Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bank merupakan salah satu instrumen penting perekonomian moderen.

Peran bank sebagai intermediasi1 dalam lalu lintas permodalan dan pembayaran

menjadi kunci pertumbuhan ekonomi. Sejak awal kehadirannya bank telah

menawarkan berbagai bentuk dari produknya kepada masyarakat. Kondisi ini

menjadi lebih terasa dalam sistem perdagangan modern, di mana mereka yang

terlibat dengan kegiatan ekonomi dan keuangan berinteraksi dengan dunia

perbankan dengan berbagai model aktifitas, seperti sebagai pihak penabung,

peminjam atau pengguna jasa lainnya.2

Perekonomian di Indonesia pada saat ini memang sangat menurun

dikarenakan nilai rupiah terhadap dollar yang semakin melemah, tetapi untuk

sektor perbankan tidak berpengaruh signifikan terhadap kondisi krisis ekonomi

saat ini. Dengan alasan, kondisi ekonomi saat ini, tidak seperti krisis di tahun

1998 karena pada saat itu bank tertekan. Hal ini dipicu karena sektor perbankan

dinilai masih sangat kuat untuk kondisi pada saat ini. Industri perbankan

syariah juga dinilai lebih tahan krisis dibandingkan dengan perbankan

konvensional jika kondisi ekonomi memburuk. Pasalnya industri perbankan

syariah lebih fleksibel dalam menghadapi situasi apapun.3

1
Intermediasi/perantara keuangan adalah proses pembelian sejumlah dana yang berasal
unit surplus (penabung) dan kemudia menyalurkannya kembali ke unit defisit (peminjam), yang
merupakan unit usaha, pemerintah dan juga rumah tangga.
2
Ridwan Nurdin, Akad-Akad Fiqh pada Perbankan Syariah di Indonesia: Sejarah,
Konsep dan Perkembangannya, cet. 2 (Banda Aceh: Yayasan PeNA, 2014), hal. 17.
3
R. Ajeng Entaresmen dan Desy Putri Pertiwi, “Strategi Pemasaran Terhadap Penjualan
Produk Tabungan iB Hasanah di PT. Bank Negara Indonesia Syariah Kantor Cabang X” dalam

1
2

Perbankan syariah dikenal sebagai Islamic Banking, yang pada awalnya

dikembangkan sebagai suatu respon dari kelompok ekonomi dan praktisi yang

berlingkup syariah. Sejak awalnya revisi UU. No. 10 Tahun 1998 tentang

perbankan terdapat beberapa perubahan yang memberikan peluang yang lebih

besar bagi pengembangan4 perbankan syariah. Dari UU tersebut menerangkan

bahwa sistem perbankan syariah dikembangkan dengan beberapa tujuan yakni

memenuhi kebutuhan jasa perbankan bagi masyarakat yang tidak menerima

konsep bunga, memenuhi kebutuhan akan produk dan jasa perbankan yang

memilliki beberapa keunggulan komparatif berupa peniadaan bunga,

membuka peluang pembiayaan bagi pengembangan usaha berdasarkan prinsip

kemitraan dengan menjaga hubungan investor yang harmonis. Sementara pada

bank konvensional konsep yang diterapkan adalah hubungan debitur dan

kreditur. Dengan adanya hal-hal tersebut banyak menimbulkan kekhawatiran

bagi bank-bank konvensional, sehingga sekarang banyak bank konvesional

yang membuka unit usaha syariah. Perbankan syariah berusaha mengakomodir

berbagai pihak yang menginginkan adanya jasa transaksi keuangan yang

berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, agar terhindar dari pelanggaran

praktek riba5, kegiatan sifatnya serupa dengan perjudian, gharar

(ketidakpastian)6, dan pelanggaran prinsip dalam transaksi.

Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti Jakarta, volume 9, nomor 1, hal. 53-54.


