Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktikum Mata Kuliah Dasar-dasar
Ilmu Tanah Semester II

Disusun Oleh

Tim Praktikum Kelompok 6

Chicha Khaerunisa M.P (1610631090036)

Dandi Abdul G (1610631090040)

Krisman Reynaldi L (1610631090088)

Rahadian Nandea J (1610631090124)

Risna Sumarna (1610631090131)

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
APRIL 2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Percobaan


Tanah secara umum didefinisikan sebagai tubuh alam (natural body) yang
terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerja gaya-gaya alam (natural forces)
terhadap bahan alam (natural material) di permukaan bumi. Tanah sebagai tubuh
alam, dengan pengaruh gaya-gaya alam yang bekerja, akan mengalami proses
perkembangan dan differensiasi membentuk horizon (lapisan tanah) baik mineral
maupun organik dengan sifat-sifat yang beragam, tergantung pada bahan atau
material yang membentuknya. Berdasarkan hal di atas ada beberapa hal menjadi
bahan catatan, bahwa :
1) Tanah terbentuk dan berkembang dari proses alami.
2) Adanya perbedaan profil tanah membentuk lapisan (horizon) tanah.
3) Adanya perbedaan menyolok antara sifat-sifat bahan induk dengan lapisan
tanah yang terbentuk, terutama dalam hal sifat kimia, fisika dan biologis.
Tanah sebagai media tumnbuh tanaman didefinisikan sebagai lapisan
permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh dan
berkembangnya perakaran tanaman, tegak tumbuhnya tanaman, dan penyuplai
kebutuhan air dan udara. Jika dilihat dari sifat kimiawi, maka tanah berfungsi
sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi tanaman baik berupa senyawa
organik, anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti N, P, K, Ca, Mg, S,
Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl, dll. Secara biologis tanah berfungsi sebagai habitat biota
(organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat
aktif (pemacu tumbuh) bagi tanaman, yang secara terpadu mampu menunjang
produktivitas tanah untuk menghasilkan biomassa dan produksi baik tanaman
pangan, obat-obatan, industri perkebunan, kehutanan, dll.
Sifat fisika tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman adalah struktur
tanah gembur, mudah mengikat air (porous), dan kedalaman tanah (solum) cukup
dalam. Keadaan sifat fisika tanah yang baik ddapat memperbaiki peredaran udara
(aerasi) dan peredaran air (drainase) sehingga imbangan kandungan oksigen dan
air di dalam tanah sangat baik.
Dengan demikian, kebutuhan oksigen dan air bagi tanaman dan aktivitas
organisme tanah dapat terpenuhi. Keadaan sifat fisika tanah yang baik juga
memudahkan perkembangan akar tanaman sehingga pertumbuhan dan
pembentukan hasil meningkat.
Sifat kimia tanah antara lain derajat keasaman (pH) tanah dan salinitas tanah
(kadar garam dalam tanah). Sifat-sifat tersebut juga merupakan faktor pembatas
yang mempengaruhi tingkat pertumbuhan tanaman. Kondisi tanah yang terlalu
asam (pH<4) dapat menyebabkan kematian tanaman. Demikian ula, kadar garam
yang tinggi , misalnya di daerah-daerah sekitar pantai menyebabkan tanaman
wijen tidak berprodduksi atau bahkan tiddak tumbuh.
Selain berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan tanaman dan
pembentukan hasil, sifat keasaman tanah (pH) juga berpengaruh terhadap
kehidupan organisme tanah dan ketersediaan zat hara tertentu, yang selanjutnya
berpengaruh terhadap kesuburan tanah dan tanaman. Kekurangan zat hara tertentu
akan menyebabkan tanaman terserang penyakit fisilogis. Konddisi tanah yang
terlalu masa akan berpengaruh terhadap ketersediaan boron, magnesium dan
molibddenmum. Sebaliknya, kondisi tanah yang terlalu basa berpengaruh
terhadap ketersediaan zat hara kalium.
Tanah merupakan suatu sistem kehidupan yang kompleks yang
mengandung berbagai jenis organisme dengan beragam fungsi untuk menjalankan
berbagai proses vital bagi kehidupan terestrial. Mikroba bersama-sama fauna
tanah melaksanakan berbagai metabolisme yang secara umum disebut aktivitas
biologi tanah. Perannya yang penting ddalam perombakan bahan organik dan
siklus hara menempatkan organisme tanah sebagai faktor sentral dalam
memelihara kesuburan dan produktivitas tanah. Kemampuan mengukur kapasitas
metabolisme berbagai mikroba dan fauna tanah menjadi basis konsep
perlindungan dan penyehatan tanah, terutama pada masa kini dan mendatang
dimana laju degradasi lahan terus mengancam sejalan dengan makin terbatasnya
sumber daya lahan.
1.2. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui bobot isi /berat volum tanah
2. Mengetahui kadar air dalam tanah
3. Mengetahui jenis warna tanah
4. Mengetahui kadar pH (derajat keasaman) pada tanah
5. Mengetahui tingkat kelembaban pada tanah
6. Mengetahui jenis-jenis makroorganisme tanah
7. Menghitung populasi makroorganisme tanah
8. Mengetahui peranan makroorganisme tanah
BAB II
METODOLOGI PRAKTIKUM

