Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau Praktikan, dosen, dan peneliti
melakukan percobaan. Bekerja di laboratorium Mikrobiologi tidak akan lepas dari berbagai
kemungkinan terjadinya bahaya dari berbagai jenis bahan kimia baik yang bersifat sangat
berbahaya maupun yang bersifat berbahaya. Selain itu, peralatan yang ada di dalam
Laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya yang tak jarang berisiko tinggi bagi
Praktikan yang sedang melakukan praktikum jika tidak mengetahui cara dan prosedur
penggunaan alat yang akan digunakan. Setiap percobaan kita selalu menggunakan peralatan
yang berbeda atau meskipun sama tapi ukurannya berbeda (Tandra, 2013).
Pengenalan alat ini sangat penting demi kelancaran praktikum kita selanjutnya. Dalam
sebuah praktikum, tentu saja praktikan tidak dapat secara langsung menggunakan alat-alat
yang akan digunakan dalam praktikum tersebut tanpa mempunyai pengetahuan dan
kemampuan yang cukup untuk menggunakannya (Tandra, 2013).
Oleh karena itu, kita harus mengetahui bagaimana cara menggunakan alat alat tersebut
dengan tepat sehingga tidak akan mengganggu kelancaran praktikum dan tidak terjadi
kecelakaan akibat dari kesalahan praktikan.

B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan diadakannya praktikum ini yaitu untuk mengetahui alat-alat laboratorium
dalam praktikum mikrobiologi beserta fungsinya.






















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikrobiologi merupakan suatu istilah luas yang berarti studi tentang organism hidup yang
terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikrobiologi mencakup studi tentang
bakteri (bakteriologi), virus (virulogi), khamir dan jamur (miko-logi), protozoa (protozoologi),
beberapa ganggang, dan beberapa bentuk kehidupan yang tidak sesuai untuk dimasukkan
kedalam kelompok tersebut diatas. Bentuk kehidupan yang kecil seperti itu disebut
mikroorganisme. Kadang-kadang disebut mikroba atau dalam bahasa sehari-hari, mikroba (Volk,
1993:3).
Mikrobiologi adalah salah satu cabang ilmu dari biologi yang mempelajari tentang organisme
yang mikroskopik yakni meliputi bakteri, virus, fungi, alga dan protozoa. Mikrobiologi boleh
dikatakan merupakan ilmu yang masih baru. Dunia jasad renik barulah ditemukan sekitar 300
tahun yang lalu dan makna sesungguhnya mengenai mikroorganisme itu barulah dipahami
sekitar 200 tahun kemudian. Selama 40 tahun terakhir, mikrobiologi muncul sebagai bidang
biologi yang sangat berarti karena mikroorganisme digunakan oleh para peneliti dalam penelaah
hampir semua gejala biologis yang utama (Feeyra, 2013).
Mikroorganisme dapat menyebabkan banyak penyakit yang telah melanda peradaban
manusia selama berabad-abad. Sebelum timbulnya pengertian bahwa penyakit menular
disebabkan oleh mikroorganisme, secara berkala populasi dihancurkan oleh wabah penyakit
seperti difteri, pes, dan cacar. Dengan diterapkannya penemuan-penemuan yang dibuat di
dalam bidang mikrobiologi, ilmu kedokteran telah mencapai suksesnya yang paling besar dalam
diagnosis, pencegahan, dan penyembuhan penyakit. Penurunan dramatis jumlah kematian
akibat infeksi, penggandaan panjang hidup rata-rata, dan bertahun hidupnya sebagian besar
anak-anak pada waktu lahir, sebagian besar merupakan buah pengetahuan yang ditemukan
melalui penelaahan mikroorganisme (Pelczar, 2008:2).
Didalam pekerjaan mikrobiologi seringkali kita tidak terlepas dari alat-alat yang berada di
laboratorium. Peralatan yang digunakan pada laboratorium mikrobiologi hampir sama dengan
peralatan-peralatan yang umumnya digunakandi laboratorium kimia, yaitu berupa alat-alat gelas
antara lain : tabung reaksi,cawan petri, pipet ukur, dan pipet volumetrik, labu ukur, labu
erlenmeyer, gelas piala, pH meter, gelas arloji, termometer, botol tetes, pembakar spiritus, kaki
tiga dengan kawat asbes, dan rak tabung reaksi. Di samping peralatan gelas tersebut, pada
laboratorium mikrobiologi masih ada sejumlah alat yang khusus antara lain : autoklaf, oven,
mikroskop, jarum ose (inokulum), jarum preparat, gelas objek, kaca penutup, keranjang kawat
untuk sterilisasi, inkubator untuk membiakan mikroorganisme dengan suhu tertentu yang kostan,
spektrofotometer untuk mengukur kepekatan suspensi atau larutan,penangas air untuk
mencairkan medium, magnetik stirrer untuk mengaduk, dan tabung durham untuk penelitian
fermentasi (Alfi, 2013).

Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja serta
fungsi dari alat-alat yang ada di laboratorium. Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya,
dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat
melaksanakan praktikum dengan sempurna. Penanganan bahan sebelum melakukan praktikum
sangat mempengaruhi hasil praktikum. Bahan yang mudah menguap diletakkan didalam wadah,
bahan kimia yang dapat menimbulkan bahaya sebaiknya disimpan dalam sebuah lemari asam.
Ada beberapa faktor yang sangat penting dalam mengetahui alat-alat yang ada dilaboratorium,
yaitu masalah alat-alat yang digunakan dan adanya ketelitian praktikan dalam melakukan
pengukuran dan perhitungan. Suatu laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi para
pekerja atau pemakainya yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan kecelakaan fatal
maupun sakit atau gangguan kesehatan lainnya. Hanya didalam laboratorium yang aman, bebas
dari rasa khawatir akan kecelakaan, dan keracunan seseorang dapat bekerja dengan aman,
produktif, dan efesien (Tandra, 2013).
Pengenalan alat-alat praktikum penting dilakukan guna untuk keselamatan kerja dalam
melakukan proses penelitian.selain itu juga pengenalan alat praktikum bertujuan agar
mahasiswa mengetahui nama dan fungsi dari alat-alat tersebut. Alat-alat praktikum sangat di
butuhkan dalam proses penilitian atau pun prktikum terutama dalam proses praktikum kimia ada
banyak sekali alat-alat yang digunakan dan mempunyai fungsi masing-masing didalam bidang
keilmuan atau pun proses penilitian tentu tentu alat-alat ini sangat di butuhkan sekali alat-alat
laboratorium juga dapat berbahasa jika terjadi kesalahan dalam prosedur pemakaiannya maka
diperlukannya pengenalan alat-alat laboratorium agar penggunaan alat tersebut dapat
dipergunakan dengan fungsi dan prosedur yang baik dan benar, sehingga kesalahan yang
terjadi dapat diminimalisir sedikit mungkin hal ini penting agar mendapatkan hasil penelitian yang
baik dan benar.data-data yang tepat akan meningkatkan kualitas penelitian seseorang
(Hokayuruke, 2013).
Laboratorium sering diartikan sebagai suatu ruang atau tempat untuk melakukan percobaan
atau penelitian. Ruang dimaksud dapat berupa gedung yang dibatasi oleh dinding dan atap atau
alam terbuka misalnya kebun botani. Pada umumnya bentuk dan ukuran dan tata ruang suatu
laboratorium didesain sedemikian rupa sehingga pemakai laboratorium mudah melakukan
aktivitasnya. Disamping bentuknya, ukuran laboratorium perlu mendapat perhatian karena fungsi
laboratorium tidak hanya digunakan untuk percobaan yang bersifat individual. Umumnya
laboratorium dogunakan untuk berbagai kegiatan percobaan dalam konteks proses belajar
mengajar. Sebuah laboratorium dengan ukuran lantai seluas 100 m dapat digunakan oleh
sekitar 40 orang siswa, dengan setiap rasio setiap siswa menggunakan tempat seluas 2,5 m
dari keseluruhan luas laboratorium. Laboratorium untuk keperluan praktikum mahasiswa
membutuhkan ukuran lebih luas lagi, misalnya 3-4 m untuk setiap mahasiswa (Suprianto, 2006).
Pengetahuan alat merupakan salah satu faktor yang penting untuk mendukung kegiatan
praktikum. Siswa akan terampil dalam praktikum apabila mereka mempunyai pengetahuan
mengenai alat-alat praktikum yang meliputi nama alat, fungsi alat, dan cara menggunakannya.
Pengetahuan alat yang kurang akan mempengaruhi kelancaran saat praktikum. Sebagai contoh,
selama praktikum mahasiswa dilibatkan aktif dengan pemakaian alat dan bahan kimia.
Mahasiswa yang menguasai alat dengan baik akan lebih terampil dan teliti dalam praktikum
sehingga mahasiswa memperoleh hasil praktikum seperti yang diharapkan (Maink, 2013).
Dalam suatu laboratorium, ada banyak jenis alat alat yang digunakan, salah satu jenis
alat yang sering digunakan dalam laboratorium mikrobiologi adalah alat sterilisasi. Dalam
laboratorium, sterilisasi media dilakukan dengan menggunakan autoklaf yang menggunakan
tekanan yang disebabkan uap air, sehingga suhu dapat mencapai 1210C. Sterilisasi dapat
terlaksana bila mencapai tekanan 15 psi dan suhu 1210C selama 15 menit. Media biakan yang
telah disterilkan harus diberi penutup agar tidak dicemari oleh mikroorganisme yang terdapat
disekelilingnya. Pemanasan basah bertekanan tinggi (autoklaf) dapat digunakan untuk
mensterilkan larutan komponen media, bahan dan alat-alat yang tahan terhadap pemanasan
tinggi. Sterilisasi ini lebih baik dibandingkan sterilisasi dengan pemanasan kering karena dengan
autoklaf tidak hanya mematikan mikroorganisme tapi juga mematikan sporanya. Waktu sterilisasi
sangat bervariasi, tergantung dari ukuran obyek yang disterilkan. Lamanya waktu sterilisasi
bahan cair (air, media) tergantung pada volume cairan yang disterilkan. Sterilisasi alat gelas dan
metal dapat dilakukan dengan pemanasan kering atau oven (Maink, 2013).

Secara umum fungsi setiap alat diberikan secara umum karena tidak mungkin semua fungsi
diutarakan dalam melakukan kegiatan di laboratorium. Untuk memudahkan dalam memahami
alat-alat laboratorium, penulisan alat-alat diurut sesuai dengan abjad. Agar supaya alat-alat
laboratorium dapat digunakan dalam waktu relatif lama dalam keadaan baik, perlu pemeliharaan
dan penyimpanan yang memadai (Koesmadja, 2006).
Pemakai laboratorium hendaknya memahami tata letak atau layout bangunan laboratorium.
Pembangunan suatu laboratorium tidak dipercayakan begitu saja kepada seorang arsitektur
bangunan. Bangunan laboratorium tidak sama dengan bangunan kelas. Banyak faktor yang
harus dipertimbangkan sebelum membangun laboratorium. Faktor-faktor tersebut antara lain
lokasi bangunan laboratorium dan ukuran-ukuran ruang (Hilmi, 2007).
Penggunaan alat-alat dalam laboratorium diharapkan dalam keadaan steril. Penggunaan
alat-alat yang tidak steril dapat menyebabkan kegagalan pada praktikum yang dilakukan. Dalam
melakukan percobaan dilaboratorium atau bekerja dalam laboratorium terutama laboratorium
kimia, seseorang akan selalu dihadapkan pada hal-hal yang berhubungan dengan bahan-bahan
kimia, peralatan yang dapat berbahaya dan merugikan bagi diri sendiri, orang lain maupun
lingkungan sekitar, bila tidak digunakan dengan baik. Seperti layaknya pekerjaan lain, bekerja
dalam laboratorium kimia juga mempunyai resiko kecelakaan kerja. Resiko ini dapat disebabkan
karena faktor ketidaksengajaan, keteledoran dan sebab-sebab lain yang diluar kendali manusia
(Tandra, 2013).

BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah:
Hari/ Tanggal : Senin/ 27 Mei 2013
Pukul : 08.30-12.00 Wita
Tempat : Laboratorium Kesehatan Hewan STPP Gowa
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu autoklaf, batang gelas
bengkok, bunsen, cawan petri, erlenmeyer, gegep (penjepit), gelas piala, gelas ukur,
incubator, kaca preparat, laminar air flow, mikroskop, ose, oven, pengaduk, pipet, tabung
durham dan tabung reaksi.
2.Bahan
Dalam praktikum ini tidak menggunakan bahan.
C. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini adalah :
1. Mengambil setiap alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi.
2. Mempelajari setiap fungsi alat yang digynakan dalam praktikum
mikrobiologi.
3. Mengamati dan menggambar setiap alat tersebut.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan dari praktikum ini adalah :
No Nama Alat Fungsi Gambar


1.


Tabung reaksi
Untuk menumbuhkan
mikroba dan menguji
kimiawi



2.


Tabung durham
Untuk menampung
ataumengubah gas yang
terbentuk akibat
metabolism pada
bakteri yang diujikan.



3.


Kaca preparat
Untuk meletakkan
objek yang akan
diamati pada objek.



4.



Ose
Untuk mengambil dan
menggores sampel yang
akan diamati.



5.


Autoklaf
Untuk mensterilkan
suatu benda dengan
menggunakan uap.



6.


Oven
Untuk mensterilkan
alat-alat gelas yang
tahan terhadap panas.



7.


Bunsen
Untuk memanaskan dan
mensterilkan alat-alat
yang terbuat dari
platina.



8.


Cawan petri
Sebagai tempat
pertumbuhan mikroba
secara kuantitatif dan
sebagai tempat
pengujian sampel.



9.


Gelas piala
Sebagai wadah larutan.


10.


Erlenmeyer
Untuk menampung
larutan yang digunakan
untuk meracik dan
menghomogenkan
bahan yang diamati



11.


Pipet
Untuk mengambil dan
memindahkan bahan.



12.


Pengaduk
Untuk mengaduk suatu
larutan atau bahan



13.


Gelas ukur
Untuk mengukur
volume suatu larutan.



14.


Batang gelas
bengkok
Untuk mengaduk atau
menghomogenkan
bahan yang akan dibuat.



15.


Mikroskop
Untuk membesarkan
benda sehingga
membantu dalam
pengamatan atau
melihat benda kecil.



16.


Laminar air flow
Tempat pengerjaan
mikroba khususnya
bakteri secara aseptik



17.


Gegep/penjepit
Untuk menjepit tabung
reaksi atau alat lain.



18.


Inkubator
Fungsi inkubator adalah
untuk menginkubasi
atau memeram mikroba
pada suhu yang
terkontrol.


B. Pembahasan
1. Alat-alat yang terbuat dari dari gelas
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh dapat diketahui bahwa yang termasuk alat-
alat yang terbuat dari gelas yaitu tabung reaksi, tabung durham, erlenmeyer, gelas piala,
pipet, pengaduk, cawan petri, gelas ukur, dan batang gelas bengkok. Tabung reaksi
merupakan alat yang berfungsi untuk menumbuhkan mikroba dan menguji kimiawi. Fungsi
tabung durham yaitu untuk menampung atau mengubah gas yang terbentuk akibat
metabolisme pada bakteri yang diujikan. Sedangkan pada erlenmeyer digunakan untuk
menampung larutan yang digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan yang
diamati. Pada gelas piala digunakan Sebagai wadah larutan dan pipet diguanakan
untuk mengambil dan memindahkan bahan. Untuk pengaduk digunakan untuk mengaduk
suatu larutan atau bahan, sedangkan cawan petri fungsinya sebagai tempat pertumbuhan
mikroba secara kuantitatif dan sebagai tempat pengujian sampel. Gelas ukur berfungsi untuk
mengukur volume suatu larutan, pada gelas batang bengkok fungsinya mengaduk atau
menghomogenkan bahan yang akan dibuat.
2. Alat-alat Sterilisasi
Yang termasuk alat-alat sterilisasi yaitu autoklaf, oven, dan bunsen. Autoklaf digunakan
untuk mensterilkan suatu benda dengan menggunakan uap, sedangkan untuk oven digunakan
untuk mensterilkan alat-alat gelas yang tahan terhadap panas dan bunsen fungsinya untuk
memanaskan dan mensterilkan alat-alat yang terbuat dari platina.
3. Mikroskop berfungsi untuk membesarkan benda sehingga membantu dalam pengamatan atau
melihat benda kecil.
4. Alat-alat lain
Alat-alat lain yang diperkenalkan di laboratorium, salah satunya yaitu laminar air flow,
ose , gegep dan inkubator dimana laminar air flow digunakan tempat pengerjaan mikroba
khususnya bakteri secara aseptik sedangkan pada ose digunakan untuk mengambil dan
menggores sampel yang akan diamati. Gegep atau penjepit digunakan untuk menjepit tabung
reaksi atau alat lain sedangkan pada inkubator untuk menginkubasi atau memeram mikroba
pada suhu yang terkontrol.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa alat-
alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi dapat diketahui setelah diperkenalkan
bahwa yang termasuk alat-alat yang terbuat dari gelas seperti tabung reaksi, tabung durham,
erlenmeyer, gelas piala, pipet, pengaduk, cawan petri dan batang gelas bengkok. Sedangkan
yang termasuk alat-alat sterilisasi yaitu autoklaf, oven dan bunsen. Kemudian diperkenalkan
juga cara mendapatkan dan mengetahui mikroba dengan menggunakan mikroskop. Alat-alat
lain seperti laminar air flow, ose, gegep dan inkubator dan dijelaskan juga fungsi alat-alat
tersebut satu per satu alat laboratorium mikrobiologi.
B. Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan pada praktikum ini yaitu sebaiknya pada
percobaan selanjutnya terlebih dahulu praktikan diperkenalkan dan kegunaan alat-alat yang
akan dipakai pada percobaan selanjutnya agar tidak kesalahan lagi dan bisa berjalan dengan
lancar.




DAFTAR PUSTAKA
Alfi, Muhammad.2013.Laporan Praktikum Mikrobiologi. httpmuhammadalialfi.
blogspot.com201112laporan-praktikum-mikrobiologi-acara-1.html.(28
Mei 2013).
Fheeyra.2013.Laporan Praktikum Mikrobiologi.httpfheeyraredzqiiy.wordpress.
com20091208laporan-praktikum-pengenalan-alat-mikrobiologi-2.html.
(28 Mei 2013).
Hilmi, Yusuf.Biologi Umum.Surabaya:Sinar Wijaya.2007.
Hokayuruke.2013.Pengenalan Alat Laboratorium.httphokayuruke.blogspot.
com201304pengenalan-alat-laboratorium.html..html.(28 Mei 2013).
Koesmadja.Kimia Dasar.Jakarta:Erlangga.2006.
Maink.2013.Pengenalan Alat-alat Mikrobiologi.http.www.mainkanakbugis.
blogspot.com201212pengenalan-alat-alat-mikrobiologi.html..html.28
Mei 2013).
Pelczar.Dasar-dasar Mikrobiologi.Jakarta:Universitas Indonesia.2008.
Suprianto, Bambang.Biologi Umum II.Jakarta:Erlangga.2006.
Tandra, Rian.2013.Pengenalan Alat Mikrobiologi.http.www.riantandra.wordpress.
com/tag/pengenalan-alat-mikrobiologi/.(28 Mei 2013).
Volk, Wesley.Mikrobiologi Dasar.Jakarta:Erlangga.1993.

Anda mungkin juga menyukai