Anda di halaman 1dari 16

TINJAUAN MAQASHID SYARI’AH TERHADAP JUAL BELI

MAINAN LATO–LATO DI KOTA PADANG

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Pada Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)

Oleh:
FIRDAUS
1913040104

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
IMAM BONJOL PADANG
1444 H/2023 M
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Pertanyaan Penelitian
1.4 Tujuan Penelitian
1.5 Signifikasi Penelitian
1.6 Studi Literatur
1.7 Kerangka Teori
1.8 Metode Penelitian

BAB II JUAL BELI, DAN MAQASHID SYARIAH


2.1. Jual Beli
2.1.1. Pengertian Jual Beli
2.1.2 Dasar Hukum Jual Beli
2.1.3 Rukun dan Syarat Jual Beli
2.1.4 Macam - Macam Jual Beli
2.1.5 Prinsip – Prinsip dan Etika Jual Beli
2.1.6 Asas – Asas Jual Beli
2.1.7 Manfaat dan Hikmah Jual Beli
2.2. Maqashid Syariah
2.2.1. Pengertian Maqashid Syariah
2.2.2. Sumber dan Dasar Maqashid Syariah
2.2.3. Kedudukan Maqashid Syariah
2.2.4. Metode Penetapan Maqashid Syariah

BAB III PROFIL TOKO MAINAN LATO-LATO DI KOTA PADANG


3.1. Sejarah Singkat Mainan Lato-Lato
3.2. Monografi Toko Mainan Lato-Lato di Kota Padang

BAB IV ANALISIS MAQASHID SYARIAH TERHADAP JUAL BELI MAINAN


LATO-LATO DI KOTA PADANG
4.1. Pengaruh Permainan Lato-Lato Bagi Pemain dan Masyarakat
4.2. Tinjauan Maqashid Syariah Terhadap Jual Beli Mainan Lato-Lato di
Kota Padang

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

i
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CV

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Jual beli menurut undang-undang melahirkan kewajiban dipundak
pembeli berupa pemindahan kepemilikan objek jual beli. Sementara itu
menurut hukum Islam pemindahan kepemilikan itu bersifat otomatis sebagai
konsekuensi langsung dari akad jual beli karena hal itu merupakan inti dari
jual beli. Jual beli secara umum para ahli hukum Islam adalah pertukaran
barang dengan barang (Ikit et all 2018, 75).
Diperintahkannya jual beli ini tujuannya adalah untuk memberikan
keleluasaan kepada manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Karena
kebutuhan manusia berhubungan dengan apa yang ada ditangan sesamanya,
semuanya tidak akan terpenuhi tanpa adanya saling tukar menukar. Islam
telah memerintahkan kepada manusia bahwa terpenuhinya kebutuhan
sehari-hari harus dengan jalan suka sama suka diantara penjual dan pembeli
(Enang 2015,16).
Sebagaimana firman Allah dalam QS. An-Nisa’ (4): 29

‫ين َء َامنُ واْ اَل ۡتأَ ُكلُ ٓواْ َأمۡ َٰولَ ُكم بَ ۡينَ ُكم بِٱ ۡل ٰبَ ِط ِل ِإٓاَّل َأن تَ ُك و َن تِ َٰج َرةً َعن َت َراض ِّمن ُكمۡۚ َواَل‬ ِ َّ ٰٓ
َ ‫يَ َُّأي َها ٱلذ‬
٢٩ ‫تَ ۡقُتلُ ٓواْ َأن ُف َس ُكمۡۚ ِإ َّن ٱللَّهَ َكا َن بِ ُكمۡ َر ِحيما‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan hata sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka
diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu,
sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”
(Departemen Agama RI 2008).

Ayat di atas menjelaskan bahwasanya kita untuk tidak menganiaya orang


lain dengan menzalimi hartanya dan juga mengingatkan kita untuk tidak
mencelakai diri sendiri. Larangan ini berfungsi sebagai penyelamat bagi diri
sendiri dan orang lain. Karena Allah telah menawarkan salah satu cara untuk
mendapatkan harta dengan cara yang halal melalui perdagangan.

