Anda di halaman 1dari 34

BAB II.

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1. PerbankansSyariah

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Bank.merupakan badan

usaha di bidang keuangan yang bisa melaksanakan aktivitas menariksserta

mengeluarkan uang dari masyarakat, paling utama membagikan kredit

serta jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang. Penafsiran

bank bagi UU RI Nomor. 10 Tahun 1998 merupakan institusi usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk angsuran dan atau

bentuk- wujud yang lain dalam rangka meningkatkan derajat hidupsorang

banyak. Bank Syariah yakni badan yang menghimpun anggaran dari pihak

yang surplus kemudian disalurkan padaspihak yang kekurangan

dengansprinsipssyariah.

Sedangkan difinisi perbankanssyariah pada UU RI Nomor. 21 tahun

2008 pasal 1 ayat 1 merupakan seluruh suatu yang menyangkut tentang Bank

Syariah ataupun Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, aktivitas

usaha, dan metode serta proses dalam melakukan aktivitassusahanya. Dalam

pasal 1 ayat 7 disebutkan bank syariah merupakan bank yangmenjalankan

aktivitas usahanya bersumber pada prinsip syariah serta bagi jenisnya terdiri

atas bank Bank Universal Syari’ ah sertasBank Pembiayaan Rakyat Syariah.

Bankssyariah atau perbankan Islam adalah suatu system perbankan yang

dibesarkan bersumber pada syari’ ah (hukum) Islam.

16
17

2.1. 1. Fungsi Bank Syari’ah

Undang-undang tentang perbankan, yaitu pada Pasal 4 UU

Nomor 21 Tahun 2008 syari’ah, menyatakansbahwa

BankSyari’ahsadalah badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada

masyaraka dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya. Julius

(2011) menjelaskan selain fungsi utama sebagai lembaga

intermediary, bank juga memiliki fungsi lain yaitu:

1. Agent of Trust

Fungsi ini menunjukkan bahwa aktivitas intermediasi yang

dilakukan oleh dunia perbankan dilakukan berdasarkan asas

kepercayaan, baik dari masyarakat (nasabah) kepadaa Bank

maupun sebaliknya kepercayaan Bank kepadaa nasabah. Dengan

kepercayaan masyarakat terhadap kredibilitas dan eksistensi

Bank, maka kegiatansBank dalamsmenghimpun dana dari

masyarakat masyarakat (nasabah) akan dapat terlaksana, karena

tanpa kepercayaan maka masyarakat tidakakan menitipkan

dananya pada Bank. Aspek kepercayaan juga meliputi konsistensi

dankejujuran nasabah dalam menggunakankredit yang diberikan

serta.berkaitan dengan kemampuan.nasabah untuk.membayar

kembali pinjaman yang diterimanya dari Bank.


18

2. Agent of Development

Peranan ini berkaitansdengan tanggung jawab bank dalam

mendukungskelancaran transaksiekonomi yang dicoba oleh tiap

pelaku ekonomi. Dalam kegiatan ekonomi, peran Bank sebagai

lembagakeuangan tentu mempunyai peran yang sangat strategis

yaitu dalam kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi, sehingga

bank dapat menjadi jembatan yang menjembatani segala

kepentingan pelaku ekonomi dalam menunjang aktifitas

ekonominya tersebut.

3. Agent of Service

Industri perbankan merupakan lembaga yang bergerak di

bidang jasa keuangan ataupun jasa non keuangan. Selaku

bank,disamping membagikan pelayanan jasa keuangan, hingga

bank pula turutsserta dalam membagikan jasa pelayanan yang lain

semacam jasa kotak pengaman (safetybox), jasa transfer (payment

order,jjasa penagihan, ataupun inkaso(collection) yang dikala ini

sudah mengaalami pergantian dengan nama city clearing.

Sehingga bisa dimengerti kalau sebetulnya guna bank dikala ini

tidak sebatas selaku lembaga intermediasi saja, tetapi pula

mempunyai fungsi- fungsi yang lain. (Julius , 2011)


19

2. 1. 2. Jenis-jenis Bank Syari’ah

Menurut jenisnya, bank syariah terdiri dari tiga macam, yaitu :

1) Bank Umum Syariah

Bank Umum Syariah ialahbank syariah yang dalam

kegiatannya membagikan pelayanan didalam lalu lintas

pembayaran. B U S bisa berupaya selaku bankdevisa serta

bank nondevisa. Bank devisa merupakan bankyang bisa

melaksankan bisnis ke luarnegeri ataupun yang berkaitan

dengan matauang asing dengan cara keseluruhan semacam

inkaso ke luar negara, pengiriman ke luarnegeri, pembukaan

letterofcredit, serta semacamnya.

2) Bank.Pembiayaan Rakyat.Syariah

Bank.Pembiayaan rakyat.syariah merupakan bank.syariah

yang.tida .melayani lalu lintas.pembayaran.Wujud.badan

hukum BPRS merupakan perseroan.terbatas, BPRS.hanya

boleh.dimiliki.oleh.WargaaNegaraaIndonesia dan/ atau.badan

hokum.Indonesia, pemerintahan.daerah, .atau kemitraan antara

WNI.dan.badan.hokum Indonesia dengan pemerintahan

daerah.

3) Unit.Usaha.Syariah

Unit.usaha.syariah. (UUS) merupakan bagian kegiatan

dari.kantor.pusat bank umum.konvensional yang.berperan

sebagai.kantor.pusat dari kantor.UUS, ataupun dengan tutur


20

lain ialah unitkerja di kantorcabang dari sesuatu bank yang

berada di luar. .negeri yang melakukan kegiatan..usaha

secarakonvensional yang berperan selaku kantor utama dari

kantor cabang pembantu syariah ataupun yang berada

satutingkat dibawah dewan bank umum koonvensional

tersebut, UUS bisa berupaya selaku bank devisa serta bank non

devisa (Soemitra, 2009: 61-62).