4
Sudarsono dan Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Ekonisia: Jakarta, 2003),
hal. 25.
5
Riba adalah penetapan bunga atau melebihkan jumlah pinjaman saat pengembalian
berdasarkan persentase tertentu dari jumlah pinjaman pokok yang dibebankan kepada peminjam.
6
Gharar adalah dalam kajian hukum Islam yang berarti keraguan, tipuan, atau tindakan
yang bertujuan untuk merugikan orang lain.
3

Dengan adanya hal tersebut perbankan syariah telah mendapatkan

respon yang baik oleh Bank Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan didirikannya

biro perbankan syariah yang memberi peluang kepada Bank Umum untuk

mendirikan layanan syariah berupa Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

Syariah (UUS). Jenis bank jika dilihat dari cara menentukan harga berbagi

menjadi dua macam, yaitu bank yang berdasarkan prinsip konvensional dan

bank berdasarkan prinsip syariah.7

Pengertian kata “konvensional” menurut Kamus Umum Bahasa

Indonesia adalah “menurut apa yang sudah menjadi kebiasaan”. Sementara itu

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah “berdasarkan

kesepakatan umum” seperti adat, kelaziman, kebiasaan. Bedasarkan pengertian

itu bank konvesional adalah bank yang dalam operasionalnya menerapkan

metode bunga, karena metode bunga sudah ada terlebih dahulu, menjadi

kebiasaan dan telah dipakai secara meluas dibandingkan dengan metode bagi

hasil.

Bank konvesional pada umumnya beroperasi dengan mengeluarkan

produk-produk untuk menyerap dana masyarakat antara lain tabungan8,

simpanan deposito9, simpanan giro10; menyalurkan dana yang telah dihimpun

7
Kasmir, Manajemen Perbankan, ed. 1 cet. 4 (Jakarta: Raja Grafindo Persada, t.t.), hal.
166.
8
Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat
tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan / atau alat lainnya
yang dipersamakan dengan itu.
9
Deposito adalah uang yang disimpan dalam rekening yang memiliki jangka waktu
tertentu yang mana uang di dalamnya tidak boleh ditarik nasabah dan baru bisa dicairkan sesuai
dengan tanggal jatuh tempo.
10
Giro adalah suatu istillah perbankan untuk suatu cara pembayaran yang hampir
merupakan kebalikan dari cek, berupa surat perintah untuk memindahbukuan sejumlah uang dari
rekening seseorang kepada rekening lain yang ditunjuk surat tersebut.
4

dengan cara mengeluarkan kredit antara lain kredit investasi11, kredit modal

kerja12, kredit konsumtif13, kredit jangka pendek14; dan pelayanan jasa

keuangan antara lain kriling15, inkaso16, kiriman uang, Letter of Credit17 dan

jasa-jasa lainnya seperti jual beli surat berharga, bank draf 18, wali amanat19,

penjamin emisi20, dan perdagangan efek.21

Bank syariah munculnya di Indonesia pada awal tahun 1990-an.

Pemprakarsa pendirian bank syariah di Indonesia dilakukan oleh Majelis

Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18-20 Agustus 1990. Bank Syariah

adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam,

maksudnya adalah bank yang dalam operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan

syariah Islam. Falsafah dasar beroperasinya bank syariah yang menjiwai


11
Kredit investasi adalah fasilitias kredit yang diberikan untuk membiayai kebutuhan
barang modal dalam rangka rehabilitasi, modernisasi, perluasan, pendirian proyek baru dan atau
kebutuhan khusus terkait investasi.
12
Kredit modal kerja adalah merupakan fasilitas kredit yang diberikan kepada pelaku
usaha, baik UMKM maupun koporat, dalam rangka pembiayaan terhadap modal kerja atau modal
usaha.
13
Kredit konsumtif adalah fasilitas kredit yang diperuntukkan bagi
perorangan/pengusaha/pedagang/profesi/ karyawan dengan tujuan untuk membiayai kebutuhan
yang bersifat konsumtif.
14
Kredit jangka pendek adalah kredit yang jangka waktu peminjamannya kurang dari satu
tahun.
15
Kriling adalah suatu fasilitas perbankan yang sudah sering anda temui ketika
melakukan kegiatan transaksi antar bank.
16
Inkaso adalah sebuah pelayanan bank untuk penagihan pembayaran atas
surat/document berharga kepada pihak ketiga di tempat atau kota lain di dalam negeri dalam
rangka penyelesaian pembayaran tagihan atau piutang berupa surat atau dokumen berharga yang
dapat diproses adalah wesel, cek, bilyet giro, kuintasi, surat promes/aksep dan hadiah undian.
17
Letter of credit merupakan cara pembayaran internasional yang menjadikan
memungkinkan seorang eksportir menerima pembayaran langsung tanpa menunggu berita dari luar
negeri.
18
Bank draft adalah surat berharga yang berisi perintah tak bersyarat dari bank penerbit
darft tersebut kepada pihak lainnya untuk membayar sejumlah uang kepada seseorang tertentu atau
orang yang ditunjukkan pada waktu yang telah ditentukan.
19
Wali amanat adalah pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek yang bersifat
utang (biasanya dalam bentuk obligasi)
20
Penjamin emisi adalah kegiatan pendukung transaksi pasar uang atau pasar modal oleh
pihak yang turut menjamin dan bertanggung jawab apabila terjadi wanprestasi dari pemilik proyek.
21
Perantara perdagangan efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha juak beli efek
untuk kepentingan sendiri atau pihak lain.
5

