Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONSEP UANG

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok dalam Mata Kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Syariah
Kelas EI-4A

Dosen Pengampu :

H. Indra Jaya, S.H.,M.E.,CIRBD

Disusun Oleh Kelompok 3 :

Indri Puji Cahyani NIM 3221002


Adelia Rizki Ariani NIM 3221010
Rahmawati NIM 3221016
Agus NIM 3221023
Della Tri Juwita Sari NIM 3221035
Nurul Nasriah NIM 3221036

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SJECHM. DJAMIL DJAMBEK BU


KITTINGGI

T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas


rahmat dan hidayah-Nya, makalah Bank dan Lembaga Keuangan Syariah
dengan judul “Konsep Uang” kami selesaikan dengan tepat waktu. Tak
lupa shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata


kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Disamping itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang Bank dan Lembaga Keuangan
Syariah bagi para pembaca dan juga penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen Bank dan


Lembaga Keuangan Syariah. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah Bank
dan Lembaga Keuangan Syariah.

Akhir kata, kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu kami memohon saran dan kritikan yang membangun diharapkan
demi kesempurnaan makalah dan pembelajaran ini.

Bukittinggi, 8 Maret 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem keuangan itu?
2. Bagaimana Lembaga keuangan itu?
3. Bagaimana prinsip-prinsip operasional Lembaga keuangan Syariah di
Indonesia?
4. Bagaimana struktur Lembaga keuangan Syariah di Indonesia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana sistem keuangan.
2. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana Lembaga keuangan.
3. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana prinsip-prinsip
operasional Lembaga keuangan Syariah di Indonesia.
4. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana struktur Lembaga
keuangan Syariah di Indonesia.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Keuangan

B. Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan adalah badan usaha yang kekayaannya
terutama berbentuk asset keuangan (financial asset) atau tagihan (claims)
seperti saham dan obligasi. Pada perngertian lainnya Lembaga keuangan
adalah sebuah perusahaan keuangan yang kegiatan utamanya melakukan
kegiatan ekonomi financial. Lembaga keuangan sangat diperlukan dalam
perekonomian modern sebagai mediator antara kelompok masyarakat yang
kelebihan dana dan kelompok masyarakat yang memerlukan dana.1

Secara ekplisit fungsi Lembaga keuangan yaitu :

1. Melancarkan pertukaran produk (barang dan jasa) dengan


menggunakan uang dan instrument kredit.
2. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkan ke masyarakat dalam bentuk pinjaman.
3. Memberikan pengetahuan dan informasi.
4. Memberikan jaminan.
5. Menciptakan dan memberikan likuiditas.

Dalam suatu perekonomian peranan yang sangat penting dari


Lembaga keuangan yaitu :

1. Berkaitan dalam mekanisme pembayaran antara pelaku-pelaku


ekonomi sebagai akibat transaksi yang mereka lakukan (transmission
role).

1
Sumar’in, Konsep Kelembagaan Bank Syariah, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2012, hlm. 33

2
a. Lembaga keuangan (dalam hal ini bank sentral) mencetak uang
rupiah sebagai alat pembayaran yang sah untuk memudahkan
transaksi di antara masyarakat dan dalam perekonomian Indonesia.
b. Lembaga keuangan (dalam hal ini bank umum) menerbitkan cek
untuk memudahkan transaksi yang dilakukan nasabahnya.
2. Berkaitan dengan pemberian fasilitas mengenai aliran dana dari pihak
yang kelebihan dana ke pihak yang membutuhkan dana (intermediaton
role).
a. Lembaga keuangan dapat sebagai broker, pialang, atau dealer
dalam berbagai aktiva yang berperan untuk meningkatkan efisiensi
diantara kedua belah pihak.
b. Lembaga keuangan menbantu menyalurkan dana dari pemilik dana
ke peminjam yang tak terbatas dan tak dikenal oleh pemilik dana
dengan biaya transaksi dan biaya informasi yang relative lebih
rendah dibandingkan apabila peminjam harus mencari dan
melakukan transaksi langsung.
3. Lembaga keuangan dalam mengurangi kemungkinan risiko yang
ditanggung pemilih dana atau penabung.2

Lembaga keuangan dalam dunia keuangan bertindak selaku


lembaga yang menyediakan jasa keuangan bagi nasabahnya, dimana pada
umumnya lembaga ini diatur oleh regulasi keuangan dari pemerintah.
Bentuk umum dari lembaga keuangan ini adalah termasuk perbankan,
building society (sejenis koperasi di Inggris), credit union, pialang saham,
aset manajemen, modal ventura, koperasi, asuransi, dana pensiun,
pegadaian dan bisnis serupa.

