Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

HUKUM PERBANKAN
Tentang
SEJARAH PERBANKAN ,FUNGSI DAN TUJUANNYA

DISUSUN OLEH :

Kelompok 1

SELVIA DARMA : 1913040142


Andres Purnama Sari : 1913040122

Dosen Pembimbing:
Yovidal Yazid,SHI,MH

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH
UIN IMAM BONJOL
PADANG
2022
BAB I
PENDAHUUAN
A. LATAR BELAKANG
Mulanya pemikiran pendirian lembaga keuangan berbasis syariah di bidang perbankan
untuk mengganti sistem dengan berbasis non bunga seperti yang dipraktikkan pada
perbankan konvensional. Permasalah bunga ini dianggap sebagai sesuatu yang selama ini
menjadi jurang memperlebar antara si kaya dan si miskin, sehingga persepsi terhadap bunga
disamakan dengan riba yang praktiknya dilarang di dalam Islam. Hal tersebut turut menjadi
dasar utama bagi pendirian bank syariah di mana pun di seluruh Negara, bahwa sistem
operasinya tidak boleh berbasis bunga atau riba. Saat ini dalam masa perkembangannya sejak
1963, perbankan syariah di berbagai negara telah banyak bermunculan dan terus
berkembang. Negara-negara yang turut memakai sistem ekonomi Islam di dalam
pengoperasian usaha perbankannya sudah banyak sekali, di antaranya Malaysia, Indonesia,
Singapura, Arab Saudi, Mesir, Sudan, Pakistan, Inggris, Jerman dan masih banyak lagi di
negara-negara Eropa maupun Asia. Sampai 2014 aset perbankan syariah di pasar global
secara keseluruhan telah mencapai US$ 778 miliar, dengan pangsa pasar perbankan syariah
secara global adalah Malaysia, Bahrain, Kuwait, Qatar, Uni Emirat Arab dan Arab Saudi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Bank dan Fungsi Perbankan ?
2. Apakah Dasar Hukum Perbankan di Indonesia ?
3. Bagaimana sejarah perkembangan perbankan di Indonesia ?
4. Bagaimana sistem pembayaran Bank di Indonesia ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian perbankan
Pengertian Lembaga Perbankan Saat ini, perkembangan teknologi sudah canggih. Semua
bidang sudah memakai teknologi untuk menghemat waktu dan meraih kemudahan tentunya.
Dalam jasa keuangan sendiri dikenal dengan istilah fintech atau financial technology. Fintech
ini memiliki fungsi untuk memaksimalkan berbagai pelayanan yang disediakan oleh lembaga
keuangan. Meskipun banyak sekali lembaga keuangan yang ada, para pengguna tetap harus
berhati-hati dan memilih lembaga keuangan yang terpercaya. Di era kehidupan ekonomi
modern, lembaga perbankan memiliki peran yang sangat penting. Lembaga perbankan di
Indonesia memiliki peran yang krusial dalam sistem keuangan nasional. Karena pentingnya
peranan lembaga keuangan, maka lembaga keuangan perlu untuk dipayungi oleh perangkat
hukum seperti undang-undang. Berdasarkan UU No. 14 tahun 1967 yang digantikan dengan
UU No.7 tahun 1992 pasal 1,
Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Lembaga keuangan adalah semua badan yang melalui kegiatan-kegiatannya di bidang
keuangan, menarik uang dari dan menyalurkan ke dalam masyarakat. Sedangkan menurut
Kep. SK Menkeu RI no. 792 tahun 1990, lembaga keuangan adalah semua badan usaha yang
ada di bidang keuangan, di mana lembaga-lembaga tersebut melakukan penghimpunan dana,
menyalurkan kepada masyarakat dan memberikan biaya investasi pembangunan. Jasa atau
layanan yang diberikan oleh lembaga keuangan kepada masyarakat adalah jasa pemindahan
uang, jasa penagihan, jasa penjualan mata uang asing, jasa kliring, dan lain-lain. Untuk
membantu Grameds lebih memahami bank dan ruang lingkupnya serta berbagai lembaga
keuangan lainnya, buku Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya hadir untuk membantu
dalam penyelesaian permasalahan tersebut.
B. Fungsi perbankan
1. Penciptaan uang
