Anda di halaman 1dari 59

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dasar budidaya tanaman merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang

pertumbuhan tanaman dari sifat genetic, faktor iklim, tanah dengan

pertumbuhan tanaman, pupuk, dan sifat – sifatnya, pertumbuhan dan

perkembangan tanaman, pemaksaan tanaman, pola tanam serta pengendalian

hama, penyakit dan, gulma. Budidaya tanaman merupakan kegiatan

pemeliharaan sumber daya hayati yang dilkaukan pada suatu areal lahan untuk

diambil manfaat maupun hasil panenya, misalnya budidaya tanaman

kangkung.

System budidaya tanaman adalah system pengembangan dan pemanfaatan

sumber daya alam nabati melalui upaya manusia yang modal, teknologi, dan

sumberdaya lainnya menghasilkan barang guna memenuhi kebutuhan manusia

secara lebih baik. Budidaya tanaman dengan objek tumbuhan dan diusahakan

pada lahan yang diolah secara intensif.

Di Indonesia tanaman pangan paling banyak dibudidayakan. Hal tersebut

mengingat bahwa negara Indonesia merupakan negara agraris. Dan di

Indonesia yang beriklim tropis sangat cocok untuk pembudidayaan tanaman

sayuran yang merupakan salah satu dari tanaman kebutuhan konsumsi

masyarakat Indonesia yang baik bagi kesehatan, tanaman sayuran yang mudah

tumbuh di daerah tropis dapat dibudidayakan menggunakan beberapa media,

tekniknya cara pembudidayaan tanaman sayuran penyususn bahan dalam

makalah.
2

Kegiatan budidaya tanaman pertanian merupakan salah satu kegiatan yang

paling awal dikenal oleh peradaban manusia dan mengubah total bentuk

kebudayaan. Sejalan dengan peningkatan peradaban manusia, teknik budidaya

tanaman juga berkembang menjadi berbagai system. Mulai dari system yang

paling sederhana sampai system yang canggih. Berbagai teknologi budidaya

dikembangkan guna mencapai produktivitas yang diinginkan. Budidaya

tanaman ini unutk memperoleh hasil yang optimal diperlukan persiapan lahan

untuk media tanam yang baik, pemilihan benih yang baik melalui uji fisik,

penanaman dengan memperhatikan jarak tanam, pemeliharaan terhadap

tanaman dengan melakukan penyiraman, penyiangan, pendangiran, dan

pengendalian hama, gulma, dan penyakit serta yang terakhir adalah

pemanenan dengan kriteria tanaman yang sudah masak. Sedangkan perlakuan

yang penting adalah harus tersedianya makanan dan nutrisi yang cukup seperti

perlakuan pemupukan.

Budidaya tanaman adlah suatu proses menghasilkan bahan pangan dan

berbgai produk agroindustry lainnya dengan memanfaatkan sumberdaya

tumbuhan. Yang menjadi objek budidaya tanaman ini adlah tanaman

hortikultura, tanaman pangan, dan tanaman perkebunan.

Jadi berdasarkan latar belakang di atas dan permsalahan yang ada, penulis

membuat laporan akhir praktikum Teknologi Budidaya Pertanian yang

merupakan syarat akhir mata kuliah ini dan untuk menambah pengetahuan

mengenai teknologi budidaya tanaman.


3

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari dibuatnya laporan akhir praktikum Teknologi

Budidaya Tanaman yaitu untuk memenuhi salah satu tugas akhir dan selain itu

untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan kita seperti :

1. Mengetahui tentang apa itu Teknologi Budidaya Tanaman

2. Mengetahui bagaimana perbanyakan vegetatif dan generatif pada tanaman.

3. Mengetahui bagaimana proses pembukaan dan pengelolahan lahan.

4. Mengetahui tentang persemaian pada tanaman sayuran.

5. Mengetahui bagaimana budidaya tanaman berdasarkan komoditi yang

telah ditentukan, misalnya budidaya kangkung.

6. Mengetahui proses dalam sambung pucuk dan stek pada tanaman hias.

7. Mengetahui cara pencangkokan pada tanaman buah.

8. Mengetahui proses penyemaian pada tanaman perkebunan

9. Dan untuk mengetahui dalam proses pembibitan pada tanaman pisang.


II. TINJAUAN PUSATAKA

2.1 Teknologi Budidaya Tanaman

Budidaya tanaman adalah serangkaian kegiatan atau usaha manusia untuk

mengembangkan dan memanfaatkan sumber daya alam nabati dengan berbagai

cara, modal, dan teknologi untuk menghasilkan berbagai komoditas tanaman

seperti bahan pangan dan produk agroindustry lainnya untuk memenuhi

kebutuhan manusia dengan lebih baik. Budidaya dapat diterapkan pada tanaman

pangan, perkebunan, hortikultura, tanaman hias, dan lain sebaginya ( Harjadi,

1994 ).

Teknologi Budidaya Tanaman merupakan suatu ilmu yang membahas

tentang pertumbuhan tanaman mulai pembenihan sampai pengelolahan tanah bagi

tanaman agar menghasilkan produksi yang maksimum. Adapun system

penanaman yang termasuk dalam teknologi budidaya tanaman yaitu Vertikultur,

yang mana vertikultur adalah suatu teknik bercocok tanam di ruang sempit dengan

memanfaatkan bidang vertikal sebagai bidang bercocok tanam yang dilakukan

secara bertingkat. Atau sebagai cabang ilmu pertanian yang mencakup

pengelolahan lapang produksi dan menghasilkan produksi maksimum ( Sadjad,

1976 ).

Teknologi budidaya tanaman adalah alat, cara atau metode yang

digunakan dalam mengelolah tanaman sampai agar berdayaguna dan berhasilguna

baik berupa produk bahan mentah, setengah jadi maupun siap pakai. Maanfaat
5

budidaya tanaman yang lebih utama agar produksi tanaman lebih meningkat baik

dari segi kuanttitas mauupun kualitas seperti tanaman lebih besar, lebihb berat,

lebih manis, tidak mudah rusak, dan lain-lain. Misalnyabudidaya tanaman cabai

untuk menghasilkan cabai yang lebih pedas atau budidaya tanaman semangka

untuk mendapatkan semangka yang lebih manis dan tidak berbiji. Atau

merupakan ilmu yang mempelajari cara mengelolah tanaman pertanian dan

lingkungan untuk memperoleh produksi yang maksimum ( Setyati, 1982 ).

Jadi Teknologi Budidaya Tanaman merupakan ilmu yang didalamnya

membahas tentang serangkaian kegiatan tentang pengelolahan tanaman dari mulai

awal pertumbuhan sampai menghasilkan suatu produk yang dapak menghasilkan

produktivitas yang semaksimal mungkin.

2.2 Perbanyakan Tanaman Secara Generatif

Perkembangan secara generative merupakan proses perkembangbiakan

yang melibatkan peleburan gamet jantan dan gamet betina. Proses peleburan dua

gamet ini biasa kita sebut dengan pembuahan. Perkembangan secara generative

terjadi pada tumbuhan berbiji, baik gimnospermae ( berbiji terbuka ) ataupun

angiospermae ( berbiji tertutup ).

Perbanyakan secara generative merupakan salah satu teknik yang

digunakan dalam proses pembiakan tanama. Melalui perbanyakan generative, biji

yang telah memenuhi syarat ditanam hingga menghasilkan tanaman baru yang

lebih banyak. Biji yang ditanam tersebut merupakan organ tanaman yang

terbentuk dalam buah sebagai hasil dari pendewasaan bakal biji yang dibuahi.

Keuntungan dari perbanyakan dengan perkembangbiakan secara generative


6

diantaranya yaitu biaya yang tidak terlalu banyak atau relative murah,

penyimpanan dalam waktu lama memuaskan, daya hidupnya tetap tinggi bila di

simpan dalam lingkungan yang menghindari kondisi favourable untuk respirasi

dan kegiatan enzimatik serta memungkinkan untuk memulai tanaman yang bebas

penyakit, khususnya penyakit tertular biji ( seedborne ). Meskipun demikian

terdapat pula kelemahan pembiakan atau perbanyakan secara generative yaitu,

seperti adanya segregasi sifat untuk tanaman – tanaman heterozigot, sehingga

dihasilkan beberapa tanaman keturunan yang sifatnya tidak sama dengan

induknya ( Wiryanto dan Raharja, 2003 ).

Proses terbentuknya organ generatif memiliki beberapa fase pada

tanaman antara lain yaitu :

 Fase pembuangan

Proses pembangunan mengandung sejumlah tahap penting, yang

semuanya harus berasil dilangsungkan untuk memperoleh hasil akhir yaitu

biji. Proses pembangun tanaman terutama pada tanamantahunan adalah

sangat kompleks. Secara fisiologis proses pembangunan ini masih sulit di

mengerti, hal ini di sebabkan kurangnya informasi yang tersedia. Dalam

perkembangannya, proses pembangunan ini meliputi beberapa tahap dan

tahap harus dilalui dengan baik agar dapat menghasilkan panen tinggi.

Tahapan dari pembangunan meliputi:

1 Induksi bunga (evokasi) adalah tahap pertama dari proses pembangunan,

yaitu suatu tahap ketika meristem vegetative deprogram untukmulai

berubah menjadi meristem reproduksi. Terjadi di dalam sel. Dapat


7

didektesisecara kimiawi dari peningkatan sistensis asam nukleat dan

protein, yang dibutuhkan dalam pembelahan dan di ferensiasi sel.

1 Inisiasi bunga adalah tahap ketika perubahan morfologi menjadi bentuk

kuncup reproduksi mulai dapat terdeteksi secara makroskopis untuk

pertama kali nya. Transis dari tunas vegetative menjadi kuncup, serta

proses-proses selanjutnya yang mulai membentuk organ-organ

reproduktif. Menurut ashari (1998) tanaman keras ternyata mempunyai

periode inisi dan pembuangan yang sangat beragam. Pada umumnya

periode antara inisiasi dan pembungan yang sangat beragam. Pada

umumnya periode antara insiasi dan pembungunan berkaitan dengan sifat

tumbuhnya yang juga di pengaruhi oleh iklim. Kebanyakan tanaman tropis

dan subtropics mempunyai periode inisiasi bunga dan antesis yang sangat

singkat.

2 Perkembangan kuncup bunga menuju anthisis (bunga maker) ditandai

dengan terjadinya diferensi bagian-bagian bunga. Pada tahap ini terjadi

proses megasprogenesis dan mikrosporogenesis untuk penyempurnaan dan

pematangan organ-organ reproduksi jantan dan betina.

3 Anthesis

Merupakan tahap ketika terjadi pemekaran bunga. Biasanya anthesis

terjadi bersamaan dengan masaknya organ reproduksi jantan dan betina

walaupun dalam kenyataannya tidak selalu demikian. Ada kalanya organ

reproduksi, baik jantan maupun betina, masak sebelum terjadi anthesis,

atau bahkan jauh setelah terjadinya anthesis. Bunga-bunga bertipe


8

dichogamy mencapai kemasakan organ reproduksi jantan dan betinya

dalam waktu yang tidak bersamaan (Nasution_2009).

 Fase Pembuahan

Penyerbukan akan menghasikan individu baru apabila diikuti oleh

pembuahan, yaitu pembuahan berbiji dikenal ada dua macam pembuhan,

yaitu pembuhan tunggal pada Gymnospermae, dan pembuahan ganda pada

Angiospermae.

Jadi dalam kegiatan budidaya tanaman dapat dilakukan secara generatif

melalui biji pada tanaman. Untuk itu dalam budidaya perlu diketahui apa itu biji,

benih, dan apa itu bibit, karena ketigannya memiliki pengertian yang berbeda.

Istilah biji digunakan untuk menyebut bagian tanaman yang berfungsi sebagai unit

penyebaran tanaman secara alamiah. Biji tersebut dapat tumbuh menjadi tanaman

tanpa campur tangan manusia didalamnya.

Benih diartikan sebagai biji tanaman yang telah mengalami perlakuan dan

akan digunakan untuk tujuan perbanyakan tanaman. Menurut Sadjad ( 1993 ) biji

tumbuh kalau dipelihara dan ditangani untuk tujuan budidaya dikatakan biji

tersebut berfungsi sebagai benih. Sedangkan bibit adalah tanaman muda yang

sudah tumbuh di persemaian dan siap dipindah kelokasi penanaman.

2.3 Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif

( Menurut Sianipar dan Philippus, 1981 ) Perbanyakan tanaman secara

vegetatif merupakan perbanyakan dengan memekai salah satu bagian dari

tanaman. Perkembangan tak kawin berlangsung dengan cara pelepasan organ

vegetative dari tumbuhan induknya yang kemudian induknya tumbuh menjadi


9

individu baru. Pembiakan aseksual berlangsung tanpa perubahan – perubahan

kromosom. Sehingga sifat yang diturunkan sama dengan sifat induknya ( Jumin,

1994 ). Perbanyakan vegetatif pada umumnya menggunakan stek, okulasi,

layering udara, dan lain – lain. Media yang digunakan dalam teknik ini adalah

pupuk organic seperti pupuk hijau, kompos, sekam padi, kotoran, dan serbuk

gergaji ( Sumiarsi dan Priadi, 2004 ).

Berbagai cara pembiakan secara vegetatif antara lain penggunaan benih

apomiktik, penggunaan struktur vegetatif khusus, induksi akar dan pucuk

adventif, dan penyambungan ( grafting dan budding ). Penggunaan struktur

vegetatif khusus yaitu sulur misalnya pada strawberi, dan lain sebagainya. Adapun

kelebihan dari bibit hasil perbanyakan vegetative yaitu diperoleh individu baru

dengan sifat unggul lebih banyak.

Perkembangan vegetatif ada dua jenis, perkembangbiakan secara vegetatif

alami dan perkembangbiakan secara vegetatif buatan. Perkembangbiakan secara

vegetatif yang terjadi dengan sendirinya tanpa bantuan manusia di namakan

vegetatif alami. Sebaliknya perkembangbiakan yang melibatkan bantuan manusia

di sebut vegetatif buatan.

Perkembangan vegetatif alami di mulai dari tumbuhnya tunas pada bagian

tumbuhan. Tunas selanjutnya akan menjadi tanaman baru. Pada umumnya tunas

tumbuh pada ruas batang, ketiak daun, ujung akar, dan tepi daun . Tunas yang

tumbuh pada ujung kar atau tepi daun disebut tunas adventif jika tunas tumbuh

dekat induknya dinmakan rumpun seperti rumpun bambu dan rumpun pisang.

Berikut jenis-jenis perkembangnbiakan secara vegetatif alami:

 Akar tinggal
10

Akar tinggal ( rizoma) batang yang tumbuh menjalar dalam tanah atau di

sebut juga dengan akar tinggal, akar rimpang, atau akar tongkat. Tanaman

yang berkembangbiak dengan akar tinggal adalah lengkuas, jahe, alang-

alang , kunyit, dan temulawak dan lain-lain.

Ciri-ciri akar tinggal

- Mirip akar tetapi berbuku-buku dan pada ujungnya terdapat kuncup;

- Pada setiap buku terdapat daun yang berubah menjadi sisik;

- Pada setiap ketiak sisik terdapat tunas.

 Ummbi Lapis

Bagian tanaman yang membengkak dalam tanah karena menyimpan

cadangan makanan disebut umbi. Umbi lapis merupakan umbi yang

berlapis-lapis dan tumbuh tunas di tengannya. Umbi lapis baru yang

berasal dari ketiak terluar akan tumbuh membentuk tunas. Pada umbi

lapis, tunas tumbuh di antara daun cakram. Contoh tanaman yang

berkembangbiak baik dengan umbi lapis, tunas di antaranya adalah

bawang, bunga bakung, bunga tulip dan lain-lain.

 Umbi Akar

Umbi akar meruopakan bagian akar yang membesar karena berfungsi

sebagian tempat cadangan makanan. Umbi akar dapat tidak berbuku-buku.

Tanaman yang berkembang baik dengan umbi akar, misalnya wortel dan

dahlia.

 Umbi Batang

Umbi batang adalah batang yang tumbuh membengkak dalam tanah.

Bagian ini sesungguhnya merupakan cadangan makanan yang disimpan


11

pada bagian batang. Jika umbi ini di tanam, tunas dapat tumbuh dan

menjadi tanman baru. Contoh kentang dan ubi jalar.

 Geragih (stolon)

Gragih adalah batang yang tumbuh dan menjalar di permukaan tanah.

Geragih tersusun atas rua-ruas setiap ruas yang menempel pada tanah akan

membentuk akar dan tumbuh tunas baru. Tanaman baru akan tumbuh pada

ruas-ruasnya dan tidak bergantung pada induknya . jenis tanaman yang

berkembang biak denagn geragih di antaranya adalah stoberi, pegagan atau

antanan, dan rumput teki.

 Tunas Adventif

Tunas adventif adalag tunas yang tumbuh di luar bagian batang. Tunas ini

tumbuh pada tepi daun, seperti cocor bebek, selain pada tepi daun, tunas

ini dapat tumbuh pada akar, seperti suskun dan kesemek.

 Spora

Spora terdapat pada tumbuhan paku, lumut, dan jamur. Spora terdapat di

dalam kotak spora yang terletak di tepi daun tumbuhan paku. Contoh

tumbuhan paku yang sering kita lihat untuk tanaman hias adalah suplir.

Pada tepi daun suplir tterdapat butiran yang merupakan kotak spora. Spora

ini merupakan alat perkembangbiakkan tanaman sulpir .

Perkembangbiakan Secara Vegetatif Buatan

Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, cepat berbuah, dan menyerupai

induknya , pembiakan ini sengaja dibantu manusia. Tujuannya adalah

untuk memperoleh tumbuhan baru dengan cepat dan tidak tergantung


12

dengan musim. Pembiakan secara vegetaif buatan di anataranya adalah

cangkok, stek, okulasi, enten dan runduk,

Berikut ini adalah beberapa cara pembiakan secara vegetatif buatan.

 Mencangkok

Mencangkok adalah pengembangbiakan tanaman agar cepat berbuah dan

mempunyai sifat-sifat yang sama dengan induknya. Jika tanaman

induknya berbuah manis, maka cangkoknya menghasilkan buah yang

manis pula. Selain itu, Mencangkok lebih cepat memberikan hasil jika ndi

bandingkan dengan menanam bijinya. Tanaman yang dapat di cangkok

adalah tanaman yang mempunyai batang berkayu dan berkambium, seperti

jambu, rambutan dan manga. Namun tanaman hasil cangkok memiliki

beberapa kelemahan. Tanaman hasil cangkokan hanya memiliki akar

serabut, sehingga mudah tumbang/roboh dan umur tanaman lebih pendek

dibandingkan tumbuh yang di tanam dari biji. Berikut ini cara

mencangkok tanaman, sediakan alat dan bahan yang di gunakan dalam

mencangkok antara lain: tali pengikat/raffia, pisau yang tajam, serabut

kelapa atau pelastik ,gunting, tanah yang subur dan cabang/ranting yang

akan kita cangkok.

 Stek

Stek adalah cara mengembangbiakan tanaman dengan menggunakan

bagian dari batang tumbuhan tersebut. Bagian tanaman yang dapat di

tanam dapata berupa batang, tangkai atau daun. Tidak semua tumbuhan
13

dapat di stek. Stek daun dapat di lakukan pada tanman cocor bebek dan

begonia. Stek akar dapat dilakukan pada tanaman sukun dan stek batang

dapat dilakukan pada tanaman singkong. Stek tangkai dapat dilakukan

pada tanaman mawar. Contoh tanaman yang di kembangbiakan secara stek

adalah ubi kayu, tebu, kangkung dan mawar.

 Sambung /Entek

Menyambung atau mengeten bertujuan menggabunkan dua sifat unggul

dari indivudu yang berbeda, misalnya untuk menyongkong tumbuhan

dibutuhkan jenis tumbuhan yang memiliki akar kuat sementara untuk

menghasilkan buah atau daun atau bunagn yang banyak di butuhkan

tumbuhan yang memiliki produktivitas tinggi. Tumbuhan yang di hasilkan

memiliki akar kuat dan produktivitas yang tinggi. Contoh tumbuhan yang

bisa di sambung adalah tumbuhan yang sekeluarga contohnya tomat

dengan terung.

 Tempel (Okulasi)

Menempel atau okulasi adalah menempelkkan tunas pada batangbtanaman

sejenis yang akan di jadikan induk. Timbuhan yang akan di tempeli harus

yang kuat. Tempel (okulasi) bertujuan mengabungkan dua tumbuhan

berbeda sifat nantinya akan dihasilkan tumbuhan yang memiliki dua jenis

buah atau bunga yang berbeda sifat.

Contohnya, okulasi pada bunga maear akan menghasilkan dua mawar atau

lebih yang berbeda. Tumbuhan tersebut akan terlihat lebih indah karena

bunganya berwarna-warni. Pada buah manga batang bawahmemiliki

perakaran kuat dan dalah serta tahan terhadap penyakit akar. Batang atas
14

berbuah banyak dan yang perakarannya kuat dan tahan terhadap penyakit

sekaligus berbuah lebat dan manis. Selain itu okulasi juga mempercepat

tanaman berbuah karena batang atas sudah ,melewati masa muda.

