Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ULUMUL HADIS

TENTANG

SANAD DAN MATAN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK VI

ANGGA SETIADI
EKA APRIANA
IIS KURNIATI

DOSEN : SYAFRI EDI, S.Hi, M.Sy


SEMESTER : II
MK : ULUMUL HADIST

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM KUANTAN SINGINGI
(UNIKS)
2017

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadiran Allah SWT. Atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesiakan Laporan ini,
yang berjudul Perang Salib dapat selesai pada waktu yang telah di tentukan.
Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi besr
Muhammad Saw.
Dengan terselesianya makalah ini, tak lupa penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyususnan
makalah ini
Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga saja makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Terimakasih

Wassalamualaikum wr.wb.

Teluk Kuantan, Oktober 2017

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A . Latar Belakang Masalah........................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................1
C. Tujuan dan Manfaat...............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3
A . Pengertian Sanad dan Matan Serta Unsur-Unsur..................................3
B. Sanad dan Hubungannya dengan Dokumentasi Hadis.........................7
C. Metode Penulisan Sanad dan Matan Hadis............................................11
D. Kandungan Matan Hadis Secara Umum................................................14

BAB III. PENUTUP.........................................................................................16


A . Kesimpulan...........................................................................................16
B. Saran`....................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................18

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam mempelajari hadis Nabi SAW. seseorang penting menentukan

keberadaan dan kualitas hadis tersebut, yaitu melalui sanad dan matan hadis.

Kedua unsur hadis tersebut begitu sangat penting antara yang satu dan yang

lainnya saling berhubungan erat, sehingga apabila salah satunya tidak ada, maka

akan berpengaruh dan dapat merusak eksistensi kualitas suatu hadis. Sehingga

suatu matan yang tidak memiliki sanad, maka hal tersebut tidak bisa di sebut

ssebagai hadis, dan walaupun disebut dengan hadis, maka ia dinyatakan sebagai

hadis palsu (mawdhu), demikian juga sebaliknya.

Di dalam penilaian suatu hadis, unsur sanad dan matan adalah sangat urgen

dan sangat menentukan. Oleh karenanya yang menjadi objek kajian dalam

penelitian-penelitian hadis adalah kedua unsur tersebut, yaitu sanad dan matan.

Berangkat dari uraian tersbut, penulis akan menjelaskan tentang sanad dan

matan hadis serta berbagai permasalahan yang berhubungan dengan keduanya.

B. Rumusan Masalah

Sebagaimana uraian latar belakang masalah di atas, maka yang akan

menjadi pokok kajian dalam sanad dan matan, adalah:

1. Bagaimana pengertian Sanad hadis?


2. Bagaimana pengertian matan hadis?
3. Apa saja unsur-unsur sanad hadis?
4. Apa saja unsur-unsur matan hadis?
5. Bagaimana dokumentasi sanad hadis?

4
6. Bagaimana peranan sanad dalam dokumentasi hadis?
7. Bagaimana metode penulisan sanad dan matan hadis dilihat dari segi

kelengkapan sanad?
8. Bagaimana metode penulisan sanad dan matan hadis dilihat dari segi sumber

berita sanad?
9. Bagaimana metode penulisan sanad dan matan hadis dilihat dari segi penilaian

sanad matan hadis?


10. Bagaimana kandungan matan hadis secara umum?
C. Tujuan Penulisan

1. Untuk memahami pengertian Sanad hadis

2. Untuk memahami pengertian matan hadis

3. Untuk memahami unsur-unsur sanad hadis

4. Untuk memahami unsur-unsur matan hadis

5. Untuk memahami dokumentasi sanad hadis

6. Untuk memahami peranan sanad dalam dokumentasi hadis

7. Untuk memahami metode penulisan sanad dan matan hadis dilihat dari segi

kelengkapan sanad

8. Untuk memahami metode penulisan sanad dan matan hadis dilihat dari segi

sumber berita sanad

9. Untuk memahami metode penulisan sanad dan matan hadis dilihat dari segi

penilaian sanad matan hadis

10. Untuk memahami kandungan matan hadis secara umum

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sanad dan Matan Serta Unsur-unsurnya


