Revisi Skripsi BAB I - Firdaus 1913040104
Revisi Skripsi BAB I - Firdaus 1913040104
SKRIPSI
Oleh:
FIRDAUS
1913040104
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Pertanyaan Penelitian
1.4 Tujuan Penelitian
1.5 Signifikasi Penelitian
1.6 Studi Literatur
1.7 Kerangka Teori
1.8 Metode Penelitian
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
i
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CV
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Adapun rukun dan syarat jual beli menurut jumhur ualama adalah
sebagai berikut:
1. Orang yang berakad (aqidain). Syarat aqidain yaitu orang yang berakad
harus berakal dan merupakan orang yang berbeda.
2. Adanya shighat (ijab qabul). Syaratnya ijab qabul harus dilakukan oleh
orang berakal, lafal qabul harus sesuai dengan ijab, dan harus dilakukan
dalam satu majelis.
3. Adanya barang yang dibeli. Syaratnya barang yang diperjual belikan
harus ada, halal, bermanfaat, milik sendiri atau milik orang lain dengan
kuasa atasnya.
4. Adanya nilai tukar barang. Syaratnya harga disepakati oleh kedua belah
pihak dan harus jelas.
Jual beli dapat dianggap sah apabila dalam pelaksaaan jual beli itu
sudah sesuai dengan ketentuan syari’at Islam yang memenuhi rukun dan
syaratnya. Apabila rukun dan syaratnya sudah terpenuhi maka proses
kepemilikan barang, pembayaran dan pemanfaatannya menjadi halal.
Bentuk jual beli sudah sangat berkembang menjadi beranekaragam
macamnya, salah satunya adalah jual beli mainan. Jual beli ini sangat rentan
dengan yang dinamakan gharar.
Meskipun demikian, namun hal ini sudah menjadi suatu kebiasaan di
kalangan masyarakat sehingga tak sedikit masyarakat yang menyukai jual
beli mainan ini. Oleh karena itu dalam hal ini adat kebiasaan mempunyai
peranan yang sangat penting sebagai salah satu dalil untuk menentapkan
9
hukum syara’. Adat kebiasaan ini bisa berupa perbuatan atau perkataan.
Hukum adat kebiasaan atau ‘urf suatu waktu bisa berubah berdasarkan masa
dan tempat, asalkan masih tetap dalam bidang perbuatan- perbuatan yang
diperbolehkan oleh Islam. Para Ulama telah menjadikan adat (Urf) sebagai
dasar hukum, asalkan tidak menimbulkan suatu kerusakan untuk merusak
suatu kemashlahatan atau menyalahi nash. (Ash-shiddiqi 1999). Seperti
dalam kaidah berikut:
1. Wawancara
Wawancara adalah salah satu metode pengumpulan data dengan jalan
komunikasi atau tanya jawab. (Supardi 2005, 121). Komunikasi tersebut
dapat dilakukan secara langsung (personal interview) maupun tidak
langsung (misalkan melalui telepon atau e-mail). (Wahyuni 2006, 85).
Penulis menggunakan wawancara secara langsung dengan cara tertulis dan
juga secara langsung kepada pembeli, penjual, dan masyarakat.
2. Observasi
Observasi adalah pengumpulan data langsung dari lapangan.
Observasi juga berarti penelitian berada bersama partisipan. Jadi penelitian
bukan hanya sekedar numpang lewat. Berada bersama akan membantu
peneliti memperoleh banyak informasi yang tersembunyi dan mungkin tidak
terungkap selama wawancara. (Semiawan 2010, 112).
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data berupa pengambilan
data berupa pengambilan gambar di sekitar objek penelitian yang akan di
deskripsikan, pembahasan yang akan membantu dalam penyusunan hasil
akhir penelitian atau bukti – bukti yang mendukung proses penelitian.
4. Informan Penelitian
Informan penelitian adalah penjual dan pembeli mainan lato-lato.
Dalam pemilihan informan, teknik yang digunakan adalah snowbol
sampling, yaitu teknik penentuan sampel yang mula-mulanya jumlah
kecil, kemudian besar (Sugiono 2009, 25). Alasan memilih teknik ini
adalah data yang diambil mampu memberikan data yang memuaskan,
jadi ketika dari satu sumber datanya masih kurang lengkap, kita bisa
mengambil data dari informan lain.
Hidayat, Enang. 2015. Fiqih Jual Beli. Bandung. PT Remaja Rosda Karya Offset.
T.M Hasbi ash-shiddiqi. Falsafah Hukum Islam, cet ke-3 Jakarta: Bulan
Bintang, 1999.