2.1. Teknik Sampling


1). Menetapkan populasi makroorganisme
a). Alat dan bahan
 Penggaris
 Sekop
 Plastik ziplock
 Timbangan
 Kertas label
b). Metode percobaan
Praktikum dilaksanakan pada hari Kamis, 12 April 2017 yaitu melakukan
teknik sampling dengan tanah yang tidak terlalu basah yang dilaksanakan di
halaman Universitas Singaperbangsa Karawang. mengambil dengan 2 sampel
yaitu sampel A dan B pada tanah terganggu dengan kedalaman 20 cm dan lebar
30 cm disetiap sisinya, dengan lokasi yang berbeda. Lalu, sampel tersebut
disimpan di lemari pendingin selama 7 hari. Setelah 7 hari, sampel tersebut dibuka
dan dianalisis jenis organisme yang ada di dalam sampel tersebut.
c). Prosedur percobaan
1. Siapkan alat yang dibutuhkan untuk sampling
2. Cari lokasi tanah yang tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering
3. Setelah menentukan lokasi yang sesuai, ukur tanah seluas 30 cm x 30 cm
sampai membentuk bujur sangkar (persegi)
4. Gali tanah tersebut yang telah di ukur menggunakan penggaris tadi mencapai
kedalaman 20 cm.
5. Ambil sampel tanah dan masukan kedalam plastik ziplock dan timbang
seberat 1 kg
6. Tutup rapat plastik ziplock sampai keadaan kedap udara (tidak terdapat udara
didalamnya)
7. Beri label sampel misal sampel 1 dan 2. Bawa kedua sampel tersebut ke
rumah dan masukan kedalam lemari pendingin (bukan freezer) selama 7 x 24
jam
8. Setelah 7 x 24 jam keluarkan sampel dari kulkas dan amati apakah ada
makroorganisme yang terdapat dalam sampel tanah 1 maupun 2 tersebut
9. Hitung jumlah populasi makroorganismenya dan buat laporannya.