1
2

Adapun syarat dan etika menjadi hal utama kegiatan jual beli yang
sesuai dengan maqashid syariah yaitu: jujur, tanggung jawab, tidak adanya
penipuan, menepati janji, murah hati dan tidak melupakan akhirat. Maqashid
Syariah mengarah pada tujuan pencetusan hukum syariat dalam rangka
memberi kemashlahatan bagi kehidupan manusia di dunia dan akhirat kelak,
baik secara umum (maqashid as-syariah al-ammah) atau khusus (maqashid
as-syariah al-khashsah) (Albani dan Hidayat 2020, 42).
Maqashid Syari’ah terdiri dari dua kata, maqashid merupakan bentuk
jama’ dari maqashid yang berarti maksud dan tujuan. Syari’ah mempunyai
pengertian hukum-hukum Allah SWT yang ditetapkan untuk manusia agar
dipedomani untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat.
Maka dengan demikian maqashid al-syari’ah berarti kandungan nilai yang
menjadi tujuan diperintahkannya hukum. Maka demikian, maqashid al-
syari’ah adalah tujuan-tujuan yang hendak dicapai dari suatu hukum.
Zaman sekarang ini sedang maraknya mainan lato-lato. Lato-lato
merupakan permainan dengan dua buah bandulan berat yang terbuat dari
plastik atau kayu dan digantung dengan tali yang disambung pada ujung
bandulan tersebut. Cara bermainnya cukup sederhana, pemain tinggal
mengayunkan lato-lato ke atas dan ke bawah hingga saling membentur dan
membunyikan suara. Permainan tersebut semakin marak di Indonesia saat
ini karena beberapa faktor, salah satunya karena maraknya promosi melalui
media sosial.
Viralnya permainan lato-lato ini, membuat pedagang mulai menjual
mainan lato-lato dalam toko mainannya, seperti toko mainan yang berada di
Jl. Sutan Syahrir, Seberang Padang, Kec. Padang Selatan, Kota Padang. Ada
satu toko besar yang menjual berbagai macam mainan. Salah satu mainan
yang dijual adalah lato-lato. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan
Bapak Herman (43 tahun) selaku penjual mainan lato-lato di Toko Carissa
Toys, dia mengatakan bahwa di tokonya tersebut menjual mainan lato-lato
dengan berbagai macam ukuran. Adapun pembeli mainan lato-lato ini mulai
3

dari kalangan anak-anak hingga orang dewasa. Lato-lato ini yang dijual
paling murah ditokonya yaitu mulai dengan kisaran harga Rp. 10.000 dan
yang paling mahal seharga Rp. 15.000. Permainan lato-lato ini terjual
sebanyak 10 mainan dalam sehari. (Herman, 2023).
Wawancara toko kedua dengan Ibu Rahmi (36 tahun) selaku penjual
mainan lato-lato di Toko Anugrah Toys di Jl. Raya Bandar Buat, Indaruang,
Kec. Lubuk Kilangan, Kota Padang. Beliau mengatakan bahwa di tokonya
menjual berbagai macam mainan. Salah satunya adalah mainan yang lagi
marak sekarang ini yaitu lato-lato. Adapun pembeli lato-lato ini juga banyak
diminati oleh semua kalangan, mulai dari kalangan anak-anak hingga dewasa.
Setiap lato-lato yang ditawarkan kepada pembeli harganya berbeda-beda
sesuai dengan ukurannya. Harga lato-lato paling murah dijual ditokonya
yaitu Rp. 15.000 sampai Rp. 25.000. Mainan ini terjual sebanyak 12 mainan
dalam sehari. (Rahmi, 2023).
Wawancara toko ketiga, Bapak Rahmat (38 tahun) selaku penjual
mainan lato-lato di Toko Elly Jaya Toys di Jl. Pasar Raya II No. 4, Kampung
Jao, Kec. Padang Barat, Kota Padang. Bapak Rahmat mengatakan bahwa di
tokonya juga menjual berbagai macam mainan, salah satunya adalah mainan
lato-lato. Adapun pembeli mainan lato-lato ini juga banyak diminati oleh
semua kalangan, mulai dari kalangan anak-anak hingga dewasa. Setiap lato-
lato yang ditawarkan kepada pembeli harganya berbeda-beda sesuai dengan
ukurannya. Lato-lato ini dijual paling murah ditokonya dengan harga Rp.
12.000 dan paling mahal seharga Rp. 20.000. Di toko Elly Jaya Toys ini
mainan lato-lato terjual sebanyak 15 mainan dalam sehari. (Rahmi, 2023).
Selain pemilik toko di atas penulis juga mewawancarai pembeli lato-
lato, sebagaimana yang diungkapkan oleh Randa yang mengatakan bahwa dia
juga memiliki mainan lato-lato sebanyak tiga buah dengan masing-masing
berbeda ukuran (Randa, 2023). Selain itu penulis juga mewawancarai Andika
selaku pembeli mainan lato-lato. Dia mengatakan bahwa tujuan dia membeli
mainan lato-lato itu hanya untuk sebagai hiburan saja (Andika, 2023). Selain
4