2. 1. 3. Prinsip-prinsip Bank Syariah

Menurut Veithza, et. All. 2010, “ Karakteristik yang

terkenal dari Bank Syari’ah adalah kesamaan dan keadilan melalui

pembagian keuntungan dankerugian setam elarang bunga”.(Veithza,

et. All, 2010). Sedangkan prinsip untuk bank Syariah yaitu :

a. Melarang Bunga

Bunga.dilarang keras.dalam Islam.dan.dipahami.sebagai

keharaman (tidakdiijinkan). Kaum muslim dilarang baik

menerima maupun memberi bunga. Islam.hanya mengakui.satu

tipe.pinjaman.ialah Qardhul.Hasan ( pinjaman.yang murah.hati)

alhasil kreditur tidak.dikenakan.bunga ataupun bonus nilai.dari

anggaran.pinjamannya.

b. Pembagian yang Seimbang

Islam mencegah terdapatnya riba. Bank selaku fasilitator

anggaran buat modal kepsda wiraswasta yakni dengan bermacam


21

efek dalam bidang usaha ataupun dalam pemberian profit.

Desakan Islam pada kalangan muslimin guna menanam uang

mereka serta menjadi rekan dengan bersama memberi resiko serta

profit dalam bidang usaha. Skema dari penghitungan resiko serta

hasil bertentangan antara bank Islam dengan bank konvensional,

psda Bank konvensional, peminjam tanpa memperhitungksn profit

ataupun rugi dari upaya, wajib melunasi utama pinjaman dengan

bunga, hal ini tidak terjadi pada Bank Syari’ah yang memiliki

prinsip pembagian yang adil.

c. Uang.sebagai.Modal.Potensial

Uang bagi pemikiran Islam hanya sekedar alat tukar. Alhasil

tidakada nilai dalam dirinya sendiri. Karenanya, tidak diijinkan

memperhitungkan nilai besar dengan pembayaran bunga tetap, kala

menaruh di bank maupunketika meminjamkan duit pada seorang.

Duit psda awal mulanya menjadi modal potensial setelah itu bisa

jadi modal riil hanyaketika uang digabung dengan sumberdaya

yang lainnys ysng bertanggung jawab dalam melaksanakan

kegiatan yang bernilai produktif.

d. Melarang Gharar

Gharar (ketidakpastian yang besar) serta masyir( gambling)

dilarang dalam sistem finansial islam. Dengan ini, transaksi

keuangan yang dilaksanakan terbebas dari ketidakpastian, faktor

spekulasi ataupun resiko.


22

e. Kontrak.yang.Suci

Tanggung.jawab.kontrak.dan bertanggung jawab dalam

memberikan.data yangqutuh, ialah prinsip yang dipegang oleh

Bank Islam. Aktivitas ini dimaksudkan utuk mengurangi efek

asimetri data serta pula resiko akhlak. Pihak- pihak yang ikut serta

dalam kontrak wajib memiliki wawasan yangbaik mengenai

produk yang dimaksud untukdipertukarkan sebagaihasilqdari

kegiatan ekonomi yang dijalani. Masing- masing pihak pula tidak

bias menentukan sebelumnya jaminan profit, atas dasar prinsip

ketidak pastian profit, dengan penafsirsn yang.ketat, tidak

mengijinkan nasabah bertanggungjawab buat melunasi utama

pinjaman ditambah jumlah angka inflasi. Pantangan ini pula bisa

mencegah pihak yang lemah dari spekulasi.

f. Kegiatan Syariah yang disetujui

Kegiatan Bank.Islam, ialah aktifitas yang cocok dengan

determinasi syariah. Selaku ilustrasinya merupakan, pantangan

pemodalan psda bidang usaha yang terpaut alkohol serta pertaruhan.

Bank Islam seharusnya dapatmembangun Syariah SupervisoryBoard

terdiri dari hokum syariah yang berperan selaku advokat buat bank

serta pengaudit syariah yang independent. Mereka bertanggungjawab

untukmeyakinkan kalau aktivitas bank Islam sesuai dengan hukum

islam.
23

Seperti.yang.dijelaskan.dalam.al-Qur’an. (QS. An Nisa ayat 29);

Yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan

jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu.

Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah

Maha Penyayang kepadamu.” (QS An-Nisa‟ ayat 29)

2. 1. 4. Prinsip Kegiatan Bank Syari’ah

Bank syariah harus menjalankan kegiatannya berdasar pada

batasan-batasan syariat Islam, yaitu menerapkan prinsip-prinsip yang

sejalan dannselaras dengan syariat Islam. Adapun beberapa prinsip

kegiatan bank.syariah tersebut menurut Syafi’I Antonio, (2001: 23)

yaitu :

1. Prinsip Titipan atau Simpanan (AlWadiah)

Al-wadiah.disebut.jugasebagai.titipan murni.dari satu.pihak.kepihak

lain,baik individu.maupun badan.hukum, yang.harus dijagaadan

kapan saja dapat dikembalikan.pada.si penitip jika.dikendaki.

Secara umum terdapat dua jenis al-wadiah, yaitu :

a) Wadiah Yad Al-Amanah (Trustee Depository) merupakan akad

penitipan benda ataupun uang dimana pihak penerima titipan

tidak diperkenankan memakai pesanan uang ataupun benda


24

serta tidak bertanggungjawab atas hilang ataupun rusaknya

titipan yang bukan disebabkan aksi ataupun kelengahan

penerima titipan. Ada pula aplikasinya dslam perbankan

syariah berbentuk produk safedepositbox.

b) Wadiah Yad adh-Dhamanah (Guarantee Depository)

merupakan akad penitipan benda atau uang dimana pihak

penerima titipan dengan ataupun tanpa permisi pemilik benda

atau uang bisa menggunakan benda atauuang titipan serta

wajib bertanggungjawab atas rusak barang atau uang ataupun

hilangnya titpan. Semua keuntungan serta manfaat yang

didapat dalam pemanfaatan benda atau uang pesanan jadi hak

penerimantitipan. Prinsip ini diterapkan dalam produk dana

serta giro.