 Merunduk

Merunduk adalah membengkokkan sebagian cabang kemudan

membenamkannya ke dalam tanah. Pada batang yang ditimbun tersebut

diharapkan tumbuh akar. Tumnuhan yang dapat di kembangbiakan dengan

merynduk di antaranya arbie, apel, tebu stroberi dan melati.

Jadi perbanyakan vegetatif dapat dilakukan secara alamiah yaitu perbanyakan

tanaman tanpa melalui perkawinan atau tidak menggunakan biji dari tanaman

induk yang terjadi secara alamiah tanpa bantuan campur tangan manusia.

Perbanykan tanaman secra vegetatif alamiah dapat terjadi melalui tunas, umbi,

rizoma, dan geragih. Perbanykan vegetative juga dapat dilakukan secra buatan

dengan bantuan campur tangan manusia misalnya cangkok, stek, sambung, dam

sebagainya. Beberapa factor yang mempengaruhi keberhasilan dalam

memproduksi bibit dengan cara vegetatif antara lain yaitu : Factor tanaman (

genetic, kondisi tumbuh, panjang entris ), factor lingkungan ( ketajaman,

kesterilan alat, kondisi cuaca, waktu pelaksanaan ), dan faktor keterampilan yang

melakukan.
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Pembukaan Lahan Dan Pengelolahan Lahan

3.1.1 Waktu dan Tempat

Pembukaan lahan dan pengelolahan lahan pada praktikum Teknologi

Budidaya Tanaman ini dilakukan pada hari Selasa tanggal 20 Februari

2018 dan 27 Februari 2018 pada pukul 15.00 wib sampai selesai.

Tempat dilakukanya pembukaan lahan dan pengelolahan lahan pada

praktikum Teknologi Budidaya Tanaman yaitu di Unit Pelaksana

Teknis ( UPT ) kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau,

Pekanbaru.

3.1.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam pembukaan dan pengelolahan lahan dalam

praktikum Teknologi Budidaya Tanaman yaitu alat – alat berupa

parang, cangkung, mesin babat, meteran, dan alat – alat yang

mendukung lainnya dalam pembukaan lahan sehingga dapat berjalan

dengan baik. Sedangkan bahan yang dibutuhkan dalam pembukaan dan

pengelolahan lahan dalam praktikum ini adalah yang utama adalah

lahan yang akan di buka atau sebidang tanah.

3.1.3 Cara Kerja

Adapun langkah – langkah yang dapat kita lakukan dalam pembukaan dan

pengelolahan lahan antara lain adalah :

1. Pengukuran lahan yang akan di buka

2. Pembersihan lahan dari gulma atau akar – akar bekas pohon


16

3. Pengelolahan lahan untuk pembuatan bedengan

4. Penggemburan sekalian pembuatan bedengan dengan ukuran 20 – 30 cm

dengan pembuatan parit antar bedengan 40 – 50 cm dengan kedalaman

30 cm.

3.2 Penyemaian Tanaman Sayuran

3.2.1 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam penyemaian tanaman

sayuran dalam praktikum Teknologi Budidaya Tanaman adalah cangkul,

parang, gembor, paranet atau naungan, pupuk kandang, benih tanaman

sayuran, pasir, dan lain sebagainya.

3.2.1 Cara Kerja

Hal – hal yang dapat dilakukan dalam penyemaian tanaman

sayuran antara lain adalah sebagai berikut :

1. Menyiapkan bedengan yang telah digemburkan dan dicampur dengan

pupuk kandang.

2. Di permukaan bedengan di beri pasir dengan ketebalan kurang lebih 1 cm.

3. Siram media tanam dengan sedikit air hingga kondisi lapang.

4. Semaikan benih dengan cara perhitungan populasi atau agar lebih praktis

pakai larikan atau di sebarkan di permukaan bedengan.

5. Setelah di semai bedengan di beri naungan dari pelepah sawit atau dengan

menggunakan paranet.
17

6. Siram setiap hari benih yang telah di semai secara rutin maksimal 2 hari

sekali.

3.3 Budidaya Tanaman Kangkung ( sesuai komoditi kelompok )

3.3.1 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam budidaya tanaman kangkung

dalam praktikum Teknologi Budidaya Tanaman antara lain adalah sebagai

berikut : cangkul, gembor, penggaris atau meteran, benih kangkung, air, pupuk

kandang, kcl, furadan, dan lain sebagainya yang dapat mendukung dalam

budidaya tanaman kangkung.

3.3.2 Cara Kerja

Cara kerja dalam melakukan budidaya tanaman kangkung antara lain adalah :

1. Pengelolahan lahan yang telah di buat bedengan dengan pemupukan oleh

pupuk kandang.

2. Penanaman benih kangkung, dimana benih kangkung yang belum ditanam

lebih baik di rendam di dalam air sehingga kita bias memilih benih

kangkung yang baik yaitu yang tenggelam didlam air.

3. Pembuatan lubang tanam pada bedengan yaitu dengan mengatur jarak

tanam antar larikan 30 cm dan panjang sepanjang bedengan dengan

kedalaman 2 sampai 3 cm. lalu di daerah yang akan ditanami benih di beri

furadan secukupnya untuk mencegah serangan serangga seperti semut

terhadap benih.
18

4. Penanaman benih dengan kedalaman 2 sampai 3 cm. benih dimasukan

kedalam lubang tanam yang sudah di buat dengan teknik larikan dengan

cara di taburkan di sepanjang lubang larikan. Kemudian tutup lubang

dengan tanah gembur sampai tertutup semua. Setelah itu di siram

menggunakan gembor.

5. Pemupukan dan penyulaman pada tanaman kangkung yaitu dengan pupuk

dasar sesuai anjuran dengan dosis 200 kg per ha untuk pupuk KCl jadi

kalau perbedengan 300 g untuk 2 kali pemupukan. Dan dilakukan

penyiangan pada saat MST.

6. Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan cara membuang/membersihkan

gulma dan menyiram tanaman setiap hari dan ruti pagi dan sore karena

kangkung merupakan tanaman yang sangat membutuhkan banyak air.

7. Pemanenan kangkung dapat dilakukan 2 kali dan dapat di panen ketika

kangkung sudah berusia 4 minggu setelah tanam.

3.4 Stek Tanaman Hias

3.4.1 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam melakukan stek pada tanaman

hias adalah sebagai berikut : gunting stek, polybag, tanaman hias, pasir,

arang sekam, pupuk kompos, ZPT, air, dan sebagainya.

3.4.5 Cara Kerja

Hal – hal yang dapat dilakukan dalam melakukan stek pada tanaman hias

adalah :
19

1. Menyiapkan bahan media tanam dan alat yang dibutuhkan.

2. Potong bagian batang tanaman hias yang berdiameter kurang lebih 2

sampai 3 cm dengan keadaan runcing dan permukaan lebar.

3. Kemudian batang tanaman hias yang telah di potong di rendam dengan

ZPT yang telah disiapkan.

4. Kemudian ditanam dengan cara ditancapkan saja batang tanaman hias

kedalam polybag yang telah berisikan media tanam tanah yang telah

dicampur dengan arang sekap dengan perbandingan 1 : 1 dengan

kedalaman 2 – 3 cm lalu di beri sedikit tekanan saat menanamnya untuk

memperkuat tanaman,

5. Di siram dan dirawat setiap harinya untuk pertumbuhan yang baik.

3.5 Sambung Pucuk Tanaman Hias

3.5.1 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam sambung pucuk tanaman hias

adalah sebagai berikut : gunting, silet, plastic pembungkus, tali raffia atau tali

plastik, batang bawah tanaman, dan batang atas tanaman yang akan di

sambung misalnya spereti batang pada tanaman kertas yang berbeda warna

bunga.

3.5.2 Cara Kerja

1. Siapkan batang bawah atau batang induk dan batang atas yaitu

batang yang akan disambung pucuknya.


20

2. Batang bawah dipisahkan atau di potong bagian pucuknya dengan

pisang atau silet lalu di belah tengahnya dengan kedalaman atau

panjang 2 sampai 3 cm.

3. Kemudian batang atas atau pucuk dari tanaman lain di runcingkan

seperti huruf “v” sehingga dapat masuk ke batang bawah yang

akan di sambung.

4. Setelah batang bawah dan batang atas siap, sambung kedua batang

tersebut sesuai dengan posisinya, yaitu cambium dari masing –

masing batang harus saling menyatu.

5. Setelah di sambung ikat batang yang disambung dengan

menggunakan tali plastic atau tali raffia.

6. Setelah di ikat maka di bungkus atau di tutup bagian atas yang di

sambung dan tali dengan menggunakan kantong plastic agar

uadaranya lembab dan agar tidak kemasuk air. Karena dapat

mengakinatkan batangnya busuk dan kegagalan sambung pucuk

jika termasuk air, maka usahakan serapat mungkin.

3.6 Pencangkokan Tanaman Buah

3.6.1 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam mencangkok tanaman buah

adalah sebagai berikut : tali raffia, plastic atau serabut kelapa, pisau tajam,

ember, tanaman yang akan di cangkok, pupuk kandang dam tanah hitam,

air, dan alat lain yang mendukung.

3.6.2 Cara Kerja


21

Hal – hal yang perlu dilakukan dalam melakukan pencangkokan pada

tanaman buah adalah sebagai berikut :

1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

2. Memilih batang atau cabaang yang tidak terlalu tua dan tidak

terlalu muda.

3. Menyayat atau menghilangkan kulit dan cambium pada batang atau

cabang tanaman buah tersebut sepanjang kurang lebih 10 cm.

4. Memberi campuran tanah dengan pupuk kandang pada bagian

sayatan secukupnya.

5. Menutup bagian yang telah di beri tanah hitam dan campuran

pupuk kandang dengan serabut kelapa atau plastic yang telah di

lubangi secukupnya.

6. Menjaga kelembabpan media dengan cara menyiram dengan air

setiap hari maksimal 2 kali sehari.

3.7 Penyemaian Tanaman Perkebunan

3.7.1 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam melakukan penyemaian dalam

tanaman perkebunan yaitu : pasir, tanah dan pupuk kandang, benih atau biji

pada tanaman perkebunan, air, penggaris, dan alat serta bahan lain yang

mendukung lainnya.

3.7.8 Cara Kerja.


22

Hal – hal yang perlu dilakukan dalam melakukan penyemaian tanaman perkebuna

antara lain adalah :

1. Buatlah bedengan dengan ukuran 1 x 1 meter.

2. Bedengan yang telah gembur tanahnya di beri pupuk kandang lalu di

permukaannya di beri pasir dengan kedalaman pasir kurang lebih 2 cm.

3. Lalu biji tanaman perkebunan seperti salah satunya karet di rendam di

dalam air agar dapat di pilih biji yang baik dengan beberapa kriteria.