2.2. Fisika Tanah


1). Menetapkan berat volume tanah
a). Alat dan bahan
 Ring sampel , suatu alat yang dibuat dari logam anti karat berbentuk
tabung silinder
 Pisau
 Sekop
 Kertas Label
 Timbangan
 Oven
 Ballpoint
b). Metode percobaan
Percobaan dilakukan di halaman Fakultas Pertanian Universitas
Singaperbangsa Karawang. Waktu percobaan dilaksanakan pada hari Kamis
tanggal 20 April 2017 pukul 8.00 – 13.00 WIB . Pengukuran bobot isi pada saat
praktikum dengan menggunakan metode silindris yaitu silinder stailes yang
beberbentuk tabung ditancapkan kedalam tanah sampai bagian atas silinder rata
dengan permukaaan tanah.
c). Prosedur percobaan
1. Timbang Ring sampel dalam keadaan kosong dan di dapat beratnya 90,88
gram
2. Rata dan bersihkan lapisan permukaan tanah yang akan diambil contoh,
kemudian letakan ring sampel pada permukaan tanah
3. Tekan ring sampel dengan hati-hati sampai masuk ke dalam tanah dan rata
di bagian atasnya. Sisi tajam di bagian lapisan permukaan tanah.
4. Letakan tabung lain tepat diatas tabung pertama , kemudian tekan lagi sampai
masuk dan rata di dalam tanah.
5. Ring sampel beserta tanah didalamnya digali menggunakan sekop dengan
hati-hati
6. Pisahkan tabung pertama dan kedua dengan hati-hati, kemudian potonglah
tanah kelebihan yang terdapat pada bagian atas dan bagian bawah ring sampel
pertama menggunakan pisau. Buat dua sampel tanah bagian bawah
menggunakan langkah tadi
7. Pada bagian luar tabung ditulis keterangan yang berisi nomor contoh tanah
8. Ring sampel tersebut dibawa ke laboratorium, kemudian keringkan dalam
oven dengan temperatur 1050C selama 3 jam .
9. Setelah 3 jam, keluarkan ring sampel dari oven kemudian di timbang berat
keringnya menggunakan timbangan.