2. Prinsip0Bagi0Hasil0 (Profit0Sharing)

Sistem.ini merupakan system yang meliputi tata

cara.pembagian hasil usaha antara penyedia dana dengan

pengelolaan dana.

Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini ialah:

a. Al –Mudharabah

Al- Mudharabahmerupakan akad kerjasama upaya antara 2

pihak dimana terdapat pihak yang menjadi

pengelola( mudharib) serta pula terdapat pihak yang

sediakan semua (100%) modal( shahibul maal). Profit usaha


25

dengan cara mudharabah dibagi sesuai perjanjian bersama

yang tertuang dalam kontrak, sedangkan bila rugi dijamin

oleh pemodal sepanjang kehilangan itu bukan akibat

kelengahan pengelola. Seandainya kerugiannya disebabkan

dari ketakjujuran ataupun kelengahan pengelola, pengelola

itu wajib bertanggung jawab atas kerugian itu. Akad

mudharabah dengan dibagi jadi 2 tipe:

1) Mudharabah Muthlaqah

Merupakan wujud kerjasama antara shahibul maal sert

mudharib yang cakupannya amat besar serta tidak

dibatasi oleh durasi, detail tipe upaya, ataupun wilayah

bidang usaha.

2) Mudharabah Muqayyadah

Merupakan wujud kerjasama antara shahibul maal

serta mudharib dimana mudharib memberi batas

padaashahibul maal dalam hal metode,tempat, serta

obyek pemodalan.

b. Al-Musyarakah

Al-mmusyarakah merupakan akad kerjasama antara

duapihak ataupun lebih buat sesuatu upaya khusus dimana

masing-masingpihak membagikan partisipasi modal dengan

perjanjian apabila risiko dan keuntungan akan dijamin


26

bersama sesuaidengan perjanjian. Dua modelaal-

musyarakah:

1) Musyarakah pemilikan, tercipta karena wasiat, warisan,

atau kondisi lain yang mengakibatkan pemilikan satu

aset oleh dua orang atau lebih.

2) Musyarakah akad, tercipta melalui kesepakatan

diantara dua orang atau lebih dimana saling setuju

bahwatiap-tiap orang memberikanmodal musyarakah.

3. Prinsip Jual Beli (Al-Tijarah)

At tijarah merupakan system yang mempraktikkan tata cara

jual beli, dimana bank hendak membelitterlebih dulu benda yang

diperlukan ataupun mengangkat nasabah sebagai perwakilan bank

buat melaksanakan pembelian benda atas nama bank, setelah itu

bank menjual benda itu pada pelanggan dengan harga sejumlah

harga beli ditambah profit (margin). Sehingga bermplikasi pada:

a. Al-Murabahah

Murabahah ialah kesepakatan jual beli barang dengan

menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang

disetujui oleh penjual dan pembeli.

b. Salam

Salam merupakan akad jual beli barang pesanan dengan

penangguhan pengiriman oleh pedagang serta pelunasannya

dengan secepatnya oleh pembeli sebelum benda pesanan


27

tersebut diterima dengannsyarat- ketentuan khusus. Bank bisa

berperan selaku pembeli ataupun pedagang dalam sesuatu bisnis

damai. Jika bank bertindakssebagai pedagang setelah itu

memesan pada pihak lain untuk sediakan benda pesanan dengan

cara salam maka halini disebut salam paralel.

c. Istishna’

Istishna’ merupakan akad jual beli antara konsumen serta

produsen yang pula berperan sebagai pedagang. Metode

pembayarannya bisa berbentuk pembayaran dimuka, angsuran,

ataupun ditangguhkan hingga waktu durasi khusus. Benda

pesanan harus diketahui karakteristiknya dengan cara biasa

yang mencakup: detail teknis, tipe, mutu, serta kuantitasnya.

Bank bisa bertindak selaku pedagang atau konsumen. Bila bank

bertindak sebagai penjual kemudian memesan pada pihaklain

buat sediakan barangpesanan dengan metode istishna makaaini

adalah istishna parallel

4. Prinsip Sewa (Al Ijarah)

Al0Ijarah merupakan akad pemindahan hak untuk atas benda

ataupun pelayanan, lewat pembayaran imbalan sewa, tanpa diiringi

denganpemindahan hak kepemilikan atas benda itu sendiri. alijarah

dibagi 2 tipe:( 1)iIjarah, sewa murni. (2) ijarah almuntahiya

bittamlik ialah pencampuran sewa serta beli, dimana sipenyewa

memiliki hak buat mempunyai benda pada akhir periode sewa.


28

5. Prinsip Jasa (Fee-BasedService)

Prinsip jasa ini meliputi seluruh layanan non pembiayaan yang

diberikan oleh bank. Bentuk produk berdasarkannprinsip iniyyaitu:

a. Al-Wakalah

Nasabah memberikuasa kepadabank untukmewakili

dirinya melakukan aktifitas jasatertentu, contohnya

transfer.

b. Al-Kafalah

Jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada pihak

ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang

ditanggung.

c. Al-Hawalah

AlHawalah adalah pengalihan utang dari orang yang

berutang kepada oranglain yang wajib menanggungnya.

Kontrak hawalah dalam perbankan biasanya diterapkan

pada Post-datedcheck, Factoring(anjak piutang),dimana

bankbertindak sebagaijjuru tagih tanpa membayarkan dulu

piutang tersebut.

d. Ar-Rahn

A-Rahn adalah menahan salah satu harta milik sipeminjam

sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang

yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan

demikian, pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk


29

dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian

piutangnya. Secara sederhana, bahwa rahn adalah semacam

jaminan utang atau gadai.

e. Al-Qardh

Al-qardh merupakan pemberian harta pada orang lain

yang,bias ditagih ataupunndimohon kembali ataupun

dengan kata lain meminjamkan tanpa menginginkan

balasan. Produk ini dipakai buat menolong usaha kecil serta

kepentingannsosial. Danaaini didapat dariaanggaranzzakat,

infaq serta shadaqah.