4. Lalu biji di tanam di bedengan dengan 2/3 kedalamannya dari permukaan

dengan biji dengan bagian punggung biji di bagian bawah dan bagian

belakang biji diarahkan ke arah matahari terbit dengan jarak tanam 1 cm

5. Lalu setelah penyemaian biji di buat naungan untuk pengaturan cahaya

dan kelembabpan.

6. Lalu disiram dengan air setiap hari sebanyak 2 kali sehari.

3.8 Pembibitan Tanaman Pisang

3.8.1 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam melakukan pembibitan pada

tanaman pisang antara lain adalah : cangkul, parang, pasir, polybag, tunas

pisang, pupuk kandang, dan alat serta bahan lain yang mendukung dalam

pembibitan tanaman pisang.

3.8.2 Cara Kerja.

1. Pembibitan
23

Pisang diperbanyak dengan cara vegetatif berupa tunas-tunas (anakan).

a. Persyaratan Bibit : Tinggi anakan yg dijadikan bibit adalah 1-1,5 m

dengan lebar potongan umbi 15-20 cm. Anakan diambil dari pohon yg

berbuah baik & sehat. Tinggi bibit akan berpengaruh terhadap produksi

pisang (jumlah sisir dlm tiap tandan). Bibit anakan ada dua jenis: anakan

muda & dewasa. Anakan dewasa lebih baik digunakan karena sudah

mempunyai bakal bunga & persediaan makanan di dlm bonggol sudah

banyak. Penggunaan bibit yg berbentuk tombak (daun masih berbentuk

seperti pedang, helai daun sempit) lebih diutamakan daripada bibit dengan

daun yg lebar.

b. Penyiapan Bibit : Bibit dapat dibeli dari daerah/tempat lain atau disediakan

di kebun sendiri. Tanaman untuk bibit ditanam dengan jarak tanam agak

rapat sekitar 2 x 2 m. Satu pohon induk dibiarkan memiliki tunas antara 7-

9. Untuk menghindari terlalu banyaknya jumlah tunas anakan, dilakukan

pemotongan/penjarangan tunas.

c. Sanitasi Bibit Sebelum Ditanam : Untuk menghindari penyebaran hama

dan penyakit, sebelum ditanam bibit diberi perlakuan sebagai berikut:

a. Setelah dipotong, bersihkan tanah yg menempel di akar.

b. Simpan bibit di tempat teduh 1-2 hari sebelum tanam agar luka

pada umbi mengering. Buang daun-daun yg lebar.

c. Rendam umbi bibit sebatas leher batang di dlm insektisida 0,5–1%

selama 10 menit. Lalu bibit dikeringanginkan.


24

d. Jika tidak ada insektisida, rendam umbi bibit di air mengalir

selama 48 jam.

e. Jika di areal tanam sudah ada hama nematoda, rendam umbi bibit

di dlm air panas beberapa menit.

2. Pengolahan Media Tanam

a. Pembukaan Lahan : Pemilihan lahan harus mempertimbangkan aspek

iklim, prasarana ekonomi & letak pasar/industri pengolahan pisang, juga

harus diperhatikan segi keamanan sosial. Untuk membuka lahan

perkebunan pisang, dilakukan pembasmian gulma, rumput atau semak-

semak, penggemburan tanah yg masih padat; pembuatan sengkedan &

pembuatan saluran pengeluaran air.

b. Pembentukan Sengkedan Bagian tanah yg miring perlu disengked (dibuat

teras). Lebar sengkedan tergantung dari derajat kemiringan lahan.

Lambung sengkedan ditahan dengan rerumputan atau batu-batuan jika

tersedia. Dianjurkan untuk menanam tanaman legum seperti lamtoro di

batas sengkedan yg berfungsi sebagai penahan erosi, pemasuk unsur hara

N & juga penahan angin.

c. Pembuatan Saluran Pembuangan Air Saluran ini harus dibuat pada lahan

dengan kemiringan kecil & tanah-tanah datar. Di atas landasan & sisi

saluran ditanam rumput untuk menghindari erosi dari landasan saluran itu

sendiri.
25

3. Teknik Penanaman

a. Penentuan Pola Tanaman : Jarak tanam di dalam budidaya buah

pisang cukup lebar sehingga pada tiga bulan pertama memungkinkan

dipakai pola tanam tumpang sari/tanaman lorong di antara tanaman pisang.

Tanaman tumpang sari/lorong dapat berupa sayur-sayuran atau tanaman

pangan semusim. Di kebanyakan perkebunan pisang di wilayah Asia yg

curah hujannya tinggi, pisang ditanam bersama-sama dengan tanaman

perkebunan kopi, kakao, kelapa & arecanuts. Di India Barat, pisang untuk

ekspor ditanam secara permanen dengan kelapa.

b. Pembuatan Lubang Tanam : Ukuran lubang adalah 50 x 50 x 50 cm pada

tanah berat & 30 x 30 x 30 cm atau 40 x40 x 40 cm untuk tanah-tanah

gembur. Jarak tanam 3 x 3 m untuk tanah sedang & 3,3 x 3,3 m untuk

tanah berat.

c. Cara Penanaman : Penanaman dilakukan menjelang musim hujan

(September-Oktober). Sebelum tanam lubang diberi pupuk organik seperti

pupuk kandang/kompos sebanyak 15–20 kg. Pemupukan organik sangat

berpengaruh terhadap kualitas rasa buah.

4. Pemeliharaan Tanaman

a. Penjarangan : Untuk mendapatkan hasil yg baik, satu rumpun harus terdiri

atas 3-4 batang. Pemotongan anak dilakukan sedemikian rupa sehingga

dlm satu rumpun terdapat anakan yg masing-masing berbeda umur (fase


26

pertumbuhan). Setelah 5 tahun rumpun dibongkar untuk diganti dengan

tanaman yg baru.

b. Penyiangan : Rumput/gulma di sekitar pohon induk harus disiangi agar

pertumbuhan anak & juga induk baik. Penyiangan dilakukan bersamaan

dengan penggemburan & penimbunan dapuran oleh tanah agar perakaran

& tunas bertambah banyak. Perlu diperhatikan bahwa perakaran pisang

hanya rata-rata 15 cm di bawah permukaan tanah, sehingga penyiangan

jangan dilakukan terlalu dalam.

c. Perempalan : Daun-daun yg mulai mengering dipangkas agar kebersihan

tanaman & sanitasi lingkungan terjaga. Pembuangan daun-daun ini

dilakukan setiap waktu.

d. Pemupukan : Pisang sangat memerlukan kalium dlm jumlah besar. Untuk

satu hektar, pisang memerlukan 207 kg urea, 138 kg super fosfat, 608 kg

KCl & 200 kg batu kapur sebagai sumber kalsium. Pupuk N diberikan dua

kali dlm satu tahun yg diletakkan di dlm larikan yg mengitari rumpun

tanaman. Setelah itu larikan ditutup kembali dengan tanah. Pemupukan

fosfat & kalium dilaksanakan 6 bulan setelah tanam (dua kali dlm

setahun).

e. Pengairan & Penyiraman : Pisang akan tumbuh subur & berproduksi

dengan baik selama pengairannya terjaga. Tanaman diairi dengan cara

disiram atau mengisi parit-parit/saluran air yg berada di antara barisan

tanaman pisang.

f. Pemberian Mulsa : Tanah di sekitar rumpun pisang diberi mulsa berupa

daun kering ataupun basah. Mulsa berguna untuk mengurangi penguapan


27

air tanah & menekan gulma, tetapi pemulsaan yg terus menerus

menyebabkan perakaran menjadi dangkal sehingga pada waktu kemarau

tanaman merana. Karena itu mulsa tidak boleh dipasang terus menerus.

Pemeliharaan Buah : Jantung pisang yg telah berjarak 25 cm dari

sisir buah terakhir harus dipotong agar pertumbuhan buah tidak terhambat.

Setelah sisir pisang mengembang sempurna, tandan pisang dibungkus

dengan kantung plastik bening. Kantung plastik polietilen dengan

ketebalan 0,5 mm diberi lubang dengan diameter 1,25 cm. Jarak tiap

lubang 7,5 cm. Ukuran kantung plastik adalah sedemikian rupa sehingga

menutupi 15-45 cm di atas pangkal sisir teratas & 25 cm di bawah ujung

buah dari sisir terbawah. Untuk menjaga agar tanaman tidak rebah akibat

beratnya tandan, batang tanaman disangga dengan bambu yg dibenamkan

sedalam 30 cm ke dlm tanah.


IV. PEMBAHASAN

4.1 Pembukaan Lahan dan Pengelolahan Lahan

Sejak tahun 1970, istilah lahan mulai banyak digunakan. Menurut

FAO lahan diartikan sebagai tempat dipermukaan bumi yang sifat – sifatnya

layak di sebut seimbang dan saling berkaitan satu sama lain, sedangkan

menurut kamus besar bahasa Indonesia ( KBBI )istilah lahan berarti tanah

terbuka, tanah garapan.

Pembukaan lahan pada prinsipnya membebaskan lahan dari

tumbuhan penggangu atau komponen lain dengan maksud untuk

memberikan ruang tumbuh kepada tanaman yang akan dibudidayakan. Cara

pelaksanaan penyiapan lahan digolongkan menjadi 3 cara, yaitu cara

mekanik, semi mekanik, dan manual ( Harjadi, 1994 ).

Ketika membuka lahan ini perlu juga diperhatikanfaktor lingkungan.

Topografinya perlu diperhatikan tingkat kecuramannya berapa persen jika

lebih dari 30 % perlu dipertimbangkan pula alat – alat pengolahan tanahnya.

Termasuk jenis tanah, sehingga dapat dijaddikan pertimbangan dalam

pembukaan lahan. Adapun tatacara pembukaan lahan secara manual dengan

membersihkan gulma seperti rumput, semak – semak dan alang – alang

dilakukan dengan mencabut dan menggunakan parang dan cangkul. Manfaat

dilakukan pengolahan tanah atu lahan yaitu memperbaiki struktur tanah,

aerasi tanah, menghambat tumbuhnya gulma dan melancarkan drainase.

Kegunaan dalam membersihkan gulma agar nantinya tidak terjadi

kompetisi pada tanaman yang akan di tanam dan setelah lahan sudah bersih
29

dari gulma dilakukan pemancangan dan pengukuran plot untuk tanaman

dengan mengukur jarak air pada plot yang berguna untuk menghindari

terendamnya tanaman yang di tanam dan membuat pertumbuhan akar

semakin berkembang.

