.Th.I, M.Ag dosen Mata Kuliah
Tafsir Ayat Ekonomi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari,
makalah yang ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat
diperlukan demi kesempurnaan makalah ini.

Bukittinggi, 27 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii

BAB I .....................................................................................................................................1
PENDAHULUAN ................................................................................................................1
A. Latar Belakang ...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................................2

BAB II ..................................................................................................................................3
PEM BAHASAN ..................................................................................................................3
A. Pengertian Tentang Produksi .....................................................................................3
B. Ayat Tentang Produksi dan Asbabun nuzul...............................................................4
C. Kata Kunci dan Maknanya .........................................................................................13
D. Kandungan dan Hikmah ............................................................................................15

BAB III..................................................................................................................................19
PENUTUP .............................................................................................................................19
A. Kesimpulan ................................................................................................................19
B. Saran ..........................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam Islam memproduksi sesuatu bukanlah sekadar untuk dikonsumsi sendiri atau
dijual ke pasar. Dua motivasi tersebut belumlah cukup, Islam pada prinsipnya menekankan
kegiatan produksi yang tidak hanya berhenti pada fungsi ekonominya saja tetapi juga
harus bisa sejalan dengan fungsi sosial, sehingga untuk mencapai fungsi sosial kegiatan
produksi harus mencapai surplus.1 Islam menuntun manusia sebagai khalifah Allah untuk
memakmurkan bumi yang Allah ciptakan untuk dikelola dengan ilmu dan amalan baik.
Melalui tuntunan kaidah tersebutlah manusia dituntut untuk melakukan sesuatu
berdasarkan Al Quran dan Al Hadist,

Produksi sangat prinsip bagi kelangsungan hidup dan juga peradaban manusia dan
bumi. Sesungguhnya produksi lahir dan tumbuh dari menyatunya manusia dengan alam.
Kegiatan produksi merupakan mata rantai dari konsumsi dan distribusi. Kegiatan
produksilah yang menghasikan barang dan jasa, kemudian dikonsumsi oleh para
konsumen. Tanpa produksi maka kegiatan ekonomi akan berhenti, begitu pula sebaliknya.
Untuk menghasilkan barang dan jasa kegiatan produksi melibatkan banyak faktor
produksi. Fungsi produksi menggambarkan hubungan antar jumlah input dengan output
yang dapat dihasilkan dalam satu waktu periode tertentu.

Dari penjelasan diatas, sangat lebih menarik apabila diteliti lebih lanjut tentang
Produksi dari berbagai aspek. Maka dari itu penulis akan mencoba memberikan penjelasan
terkait Produksi dan berbagai hal yang menyangkut dalam kegiatan Produksi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari produksi?
2. Apa saja ayat tentang produksi?
3. Apa kata kunci dan asbabun nuzul ayat?
4. Bagaimana penjelesan tafsir ayat produksi?
5. Apa saja kandungan dan hikmah ayat?

1
Mustafa Edwin Naution, et all, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Kencana Prenada Media Grup,
Jakarta, 2006). Hal 106

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari produksi
2. Untuk mengetahui ayat tentang produksi
3. Untuk mengetahui kata kunci dan azbabun nuzul ayat
4. Untuk mengetahui penjelasan tafsir ayat produksi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Produksi
Produksi Dalam bahasa Arab yaitu al-intaj dari akar kata nataja, yang berarti
mewujudkan atau mengadakan sesuatu Secara terminologi, kata produksi berarti
menciptakan dan menambah kegunaan (nilai guna) suatu barang. Kegunaan suatu barang
akan bertambah bila memberikan manfaat baru atau lebih dari semula.

Secara umum, produksi adalah penciptaan guna (utility) yang berarti kemampuan
suatu barang tau jasa untuk memuaskan kebutuhan manusiawi tertentu.2 produksi dalam
ekonomi Islam adalah setiap aktifitas manusia untuk mewujudkan untuk memanfaat atau
manambahkanya dengan cara eksplorasi sumber-sumber ekonomi yang disediakan oleh
Allah SWT.3

Produksi menurut Kahf mendefenisikan kegiatan produksi dalam prespektif Islam


sebagai usaha manusia untuk memperbaiki tidak hanya kondisi fisik materialnya, tetapi
juga moralitas, sebagai sarana untuk mencapai tujuan hidup sebagaimana digariskan dalam
agama Islam, yaitu kebahagian di dunia dan akhirat.

Produksi dalam presfektif Islam bukan hanya beriontasi untuk memperoleh


keuntungan yang sebanyak-banyaknya namun yang palin utama adalah kemaslahatan
individu dan masyarakat secara berimbang.4 Dari pengertian di atas produksi adalah setiap
bentuk aktivitas yang dilakukan mansia dengan cara mengeksplorasi sumber-sumber
ekonomi yang disediakan Allah SWT untuk mewujudkan suatu barang dan jasa yang
digunakan tidak hanya untuk kebutuhan fisik tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan non
fisik, dalam artian yang lain produksi dimaksudkan untuk mencapai maslahah bukan
hanya menciptakan materi.