Bank syariah merupakan bank yang berdiri atas pilar- pilar yang

berawal dari Al- Qur‟an, As- Sunnah, serta hokum islam yang mencegah

bunga dalam tiap aktivitas yang dikerjakannya. (Auzir, 2011:78).

Tentang itu nyata menerangkan jika dalam penerapannya perbankan

syariah bberbeda dengan bank konvensional. Dalam kegiatan

pendanaan misalnya, bank syariah mempraktikkan kontrak bagi hasil

profit serta kerugian semacam mudharabah, wadiah serta wakalah.

2. 1. 5. Persamaan dan Perbedaan Bank Syari’ah dengan Bank

Konvensional

Adaasejumlah persamaan antara Bank konvensional dannbank

syariah utamanya mengenai hal penerapan penerimaan uang, penggunaan

teknologi computer proses transfer , juga mengenai ketentuan umum yang


30

menjadi syarat untuk meperoleh pembiayaan sepertib diperlukannya

dokumen-dokumen seperti KTP, NPWP, lapora nkeuangan, proposal, dsn

sebagainya. Perbedaan mendasar diantara keduanyaa yaiitu menyangkut

struktur organmisasi, aspek legal, bisnis yang dibiayai serta lingkungan

kerja (Antonio, 2001).

Banksssyariah adalah bank dengan sistem operasional yang khas

yaitu tidak menggunakan sistem bunga, namun dengan berdasarkan

kepadaaaprinsip-prinsippyyang sesuaidddengan SyariaaaIslam. Dalam

memastikan return, bank syariah tidak menggunakan sistem bunga, namun

memakai rancangan pembagian sesuai dengan akad yang diperjanjikan

Selanjutnya ini merupakan perbandingan antara bank syariah serta bank

konvensional antara lain dalam bagan selanjutnya di bawah ini :

Tabel 2.1
Perbedaanz antaraz Bank Syariahz dan
Bankz Konvensional

Karakteristik Bank Syari’ah Bank Konvensional


Investasiz Investasi Investasi,tidak
hanyadiperuntukkan hanya mempertimbangkan halal atau
kepada proyek ataupun haram asalkan proyek yang di
produk yang halal menurut biayai menguntungkan.
syariah islam serta
Jenis returnzyang menguntungkan.
Retrun yang dibayarddan/ Returnnbaik yangddi bayar
diberikan atauuyang diterima berasal Kepada nasabah peyimpan
darippendapatamn atau dana dan return yang di
bagihasil nerdasarkan terima dari nasabah
prinsippsyariah pengguma dana yaitu
Jenis Akad/ perjanjian Perjanjian di buat dalam berupabunga.
Perjanjian menggumnakan
bentuk akad sesuaidengan Hukumpositif
syariah islam.
31

Orientasizpembiayaan Orientasipembiayaan, Orientasi pembiayaan,


ztidak Yaitu hanyauntukmemperoleh
hanyaauntukkkeuntungan keuntungan dari uang yang
akan tetapijjuga falah dipinjamkan
oriented, yaitu beriorentasi
padaz kesejahteraan
masyarakat
Hubunganznasabah Hubungannantaraabank Hubungannantaraabankddan
dannnnasabah adalahzmitra nasabahzadalahzkreditorzdan
debitor
DewanzPengawas Dewan pengawas terdiri Dewan pengawaszterdiri dari
dari Bak Indonesia, BI, Dependen, dan
Bapepam, Komisaris,dan Komisaris
Dewan Pengawas Syariah.
Cara penyelesaian Penyelesaian sengketa, Penyelesaiain sengketa
konflik diupayakan melaalui pengadilanznegri
dapatdiselesaikan dengan setempat
cara musyawarah antara
bank dan nasabah, melalui
peradilanzagama.
Sumber : Ismail (2011)

2. 1. 6. Maqashid Syariah

Maqashid Syariah, dari bagian asal katanya terdiri dari 2 kata, ialah

dari kata maqashid serta syariah. Kata maqashid ialah wujud jamak dari

maqshad yang berarti arti serta tujuan, sebaliknya syariah memnpunyai

maksud jalur ke pangkal mata air, ialah jalur lurus yang wajib diiringi oleh

setiap mukmin. Syariat adalah jalur hidup mukmin, syariat muat selengkap

hukum Allah yang diresmikan selaku prinsip buat orang agar bisa

menggapai kebahagian hidup di bumi maupunn di alam akhirat. (Asmawi,

z2012: 108). Maka maqashidsyariah dapat dipahami sebagai tujuan

yang hendak dicapai dari suatu penetapan hokum. (Jaya, 1996: 5).
32

Adapun, beberapa pengertian tentang Maqashid Syariah dari istilah

katanya dikemukakan oleh beberapa ulama’ terdahulu yaitu :

1. Imam al-Ghazali :

“Penjagaan terhadap maksud dan.tujuan syariah adalah upaya

mendasar untukzbertahan hidup, menahan semua.faktorzkerusakan

danzmendorong terjadinyazkesejahteraan”.

2. Imam al-Syahibi :

“Maqashidzada 2 hal, yang pertama berkaitandengan tujuan Tuhan

selaku pembuat syariah; dan kedua berkaitan dengan keinginan

mukallaf”. Kembali kepada maksud syari’ (Allah) adalah kemaslahatan

untuk hambaNya baik di dunia maupun di akhirat kelak. Dan kembali

kepada maksud mukallaf (manusia) adalah ketika hamba-Nya

dianjurkan untuk hidup dalam kemaslahatan di dunia dan akhirat. Yaitu

dengan menghindari segala bentuk kerusakan di dunia. Sehingga

diperlukan adanya penjelasan mengenai kemaslahatan(maslahah) dan

kerusakan (mafsadah).

3. Alal al-Fasi :

“MaqashidSyariah merupakan tujuan pokoksyariah danrahasia dari

setiap hokum yang ditetapkan Tuhan”.

4. Ahmad al-Raysuni :

“Maqashid Syariah merupakan seperangkat tujuan yang telah

ditetapkan oleh syariah untuk dicapai demi kemaslahatan manusi”.


