Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BANK UMUM

Dosen pembimbing : Arlistria Mutmainnah SE., MM

Disusun Oleh :

Marwah C0120332
M. Fiqri zakariah C0120349
Arham Nuari CO120508
M. Yusuf C0120328
Lodiana C0120343
Munawara C0120526
Alvia Nurul Izza C0120326

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
segala rahmatnya sehinga makalah ini bisa diselesaikan dengan baik. Penyusunan
makalah ini tidak bisa diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari banyak pihak.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Arlistria Mutmainnah SE., MM
yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Ada banyak hal yang bisa kami
pelajari melalui penelitian dalam makalah ini. Makalah berjudul “BANK UMUM”
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah MONETER & PERBANKAN. Selain itu,
makalah ini juga diharapkan bisa memberikan pengetahuan baru tentang bank
umum. Melalui makalah ini, diharapkan pembaca bisa mendapatkan perspektif
baru. Setelah berhasil menyelesaikan makalah ini, kami berharap apa yang sudah
kami teliti bisa bermanfaat untuk orang lain. Jika ada kritik dan saran terkait ide
tulisan maupun penyusunannya, kami akan menerimanya dengan senang hati.

Majene, 10 Mei 2022

Kelompok 1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bank merupakan lembaga keuangan yang terpenting yang


mempengaruhi perekonomian baik secara mikro maupun secara makro.
Fungsinya sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara
pihak- pihak yang surplus dengan pihak-pihak yang membutuhkan dana
atau defisit. Dalam menjalankan usahanya sebagai lembaga keuangan yang
menjual kepercayaan dan jasa, setiap bank berusaha sebanyak mungkin
menarik nasabah baru, memperbesar danadananya dan juga memperbesar
pembarian kredit dan jasa-jasanya (Simorangkir, 2004). Bank umum adalah
bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip konvensional yang dalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Hingga saat ini tercatat ada 119 bank di
Indonesia yang terdiri dari 107 bank umum konvensional dan 12 bank
umum syariah

Bank umum konvensional dalam menjalankan usahanya tidak


melibatkan nasabah dalam hal tanggung jawab atas risiko yang mungkin
terjadi. Bank konvensional sepenuhnya menerapkan sistem bunga. Bagi para
nasabah yang telah mempercayakan dananya pada bank tersebut, maka bank
harus menjamin pengembalian pokok beserta bunganya. Selanjutnya dana
tersebut disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Selisih
bunga antara bunga tabungan dengan bunga pinjaman tersebut yang
menjadi keuntungan bank. Pada selisih tersebut letak risiko terbesar yang
mungkin dialami oleh bank, karena bank harus tetap membayar
pengembalian pokok nasabah beserta bunganya sesuai dengan kontrak yang
disepakati, akan tetapi nasabah tidak ikut menanggung risiko kerugian yang
mungkin terjadi karena kredit yang mungkin bermasalah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian bank umum

Dalam pengertian general, bank umum adalah lembaga keuangan


yang bertugas menghimpun dana dari masyarakat (funding) dalam bentuk
simpanan dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk
kredit (lending), bank umum juga berfungsi sebagai agent of trust, agent of
equity, dan agent of development. Bank umum juga diartikan sebagai bank
komersial (commercial bank), di mana jasa yang diberikan bank umum
bersifat umum, itu artinya dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang
ada.

Beberapa ahli juga menggagaskan mengenai pengertian dari bank


umum, sebagai berikut:

1. Bank umum menurut para ahli perbankan di negara-negara maju


adalah sebagai institusi keuangan yang berorientasi pada laba.
Untuk mencapai tujuannya tersebut, bank umum melaksanakan
fungsi intermediasi. Karena bank umum diizinkan mengumpulkan
dana berbentuk deposito, bank umum juga disebut sebagai
lembaga keuangan depositori. Bank umum juga disebut sebagai
bank umum pencipta uang (giral) karena berdasarkan
kemampuannya menciptakan uang (giral).

2. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bank umum merupakan


bank yang melakukan kegiatan usahanya berupa jasa dalam lalu
lintas pembayaran, baik dengan metode konvensional ataupun
berbasis syariah.

3. Menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998, bank umum adalah


bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah yang kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran.
B. Fungsi bank umum

Peran bank umum ini dalam kehidupan masyarakat sangatlah penting.


Apa sajakah fungsi lembaga keuangan ini di Indonesia? Berikut merupakan
enam peran dan fungsi jenis bank ini untuk berjalannya perekonomian
Indonesia.

1. Penciptaan Uang Giral

Bank umum mampu menciptakan uang giral. Apakah arti dari


istilah uang giral? Cek, giro, kartu kredit, dan kartu debit merupakan
beberapa contoh dari uang giral. Dengan kemampuan ini, tugas bank
umum berkontribusi dalam pelaksanaan kebijakan moneter. Jenis
bank ini mampu mengatur kestabilan peredaran uang di masyarakat
demi mempertahankan nilai mata uang.

2. Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran

Fungsi Bank umum juga mampu menopang kelancaran


pembayaran di dalam masyarakat. Fungsi ini sangatlah penting. Jika
layanan bank umum tidak berfungsi baik di dalam masyarakat,
transaksi pun akan terhambat dan mungkin tidak dapat terjadi dengan
mudah.

Contoh jasa lembaga keuangan ini yaitu, fasilitas pembayaran.


Kegiatan ekonomi bisa terhambat jika akses seperti sistem tunai,
kartu kredit, kartu debit, dan sistem pembayaran elektronik tidak
disediakan.
3. Penghimpun Dana Simpanan Masyarakat

Bank umum menawarkan masyarakat untuk dapat menyimpan


dana. Beberapa jenis dana simpanan yang terdapat di Indonesia yaitu
giro, deposito berjangka, tabungan, dan sebagainya.

4. Mendukung Kelancaran Transaksi Internasional

Bank umum memberikan fasilitas yang mempermudah


transaksi antar negara. Hal ini disebabkan setiap negara mempunyai
kebijakan ekonomi yang berbeda-beda. Bank umum pun dapat
membantu dalam penyelesaian transaksi jenis ini.

Jadi, transaksi pembelian dan penjualan dengan pihak di beda


negara akan lebih mudah dan cepat.

5. Penyimpanan Barang-Barang Berharga

Bank umum menyediakan jasa penyimpanan barang-barang


berharga milik masyarakat. Biasanya, tempat penyimpanan dalam
bentuk kotak saja. Selain itu, hanya masyarakat yang dapat membuka
dengan menggunakan kode yang diketahui oleh mereka sendiri.
Adanya bank umum, membuat masyarakat bisa lebih tenang untuk
menyimpannya.

6. Pemberian Jasa-Jasa Lainnya

Fungsi bank umum pun telah meluas hingga jangkauan


penawaran jasa lainnya. Sekarang, masyarakat bisa membayar tagihan
listrik, air, telepon, dan lainnya melalui lembaga keuangan jenis ini.

C. Produk-produk bank umum

1. Produk simpanan.

 Giro
Giro merupakan produk perbankan berupa simpanan dana dari
nasabah yang penarikannya dapat dilakukan kapan saja dengan
menggunakan cek, bilyet giro, serta sarana perintah pembayaran
lainnya. Giro bisa juga digunakan sebagai alat pembayaran
 Tabungan
Dilansir dari buku Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (2020)
karya Irsyadi Zain dan Y. Rahmat Akbar, tabungan adalah produk
perbankan berupa simpanan dana dari nasabah yang
penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu.
 Deposito
Deposito merupakan produk perbankan berupa simpanan dana
dari nasabah yang penarikannya hanya bisa dilakukan pada waktu
tertentu (mengandung unsur jangka waktu) sesuai perjanjian
antara nasabah dengan pihak bank.
Dalam buku Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (2018) karya
Kasmir, dijelaskan bahwa ada tiga jenis deposito, yaitu:

o Deposito berjangka
Deposito berjangka merupakan deposito yang diterbitkan
menurut jangka waktu tertentu. Jangka waktu deposito
bercama-macam, mulai dari 12, 18 sampai 24 bulan.
Depostio berjangka diterbitkan atas nama, baik perorangan
atau lembaga. Berarti, di dalam bilyet deposito terdapat
nama seseorang atau lembaga.

