Anda di halaman 1dari 16

TINJAUAN MAQASHID SYARI’AH TERHADAP JUAL BELI

MAINAN LATO – LATO DI KOTA PADANG

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Pada Program Studi Hukum Ekonomi Syariah

Oleh:
FIRDAUS
1913040104

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
IMAM BONJOL PADANG
1444 H/2023 M
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Pertanyaan Penelitian
1.4 Tujuan Penelitian
1.5 Signifikasi Penelitian
1.6 Studi Literatur
1.7 Kerangka Teori
1.8 Metode Penelitian

BAB II JUAL BELI, DAN MAQASHID SYARIAH


2.1. Jual Beli
2.1.1. Pengertian Jual Beli
2.1.2 Dasar Hukum Jual Beli
2.1.3 Rukun dan Syarat Jual Beli
2.1.4 Macam - Macam Jual Beli
2.1.5 Prinsip – Prinsip dan Etika Jual Beli
2.1.6 Asas – Asas Jual Beli
2.1.7 Manfaat dan Hikmah Jual Beli
2.2. Maqashid Syariah
2.2.1. Pengertian Maqashid Syariah
2.2.2. Sumber dan Dasar Maqashid Syariah
2.2.3. Kedudukan Maqashid Syariah
2.2.4. Metode Penetapan Maqashid Syariah

BAB III PROFIL TOKO MAINAN LATO-LATO DI KOTA PADANG


3.1. Sejarah Singkat Mainan Lato-Lato
3.2. Monografi Toko Mainan Lato-Lato di Kota Padang

BAB IV ANALISIS MAQASHID SYARIAH TERHADAP JUAL BELI MAINAN


LATO-LATO DI KOTA PADANG
4.1. Pengaruh Permainan Lato-Lato Bagi Pemain dan Masyarakat
4.2. Tinjauan Maqashid Syariah Terhadap Jual Beli Mainan Lato-Lato di
Kota Padang

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

i
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CV

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Hidup bermasyarakat merupakan karakter manusia yang telah Allah
SWT ciptakan sejak diciptakannya lelaki dan perempuan, kemudian
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling mengenal diantara mereka.
Kemudian Allah SWT menitipkan mereka naluri saling tolong menolong
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seandainya tidak disyari’atkan
sebuah jalan yang adil untuk memenuhi kebutuhan mereka, tentunya akan
menimbulkan kemudharatan dan kerusakan bagi kehidupan mereka,
terutama orang yang lemah. Untuk menjembatani hal tersebut, maka Allah
SWT memerintahkan untuk melakukan jual beli sebagai jalan yang adil
tersebut (Enang 2015, 16).
Jual beli menurut undang-undang melahirkan kewajiban dipundak
pembeli berupa pemindahan kepemilikan objek jual beli. Sementara itu
menurut hukum Islam pemindahan kepemilikan itu bersifat otomatis sebagai
konsekuensi langsung dari akad jual beli karena hal itu merupakan inti dari
jual beli. Jual beli secara umum para ahli hukum Islam adalah pertukaran
barang dengan barang (Ikit et all 2018, 75).
Diperintahkannya jual beli ini tujuannya adalah untuk memberikan
keleluasaan kepada manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Karena
kebutuhan manusia berhubungan dengan apa yang ada ditangan sesamanya,
semuanya tidak akan terpenuhi tanpa adanya saling tukar menukar. Islam
telah memerintahkan kepada manusia bahwa terpenuhinya kebutuhan
sehari-hari harus dengan jalan suka sama suka diantara penjual dan pembeli
(Enang 2015,16).
Sebagaimana firman Allah dalam QS. An-Nisa’ (4): 29
ۚۡ‫ٰيَٓ َُّأي َه ا ٱلَّ ِذين ء َامنُ واْ اَل ۡتأَ ُكلُ ٓواْ َأمۡ ٰولَ ُكم بَ ۡينَ ُكم بِٱ ۡل ٰبَ ِط ِل ِإٓاَّل َأن تَ ُك و َن تِ َٰج رةً َعن َت راض ِّمن ُكم‬
َ َ َ َ َ
٢٩ ‫َواَل تَ ۡقُتلُ ٓواْ َأن ُف َس ُكمۡۚ ِإ َّن ٱللَّهَ َكا َن بِ ُكمۡ َر ِحيما‬

1
2

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling


memakan hata sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka
diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu,
sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”
(Departemen Agama RI 2008).

Ayat di atas bisa dipahami bahwasanya mengingatkan kita untuk tidak


menganiaya orang lain dengan menzalimi hartanya dan juga mengingatkan
kita untuk tidak mencelakai diri sendiri. Larangan ini berfungsi sebagai
penyelamat bagi diri sendiri dan orang lain. Karena Allah telah menawarkan
salah satu cara untuk mendapatkan harta dengan cara yang halal melalui
perdagangan.
Adapun syarat dan etika menjadi hal utama dalam bermuamalat kegiatan
jual beli yang sesuai dengan maqashid syariah yaitu jujur, tanggung jawab,
tidak adanya penipuan, menepati janji, murah hati dan tidak melupakan
akhirat. Maqashid Syariah mengarah pada tujuan pencetusan hukum syariat
dalam rangka memberi kemashlahatan bagi kehidupan manusia di dunia dan
akhirat kelak, baik secara umum (maqashid as-syariah al-ammah) atau
khusus (maqashid as-syariah al-khashsah) (Albani dan Hidayat 2020, 42).
Maqashid Syari’ah terdiri dari dua kata, maqashid merupakan bentuk
jama’ dari maqashid yang berarti maksud dan tujuan. Syari’ah mempunyai
pengertian hukum-hukum Allah SWT yang ditetapkan untuk manusia agar
dipedomani untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat.
Maka dengan demikian maqashid al-syari’ah berarti kandungan nilai yang
menjadi tujuan diperintahkannya hukum. Maka demikian, maqashid al-
syari’ah adalah tujuan-tujuan yang hendak dicapai dari suatu hukum.
Zaman sekarang ini sedang maraknya mainan lato-lato. Lato-lato
merupakan permainan dengan dua buah bandulan berat yang terbuat dari
plastik atau kayu dan digantung dengan tali yang disambung pada ujung
bandulan tersebut. Cara bermainnya cukup sederhana, pemain tinggal
mengayunkan lato-lato ke atas dan ke bawah hingga saling membentur dan
membunyikan suara. Permainan tersebut semakin marak di Indonesia saat
3

ini karena beberapa faktor. Salah satunya karena maraknya kampanye


melalui media sosial.
Viralnya permainan lato-lato ini, membuat pedagang mulai menjual
mainan lato-lato dalam toko mainan seperti toko mainan yang berada di Jl.
Sutan Syahrir, Seberang Padang, Kec. Padang Selatan, Kota Padang, ada satu
toko besar yang menjual berbagai macam mainan. Salah satu mainan yang
dijual adalah Lato-lato. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan bapak
Herman (43 tahun) selaku penjual mainan lato-lato di toko Carissa Toys, dia
mengatakan bahwa di tokonya tersebut menjual mainan lato-lato dengan
berbagai macam ukuran. Adapun pembeli mainan lato-lato ini mulai dari
kalangan anak-anak hingga orang dewasa. Lato-lato ini yang dijual paling
murah ditokonya yaitu mulai dengan kisaran harga Rp. 10.000 dan yang
paling mahal seharga Rp. 15.000. Permainan lato-lato ini terjual sebanyak
10 mainan dalam sehari. (Herman, penjual mainan lato-lato, 2023).
Wawancara toko kedua, Rahmi (36 tahun) selaku penjual mainan lato-
lato di toko Anugrah Toys di Jl. Raya Bandar Buat, Indaruang, Kec. Lubuk
Kilangan, Kota Padang, dia mengatakan bahwa di tokonya menjual berbagai
macam mainan. Salah satunya adalah mainan yang lagi marak sekarang ini
yaitu lato-lato. Adapun pembeli lato-lato ini juga banyak diminati oleh semua
kalangan, mulai dari kalangan anak-anak hingga dewasa. Setiap lato-lato
yang ditawarkan kepada pembeli harganya berbeda-beda sesuai dengan
ukurannya. Lato-lato ini yang dijual paling murah ditokonya yaitu mulai
dengan harga Rp. 15.000 dan paling mahal seharga Rp. 25.000. Di toko
Anugrah ini mainan lato-lato terjual sebanyak 12 mainan dalam sehari.
(Rahmi, penjual mainan lato-lato, 2023).
Wawancara toko ketiga, Rahmat (38 tahun) selaku penjual mainan lato-
lato di toko Elly Jaya Toys di Jl. Pasar Raya II No. 4, Kampung Jao, Kec. Padang
Barat, Kota Padang, dia mengatakan bahwa di tokonya juga menjual berbagai
macam mainan. Salah satunya adalah mainan lato-lato. Adapun pembeli
mainan lato-lato ini juga banyak diminati oleh semua kalangan, mulai dari
4

kalangan anak-anak hingga dewasa. Setiap lato-lato yang ditawarkan kepada


pembeli harganya berbeda-beda sesuai dengan ukurannya. Lato-lato ini yang
dijual paling murah ditokonya yaitu mulai dengan harga Rp. 12.000 dan
paling mahal seharga Rp. 20.000. Di toko Elly Jaya Toys ini mainan lato-lato
terjual sebanyak 15 mainan dalam sehari. (Rahmi, penjual mainan lato-lato
2023).
Selain pemilik toko di atas penulis juga mewawancarai pembeli lato-lato,
sebagaimana yang diungkapkan oleh Randa. Dia mengatakan bahwa dia juga
memiliki mainan lato-lato sebanyak tiga buah dengan masing-masing
berbeda ukuran (Randa, pembeli mainan lato-lato, 2023). Selain itu penulis
juga mewawancarai Andika selaku pembeli mainan lato-lato. Dia mengatakan
bahwa mainan lato-lato itu hanya untuk sebagai hiburan saja (Andika,
pembeli lato-lato, 2023). Selain itu penulis juga mewawancarai Hilal selaku
pembeli mainan lato-lato. Dia mengatakan bahwa mainan lato-lato itu hanya
untuk sebagai hiburan saja ketika waktu kosong di rumah (Hilal, pembeli
mainan lato-lato, 2023).
Bisa dibayangkan dengan begitu banyak peminat mainan lato-lato ini
mulai dari kalangan anak-anak hingga kalangan dewasa sehingga akan sering
terjadi transaksi jual beli. Namun, disisi lain perlunya mengetahui bagaimana
pandangan Maqashid Syariah dalam melakukan jual beli mainan lato-lato ini.
Berangkat dari permasalahan di atas oleh karena itu penulis akan
melakukan penelitian mengenai jual beli tersebut dengan judul ” TINJAUAN
MAQASHID SYARIAH TERHADAP JUAL BELI MAINAN LATO – LATO DI
KOTA PADANG.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, yang menjadi
rumusan masalah peneliti adalah “Bagaimana Tinjauan Maqashid Syariah
Terhadap Jual Beli Mainan Lato-Lato di Kota Padang”?
5

1.3 Pertanyaan Penelitian


Adapun yang menjadi pertanyaan penelitian dalam pembahasan ini
adalah:
1. Bagaimana pengaruh bagi pemain dan masyarakat dalam memainkan
Lato-Lato?
2. Bagaimana Tinjauan Maqashid Syariah Terhadap Jual Beli Mainan
Lato-Lato di Kota Padang?
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis mengenai pengaruh bagi pemain dan masyarakat
dalam memainkan mainan lato-lato.
2. Untuk menganalisis tinjauan maqashid syariah terhadap jual beli
mainan lato-lato di kota Padang.
1.5 Signifikasi Penelitian
1. Secara Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan
pemikirin dibidang keilmuan hukum ekonomi syariah terkait tentang
bagaimana tinjauan maqashid syari’ah terhadap jual beli mainan lato-lato di
kota Padang.
2. Secara Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan:
a. Untuk dijadikan sebagai rujukan bagi peneliti berikutnya mengenai
bagaimana tinjauan maqashid syari’ah terhadap jual beli mainan lato-
lato di kota Padang.
b. Untuk memberikan sumbangan pemikiran untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang muncul dengan lebih kritis terkait tinjauan
maqashid syari’ah terhadap jual beli mainan lato-lato di kota Padang.
c. Untuk dijadikan wadah dalam belajar bagi penulis terkait tinjauan fiqh
muamalah terhadap tinjauan maqashid syari’ah terhadap jual beli
mainan lato-lato di kota Padang.
d. Untuk memenuhi syarat wajib bagi setiap mahasiswa dalam meraih
gelar sarjana hukum di Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang
6

1.6 Studi Literatur


Penulis telah melakukan tinjauan keperpustakaan dengan cara meneliti
atau menelaah karya ilmiah yang pernah ditulis orang lain. Sehingga penulis
membedakan permasalahan yang penulis buat dengan permasalahan yang
sudah ditulis oleh orang lain, karya tersebut diantaranya adalah:
Skripsi Guntur Wasiat Nim 8111413073 Prodi Studi Ilmu Hukum
Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang dengan judul “Perlindungan
Hukum Kepada Konsumen Terhadap Mainan Anak Tidak Standar
Nasional Indonesia (SNI) di Kota Semarang”. Rumusan masalah
bagaimana perlindungan hukum dan pengawasan kepada konsumen
terhadap mainan yang tidak memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) di
Kota Semarang. Kesimpulannya yaitu: pertama, perlindungan hukum kepada
konsumen terhadap mainan tidak SNI belum maksimal dalam penegakkan
hukumnya. Kedua, pengawasan sudah dilakukan setiap bulan tetapi belum
efektif, karena pengawasan tersebut untuk semua produk yang sudah wajib
SNI. Pengawasan secara khusus untuk produk mainan belum dilaksanakan.
Skripsi Nova Eka Putri Nim 1713030149 Prodi Hukum Ekonomi Syari’ah
Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang, skripsi yang berjudul
“Tinjauan Maqashid Syariah Terhadap Pembelian Mobil Niaga dengan
Sistem Kredit (Studi Kasus di Nagari Tanjung Alam, Kecamatan Tanjung
Baru, Kabupaten Tanah Datar)”. Rumusan masalah menganalisa
bagaimana pembelian mobil niaga dengan sistem kredit di Nagari Tanjuang
Alam, Kecamatan Tanjung Baru, Kabupaten Tanah Datar ditinjau dari
maqashid syari’ah. Kesimpulannya yaitu: pelaksanaan kredit mobil niaga di
Nagari Tanjuang Alam, Kecamatan Tanjung Baru Kabupaten Tanah Datar
diperbolehkan oleh Maqashid Syari’ah. Diperbolehkannya pelaksanaan kredit
karena beberapa alasan, pertama, karena kadar kemashlahannya lebih
banyak dibandingkan dengan kemudharatannya. Kemashlahatan tersebut
adalah mempermudah masyarakat untuk membeli mobil untuk memulai
usaha, memotivasi masyarakat agar giat bekerja.
7