33

5. Abdul Wahab Khallaf :

“Tujuan umum ketika Allah menetapkan hukum-hukum-Nya adalah

untuk mewujudkan kemaslahatan manusia dengan terpenuhinya segaala

kebutuhan yang dlaruriyah, haajiyah, maupunt ahsiniyah”.

Dari pengertian yang disampaikan oleh ulama’-ulama’ terdahulu

diatas tentang pengertian MaqashidSyariah, makadapat diambil kesimpula

nbahwa Maqashid Syariah adalaah maksud Allah selaku pembuatsyariah

untuk memberikankemaslahatan kepads manusi. Yaitu dengan terpenuhinya

kebutuhandlaruriyah, haajiyah, dan tahsiniyah agar manusia bisa hidup

dalam kebaikan dan dapat menjadi hamba Allah yang baik (Fauzia, 2014:

41-43). Dengan ketetapan seperti iitu, makaatak bisa dipungkiri bahwa

syariatIslam bertujuan mewujudkan kemaslahatan dan perlindungan

bagimanusia mulai dari kehidupan dunia sampai kehidupan akhirat (Busyro,

2019: 11-20).

Konsep Maqashid Syariah telahzdimulai pada periode Al-Juwani

yang terkenal dengan Imam Haramain dan ole Imam Al Ghazali kemudian

disusun secara sistematis oleh seorang ahli ushul fiqh bermazhab Maliki dar

Granada (Spanyol), yaitu Imam Al Syatibi. Konsep itu ditulis dalam

kitabnya“al Muwwafaqat fi Ushul alAhkam” pada Juz II. Karena mampu

mensistemasikan Maqashid Syariah menjadi sebuah metodologipyangpbaru

yang menghasilkan fiqh ijtihady atau fiqh maqashidy, kemudian beliau

diberi gelar sebagai Bapak MaqashidSyariah.


34

Menurut Imam Al Syathibi, tujuan hokum islam adalah

kemaslahatan hidup bagi umat manusia. Untuk menjelaskanawalmula

diturunkanya syari’ah,al-Syatibi menjabarkan secara detail tentang konsep

maqashid syariah dengan membaginyadalam tiga kategori yaitu :

1. Maslahah Dharuriyat

Maslahah dharuriyat adalah segala sesuatu yang harusada

demitegaknya kehidupan manusi,baik yang bersifatdiniyyah maupun

yang bersifatduniawiyah. Dharuriyahjuga merupakankebutuhan

tingkatprimer, yangmana kehidupan manusi tidak sempurn asehingga

haruspdipenuhi sebagai ciri atau kelengkapan hidup manusia yang

terdiri dari akal, jiwa. agama, harta benda, serrta keturunan.

2. Maslahah Hajiyyah

Maslahah hajiyyah adalah setiap aktifitas yang tidakerkait dengan

pokok yanglain yang diperlukan oleh masyarakat namun juga

terwujud dan dapat menghindarkan kesulitan serta kesempitan.

Sebagaimana menjaga kemerdekaan pribadi dan beragama. Dengan

kemerdekaan ini maka luaslah gerak langkah manusi. Contohnya pada

bidang muamalat, diperbolehkannya kegiatan hutang piutang, jual

beli, persewaan, perbankan, perseroan, lembaga sosial masyarakat dan

yang lain. Hal ini dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan

manusia.
35

3. Maslahah Tahsiniyyah

Maslahah tahsiniyah yaitu pemeliharaan kemaslahatan yang terkait

kesempurnaan, keindahan,kkepatutan atau kehormatan, serta martabat.

Jika tingkat maslahah tahsiniyah tidak ada, maka tidak sampai

menghilangkan peraturan hidup seperti pads dharuriyat atau

terjadikesulitan (haraj). Adapun contohnya dalam aspek muamalat

yaitu hokum dilarangnya menjual barang yang haram atau

membahayakan (Adinugraha, 2018).

Asy Syathibi (1975: 2-3) selain membagi dalam

tigaptingkatan maqashid, yaitu:maqashid dharûriyât, maqashid hâjiyat,

dan maqashid tahsînâ.ImamAsy Syatibi juga memberikan penjelasan

yang lebih rinci dari kelima kategor maqashid dharûriyât,antara lain:

(1)menjaga agama (hifzhaddin);(2)menjaga jiwa(hifzh annafs),

(3)menjagaakal (hifzh al‘aql);(4)memjaga keturunan (hifzh annasl);

(5)menjaga harta (hifzh al mal).

Abu Zahrah dan para ahli ushulfiqh mengulas secara komprehensif

terhadap pendapat al-Syatibi terkait konsep maqashid syariah.

Menurutnya, syariah Islam hadirddalam rangka memberirrahmat untuk

segenap alam semesta dan terkhusus bagi umat manusia. Dengan ini, Abu

Zahrah menyimpulkan adanya tiga tujuan yang diturunkan maqashid

syariah,yaitu:
36

1. Tahdzib al Fard (Pendidikan individu)

Maksud pendidikan agar umat muslim menjadi pangkal kebajikan

untuk lingkunganndisekitarnya. Hal ini dapat tercapai dengan

pelaksanaan ibadah yang sesua psyariat. Hal ini dimaksudkan guna

kesucianjiwa dan mempererat jiwasosial. Bermacam ibadah, bisa

membersihkanjiwa yang kotor sehingga akan terbentuk keadaan

kasih mengasihi, dan tidak mendzalimi sesama muslim.

2. Iqamah al’Adl (Menegakkan keadilan)

Tujuan memperta- hankan kesamarataan ialah seimbang untuk

semua pihak tanpa memandang agama. Islam berdasarkan pada

prinsip kesamarataan sosial. Pemikiran Islam adalah seluruh manusia

serupa perannya dihadapan hukum serta pengadilanm. Tidak

terdapat beda antara banyak serta miskin, pula status sosial ataupun

sukubangsanya. Alhasil islam tidak melainkan peran hukum seluruh

manusia..