Sertifikat deposito merupakan deposito yang diterbitkan


dalam jangka waktu 2, 3, 6, 12, dan 24 bulan. Sertifikat
deposito diterbitkan atas unjuk dalam bentuk sertifikat
sehingga bisa diperjualbelikan atau dipindahkan kepada
pihak lain.
o Deposito on call

Deposito on call merupakan deposito yang memiliki jangka


waktu minimal tujuh hari dan paling lama kurang dari satu
bulan. Deposito on call diterbitkan atas nama dan biasanya
memiliki nominal yang besar, misalnya lima puluh juta rupiah.

o Safe Deposit Box Safe Deposit Box merupakan produk


perbankan berupa tempat penitipan (box) yang digunakan
untuk menyimpan barang-barang berharga seperti surat-surat
berharga, emas, paspor, ijazah, dan lain-lain.

2. Produk penyaluran dana.

Selain produk simpanan, bank juga memiliki produk lain yaitu produk
penyaluran dana. Produk penyaluran dana ini biasa disebut dengan
kredit. Dilansir dari buku Bank dan Lembaga Keuangan Lain (2014) karya
Nuritomo dan Totok Budisantoso, kredit adalah pemberian fasilitas
pinjaman oleh bank kepada nasabah, baik berupa fasilitas pinjaman tunai
maupun pinjaman non-tunai. Berdasarkan tujuan penggunaan dananya,
kredit dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu kredit modal kerja, kredit
investasi, dan kredit konsumsi.

D. Resiko usaha bank umum

Secara umum, risiko adalah tingkat kemungkinan terjadinya kerugian


yang harus ditanggung dalam pemberian kredit, penanaman investasi,
atau transaksi lain yang dapat berbentuk kehilangan keuntungan, atau
kemampuan ekonomis antara lain karena adanya perubahan suku bunga,
kebijakan pemerintah, dan kegagalan usaha.

Jenis-jenis risiko usaha :


1. Risiko Kredit adalah Risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain
dalam memenuhi kewajiban kepada Bank. Risiko kredit pada umumnya
terdapat pada seluruh aktivitas Bank yang kinerjanya bergantung pada
kinerja pihak lawan (counterparty), penerbit (issuer), atau kinerja
peminjam dana
2. Risiko Kredit juga dapat diakibatkan oleh terkonsentrasinya penyediaan
dana pada debitur, wilayah geografis, produk, jenis pembiayaan, atau
lapangan usaha tertentu. Risiko ini lazim disebut Risiko Konsentrasi
Kredit dan wajib diperhitungkan pula dalam penilaian Risiko inheren.
3. Risiko Pasar adalah Risiko pada posisi neraca dan rekening administratif
termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan dari kondisi pasar,
termasuk Risiko perubahan harga option. Risiko Pasar meliputi antara
lain Risiko suku bunga, Risiko nilai tukar, Risiko ekuitas, dan Risiko
komoditas. Risiko ini dapat berasal baik dari posisi trading
book maupun posisi banking book.
4. Risiko Likuiditas adalah Risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk
memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus
kas, dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan,
tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Bank. Risiko ini
disebut juga Risiko likuiditas pendanaan (funding liquidity risk).
5. Risiko Operasional adalah Risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak
berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem,
dan/atau adanya kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional
Bank. Sumber risiko ini antara lain oleh sumber daya manusia, proses,
sistem, dan kejadian eksternal.
6. Risiko Hukum adalah Risiko yang timbul akibat tuntutan hukum
dan/atau kelemahan aspek yuridis. Risiko ini juga dapat timbul antara
lain karena ketiadaan peraturan perundang-undangan
yang mendasari atau kelemahan perikatan, seperti tidak dipenuhinya
syarat sahnya kontrak atau agunan yang tidak memadai.
7. Risiko Stratejik adalah Risiko akibat ketidaktepatan Bank dalam
mengambil keputusan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik
serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan
bisnis. Sumber Risiko Stratejik antara lain ditimbulkan dari kelemahan
dalam proses formulasi strategi dan ketidaktepatan dalam perumusan
strategi, ketidaktepatan dalam implementasi strategi, dan kegagalan
mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.
8. Risiko Kepatuhan adalah Risiko yang timbul akibat Bank tidak mematuhi
dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan
ketentuan yang berlaku. Sumber Risiko Kepatuhan antara lain timbul
karena kurangnya pemahaman atau kesadaran hukum terhadap
ketentuan maupun standar bisnis yang berlaku umum.
9. Risiko Reputasi adalah Risiko akibat menurunnya tingkat
kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif
terhadap Bank. Salah satu pendekatan yang digunakan dalam
mengkategorikan sumber Risiko Reputasi bersifat tidak langsung (below
the line) dan bersifat langsung (above the line).