Fungsi lembaga keuangan ini menyediakan jasa sebagai perantara


antara pemilik modal dan pasar uang yang bertanggung jawab dalam
penyaluran dana dari investor kepada perusahaan yang membutuhkan dana
tersebut. Kehadiran lembaga keuangan inilah yang memfasilitasi arus

2
Ibd, hlm. 34

3
peredaran uang dalam perekonomian, dimana uang dari individu investor
dikumpulkan dalam bentuk tabungan, sehingga resiko dari para investor
ini beralih pada lembaga keuangan yang kemudian menyalurkan dana
tersebut dalam bentuk pinjaman utang kepada yang membutuhkan. Ini
merupakan tujuan utama dari lembaga penyimpan dana untuk
menghasilkan pendapatan.3

C. Prinsip-Prinsip Operasional Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia

D. Struktur Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia


Indonesia memiliki dua jenis lembaga keuangan, yaitu Lembaga keuangan bank
dan lembaga keuangan nonbank. Secara umum lembaga keuangan syariah di
Indonesia terdiri dari sebagai berikut:

1. Lembaga Keuangan Bank


Lembaga Keuangan Bank merupakan suatu lembaga yang memberikan
jasa keuangan secara lengkap dari menyalurkan dana maupun
menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan. Lembaga
keuangan bank dibina dan diawasi oleh Bank sentral Indonesia. Sedangkan
pembinanaan dan pengawasan pemenuhna prinsip-prinsip syariah
dilakukan oleh Dewan Sayriah Nasional.
Lemabga keuangan bank terdiri dari:
a) Bank Umum Syariah
Bank umum merupakan bank yang bertugas melayani jasa-
jasa perbankan dan melayani masyarakat, baik masyarakat
perorangan maupun lembaga-lembaga. Bank umum menurut
undang-undang Perbankan No 7 tahun 1992 adalah bank yang
dapat memeberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.4 Bank
umum juga disebut dengan bank komersial dan dikelompokkan
menjadi 2 jenis, yaitu bank umum devisa dan bank umum
3
Jamal Wiwoho, Peran Lembaga Keuangan Bank dan Lembaga keuangan Bukan Bank Dalam
Memberikan Distribusi Keadilan Bagi Masyarakat, MMh, Jilid 43 No. 1 Januari 2014
4
Wiroso, Penghimpunan Dana Dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah, (Jakarta:
Grasindo, 2005),1.

4
nondevisa. Bank umum berstatus devisa memiliki produk lebih
luas dibandingkan bank bestatus nondevisa, dimana dapat
melaksanakan jasa yang berhubungan dengan seluruh mata uang
asing atau jasa bank luar negeri. Bank umum berfungsi sebagai
pencipta uang giral dan uang kuasi, dengan fungsi mempertemukan
anatara penabung dengan penanam modal, dan menyelenggarakan
lalu lintas pembayaran yang efisien.
Sejak dikeluarkannya UU No 7 tahun 1992 yang telah
diubah dengan UU No. 10 tahun 1998 bank umum terdiri dari bank
konvensional dan bank syariah. Disahkan pula UU No. 21 tahun
2008 tentang Perbankan Syariah dlam tapat paripurna DPR tanggal
17 Juni 2008 yang menjadi landasan hukum perbankan syariah
nasional dimana Bank Syariah tediri dari Bank Umum dan Unit
Usaha Syariah.