seluruh hubungan transaksinya adalah efisiensi, keadilan, dan kebersamaan.

Efisiensi mengacu pada prinsip saling membantu secara strategis untuk

memperoleh keuntungan sebesar mungkin. Keadilan mengacu pada hubungan

yang tidak dicurangi, ikhlas, dengan persetujuan yang matang atas proporsi

masukan dan keluarannya. Kebersamaan mengacu pada prinsip saling

menawarkan bantuan dan nasihat untuk saling meningkatkan produktivitas.22

Tabel 1.1
Perbedaan antara Perbankan Konvensional dengan Perbankan Syariah

No Perbankan Konvesional Perbankan Syariah


1 Melakukan investasi yang halal Melakukan investasi yang halal saja
dan haram
2 Memakai perangkat bunga Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual
beli dan sewa
3 Profit oriented Profit dan falah oriented
4 Hubungan dengan nasabah Hubungan dengan nasabah dalam
dalam bentuk hubungan bentuk hubungan kemitraan
debitur dengan kreditur
5 Tidak terdapat dewan sejenis Penghimpun dan penyaluran dana
harus sesuai dengan fatwa Dewan
Pengawas Syariah
Sumber: Bank Syariah dari Teori ke Praktek, M. Syafi’i Antonio, 2001. hal. 34.
Berdasarkan Undang-undang No. 10 Tahun 1998, pada tanggal 29 April

tahun 2000 telah didirikan salah salah satu Unit Usaha Syariah yaitu BNI

Syariah dengan 5 kantor cabang yang berada di Yogyakarta, Malang,

Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin. Seiring berjalannya waktu dengan

melihat minat masyarakat untuk menabung di bank syariah semakin tinggi,

maka Unit Usaha Syariah BNI Syariah terus mengembangkan eksistensinya

dengan membuka kantor cabang menjadi 28 dan 31 kantor cabang pembantu.

22
Ady Jatmiko, Analisis Strategi Pemasaran Produk Tabungan iB Tapenas Hasanah
pada Bank BNI Syariah Semarang (Skripsi, Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, 2015), hal: 19-20.
6

Dalam pelaksanaan operasionalnya BNI Syariah tetap memperhatikan

kepatuhan terhadap aspek-aspek syariah. Dengan adanya Dewan Pengawas

Syariah (DPS) yang saat ini di pimpin oleh KH. Ma’ruf Amin, bahwa semua

produk di BNI Syariah telah melalui pengujian dari DPS sehingga sudah

memenuhi prinsip syariah. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank

Indonesia No. 12/41/KEP.GBI/2010 pada tanggal 19 Juni 2010 PT. Bank BNI

Syariah resmi beroperasi sebagai Bank Umum Syariah (BUS), karena

komitmen pemerintah terhadap pengembangan perbankan syariah semakin

kuat dan kesadaran terhadap beberapa keunggulan produk perbankan syariah

juga meningkat. Kemudian pada September 2013 jumlah cabang BNI Syariah

mencapai 64 kantor cabang, 161 kantor cabang pembantu, 17 kantor kas, 22

mobil layanan dan 16 payment point.23

Salah satu produk pendanaan yang banyak menarik minat masyarakat

adalah Tabungan iB Hasanah24, dimana produk tersebut menggunakan akad

mudharabah25 dan akad wadiah26. Biaya yang digunakan pada produk tersebut

lebih kecil dibandingkan dengan produk giro atau deposito. Selain itu produk

tabungan iB Hasanah dapat berguna untuk sarana investasi yang murni sesuai

syariah, yang nasabah dapat melakukan penyetoran dan penarikan tunai dengan

sangat mudah, bank juga dapat menjaga amanah dari nasabah sesuai dengan

akad mudharabah dan akad wadiah yang dilaksanakan. Pada dasarnya produk
23
Artikel diakses pada tanggal 26 Desember 2020 dari https://www.bnisyariah.co.id/id-
id/.
24
Tabungan iB Hasanah adalah tabungan di bank BNI Syariah dengan akad mudharabah
atau wadiah memberikan fasilitas serta kemudahan dalam mata uang rupiah.
25
Mudharabah adalah bentuk kerja sama antara dua atau lebih pihak di mana pemilik
modal mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola dengan suatu perjanjian di awal.
26
Wadiah adalah titipan nasabah yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat nasabah
yang bersangkutan menghendaki.
7

