Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN AKHIR

DASAR-DASAR AGRONOMI

“BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.)”

Disusun oleh :

Nama : Nurma Yunita

NPM : E1J017009

Shift : A1.1

DOSEN : Ir. Merakati Handajaningsih, M.Sc

CO-ASS : Meko Gustian

LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013
DAFTAR TABEL

1.1 Tabel tinggi tanaman jagung ................................................................................ 22

1.2 Tabel Jumlah Daun Tanaman Jagung ................................................................... 22

1.3 Tabel Pengukuran Panen ...................................................................................... 22

1.4 tabel Berat Basah Tanaman .................................................................................. 23

Page 2
DAFTAR GRAFIK

1.1 Grafik tinggi tanaman jagung ............................................................................... 23

1.2 Grafik Jumlah Daun Tanaman Jagung ................................................................. 24

Page 3
BAB I

PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG

Jagung merupakan salah satu komuditas utama yang banyak dibudidayakan oleh
masyarakat terutama di Indonesia. Jumlah jagung yang diproduksi oleh masyarakat belum
cukup untuk memenuhi permintaan pasar karena masih banyak masyarakat yang belum
mengetahui tentang bagaimana cara membudidayakan jagung yang benar dan baik dan
tanah atau lahan untuk tanaman jagung telah banyak dialih fungsikan sebagai gedung-
gedung dan lain-lain. Perusahaan swasta pun juga belum memproduksi jagung secara
optimal. Jagung juga sebagai makanan pokok di suatu daerah tertentu dan diubah menjadi
beberapa makanan ringan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat sehingga kebutuhan
akan jagung meningkat di masyarakat.

Hasil tanaman jagung juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu masih belum
optimalnya penyebaran varietas unggul dimasyarakat, pemakaian pupuk yang belum tepat,
penerapan teknologi dan cara bercocok tanam yang beum diperbaiki. Usaha untuk
meningkatkan produksi tanaman jagung adalah peningkatan taraf hidup petani dan
memenuhi kebutuhan pasar maka perlu peningkatan produksi jagung yang memenuhi
standard baik kualitas dan kuantitas jagung yan dihasilkan tetapi dalam melakukan hal
tersebut perlu mengetahui atau memahami karakteristik tanaman jagung yang akan
ditanam seperti morfologi, fisiologi dan agroekologi yang diperlukan oleh tanaman jagung
sehingga dapat meningkatkan produksi jagung di Indonesia.

I.2 TUJUAN

A. Persiapan Lahan

a. Mahasiswa mampu mempersipakan lahan yang akan digunakan untuk penanaman


di lapangan

B. Persiapan Tanam

a. Mahasiswa dapat melakukanlangkah-langkah yang diperlukan dalam melakukan


pertanaman.
b. Mahasiswa dapat menentukan letak lubang sesuai dengan jarak tanam kmoditi.
c. Mahasiswa dapat menempatkan pupuk dasar pada petakan tanaman.

Page 4
C. Daya Tumbuh, Penjarangan dan Penyulaman Tanaman

a. Mahasiswa dapat menghitung daya tumbuh tanaman dilapangan


b. Mahasiswa dapat melakukan penjaranagn tanaman dengan metode yang bena
c. Mahasiwa dapat menentukan kritetria tanaman yang perlu disulam dan melakukan
pemyulaman

D. Pengamatan Pertumbuhan

a. Mahasiswa dapat melakukan teknik pengukuran organ vegetative tanaman sebagai


indicator pertumbuhan tanaman

E. Pembubunan, Pemupukan Susualan, dan pengendalian OPT


a. Mahasiswa dapat melakukan pembubunan tanaman dengan cara yang benar
b. Mahasiswa dapat melakukan pemupukan dengan benar
c. Mahasiswadapat mengenali gejala kelainan tanaman dan menentukan penyebab
kelainan
d. Mahasisiwa dapat memilih metode dan bahan pestisida yang diperlukan
e. Mahasisiwa dapat melakukan pengendalian OPT dengan benar

F. Panen

a. Mahasiswa dapat menentukan saat panen berdasrakan criteria tanaman jagung


b. Mahasiswa dapat mengukur variabel hasil dengan benar

G. Teknik Pengamatan dan Metode Analisi Pertumbuhan Tanaman

a. Mahasiswa dapat melakukan pengamatan kualitatif dan kuantitatif secara benar


terhadap setiap peubah pertumbuhan tanaman dan dapat mengkolerasiakan antar
data peubah ke dalam bentuk informasi sederhana dan lengkap.