2). Menetapkan warna tanah


a). Alat dan bahan
 Alat untuk mengebor tanah (bor tanah)
 Buku warna tanah ( Munsell colour soil chart)
 Lokasi/contoh tanah
b). Metode percobaan
Percobaan dilakukan di halaman Fakultas Pertanian Universitas
Singaperbangsa Karawang. Waktu percobaan dilaksanakan pada hari Kamis
tanggal 20 April 2017 pukul 8.00 – 13.00 WIB . Percobaan ini dilakukan dengan
cara mengambil sampel tanah di halaman Fakultas Pertanian lalu mencocokan
warna tanah dengan warna yang ada di buku Munsel Soil Color Chart untuk
menentukan warna tanah itu sendiri termasuk jenis yang warna yang mana.
c). Prosedur percobaan
1. Menetapkan lokasi tanah yang akan diambil sebagai sampel.
2. Tanah yang sudah di tentukan lokasinya lalu dibor dengan kedalaman 20 cm
3. Aduk tanah yang sudah tadi dibor sampai tercampur.
4. Setelah itu ambil secukupnya sampel tanah yang kemdian dicocokan warna
tanahnya dengan buku munsell soil colour chart
5. Apabila sudah ditemukan warna yang sama dengan warna tanah lanjutkan
dengan mencatat nama kode warna tanah yang dimulai dari hue, value dan
terakhir chroma. Lalu tulis hasil warna tanahnya dalam laporan
2.3. Kimia Tanah
1). Menetapkan pH dan kelembapan tanah
a). Alat dan bahan
 Soil Moisture Meter
 Alat tulis untuk mencatat hasil
b). Metode percobaan
Percobaan dilakukan di halaman Fakultas Pertanian Universitas
Singaperbangsa Karawang. Waktu percobaan dilaksanakan pada hari Kamis
tanggal 20 April 2017 pukul 8.00 – 13.00 WIB . Praktikum ini dilakukan dengan
cara masing-masing kelompok menentukan lokasi tanah yang akan di cari nilai
pH berserta kelembabannya apakah bersifat tanah masam ataukah tanah yang
basa(air tinggi).
c). Prosedur percobaan
1. Siapkan alat pengukur pH tanah yaitu Soil Moisture Meter.
2. Bersihkan alat pengukur pH tanah tersebut dengan menggunakan air bersih
atau tisu basah. Tujuannya agar alat tersebut dalam keadaan normal. Sehingga
pada saat dilakukan pengamatan pH tanah hasilnya akan akurat.
3. Pilih lokasi tanah yang akan di lihat besar pH dan kelembabannya
4. Setelah terpilih lokasinya, tancapkan alat pengukur pH tadi di atas permukaan
5. tanah. Putar alat tersebut hingga masuk kedalam tanah sampai batas yang
ditentukan.
6. Tekan tombol putih atau semacamnya pada alat pengukur pH
7. Bacalah jarum penunjuk pada pH yang menunjukkan besarnya pH tanah
8. tersebut, kemudian catat.
9. Setelah pemakaian , bersihkan alat tersebut dengan tisu basah atau
10. semacamnya. Untuk mengurangi kerusakan pada alat pengukur pH
2.4. Biologi Tanah
1). Menetapkan populasi mikroorganisme
a). Alat dan bahan
Alat : - Labu erlenmeyer
- Tabung reaksi
- Cawan petri
- Auto klep
- Hot plat
- Lamina air flow
- Timbangan analitik
Bahan : - Aquades
- NaCl
- Alkohol
- Spirtus
- Na agar
- Kapas
b). Metode percobaan
Praktikum biologi tanah dilaksanakan pada hari minggu tanggal 7 Mei 2017
di halaman depan Fakultas Pertanian UNSIKA dan pada tanggal 15 Mei 2017
pengamatan populasi mikrobnya. Pada praktikum ini kami di wajibkan mampu
dan bisa membuat isolat sendiri. Akan tetapi sebelumnya, dosen kami yang
melakukan praktikum untuk memberikan langkah/contoh sekaligus cara-cara yang
baik dan benar dalam melakukan praktikum pembuatan isolat ini, sehingga
diharapkan tidak terjadinya kontaminasi yang bisa merusak populasi mikrob yang
ada.
c). Prosedur percobaan
1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan
2. Lalu, buatlah media tumbuh yaitu campuran dari aquades 500 ml dan media
agar 7 gram dalam erlenmeyer.
3. Kemuadian buat larutan fisiologis terdiri dari campuran aquades 1000 ml dan
NaCl 1 gram. Lalu diaduk hingga rata
4. Larutan fisiologis dimasukkan ke erlemeyer 100 ml dan tabung reaksi ditutup
dengan kapas sumbat 9 ml
5. Lalu masukkan semua ke autoclave yang akan di sterilisasi dalam waktu 15
menit dan suhu 1210C.
6. Kemudian timbang tanah 10 gram di Neraca Ohaus.
7. Jika sudah disterilisasi semua bahan diletakkan di laminar flow, kemudian
tangan disprayer alkohol terlebih dahulu.
8. Setiap langkah berikutnya selalu dilewatkan ke api fungsinya agar tetap steril.
9. Media tumbuh (media agar) dituang ke cawan petri untuk pengembangbiakan
mikrob kemudian dinginkan.
10. Masukkan 10 gram tanah kedalam erlenmeyer yang beisi larutan fisiologis 90
ml yang sebelumnya sudah disterilisasi oleh hotplate dan ditutup oleh sumbat
kapas. Kemudian dikocok sehingga diperoleh suspensi tanah dengan tingkat
pengenceran 10 x biasa disebut 10-1.
11. Selanjutnya, suspensi tanah dituang ke mikro pipet 1 ml dari 10-1 kedalam
larutan fisiologis 9 mL ,sehingga diperoleh suspensi 10-2 kocok secara
merata. Lalu ditutup lagi dengan kapas.
12. Kemudian suspensi 10-2 dituang 1 ml ke dalam 9 mL larutan fisiologis
sehingga didapat kepekatan 10-3.
13. Lalu suspensi 10-3 dituang ke mikro pipet 0,05 ml selanjutnya dituang ke
cawan petri yang sudah berisi media tumbuh.
14. Lalu rekatkan dengan solatip dan simpan selama 7 hari. Lalu lakukan
prosedur serupa untuk sampel kedua.
15. Setelah 7 hari, diamati jumlah populasi mikrobnya .
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Teknik Sampling