3. Jabl al Maslahah (Pencapaian kesejahteraan)

Arti maslahah dalam Islam merupakan yang terpaut

kepentinganpublik, dan tidak mengistimewakan pada kalangan

spesifik saja. Haltersebut berdasarkan pada opini Imam asSyatibi

yang menggolongkan proteksi 5 perihal ialah jiwa( nafs), ide( aql),

agama( diin), generasi( nasl) serta harta( maal). Perubahan dari 3

tujuan itu jadi sesuatu bentuk yag dipakai dalam pengukuran


37

kemampuan perbankan syariah ialah Indeks Maqashid Syari’ ah

(Wahyuni, 2020: 9-11).

2. 1. 7. Maqashid Syari’ah Index

Maqasids Syariah .Index merupakan tujuan .akhir dari.syariah

yang mengarah kepada nilai-nilai kesejahteraan dan manfaat, juga

menghiilangkan penderitaan (AlJauziiyah, 1973, Yubi 1998, Asyur

2000, dalam Al Fasy 1993: 117).

Mohammed,et all(2008) dengan memakai prosedur

Sekaran( 2000) membreak down rancangan maqasid syariah Abu Zahrah

jadi dimensi- dimensi yang berbentuk sikap umtuk bisa diobservasi .

Kemudian setiap dimensi tersebut dibagi kembali kedalam beberapa

elemen yang merupakan perilaku yang dapat diukur dengan

rasiokeuangan bank syariah. Penjelasan tersebut seperti yang tergambar

pada gambar 2.1 dibawah ini:

Gambar 2.1.
Kerangka Operasional Tujuan, Dimensi, dan Elemen Maqashid Syariah

Sumber: Mohammed & Taib (2015)


38

Berikutnya, buat membagi perbandingan berat tiap- tiap

rancangan( tujuan), Mohammed, et all ( 2008) memakai 2 metode, ialah:

tanya jawab serta kuisioner kepada pakarhhukummsyariah daritTimur

Tengah serta Malaysiaayang betul- betul menguasai bank syariah serta bank

konvensional buat kebutuhan konfirmasi ukurankinerja. Rata- rata berat

yang didetetapkan oleh para pakar syariah tersebuta dalah:

Tabel 2.2

Bobot Masing-masing Tujuan dan Elemen

KONSEP BOBOT BOBOT


(TUJUAN) TUJUAN(%) ELEMEN ELEMEN(%)

E1. BantuanpPendidikan 24
E2. Penelitian 27
1. Mendidik E3. Pelatihan 26
Individu 30 E4. Publikasi 23
Totalp 100
E5. Return yang adil 30
2. Menegakkan E6. Fungsi Distribusi 32
Keadilan 41 E7. Produk Bebas Bunga 38
Total 100
E8. Rasio Laba 33
3. Memelihara E9. Pendapatan Individu 30
Kemaslahatan 29 E10. Rasio investasi di 37
Sektror riil
Total 100 Tota 100
Sumber: Mohammed & Taib (2015)

Selanjutnya Mohammed, et all (2008) memberikan definisi

operasional konsep Maqasyid syariah Abu Zahrah yang terdiri atas:

Mendidik individu (tahdzibvalFard), Menegakkankeadilan

(Iqamahal‘adl), danmemelihara kemaslahahatan (Jalb alMaslahah)

sebagai tujuanyang hendakdicapai oleh bank syariah secaraluas. Tiap


39

rancangan( tujuan) diterjemahkan jadi sebagian karakter ataupun dimensi-

dimensi. Setelah itu tiap- tiap format mempunyai elemen- elemen, serta tiap

bagian diukur dengan perbandingan finansial bank yang didapat dari

informasi finansial perbankan syariah. Bagi Mohammed et all( 2008), arti

operasional tujuan bank syariah sebagaiberikut:

Tabel 2.3

Definisi Operasional Tujuan Bank Syari’ah

Definisi
Operasional
Elemen Sumber
Tujuan Bank
Dimensi (Unsur) Rasio Kinerja Data
Syariah
Konsep/Tujuan
R1. Hibah
E1. Hibah Pendidikan/ total Laporan
D1. Pendidikan pendapatan Tahunan
1. Educating Meningkatkan R2. Biaya
Individual Pengetahuan E2. Penelitian Penelitian/total Laporan
biaya Tahunan
D2. Menambah
dan R3. Biaya
meningkatkan Pelatihan/ total Laporan
kemampuan E3. Pelatihan biaya Tahunan
baru
D3. Menciptakan
Kesadaran R4. Biaya
Masyarakat akan Publisitas/ total Laporan
Keberadaan E4. Publisitas biaya Tahunan
Bank Syariah
E5.
2. Mewujudka D4. Kontrak Pengembalia n R5. Laba/total Laporan
n Keadilan yang Adil yang Adil pendapatan Tahunan
D5. Produk E6. Biaya R6. Piutang Tak
&Layanan yang Tertagih/total Laporan
Terjangkau Terjangkau investasi Tahunan
40

D6. E7. Produk R7. Pendapatan


Penghapusan Bank Non Non Bunga/total Laporan
Ketidakadilan Bunga pendapatan Tahunan
D7. E8. Rasio R8. LabaBersih/ Laporan
Profitabilitas Laba total aktiva Tahunan
D8. E9. Pendapatan R9. Zakat/ la Laporan
3. Kepentinga Pendistribusia Personal ba bersih Tahunan
n Masyarakat nKekayaan&laba
D9. Investasi E10. Rasio R10. Penyeluran
pads Sektor Riil Investasi pads untuk Investasi/t Laporan
yang Vital Sektor Riil otal penyaluran Tahunan

Sumber : Mohammed, Dzuljastri dan Taib (2008: 17)

Mengenai penjelasan rasio-rasio tersebut dan hubungannya dalam

skema perngukuran kinerja maqashid shari’ah yaitu sebagai berikut:

a. PendidikanvIndividu (Educationvindividual)

1. Hibah Pendidikan dan Penelitian (R1 & R2)

Bank Syariah dituntut buat turut berperanserta dalam

meningkatkan wawasan tidak cuma karyawannya namun pula

warga biasa. Peranini diukur lewat bagian seberapa besar bsnk

syariah membagikan beasiswa pembelajaran( education grant)

serta melaksanakan riset pengembangan( research). Terus

menjadi besar anggaran beasiswa dan anggaran riset yang

dikeluarkan bank syariah, membuktikan jika bank syariah terus

menjadi perhatian pada kenaikan wawasan masyarakat.