b) Bank Pembiyaan Rakyat Syariah

Bank Pembiyaan Rakyat Syariah menurut UU Perbankan


No tahun 1992 adalah lembaga keuangan bank yang menerima
simpanan hanya dlam bentuk deposito berjangka tabungan dan atau
bentuk lainnya yang dipersamakan itu dan menyalurkan dana
sebagai usaha. Bank Pembiayaan Rakyat merupakan bank yang
khusus melayani masyarakat kecil di kecamatan dan pedesaan.
BPR berfungsi sebagai pelaksana sebagian bank umum, tetapi
ditingkat regional berlandaskan kepada prinsip-prinsip syariah.5
Pada sistem konvensional dikenal dengan Bank Perkreditan
Rakyat. Jenis produk yang ditawarkan oleh Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah relative sempit dibandingkan dengan bank umum,
bahkan ada beberapa jenis jasa bank yang tidak boleh

5
Heri Sudarsono, Bank Dan Lembaga keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi, (Yogyakarta:
Ekonisia,2008),90

5
diselenggarakan oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, seperti
pembukaan rekening giro dan ikut kliring.

2. Lembaga Keuangan Non Bank

Lembaga keuangan non bank adalah semua badan yang melakukan


kegiatan dibidang keuangan, yang secara langsung atau tidak langsung
menghimpun dana terutama dengan jalan mengeluarkan kertas berharga
dan menyalurkannya ke dalam masyarakat, terutama guna membiayai
investasi perusahaan-perusahaan. Adapun lembaga keuangan non bank ini
diantaranya:

a) Perusahaan asuransi syariah adalah lembaga yang kegiatan


usahanya saling melindungi dan tolong menolong diantara
sejumlah orang/pihak melalaui investasi dalam bentuk asset
/terbaru yang memberikan pola pengambilan untuk menghadapi
resiko tertentu melalui akad yang sesuai syariah.
b) Pasal modal syariah merupakan pasar tempat pertemuan dan
melakukan transaksi antara para pencuri dana dengan para
penanam modal dengan berlandaskan kepada prinsip-prinsip
syariah.
c) Perusahaan pegadaian syariah merupakan lembaga keuangan yang
menyediakan fasilitas pinjam dengan jaminan tertentu dengan
berlandaskan kepada prinsip-prinsip syariah.
d) Perusahaan sewa guna usaha syariah adalah kegiatan pembiayaan
dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna
usaha hak opsi atau tanpa opsi untuk digunakan oleh penyewa guna
usaha selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran
secara angsuran sesuai dengan prinsip syariah.
e) BMT merupakan lembaga keuangan mikro yang beroperasi
berdasarkan prinsip-prinsip syariah,dengan kegiatan usaha nya
yaitu mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam

6
meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil dengan
mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan
kegiatan ekonominya.
f) Pembiayaan syariah adalah kegiatan pembiayaan untuk
mengadakan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan
pembayaran secara angsuran sesuai dengan prinsip syariah.
g) Perusahaan anjak piutang syariah adalah kegiatan pengalihan
piutang dagang jangka pendek suatu perusahaan berikut
pengurusan atas piutang tersebut sesuai dengan prinsip syariah,
anjak piutang berdasarkan akad wakalah bil ujrah adalah
pelimpahan kuasa oleh satu pihak kepada pihak lain dalam hal-hal
yang boleh diwakilkan dengan pemberian keuntungan.
h) Dana pensin syariah merupakan perusahaan yang kegiatannya
mengelola dana pensiun suatu perusahaan pemberi kerja atau
perusahaan itu sendiri.
i) Lembaga pengelola zakat (BAZ atau LAZ), lembaga ini
mengharapkan agar harta zakat unat Islam bisa terkosnentrasi pada
sebuah lembaga resmi dan dapat disalurkan secara optimal.
j) Lembaga penelola wakaf, sebagai lembaga independen untuk
mengembangkan perwakafan selain bertujuan menyediakan
berbagai sarana ibadah dan sosial, tetapi juga memiliki kekuatan
ekonomi yang berpotensi antara lain, memajukan kesejahteraan
umum.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Demikian makalah makalah Bank dan Lembaga Keuangan Syariah
dengan judul “Konsep Uang”. Kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan
makalah ini.

8
DAFTAR PUSTAKA

Sumar’in. (2012). Konsep Kelembagaan Bank Syariah. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai