Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG


 Pemuliaan adalah usaha-usaha yang dilakukan manusia dengan mengubah
susunangenetik  tanaman, baik individumaupun secara bersama-sama (populasi) untuk
tujuan tertentu. Pemuliaan tanaman kadang-kadang disamakan dengan penangkaran
tanaman, kegiatan memelihara tanaman untuk memperbanyak dan menjaga kemurnian;
pada kenyataannya, kegiatan penangkaran adalah sebagian dari pemuliaan.
Selain melakukan penangkaran, pemuliaan berusaha memperbaiki mutu genetik
sehingga diperoleh tanaman yang lebih bermanfaat. Pengetahuan mengenai
perilaku biologi tanaman dan pengalaman dalam budidaya tanaman merupakan hal
yang paling menentukan keberhasilan usaha pemuliaan, sehingga buku-buku teks
seringkali menyebut pemuliaan tanaman sebagaisenidanilmu memperbaiki keturunan
tanaman demi keselamatan manusia.

B.     RUMUSAN MASALAH

1.      Bagaimanakah cara / dasar-dasar pemuliaan tanaman?


2.      Jenis-jenis Pemuliaan Tanaman ?

C.      TUJUAN
1.      Untuk mengetahui dasar-dasar pemuliaan tanaman.
2.      Untuk mengetahui Jenis-jenis Pemuliaan Tanaman

1
BAB II

 PEMBAHASAN

A.     LANDASAN TEORI

      Pemuliaan atau dalam bahasa inggrisnya breeding,merupakan kegiatan manusia


dalam memelihara tumbuhan atau hewan untuk menjaga kemurniaan galur atau ras
serta memperbaiki produksi atau kualitasnya.Sejak abat ke 20, pemuliaan telah
menerapkan banyak prinsip dan metode genetika serta ilmu-ilmu turunannya.

B.     PEMULIAAN TANAMAN


      Kegiatan pemuliaan tanaman dapat dikatakan sebagai tekanan evolusi yang sengaja
dilakukan oleh manusia. Pada masa prasejarah, pemuliaan tanaman telah dilakukan
orang sejak dimulainya domestikasi tanaman, namun dilakukan tanpa dasar ilmu yang
jelas. Sisa-sisa biji-bijian dari situs-situs peninggalan arkeologi membantu menyingkap
masa prasejarah pemuliaan tanaman. Catatan-catatan pertama dalam jumlah besar
mengenai berbagai jenis tanaman diperoleh dari karya penulis-penulis Romawi,
terutama Plinius.
      Pemuliaan tanaman adalah kegiatan mengubah susunan genetik individu maupun
populasi tanaman untuk suatu tujuan. Pemuliaan tanaman kadang-kadang disamakan
dengan penangkaran tanaman, kegiatan memelihara tanaman untuk memperbanyak dan
menjaga kemurnian; pada kenyataannya, kegiatan penangkaran adalah sebagian dari
pemuliaan. Selain melakukan penangkaran, pemuliaan berusaha memperbaiki mutu
genetik sehingga diperoleh tanaman yang lebih bermanfaat.
      Pengetahuan mengenai perilaku biologi tanaman dan pengalaman dalam budidaya
tanaman merupakan hal yang paling menentukan keberhasilan usaha pemuliaan,
sehingga buku-buku teks seringkali menyebut pemuliaan tanaman sebagai seni dan ilmu
memperbaiki keturunan tanaman demi kemaslahatan manusia. Di perguruan tinggi,
pemuliaan tanaman biasa dianggap sebagai cabang agronomi (ilmu produksi tanaman)
atau genetika terapan, karena sifat multidisiplinernya.
      Pelaku pemuliaan tanaman disebut pemulia tanaman. Karena pengetahuannya,
seorang pemulia tanaman biasanya juga menguasai agronomi dan genetika. Tugas

2
pokok seorang pemulia tanaman adalah merakit kultivar yang lebih baik memiliki ciri-
ciri yang khas dan lebih bermanfaat bagi penanamnya.