Uang yang diciptakan bank umum adalah uang giral, yaitu alat pembayaran lewat
mekanisme pemindahbukuan (kliring). Kemampuan bank umum menciptakan uang giral
menyebabkan possisi dan fungsinya dalam pelaksanaan kebijakan moneter. Bank sentral
dapat mengurangi atau menambah jumlah uang yang beredar dengan cara mempengaruhi
kemampuan bank umum menciptakan uang giral.
2. Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran
Fungsi lain dari bank umum yang juga sangat penting adalah mendukung
kelancaran mekanisme pembayaran. Hal ini dimungkinkan karena salah satu jasa yang
ditawarkan bank umum adalah jasa-jasa yang berkaitan dengan mekanisme pembayaran.
Beberapa jasa yang amat dikenal adalah kliring, transfer uang, penerimaan setoran-
setoran, pemberian fasilitas pembayaran dengan tunai, kredit, fasilitas-fasilitas
pembayaran yang mudah dan nyaman, seperti kartu plastik dan sistem pembayaran
elektronik.
3. Penghimpunan Dana Simpanan Masyarakat
Dana yang paling banyak dihimpun oleh bank umum adalah dana simpanan. Di
Indonesia dana simpanan terdiri atas giro, deposito berjangka, sertifikat deposito,
tabungan dan atau bentuk lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu.Kemampuan
bank umum menghimpun dana jauh lebih besar dibandingkan dengan lembaga-lembaga
keuangan lainnya. Dana-dana simpanan yang berhasil dihimpun akan disalurkan kepada
pihak-pihak yang membutuhkan, utamanya melalui penyaluran kredit.
4. Mendukung Kelancaran Transaksi Internasional
Bank umum juga sangat dibutuhkan untuk memudahkan dan atau memperlancar
transaksi internasional, baik transaksi barang/jasa maupun transaksi modal. Kesulitan-
kesulitan transaksi antara dua pihak yang berbeda negara selalu muncul karena
perbedaan geografis, jarak, budaya dan sistem moneter masing-masing negara.
Kehadiran bank umum yang beroperasi dalam skala internasional akan memudahkan
penyelesaian transaksi-transaksi tersebut. Dengan adanya bank umum, kepentingan
pihak-pihak yang melakukan transaksi internasional dapat ditangani dengan lebih
mudah, cepat, dan murah.
5. Penyimpanan Barang-Barang Berharga
Penyimpanan barang-barang berharga adalah satu satu jasa yang paling awal yang
ditawarkan oleh bank umum. Masyarakat dapat menyimpan barang-barang berharga
yang dimilikinya seperti perhiasan, uang, dan ijazah dalam kotak-kotak yang sengaja
disediakan oleh bank untuk disewa (safety box atau safe deposit box). Perkembangan
ekonomi yang semakin pesat menyebabkan bank memperluas jasa pelayanan dengan
menyimpan sekuritas atau surat-surat berharga.
6. Pemberian Jasa-Jasa Lainnya
Di Indonesia pemberian jasa-jasa lainnya oleh bank umum juga semakin banyak
dan luas. Saat ini kita sudah dapat membayar listrik, telepon membeli pulsa telepon
seluler, mengirim uang melalui atm, membayar gaji pegawai dengan menggunakan jasa-
jasa bank. Adapun secara spesifik bank bank dapat berfungsi sebagai agent of trust,
agent of develovment dan agen of services.
a. Agent Of Trust
Yaitu lembaga yang landasannya kepercayaan. Dasar utama kegiatan perbankkan
adalah kepercayaan ( trust ), baik dalam penghimpun dana maupun penyaluran dana.
Masyarakat akan mau menyimpan dana dananya di bank apabila dilandasi
kepercayaan. Dalam fungsi ini akan di bangun kepercayaan baik dari pihak
penyimpan dana maupun dari pihak bank dan kepercayaan ini akan terus berlanjut
kepada pihak debitor. Kepercayaan ini penting dibangun karena dalam keadaan ini
semua pihak ingin merasa diuntungkan untuk baik dari segi penyimpangan dana,
penampung dana maupun penerima penyaluran dana tersebut.
b. Agent Of Development
Yaitu lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi. Kegiatan
bank berupa penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan bagi lancarnya
kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan
masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan
konsumsi barang dan jasa, mengingat bahwa kegiatan investasi , distribusi dan
konsumsi tidak dapat dilepaskan dari adanya penggunaan uang. Kelancaran kegiatan
investasi, distribusi, dan konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan
perekonomian suatu masyarakat.
c. Agent Of Services
Yaitu lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi. Disamping
melakukan kegiatan penghimpun dan penyalur dana, bank juga memberikan
penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakan. Jasa yang ditawarkan bank
ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum.
C. Dasar hukum perbankan di Indonesia
Dasar hukum perbankan konvensional ialah Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
(UU Perbankan), sedangkan dasar hukum perbankan syariah ialah Al-Qur’anul Karim, yang
kemudian ketentuan-ketentuan di dalamnya dirumuskan kembali dalam hukum positif
Indonesia melalui Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Saat
ini, Undang-Undang Perbankan yang berlaku adalah UU no. 10 tahun 1998, yang merupakan
amandemen dari UU no.7 tahun 1992. Ada beberapa pasal yang diamandemen seperti pasal
tentang kewenangan perizinan pembukaan kantor bank. Awalnya kewenangan perizinan itu
merupakan kewenangan dari Kementerian Keuangan, namun akhirnya kewenangan itu
diserahkan oleh bank sentral, Bank Indonesia.
Bank adalah sebuah badan usaha yang berbeda dengan badan usaha atau lembaga
lainnya. Bank adalah badan usaha yang berorientasi pada keuntungan. Bank merupakan
bagian dari sistem keuangan nasional dan sistem perekonomian nasional. Sebagai suatu
lembaga kepercayaan, perbankan adalah sebuah pilar dari industri perbankan. Keberadaan
bank saling terkait, jika ada satu bank yang kolaps tentunya akan mempengaruhi bank yang
lainnya.
Karena kondisi tersebut, seiring waktu langkah-langkah pembinaan bank dilakukan oleh
Bank Indonesia. Bank Indonesia bahkan memberikan tugas pembinaan kepada Direktorat
pengawasan dan Pembinaan Bank. Sampai akhir tahun 1999, Bank Indonesia selain
diberikan kewenangan moneter juga diberi kewenangan sebagai Lender of the last resort.
Sebagai lender of the last resort, Bank Indonesia bisa memberikan kredit dalam skema Kredit
likuiditas Bank Indonesia dan juga Bantuan Likuiditas Bank Indonesia. Seiring waktu, Bank
Indonesia ditempatkan sebagai lembaga yang independen dan tidak menyalurkan kredit lagi.
Hal itu juga tertera dalam Undang-Undang Bank Indonesia. Namun, hingga saat ini,
masyarakat masih belum paham perbedaan fungsi bank dan juga koperasi karena kedua
lembaga tersebut sama-sama menjadi lembaga pengumpul dana dari masyarakat.
D. Sejarah perkembangan perbankan di Indonesia
Lembaga perbankan yang hadir di Indonesia pertama kali tentunya tidak terlepas dari
kolonial Hindia Belanda. pada tahun 1746, VOC mendirikan De Bank van Leening untuk
mempermudah aktivitas perdagangan VOC di Indonesia.
Seiring perjalanannya, De Bank van Leening tidak beroperasi dengan baik. AKhirnya
pada tanggal 1 september 1752 didirikan De Bank Courant en Bank van leening. Namun, De
Bank Courant en Bank van leening juga tidak berhasil beroperasi dengan baik yang berakhir
dengan kebangkrutan.
Pada akhir abad ke-18, VOC di Indonesia diambil oleh pemerintahan kerajaan Belanda.
Hindai Timur jatuh ke tangan inggris setelah masa pemerintahan Herman William Daendels
dan Janssen. Sejarah mencatat ada beberapa bank yang memiliki peran penting di Hindia
Belanda. Bank tersebut adalah De Javasce NV, De Post Poar Bank, Hulp en Spaar Bank, De
Escompto bank NV nationale Handles Bank, De, Algemenevolks Crediet Bank dan