itu penulis juga mewawancarai Hilal selaku pembeli mainan lato-lato. Dia
mengatakan bahwa mainan lato-lato itu hanya untuk sebagai hiburan saja
ketika waktu kosong di rumah (Hilal, 2023).
Bisa dibayangkan dengan begitu banyak peminat mainan lato-lato ini
mulai dari kalangan anak-anak hingga kalangan dewasa sehingga akan sering
terjadi transaksi jual beli. Namun, disisi lain perlunya mengetahui bagaimana
pandangan Maqashid Syariah dalam melakukan jual beli mainan lato-lato ini.
Berangkat dari permasalahan di atas oleh karena itu penulis akan
melakukan penelitian mengenai jual beli tersebut dengan judul ” TINJAUAN
MAQASHID SYARIAH TERHADAP JUAL BELI MAINAN LATO – LATO DI
KOTA PADANG.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka yang
menjadi rumusan masalah peneliti adalah “Bagaimana dampak permainan
lato-lato ini dalam maqashid syariah”?

1.3 Pertanyaan Penelitian


1. Bagaimana pengaruh bagi pemain dan masyarakat dalam memainkan
lato-lato?
2. Bagaimana tinjauan maqashid syariah terhadap jual beli mainan lato-
lato di Kota Padang?

1.4 Tujuan Penelitian


1. Untuk menganalisis mengenai pengaruh bagi pemain dan masyarakat
dalam memainkan mainan lato-lato.
2. Untuk menganalisis tinjauan maqashid syariah terhadap jual beli
mainan lato-lato di Kota Padang.
5

1.5 Signifikasi Penelitian


1. Secara Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
sumbangan pemikirin di bidang keilmuan Hukum Ekonomi Syariah
terkait tentang bagaimana tinjauan maqashid syari’ah terhadap jual
beli mainan lato-lato di Kota Padang.
2. Secara Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan:
a. Untuk dijadikan sebagai rujukan bagi peneliti berikutnya mengenai
bagaimana tinjauan maqashid syari’ah terhadap jual beli mainan lato-
lato di kota Padang.
b. Untuk memberikan sumbangan pemikiran untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang muncul dengan lebih kritis terkait tinjauan
maqashid syari’ah terhadap jual beli mainan lato-lato di kota Padang.
c. Untuk dijadikan wadah dalam belajar bagi penulis terkait tinjauan fiqh
muamalah terhadap tinjauan maqashid syari’ah terhadap jual beli
mainan lato-lato di kota Padang.
d. Untuk memenuhi syarat wajib bagi setiap mahasiswa dalam meraih
gelar sarjana hukum di Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

1.6 Studi Literatur


Penulis telah melakukan tinjauan keperpustakaan dengan cara
meneliti atau menelaah karya ilmiah yang pernah ditulis orang lain. Sehingga
penulis dapat membedakan permasalahan yang penulis buat dengan
permasalahan yang sudah ditulis oleh orang lain, karya tersebut diantaranya
adalah:
1. Skripsi Guntur Wasiat Nim 8111413073 Prodi Studi Ilmu Hukum
Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang dengan judul
“Perlindungan Hukum Kepada Konsumen Terhadap Mainan Anak
Tidak Standar Nasional Indonesia (SNI) di Kota Semarang”. Rumusan
6