C.     JENIS-JENIS PEMULIAAN TANAMAN


Organisme yang dikategorikan bibit unggul bercirikan:
1. Masa pertumbuhan pendek (cepat menghasilkan)
2. Tahan hama dan penyakit
3. Produksi tinggi dan rasanya enak
4. Adaptif terhadap kondisi lingkungan
5. Masa produksi lama

Usaha yang dapat dilakukan untuk memperoleh bibit unggul:


1.      Seleksi massa
      Seleksi massa (dalam pemuliaan tanaman) atau seleksi individu (dalampemuliaan
hewan) adalah salah satu metode seleksi yang tertua untuk memilihbahan tanam yang
lebih baik pada generasi berikut. Dalam program pemuliaan, seleksi ini juga merupakan
yang paling sederhana dan banyak pemulia hanya mengandalkan nalurinya dalam
menjalankan metode ini, meskipun dasar ilmiahuntuk pelaksanaannya sudah tersedia.
      Dalam praktik sehari-hari, pemulia mengamati penampilan fenotipe setiap individu
dalam suatu populasi lalu memilih individu yang akan dipelihara keturunannya kelak.
Praktik yang demikian juga disebut seleksi massa positif. Seleksi massa negatif (disebut
juga roguing) juga dapat dilakukan, terutama untuk memelihara kemurnian sifat suatu
populasi: individu-individu yang menyimpang dari penampilan normal dibuang.
      Kalangan pemuliaan tanaman menamakan seleksi massa karena biasanya cara
seleksi ini dilakukan terhadap ukuran populasi yang besar dalam pertanaman di ladang.
Pemuliaan hewan mengistilahkan sebagai seleksi individu karena seleksi didasarkan
atas dasar penampilan individu, bukan kerabat dari individu tersebut.
      Kemajuan seleksi dalam seleksi massa adalah yang terbesar dari semua metode
seleksi yang ada, namun harus memerhatikan beberapa hal. Latar belakang lingkungan
harus dipertimbangkan dalam melakukan seleksi massa karena seleksi didasarkan
dengan fenotipe. Masalah lainnya adalah apabila suatu sifat tidak dapat diamati
langsung pada suatu individu, seperti produksi susu per hari dari sapi pejantan. Untuk

3
mengatasinya, metode seleksi berbasis kerabat perlu dilakukan. Penggunaan seleksi
dengan penanda (marker-assisted selection) berpotensi menghilangkan masalah-
masalah ini.

2.      Hibridisasi
      Hibridisasi merupakan suatu perkawinan silang antara berbagai jenis spesies pada
setiap tanaman. Yang mempunyai tujuan untuk memperoleh organisme dengan sifat-
sifat yang diinginkan dan dapat berfariasi jenisnya. Pad peristiwa hibridisasi akan
memperoleh kombinasi genetikyang diperoleh melalui persilangan dua atau lebih tetua
yang berbeda genotipnya. Emaskulasi atau sering disebut kastrasi merupakan
pengambilan tepung sari pada kelamin jantan agar  tidak terjadi penyerbukan sendiri.
Dalam proses pengambilan tepung sari tersebut dilakukan pada saat sebelum kepala
putik masak agar lebih menjaga dan memperkecil kemungkinan terjadinya
penyerbukan.
      Dalam dunia pertanian dan dalam sub ilmu pemuliaan tanaman khususnya  ada yang
di namakan dengan kastrasi dan hibridisasi tanaman. Kastrasi dan hibridisasi adalah
teknik yang digunakan oleh para pemulia yaitu orang yang berusaha untuk
memperbanyak tanaman dalam lingkup pemuliaan tanaman untuk meningkatkan
produktifitas dari tanaman yang dimuliakan, kastrasi disinimerupakan proses untuk
menghilangkan kelamin jantan dari suatu bunga pada tanaman untuk menghindari atau
mencegah terjadinya penyerbukkan sendiri. Kastrasi digunakan agar tanaman itu tidak
menyerbuk sendiri, jika suatu tanaman menyerbuk sendiri secara terus menerus
mungkin dari filal juga tidak bisa optimal dalam hal produksinya.Pemuliaan adalah
suatu cara yang sistematik merakit keragaman genetik menjadi suatu bentuk yang
bermanfaat bagi manusia. Dalam proses ini diperlukan bahan baku berupa
keanekaragaman genetik (plasma nutfah) yang tesedia di alam. Untuk pemuliaan
tanaman dan hewan, peranan penelitian untuk mendapatkan bibit unggul adalah sangat
penting.