1. Pengertian Sanad dan Matan Menurut Bahasa dan Istilah

5
Sanad dari bahasa: (sandaran, tempat bersandar, yang menjadi

sandaran) Sedangkan sanad menurut istilah, sanad yaitu:



Mata rantai para periwayat hadis yang menghubungkan samapai kepada

matan hadis.
Jadi sanad itu merupakan orang-orang atau rantai penutur hadis, atau yang

meriwayatkan hadis yang menyampaikan kepada matan. Contoh:



()

Telah menceritakan kepada kami Musaddad, telah menceritakan yahy

dari Ubaidillah, berkata Ubaidillah, menceritakan kepadaku Khubayb bin Abd

al-Rahmn dari afsh bin shim dari Ab Hurayrah ra. Dari Nabi SAW, Nabi

bersabda: Ada tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah, pada hari

dimana tidak ada naungan selain naungan-Nya. Yaitu; Seorang imam yang adil,

pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah, seorang laki-laki yang hatinya

selalu terpaut dengan masjid, dua orang ynag saling mencuntai karena Allah yang

mereka berkumpul karena-Nya dan juga berpisah karena-Nya, seorang laki-laki

yang dirayu oleh wanita bangsawan lagi cantik untuk berbuat mesum lalu ia

6
menolak seraya berkata, Aku takut kepada Allah, seorang yang bersedekah dengan

diam-diam, sehingga tangan kanannya tidak mengetahui apa yang disedekahkan

oleh tangan kirinya. Dan yang terakhir adalah seorang yang menetes air matanya

saat berdzikir, mengingat dan menyebut nama Allah dalam kesunyian.

Maka sanad hadis di atas adalah:





Telah menceritakan kepada kami Musaddad, telah menceritakan yahy dari

Ubaidillah, berkata Ubaidillah, menceritakan kepadaku Khubayb bin Abd al-

Rahmn dari afsh bin shim dari Ab Hurayrah ra. Dari Nabi SAW..

Sedangkan menurut bahasa berarti; keras, kuat, sesuatu yang tampak


dan yang asli Matan menurut istilah:

Perkataan yang disebut pada akhir sanad

Demikian juga, Al Muhammad Nashr mengatakan tentang definisi matan:

Lafadh-lafadh hadis, yang sebab lafadh-lafadh tersebut terbentuklah

makna

Dengan demikaian tata letak matan dalam struktur utuh penyajian hadis

senantiasa jatuh setelah ujung terakhir sanad. Jadi matan hadis merupakan materi

bertita atau redaksi yang disampaikan oleh sanad trakhir. Contoh:

()

Telah menceritakan kepada kami Musaddad, telah menceritakan yahy

dari Ubaidillah, berkata Ubaidillah, menceritakan kepadaku Khubayb bin Abd

al-Rahmn dari afsh bin shim dari Ab Hurayrah ra. Dari Nabi SAW, Nabi

bersabda: Ada tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah, pada hari

dimana tidak ada naungan selain naungan-Nya. Yaitu; Seorang imam yang adil,

pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah, seorang laki-laki yang hatinya

selalu terpaut dengan masjid, dua orang ynag saling mencuntai karena Allah yang

mereka berkumpul karena-Nya dan juga berpisah karena-Nya, seorang laki-laki

yang dirayu oleh wanita bangsawan lagi cantik untuk berbuat mesum lalu ia

menolak seraya berkata, Aku takut kepada Allah, seorang yang bersedekah dengan

diam-diam, sehingga tangan kanannya tidak mengetahui apa yang disedekahkan

oleh tangan kirinya. Dan yang terakhir adalah seorang yang menetes air matanya

saat berdzikir, mengingat dan menyebut nama Allah dalam kesunyian.