Nederland Handles Maatschappij.
Bank Belanda yang berhasil berkembang dan menjadi cikal bakal bank sentral Indonesia
adalah De Javasche Bank. De Javasche Bank didirikan pada tahun 1828. Pemerintah Hindia
Belanda memberikan monopoli kepada De Javasche Bank untuk mengeluarkan uang yang
mana pengedaran uangnya ditangani oleh pemerintahannya sendiri. Sejak saat itu, De
Javasche Bank dikenal dengan bank of issue atau bank sirkulasi.
Meski belum menjadi bank sentral secara penuh, De Javasche Bank memiliki fungsi
sebagai bankir untuk pemerintah Hindia Belanda. Hal ini disebabkan De Javasche Bank
hanya menjalankan beberapa tugas yang bisa dilakukan oleh bank sentral. Beberapa tugas
yang dijalankan oleh De Javasche Bank antara lain, mendiskonto wesel dan surat utang
jangka pendek, mengeluarkan uang kertas, menjadi kasir pemerintah, menyimpang dana
devisa dan menjadi pusat kliring.
Seiring berjalannya waktu dan perkembangan perekonomian Indonesia, bank asing
lainnya akhirnya mulai beroperasi. Beberapa diantaranya yaitu, The Chartered Bank of India,
Australia and China, Hong Kong and Shanghai Banking Corporation, Yokohama Specie
Bank, taiwan Bank, Mitsui Bank, China and Southern Ltd, dan Overseas China Banking
Corporation.
Menjelang perang Dunia II, Hindia Belanda melikuidasi tiga bank Jepang yang
beroperasi pada saat itu. namun, ketika Jepang menguasai Asia Pasifik, bank-bank Belanda,
Inggris dan beberapa bank China dilikuidasi oleh pihak Jepang. Pada saat itu Jepang hanya
ingin mengendalikan seluruh keuangan pada satu bank. Bank tersebut adalah Bank Rakyat
Indonesia, bank yang dioperasikan oleh putra Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka, De javasche Bank mulai beroperasi kembali dan berfungsi
sebagai bank sentral. Meskipun pada saat itu De javasche Bank masih menjadi badan usaha
swasta dan beberapa bagian sahamnya masih dimiliki oleh tangan asing. Akhirnya pada
tahun 1951, De Javasche Bank dinasionalisasi berdasarkan Undang-Undang nomor 24 tahun
1951.
Sejak Indonesia merdeka dan sekutu berhasil mengalahkan Jepang, akhirnya bank-bank
Belanda dan bank-bank asing kembali beroperasi. Pada tanggal 2 Januari 1946, Gubernur
Jenderal Hindia Belanda memberikan izin pembukaan kembali bank Belanda yang ada di
Indonesia. De Javasche Bank masih beroperasi sebagai bank sentral dengan berkedudukan
sebagai badan usaha swasta.
Akhirnya pada tahun 1953 untuk memberikan kemudahan menjalankan kebijakan
moneter dan kebijakan perekonomian lainnya, ditetapkan Undang-Undang Pokok Bank
Indonesia yang tertera dalam Undang-Undang no. 11 Tahun 1953. Undang-undang tersebut
dikeluarkan karena mengingat bahwa De Javasche Bank masih berbadan hukum sebagai
Perseroan Terbatas dan belum bisa leluasa dalam menerapkan kebijakan perekonomian.
Pada tahun-tahun berikutnya, Pemerintah Indonesia meresmikan Bank Rakyat Indonesia
sebagai Bank pemerintah pertama di Indonesia. Bank Rakyat Indonesia sempat berhenti
beroperasi, namun bank tersebut beroperasi kembali setelah dibentuknya perjanjian Renville.
Pada waktu tahun 1960, Bank Koperasi Tani dan Nelayan dibentuk. Bank Koperasi Tani dan
Nelayan merupakan hasil peleburan dari Bank Rakyat Indonesia, Bank Tani Nelayan dan
Nederlandsche Maatschappij.
Pada tahun 1946, Bank Negara Indonesia didirikan, dengan berkedudukan sebagai bank
sentral. Yayasan Poesat Bank Indonesia dilebur ke dalam Bank Negara Indonesia. Seiring
waktu berjalan pemerintah Indonesia melakukan pemantapan kedudukan Bank Negara
Indonesia. Akhirnya ketika Konferensi Meja Bundar, Pemerintah Indonesia dan Belanda
setuju untuk mengubah fungsi Bank Negara Indonesia menjadi bank umum, yang awalnya
menjadi bank sentral.