Produksi sangat prinsip bagi kelangsungan hidup dan juga peradaban manusia dan
bumi. Sesungguhnya produksi lahir dan tumbuh dari menyatunya manusia dengan alam.
Kegiatan produksi merupakan mata rantai dari konsumsi dan distribusi. Kegiatan
produksilah yang menghasikan barang dan jasa, kemudian dikonsumsi oleh para

2
Idris, Hadis Ekonomi “Ekonomi dalam Presfektif Hadis Nabi”, (Jakarta : Prenadamedia Group,
2015), h. 51
3
Muhammad Abdul Mun´im ´afar dan Muhammad bin sa´id bin naji Al-Ghamidi, Ushul Al-Iqhtisod
Al-Islami.hal 59-60
4
Ibid, h. 62-63

3
konsumen. Tanpa produksi maka kegiatan ekonomi akan berhenti, begitu pula sebaliknya.
Untuk menghasilkan barang dan jasa kegiatan produksi melibatkan banyak faktor
produksi. Fungsi produksi menggambarkan hubungan antar jumlah input dengan output
yang dapat dihasilkan dalam satu waktu periode tertentu.

B. Ayat Tentang Produksi dan Asbabun nuzul

1. Q.S Al-Hadid : 25

Artinya : “Sungguh, kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan bukti-bukti


yang nyata dan kami turunkan kitab dan neraca (keadilan) agar manusia dapat
berlaku adil. Dan kami menciptakan besi yang mempunyai kekeuatan hebat dan
banyak manfaat bagi manusia, dan agar Allah mengetahui siapa yang menolong
(agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya walaupun (Allah) tidak dilihatnya. Sesungguhnya
Allah Maha Kuat, Maha Perkasa.”

Mufradat :

ْ‫لَقَ ْد‬ sesungguhnya

‫س ْليَْا‬
َ ْ‫أَر‬ Kami telah mengutus

‫ُر ُسلٌََا‬ rasul-rasul Kami

ِ ٌََٰ ِّ‫بِ ْٱلبَي‬


ْ‫ت‬ dengan keterangan-keterangan nyata

‫َوأًَ َش ْلٌَا‬ dan Kami menurunkan

ْ‫َه َعهُ ُن‬ bersama mereka

َ َ‫ْٱل ِك َٰت‬
ْ‫ب‬ Al Kitab

َْ‫َو ْٱل ِوي َشاى‬ dan timbangan

4
ْ‫لِيَقُى َم‬ supaya menegakkan

ُْ‫ٱلٌَّاص‬ manusia

ْ‫بِ ْٱلقِ ْس ِط‬ dengan adil

‫َوأًَ َش ْلٌَا‬ dan Kami turunkan/jadikan

ْ‫ْٱل َح ِدي َد‬ besi

َِْ ‫فِي‬ padanya

ْ‫بَؤْص‬ kekuatan

ْ‫َش ِديد‬ yang sangat

ْ‫َو َه ٌََٰفِ ُع‬ dan manfaat

ِ ٌَّ‫لِل‬
ْ‫اص‬ bagi manusia

ْ‫َولِيَ ْعلَ َن‬ dan hendak mengetahui

َّْ
ُ‫ٱّلل‬ Allah

‫َهي‬ siapa

ُ‫ص ُزٍۥ‬
ُ ٌَ‫ي‬ menolong-Nya

َُ‫َو ُر ُسلَ ۥ‬ dan rasul-rasul-Nya

ِ ‫بِ ْٱل َغ ْي‬


ْ‫ب‬ dengan gaib/tidak kelihatan

ْ‫إِ َّى‬ sesungguhnya

َّْ
َ‫ٱّلل‬ Allah

ْ‫قَ ِىي‬ Maha Kuat

ْ‫َشيش‬
ِ ‫ع‬ Maha Perkasa

5
Asbabun nuzul :

Tafsir Al-Misbah
Inti risalah adalah satu. Risalah itu dibawa oleh para rasul berikut aneka
penjelasannya. Mayoritas rasul datang dengan mukjizat yang luar biasa dan sebagian
lagi menerima Kitab. Nash Al-Quran menegaskan, “Dan telah kami turunkan
berssama mereka Al-kitab” Sebagai salah satu kesatuan dan sebgai satu-satunya
kitab. Hal ini menunjukan kesatuan substansi risalah.