41

2. Biaya Pelatihan (R3)

Dalam tingkatkan kemampuan serta wawasan

karyawannya bank syariah memiliki peran yang cukupp besar.

Perbandingan pengukurannya bisa diukur lewat seberapa besar

biaya pelatihan terhadap keseluruhan biaya( trainingexpenses

/total expenses). Terus menjadi besar perbandingan bayaran

training yang dikeluarkan oleh bank ssyariah, membuktikan

bahwaperhatian bank kepada kemampuan serta pembelajaran

karyawan yang cukupbesar.

3. Biaya Promosi/publikasi (R4)

Kedudukan bank syariah turut dalam bertambahnya

wawasan warga paling utama hal perbankansyariah merupakan

hasil pelaksanaan sosialisasidanpublikasi perbankan syariah

ialah dengan meberikan data produk perbankam syariah,

system operasional bank syari; ah serta pula mengenai sistem

ekonomi syariah. Terus menjadi besar usaha yang dicoba

dalam aktivitas advertensi serta publikasi yang dicoba oleh

perbankan syariah, berdampak pada melonjaknya pemahaman

warga akan perbankan syariah.


42

b. Mewujudkan Keadilan (Establishing justice)

1. Pengembalian yang Adil (R5)

Banksyariah dituntut untukdapat bertransaksi secara adil

yang tidak merugikan nasabahnya .Salah satu upaya yang

dapat dilakukan adaalah dengan memberikan hasil yangadil

dansetara (fairreturn) melalui persentaselaba yang diperoleh

dari totalpendapatan. Semakin banyak laba yang diperoleh

perusahaan akan berdampak pada peningkatan bagi hasil

kepada nasabah.

2. Biaya Yang Terjangkau (R6)

Pengukuran rasio kinerjakeenaminidilakukan dengan

menghitung pembiayaan mudharabah and musyarakah atau

total investment modes ialah membagi seberapa besar

pembiayaan dengan skema bagi hasil melalui akad mudharabah

dan musyarakah bank syariah. Sehingga besarnya bentuk

pembiayaan dengan akad mudharabah serta musyarakah

membuktikan bank syariah tingkatkan gunanya buat

menciptakan kesamarataan sosial melaluis kema bagihasil.

3. Produk Bank Bebas Bunga (R7)

Riba (suku bunga) ialah salah satu instrumen yang

dilarang dalam sistem perbankan dan badan finansial syariah.

Perihal ini diakibatkan riba memberikan dampakburuk kepada

perekonomian serta menimbulkan ketidakadilan dalam bisnis


43

ekonomi. Riba membuka peluang yang besar kepads

golongankaya dan memanfaatkan kalangan miskin. Bank

syariah dituntut buat melaksanakan aktivitasperbankan

spesialnya pemodalan dicoba terbebasdari riba. Terus menjadi

besar perbandingan pemodalan kepada keseluruhan

investasinya. hendak hendak membagikan akibat positif

terhadapberkurangnya kesenjangan pemasukan serta kekayaan

dalam kehidupan bermasyarakat. Perihal ini bisa diukurmelalui

perbandingan interestfree income kepada keseluruhanvincome.

c. Kepentingan Masyarakat

1. Rasio Laba (R8)

Semakin besar keuntungan yang dihasilkan oleh

banksyariah maka akanb erdampak padspeningkatan public

interest tidak hanya pemilik dan pegawaibank syariah tetapi

juga berakibat pada semua stakeholder perbankan syariah.

Perihal ininampak dari perbandingan profitabilitas

banksyariah yang bisa diukur lewat seberapabesar net income

kepada keseluruhan assettbank syariah.

2. Pendapatan Personal (R9)

Salahsatu peran penting hadirnyaa bank syariah yaitu

guna pendistribusian kekayaan pada semua golongan. Peran ini

dilakukan bank syariah melaui distribusian danazakat yang

dikeluarkanolehbanksyariah.Fungsi ini dapat diukur melalui


44

seberapabesar rasio zakat yangd ibayar bank syariah terhadap

total pendapatan bank syariahvtersebut.

3. Penyaluran investasi sector Riil(R10)

Perkembangan sektor rill sepanjang ini tidak seimbang

dengan sektorkeuangan, ole karaena itu kehadiran bank syariah

diharapkan sanggup mendesak dari kenaikan pendanaan pads

sector riil. Perihal ini disebabkan prinsip- prinsip serta seluruh

akad yang dicoba bank syariah ditaksir lebih cocok untuk

pengembangan zona riil, alhasil tingkatan pembiayaan bank

syariah diharapkan lebih banyakvpada zona riil ialah pads sector

manufaktur, pertambangan, pertamian, arsitektur, serta

usahamikro. Salahsatu metode pengukuran yang dicoba buat

memandang seberapa besar pembiayaan bank syariahvpada

sektor- sector riil dibanding dengan total pembiayaan bank

( Investment deposit/ keseluruhan deposit). Terus menjadi

besarvpembiayaan yang disalurkan cadas zona riil yang dicoba

bankmsyariah hendak mendorong terbentuknya pengembangan

ekonomi sector riil ysng hendak membagikan faedah kepads

semua masyarakat.
45

2. 2. Pengembangan Hipotesis

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Sukoco (2017) bahwa dari

hasil rata-rata perhitungan seluruh indikator kinerja Indeks Maqashid

Syariah. diketahui bahwa dari sebelas BankUmumSyariah yang ada di

Indonesiaa secara keseluruhan nilai Maqashid Syariah Indexvbelum

maksimum dalam kerangka meraih tujuan dsri kemaslahatan umat. Butuh

terdapatnya program untuk tingkatkan peranbank syariah dalam membagikan

nilaimaqashid syariah alhasil banksyariah sanggup menggapai tujuannya ialah

memberikankeadilan serta menghasilkan faedah untuk warga, pula hal

berartinya peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di harapakan bisa lebih

maksimalvperihal pengawasan dan mengharuskan semua bankumumsyariah

guna mencatumkan bagian- bagian dalam Syariah Maqashid Indexs dalam

tiap informasi finansial tahunan yang diterbitkannya. (Sukoco, 2017).