pendanaan merupakan dana pihak ketiga (nasabah) yang dititipkan atau

disimpan oleh bank dengan penarikan yang dapat dilakukan setiap saat tanpa

harus memberitahu pihak bank terlebih dahulu. Sebagaimana karakter

tabungan yang ada pada jasa perbankan lainnya, dana tabungan pada

perbankan syariah dapat digunakan untuk kegiatan operasional bank.27

Dalam hal ini di Aceh seluruh lembaga keuangan harus berbasis syariah

hingga dikeluarkan Qanun No. 11 Tahun 2018 dimana seluruh lembaga

keuangan yang ada di provinsi di Aceh harus menjalankan kegiatan

operasionalnya sesuai dan berbasis syariah. Hingga pada tepatnya 2020 bulan

Oktober ini seluruh lembaga keuangan di Aceh sudah berbasis syariah

semuanya.

Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui lebih dalam pada salah satu

produk pendanaan yang ada di BNI Syariah yakni Tabungan iB Hasanah

dilatarbelakangi adanya banyak nasabah di Bank BNI Syariah mengambil

produk ini. Disamping itu, penelitian ini ditujukan untuk mengetahui akad pada

produk Tabungan iB Hasanah dan bagaimanakah praktek produk tabungan iB

Hasanah ditinjau menurut MUI. Hasilnya penulis tuangkan dalam skripsi yang

berjudul “Analisis Produk Tabungan iB Hasanah pada Bank BNI Syariah

KCP Bireuen Sebebelum Merger”.

B. Rumusan Masalah

27
Akhlis Farida Kurnia Rahmah, Analisis pada Produk Tabungan iB Hasanah di Bank
BNI Syariah (Skripsi, Prodi Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, 2014), hal: 20.
8

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka yang jadi

rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana praktek akad pada produk tabungan iB Hasanah pada Bank BNI

Syariah KCP Bireuen sebelum merger ?

2. Bagaimana praktek produk tabungan iB Hasanah ditinjau menurut fatwa

MUI?

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana praktek akad pada produk tabungan iB

Hasanah pada Bank BNI Syariah KCP Bireuen sebelum merger.

2. Untuk mengetahui bagaimana praktek produk tabungan iB Hasanah ditinjau

menurut fatwa MUI.

D. Penelitian Terdahulu

Sebelum menjalankan dan membuat skripsi ini, peneliti terlebih dahulu

melakukan telaah terhadap penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan

dengan judul yang peneliti pilih. Kajian terdahulu ini digunakan untuk melihat

karya ilmiah orang lain dan memastikan bahwa penelitian yang kami lakukan

hanya satu yaitu meski saling berkaitan namum memliki perbedaan. Namun

demikian, peneliti tersebut dapat dijadikan sebagai bahan dan rujukan untuk

membuat penelitian ini. Kajian terdahulu dapat dilihat dibawah ini:

Tabel 1.2
Penelitian Terdahulu
9

NO PENELITI DAN METODE HASIL PENELITIAN


JUDUL PENELITIAN

1. Umi Metode Berdasarkan hasil penelitian


Fatikhotussolikha penelitian yang bahwa strategi pemasaran
“Analisis digunakan menggunakan 4P yaitu product
Pemasaran pada pada penelitian (produk), price (harga), place
Tabungan iB Tunas ini adalah (tempat), dan promotion
Hasanah di PT pendekatan (promosi) bukan 7P atau 11P.
Bank BNI Syariah kualitatif, Dalam pengajuan pembukuan
Kantor Kas melalui rekening tabungan iB Tapenas
Hidayatullah wawancara, Hasanah maka calon nasabah
Banyumanik Tahun penggunaan harus memenuhi syarat-
2015” dokumen dan syaratnya yaitu mengisi
observasi. formulir, melampirkan
identitas diri, melakukan
setoran awal, dan untuk anak
dibawah 17 tahun
menggunakan akta kelahiran.
Perkembangan produk
tabungan iB Tapenas Hasanah
selama 3 tahun mulai dari
tahun 2013 sampai 2015
perbulan agustus mengalami
kenaikan lebih dari 50% baik
dari segi saldo tabungan
maupun jumlah nasabah
produk tabungan iB Tapenas
Hasanah.28