masalah bagaimana perlindungan hukum dan pengawasan kepada


konsumen terhadap mainan yang tidak memenuhi Standar Nasional
Indonesia (SNI) di Kota Semarang. Kesimpulannya yaitu: pertama,
perlindungan hukum kepada konsumen terhadap mainan tidak SNI
belum maksimal dalam penegakkan hukumnya. Kedua, pengawasan
sudah dilakukan setiap bulan tetapi belum efektif, karena pengawasan
tersebut untuk semua produk yang sudah wajib SNI. Pengawasan secara
khusus untuk produk mainan belum dilaksanakan.
2. Skripsi Nova Eka Putri Nim 1713030149 Prodi Hukum Ekonomi Syari’ah
Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang, skripsi yang berjudul
“Tinjauan Maqashid Syariah Terhadap Pembelian Mobil Niaga
dengan Sistem Kredit (Studi Kasus di Nagari Tanjung Alam,
Kecamatan Tanjung Baru, Kabupaten Tanah Datar)”. Rumusan
masalah menganalisa bagaimana pembelian mobil niaga dengan sistem
kredit di Nagari Tanjuang Alam, Kecamatan Tanjung Baru, Kabupaten
Tanah Datar ditinjau dari maqashid syari’ah. Kesimpulannya yaitu:
pelaksanaan kredit mobil niaga di Nagari Tanjuang Alam, Kecamatan
Tanjung Baru Kabupaten Tanah Datar diperbolehkan oleh Maqashid
Syari’ah. Diperbolehkannya pelaksanaan kredit karena beberapa alasan,
pertama, karena kadar kemashlahannya lebih banyak dibandingkan
dengan kemudharatannya. Kemashlahatan tersebut adalah
mempermudah masyarakat untuk membeli mobil untuk memulai usaha,
memotivasi masyarakat agar giat bekerja.
3. Skripsi Anggi Pratama Suri Nim 1713030109 Prodi Hukum Ekonomi
Syariah Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang, skripsi yang
berjudul “Tinjauan Maqashid Al-Syari’ah Terhadap Bantuan Sosial
Program Keluarga Harapan (PKH) di Nagari Gurun Panjang Selatan
Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan”. Rumusan masalah
menganalisa bagaimana tinjauan Maqashid Al-Syari’ah terhadap Bantuan
Sosial Program Keluarga Harapan (PKH). Kesimpulannya yaitu:
7

pelaksanaan bantuan sosial program keluarga harapan (PKH) di Nagari


Gurun Panjang Selatan, dilaksanakan dalam beberapa tahapan. Pertama,
penetatapan lokasi PKH oleh Dinas Sosial berdasarkan pasal 4 ayat (2)
dalam Permensos No. 1 Tahun 2018. Kedua, pendaftaran dilakukan
melalui wali nagari setempat. Ketiga, Pertemuan awal dan validasi data
untuk mensosialisasikan PKH serta mengecek data calon penerimaan
PKH melalui data terpadu keluarga sejahtera (DTKS). Bantuan Sosial
Program Keluarga Harapan (PKH) Komponen Pendidikan di Nagari Gurun
Panjang Selatan, Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan
merupakan suatu upaya dalam memelihara akal (Hifzh al-‘Aql) yang dapat
mendatangkan mashlahah ditingkat hajjiyyat. Karena dapat
menghilangkan kesulitan atau memberikan kemudahan dalam mengakses
fasilitas pendidikan agar masyarakat bisa mendapatkan pendidikan yang
layak.
Melihat pada skripsi di atas penulis juga membahas tentang tinjauan
maqashid syariah tetapi pembahasannya berbeda, perbedaannya dengan
paparan di atas yaitu penulis lebih memfokuskan kepada bagaimana tinjauan
maqashid syariah terhadap jual beli mainan lato-lato itu sendiri.

1.7 Kerangka Teori


1.7.1 Jual Beli
Jual beli menurut bahasa yaitu muthlaq al-mubadalah, yang berarti
tukar menukar secara mutlak, atau dengan ungkapan lain muqabalah syai’ bi
syai’ yang berarti tukar menukar sesuatu dengan sesuatu. Menurut Jalaluddin
al-Mahally pengertian jual beli secara bahasa adalah:

‫على وجو العاوضةمقابلة شيء بشيء‬


“Tukar menukar sesuatu dengan sesuatu dengan adanya ganti atau
imbalan”(Rozalinda 2017, 63).

