BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Dalam bidang ekonomi menjelaskan tentang dua sistem yaitu system ekonomi islam
dan system ekonomi konvensional. Perbedaan antara sistem ekonomi islam dan system
ekonomi konvensional adalah tidak diterapkannya bunga sebagai pranata beroperasinya
system ekonomi tersebut. Dalam system ekonomi islam, bunga dapat dinyatakan sebagai riba
yang “haram” hukumnya menurut syariah islamiyah. Sebagai gantinya, system ekonomi
islam menggantinya dengan pranata “bagi hasil” yang dihalalkan oleh syariah islamiyah
berdasarkan Al-Qur’an dan Al-hadits.
Masalah yang kita hadapi saat ini adalah apakah persoalan yang menyangkut urusan
bank harus dikaitkan dengan hukum islam atau tidak. Ada golongan yang berpendapat bahwa
Bunga uang tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan bank, sementara golongan lain
menyatakan agar Bunga bank dihindarkan dengan kegiatan bank. Dengan begitu bunga
merupakan pokok persoalan yang utama. Apakah yang dimaksudkan dengan bunga? Bunga
atau riba, berdasarkan hukum islam, merupakan tambahan pada modal yang dipinjamkan, dan
ini berarti meliputi segala macam bentuk Bunga dalam kehidupan modern. Bunga merupakan
suatu tindakan balas jasa, tetapi dalam Al-Qur’an secara jelas dinyatakan bahwa hukumnya
haram. Banyak pandangan yang diberikan oleh berbagai pihak agar system bunga
dihapuskan, dan Nabi Muhammad SAW sendiri juga berusaha menghapuskannya, bahkan
sampai ke akar-akarnya, dengan cara mencegah semua kegiatan yang menggunakan system
bunga. Para ahli fikih telah membuat suatu garis pemisah antara tujuan dan penegasan
pengharaman dengan yang diharamkan melalui cara pencegahan.
Bank merupakan suatu badan usaha yang kegiatan usahanya menghimpun dana
(funding) dan menyalurkan dana (financing), sering disebut juga sebagai lembaga
intermediary. Dalam fungsinya sebagai lembaga intermediari antara pihak yang kelebihan
dana dengan pihak yang membutuhkan dana, selain bank menghimpun dana bank juga harus
menyalurkan dana tersebut kepada pihak yang membutuhkan dana dalam bentuk
kredit/pembiayaan.
Pada saat sekarang ini perbankan syariah sudah banyak bermunculan diindonesia baik
itu dipusat maupun itu didaerah. Untuk itu perlu rasanya kita mengetahui apa itu perbankan,
serta karateristik perbankan itu bagaimana, dan apa saja unsur unsur yang ada didalamya
serta dari mana saja modal yang diperoleh baik bank secara umum maupun secara syariah.
Tapi pada saat sekarang ini, dalam mata kuliah manajemen dana bank syariah ini
pemakalah akan mencoba membahas tentang permodalan dalam perbankan syariah. Bank
syariah adalah lembaga keuangan yang bergerak dalam proses pengumpulan dan penyaluran
dana dari masyarakat untuk masyarakat yang membutuhkan. Selain dana yang dikumpulkan
dari masyarakat tentu ada dana yang berasal dari pemilik atau sumber lainnya. Untuk itu
penulis akan mencoba membahas tentang permodalan ini secara lebih mendalam.
Rumusan Masalah
Pada kesempatan kali ini dalam permodalan perbankan syariah ini penulis akan
menguraikan tentang:
A. Pengertian Bank
B. Fungsi Bank
C. Jenis Bank
D. Sumber Sumber Dana Bank Umum
E. Sumber Sumber Dana Bank Syariah
Tujuan
Dari makalah ini penulis mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua terutama sekali bagi kami penulis makalah ini sendiri. Semoga dengan ditulisnya
makalah ini dapat menambah wawasan kita tentang perbankan syariah, khususnya bagaimana
permodalan dalam perbankan syariah itu sendiri.
BAB 11
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN BANK
Umumnya masyarakat mengenal bank sebagai badan usaha yang bertugas untuk
menghimpun dana, mengelola dan menyalurkannya kepada masyarakat pengguna jasa bank.
Secara terminologi istilah “Bank” berasal dari bahasa Italy “banca” yang berarti “bence”
yaitu suatu bangku tempat duduk yang biasa digunakan oleh para bankir Italy dihalaman
pasar pada saat memberikan pinjaman-pinjaman.
Menurut kamus ekonomi, bank dapat didefinisikan sebagai badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Menurut UU No. 10 Tahun 1998, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Menurut Peraturan Standar Akuntansi Keuangan nomor 31, Bank adalah suatu lembaga
yang berperan sebagai perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana
dan pihak-pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar
lalu lintas pembayaran. Menurut transaksinya bank dapat dibedakan menjadi Bank Devisa
dan Bank Non Devisa. (Irmayanto, 2002).
Dari definisi bank di atas dapat ditarik kesimpulan, yaitu bank merupakan suatu lembaga
dimana kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, seperti
tabungan, deposito, maupun giro, dan menyalurkan dana simpanan tersebut kepada
masyarakat yang membutuhkan, baik dalam bentuk kredit maupun bentuk-bentuk lainnya.