a). Hasil Pengamatan

Massa (gram) Organisme Tanah


Jenis Tanah Sampel
yang ditemukan
1000 gram Tungau, semut
Sampel 1 hitam , dan Laba-
Tanah Mineral laba putih
1000 gram Tungau dan semut
Sampel 2 hitam

Populasi Makroorganisme pada tanah “Sampel 1”


Tungau Nama Spesies : Tetracychus Bimaculatus
Nama Latin : Sarcoptes scobei
Nama Tradisional : Tungau
Fungsi dalam tanah :
Menjadi dekomposer (pengurai bahan
organik dalam tanah)
Manfaat untuk organisme lainnya :
Memakan bahan organik yang sukar
dimakan cacing dan menyediakan makan
untuk cacing dalam bentuk kotorannya,
selain itu tungau ini mempunyai fungsi lain
sebagai pengendali jamur liar pada media
cacing dan makan sebagian besar spora
jamur

Semut Hitam Nama Spesies : Dolichoderus Bituberculatus


Nama Latin : Dolichoderus sp.
Nama Tradisional : Semut hitam kecil
Fungsi dalam tanah :
Bertindak sebagai pengolah tanah, misal
pada saat pembuatan sarang secara tidak
langsung mempengaruhi tekstur tanah,
sehingga akan mempercepat proses
penguraian

Manfaat untuk organisme lainnya :


Sebagai predator utama bagi serangga lain.
Semut memakan telur, larva, pupa dsb
Laba-laba Putih Nama Spesies : Amauropelma
Nama Latin : Amauropelma sp.
Nama Tradisional : Laba-laba putih kecil
Fungsi dalam tanah :
Berfungsi sebagai predator yaitu menangkap
dan memakan serangga hama atau
makroorganisme lain yang bersifat patogen
dalam tanah
Manfaat untuk organisme lainnya :
Sebagai predator utama yang menyerang
berbagai golongan serangga hama maupun
serangga lainnya

Populasi Makroorganisme pada tanah “Sampel 2”


Tungau Nama Spesies : Tetracychus Bimaculatus
Nama Latin : Sarcoptes scobei
Nama Tradisional : Tungau
Fungsi dalam tanah :
Menjadi dekomposer (pengurai bahan
organik dalam tanah)
Manfaat untuk organisme lainnya :
Memakan bahan organik yang sukar
dimakan cacing dan menyediakan makan
untuk cacing dalam bentuk kotorannya,
selain itu tungau ini mempunyai fungsi lain
sebagai pengendali jamur liar pada media
cacing dan makan sebagian besar spora
jamur

Semut Hitam Nama Spesies : Dolichoderus thoracicus


Nama Latin : Dolichoderus sp.
Nama Tradisional : Semut hitam

Fungsi dalam tanah :


Melakukan ddaur ulang dengan cara
memasukan bahan organik mati dan sekarat
(baik tumbuhan dan hewan) dan nutrisi
kedalam tanah.