2. Sofiana Iin Ayuni Metode Penelitian ini menyimpulkan


“Analisis Akad penelitian ini Adapun akad wadiah itu memp
Wadiah pada menggunakan mempunyai dua prinsip yaitu
Tabungan iB deskriptif akad wadiah yad amanah dan
Hasanah di Bank kualitatif. yad dhamanah maka dalam
Negara Indonesia operasionalnya BNI Syariah
Syariah KCP menggunakan akad wadiah yad
Unisula Semarang” dhamanah yang mana pihak
nasabah datang ke bank BNI
Syariah untuk menitipkan
barang atau menyetorkan
uangnya ke bank. Kemudian
pihak yang dititipi
28
Umi Fatikhotussolikha, Analisis Pemasaran pada Tabungan iB Tunas Hasanah di PT
Bank BNI Syariah Kantor Kas Hidayatullah Banyumanik Tahun 2015 (Skripsi, Prodi Perbankan
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, 2015),
hal: 74.
10

bertanggung jawab atas


keutuhan harta titipan tersebut
tanpa ada imbalan apapun.
Bank dapat memberikan
insentif kepada penitip dalam
bentuk bonus. Tinjauan
syariah dapat disimpulkan
bahwa Bank BNI Syariah
menggunakan akad wadiah
sudah sesuai dengan prinsip
syariah, yang diperjelas dengan
adanya rukun dan syarat, serta
didasari dengan adanya fatwa
DSN
NO:02/DSN-MUI/IV/2000.29

3 Suryati Indrayati Penelitian ini Disimpulkan bahwa strategi


“Strategi menggunakan pemasaran yang digunakan
Pemasaran Produk metode analisis Bank BNI Syariah KC
Tabungan iB deskriptif Purwokerto dalam
Hasanah di PT dengan mendapatkan nasabah strategi
Bank Negara pendekatan lokasi dan layout adalah bank
Indonesia, Tbk kualitatif. yang letaknya strategis sangat
Kantor Cabang memudahkan nasabah dalam
Purwokerto” berurusan dengan bank,
penetapan layout yang baik
dan benar juga akan
menambah nasabah dalam
berhubungan dengan bank.
Strategi promosi bank adalah
kegiatan bank untuk
mempromosikan seluruh
produk dan jasa yang
dimilikinya baik secara
langsung maupun tidak
langsung. Strategi open table
adalah strategi menawarkan
produk, sehingga dapat
langsung menjelaskan tentang
produk bank kepada nasabah

29
Sofiana Iin Ayuni, Analisis Akad Wadiah pada Tabungan iB Hasanah di Bank Negara
Indonesia Syariah KCP Unisula Semarang (Skripsi, Prodi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, 2018), hal: 66.
11

secara rinci.30

Dari ketiga penelitian terdahulu tersebut, terdapat beberapa persamaan

dan perberdaan dengan penelitian yang penulis lakukan. Persamaan dapat

dilihat dari sistem pendanaan yang dilakukan. Persamannya dapat dilihat dari

sistem tabungan iB Hasanah, dimana kesemuanya menggunakan dua akad

wadiah dan mudharabah dalam produk pendanaan tabungan iB Hasanah.

Sedangkan untuk perbedaaannya adalah terletak pada pemasaran yang

dilakukan oleh suatu bank pada tabungan iB Hasanah.

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa

pihak, di antaranya :

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil dari penelitian ini dapat menjadi landasan dalam pengembangan

media pembelajaran atau penerapan media pembelajaran secara lebih

lanjut tentang tabungan iB Hasanah dalam bidang Perbankan Syariah.

b. Hasil penelitian dapat digunakan sumber rujukan atas sumber bahan

penting bagi peneliti lain dan mendorong peneliti lain untuk melakukan

penelitian yang sejenis dengan lebih mendalam.