Bank sebagai perantara keuangan (financial intermediary)” Maksudnya adalah bank
menjadi perantara keuangan antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak
yang membutuhkan dana (defisit unit).“Bank memiliki fungsi sebagai “Agen Pembangunan”
(Agent of Development)” Sebagai badan usaha, bank tidaklah semata-mata mengejar
keuntungan (profit oriented), tetapi bank turut bertanggung jawab dalam pembangunan
nasional dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dalam hal ini bank juga
memiliki tanggung jawab sosial.
B. FUNGSI BANK
Fungsi utama dari bank adalah menyediakan jasa menyangkut penyimpanan nilai dan
perluasan kredit. Evolusi bank berawal dari awal tulisan, dan berlanjut sampai sekarang di
mana bank sebagai institusi keuangan yang menyediakan jasa keuangan. Sekarang ini bank
adalah institusi yang memegang lisensi bank. Lisensi bank diberikan oleh otoriter supervisi
keuangan dan memberikan hak untuk melakukan jasa perbankan dasar, seperti menerima
tabungan dan memberikan pinjaman.
Fungsi perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun, penyalur dan pelayan jasa dalam
lalulintas pembayaran dan peredaran uang di masyarakat yang bertujuan menunjang
pelaksanaan pembangunan nasional, dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan
ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.
Secara ringkas fungsi bank dapat dibagi menjadi sebagai berikut:
a. Penghimpun dana.
Untuk menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dana maka bank memiliki beberapa
sumber yang secara garis besar ada tiga sumber, yaitu:
1) Dana yang bersumber dari bank sendiri yang berupa setoran modal waktu pendirian.
2) Dana yang berasal dari masyarakat luas yang dikumpulkan melalui usaha perbankan seperti
usaha simpanan giro, deposito dan tabanas.
3) Dana yang bersumber dari Lembaga Keuangan yang diperoleh dari pinjaman dana yang
berupa Kredit Likuiditas dan Call Money (dana yang sewaktu-waktu dapat ditarik oleh bank
yang meminjam).
b. Penyalur/pemberi kredit.
Bank dalam kegiatannya tidak hanya menyimpan dana yang diperoleh, akan tetapi untuk
pemanfaatannya bank menyalurkan kembali dalam bentuk kredit kepada masyarakat yang
memerlukan dana segar untuk usaha. Tentunya dalam pelaksanaan fungsi ini diharapkan bank
akan mendapatkan sumber pendapatan berupa bagi hasil atau dalam bentuk pengenaan bunga
kredit. Pemberian kredit akan menimbulkan resiko, oleh sebab itu pemberiannya harus benar-
benar teliti dan memenuhi persyaratan. Mungkin Anda pernah mendengar beberapa bank
dilikuidasi atau dibekukan usahanya, salah satu penyebabnya adalah karena banyak kredit
yang bermasalah atau macet.
c. Penyalur dana.
Dana-dana yang terkumpul oleh bank disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk
pemberian kredit, pembelian surat-surat berharga, penyertaan, pemilikan harta tetap.
Jika fungsi di atas diklasifikasikan lagi maka fungsi bank dibagi menjadi :
a. Fungsi Utama, meliputi :
1) Penghimpun dana,
2) Pembiayaan;
3) Peningkatan faedah dari dana masyarakat;
4) Penanggung resiko.
b. Fungsi Tambahan, meliputi :
1) Memberikan fasilitas pengiriman uang;
2) Penggunaan cek;
3) Memberikan garansi bank.
Fungsi bank yang dikemukakan di atas, secara umum merupakan fungsi bank umum,
adapun fungsi dari bank sentral adalah:
Bahsan, M. 2005, Giro dan Bilyet Giro Perbankan Indonesia, Jakarta, PT Grafindo Persada.
Harapan, Sofyan Safri, 1993, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, 2003, Edisi kedua,
KerjasamaDewan syariah Nasional, Majelis Ulama Indonesia, Bank Indonesia.
Hasibuan, malayu,2002, Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta, Bumi Aksara.
Henricus W. Ismanthono, September, (2003), Kamus Istilah Ekonomi Populer (cetakan pertama),
Jakarta, PT Kompas Media Nusantara.
Irmayanto, Juli, (2001), Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: Media Ekonomi Publishing-
Universitas Trisakti.
Maryanto Supriyono, 2011, Buku Pintar Perbankan, Yogyakarta, CV Andi Offset.
Muhammad, 2005, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta, AMP YKPN.
Muhammad Muslehuddin, juli, (1994), Sistem Perbankan Dalam Islam (cetakan kedua), Jakarta, PT
Rineka Cipta.
Munir Fuady, Hukum Perbankan Modern, Cetakan ke-1, Bandung, 1999.
Republik Indonesia, (1998), Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-
Undang No 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, Jakarta.
Sinungan, Muchdarsyah, 1999, Manajemen Dana Bank, Jakarta, Bumi Aksar.
Slamet Wiyono, November, (2005), Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syariah
Berdasarkan PSAK dan PAPSI, Jakarta, PT Grasindo.
Syarif Arbi, 2003, Mengenal Bank dan Lembaga non Bank, Jakarta, PT Djambatan.
Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, 2003, Konsep, Produk dan
Implementasi Operassional Bank Syariah (cetakan kedua), Jakarta, Djambatan.
Wiroso, 2005, Penghimpun Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah, Jakarta, PT Grasindo.
Zainul Arifin, 2002, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta, Alvabet.
http://tesisdisertasi.blogspot.com/2010/09/sumber-sumber-dana-bank.html
http://www.bi.go.id
Diposkan oleh verdyant di 20.59
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
2 komentar:
1.