Banyak catatan sejarah yang menempatkan posisi penting sejarah perkembangan sistem
perbankan pada Italia abad pertengahan dan Renaisans dan khususnya kota-kota penting
seperti Florensia, Venesia, dan Genoa. Keluarga Bardi dan Peruzzi mendominasi perbankan
abad ke-14 di Florence, mendirikan cabang-cabang di berbagai tempat di Eropa. Bank Italia
yang paling terkenal adalah bank Medici, yang didirikan oleh Giovanni Medici pada tahun
1397. Salah satu bank tertua yang masih berdiri adalah Banca Monte dei Paschi di Siena,
yang berkantor pusat di Siena, Italia, dan telah beroperasi terus menerus sejak 1472.
Perkembangan perbankan menyebar dari Italia utara ke seluruh Kekaisaran Romawi Suci,
dan pada abad ke-15 dan abad ke-16 ke Eropa utara. Hal ini diikuti oleh sejumlah inovasi
penting yang berlangsung di Amsterdam selama Republik Belanda pada abad ke-17, dan di
London sejak abad ke-18. Selama abad ke-20, perkembangan di bidang telekomunikasi dan
komputasi menyebabkan perubahan besar pada pola kegiatan bank dan menjadikan bank-
bank meningkat secara ukuran, jumlah dan penyebaran geografis. Krisis keuangan 2007-
2008 menyebabkan banyak kegagalan bank, termasuk beberapa bank terbesar di dunia, dan
memicu banyak perdebatan tentang peraturan bank.
E. Sistem pembayaran bank di Indonesia
Sistem Pembayaran adalah sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga, dan
mekanisme yang dipakai untuk melaksanakan pemindahan dana, guna memenuhi suatu
kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi. Sistem Pembayaran lahir bersamaan
dengan lahirnya konsep 'uang' sebagai media pertukaran (medium of change) atau
intermediary dalam transaksi barang, jasa dan keuangan. Pada prinsipnya, sistem
pembayaran memiliki 3 tahap pemrosesan yaitu otorisasi, kliring, dan penyelesaian akhir
(settlement). Sistem Pembayaran terus berevolusi mengikuti evolusi uang dengan 3 unsur
penggerak yaitu inovasi teknologi & model bisnis, tradisi masyarakat, dan kebijakan otoritas.
Awal mula alat pembayaran yaitu sistem barter antarbarang yang diperjualbelikan. Hanya
saja masalah muncul ketika dua orang ingin bertukar tidak sepakat dengan nilai
pertukarannya atau salah satu pihak tidak terlalu membutuhkan barang yang akan ditukar.
Untuk mengatasi hal itu, manusia mengembangkan uang komoditas. Komoditas di sini
adalah barang dasar yang hampir dibutuhkan oleh semua orang, misalnya garam, teh,
tembakau, hingga biji-bijian. Hewan ternak digunakan sebagai uang komoditas pada tahun
900 hingga 6000 Sebelum Masehi (SM). Gandum, sayuran, dan tumbuhan kemudian juga
dijadikan uang komoditas setelah muncul budaya pertanian.
Selanjutnya uang primitif mulai digunakan sekitar tahun 1200 SM dan berupa cangkang
kerang atau cangkang hewan lainnya. Orang Tionghoa mulai memproduksi imitasi kerang
cowrie yang terbuat dari logam dan tembaga. Sekitar tahun 100 SM, potongan kulit rusa
putih dengan ukuran dan diberi berbagai jenis warna juga pernah digunakan sebagai alat
pembayaran.
Uang kertas mulai digunakan pada sebagai alat pembayaran. Swedia merupakan negara
pertama di benua Eropa yang menggunakan uang kertas di tahun 1661 setelah pabrik kertas
didirikan pada tahun 1150 di Spanyol.
Alat pembayaran di Indonesia berkembang sangat pesat dan maju. Alat pembayaran terus
berkembang dari alat pembayaran tunai (cash based) ke alat pembayaran nontunai (non-cash)
seperti alat pembayaran berbasis kertas (paper based) misalnya cek dan bilyet giro yang
diproses menggunakan mekanisme kliring/settlement. Selain itu dikenal juga alat
pembayaran paperless seperti transfer dana elektronik dan alat pembayaran memakai Kartu
ATM, Kartu Kredit, Kartu Debit dan Kartu Prabayar (card-based). Pada akhirnya telah