“Timbangan/Neraca” diturunkan bersama kitab. Jadi setiap risalah itu datang


untuk menetapkan timbangan yang kokoh di bumi dan dalam kehidupan manusia,
yang dapat dirujuk oleh manusia guna mengatur amal, peristiwa, persoalan dan
manusia. Timbangan itu tidak merugikan siapapun sebab menimbang segala hal
dengan kebenaran illahiah. Timbangan yang diturunkan oleh Allah didalam risalah ini
merupakan satu-satunya sarana untuk menjamin keselamatan umat manusia. Pada
timbangan inilah manusia akan menjumpai keberanan, keadilan dan keseimbangan
tanpa memihak, “…kami menciptakan besi yang mempunyai kekuatan hebat dan
banyak manfaat bagi manusia, dan agar Allah mengetahui siapa yang menolong
(agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya walaupun (Allah) tidak dilihatnya”

Allah menciptakan besi “…Yang padanya terdapat kekuatan yang hebat…”


yaitu kekuatan dalam perang dan damai. dan mengandung “…berbagai manfaat bagi
manusia.” Peradaban manusia yang ada sekarang ini bertumpu pada besi. “…dan
agar Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya
walaupun (Allah) tidak dilihatnya…” Penggalan ini mengisyaratkan jihad dengan
senjata. sebuah penyajian yang selaras dengan konteks surah yang tengah
membicarakan pengorbanan dengan jiwa dan harta.

Membicarakan orang-orang yang menolong Allah dan Rasul-Nya, sedang


mereka tidak melihat-Nya, Surah ini dilanjutkan dengan penjelasan makna menolong
Allah dan para rasul-Nya.Yaitu menolong manhaj dan dakwah-Nya, sebab Allah tidak
memerlukan pertolongan. “sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.”5

5
Tafsir Fi Zhilalil Qur´an XI Juz XXVII :adz-Daariyaat s.d al-hadiid

6
2. Q.S Al-Baqarah : 172

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Makanalah dari rezeki yang


baik yang Kami berikan kepada kamu dan bersyukurlah kepada Allah jika kamu
hanya menyembahkepada-Nya”

Mufradat :

‫الَّ ِذيْيَْ َٰيٰٓاَيُّهَا‬ Hai orang-orang

‫َٰا َهٌُىْ ا‬ beriman

‫ُكلُ ْوا‬ makanlah

ِْ ‫طَيِّ َٰب‬
ْ‫ت ِه ْي‬ yang baik-baik

‫َر َس ْق ٌَٰ ُك ْْن َها‬ diantara rizki yang kami berikan kepadamu

ّْ َٰ ِ
‫ّللِ َوا ْش ُكزُوْ ا‬ dan bersyukurlah kepada Allah

Asbabun nuzul :
Tafsir Al-Misbah
Keasadaran iman yang bersemi di hati mereka, menjadikan ajakan Allah
kepada orang-orang beriman sedikit berbeda dengan ajakan-Nya keoada seluruh
manuisa. Bagi orang-orang mukim, tidak lagi disebutkata halal, sebagaimana yang
disebut pada ayat 168, keimanan yang bersemi dihati merupakan jaminan kejauhan
mereka dari yang tidak halal.Mereka di sini bahkan diperintah untuk bersyukur,
disertai dengan dorongan kuat yang tercermin pada penutup ayat 172 ini yaitu,
bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah.

Tafsir Ibnu Katsir :


Dalam Surah al-Baqarah ayat 172, Allah Swt mengulangi kembali agar
memakan makanan yang baik-baik, sebagaimana telah ditegaskan dalam ayat 168.

7
Akan tetapi dalam ayat ini Allah Swt secara khusus menyerukan hanya kepada orang-
orang yang beriman.

Selanjutnya dalam ayat ini Allah Swt menyuruh orang orang beriman agar
selalu mensyukuri nikmat-Nya jika benar-banar mereka beribadah atau
menghambakandiri kepada-Nya. Bersyukur artinya menggunakan nikmat Allah Swt
untuk mengabdi kepada-Nya, atau menggunakan nikmat Allah Swt sesuai yang
dikehendaki oleh-Nya. Antara bersyukur dan beribadah erat sekali kaitannya, sebab
manifestasi syukur hakikatnya adalah beribadah kepada Allah Swt, misalnya nikmat
makanan atau harta. Maka bersyukur yaitu membangun sarana agama, menolong
orang yang kelaparan, membangun jalan umum dan lain-lain, bersyukur yang
demikian itu berarti beribadah kepada Allah Swt.

3. Q.S An-Nahl : 5-8

Artinya : (5) “Dan hewan ternak telah diciptakan-nya untuk kamu, padanya
ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat, dan sebagiannya kamu
makan. (6) Dan kamu memperoleh keindahan padanya, ketika kamu membawanya
kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya (ke tempat penggembalaan).
(7) Dan ia mengangkut beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup
mencapainya, kecuali dengan susah payah. Sungguh, Tuhanmu Maha Pengasih,
Maha Penyanyang. (8) dan (Dia telah menciptakan) kuda,bagal, dan keledai,
untuk kamu tunggangi dan (menjadi) perhiasan. Allah menciptakan apa yang
kamu tidak ketahui.”