Manfaat untuk organisme lainnya :


Sebagai predator utama bagi serangga lain.
Semut memakan telur, larva, pupa maupun
serangga dewasa.
b). Pembahasan
Sebagai suatu ekosistem, tanah dan organisme tanah tidak dapat dipisahkan
antara satu ddengan yang lainnya. Tanah sebagai tempat tinggal organisme tanah
membutuhkan adanya organisme tanah sebagai penjaga kestabilan lingkingan
tanah. Makroorganisme tanah terddiri dari flora dan fauna. Makroorganisme tanah
ini berperan penting dalam pembentukan tanah dan pori-pori tanah ; dekomposisi
hara dan mineral dalam tanah; maupun menjaga kestabilan ekosistem tanah

3.2. Fisika Tanah


1. Kadar air dan Bobot isi tanah

a). Hasil pengamatan

Sampel 1

Diketahui :
Berat ring sample kosong yaitu 90,88 gram,
Berat tanah basah yaitu : 400 g - berat ring sample 90,88 g = 309,12 g
Berat tanah kering yaitu : 390 g - berat ring sample 90,88 g = 299,12 g
Massa air = bb – bk => 309,12 g – 299,12 g = 10 g
Sampel 2

Diketahui :
Berat ring sample kosong yaitu 90,88 gram,
Berat tanah basah yaitu : 410 g - berat ring sample 90,88 g = 319,12 g
Berat tanah kering yaitu : 400 g - berat ring sample 90,88 g = 309,12 g
Massa air = bb – bk => 319,12 g – 309,12 g = 10 g
3.2.1. Kadar air tanah
Maka untuk menghitung kadar air tanah dapat dinyatakan menggunakan rumus
sebagai berikut :

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑎𝑛𝑎ℎ 𝐵𝑎𝑠𝑎ℎ−𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑎𝑛𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔


Kadar Air = x 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑎𝑛𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔

Sampel 1

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑎𝑛𝑎ℎ 𝐵𝑎𝑠𝑎ℎ−𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑎𝑛𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔


Kadar Air = x 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑎𝑛𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔

309,12 −299,12
= x 100%
299,12

= 3,34%

Sampel 2

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑎𝑛𝑎ℎ 𝐵𝑎𝑠𝑎ℎ−𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑎𝑛𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔


Kadar Air = x 100
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑎𝑛𝑎ℎ 𝐵𝑎𝑠𝑎ℎ
319,12 −309,12
= x 100
309,12

= 3,23%
3.2.2. Bobot isi tanah
No Kode T D br + tb br + to (X) br (Y)
(cm) (cm) g g g
1 Sampel 1 5 cm 7,5 cm 400 gram 390 gram 90,88 gram

2 Sampel 2 5 cm 7,5 cm 410 gram 400 gram 90,88 gram

Keterangan :
br + tb = berat (ring + tanah basah)
br + to = berat (ring + tanah open )
br = berat ring
T = tinggi tanah
D = diameter tanah

Dari pengamatan bobot isi tanah didapat hasil sebagai berikut :

Sampel A Sampel B

Bobot isi Bobot isi


Berat Tanah Kering Oven Berat Tanah Kering Oven
BI = gcm-3 BI = gcm-3
volume ring volume ring
Volume Ring = 𝜋𝑟 2 𝑡 Volume Ring = 𝜋𝑟 2 𝑡

Jawab : Jawab :
Volume Ring = 𝜋𝑟 2 𝑡 Volume Ring = 𝜋𝑟 2 𝑡
= 3,14 . 3,752 . 5 = 3,14 . 3,752 . 5
= 220,78 = 220,78
Berat Tanah Kering Oven Berat Tanah Kering Oven
BI = gcm-3 BI = gcm-3
volume ring volume ring
299,12 309,12
= gcm-3 = gcm-3
220,78 220,78
= 1,35 gcm-3 = 1,40 gcm-3
2. Penetapan Warna Tanah

a). Hasil pengamatan dijelaskan pada tabel sebagai berikut :