Maka matan hadis di atas adalah:


Nabi bersabda: Ada tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan

Allah, pada hari dimana tidak ada naungan selain naungan-Nya. Yaitu; Seorang

imam yang adil, pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah, seorang laki-

laki yang hatinya selalu terpaut dengan masjid, dua orang ynag saling mencuntai

karena Allah yang mereka berkumpul karena-Nya dan juga berpisah karena-Nya,

seorang laki-laki yang dirayu oleh wanita bangsawan lagi cantik untuk berbuat

mesum lalu ia menolak seraya berkata, Aku takut kepada Allah, seorang yang

bersedekah dengan diam-diam, sehingga tangan kanannya tidak mengetahui apa

yang disedekahkan oleh tangan kirinya. Dan yang terakhir adalah seorang yang

menetes air matanya saat berdzikir, mengingat dan menyebut nama Allah dalam

kesunyian.

2. Unsur-Unsur yang Terdapat Pada Sanad dan Matan


Sanad merupakan rentetan dalam periwayatan hadis. Keberadaan sanad

merupakan hal yang sangat urgen dalam menentukan kualitas hadis. Di dalam

sanad sendiri ada beberapa unsur sanad.


Unsur-unsur sanad tersebut adalah:
a. Rijl al-Sanad (adalah perawi-perawi yang ada dalam sanad dari yan

pertama sampai dengan yang terakhir)


b. Ittishal al-Ruwt (silsilah sanad)

9
c. Tahammul wa al-Ad (metode periwayatan dan lambang-lambang

periwayatan.
Sedangkan matan, merupakan salah satu unsur hadis. Matan hadis juga

berfungsi sebagai sarana perumus konsep keagamaan dalam bentuk hadis. Setiap

matan memiliki unsur lafadz (teks) dan unsur makna (konsep).[9] Dengan

demikian struktur lafadh matan hadis sejatinya adalah cerminan dari konsep ide

yang dirumuskan dalam bentuk teks, sehingga pada akhirnya matan disebut Nash

al-Hadts.
B. Sanad dan Hubungannya dengan Dokumentasi hadis
1. Dokumentasi Sanad Hadis

Dokumentasi sanad hadits merupakan hal sangat urgen dalam menjaga

keotentikannya hadis. Karena merupakan sumber ajaran setelah al-Quran yang

sudah menjadi pola amliyah masyarakat. Dengan demikian, tidak diragukan lagi

kebenarannya. Hal tersebut dilakukan untuk menyaring unsur-unsur luar yang

masuk ke dalam hadis, baik yang disengaja ataupun tidak. Maka, dengan

dokumentasi terhadap sanad tersebut, hadis-hadis Rasulullah SAW dapat terhindar

dari segala yang mengotorinya.

Nasir mengutip pendapatnya Sufyan al-Tsauri, Sanad adalah senjata

orang mukmin, seandainya ia tidak bersenjata lalu dengan apa dia akan

berperang? Senada dengan Abdullah bin Mubarak yang dikutip Jamal:

Sanad adalah bagian dari agama, kalau bukan karena sanad niscaya

banyak orang akan berkata seenaknya

10
Dokumentasi sanad hadis berjalan seirama dengan penulisan hadis, hal

tersebut sebagai salah satu data sejarah yang cukup unik dan lama, data tersebut

merupakan kitab-kitab hadis. Kitab tersebut terpelihara dan diwariskan secara

estafet dari satu generasi ke generasi sesudahnya.

Salah satu kelebihannya kitab-kitab hadis tersebut dibukukannya data

orang-orang yang menerima dan meriwayatkan hadis-hadis tersebut, yang disebut

sanad.

Sanad hadis satu persatu terdokumentasikan secara urut dan valid. Hal itu

dapat dilihat pada kitab, al-Jmi al-Shahh (al-Bukhari dan Muslim). Juga seperti

ulama-ulama berikut: Abu Daud, al-Turmudzi, al-NasI, ibn Majah, Malik bin

Anas, Ahamd bin Hambal, al-Darimi, al-Daruquthni, dan al-Hakim. Mereka

semua menulis hadis lengkap dengan sanadnya. Hal ini bukti bahwa sanad hadis

terdokumentasi dengan baik.

2. Peranan Sanad dalam Dokumentasi Hadis


Peranan sanad dalam kaitannya dengan dokumentasi hadis, yaitu:

menyangkut pengumpulan dan pemeliharaan hadis, baik dalam bentuk tulisan atau

dengan mengandalkan daya ingat yang kuat.