8
Mufradat :

ْ‫َو ْاْلَ ًْ َعا َم‬ )kan etnaiana ib naD(

ْ‫َخلَقَهَاْلَ ُك ْن‬ )kta ib au nbnatniaDannia hnihD Da tan(

َْ‫َو ِه ٌْهَاْتَؤْ ُكلُىى‬ (nan mbeaatannia Da tan naDan(

َِْ ‫إِلًَْبَلَ ٍدْلَّ ْنْتَ ُكىًُىاْبَالِ ِغي‬ (Db mhaih nbab t iana Da tan itnaD manaahn mannat (

ْ‫َوتَحْ ِولُْأَ ْثقَالَ ُك ْن‬ (ebean Da tan-kan ta nanai nbntDh ebean(

ِ ‫إِ َّىْ َربَّ ُك ْنْلَ َز ُءوفْر‬


ْ‫َّحين‬ )ebna -bmhnaahunia aee Da tan ebna S(

Asbabun nuzul :

Tafsir Ibnu Katsir


Kendaraan dalam ayat tersebut termanifestasi dengan menggunakan kata al-
an‟am, al-khail, al-bighal, dan al-khimar. Dari ayat tersebut dapat kita lihat bahwa
kendaraan mememiliki beberapa fungsi:

 Fungsi pertama, untuk mencari nafkah dengan menggunakan kalimat „minhaa


ta‟kuluun‟. Contoh sederhananya adalah bagaimana tukang ojek, baik online
maupun offline yang menggunakan kendaraan yang dimilikinya untuk
menjemput rizki dari Allah SWT.
 Fungsi kedua, untuk kebanggaan diri sendiri yang tersirat dalam „wa lakum
fiihaa jamaalun. Semakin tinggi level kendaraan yang dimiliki semakin tinggi
rasa bangga memilikinya. Karena kendaraan merupakan salah satu gaya hidup
yang melambangkan seberapa besar hasil usaha yang telah kita raih dari kerja
keras yang telah kita lakukan.
 Fungsi ketiga, sebagai transportasi barang yang tertuang dalam „wa tahmilu
atsqaalakum‟. Dahulu, untuk membawa barang-barang berat biasanya
menggunakan hewan ternak seperti sapi, kuda, dan kerbau. Di zaman
sekarang, bisa kita dapati mobil-mobil truk pengangkut, mobil-mobil
pengangkut, dan lainnya. Tergantung dari seberapa besar beban yang akan
dibawanya. Kita juga bisa lihat bagaimana jasa-jasa pemaketan barang
menggunakan kendaraan sebagai alat transportasi utama.

9
 Fungsi keempat, sebagai alat transportasi yang tertuang dalam kalimat „li
tarkabuuhaa‟. Zaman sekarang alat transportasi semakin canggih, bahkan
semua medan pun telah dapat ditaklukkan dengan berbagai jenis kendaraan
yang ada, mulai dari pesawat, kapal, dan lain sebagainya.
 Fungsi kelima, untuk menunjukkan kelas seseorang di masyarakat yang
terlihat dalam kata „wa ziinah‟. Salah satu alat yang bisa digunakan untuk
menilai seseorang ialah melalui kendaraan yang dimilikinya. Bisa kitalihat
tokoh-tokoh ternama, artis-artis, dan pejabat yang memiliki mobil bermacam-
macam dan berbagai model. Hal ini menunjukkan bahwa tingginya posisi
mereka di masyarakat.

Namun, jangan pernah lupa, bahwa bagaimanapun kendaraan yang dimiliki,


seberapa mahal harganya, seberapa mewah nilainya, tetap merupakan bentuk
kenikmatan yang diberikan oleh Allah. Jangan pernah lupa mensyukurinya, dan
jangan pernah menyombongkannya. Karena jika Allah menghendaki, segala
nikmat yang diberikannya dapat diambil dalam sekejap.

Tafsir Al-Misbah
Ayat 5-6 : ayat ini membicarakan tentang bianatang, yang penciptaan dan
keanekaragamannya tidak kurang menakjubkan dari manusia. Dalam ayat ini
Allah berfirman “Binatang itu Dia cipatakan untuk kamu guna kamu manfaatkan,
padanya ada bulu dan kulit yang dapat kamu buat pakaian yang menghangatkan
dan juga berbagai manfaat lain dan sebagaimana kamu dapat makan. Dan di
samping bermanfaat sebagai pakaian dan makanan kamu juga secara khusus
memperoleh padanya yakni kerika memandangnya keindahan yaitu ketika kamu
membawanya kembali kekandang sore hari pada saat matahari akan terbenamdan
dalam keadaan kenyang dan penuh dengan susu dan ketika kamu mekepaskannya
ke tempat pengembalaan di pagi hari ketika kalian pergi ke kebun dan tempat
pengembalaan.

Ayat 7 : Nikmat lain kamu peroleh dari penciptaan binatang ternak, di


samping yang telah disinggung oleh ayat yang lalu, adalah dan ia yakni binatang
ternak itu memikul beban-beban kamu kesuatu negeri yang kamu akan kunjungi
yang jaraknya begitu jauh sehingga kamu tidak sanggup mencapainya dengan
memikul beban itu bahkan walau tanpa beban melainkan dengan susah payah
yang menyulitkan diri. Sesungguhnya Tuhan kamu yang telah meyediakan dan

10
mempermudah semua itu untuk kenyamanan kamu benar-benar adalah tuhan yang
Maha Pengasih bagi yang mendekatkan diri kepada-Nya dan melakukan
kegiatanyang direstui-Nya lagi Maha Penyayang kepada semua makhluk-Nya.