Pengelolahan lahan dilakukan dengan tujuan agar pertumbuhan

tanaman menjadi lebih baik karena adanya pengelolahan tanah memungkin

peredaran air, udara, dan suhu di dalam tanah menjadi lebih baik. Dan dapat

juga meningkatkan sifat – sifat fisik tanah, memperbaiki struktur tanah dan

prositas tanah. Sehingga antara pemasukan air dan pengeluarannya menjadi

seimbang, berarti cepat basah dan optimal yang berarti akan menjamin

aktifitas biologi akan menjaddi optimal pula. Dan untuk mendpatkan kondisi

tanah yang optimal sesuai untuk pertumbuhan tanaman, perlu

mempersiapkan tanah sebagai lahan atau tempat budidaya dengan sebaik –

baiknya dan melalui tahap memperhatikan beberapa factor, yaitu kedalam

tanah, kemiringan tanah, atau kelerengan dan tenaga kerja yang digunakan (

Soekardi, 1986 ).

Bedengan merupakan tempat tumbuh tanaman selain untuk mengatur

aliran air. Dalam bedengan, jumlah tanaman lebih dapat di control dan

memiliki proses pemeliharan akan lebih mudah. Dibuat parit atau drainase

disela – sela bedengan tersebut untuk mengalirkan air keluar dari bedengan

sekaligus tempat cadangan air keluar dari bedengan.


30

Ukuran pembuatan bedengan dengan panjang bedengan 20 – 30

meter dan lebar 20 – 30 cm. panjang bedengan tersebut merupakan panjang

ideal. Dan parit dibuat diantara bedengan yaitu 40 – 50 cm lebarnya.

Ketika hujan, bedengan dapat di buat lebih lebar dengan tujuan

mengurangi kelembabpan karena bedengan yang lebar akan lebih banyak

menerima cahaya matahari. Kedalaman parit adalah 30 cm, juga harus

mempertimbangkan ketinggalan maksimal air. Ketinggian air yang

tertampung harus lebih rendah dari kedalam akar ( Zannititah, 2012 ).

Teknik pengelolahan tanah untuk budidaya tanaman dilakukan

dengan pembalikan tanh, penggemburan tanah, pembuangan bedengan.

Sebelum pembuatan bedengan, ketika melakukan pembalikan tanah, maka

tanah akan didiamkan dalam beberapa hari, dan biasanya selama 2 minggu

agar matahari menyinari dan pathogen – pathogen dalam tanah dapat mati

dimana penyebab penyakit serta menyediakan udara yang baik untuk tanah.

Dan setelah itu barulah tanah digemburkan dan setelah gembur barulah

dapat di bentuk suatu bedengan.

4.2 Penyemaian Tanaman Sayuran

Penyemaian didefinisikan sebagai suatu tempat yang digunakan

untuk menyemaikan benih suatu jenis tanaman dengan perlakuan tertentu

dan selama perode waktu yang telah ditetapkan. Tujuan uatama pembibitan

adalah sebagai uapaya penyediaan bibit yang berkualitas baik dalam jumlah

yang memadai, sesuai dengan rencana penanaman ( Edi, S. dkk, 2010 ).


31

Pada umunya persemaian digolongkan menjadi 2 jenis/tipe yaitu

persemaian sementara dan persemaian tetap. Persemaian sementara biasanya

berukuran kecil dan terletak di dekat daerah yang akan ditanami. Persemaian

sementara ini biasanya berlangsung hanya untuk beberapa periode panenan (

bibit/semai ). Sedangakan persemaian tetap biasanya berukuran luasnya

besar dan lokasinya menetap disuatu tempat, untuk melayani areal

penanaman yang luas ( Andini, 2006 ).

Tempat persemaian adalah sepetak tanah yang sengaja dibuat untuk

menyemaikan bibit – bibit tanaman yang tidak dapat atau sukar untuk di

tanam langsung di kebun. Hampir semua bibit sayuran memerlukan

persemaian itu. Hanya bayam, lobak, bakung, bawang merah, bawang putih,

seledri, wortel, dan semua jenis kacang dapat langsung ditanam atau

disebarkan pada petakan persemaian yang agak luas dapat di buat pada tanah

yang khusus untuk keperluan itu. Untuk berkebun di halaman cukup

dipergunakan sebuah bedengan atau sejenisnya ( Rismunandar, 2003 ).

Tempat dilakukannya persemaian atau pembibitan hendaknya mudah

dijangkau dengan memudahkan uapaya pengairan, pemberian naungan atau

hal – hal rutin lain yang diperlukan oleh tanaman muda. Ada dua bentuk

utama dari bedengan persemaian yang ditinggikan dan yang direndahkan.

Bedengan yang ditinggikan merupakan bentuk bedengan persemaian yang

lebih banyak dilakukan oleh petani di wilayah yang sering banjir (

Muningsih dan Setiawan, 2000 ).


32

Pada saat akan melakukan persemaian hal yang perlu dilakukan yaitu

menyiapkan bedengan yang telah digemburkan dan dicampur dengan pupuk

kandang. Kemudian permukaan diberi pasir agar muadah menyerap air

sehingga pertumbuhan beniih yang di semai cepat tubuh dan dapat di

budidayakan lebih lanjut. Kemudian barulah benih dapat di semai dengan

teknik larikan atau populasi dan tidak lupa diberi naungan dengan paranet atau

pelepah sawit agar kelembapan tanaman tetap terjaga dan cahaya yang

mengenai pertumbuhan benih tetap optimal.

Dilakukannya proses penyemaian bertujuan untuk mengurangi

kematian akibat tanaman yang belum siap dengan kondisi lapangan. Baik itu

melindungi dari cuaca ataupun gangguan lainnya. Tanaman yang

memerlukan tahap penyemaian biasanya yang mempunyai siklus panen

menengah hingga panjang dan memiliki benih yang kecil – kecil. Untuk

tanaman dengan siklus panen cepat seperti bayam dan kangkung. Tahap

penyemaian menjadi kurang ekonomis. Sedangkan untuk tanaman yang

memiliki biji besar, sebaiknya ditanam dengan ditugal. Tanaman berbiji

besar relative tahan terhadap kondisi lingkungan karena didalamnya telah

terkandung zat yang berguna menopang awal pertumbuhan. Beberapa jenis

hortikultura yang biasa disemaikan antara lain, tomat, cabai, selada, sawi,

dan sebagainya. Proses penyemaian memerlukan tempat dan perlakuan yang

khusus yang berbeda dengan kondisi lapangan. Untuk itu diperlukan tempat

persemaian yang terpisah dengan areal tanam. Tempat persemaian bias di

buat permanen ataupun sementara. Media persemaian bias berupa tray,


33

tercetak, polybag, atau dengan menggunakan bedengan biasa. ( Titi

Priyowidodo, 2017 ).

Memilih lokasi persemaian harus memperhatikan persyaratan

sebagai berikut :

1. Lokasi persemaian sedekat mungkin dengan lokasi

penanaman atau jalan angkutan ( aksesibilitas )

2. Lapangan harus mendatar.

3. Cukkup tersedia air dan mudah mendapatkan media

4. Keadaan lingkungan baik, sirkulasi udara lancer dan sinar

matahari dapat massuk kepermukaan tanah untuk

mengurangi kerusakan bibit dari insect atau jamur.

5. Dekat dengan tenaga kerja. ( Fahrudin, 2009 )

Keuntungan dari persemaian adalah dapat menyeleksi bibit

tanaman yang seragam, memudahkan dalam pengendalian hama,

mengurangi resiko kegagalan, memudahkan dalam pemeliharaan, dan

memperpendek waktu tumbuh di lahan ( Bewley, 2003 ).

4.3 Budidaya Tanaman Kangkung ( sesuai komoditi kelompok )

Tanaman kangkung ( Ipomoea reptans ) adalah sayuran yang sangat

popular, karena selain harga yang ekonomis juga memiliki banyak peminat.

Tanaman kangkung darat diklasifikasikan sebagai berikut : kingdom ( plantae ),

subkingdom ( Tracheobionta ), superdivisio ( Spermatophyta ), divisio (


34

Magnoliophyta ), kelas ( Magnoliapsida ), sub kelas ( Asteridae ), ordo ( Solanales

), familia ( convolvulaceae ), genus ( Ipomoea ), spesies ( Ipomoea reptans ).

Tanaman kangkung adalah salah satu jenis tanaman sayuran daun yang mampu

hidup di darat atau di air. Tanaman kangkung tidak memerlukan persyaratan

tempat tumbuh yang sulit. Salah satu syarat yang penting adalah air yang cukup.

Apabila kekurangan air pertumbuhannya akan mengalami hambatan. Kangkung

diperbanyak dengan atek batang yang panjangnya 20 – 25 cm atau dengan biji.

Untuk penanaman kangkung di darat digunakan benih dari biji, namun dapat pula

digunakan dari stek batng. Untuk mempercepat perkecapbahan diperlukan

perendaman benih di dalm air selama satu malam sebelum benih itu disebarkan

atau disemaikan ( Sutarya, 1995 ).

Adapun waktu tanam tanaman kangkung yang baik adalah pada musim

hujan untuk kangkung darat dan pada musim kemarau untuk kangkung air.

Sementara waktu tanam kangkung yang dibududayakan untuk di ambil bijinya (

pembibitan ) adalah pada musim kemarau. Untuk kangkung darat, umumnya

dikembangkan dengan biji. Persiapan lahan untuk penanaman kangkung darat

dilakukan dengan cara pencangkolan tanah, kemudian di beri pupuk kandang atau

kompos,. Sementara panjang atau ukuran bedengan sesuai dengan lahan yang

tersedia dan keinginan kita ( Sunanjono, 2003 ).

Kangkung merupakan tanaman yang tumbuh cepat yang memberikan hasil

dalam waktu 4 – 6 minggu sejak dari benih. Kangkung yang di kenal dengan

nama latin Ipomoea reptans memiliki bunga berwarna putih bersih dan daunnya

lebih kecil dari pada kangkung air ( Sujitno, 2004 ).


35

Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar

matahari yang cukup. Di tempat yang ternaungi tanaman kangkung akan tumbuh

memanjang tinggi namun kurus – kurus. Kangkung sangat kuat menghadapi panas

terik dan kemarau yang panjang. Apabila di tempat yang agak terlindungi, maka

kualitas daun bagus dan lemas dan disukai oleh konsumen. Suhu udara

dipengaruhi oleh ketinggian tempat, apabila kangkung ditanam di tempat yang

terlalu panas, maka batang dan daunya agak keras sehingga tidak di sukai

konsumen ( Kuswanto, 1997 ).

Kangkung darat menghendaki tanah yang subur, gembur, dan banyka

mengandung bahan organic dan tidak dipengaruhi keasaman tanah. Tanaman

kangkung darat tidak mengehndaki tanah yang tergenang karena kar akan mudah

membusuk. Sedangkan kangkung air membutuhkan tanah yang selalu tergenang

air. Kangkung dapat ditanam di dataran rendah dan dataran tinggi . kangkung

merupakan salah satu jenis tanaman sayuran daun, daun kangkung panjang,

berwarna hijau keputih – putihan merupakan sumber vitamin pr vitamin A.

berdasrkan tempat tumbuh kangkung dibedkan atas kangkung darat dan kangkung

air. Tanaman kangkung membutuhkan tanah yang datar bagi pertumbuhannya,

sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat dipertahankan

kandungan air secara baik ( Sunanjono, 2003 ).