Mengapa risiko harus dikelola? Jawabannya tidak sulit ditebak, yaitu


karena risiko itu mengandung biaya yang tidak sedikit. Risiko yang dikelola
dengan baik dapat menjaga kinerja perusahaan terhindar dari kerugian.
Manajemen risiko dapat diartikan sebagai serangkaian prosedur dan
metodologi yang digunakan oleh perbankan untuk mengidentifikasi,
mengukur, memantau dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan
usaha bank.

Secara lebih spesifik dapat diartikan sebagai pengelolaan berbagai


bentuk risiko yang berhubungan dengan operasional bank sesuai dengan
prinsip ke hati-hatian guna mengontrol risiko pembiayaan yang terdiri atas

risiko kredit, risiko suku bunga dengan cara cegah risiko ( hedging ), financial
futures, dan batas atas suku bunga (interest rate caps), tujuannya untuk
mengendalikan biaya dana, anggaran biaya bunga, dan membatasi terhadap
perubahan tingkat suku bunga.
Sebenarnya diperlukan bukan hanya di dunia perbankan namun dapat
juga diterapkan di berbagai aktivitas. Faktor risiko yang dipertimbangkan
akan berbeda dari aktivitas yang satu dengan yang lain. Harus diakui bahwa,
sesungguhnya, industri perbankan adalah suatu industri yang sarat dengan
risiko, terutama karena melibatkan pengelolaan uang masyarakat dan
diputar dalam bentuk berbagai investasi, seperti pemberian kredit,
pembelian surat- surat berharga dan penanaman dana lainnya.

Dengan begitu, dapat dikatakan, bahwa semua kegiatan bank, baik


yang berasal dari aktiva maupun pasiva mengandung berbagai jenis risiko,
baik itu risiko pasar, risiko kredit, risiko likuiditas maupun risiko-risiko
lainnya. Besar kecilnya risiko itu akan sangat tergantung pada berbagai
faktor yang terkait, misalnya kemampuan dan kejelian manajemen dalam
mengelola hal itu.

Karenanya, untuk meminimalisir risiko-risiko yang dihadapi, maka


manajemen bank harus memiliki keahlian dan kompetensi yang memadai,
sehingga berbagai risiko yang berpotensi muncul dapat diantisipasi dari
awal, dan dicari cara penangananya secara lebih baik. Diharapkan, risiko
yang muncul akan dapat ditekan seminimal mungkin, sehingga potensi
kerugian yang akan diderita dapat ditekan seminimal mungkin.

Manajemen Resiko.