Proses dokumentasi hadis melalui periwayatan, menurut Fachrur Rahman

yang dikutip Badri Khaeruman, memerlukan proses penerimaan (Naql dan

Tahammul) hadis oleh seorang rawi dari gurunya dan setelah dipahami,

dihaflalkan, dihayati, diamalkan (dhabth), ditulis, di-tadwin (tahrir), dan

disampaikan kepada orang lain sebagai muridnya (ada) dengan menyebut sumber

pemberitaan riwayatnya.

11
Kegiatan pendokumentasian hadis, terutama pengumpulan dan

penyampaian hadis-hadis Nabi SAW, baik melalui hafalan maupun melalui tilisan

yang di lakukan oleh para Sahabat, Tbin, Tbi al- Tbin, dan mereka yang

datang sesudahnya, yang rangkaian mereka itu disebut Sanad, sampai generasi

yang dibukukan hadis-hadis tersebut, seperti Malik ibn Anas, Ahmad ibn Hambal,

Bukhari, Muslim, dan lainnya, telah menyebabkan kepemeliharaannya hadis-hadis

sampai di tangan kita seperti sekarang ini.

Dalam perkembangan berikutnya, proses pendokumentasian hadis

semakin banyak dilakukan dengan tulisan. Hal ini terlihat dari delapan metode

mempelajari hadis yang di kenal di kalangan Ulama hadis.

Metode-motode tersebut adalah: Sama min lafdh al-Syaikh

(mendengarkan sendiri dari perkataan gurunya), al-Qirah al al-Syaikh (murid

membaca sendiri di hadapan gurunya), Ijzah ( pemberin izin dari seseorang

kepada orang lain untuk meriwayatkan hadis darinya atau dari kitab-kitabnya),

Munwalah ( seorang guru memberikan sebuah naskah asli kepada muridnya atau

salinan yang sudah dikoreksi), Muktabah (seorang guru menulis atau menyuruh

orang lain untuk menulis beberapa hadis kepada orang di tempat lain atau yang

ada di hadapannya), Wijdah (memperoleh tulisan hadis orang lain yang tidak

diriwayatkan dengan sama, qirah maupun yang lainnya, dari pemilik hadis

atau pemilik tulisan tersebut), washyah (pesan seseorang ketika akan meninggal

atau bepergian dengan sebuah kitab tulisan supaya diriwayatkan), dan Ilm

(pemberitahuan guru kepada muridnya bahwa hadis yang diriwayatkan adalah

12
riwayatnya sendiri yang diterima dari seorang guru dengan tidak mengatakan

(menyuruh) agar si murid meriwayatkan.

Berdasarkan cara-cara tersebut, tiap-tiap sanad hadis secara

berkesinambungan. Mulai dari Sahabat, Tbin, Tbi al- Tbin, dan seterusnya

sampai terdokumennya hadis-hadis Nabi SAW. di dalam kitab-kitab hadis seperti

yang kita jumpai sekarang, telah memelihara dan menjaga keberadaan dan

kemurnian hadis Nabi SAW, yang merupakan sember kedua dari ajaran Islam.

Kegiatan pendokumentasian hadis yang dianjurkan oleh masing-masing

sanad tersebut di atas, baik melalui hafalan maupun tulisan, telah pula

didokumentasikan oleh para Ulama dan para peneliti serta kritikus hadis. Kitab-

kitab hadis yang muktabar dan standart, seperti Shahih Bukhori, Shahih Muslim,

dan lainnya, di dalam menuliskan hadis, juga menuliskan secara urut nama-nama

sanad hadis satu persatu, mulai dari sanad pertama sampai sanad terakhir.

C. Metode Penulisan Sanad dan Matan Hadis


1. Dilihat dari Segi Kelengkapan Sanad
Metode penulisan sanad tidak lepas dari metode yang digunakan Nabi

Muhammad untuk mengajarkan hadisnya, yang meliputi metode lisan, metode

tulisan dan metode pragaan praktis. Oleh karenanya hadis menjadi bagian

terpenting dari wahyu yang diterima Nabi Muhammad. Maka dalam rangka

mensosialisasikan memerlukan upaya-upaya dan metode yang fix (kuat) untuk

menjaga keotentikan teks hadis.