Skripsi Anggi Pratama Suri Nim 1713030109 Prodi Hukum Ekonomi


Syariah Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang, skripsi yang berjudul
“Tinjauan Maqashid Al-Syari’ah Terhadap Bantuan Sosial Program
Keluarga Harapan (PKH) di Nagari Gurun Panjang Selatan Kecamatan
Bayang Kabupaten Pesisir Selatan”. Rumusan masalah menganalisa
bagaimana tinjauan Maqashid Al-Syari’ah terhadap Bantuan Sosial Program
Keluarga Harapan (PKH). Kesimpulannya yaitu: pelaksanaan bantuan sosial
program keluarga harapan (PKH) di Nagari Gurun Panjang Selatan,
dilaksanakan dalam beberapa tahapan. Pertama, penetatapan lokasi PKH
oleh Dinas Sosial berdasarkan pasal 4 ayat (2) dalam Permensos No. 1 Tahun
2018. Kedua, pendaftaran dilakukan melalui wali nagari setempat. Ketiga,
Pertemuan awal dan validasi data untuk mensosialisasikan PKH serta
mengecek data calon penerimaan PKH melalui data terpadu keluarga
sejahtera (DTKS). Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan (PKH)
Komponen Pendidikan di Nagari Gurun Panjang Selatan, Kecamatan Bayang,
Kabupaten Pesisir Selatan merupakan suatu upaya dalam memelihara akal
(Hifzh al-‘Aql) yang dapat mendatangkan mashlahah ditingkat hajjiyyat.
Karena dapat menghilangkan kesulitan atau memberikan kemudahan dalam
mengakses fasilitas pendidikan agar masyarakat bisa mendapatkan
pendidikan yang layak.
Melihat pada skripsi diatas penulis juga membahas tentang tinjauan
maqashid syariah tetapi pembahasannya berbeda, perbedaannya dengan
paparan diatas penulis lebih memfokuskan kepada bagaimana tinjauan
maqashid syariah terhadap jual beli mainan lato-lato itu sendiri. Di samping
itu daerah tempat penulis meneliti berbeda dengan daerah yang diteliti oleh
skripsi diatas dimana setiap daerah mempunyai tradisi tersendiri dalam
melakukan suatu hal.

1.7 Kerangka Teori

1.7.1 Pengertian Jual Beli


8

Jual beli menurut bahasa yaitu muthlaq al-mubadalah, yang berarti


tukar menukar secara mutlak, atau dengan ungkapan lain muqabalah syai’ bi
syai’ yang berarti tukar menukar sesuatu dengan sesuatu. Menurut Jalaluddin
al-Mahally pengertian jual beli secara bahasa adalah:

‫على وجو العاوضةمقابلة شيء بشيء‬


Artinya: “Tukar menukar sesuatu dengan sesuatu dengan adanya ganti
atau imbalan”(Rozalinda 2017, 63).

Adapun rukun dan syarat jual beli menurut jumhur ualama adalah
sebagai berikut:
1. Orang yang berakad (aqidain). Syarat aqidain yaitu orang yang berakad
harus berakal dan merupakan orang yang berbeda.
2. Adanya shighat (ijab qabul). Syaratnya ijab qabul harus dilakukan oleh
orang berakal, lafal qabul harus sesuai dengan ijab, dan harus dilakukan
dalam satu majelis.
3. Adanya barang yang dibeli. Syaratnya barang yang diperjual belikan
harus ada, halal, bermanfaat, milik sendiri atau milik orang lain dengan
kuasa atasnya.
4. Adanya nilai tukar barang. Syaratnya harga disepakati oleh kedua belah
pihak dan harus jelas.
Jual beli dapat dianggap sah apabila dalam pelaksaaan jual beli itu
sudah sesuai dengan ketentuan syari’at Islam yang memenuhi rukun dan
syaratnya. Apabila rukun dan syaratnya sudah terpenuhi maka proses
kepemilikan barang, pembayaran dan pemanfaatannya menjadi halal.
Bentuk jual beli sudah sangat berkembang menjadi beranekaragam
macamnya, salah satunya adalah jual beli mainan. Jual beli ini sangat rentan
dengan yang dinamakan gharar.
Meskipun demikian, namun hal ini sudah menjadi suatu kebiasaan di
kalangan masyarakat sehingga tak sedikit masyarakat yang menyukai jual
beli mainan ini. Oleh karena itu dalam hal ini adat kebiasaan mempunyai
peranan yang sangat penting sebagai salah satu dalil untuk menentapkan
9