terjadi gelombang digitalisasi dan penetrasinya ke kehidupan masyarakat yang mengubah
secara drastis perilaku masyarakat. Instrumen alat pembayaran pun semakin bervariasi
dengan kehadiran uang elektronik berbasis kartu (chip based) maupun peladen/server (server
based). Pola konsumsi masyarakat pun mulai bergeser dan menuntut pembayaran serba
mobile, cepat serta aman melalui berbagai platformantara lain web, mobile, Unstructrured
Supplementary Service Data(USSD) dan SIM Toolkit (STK).
Selanjutnya, muncul instrumen virtual currency yang merupakan uang digital yang
diterbitkan oleh pihak lain selain otoritas moneter dan diperoleh dengan cara mining,
pembelian atau transfer pemberian (reward). Kepemilikan virtual currency sangat berisiko
dan sarat akan spekulatif. Hal ini dikarenakan tidak terdapat administrator resmi, tidak
terdapat underlying asset yang mendasari harga serta nilai perdagangan sangat fluktuatif
sehingga rentan terhadap risiko penggelembungan (bubble) serta rawan digunakan sebagai
sarana pencucian uang dan pendanaan terorisme, sehingga dapat mempengaruhi kestabilan
sistem keuangan dan merugikan masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut, Bank
Indonesia memperingatkan kepada seluruh pihak agar tidak menjual, membeli, atau
memperdagangkan virtual currency sebagaimana diatur dalam PBI 18/40/PBI/2016 tentang
Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran dan dalam PBI 19/12/PBI/2017 tentang
Penyelenggaraan Teknologi Finansial.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perbankan syariah pun mengglobal pertumbuhannya di tiap negara dan selalu berbeda-
berbeda tergantung keinginan pemerintah maupun masyarakat yang akan mendirikan
perbankan syariah. Setelah diawali berdirinya bank Islam pertama di Kota Mit Ghamr pada
1963, selanjutnya pada 1980-an dianggap sebagai kelanjutan pertumbuhan perbankan
syariah di berbagai negara di bagian teluk dan juga Asia Tenggara. Setelah itu perbankan
syariah mempunyai peranan yang cukup strategis dalam proses pembangungan ekonomi di
negara di mana bank syariah itu berada dan mengurangi jumlah masyarakat miskin dari
bantuan bank syariah baik dalam bentuk pembiayaan untuk usaha mikro maupun dana
sosial.
Perbankan mengacu pada perkembangan bank dan perbankan sepanjang sejarah, dengan
istilah perbankan yang ditetapkan oleh sumber-sumber kontemporer sebagai sebuah
organisasi yang menyediakan fasilitas untuk penerimaan simpanan dan pemberian kredit.
Awal bank adalah para pedagang yang memberikan pinjaman biji-bijian kepada para
petani dan pedagang yang membawa barang-barang antara kota. Hal ini dimulai sekitar
tahun 2000 SM di Asyur dan Sumeria. Kemudian, di Yunani kuno dan selama Kekaisaran
Romawi, pemberi pinjaman yang bertempat di kuil-kuil memberikan pinjaman, menerima
simpanan dan melakukan pertukaran uang. Arkeologi dari periode ini di Cina kuno dan
India juga menunjukkan bukti kegiatan peminjaman uang.

B. SARAN

Diharapkan kepada semua generasi Muda agar selalu memanfaatkan teknologi yang
canggih dengan baik dan benar agar meraih kemudahan dalam jasa keuangan, dan
memaksimalkan berbagai pelayanan yang disediakan lemaga keuangan dan berhati-hati
dalam memilih dalam penggunaan keuangan yang terpercya.

DAFTAR PUSTAKA
Referensi: http://jurna,Mikhatambayong-perbankan syariah, jakarta 2000 Bank Rakyat Indonesia
Syariah,profil perusahaan ,diakses dari tanggal 03 agustus 2014 dari
http://www.brisyariah.co.id

Ahmad bin rasyid al-Qutubi al andali abu walid muhammmad bin ahmad bidayatu’lmujtahid,
penerjemahan ibnu rusyd. Jilid III ( Semarang :CV.Asy-Syifa,1990) Ansori Abdu
Qhafar,perbankan syariah di indonesia, (yogyakarta: gadjah Mada University
press,2007 ).

Anda mungkin juga menyukai