4.4 Stek Tanaman Hias

Perbanyakan tanaman dengan cara stek adlah dengan cara perbanyakan

menanam bagian – bagian tertentu dari tanaman. Bagian tertentu itu bias berupa
36

pucuk tanaman, akar, daun, atau cabang. Proses penyetekkan tanaman itu sendiri

tidak mudah. Kita tinggal memotong tanaman yang terpilih dengan menggunakan

pisau yang tajam untuk menghasilkan potongan permukaan yang halus.

Pemotongan stek bagian ujung sebaiknya berada beberapa mililiter dari mata

tunas. Sedangkan pemotongan stek bagian pangkal harus meruncing. Ketika

membuat potongan meruncing, hendaknya kita usahakan potongan itu sedikit

menyentuh again mata tunas, dengan demikian nantinya stek yang diharapkan

akan berhasil ( Aak, 1991 ).

Perbanyakan dengan cara stek adalah perbanyakan dengan menumbuhka

potongan/bagian tanaman seperti akar, batng, pucuk, atau daun sehingga menjadi

tanaman baru. Dengan kata lain stek adalah pemotongan tanaman, sehingga

menjadi tanaman baru ( Yustina, 1994 ).

Keuntungan bibit dari stek adalah tanaman hias akan memiliki sifat yang

persis sama dengan induknya, terutama dalam buah, ukuran, warna, dan rasanya.

Tanaman asal stek biasanya di tanam pada tempat yang permukaan air tanahnya

dangkal, karena tanaman asal stek tidak mempunyai akar tunggang. Perbanyakan

tanaman dengan stek merupakan cara perbanyakan praktis dan mudah dilakukan.

Stek dpat dikerjakan dengan cepat, murah, mudah, dan tidak memerlukan

teknik.khusus untuk cangkok dan okulasi. Dan apabila musim kemarau tanaman

menjadi tidak tahan kekeringan ( Frasiskus, 2006 ).

perbanyakan dengan cara stek adalah perbanyakan tanaman dengan

menumbuhkan potongan/bagian tanaman seperti akar, batang atau pucuk sehingga

menjadi tanaman baru. Stek pucuk umum dilakukan untuk perbanyakan tanaman
37

buah-buahan. Secara garis besar, langkah-langkah perbanyakan stek pucuk adalah

sebagai berikut: memilih pohon induk yang dikehendaki sebagai sumber

pengambilan stek, memilih disesuaikan dengan sifat yang dikehendaki, menurut

tujuan pertanaman, memilih cabang dari pohon induk yang sesuai dengan

persyaratan untuk bahan stek, memotong cabang yang terpilih dengan arah potong

serong atau miring, memangkas daun sehingga tersisa sepasang daun, memotong

daun yang tersisa sehingga tertinggal 1/3 – 1/2 bagian, merendam pangkal stek

dengan zat perangsang (misalnya Growone F) untuk merangsang pertumbuhan

akar stek, menanam stek dalam polibag yang telah diisi dengan media,

menempatkan polibag dalam naungan, menyiram dengan air secukupnya dan

teratur ( Purnomosidhi,dkk, 2007 ).

Penyetekkan merupakan suatu perlakuan pemisahan, pemotongan beberapa

bagian dari tanaman seperti : akar, batang, daun, dan tunas dengan tujuan bagian –

bagian tanaman tersebut menghasilkan tanaman baru. Perbanyakan dengan stek

umumnya dilakukan pada tanaman dikotol, pada monokotil masih jarang, namun

pada beberapa tanaman seperti Asparagus dalam kondisi terkontrol dapat

dilakukan. Pemberian ZPT pada bahan stek dapat mendorong pertumbuhan akar.

Dalam pemberian ZPT yang dipergunakan untuk merangsang pembentukan akar,

perlu memperhatikan konsentrasi yang digunakan. Sebagai contohnya adalah pada

tanaman brokoli hijau atau kuning atau pada tanaman bunga melti yang dilakukan

stek pada batang yang diberi ZPT agar pertumbuhan akar cepat dikarenakan pada

tanaman ini relative membutuhkan waktu pelaksanaan stek yang relative lama

untuk tumbuh. Cara pemberian ZPT pada stek jugs beragam, sebagai contohnya

yang dilakukan pada stek melati yang bahan stek berupa ujung cabang, kita dapat
38

merendam bahan stek dalam larutan 2000 ppm Asam Indol Butirat selama 24 jam,

cara ini ada juga yang dicelupkan selama beberapa detik, umumnya konsentrasi

ZPT yang dipergunakan lebih tinggi dari pada cara rendam. Pada kondisi tertentu

ZPT sangat sulit di dapat, sebagai gantinya kita dapat menggunakan beberapa

hormone tumbuh yang terdapat di dalam kencing sapi. Dari hasil percobaab yang

dilakukan oleh ( Suparman, dkk, 1990 ) didapat bahwa sapid lam 5 detik memiliki

daya rangsang akar yang sama dengan 2000 ppm IBA pada stek sulur panjat lada.

Tetapi bila dilakukan pada bahan stek yang berasal dari cabang buah, perlakuan

tersebut belum cukup untuk merangsang pertumbuhan stek yang baik. Hal – hal

yang harus diperhatikan dalam budidaya tanaman hias adalah : 1.) Media tanam

yang terdiri dari wadah atau polybag tanaman dan juga tanah yang merupakan

unsur pokok dalam penanaman. Dalam hal ini kita harus menggunakan media

tanam yang baik dan memiliki harga ekonomis seperti polybag misalnya. Jenis

tanah sangat berpengaruh terhadap tanaman, jadi sebaiknya perhatikan kesesuaian

antara media tanam dengan jenis tanaman yang akan di tanam. 2.) pemilihan

tanaman yang cukup muda dalam perawatannya agar memudahkan pekerjaan dan

mengurangi pengeluaran perawatan tanaman. Setiap tanaman memiliki

karakteristik yang berbeda dalam perawatan dan juga bisa sangat sensitif. 3.)

perawatan tanaman hias terdiri dari penyiraman dan pemupukan tanaman. Siram

tanaman secukupnya untuk menghindari pembusukan pada akar tanaman.

Gunakan pupuk kompos untuk pemupukan, bila sulit anda juga bisa menggunakan

pupuk buatan pabrik. Dalam pemangkasan biaya perawatan lebih baik pupuk yang

digunakan merupakan pupuk olahan sendiri atau kompos sehingga lebih murah

dan alami. Dll.


39

4.5 Sambung Pucuk Tanaman Hias

Sambung pucuk adalah teknik perbanyakan tanaman dengan

menggabungkan batang bawah dari pohon induk terseleksi dan adaptif di daerah

setempat dengan batng atass varietas unggul hasil penelitian yang berproduksi

tinggi. Grafting atau menyambung merupakan salah satu pembiakan vegetatif

yang memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan pembiakan generatif.

Salah satu keuntungan dari grafting ialah banyak digunakan untuk produksi bibit

yang akan ditanam di kebun benih dan bermanfaat untuk penyelamatan

kandungan genetik tanaman (Sukendro, 2007).

Dalam melakukan kegiatan menyambung, perlu kita perhatikan bahwa

daerah kambium tanaman bawah letaknya harus sangat dekat dengan kambium

tanaman atas. Atau dapat juga di artikan sebagai kambium antar kedua sambungan

antara tanaman atas dan tanaman bawah menempel satu sama lain, akan tetapi

dalam praktiknya hal ini jarang sekali terjadi. Baik tanaman bawah maupun

tanaman atas membentuk kakus. Jaringan kakus dari kedua tanaman tersebut akan

bertemu, bersatu dan membentuk kambium baru dengan jalan mempersatukan

antar kedua kambium, yaitu kambium dari tanaman bawah dan kambium dari

tanaman atas. Dari sumber kambium tersebut maka akan menghasilkan bahan

makanan, air, dan mineral secara kontinu antara tanaman bawah dan tanaman atas

yaitu tanpa gangguan (Adinugraha, 2007).

Ada beberapa faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan dalam

memproduksi bibit dengan metode grafting atau menyambung yaitu (1) faktor
40

tanaman (genetik, kondisi tumbuh, panjang entris). (2) faktor lingkungan

(ketajaman/kesterilan alat, kondisi cuaca, waktu pelaksanaan grafting atau

menyambung (pagi, siang, sore hari), dan (3) faktor keterampilan orang yang

melakukan grafting atau menyambung (Tirtawinata, 2003; Tambing, 2004). Jadi

ketika menyambung kita harus memperhatikan beberpa faktor yang kita ketahui

itu agar tidak terjadi kegagalan nantinya di akhir pelaksanaan, baik faktor

lingkungan maupun faktor genetik.

Dengan melakukan teknik grafting atau menyambung bibit akan memiliki

keunggulan dibanding dengan cara generatif (biji), keunggulanya antara lain

adalah : (1) umur berbuah lebih cepat. (2) Aroma dan cita rasa buah tidak

menyimpang dari sifat induknya. (3) diperoleh individu baru dengan sifat unggul

lebih banyak, misalnya batang bawah (rootstock) yang unggul perakarannya

disambung dengan batang atas (entris, scion) yang unggul produksi buahnya dan

bahkan dapat divariasikan (Mahfudz dkk., 2001) dan Rukmana (1999).

4.6 Pencangkokan Tanaman Buah

Mencangkok ialah mengusahakan perakaran dari suatu cabang tanaman

tanpa memotong cabang tanaman tersebut dari pohon induknya. Beberapa jenis

tanaman buah-buahan di Indonesia dapat dikembangkan dengan cara

pencangkokan ini. Caranya ialah dengan mengerat batang atau cabang tanaman

yang akan dicangkok secara melingkar di dua tempat yang jaraknya 5 -10 cm.

Kulit pada bagian yang kita kerat tersebut dikupas sampai pada bagian kayunya,

sehingga lapisan kambiumnya hilang sama sekali. Pada saat mencangkok,


41

kambium pada cabang atau ranting harus dihilangkan agar kulit tidak terbentuk

kembali. Bila kulit terbentuk kembali, maka akar tidak akan dapat terbentuk.