3.      Mutasi
      Pada dasarnya proses evolusi pada tanaman berlangsung secara terus menerus di
alam. Oleh karena itu banyak orang yang beranggapan bahwa keragaman dari tanaman

4
pada saat ini merupakan hasil proses mutasi. Mutasi merupakan perubahan materi
genetic sel tunggal maupun kumpulan kromosom. Proses mutasi ini dapat terjadi di
semua bagian pada tumbuhan, terutama pada bagian yang sedang aktif untuk tumbuh
(mengalami pembelahan sel).
      Mutasi gen dapat terjadi dua arah, yakni dari dominan ke resesif maupun
sebaliknya. Namun mutasi gen ini lebih sering terjadi disbanding gen dominan. Bila gen
dominan heterozigot mengalami mutasi, maka akan langsung dapat diketahui
perubahannya. Namun unutk gen dominan heterozigot yang hanya satu mengalami
mutasi, baru dapat dilihat perubahan yang akan terjadi, dan dapat dilihat perubahannya
pada keturunannya.

4.      Kultur jaringan


      Kultur jaringan tanaman adalah suatu metode atau teknik mengisolasi bagian
tanaman (protoplasma, sel, jaringan, dan organ) dan menumbuhkannya pada media
buatan dalam kondisi aseptik di dalam ruang yang terkontrol sehingga bagian-bagian
tanaman tersebut dapat tumbuh dan berkembang menjadi tanaman lengkap. Penggunaan
teknik kultur jaringan pada awalnya hanya untuk membuktikan teori “totipotensi”
(“total genetic potential”) yang dikemukakan oleh Schleiden dan Schwann (1838) yang
menyatakan bahwa sel tanaman sebagai unit terkecil dapat tumbuh dan berkembang
apabila dipelihara dalam kondisi yang sesuai. Saat ini teknik kultur jaringan digunakan
bukan hanya sebagai sarana untuk mempelajari aspek-aspek fisiologi dan biokimia
tanaman saja, tetapi sudah berkembang menjadi metoda untuk berbagai tujuan seperti:
·        Mikropropagasi (perbanyakan tanaman secara mikro)
      Teknik kultur jaringan telah digunakan dalam membantu produksi tanaman dalam
skala besar melalui mikropropagasi atau perbanyakan klonal dari berbagai jenis
tanaman. Jaringan tanaman dalam jumlah yang sedikit dapat menghasilkan ratusan atau
ribuan tanaman secara terus menerus.
      Teknik ini telah digunakan dalam skala industri di berbagai negara untuk
memproduksi secara komersial berbagai jenis tanaman seperti tanaman hias (anggrek,
bunga potong, dll.), tanaman buah-buahan (seperti pisang), tanaman industri dan
kehutanan (kopi, jati, dll). Dengan menggunakan metoda kultur jaringan, jutaan
tanaman dengan sifat genetis yang sama dapat diperoleh hanya dengan berasal dari satu

5
mata tunas. Oleh karena itu metoda ini menjadi salah satu alternatif dalam perbanyakan
tanaman secara vegetatif.

·        Perbaikan tanaman


      Dalam usaha perbaikan tanaman melalui metoda pemuliaan secara konvensional,
untuk mendapatkan galur murni diperlukan waktu enam sampai tujuh generasi hasil
penyerbukan sendiri maupun persilangan. Melalui teknik kultur jaringan, dapat
diperoleh tanaman homosigot dalam waktu singkat dengan cara memproduksi tanaman
haploid melalui kultur polen, antera atau ovari yang diikuti dengan penggandaan
kromosom. Tanaman homosigot ini dapat digunakan sebagai bahan pemuliaan tanaman
dalam rangka perbaikan sifat tanaman.
·        Produksi tanaman yang bebas penyakit (virus)
      Teknologi kultur jaringan telah memberikan kontribusinya dalam mendapatkan
tanaman yang bebas dari virus. Pada tanaman yang telah terinfeksi virus, sel-sel pada
tunas ujung (meristem) merupakan daerah yang tidak terinfeksi virus. Dengan cara
mengkulturkan bagian meristem akan diperoleh tanaman yang bebas virus.
·        Transformasi genetik
      Teknik kultur jaringan telah menjadi bagian penting dalam membantu keberhasilan
rekayasa genetika tanaman (transfer gen). Sebagai contoh transfer gen bakteri (seperti
gen cry dariBacillus thuringiensis) ke dalam sel tanaman akan terekspresi setelah
regenerasi tanaman transgeniknya tercapai.