Dalam hal ini, risk management di perbankan diharapkan dapat


mengendalikan risiko-risiko yang mungkin timbul untuk mengurangi
kerugian apabila terjadi. Tentunya terdapat pertanyaan: “apakah pada saat

ini perbankan di Indonesia belum secara utuh menerapkan risk management ?”

Perbankan di Indonesia tentunya sudah melakukan analisis-analisis


dan teknik yang berkaitan dengan upaya untuk mengurangi kerugian yang
timbul di masa mendatang melalui proses pengelolaan risiko kredit seperti
analisis kredit. Kegiatan demikian sudah merupakan salah satu dalam proses
pengendalian risiko, sehingga kalau dikatakan bahwa perbankan di
Indonesia sama sekali belum menerapkan pengendalian risiko juga tidak
sepenuhnya valid.

E. Kegiatan operasional bank umum

Jenis bank yang satu ini adalah bank yang melaksanakan kegiatan
mengumpulkan dana serta memberikan layanan jasa keuangan kepada
masyarakat. Bank umum juga melakukan melakukan berbagai kegiatan yang
dapat menunjang lalu lintas pembayaran, mulai dari telepon, listrik, hingga
asuransi.

Secara hemat dan sederhana, ada lima kegiatan operasional yang


dapat dilakukan oleh bank umum. Berikut kegiatan-kegiatan bank umum
yang dilakukan untuk menjalankan fungsi utama perbankanya.

1. Penghimpunan Dana
Jelas sekali fungsi utama bank umum adalah mengumpulkan dana
dari masyarakat. Upaya untuk menjalankan fungsi tersebut dilakukan
dengan cara mengeluarkan berbagai produk keuangan untuk
menyimpan dana, mulai dari tabungan, giro, sampai deposito.
2. Pemberian Kredit
Meskipun pada fungsi awalnya bank umum hanya menghimpun dan
menyediakan layanan jasa perbankan, kini bank umum sudah dapat
menyalurkan kredit kepada masyarakat. Kredit ataupun pembiayaan
tersebut diberikan dalam berbagai produk, mulai dari kredit untuk
pembelian rumah sampai kredit tanpa agunan.
3. Pemindahan Dana
Kegiatan operasional yang satu ini dilakukan untuk menyediakan
layanan jasa guna pemerataan pembangunan nasional. Pemindahan
yang dilakukan oleh bank dilakukan untuk kepentingan lembaga itu
sendiri maupun guna kepentingan nasabah. Contoh produk dari
kegiatan operasional ini berupa transfer antar daerah ataupun
pengiriman uang ke luar negeri.
4. Penyimpanan Barang dan Surat Berharga.
Kegiatan bank umum untuk menjalankan fungsi layanan jasa
dihadirkan pula dengan penyediaan tempat penyimpanan untuk
barang dan surat berharga yang lebih aman dibandingkan disimpan di
rumah ataupun pihak yang sulit diminta pertanggungjawabannya.

Contohnya adalah bank menyediakan safety box yang ditujukan bagi


masyarakat yang hendak mengamankan harta bendanya di bank.
5. Penempatan Dana
Bank umum juga melakukan penempatan dana nasabah kepada
nasabah lain dalam bentuk surat berharga. Tidak seperti saham
ataupun reksana, surat berharga yang dikeluarkan bank tidak tercatat
di bursa efek.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Perbankan mempunyai peranan yang penting dalam lembaga


ekonomi. Kegiatan utama dari perbankan adalah menyerap dana dari
masyarakat untuk kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat. Dengan
demikian, dunia perbankan dapat menjembatani antara pihak yang
kekurangan dana dengan pihak yang klebihan dana. Perbankan dapat
menjalankan fumgsinya tersebut perlu diterapkan prinsip hati-hati terutama
pada saat akan menyalurkan dana kepada masyarakat, artinya bank
mengadakan penilaian kelayakan dan seleksi yang tepat pada setiap nasabah
dan calon pengguna dana bank.

Anda mungkin juga menyukai