Ayat 8 : Setelah ayat yang lalu menyebut binatang-binatang yang paling


banyak dimiliki manusia sekaligus paling banyak manfaatnya, ini disebut lagi
beberapa binatang lain dengan firman-Nya : dan Allah juga telah menciptakan
untuk kamu manfaat kuda, bagal yakni binatang yang lahir dari seekor kuda dan
keledai dan keledai itu, semua diciptakan Allah agar kamu menungganginya dan
allah menjadikan juga sebagai perhiasan di muka bumi ini.

Ayat ini hanya menyebut fungsi ketiga binatang. Ini bukan berarti bahwa
ketiga binatang yang disebut disini tidak digunakan sebagai alat angkut. Ayat ini
berdialog dengan masyarakat arab ketika itu tidak terbiasa menjadikan kuda, bagal
dan keledai kecuali sebagau tunggangan dan hiasan. Kuda dan abgal mereka
gunakan untuk berperang atau berburu, sedang keledai mereka tunggangi sebagai
alat tarnsportasi kota. Karena ayat ini bertujuan untuk menguraikan nikmat-nikmat
Allah swt, maka tentu saja yang digaris bawahi adalah hal-hal yang mereka
rasakan langsung walaupun yang tidak disebut itu merupakan juga aspek nikmat
ilahi.

4. Q.S Al-Ma´idah : 87-88

Artinya : (87) “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu


mengharamkan apa yang baik yang telah dihalalkan Allah kepadamu, dan janganlah
kakmu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas. (88) Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepadamu
sebagai rezeki yang telah halal dan baik, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu
beriman kepada-Nya.”

11
Mufradat :

‫الَّ ِذيْيَْ َٰيٰٓاَيُّهَا‬ hai orang-orang

‫َٰا َهٌُىْ ا‬ yang beriman

ْ‫تُ َحزِّ ُهىْ ا َل‬ janganlah kamu haramkan

ِ ‫طَيِّ َٰب‬
ْ‫ت‬ apa-apa yang baik

‫ل َهآ‬ ّْ َٰ
َّْ ‫للاُ اَ َح‬ yang telah Allah halalkan

‫لَ ُك ْم‬ bagi kamu

ْ‫تَ ْعتَ ُدوْ ا َو َل‬ dan janganlah kamu melampaui batas

َّْ َٰ
ْ‫للا اِ َّى‬ sesungguhnya Allah

ْ‫يُ ِحبُّْ َل‬ tidak menyukai

َْ‫ْال ُو ْعتَ ِديْي‬ orang-orang yang melampaui batas

‫َو ُكلُىْ ا‬ dan makanlah

ّْ َٰ yang Allah telah rezekikan kepadamu


‫للاُ َر َسقَ ُك ُْن ِه َّوا‬
ْ‫َح َٰل ًل‬ yang halal

Asbabun nuzul :

Tafsir Al- Misbah


At thabiri dan al wahidi meriwayatkan bahwa ayat ini turun berkenaan
seseorang datang kepada nabi saw sambil berkata : kalau saya makan daging, lalu
saya terus akan mendatangi wanita-wanita, maka saya mengharamkan atas saya
daging. Ayat ini turun untuk meluruskan pandangan itu.

Larangan melampaui batas dpaat juga berarti bahwa menghalalkan yang


haram, atau sebalimnya merupakan pelampauan batas kewenangan karena hanya allah
swt yang berwenanh menghalalkan dan mengharamkan. Pada masa jahiliah
kamunmusyrikin mengatasnamakan Allah mengahramkan sekian banyak hal halal,
sebagaimana terbaca pada surat al-an‟am. Sehigga ayat ini dimulai dengan ya ayyuha

12
alladzina amanu karena penghalalan dan pengharaman seperti itu bertentangan
dengan keimanan

Tafsir ibnu katsir


Ayat 87 : Dengan kata lain, janganlah kalian berjalan bukan pada jalan
tuntunan kaum muslim. Yang dimaksud ialah hal-hal yang diharamkan oleh mereka
atas diri mereka -yaitu wanita, makanan, dan pakaian—serta apa yang telah mereka
sepakati untuk melakukannya, yaitu salat qiyamul lail sepanjang malam, puasa pada
siang harinya, dan tekad mereka untuk mengebiri diri sendiri.
Ayat 88 : Allah Swt. mensyariatkan sikap pertengahan antara yang berlebihan
dan yang kikir dalam bernafkah, yakni tidak boleh melampaui batas, tidak boleh pula
menguranginya. Dalam surat ini disebutkan oleh firmanNya:

laa tuharrimuu thayyibaati maa ahallallaaHu lakum, wa laa ta’taduu


innallaaHa laa yuhibbul mu’tadiin (“janganlah kalian haramkan apa-apa yang baik
yang telah Allah halalkan bagi kalian. dan janganlah kalian melampaui batas.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”

Kemudian dalam ayat selanjurnya Allah Swt. berfirman: wa kuluu mimmaa


razaqakumullaaHu halaalan thayyiban (“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik
dari apa yang Allah telak rezekikan kepada kalian.”) Yakni keadaan rezeki itu halal
lagi baik. Wat taqullaaHa (“dan bertakwalah kepada Allah”) Yakni dalam semua
urusan kalian, ikutilah jalan taat kepada Nya dan yang diridai-Nya serta tinggalkanlah
jalan yang menentang-Nya dan yang durhaka terhadap-Nya. Alladzii antum biHii
mu’minuun (“Yang kalian beriman kepada-Nya”)

C. Kata Kunci dan Makna

1. Q.S Al-Hadid : 25
“Dan Kami menciptakan besi yang mempunyai kekuatan, hebat dan banyak
manfaat bagi manusia.” Di antara nikmat-nikmat yang Allah Subhanahu wa ta‟ala
berikan kepada hamba-hamba-Nya adalah besi. Pada besi tersebut terdapat kekuatan
yang kuat yang dapat dijadikan alat tempur, tameng, pedang, dan berbagai macam
lainnya bisa diciptakan dari besi yang tentunya memiliki manfaat yang banyak bagi
manusia.
Sebagian para ulama menyebutkan bahwa ini adalah sebuah isyarat bahwa
anugerah yang Allah Subhanahu wa ta‟ala berikan kepada kita harus kita gunakan

13
untuk akhirat (kejayaan Islam). Umat Islam seharusnya tidak menjadi umat yang
terbelakang, karena meskipun Allah Subhanahu wa ta‟ala hanya menyebutkan satu
nikmat yaitu berupa besi, akan tetapi Allah Subhanahu wa ta‟ala menginginkan agar
kita menggunakan anugerah tersebut dalam perkara-perkara yang baik. Dan fakta
kecil menunjukkan bahwa kebanyakan orang-orang kafir yang berkreasi dan kita
orang-orang Islam hanya menonton. Padahal seharusnya kita umat Islam juga
memiliki kemampuan untuk berkreasi menciptakan alat-alat canggih yang bisa kita
gunakan untuk dunia dan akhirat kita. Oleh karena itu, seharusnya secara teknologi
kita tidak boleh kalah dari orang-orang kafir. Hal ini perlu untuk kita tekankan karena
sebagian orang ingin mengesankan bahwa Islam seakan-akan memperlambat
kemajuan.

2. Q.S Al-Baqarah : 172


Pada penutup ayat 172 ini yaitu, bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar
hanya kepada-Nya kamu menyembah. Syukur adalah mengakui dengan tulus bahwa
anugerah yang diperoleh semata-mata bersumber dari Allah sambil menggunakannya
sesuai tujuan. Setelah menekankan perlunya makan makanan yang baik-baik,
dijelaskan-Nya makanan yang buruk, dalam bentuk redaksi yang mengesankan bahwa
hanya yang disebut itu yang terlarang, walau pada hakikatnya tidak demikian.

3. Q.S An-Nahl : 5-8


Ayat 5-6 dalam firman Allah : “Binatang ternak telah dia ciptakan untuk
kamu” dapat dipahami dia telah menciptakkan binatang ternak yang memiliki
keistimewaan anatara lain memiliki bulu yang dapat menghangatkankamu.Dengan
demikian penggalan ayat ini merupakan uraian menyangkut sebagian nikmat Allah
kepada manusia, yakni nikmat-Nya melalui binatang ternak yang diciptakan-Nya.

Ayat 7 dalam firman Allah : “memikul beban-beban kamu kesuatu negeri”


yang kamu akan kunjungi yang jaraknya begitu jauh sehingga kamu tidak sanggup
mencapainya dengan memikul beban itu bahkan walau tanpa beban melainkan dengan
susah payah yang menyulitkan diri. Sesungguhnya Tuhan kamu yang telah
meyediakan dan mempermudah semua itu untuk kenyamanan kamu benar-benar
adalah tuhan yang Maha Pengasih bagi yang mendekatkan diri kepada-Nya dan

14
melakukan kegiatanyang direstui-Nya lagi Maha Penyayang kepada semua makhluk-
Nya.

Ayat 8 dalam firman Allah : “dan (Dia telah menciptakan) kuda,bagal, dan
keledai, untuk kamu tunggangi dan (menjadi) perhiasan” Ayat ini berdialog dengan
masyarakat arab ketika itu tidak terbiasa menjadikan kuda, bagal dan keledai kecuali
sebagau tunggangan dan hiasan. Kuda dan abgal mereka gunakan untuk berperang
atau berburu, sedang keledai mereka tunggangi sebagai alat tarnsportasi kota. Karena
ayat ini bertujuan untuk menguraikan nikmat-nikmat Allah swt.

4. Q.S Al-Maidah : 87-88


Ayat 87 dalam firman Allah : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu haramkan,menghalangi diri kamu dengan jalan bernazar, atau sumpah atau apa
saja untuk melakukan apa-apa yang baik, indah, lezat atau nyaman yang telah Allah
halalkan bagi kamu dan janganlah kamu memaksakan diri melampaui batas
kewajaran, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai yakni tidak melimpahkan
rahmat dan ganjaran-Nya kepada orang-orang yang mendekatkan diri kepada-Nya,
sebagaimana halnya orang-orang nasrani yang telah melakukan rubbaniyahdengan
mengharamkan apa yang halal.