2. Manfaat Praktis

30
Suryati Indrayati, Strategi Pemasaran Produk Tabungan iB Hasanah di PT Bank
Negara Indonesia, Tbk Kantor Cabang Purwokerto (Skripsi, Prodi Manajemen Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Institut Agama Islam Negeri Purwokerto, 2019), hal:
22
12

a. Hasil penelitian dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan

masyarakat khsusnya masyarakat Aceh, dan menjadi bahan masukan

dalam menentukan kebijakan dan langkah-langkah efektif pengembangan

di Bank BNI Syariah KCP Bireuen sebelum merger.

b. Bagi mahasiswa dapat digunakan untuk mengetahui analisis produk

tabungan iB Hasanah sebelum merger.

F. Metodologi Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Bank BNI Syariah KCP Bireuen, Jl.

Medan-Banda Aceh, Kelurahan Meunasah Capa Kecamatan Kota Juang.

Objek penelitian ini adalah untuk menganalisis produk tabungan iB

Hasanah. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Febuari sampai dengan

Juli 2021.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian

yang dilakukan di lapangan (Field Research) yaitu sebuah penelitian yang

data-data pokoknya digali melalui pengamatan- pengamatan dan sumber

data yang ada di lapangan yaitu PT. Bank BNI Syariah KCP Bireuen,

serta didukung dengan data literatur.

3. Metode Penelitian

Pada penelitian ini penulis memilih metode penelitian kualitatif

dengan model analisis deskriptif. Dengan menggunakan metode kualitatif,

maka data yang didapat akan lebih mendalam, penuh makna dan kredibel
13

sehingga tujuan penelitian dapat dicapai. Metode kualitatif juga cocok

untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran menyeluruh

mengenai hasil- hasil evaluasi kebijakan, serta untuk menambah kejelasan

pemahaman akan situasi yang dihadapi.31

Sumber data untuk penelitian ini diperoleh dari studi kepustakaan

(libraryr reasearch) dan studi lapangan (field reasearch).

a. Data lapangan

Penelitian lapangan adalah pengumpulan data primer yang merupakan

suatu penelitian yang dilakukan terhadap objek pembahasan yang

menitik beratkan pada kegiatan lapangan. Contohnya mendapatkan data

berupa sejumlah keterangan atau berupa data fakta secara langsung dari

lokasi penelitian, dengan cara analisa data-data dokumentasi kegiatan

Bank BNI Syariah serta wawancara dengan customer service di Bank

BNI Syariah KCP Bireuen.

b. Data perpustakaan

Penelitian perpustakaan adalah pengumpulan data sekunder yaitu suatu

penelitian yang dilakukan di perpustakaan untuk menghimpun dan

menganalisis data yang bersumber dari perpustakaan, seperti

mengumpulkan data dari informasi dari karya-karya buku, jurnal, internet

dan dari penelitian-penelitian terdahulu yang berhubungan erat dengan

penelitian ini.32

4. Ruang Lingkup Penelitian


31
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, (Bandung: Alfabeta, 2017), hal. 297.
32
Abdurrahman Fathoni, Metode Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2000), hal.95.
14

Penelitian ini memfokuskan pada Analisis Produk Tabungan iB

Hasanah pada PT Bank BNI Syariah KCP Bireuen Sebelum Merger.

5. Objek Penelitian

Pada penelitian yang berjudul Analisis Produk Tabungan iB Hasanah

pada Bank BNI Syariah KCP Bireuen Sebelum Merger yang menjadi objek

penelitiannya adalah karyawan Bank BNI Syariah yang terkait seperti

bagian Customer Service (CS) Bank BNI Syariah KCP Bireuen.

6. Sumber Data Penelitian

Sumber data terdiri dari sumber data primer dan sumber data

sekunder. Data primer diperoleh langsung dari pihak-pihak yang

bersangkutan seperti bagian Customer Service (CS) PT. Bank BNI Syariah

KCP Bireuen. Sedangkan data sekunder adalah data pendukung dari data

primer (tidak langsung) seperti brosur, majalah, jurnal, dan sebagainya.33

7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka

peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang

ditetapkan. Agar memperoleh data yang dapat diuji kebenarannya, relevan

dan lengkap, maka dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang

digunakan peneliti adalah:34

33
Ibid., hal. 298-300.
34
Ibid., hal. 308.
15

a. Wawancara, yaitu pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan

ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam

suatu topik tertentu. Adapun pihak yang dapat ditanyai oleh peneliti

dalam hal ini adalah bagian Customer Service (CS) PT. Bank BNI

Syariah Mandiri KCP Bireuen serta nasabah yang telah menggunakan

produk PT Bank BNI Syariah KCP Bireuen. Teknik wawancara yang

digunakan adalah jenis wawancara tidak terstruktur, jenis ini digunakan

karena kelebihannya yang memberikan kebebasan dalam bertanya

jawab.

b. Observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap

unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala pada

objek penelitian. Berdasarkan pemaparan di atas dapat ditarik

kesimpulan bahwa observasi merupakan kegiatan pengamatan dan

pencatatan yang dilakukan oleh peneliti guna menyempurnakan

penelitian agar mencapai hasil yang maksimal.

c. Dokumentasi, yaitu catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi

bisa berbentuk tulisan, gambar, brosur atau karya-karya monumental dari

seseorang. Jenis ini digunakan untuk menjadi bahan pelengkap dari

wawancara bagi peneliti.

8. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
16

bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat

diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan

mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan

sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang

akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada

orang lain.35 Pada penelitian ini, penulis menggunakan analisa data.

a. Data reduction, yaitu data yang diperoleh dilapangan jumlahnya

cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci.

Karena semakin lama penulis ke lapangan, maka akan semakin rumit

dan kompleks data yang didapatkan, dari itu penulis akan mereduksi

data tersebut terlebih dahulu. Mereduksi data berarti merangkum,

memilah hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,

sehingga data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah penulis untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya.36

b. Tahap display, setelah data pertama penulis rangkum, maka langkah

selanjutnya adalah menyusun data tersebut. Penyusun data ini akan

penulis lakukan dalam bentuk uraian singkat (teks bersifat naratif).

Dengan menyusun data yang telah di rangkum, maka akan

memudahkan penulis untuk memahami apa yang terjadi dan

merencanakan pengumpulan data selanjutnya berdasarkan apa yang

35
Ibid., hal. 332.
36
Ibid., hal. 336.
17

telah dipahami oleh penulis serta kembali menguji data yang telah

didapatkan, apakah akan berkembang atau tidak.37

c. Tahap verifikasi, setelah semua data yang terkumpul kemudian

disusun dalam bentuk teks naratif yang jelas, maka tahap akhir dari

analisa data yang penulis lakukan adalah mengkaji data tersebut secara

lebih dalam sekaligus menarikan kesimpulan dari apa yang telah penulis

dapatkan di lapangan dan telah mendapatkan kejelasan sehingga

mendapatkan suatu kesimpulan yang kredibel atau konkrit.38

G. Garis-garis Besar Isi Skripsi

Garis-garis besar isi skripsi adalah rangkuman dari sisi skripsi, yakni

suatu gambaran tentang isi skripsi secara keseluruhan dan dari garis-garis besar

itu dapat dijadikan suatu arahan bagi pembaca untuk menelaahnya. Garis-garis

isi besar dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut.

Bab Satu, Dalam bab ini penulis akan membahas tentang latar

belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, penelitian terdahulu, landasan

teori, kegunaan penelitian, dan garis-garis besar isi skripsi.

Bab Dua, Dalam bab ini penulis akan membahas tentang gambaran

umum bank BNI Syariah KCP Bireuen, latar belakang berdirinya Bank BNI

Syariah KCP Bireuen, visi misi, tata nilai dan budaya kerja, kode entik insan

serta struktur kepemilikan Bank BNI Syariah.

Bab Tiga, Dalam bab ini penulis akan membahas tentang bank syariah,

produk tabungan iB Hasanah dan fatwa MUI tentang tabungan iB Hasanah.

37
Ibid., hal. 339.
38
Ibid., hal. 343.
18

Bab Empat, Dalam bab ini penulis akan membahas tentang praktek

akad pada produk tabungan iB Hasanah pada Bank BNI Syariah KCP Bireuen,

serta praktek produk tabungan iB Hasanah ditinjau menurut fatwa MUI.

Bab Lima, Dalam bab ini penulis akan memaparkan secara keseluruhan

dari isi skripsi menjadi paragraf kecil yaitu kesimpulan dan saran-saran yang

diharapkan dapat memberikan masalah serta manfaat bagi penelitian.

Anda mungkin juga menyukai