hukum syara’. Adat kebiasaan ini bisa berupa perbuatan atau perkataan.
Hukum adat kebiasaan atau ‘urf suatu waktu bisa berubah berdasarkan masa
dan tempat, asalkan masih tetap dalam bidang perbuatan- perbuatan yang
diperbolehkan oleh Islam. Para Ulama telah menjadikan adat (Urf) sebagai
dasar hukum, asalkan tidak menimbulkan suatu kerusakan untuk merusak
suatu kemashlahatan atau menyalahi nash. (Ash-shiddiqi 1999). Seperti
dalam kaidah berikut:

‫اَلْ َع َادةُ حُمَ َّك َمة‬


Artinya: “Adat kebiasaan dapat dijadikan sebagai dasar hukum. (Djazuli 2019,
9).
Para Ulama telah menjadikan adat (‘Urf) sebagai dasar hukum, asalkan
tidak menimbulkan suatu kerusakan untuk makanan dengan sistem
prasmanan ini yang mana kegiatan transaksi ini sudah dilakukan secara terus
menerus sejak dari lama dan dipandang baik oleh masyarakat setempat
karena beberapa faktor:
1. Pembeli bisa memilih dengan bebas mainan apa saja yang mau
diinginkannya.
2. Pembeli bisa mengatur sendiri jumlah mainan yang ingin dibeli sesuai
selera, sehingga mainannya tidak hanya satu.
3. Selain mudah dalam pengambilannya, harganya juga terbilang murah
dan terjangkau.
1.7.2 Maqashid Syariah
Maqashid syariah terdiri dari dua kata, maqashid merupakan bentuk
jama’dari maqashid yang berarti maksud dan tujuan, sedangkan
syari’ah mempunyai pengertian hukum-hukum Allah yang ditetapkan
untuk manusia agar dipedomani untuk mencapai kebahagiaan hidup
didunia maupun di akhirat. Maka dengan semikian maqashid al-
syari’ah merupakan tujuan as-syari’ dalam menetapkan hukum.
Tujuan hukum tersebut dapat difahami melalui penelusuran terhadap
ayat-ayat Al-Qur’an dan sunah Rasulullah SAW. Penelusuran tersebut
menghasilkan kesimpulan bahwa tujuan asy-syari’i menetapkan
10

hukum adalah untuk kemaslahatan manusia al-mashlahah, baik di


dunia maupun akhirat (Dahlan 2014, 304).
1.8 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitiannya. Dalam hal ini penulis menggunakan
beberapa metode penelitian, yaitu:
1.8.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (field research).
Penelitian lapangan (Field Research) yaitu suatu penelitian yang dilakukan
dengan mengamati secara langsung ke lapangan untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan cara deskriptif dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah
dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Alfany 2020,10), di dalam
penelitian ini penulis akan mengamati bagaimana tinjauan maqashid syari’ah
dalam jual beli mainan lato-lato di Kota Padang.
1.8.2 Sumber Data
Dalam penelitian ini, penulis mencari data dan mengumpulkan data data
dari:
1. Data Primer
Data primer, adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber
asli, data primer secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan peneliti. (Supomo 2002, 147). Data primer pada
penelitian ini adalah penjual dan pembeli yang melakukan jual beli mainan
lato-lato di Kota Padang.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data yang dijadikan sebagai data
pendukung, misalnya lewat orang lain atau dokumen. Data sekunder adalah
buku, jurnal dan referensi lain yang relavan dengan objek penelitian.
1.8.3 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang relevan penulis menggunakan teknik
pengumpulan data yaitu:
11