Lapisan Hue Value Chroma Keterangan


5YR 2,5/1
I 5YR 2,5 1 (Black)

b). Pembahasan
Warna tanah ditentukan dengan cara membandingkan dengan warna yang
terdapat pada buku Munsell Soil Color Chart, warna dinyatakan dalam tiga
satuan atau kriteria, yaitu kilapan (hue), nilai (value), dan kroma (chroma),
menurut nama yang tercantum dalam lajur buku tersebut , kilap berhubungan erat
dengan panjang gelombang cahay, nilai berhubungan erat dengan kebersihan
suatu warna dari pengaruh warna lain dan kroma yang kadang-kadang disebut
juga dengan kejernihan yaitu spektrum warna
Berdasarkan hasil pengamatan warna tanah didapatkan hasil 2.5/1 dengan
warna black (hitam). Dalam hal ini, warna tanah tidak berpengaruh langsung
terhadap tanaman. Tetapi bisa menilai kandungan bahan organik yang berada di
dalam tanah. Semakin gelap warna tanah maka kandungan BO(bahan organik)
semakin tinggi.
Warna tanah mempengaruhi sifat tanah lain melalui pengaruhnya terhadap
radiasi energi. Warna hitam dan gelap menyerap lebih banyak panas daripada
warna terang atau muda. Oleh sebab itu warna tanah gelap cenderung lebih cepat
panas dari warna-warna muda apabila langsung kena cahaya matahari . Sejumlah
energi panas ini mengakibatkan tingkat evaporasi lebih tinggi, tanah gelap lebih
cepat mengering dari tanah berwarna muda.
3.3. Kimia Tanah (pH dan kelembapan)
a). Hasil Pengamatan

Berdasarkan dari hasil praktikum kimia tanah yang telah kami laksanakan,
yaitu pengukuran pH dan kelembapan tanah menggunakan Soil Moisture Meter
setelah alat tersebut di tancapkan diatas tanah terlihat besarnya pH tanah berkisar
5 dengan kelembapannya berkisar 60%.

b). Pembahasan
Nilai pH berkisar 0-14. Dengan pH 7 disebut netral sedang pH kurang dari 7
disebut masam, dan pH lebih dari 7 disebut alkalis. Besaran nilai pH 5 .Pada tanah
atau media tanam lainnya yang memiliki tingkat keasaman tinggi, unsur
magnesium, kalsium dan posfor akan terikat secara kimiawi sehingga tidak dapat
diserap oleh tanaman. Pada kondisi seperti itu, unsur alumunium dan mangan
akan bersifat racun dan merugikan tanaman. Tanaman akan tumbuh tidak normal
dan produktivitas rendah dengan kualitas yang buruk.
Penurunan ketersediaan unsur hara bagi tanaman , meningkatkan dampak
unsur beracun, penurunan hasil tanaman, mempengaruhi fungsi penting biota
tanah yang bersimbiosis dengan tanaman seperti fiksasi nitrogen rhizobium.
Kelembaban tanah yang rendah akan berpengaruh terhadap menurunnya
jasad yang berada di dalam tanah itu sendiri. Apabila hal itu terjadi maka akan
mempengaruhi proses proses kimiawi dan aktivitas jasad jasad yang dapat
merombak unsur hara dalam tanah yang merupakan asupan yang penting bagi
proses pertumbuhan pada tanaman.
Tanah yang lembab berpengaruh baik terhadap pertumbuhan tanaman.
Kondisi yang lembab banyak air yang dapat diserap oleh tumbuhan dan lebih
sedikit penguapan. Kondisi ini sangat mempengaruhi sekali terhadap
pemanjangan sel.
3.4. Biologi Tanah
a). Hasil Pengamatan

NO Pengenceran Keterangan
1 Sampel A Total jumlah mikrob
adalah 58 mikrob, mikrob
tersebut berwarna putih
dan berbentuk bulat tak
beraturan.