Adapun rukun dan syarat jual beli menurut jumhur ualama adalah
sebagai berikut:
8

1. Orang yang berakad (aqidain). Syarat aqidain yaitu orang yang berakad
harus berakal dan merupakan orang yang berbeda.
2. Adanya shighat (ijab qabul). Syaratnya ijab qabul harus dilakukan oleh
orang berakal, lafal qabul harus sesuai dengan ijab, dan harus dilakukan
dalam satu majelis.
3. Adanya barang yang dibeli. Syaratnya barang yang diperjual belikan harus
ada, halal, bermanfaat, milik sendiri atau milik orang lain dengan kuasa
atasnya.
4. Adanya nilai tukar barang. Syaratnya harga disepakati oleh kedua belah
pihak dan harus jelas.
Jual beli dapat dianggap sah apabila dalam pelaksaaan jual beli itu
sudah sesuai dengan ketentuan syari’at Islam yang memenuhi rukun dan
syaratnya. Apabila rukun dan syaratnya sudah terpenuhi maka proses
kepemilikan barang, pembayaran dan pemanfaatannya menjadi halal.
Bentuk jual beli sudah sangat berkembang menjadi beranekaragam
macamnya, salah satunya adalah jual beli mainan. Jual beli ini sangat rentan
dengan yang dinamakan gharar.
Meskipun demikian, namun hal ini sudah menjadi suatu kebiasaan di
kalangan masyarakat sehingga tak sedikit masyarakat yang menyukai jual
beli mainan ini. Oleh karena itu dalam hal ini adat kebiasaan mempunyai
peranan yang sangat penting sebagai salah satu dalil untuk menentapkan
hukum syara’. Adat kebiasaan ini bisa berupa perbuatan atau perkataan.
Hukum adat kebiasaan atau ‘urf suatu waktu bisa berubah berdasarkan masa
dan tempat, asalkan masih tetap dalam bidang perbuatan-perbuatan yang
diperbolehkan oleh Islam. Para Ulama telah menjadikan adat (Urf) sebagai
dasar hukum, asalkan tidak menimbulkan suatu kerusakan untuk merusak
suatu kemashlahatan atau menyalahi nash. (Ash-shiddiqi 1999). Seperti
dalam kaidah berikut:

‫اَلْ َع َادةُ حُمَ َّك َمة‬


“Adat kebiasaan dapat dijadikan sebagai dasar hukum”. (Djazuli 2019, 9).
9

Para ulama telah menjadikan adat (‘Urf) sebagai dasar hukum, asalkan
tidak menimbulkan suatu kerusakan untuk makanan dengan sistem
prasmanan ini yang mana kegiatan transaksi ini sudah dilakukan secara terus
menerus sejak dari lama dan dipandang baik oleh masyarakat setempat
karena beberapa faktor:
1. Pembeli bisa memilih dengan bebas mainan apa saja yang mau
diinginkannya.
2. Pembeli bisa mengatur sendiri jumlah mainan yang ingin dibeli sesuai
selera, sehingga mainannya tidak hanya satu.
3. Selain mudah dalam pengambilannya, harganya juga terbilang murah
dan terjangkau.

1.7.2 Maqashid Syariah


Maqashid syariah terdiri dari dua kata, maqashid merupakan bentuk
jama’dari maqashid yang berarti maksud dan tujuan, sedangkan syari’ah
mempunyai pengertian hukum-hukum Allah yang ditetapkan untuk
manusia agar dipedomani untuk mencapai kebahagiaan hidup didunia
maupun di akhirat. Maka dengan semikian maqashid al-syari’ah merupakan
tujuan as-syari’ dalam menetapkan hukum. Tujuan hukum tersebut dapat
difahami melalui penelusuran terhadap ayat-ayat al-Qur’an dan Sunah
Rasulullah SAW. Penelusuran tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa
tujuan asy-syari’i menetapkan hukum adalah untuk kemaslahatan manusia
al-mashlahah, baik di dunia maupun akhirat (Dahlan 2014, 304).