Penulisan sanad hadis dilihat dari segi kelengkapan hadis meliputi: 1).

Sanad dan matan hadis yang ditulis secara lengkap. 2). Penulisan hadis dengan

13
sanad yang ditulis lengkap, sedangkan matan ditulis dengan atau atau

sebagainya.

Status dan kualitas suatu hadis, apakah dapat di terima atau di tolak,

tergantung pada sanad dan matan hadis tersebut. Apabila sanad suatu hadis telah

memenuhi syarat-syarat dan keriteria tertentu, demikian juga matan-nya, maka

hadis tersebut dapat diterima sebagi dasar untuk melakukan sesuatu atau

menetapkan hukum atas sesuatu. Atau disebut hadis maqbl (hadis yang dapat

diterima sebagai dalil atau dasar penetapan suatu hukum). Diantara syarat maqbl

dalam suatu hadis adalah berhubungan erat dengan Sanad-nya bersambung

Suatu hadis manakala Sanad-nya tidak bersambung atau terputus, maka

Hadis tersebut tidak biasa diterima sebagai dalil atau Hujjah. Keterputusan sanad

dapat terjadi pada awal sanad, baik satu orang perawi atau lebih (disebut hadis

muallaq), atau pada akhir sanad (disebut hadis mursal). atau terputusnya sanad

satu orang (munqathi), atau dua orang atau lebih secara berurutan (mudhal), dan

lainnya.

Dengan demikian penulisan sanad berimplikasi pada keadaan suatu hadis.

karena sanad suatu hadis sangat berperan dalam menentukan kualitas hadis, yaitu

dari segi dapatnya diterima sebagai dalil (maqbl) atau tidak (mardd).

2. Dilihat dari Sumber Berita Sanad


Penulisan sanad dan matan, memerlukan ketelitian dan kehati-hatian,

salah satu contoh yang dilakukan para Ulama ahli hadis. Ali Mustafa Yaqub

menjelaskan bahwa, Para ulama ahli hadis membuat persyaratan-persyaratan

yang ketat untuk rawi-rawi yang dapat diterima hadisnya, di samping kriteria-

kriteria teks hadis yang dapat dijadikan sebagai sumber ajaran Islam.[14] Senada

14
dengan pentingnya ketelitian dan kehati-hatian dalam hal tersebut, Idri

menjelaskan, bahwa Para periwayat hadis pun tidak luput dari sasaran penelitian

mareka untuk diteliti kejujuran, kekuatan hafalan, dan lain sebagainya.


Dengan demikian membutuhkan penjagaan hadis Nabi dari upaya-upaya

yang melemahkannya dan disaring dari tercampurnya dengan hadis al-Maudh.

Ini artinya, segala matan hadis yang beredar perlu diteliti siapa pembawanya,

bagaimana silsilah sanadnya, dan bagaimana isi kandungan hadisnya. Dengan

inisiatif Umar bin Abdul Aziz dan para Ulama abad kedua dan ketiga hijriah maka

terjadilah pembukuan hadis secara resmi


Demikian juga halnya jika sanad hadis mengalami cacat, baik cacat yang

berhubungan dengan keadilan para perawi, seperti pembohong, fasik, pelaku

bidah, atau tidak di ketahui sifatnya , atau cacatnya berhubungan dengan

kedhabitannya, seperti sering berbuat kesalahan, buruk hafalannya, lalai, sering

ragu, dan menyalahi keterangan orang-orang terpercaya.


Keseluruhan cacat tersebut, apabila terdapat pada salah seorang perawi

dari suatu sanad hadis, maka hadis tersebut juga dinyatakan dhaif dan ditolak

sebagai dalil.
Jadi penulisan sanad dan matan hadis dilihat dari sumber berita sanad

adalah:
1). Hadis marf:

"Hadis yang disandarkan pada Nabi baik berupa perkataan, perbuatan, ketetapan

atau sifat Nabi Muhammad.


2). Hadis mauqf:

"Hadis yang disandarkan pada sahabat.
3). Hadis maqth:

"Hadis yang dinisbatkan pada tbin baik berupa perkatan atau perbuatan.
3. Dilihat dari Segi Penilaian Sanad dan Matan Hadis

15
Dalam hal penulisan sanad dan matan, penilain sanad dan matan

merupakan hal yang sangat urgen, dan merupakan bentuk yang komprehensif dari

keutuhan berkualitas atau tidaknya sebuah hadis.


Dengan demikian penulisan sanad dan matan hadis dilihat dari segi

penilaian sanad dan matan hadis adalah: 1). Hadis yang dinilai dengan tegas

seperti sunan al-Turmudz. 2). Hadis yang tidak dinilai.


Suatu contoh dalam hal periwayatan hadis pada masa Abu Bakar, Abu

Bakar secara hati-hati dan butuh kesaksian dari orang lain terhadap orang yang

meriwatkan hadis, atau juga yang terjadi masa Ali, beliau tidak menerima hadis

sebelum yang meriwayatkan disumpah. Menurut Jamal, Kedudukan sanad dalam

sebuah hadis sangatlah penting, karenanya, sebuah hadis bisa diterima atau

ditolak, banyak ditentukan oleh siapa yang meriwayatkan. Di samping itu, sanad

hadis dapat menentukan kualitas hadis, mana hadis shahih atau hasan, atau hadis

dlaif yang kemudian harus ditinggalkan.


D. Kandungan Matan Hadis Secara Umum
Matan hadis bermuatan konsep ajaran Islam, berupa sabda Nabi, Surat-

surat yang dibuat Nabi, Seperti fakta perjanjian, hadis Qudsi, pemberitaan yang

berkaitan dengan al-Quran, perbuatan atau tindakan yang dilakukan Nabi dan

diriwayatkan kembali oleh sahabat, sifat dan hal ihwal pribadi Nabi, prilaku Nabi

dan kebiasaan Nabi dalam tata kehidupan sehari-hari, sirah nabawi, hadis hammi

dan Hadis taqrry.


Dengan demikian kandungan matan secara umum dadalah teks yang

terdapat di dalam matan suatu hadis mengenai suatu peristiwa, atau pernyataan

yang di sandarkan kepada Nabi Muhammad. Atau tegasnya kandungan matan

adalah redaksi dari matan suatu hadis yang berisi tentang bagaimana awal wahyu

turun kepada rasulullah saw, tentang iman, ilmu, tentang amaliah sehari-hari

16
(mandi, wudu dan sebagainya), tentang shalat, itikaf, jual beli, penyewaan,

upah, perwakilan, tentang berladang dan bercocok tanam, distribusi air

(pengairan), masalah hutang, tentang perselisihan (pertengkaran), luqathah

(barang temuan), tentang perbuatan-perbuatan zalim, syirkah (perseroan),

pegadaian, pembebasan budak, hadiah dan keutamaannya, syahadah (persaksian)

perdamaian, persyaratan, wasiat, jihad dan ekspedisi, permulaan makhluk,

biografi, berbagai keutamaan shahabat-shahabat nabi, tentang perang, tafsir,

nikah, thalaq, nafkah, makanan, aqqah, sembelihan-sembelihan, berburu, dan

membacakan bismillah atas hewan buruan, korban-korban, minuman, musibah

sakit, pengobatan, mengenai makana, adab (budi pekerti), isti`dzn (memohon

izin), do'a-do'a, kalimat-kalimat yang melunakkan hati, ketentuan allah, sumpah

dan nadzar, kafarat sumpah, faridl (hukum waris), had (pidana) dan apa yang

harus dihindari dari had, penjelasan orang-orang yang diperangi terdiri dari orang-

orang kafir dan orang-orang yang harus diperangi dari orang-oang murtad

sehingga mereka meninggal dunia, diyat (tebusan kejahatan), orang-orang murtad

dan orang-orang yang menentang diminta bertaubat, dan peperangan terhadap

mereka, pemaksaan, helah (upaya tersembunyi), fitnah-fitnah (ujian/siksaan),

hukum-hukum, harapan jauh (angan-angan), berpegang kepada al-Qur'an dan

sunnah dan tentang tauhid.