2 Sampel B Total jumlah mikrob


adalah 13 mikrob, mikrob
tersebut berwarna putih
dan berbentuk bulat tak
beraturan.

b). Pembahasan

Berdasarkan praktikum biologi tanah, kami menggunakan cawan arloji


sebagai media untuk mengetahui jumlah populasi mikrob pada tanah, yang
sebelumnya sampel tanah sudah dicampurkan dengan isolat dan dilakukan
pengenceran. Setelah isolat dimasukkan ke cawan A dan B, cawan di tutup rapat
dan dibiarkan selama 7 hari. Akan tetapi terdapat kesalahan di cawan B, cawan
tersebut menjadi terkontaminasi kesterilannya karena terlambat memanaskan
cawan petri pada bunsen

Berdasarkan hasil pengamatan, terdapat 58 koloni mikrob pada cawan A,


dan 13 koloni mikrob pada cawan B. Sampel cawan A dan B memiliki jumlah
koloni yang berbeda jauh, hai ini disebabkan karena cawan terlambat dipanaskan
dengan bunsen ketika cairan dari pipet dimasukkan ke dalam cawan. Hal tersebut
berpengaruh terhadap kesterilan cawan. Tujuan dari pemanasan ini adalah agar
menjaga cawan tetap steril sehingga pertumbuhan mikrob dapat optimal.
Pada pengamatan biologi tanah harus dilakukan dengan telaten dan steril,
tujuan dari pemanasan cawan menggunakan bunset itu sendiri adalah untuk
menjaga keseterilan sampel tersebut. Dan diusahakan untuk menjaga dari
kemungkinan kontaminasi contoh seperti tangan yang masuk kedalam sampel
atau benda lain. Tujuan dari penggunaan masker itu sendiri adalah untuk menjaga
dari kemungkinan kontaminasi yang mungkin datang lewat udara ketika bernafas
BAB IV
SIMPULAN

4.1. Kesimpulan
Pada teknik sampling dalam menetapkan populasi makroorganisme pada
tanah sampel 1 dan sampel 2 yang masing-masing seberat 100 g organism yang
ditemukan dalam tanah setelah memalui proses pendinginan bermacam jenisnya.
Pada sampel 1 terdapat organism tungau, semut hitam, dan laba-laba putih.
Sedangkan pada sampel 2 terdapat organism tungau, dan semut hitam saja.
Organism-orgenisme tersebut mempunyai peran dan fungsi tersendiri dalam tanah
maupun terhadap organism lainnya.
Pada Fisika tanah dalam menetapkan kadar air pada sampel 1 setelah
melalui kalkulasi dengan rumus kadar air yaitu didapat 3,34% dan pada sampel 2
didapat 3,23%, sedangkan pada bobot isi tanah sampel A yaitu didapat 1,35 gcm3
dan sampel B didapat 1,40 gcm3
Dalam menetapkan warna tanah, berdasarkan hasil pengamatan tanah yang
dipakai dalam praktikum termasuk tanah 2.5/1 dengan warna black (hitam).
Pada Kimia tanah dalam menetapkan pH dan kelembapan tanah,
berdasarkan dari hasil praktikum kimia tanah yang telah kami laksanakan, yaitu
pengukuran pH dan kelembapan tanah menggunakan Soil Moisture Meter setelah
alat tersebut di tancapkan diatas tanah terlihat besarnya pH tanah berkisar 5 dan
kelembapannya 60%.
DAFTAR PUSTAKA

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. (2007).


Metode Analisis Biologi Tanah. Bogor: Balai Penelitian Tanah.

Hanafiah, K. A. (2007). Biologi Tanah. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Hidayah, F. N. (2014, September 16). Linkedln Corporation. Dipetik Mei 19,


2017, dari Slideshare: https://www.slideshare.net/fitrohvictory/proposal-
praktikum-biologi-pengaruh-kelembaban-tanah-terhadap-pertumbuhan-
kecambah

Juanda, D. (2005). Teknik Budidaya dan Analisi Usahatani. Yogyakarta:


KANISIUS.

Kemas, A. (2007). Biologi Tanah: ekologi & makrobiologi. Jakarta: PT Grafindo


Persada.

Sarwono, H. (2010). Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo.

Anda mungkin juga menyukai