D. Kandungan dan Hikmah


1. Q.S Al-Hadid : 25
Kandungan
Allah menerangkan bahwa Dia telah mengutus para rasul kepada umat-umat-Nya
dengan membawa bukti-bukti yang kuat untuk membuktikan kebenaran risalah-Nya.
Di antara bukti-bukti itu, ialah mukjizat-mukjizat yang diberikan kepada para rasul.
Di antara mukjizat tersebut seperti tidak terbakar oleh api sebagai mukjizat Nabi
Ibrahim, mimpi yang benar sebagai mukjizat Nabi Yusuf, tongkat sebagai mukjizat
Nabi Musa, Al-Qur‟an sebagai mukjizat Nabi Muhammad saw dan sebagainya. Setiap
rasul yang diutus itu bertugas menyampaikan agama Allah kepada umatnya.

Ayat ini menjelaskan bahwa besi mempunyai kekuatan yang dapat


membahayakan dan dapat pula menguntungkan manusia. Bukti paling kuat tentang
hal ini adalah bahwa lempengan besi, dengan berbagai macamnya, secara bertingkat-
tingkat mempunyai keistimewaan dalam bertahan menghadapi panas, tarikan,
kekatutan, dan kerusakan, di samping juga lentur hingga dapat menampung daya

15
maguet. Karenanya, besi adalah logam paling cocok untuk bahan senjata dan
peralatan perang, bahkan merupakan bahan baku berbagai macam industri berat dan
ringan yang dapat menunjang kemajuan peradaban. Selain itu, besi juga mempunyai
banyak kegunaan lain untuk makhluk hidup.

Hikmah
a) Manusia harus taat dan tunduk kepada allah serta para rasul utusan-Nya
b) Berjihad di jalan Allah untuk memperoleh keadilan, mempertahankan agama-
nya
c) Allah menegaskan kepada manusia agar lebih mensyukuri nikmat-Nya
d) Manusia memperoleh manfaat dari apa yang Allah ciptakan salah satunya besi
yang mendorong umat islam dalam menciptakan alat-alat canggih yang dapat
digunakan.
2. Q.S Al-Baqarah : 172
Kandungan
Allah Swt mengulangi kembali semoga memakan makanan yang baik-baik,
sebagaimana telah ditegaskan dalam ayat 168. Akan tetapi dalam ayat ini Allah Swt
secara khusus menyerukan hanya kepada orang-orang yang beriman.

Selanjutnya dalam ayat ini Allah Swt menyuruh orang-orang beriman semoga
selalu mensyukuri nikmat-Nya kalau benar-banar mereka beribadah atau
menghambakan diri kepada-Nya. Bersyukur artinya memakai nikmat Allah Swt untuk
mengabdi kepada-Nya, atau memakai nikmat Allah Swt sesuai yang dikehendaki
oleh-Nya. Antara bersyukur dan beribadah dekat sekali kaitannya, alasannya
manifestasi syukur hakikatnya ialah beribadah kepada Allah Swt, contohnya nikmat
makanan atau harta. Maka bersyukur yaitu membangun sarana agama, menolong
orang yang kelaparan, membangun jalan umum dan lain-lain, bersyukur yang
demikian itu berarti beribadah kepada Allah Swt.

Hikmah
a) Perintah secara khusus untuk kamu mulim dan manuisa pada umumnnya
untuk senantiasa bersyukur
b) Memanfaatkan nikmat-nikmat Allah untuk menggunakannya dalam ketaatan
c) Dan mengingatkan bahwa memakan hal-hal yang baik

16
3. Q.S An-Nahl : 5-8
Kandungan
Ayat ini secara Keseluruhan membicarakan manfaat dan kegunaan hewan dan
binatang ternak bagi manusia. Kulit dan bulu binatang dapat dimanfaatkan untuk
sepatu dan pakaian.Adapun daging dan air susunya dapat dijadikan makanan.
Punggung hewan juga bisa dimanfaatkan untuk mengangkut barang atau melakukan
perjalanan. Kaki binatang dapat digunakan untuk membajak sawah dan manfaat
lainnya. Menakjubkan sekali bahwa binatang ternak yang mempunyai manfaat yang
besar ternyata tidak merepotkan kita dan tidak membutuhkan biaya yang besar dalam
memeliharanya. Al-Quran menilai gerakan serentak dalam proses produksi ini sebagai
keutamaan para peternak. Selanjutnya Islam menganjurkan para petani untuk
beternak.