1. Wawancara
Wawancara adalah salah satu metode pengumpulan data dengan jalan
komunikasi atau tanya jawab. (Supardi 2005, 121). Komunikasi tersebut
dapat dilakukan secara langsung (personal interview) maupun tidak
langsung (misalkan melalui telepon atau e-mail). (Wahyuni 2006, 85).
Penulis menggunakan wawancara secara langsung dengan cara tertulis dan
juga secara langsung kepada pembeli, penjual, dan masyarakat.
2. Observasi
Observasi adalah pengumpulan data langsung dari lapangan.
Observasi juga berarti penelitian berada bersama partisipan. Jadi penelitian
bukan hanya sekedar numpang lewat. Berada bersama akan membantu
peneliti memperoleh banyak informasi yang tersembunyi dan mungkin tidak
terungkap selama wawancara. (Semiawan 2010, 112).
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data berupa pengambilan
data berupa pengambilan gambar di sekitar objek penelitian yang akan di
deskripsikan, pembahasan yang akan membantu dalam penyusunan hasil
akhir penelitian atau bukti – bukti yang mendukung proses penelitian.
4. Informan Penelitian
Informan penelitian adalah penjual dan pembeli mainan lato-lato.
Dalam pemilihan informan, teknik yang digunakan adalah snowbol
sampling, yaitu teknik penentuan sampel yang mula-mulanya jumlah
kecil, kemudian besar (Sugiono 2009, 25). Alasan memilih teknik ini
adalah data yang diambil mampu memberikan data yang memuaskan,
jadi ketika dari satu sumber datanya masih kurang lengkap, kita bisa
mengambil data dari informan lain.

1.8.4 Teknik Analisis Data


Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah deskriptif kualitatif yaitu menganalisa, menggambarkan, menguraikan
secara sistematis yang melalui berbagai tahapan berpikir kritis-ilmiah tanpa
menggunakan hitungan, melainkan hanya berupa penalaran analisis dan
12

tanggapan terhadap fakta yang terjadi. Kemudian penulis membuat


kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain
(Moleong 2006, 248).
Data yang diperoleh dari teknik pengumpulan di atas dijabarkan
dalam bentuk pernyataan yang relevan sesuai dengan pembahasan.
Selanjutnya data yang telah terkumpul akan dilihat dari pelaksanaan jual beli
mainan lato-lato yang dilakukan oleh penjual maupun pembeli yang
memainkan mainan lato-lato di Kota Padang.
DAFTAR PUSTAKA

Alfany,Sufita. 2020. ”Sewa Menyewa Warnet Untuk Game Online Perspektif


Ijarah”. Skripsi Uin Imam Bonjol Padang. Jurusan Hukum Ekonomi
Syariah.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah. CV. Penerbit Diponegoro,


Bandung, 2010.

Hidayat, Enang. 2015. Fiqih Jual Beli. Bandung. PT Remaja Rosda Karya Offset.

Moelong, Metode Penelitian Hukum, 2015 Bandung Sinar Grafika.

Muhammad Syukri Albani Nasution dan Rahmat Hidayat Nasution, 2020.


Filsafat Hukum & Maqashid Syariah, Jakarta. Kencana.

Semiawan. R. Conny. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : Grasindo.


2010.

Supardi. 2005. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: UII


Press.

Supomo, N. I. 2002. Metodologi Penelitian Berbasis untuk Akuntansi dan


Manajemen. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta

T.M Hasbi ash-shiddiqi. Falsafah Hukum Islam, cet ke-3 Jakarta: Bulan
Bintang, 1999.

Wahyuni, M. S. 2006. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: C.V Andi


Offset.

Anda mungkin juga menyukai