Peneletitian selanjutnya dilakukan oleh Tubarad, et all (2019) yang

melakukan penelitian terhadap tujuh BUS di Indonesia, dengan memfokuskan

penelitiannya dalam menganalisa nilai MSI masing-masing elemen MSI.

Melalui metodeanalisis dan pembahasan diatas terlihat bahwa bankvsyariah

yangvmemperoleh pencapaianvsetiap tujuan pertamavmaqasidvsyariah,

aspekvmenegakkan keadilan dan aspek memelihara kemaslahatan masih

menunjukkan nilai yang relitif rendah, yaitu kurang dari 50%. ( Tubarad, et

all, 2019)

Penelitian tentang Maqashid Indeks Syari’ah ini juga dilakukan oleh

Sari, et all (2019) dengan mengambil sample dari tiga Bank Syari’ah di
46

Jordan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua bank tersebut memiliki

Indek Maqashid Syariah yang rendah untuk semua indikator, yang berarti

praktek pelaksanaan nilai-nilai sosial bank syariah di Jordan masih belum

sebagaimana seperti yang diharapkan terutama untuk indikator keadilan dan

maslahah/kesejahteraan sosial.. (Sari, et all, 2019).

Ada sejumlah perbandingan antara penelitian kali ini dengan analisis

kinerjanBankvSyariahhdivIndonesiammengunakan Pendekatan Maqashid

Syariah.Index.dengan.riset.sebelumnya. Pertama, penelitian ini menggunakan

kinerja bank umum syariah milik pemerintah Indonesia, sehingga lebih fokus

psda bank umum syariah milik pemerintah saja yang saat ini merger menjadi

Bank Syari’ah Indonesia. Kedua, penelitian ini merupakan penelitian yang

merupakan studikasus yang menyajikan metode enumerasi dengan indikator

maqashid serta pemahaman kepada nilai-nilai indicator maqashidnya

dengan.pendekatan.yang.bersifat.kuantitatif.deskriptif.pada tahun 2015-2019,

sehingga akan dapat menggambarkan secara lebih factual analisa MSI

terhadap tiga bank syariah umum milik pemerintah Indonesia.


47

2. 3. Model Penelitian

Gambar 2.2.

Kerangkan Operasional, Tujuan, Dimensi Elemen Maqashid Syari’ah

MAQASHID
SYARI’AH

PENDIDIKAN KEADILAN PUBLIK INTEREST

Hibah Penelitian Laba/Total Profitabilitas


pendapatan
Pelatihan pemerataan
Mudharabah dan pendapatan
Penelitian
Musyarakah /
Investasi sector riil
Publikasi Totalinvestasi

pinjaman bebas bunga

MAQASHID SYARI’AH INDEKS

Sumber : Muhammad Dzulzastri dan Taib (2008, 18)

Indikator kesatu dalam pendekatan Maqashid Syari’ah Index

merupakan pendidikan individu. Penanda kemampuan kesatu ini mementukan

seberapa besar peranbank syariah dalam menciptakan peningkatan pendidiikan

tidakhanya kepada pegawai bank syariah tetapi pula warga biasa. Dalam menilai

penanda kinerja awal, educating perseorangan ini dapatdilihat dari peruntukan

anggaran yang dipakai dalam aktivitas distribusi dana beasiswa, anggaran


48

penelitiaan, pengeluaran training danbiaya training karyawan danvpublikasi.

empat perbandingan itu mnunjukkan seberapavbesar guna bank syariah dalam

menciptakan perananan di dunia pendidikanserta mencerdaskan bangsa.

Indikatorvkedua dalamvpendekatan maqashidvsharia indexvmerupakan

establishinggjustice. Pencapaian keadilan yang dilakukanv.perbankans.syariah

dikatakan baik bila tiga rasio establishing justice terkabul. Ketiga rasio tersebut

merupakan pengembalian yang seimbang, guna penyaluran yang bagus dsn

pemasukan bebasriba. Pengembalian yang seimbang antara bank syari’ ah

dannasabah bisa diamati dari keuntungan dibagit otal pemasukan, sedangkan

peranan distribusi bisa ditaksir dengan banyaknya pembiayaanbagi hassil lewat

mudharabahdanmusyarakah yang dicoba bank syariah. Pemasukan bebasbunga

jadi salahsatu perbandingan establishing justice sebab harapannya anggaran yang

dipakai banksyariah telah tidaklagi terbaur dengan anggaran riba yang didapat.

Penanda kemampuan ketiga maqashid sharia merupakan public interest,

penanda ini memantulkan tingkatan keselamatan bagus pihak bank syariah

ataupun pelanggan ataupun warga biasa. Indkatorkinerja public interest

dapatdiukur lewat tigarasio yaituprofitabilitas, pemerataan pemasukan serta

investasisektor riil. Ketiga perbandingan itu akanmencerminkan seberapa besar

public interest yang sudah digapai baik untuk bank syariah ataupun untuk

masyarakat.

Ketiga indikatorkinerja, ialah educating individual, establishing justice

danmencapai public interest ialah pencerminanseberapabaik banksyariah dalam

menggapai seluruh pandangan tujuansyariah serupa dengan prinsipsyariat Islam.


49

Semakin tinggi nilaiketiga indikatorkinerja itu, berarti semakin baik perbakan

syariahdalam menciptakan maqashid syaria ataupun tujuan- tujuan syariahnya.

Pengukurankinerja itu dikenal maqashid sharia index.

Anda mungkin juga menyukai