Secara umum, tujuan pemuliaan tanaman dititikberatkan dalam dua hal berikut.
a)      Melakukan peningkatan terhadap kualitas tanaman yang akan dihasilkan,
umumnya diarahkan pada perbaikan ukuran, warna, kandungan bahan tertentu,
membuang sifat-sifat yang tidak diinginkan, tahan disimpan, serta keunikan dari tanama
tersebut.
b)      Melakukan peningkatan terhadap hasil, umumnya diarahkan pada peningkatan
daya hasil, ketahanan terhadap hama dan penyakit serta lingkungan yang tidak
mendukung, daya tumbuh tanaman yang kuat, dan kesesuain terhadap teknologi
pertanian yang lain.

6
      Pemuliaan tanaman dibedakan menjadi pemuliaan klasik (konvensional) dan
pemuliaan monokuler. Salah satu contoh pemuliaan konvensional adalah melalui kawin
silang sedangkan salah satu contoh pemuliaan monokuler adalah melalui mutasi buatan
(radiasi).
1.      Kawin silang (bastar)
Kawin silang merupakan penerapan teknologi di bidang reproduksi yang paling
sederhana, karena kita tinggalkan mengawinkan indukan unggul yang seperti kita
inginkan. Contoh hasil penerapan teknologi dengan metode kawin silang yang sering
kita jumpai yaitu jagung hibrida, sapi potong dll.

2.      Mutasi buatan (radiasi)


Pemuliaan dengan menggunakan teknik mutasi buatan ini dikenal
sebagai pemuliaan mutasi. Selain mutasi, teknik perluasan latar genetik juga
menggunakan teknik poliploidisasi buatan menggunakan kolkisin, yang dasar-dasarnya
diperoleh dari berbagai percobaan oleh Karpechenko pada tahun 1920-an. Tanaman
poliploid biasanya berukuran lebih besar dan dengan demikian memiliki hasil yang
lebih tinggi.

                            
                            

7
BAB III
PENUTUP

A.     KESIMPULAN:

      Kualitas dari tanaman yang dihasilkan itu tergantung bibit awal yang diperoleh
sehingga untuk mendapatkan hasil tanaman yang unggul, maka kita usahakan untuk
mendapatkan bibit yang terbaik. Untuk mendapatkan ini diperlukan usaha yang intensif,
yang hal ini telah dimulai dari nenek moyang kita dahulu yang berupaya untuk
mendapatkannya dengan cara melakukan pemuliaan baik itu pada tumbuhan maupun
hewan. Dan sampai sekarang cara itu masih dilakukan untuk mendapatkan hasil yang
terbaik.

B.     SARAN

      Makalah ini merupakan makalah yang berisi informasi dan wawasan mengenai
Pemuliaan Tanaman. Kami mengharapkan agar pembaca dapat lebih memahami
tentang informasi yang terkandung dalam makalah ini. Oleh sebab itu, makalah ini
sebaiknya dibaca dengan cermat dan teliti agar pembaca dapat benar-benar memahami
isinya dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari

8
DAFTAR PUSTAKA

Nurhayati, Nunung (2010). Biologi Bilingual untuk SMK Kelas XII. Bandung: Penerbit
Yrama Widya

http://www.wikipedia.org/

http://www.faperta.ugm.ac.id/buper/prodi/pemuliaan tanaman

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemuliaan_tanaman

http://fp.uns.ac.id/~hamasains/pemuliaan_tanaman.htm

Anda mungkin juga menyukai