BAB III

PENUTUP

17
A. Kesimpulan

Dari kajian tersebut, penulis dapat menyimpulkan:

1. Sanad merupakan jalan/rentetan orang-orang yang dapat menghubungkan matan

hadis kepada Nabi Muhammad SAW.


2. Matan merupakan suatu kalimat tempat berakhirnya sanad atau isi (inti) dari

hadis.
3. Unsur-unsur sanad dan matan adalah: Rijl al-Sanad, Ittishal al-ruwt dan

Tahammul dan ad. Sedangkan unsur matan adalah lafadz (teks) dan man

(konsep)
4. Pendokumentasian hadis merupakan hal yang sangat penting dalam menjaga

keotentikan sebuah hadis, Sanad berperan dalam dokumentasi, karena dalam

dokumentasi hadis ada berbagai metode untuk menjaga hadis sebagi sumber ke

dua dalam ajaran Islam. Suatu misal, peranan sanad dalam kaitannya dengan

dokumentasi hadis, yaitu: menyangkut pengumpulan dan pemeliharaan hadis, baik

dalam bentuk tulisan atau dengan mengandalkan daya ingat yang kuat.
5. Penulisan sanad dan matan memerlukan kelengkapan sanad, karenanya bisa

menjelaskan dan membedakan hadis itu maqbl atau mardd. Dan juga sumber

berita sanad menjadi dasar dalam menjaga bercampurnya hadis paslu atau tidak,

karena dalam rentetan sanad memerlukan persyaratan-persyaratan untuk menjadi

seorang penyampai hadis. Misalnya bukan seorang pembohong atau fasik dan

sebagainya. Serta juga dalam penilaian sanad dan matan hadis merupakan bentuk

yang komprehensif dalam menentukan kualitas hadis.


6. Kandungan matan secara umum dadalah teks yang terdapat di dalam matan suatu

hadis mengenai suatu peristiwa, atau pernyataan yang di sandarkan kepada Rasul

SAW. Atau tegasnya kandungan matan adalah redaksi dari matan suatu hadis,

18
seperti tentang berladang dan bercocok tanam, distribusi air (pengairan), masalah

hutang, tentang perselisihan dan sebagainya.


B. Saran

Pada penyusunan makalah ini penulis sangat menyadari masih banyak

terdapat kekurangan-kekurangan yang terdapat di dalamnya, baik berupa bahasa

maupun cara penyusunannya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran

guna menciptakan penyusunan makalah yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Hasjim. 2014. Kritik Matan Hadis. Yogyakarta: TERAS

abd Nasir, Jamal. 2013. Klasifikasi Hadits. Surabaya: Pena Salsabila

Ahmad, Muhammad. 2000. Ulumul Hadis. Bandung: CV. Pustaka Setia

Al-Bukhry, Ab Abdillah bin Ismal. 1979a. al-Jmi al-Shah. Kairo: al-

Matbaah al-Salafiyah

Al-Bukhry, Ab Abdillah bin Ismal. 2005b. Shah al-Bukhr. t.tp: Dr al-

Fikr

Ali, Atabik. dan Ahmad Zuhdi Muhdlor. 1996. Kamus Kontemporer Arab-

Indonesia. Yogyakarta: MUliti Karya Grafika

19
Ibn al-Adaw, Musthaf. t.t. Asilah wa Wujbah f Mushthala al-Hadts.

Mekkah: Dr al-Ilm

Idri. 2013. Studi Hadis. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Itr, Nr al-Dn. t.t. Manaj al-Naqd F Ulm al-Hadts. Damsyiq: Dr al-Fikr

Khaeruman, Badri. 2010. Ulum al-hadis. Bandung: Pustaka Setia

Nashr, Al Muammad. 1985. al-Nahj al-Hadts f Mukhtashar Ulm al-Hadts.

Jeddah: Dr al-Surq

Salm, Amr Abd al-Munim. t.t. Taysr Ulm al-Hadts Li al-Mubtadin. t.tp:

Dr al-Dliy

Yaqub, Ali Mustafa. 2008. Kritik Hadis. Jakarta: Pustaka Firdaus

20

Anda mungkin juga menyukai