1.8 Metode Penelitian


Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitiannya. Dalam hal ini penulis menggunakan
Langkah-langkah tersebut dalam hal:
1. Jenis Penelitian
10

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (field


research). Penelitian lapangan (field research) yaitu suatu penelitian yang
dilakukan dengan mengamati secara langsung ke lapangan untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu
konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode
ilmiah (Alfany 2020,10). Lapangan yang penulis maksud dalam penelitian
ini yaitu toko mainan yang menjual lato-lato, yang berada di Kota Padang.
Alasan penulis memilih Kota Padang adalah karena ……………
2. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
sumber asli, data primer secara khusus dikumpulkan oleh peneliti
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti. (Supomo 2002, 147).
Data primer pada penelitian ini adalah hasil wawancara yang penulis
dapatkan dari penjual dan pembeli yang melakukan jual beli mainan
lato-lato di Kota Padang.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data yang dijadikan sebagai
data pendukung, misalnya lewat orang lain atau dokumen. Data
sekunder adalah buku, jurnal dan referensi lain yang relavan dengan
objek penelitian.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi adalah pengumpulan data langsung dari lapangan.
Observasi juga berarti penelitian berada bersama partisipan. Jadi
penelitian bukan hanya sekedar numpang lewat. Berada bersama akan
membantu peneliti memperoleh banyak informasi yang tersembunyi
dan mungkin tidak terungkap selama wawancara. (Semiawan 2010,
112).
b. Wawancara
11

Wawancara adalah salah satu metode pengumpulan data dengan


jalan komunikasi atau tanya jawab. (Supardi 2005, 121). Komunikasi
tersebut dapat dilakukan secara langsung (personal interview) maupun
tidak langsung (misalkan melalui telepon atau e-mail). (Wahyuni 2006,
85). Penulis menggunakan wawancara secara langsung dengan cara
tertulis dan juga secara langsung kepada pembeli, penjual, dan
masyarakat.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data berupa
pengambilan data berupa pengambilan gambar di sekitar objek
penelitian yang akan dideskripsikan, pembahasan yang akan membantu
dalam penyusunan hasil akhir penelitian atau bukti–bukti yang
mendukung proses penelitian.
4. Informan Penelitian
Informan penelitian adalah penjual dan pembeli mainan lato-lato.
Dalam pemilihan informan, teknik yang digunakan adalah snowbol
sampling, yaitu teknik penentuan sampel yang mula-mulanya jumlah kecil,
kemudian besar (Sugiono 2009, 25). Alasan memilih teknik ini adalah data
yang diambil mampu memberikan data yang memuaskan, jadi ketika dari
satu sumber datanya masih kurang lengkap, bisa mengambil data dari
informan lain.
5. Teknik Analisis Data
Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah deskriptif kualitatif yaitu menganalisa, menggambarkan,
menguraikan secara sistematis yang melalui berbagai tahapan berpikir
kritis-ilmiah tanpa menggunakan hitungan, melainkan hanya berupa
penalaran analisis dan tanggapan terhadap fakta yang terjadi. Kemudian
penulis membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri
maupun orang lain (Moleong 2006, 248)
12

Data yang diperoleh dari teknik pengumpulan di atas dijabarkan


dalam bentuk pernyataan yang relevan sesuai dengan pembahasan.
Selanjutnya data yang telah terkumpul akan dilihat dari pelaksanaan jual
beli mainan lato-lato yang dilakukan oleh penjual maupun pembeli yang
memainkan mainan lato-lato di Kota Padang.
DAFTAR PUSTAKA

Alfany,Sufita. 2020. ”Sewa Menyewa Warnet Untuk Game Online Perspektif


Ijarah”. Skripsi Uin Imam Bonjol Padang. Jurusan Hukum Ekonomi
Syariah.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah. CV. Penerbit Diponegoro,


Bandung, 2010.

Hidayat, Enang. 2015. Fiqih Jual Beli. Bandung. PT Remaja Rosda Karya Offset.

Moelong, Metode Penelitian Hukum, 2015 Bandung Sinar Grafika.

Muhammad Syukri Albani Nasution dan Rahmat Hidayat Nasution, 2020.


Filsafat Hukum & Maqashid Syariah, Jakarta. Kencana.

Semiawan. R. Conny. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : Grasindo. 2010.

Supardi. 2005. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: UII


Press.

Supomo, N. I. 2002. Metodologi Penelitian Berbasis untuk Akuntansi dan


Manajemen. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta

T.M Hasbi ash-shiddiqi. Falsafah Hukum Islam, cet ke-3 Jakarta: Bulan
Bintang, 1999.

Wahyuni, M. S. 2006. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: C.V Andi


Offset.

Anda mungkin juga menyukai