Dan Allah jadikan pula untuk mereka kemashlahatan dan kemanfaatan yang
terdapat pada binatang-binatang itu, dari bulu domba, bulu unta, dan bulu kambing.
Mereka dapat menggunakannya sebagai pakaian dan permadani. Merekapun minum
susunya dan makan anak-anak binatang tersebut. Allah swt menjelaskan bahwa
manusia memperoleh kepuasan batin dan pemandangan yang indah pada binatang
ternak ketika mereka melepas dan menggiringnya di pagi hari menuju tempat
penggembalaan. Perasaan yang sama juga dirasakan pada sore hari ketika mereka
menghalau dan menggiring binatang ternak itu kembali ke kandangnya. Keindahan
yang diperoleh manusia dari binatang ternak itu termasuk nikmat Allah yang
diberikan kepada hamba-Nya.

Kemudian Allah menyebutkan nikmat-Nya yang lain yang diperoleh manusia


dari binatang ternak, yakni mengangkut barang atau beban manusia yang berat dari
satu tempat ke tempat yang lain dimana mereka tidak sanggup untuk membawanya
sendiri.

Hikmah
1) Allah memberi anugrah kepada hamba-Nya berupa binatang ternak yang
memeiliki beberapa fungsi bagi kehidupan manusia
2) Allah juga menjadikan mereka keindahan dan perhiasan yang terdapat pada
binatang-binatang

17
4. Q.S Al-Maidah : 87-88
Kandungan
Allah SWT memerintahkan kaum mukmin untuk menyelisihi orang-orang
musyrik yang mengharamkan apa yang dihalalkan Allah Ta'ala. Makanan halal adalah
makanan yang tidak haram, bukan makanan yang didapatkan dari mencuri, merampas
dan mengambil tanpa hak. Sedangkan makanan yang baik adalah makanan yang tidak
kotor. Keimanan kepada Allah menghendaki pelakunya bertakwa kepada-Nya dan
memperhatikan hak-Nya, di samping itu, iman tidaklah sempurna kecuali dengannya.
Ayat di atas juga menunjukkan bahwa apabila seseorang mengharamkan yang halal
baik berupa makanan, minuman atau lainnya, maka yang demikian tidaklah
menjadikan makanan atau minuman itu haram.

Hikmah
Adab terhadap Makanan dan Minuman.

1) Rasulullah Saw mengajarkan untuk membagi perut menjadi tiga bagian, yaitu
sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minum dan sepertiga untuk
bernafas. Ini adalah beberapa tuntunan yang diajarkan oleh Nabi Saw agar
umatnya terjaga dari penyakit yang disebabkan oleh makanan dan minuman,
keterangan di atas menunjukkan dimakruhkan memperbanyak dan
mempersedikit makan sehingga menyebabkan lemahnya badan.

2) Tidak berlebihan dalam fariasi makanan, sebagian ulama Abu Hanifah


berkata: "Termasuk berlebihan jika terdapat di atas meja makan, roti dengan
jumlah yang melebihi kebutuhan orang yang makan, dan termasuk berlebihan
menyediakan makanan yang beragam."

3) Tidak memulai makan dan minum dalam sebuah majlis sementara di


dalamnya terdapat orang yang lebih berhak melakukannya, baik karena lebih
tua atau lebih mulia sebab perbuatan tersebut mengurangi nilai adab
pribadinya.

4) Mendahulukan makan dari shalat pada saat makanan sudah dihidangkan.

5) Dianjurkan makan dari apa-apa yang ada di pinggir piring bukan dari atasnya
(bagian tengah makanan).

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Produksi merupakan salah satu bagian dari kegiatan ekonomi dan manusia tidak
mungkin dapat dipisahkan dari kegiatan ekonomi itu sendiri karena manusia
membutuhkan sesuatu untuk kelangsungan hidupnya seperti dijelaskan dalam QS An-
Naml ayat 80-81 bahwasannya manusia itu membutuhkan rumah untuk tempat tinggal dan
Allah menciptakan alam dan seluruh isinya agar digunakan sebaik baiknya oleh manusia
untuk kelangsungan hidupnya seperti kullit hewan ternak yang digunakan manusia untuk
pakaian dan melindunginya dari rasa dingin maupun dari musuh. Sedangkan hadits
Rasulullah SAW menerangkan tentang salah satu faktor produksi yakni tanah yang
menganjurkan umatnya untuk bercocok tanam sebagai salah satu bentuk berproduksi itu
sendiri.

Demikian secara umum pernjelasan Ayat Al Quran dan Hadits yang kami hubungkan
dengan produksi dalam islam yakni menggunakan sebaik baiknya faktor faktor produksi
yang telah diciptakan oleh Allah untuk kelangsungan hidup manusia dan menggunakan
sebaik baiknya dalam rangka beribadah kepada-Nya.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, karena keterbatasan
dan sumber yang didapat, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
agar kedepannya makalah ini jauh lebih sempurna.

19
DAFTAR PUSTAKA

Ruslan. (2014). Ayat-Ayat Ekonomi Makna Global dan Komentar. Banjarmasin: IAIN
ANTASARI PRESS.

Shihab, M. (2002). Tafsir Al-Mishbah. Jakarta: Lentera Hati.

Tarigan, A. A. (2012). Tafsir ayat-ayat ekonomi Al-Quran. Bandung: Citapustaka Media


Perintis.

20

Anda mungkin juga menyukai