Sebaliknya, jika lapisan cambium tersebut bersih, maka hasil fotosintesis akan

terkumpul di tempat cambium yang telah dibersihkan dan pertumbuhan akar dapat

terangsang dengan baik. Selanjutnya pada bagian yang kita kupas tersebut ditutup

dengan tanah (sebaiknya tanah campur pupuk kandang), kemudian dibalut dengan

sabut kelapa atau plastik. Waktu yang baik untuk mencangkok adalah pada

musim hujan, namun bisa juga dilakukan pada musim kemarau asal selalu disiram

dengan air untuk mencegah kekeringan. (Nagaraja, 2008).

Jadi mencangkok dapt didefinisikan sebagai kegiatan memperbanyak

tanaman dengan cara menyayat kulit pada batang tanaman induk yang unggu

sehingga dapat diperoleh tanaman yang dapat cepat menghasilkan produksi

dikarenakan masa pertumbuhannya singkat dan tidak perlu menunggu lama dalam

pertumbuhan batang daun lagi hanya saja ketika di tanam ia harus menyesuaikan

hiduonya dengan lingkungannya untuk tumbuh dan menghasilkan buah atau

produksi.

Dalam mencangkok umumnya digunakan cabang yang tidak telalu tua

maupun terlalu muda yang umumnya berwarna hijau kecoklat-coklatan. Bahan

untuk pembungkus cangkokkan biasanya digunakan sabut kelapa atau karung goni

untuk membungkus tanah sebagai media perakaran. Supaya cangkokkan dapat

berhasil dengan baik, dengan waktu yang relatif cepat dan ekonomis maka sabut

kelapa atau karung goni diganti dengan plastik. Medium perakaran tanah dapat

diganti dengan gambut atau lumut. Lumut yang digunakan sebagai media tanam

mempunyai sifat selain anti septik juga dapat menahan kandungan air yang cukup
42

tinggi, sehingga dalam pelaksanaan pencangkokkan tidak perlu terlalu sering

disiram air. Mengenai kulit bagian atas yang diiris sebaiknya dioles dengan

Growtone F yang berguna untuk mempercepat dan memperbanyak keluarnya akar

(Samson,2000).

Keuntungan dari mencangkok antara lain adalah dapat berbuah dengan

cepat, varietas yang dihasilkan relative sama dengan induknya, namun dalam

mencangkok terdapat kekurangan tersendiri dibandingkan dengan perbanyakan

dengan menggunakan biji, salah satu kekurangan mencangkok disbanding dengan

biji adalah system perakaran pada tanaman hasil cangkokan kurang kuat

dibandingkan dengan mencangkok sehingga terkadang tanaman hasil cangkokkan

tanamannya mudah roboh atau tumbang, lain halnya dengan perbanykan dengan

biji dia memiliki perakaran yang kuat kare akarnya tumbuh dan berkembang

mulai dari awal dan langsung menyatu dengan tanah dan banyak memperoleh

nutrisi secara langsung.

4.7 Penyemaian Tanaman Perkebunan

Dalam penyemaian tanaman perkebunan di dalam praktikum Teknologi

Budidaya Pertanian digunakan atau dipilih budidaya pada tanaman karet.

Tanaman karet memiliki klasifikasi antara lain yaitu : Kingdom : ( Plantae ),

Divisi : ( Spermatophyta ), Subdivisi : ( Angiospermae ), Kelas : ( Dicotyledonae

), Ordo : ( Euphorbiales ), Famili : ( Euphorbiaceae ), Genus : ( Hevea ), Spesies

: ( Hevea braziliensis ).
43

Dalam pelaksanaan penyemaian biji karet maka dilakukan tahapan sebagai

berikut : Untuk memudahkan pemungutan biji, minimal sebulan sebelum biji

jatuh, areal pemungutan dibersihkan. Sekitar dua hari sebelum pemungutan biji,

dilakukan pemungutan pendahuluan untuk memastikan bahwa biji yang

dikumpulkan adalah biji yang masih segar. Pemungutan dan pengumpulan biji

sebaiknya dilakukan setiap dua hari sekali, agar biji yang diperoleh tetap segar

dan daya tumbuhnya tinggi. Biji yang jatuh pada areal pembatas sebaiknya tidak

dipungut, karena dikhawatirkan tercampur dengan biji dari klon bukan anjuran.

Seleksi biji bertujuan untuk mendapatkan benih yang baik dan daya kecambahnya

tinggi. Ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam menyeleksi biji yang

baik, yaitu: (1) memisahkan biji dari kotoran; (2) memisahkan biji setiap klon

berdasarkan bentuk, warna, dan ukuran; dan (3) memisahkan biji yang baik

dengan cara pelentingan atau dengan perendaman. Biji yang baik biasanya

mempunyai daya lenting tinggi dan berbunyi nyaring, dan bila direndam akan

tenggelam 2/3 bagian di dalam air. Di bawah metode-metode yang dapat

dilakukan dalam melaksanakan penyeleksian kualitas biji karet :

1) Ukuran

Biji karet yang mempunyai daya kecambah paling baik menurut

ukurannya ialah biji yang berukuran sedang. Sedangkan kemampuan

berkecambah biji karet yang berukuran besar juga lebih baik daripada biji karet

yang berukuran kecil. Biji karet yang ukurannya paling kecil tidak perlu

dikecambahkan karena kemampuannya rendah sekali. Kalau pun berhasil

berkecambah, nantinya biji tersebut akan tumbuh menjadi tanaman yang kerdil.
44

2) Kesegaran

Biji karet yang akan dikecambahkan dipilih yang masih segar baru jatuh

dari pohon atau maksimal 4 hari setelah jatuh. Pengamatan bisa dilakukan dengan

membelah biji karet dan memperhatikan warna daging bijinya. Lapisan daging biji

(endosperma) yang berwarna putih sampai kekuningan menandakan kalau biji

layak dikecambahkan. Sedangkan bila warna daging biji hitam maka tidak bagus

untuk dikecambahkan karena kemampuannya sangat rendah.

Berikut ini kriteria biji karet menurut warna daging bijinya :

 Putih artinya sangat baik

 Kekuningan artinya baik

 Kekuningan kehijauan artinya cukup baik

 Kekuningan berminyak artinya jelek

 Kekuningan gelap artinya rusak

 Kecokelatan kehitaman artinya busuk

3) Perendaman

Metode perendaman juga dapat dilakukan untuk mengetahui baik

buruknya kualitas biji karet. Caranya cukup dengan memasukkan biji karet ke

dalam air lalu memperhatikan posisinya di air. Biji karet yang memiliki 2/3

bagiannya tenggelam di air berarti layak untuk dikecambahkan. Sedangkan biji

karet yang mengambang di permukaan air tidak bagus untuk dikecambahkan.

4) Cangkang
45

Tingkat kesegaran biji karet juga bisa diketahui melalui pengamatan

terhadap permukaan kulit luarnya. Biji karet yang mempunyai permukaan yang

mengkilap dengan alur warna yang terlihat jelas tandanya berkualitas bagus. Biji

ini sangat bagus untuk dikecambahkan sebab akan tumbuh menjadi bibit yang

unggul. Bila prosentase biji yang memiliki permukaan mengkilap dan alur warna

yang jelas lebih dari 80 persen artinya kumpulan biji karet tadi layak untuk

dikecambahkan.

Biji yang sudah diseleksi dihamparkan di lantai setebal 10 cm dan

sebaiknya jangan terkena sinar matahari langsung. Bila selama penyimpanan biji

karet terkena langsung sinar matahari, biji yang semula mempunyai daya

kecambah 80%, setelah 7 hari daya kecambahnya akan menurun hingga 0%.

Apabila dalam proses penyimpanan, biji tidak terkena sinar matahari langsung

maka daya kecambah akan menurun hingga 0% setelah 14 hari. Selama masa

penyimpanan, sebaiknya biji tidak disimpan di dalam karung goni karena akan

menimbulkan panas dan fermentasi sehingga akan menurunkan daya kecambah

biji.

Setelah diseleksi, biji dapat langsung ditanam. Penyemaian biji dan

penanaman kecambah biji yang sudah diseleksi dapat langsung didederkan pada

bedengan persemaian untuk dikecambahkan. Media untuk pendederan berupa

pasir atau serbuk gergaji, dan diberi naungan. Media pendederan harus selalu

lembab. Untuk itu perlu penyiraman dua kali sehari pada pagi dan sore.

Pendederan biji dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu biji diatur berjajar dengan

jarak antarbiji 1 cm, atau biji ditebar dengan posisi biji tengkurap. Pendederan biji

dengan cara diatur mempunyai keuntungan, yaitu pemindahan kecambah lebih


46

mudah karena pertumbuhannya relatif seragam. Bila pendederan dengan ditebar,

pemindahan kecambah harus dilakukan lebih cepat, yaitu pada stadium mentis

atau stadium bintang. Bila pemindahan terlambat, akan dihasilkan bibit yang

berakar bengkok atau bercabang akibat akar putus pada saat pemindahan ke

lapangan. Penanaman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari untuk

menghindari stres di lapangan. Kecambah diangkut dengan menggunakan ember

berisi air.

4.8 Pembibitan Tanaman Pisang

Dalam sistematika tumbuhan (taksonomi), buah pisang diklasifikasikan

sebagai berikut : Kingdom : ( Plantae ), Divisi : ( Spermatophyta ), Sub Divisi : (

Angiospermae ), Kelas : ( Monocotiledonae ), Ordo : ( Zingiberales ), Famili : (

Musaceae ), Genus : ( Musa ), Species : ( Musa paradisiaca ),

Morfologi tanaman pisang untuk setiap organnya:

1. Akar

Sistem perakaran yang berada pada tanaman pisang umumnya keluar dan tumbuh

dari bongo (corm) bagian samping dan bagian bawah, berakar serabut, dan tidak

memiliki akar tunggang. Pertumbuhan akar pada umumnya berkelompok menuju

arah samping di bawah permukaan tanah dan mengarah ke dalam tanah mencapai

sepanjang 4-5 meter. Walaupun demikian, daya jangkau akar hanya menembus

pada kedalaman tanah antara 150-200 cm.

2. Batang
47

Batang psaing dibedakan menjadi dua macam yaitu batang asli yang disebut

bongo dan batang semu atau juga batang palsu. Bongol berada di pangkal batang

semu dan berada di bawah permukaan tanah serta memiliki banyak mata tunas

yang merupakan calon anakan tanaman pisang dan merupakan tempat tumbuhnya

akar. Batang semu tersusun atas pelepah-pelapah daun yang saling menutupi,

tumbuh tegak dan kokoh, serta berada di atas permukaan tanah.

3. Daun

Bentuk daun pisang pada umumnya panjang, lonjong, dengan lebar yang tidak

sama, bagian ujung daun tumpul, dan tepinya tersusun rata. Letak daun terpencar

dan tersusun dalam tangkai yang berukuran relatif panjang dengan helai daun

yang mudah robek.

4. Bunga

Bunga pisang atau yang sering disebut dengan jantung pisang keluar dari ujung

batang. Susunan bunga tersusun atas daun-daun pelindung yang saling menutupi

dan bunga-bunganya terletak pada tiap ketiak di antara daun pelindng dan

membentuk sisir. Bunga pisang termasuk bunga berumah satu . letak bunga betina

di bagian pangkal, sedangkan letak bunga jantan berada di tengah. Bunga

sempurnya yang terdiri atas bunga jantan dan bunga betina berada di bagian

ujung.

5. Buah
48

Buah pisang tersusun dalam tandan tiap tandan terdiri atas beberapa sisir dan tiap

sisir terdapat 6-22 buah pisang tergantung varietasnya. Buah pisang umumnya

tidak berbiji dan bersifat triploid. Kecuali pada pisang kluthuk yang bersifat

diploid dan memiliki biji. Proses pembuahan tanpa adanya biji disebut dengan

partenokarpi. Ukuran buah pisang bervariasi tergantung pada varietasnya. Panjang

antara 10-18 cm dengan ukuran diameter sekitar 2,5-4,5 cm. Buah berlinggir 3-5

alur, bengkok dengan ujung meruncing atau membentuk leher botol. Daging buah

tebal dan lunak, kulit buah yang masih muda berwarna hijau dan ketika tua

berubah menjadi kuning dan strukturnya bisa tebal dan tipis juga tergantung dari

varietas pisangnya.

Syarat tumbuh tanaman pisang adalah antara lain :

 Iklim

1. Iklim tropis basah, lembab dan panas mendukung pertumbuhan pisang. Namun

demikian pisang masih dapat tumbuh di daerah subtropis. Pada kondisi tanpa air,

pisang masih tetap tumbuh karena air disuplai dari batangnya yang berair tetapi

produksinya tidak dapat diharapkan.

2. Angin dengan kecepatan tinggi seperti angin kumbang dapat merusak daun dan

mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

3. Curah hujan optimal adalah 1.520?3.800 mm/tahun dengan 2 bulan kering.

Variasi curah hujan harus diimbangi dengan ketinggian air tanah agar tanah tidak

tergenang.

 Media Tanam
49

1. Pisang dapat tumbuh di tanah yang kaya humus, mengandung kapur atau tanah

berat. Tanaman ini rakus makanan sehingga sebaiknya pisang ditanam di tanah

berhumus dengan pemupukan.

2. Air harus selalu tersedia tetapi tidak boleh menggenang karena pertanaman

pisang harus diari dengan intensif. Ketinggian air tanah di daerah basah adalah 50

– 200 cm, di daerah setengah basah 100 – 200 cm dan di daerah kering 50 – 150

cm. Tanah yang telah mengalami erosi tidak akan menghasilkan panen pisang

yang baik. Tanah harus mudah meresapkan air. Pisang tidak hidup pada tanah

yang mengandung garam 0,07%.

 Ketinggian Tempat

Tanaman ini toleran akan ketinggian dan kekeringan. Di Indonesia umumnya

dapat tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan setinggi 2.000 m dpl.

Pisang ambon, nangka dan tanduk tumbuh baik sampai ketinggian 1.000 m dpl
V.KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan.

Kesimpulan dari laporan ini berdasarkan pembahasan di atas adalah

pembukaan lahan bertujuan untuk membersihkan lahan dari gulma/hama

pengganggu agar dalam penggunaan lahan dalam melakukan budidaya tidak

terjadi kompetisi antar gulma dengan tanaman yang di budidayakan. Sedangkan

pengolahan tanah dalam praktikum ini bertujuan untuk memperbaiki struktur

tanah mulai dari perbaikan nutrisi hingga teksturnya, pengolahan tanah yang baik

akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman budidaya.

Kegiatan stek batang pada tanaman brokoli dan bung melati merupan salah

satu perbanyakan secara vegetatif, dan selain itu kegiatan yang di bahas lainnya

adalah cangkok pada tanaman buah, sambung pucuk tanaman hias, dan

perbanyakan tunas pisang. Sedangkan perbanyakan atau penanaman tanaman

perkebunan dengan biji karet merupakan perbanykan secara generative, karena

perbanykannya menggunakan biji dan merupakan perbanyakan tumbuhan secara

kawin melalui penyerbukan. Dan perkembangan vegetatif yaitu perbanyakan

tanpa adanya peleburan sel kelamin melainkan menggunakan bagian tanaman itu

sendiri.
51

5.2 Saran

Saran dalam pembuatan laporan ini yaitu penulis menyatakan bahwa

sebaiknya dalam pelaksanaan parktikum ini tidak hanya praktikum yang

dilakukan hanya untuk memperoleh nilai semata, namun benar – benar praktikum

yang dilakukan untuk menambah wawasan atau ilmu pengetahuan. Dan dalam

pelaksanaan praktikum dalam budidaya tanaman yang sudah diberikan

perkelompok seharusnya kelompok yang lain diberikan juga waktu untuk tahu

tanaman yang di budidayakan oleh kelompok lain, jadi praktikan tidak hanya

focus dalam satu komoditi saja namun banyak komoditi yang di ketahui oleh

praktikan dalam budidaya tanaman yang ada pada kelompok lainnya.


52

DAFTAR PUSTAKA

Aak. 1991. Budidaya Tanaman Mangga. Yogyakarta : Kanisius.

Adinugraha. 2007. Teknik Pembibitan Dan Perbanyakan Vegetatif Tanaman

Hias. Bogor : World Agroforestry Center.

Ashari,S. 1998. Pengantar Biologi Reproduksi Tanaman, Penerbit Rineka Cipta,

Jakarta.

Andini. 2006. Jenis – Jenis Persemaian. http://www.PengertianDefinisi

Blogspot.com. diakses 15 mei 2018.

Bewley. 2003. Pertanian Bercocok Tanam.Jakarta : Erlangga.

Edi, S, dkk. 2010. Budidaya Tanaman Sayuran. Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian, Jambi.

Fahrudin. 2009 Pengantar Biologi Tanaman. Penebar Swadaya : Jakarta.

Fransiskus, harum. 2006. Teknik Pembibitan dan Perbanyakan Vegetatif

Tanaman Buah. ICRAF dan Winrock International. Bogor.

Harjadi, W. 1994. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : Gramedia.

Jumin,H.S. 1994. Dasar – Dasar Agronomi. P.T. raja Grafindo, Jakarta.

Kuswanto, H. 1997. Analisis Benih. ANDI, Yogyakarta.

Muningsih dan Setiawan. 2000. Teknologi Benih. Rineka Cipta. Jakarta.


53

Mahfudz, dkk. 2001. Budidaya Tanaman. Penebar Swadaya : Jakarta.

Nasution. 2009. Metode Research ( penelitian ilmiah ). Jakarta. Bumi Aksara

Purnomoshidi,dkk. 2007. Perbanyakan dan Budidaya Tanaman Buah. ICRAF dan

Winrock International. Bogor, Indonesia.

Rukmana, R. 1999. Jenis – Jenis Ubi Kayu dan Pemanfaatanya. Kanisius.

Yogyakarta.

Rismunandar,M.N. Riski. 2003. Lada Budidaya dan Tata Niaga, Edisi Revisi.

Jakarta : Penebar Swadaya.

Sadjad. 1993. Dari Benih Kepada Benih. Gramedia. Jakarta.

Sadjad. 1976. Agronomi Umum, Departemen Agronomi fakultas pertanian. IPB.

Sri Setyati Harjadi. 1982. Pengantar Agronomi. Gramedia. Pustaka Umum.

Soekardi. 1986. Cara Menduga Air dari Sifat – Sifat Tanah Lainnya. Pembr. Pen.

Tanah dan pupuk. 5 : 28 – 33.

Sunarjono. 2003. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI Press. Jakarta. 428 Hal.

Sutarya, R. Dkk. 1995. Pedoman Budidaya Sayuran Dataran Rendah. UGM

Press. Yogyakarta. Hal 94 – 103.

Suyitno, Amin. 2004. Dasar – Dasar dan Proses Pembibitan Pertanian. UNES.
54

Tirtawinata, M.R. 2003. Kajian Anatomi dan Fisiologi Sambungan Bibit Manggis

dengan Beberapa Anggota Kerabat. Disertai. Progran Pascasarjana. IPB.

Tambing, Y. 2004. Respon Pertautan Sambung Pucuk dan Pertumbuhan Bibit

Mangga Terhadap Pemupukan Nitrogen Pada Batang Bawah. J Agrisains.

5 ( 3 ) : 141 – 147.

Wiryanto dan Raharja. 2003. Penggunaan Pestisida. Gramedia : Jakarta.

Yustina. 1994. Membuat Cangkok, Stek, dan Okulasi. Jakarta : Penebar Swadaya.

Zannititah, Zia. 2012. Tahap – Tahap Pengelolahan Tanah. Kanisius.

Yogyakarta.
55

LAMPIRAN I

A. Perhitungan pupuk

Luas bedengan X (dosis N/P/K) anjuran

1 hektar( 10.000 𝑚2 )

N= 3 . 2 x 250 gr = 150 gram (15 tutup aqua botol)

10.000

P= 3 . 2 x 150 gr = 90 gram (9 tutup aqua botol)

10.000

K= 3 . 2 x 100 gr = 60 gram (6 tutup aqua botol)

10.000

B. Perhitungan pestisida

2 ml pestisida : 1 liter air

Untuk luas 23 x 6 m2 membutuhkan 4 ml pestisida : 2 liter air

Tanaman kangkung tidak membutuhkan pestisida

C. Populasi tanaman

Perhitungan Populasi Per Hektar (Dengan Jarak Tanam 75 x 25 cm ) :

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐿𝑎ℎ𝑎𝑛 10.000 𝑚2


o Populasi Per Hektar = 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑇𝑎𝑛𝑎𝑚 = 75 𝑐𝑚 𝑥 25 𝑐𝑚 = ±533.333 tan/ha

o Perhitungan Populasi Per Bedengan ( 2 x 3 meter) Jarak Tanam (75 x 25

cm)
56

6 𝑚2
Populasi Per bedengan = = 32 tanaman/bedeng.
75 𝑐𝑚 𝑥 25 𝑐𝑚

LAMPIRAN II

Gambar 1. Pembukaan lahan

Gambar 2. Pengelolahan lahan dan pembuatan bedengan

Gambar 3. Penyiraman dan pemberian pupuk


57

Gambar 4. Pemberian pupuk 2 kali pemberian

Gambar 5. Pemindahan tanaman sayuran

Gambar 6. Perbanyakan tunas pisang


58

Gambar 7. Cangkok

Gambar 8. Perbanyakan tanaman dengan stek batang

Gambar 9. Biji tanaman mangga

Gambar 10. Penyemaian seledri


59

Gambar 11. Penyemaian tanaman perkebunan

Anda mungkin juga menyukai