Page 5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi Jagung

Kerajaan : Plantae

(tidak termasuk) Monocots

(tidak termasuk) Commelinids

Ordo : Poales

Famili : Poaceae

Genus : Zea

Spesies : Zea mays

Varietas : Golden Boy

Berdasarkan temuan-temuan genetik, antropologi, dan arkeologi diketahui bahwa


daerah asal jagung adalah Amerika Tengah (Meksiko bagian selatan). Budidaya jagung
telah dilakukan di daerah ini 10.000 tahun yang lalu, lalu teknologi ini dibawa ke Amerika
Selatan (Ekuador) sekitar 7000 tahun yang lalu, dan mencapai daerah pegunungan di
selatan Peru pada 4.000 tahun yang lalu. Kajian filogenetik menunjukkan bahwa jagung
budidaya (Zea mays ssp. mays) merupakan keturunan langsung dari teosinte (Zea mays
ssp. parviglumis). Dalam proses domestikasinya, yang berlangsung paling tidak 7.000
tahun oleh penduduk asli setempat, masuk gen-gen dari subspesies lain, terutama Zea mays
ssp. mexicana. Istilah teosinte sebenarnya digunakan untuk menggambarkan semua spesies
dalam genus Zea, kecuali Zea mays ssp. mays. Proses domestikasi menjadikan jagung
merupakan satu-satunya spesies tumbuhan yang tidak dapat hidup secara liar di alam.
Hingga kini dikenal 50.000 kultivar jagung, baik yang terbentuk secara alami maupun
dirakit melalui pemuliaan tanaman (Harahap.2011)

Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan


dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan
paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi.
Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas
yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga
ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan

Page 6
(seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini.Bunga betina jagung
berupa "tongkol" yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan "rambut". Rambut
jagung sebenarnya adalah tangkai putik. Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat
mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman
yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang
membantu menyangga tegaknya tanaman. Batang jagung tegak dan mudah terlihat,
sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan
yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas.
Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun
tidak banyak mengandung lignin. Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya
memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu
tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun
jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-
sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman
menanggapi defisit air pada sel-sel daun. Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina
yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki
struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi
oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman,
berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas.
Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan
pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol
produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat
menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik.
Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga
betinanya (protandri).
ciri-ciri :

1. panjang

2. berisi

3. ada buahnya ( Effendy.2008)

Jagung Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Perubahan tertunda


ditampilkan di halaman iniBelum Diperiksa ?Jagung Jagung Jagung Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae (tidak termasuk) Monocots (tidak termasuk) Commelinids Ordo: Poales

Page 7
Famili: Poaceae Genus: Zea Spesies: Z. mays Nama binomial.Jagung (Zea mays L.)
merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi.
Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi
alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia
(misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan
pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak
(hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir,
dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung
bulir dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai
bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang
ditanam sebagai penghasil bahan farmasi. Berdasarkan temuan-temuan genetik,
antropologi, dan arkeologi diketahui bahwa daerah asal jagung adalah Amerika Tengah
(Meksiko bagian selatan). Budidaya jagung telah dilakukan di daerah ini 10.000 tahun
yang lalu, lalu teknologi ini dibawa ke Amerika Selatan (Ekuador) sekitar 7000 tahun yang
lalu, dan mencapai daerah pegunungan di selatan Peru pada 4.000 tahun yang lalu. Kajian
filogenetik menunjukkan bahwa jagung budidaya (Zea mays ssp. mays) merupakan
keturunan langsung dari teosinte (Zea mays ssp. parviglumis). Dalam proses
domestikasinya, yang berlangsung paling tidak 7.000 tahun oleh penduduk asli setempat,
masuk gen-gen dari subspesies lain, terutama Zea mays ssp. mexicana. Istilah teosinte
sebenarnya digunakan untuk menggambarkan semua spesies dalam genus Zea, kecuali Zea
mays ssp. mays. Proses domestikasi menjadikan jagung merupakan satu-satunya spesies
tumbuhan yang tidak dapat hidup secara liar di alam. Hingga kini dikenal 50.000 kultivar
jagung, baik yang terbentuk secara alami maupun dirakit melalui pemuliaan tanaman.
Deskripsi Jagung hibrida di ladang. Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu
siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan
tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif
(Barus.2009)

Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya


berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi
tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan.
Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya
jagung tidak memiliki kemampuan ini. Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang

Page 8
terbungkus oleh semacam pelepah dengan "rambut". Rambut jagung sebenarnya adalah
tangkai putik (Krisnandi.2011)

Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun
sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul
akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya
tanaman. Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun
tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat
sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun
yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung
lignin.
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai
daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada
yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas
dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas.
Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel
daun.
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman
(monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang
disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma).
Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence).
Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol.
Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu
tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah
bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol
produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk
penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri).Keanekaragaman
Jagung dikelompokkan berdasarkan tipe bulir. Kiri atas adalah jagung gigi-kuda, di kiri
latar depan adalah podcorn, sisanya adalah jagung tipe mutiara (Hendrawan.2013)

Warna bulir jagung ditentukan oleh warna endosperma dan lapisan terluarnya
(aleuron), mulai dari putih, kuning, jingga, merah cerah, merah darah, ungu, hingga ungu
kehitaman. Satu tongkol jagung dapat memiliki bermacam-macam bulir dengan warna
berbeda-beda, karena setiap bulir terbentuk dari penyerbukan oleh serbuk sari yang
berbeda-beda kandungan gizi (Suprapto.2010)

Page 9
Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada endospermium.
Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji. Karbohidrat
dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin. Pada jagung
ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak
banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai
bahan pangan. Jagung manis diketahui mengandung amilopektin lebih rendah tetapi
mengalami peningkatan fitoglikogen dan sukrosa.Dan bagian yang dapat dimakan 90
%.Untuk ukuran yang sama, meski jagung mempunyai kandungan karbohidrat yang lebih
rendah, namum mempunyai kandungan protein yang lebih banyak.Jagung merupakan
tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari.
(Sudaryanti.2014)

MORFOLOGI JAGUNG

1. Tinggi Jagung

Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya


berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi
tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan.
Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya
jagung tidak memiliki kemampuan ini.

2. Struktur Akar

Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun
sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul
akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya
tanaman.
3. Struktur Batang

Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak
seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga
tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul
dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin.
4. Struktur Daun

Page
10
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan
helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun
ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang
khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas.
Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel
daun.

5. Struktur Bunga

Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu
tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku
Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae
(tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga
(inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun
dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada
umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun
memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari
satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung
cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya
(protandri). (Ance Gunarsih.2011)

Selain sebagai bahan pangan dan bahan baku pakan, saat ini jagung juga dijadikan
sebagai sumber energi alternatif. Lebih dari itu, saripati jagung dapat diubah menjadi
polimer sebagai bahan campuran pengganti fungsi utama plastik. Salah satu perusahaan di
Jepang telah mencampur polimer jagung dan plastik menjadi bahan baku casing komputer
yang siap dipasarkan. Produksi jagung dan perdagangan dunia (Herdi.2009)

Jagung merupakan tanaman pangan kedua setelah padi. Namun samoai saat ini untuk
memnuhi kebutuhan akan jagung kita masih harus mengimpor dari luar negeri karena
produksinya belum mencukupi. Padahal ketersediaan lahan budidaya masih luas. Untuk
menghasilkan produksi jagung yang tinggi diperlukan teknik budidaya jagung yang tepat.
Yang perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman jagung adalah:

Page
11
Tempat bertanam Di Indonesia, jagung dapat ditanam di dataran rendah maupun
tinggi. Lahan tempat bertanam akan berpengaruh terhadap perencanaan tanam
1. Benih

Benih sebagai bahan utama atau modal pokok dalam budidaya jagung juga harus
dipersiapkan. benih yang diperlukan biasanya dikaitkan dengan tujuan dan perencanaan
penanaman
2. Alat dan Tenaga Kerja

Manusia turut campur tangan dalam usaha penanaman hingga berproduksi, maka
pencurahan tenaga memiliki arti penting di dalam proses budidaya jagung. Jumlah tenaga
yang dibutuhkan bisa digantikan dengan alat atau mesin untuk mengintensifkan kerja
(Rahmat.2012)

Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam budidaya jagung adalah


sebagai berikut :
1. Pengolahan tanah

Mengolah tanah untuk media pertanaman dilakukan dengan cara membalik tanah dan
memecah bongkah tanah agar diperoleh tanah yang gembur sehingga keadaan aerasi dapat
diperbaiki.
2. Penanaman

Jagung ditanam untuk diambil hasilnya. Oleh karena itu penanaman jagung perlu
memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harapan produksi yang akan
diperoleh. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan antara lain: waktu tanam, jarak tanam,
cara menanam jagung, dll

3. Perawatan dan Pemupukan

Seperti tanaman budidaya yang lain, jagung juga perlu dirawat dan dipupuk supaya
hasil panennya maksimal. Perawatan tanaman jagung bisa berupa membuang tanaman
gulma yang ada di sekitar tanaman jagung, irigasi yang baik, serta pemberian pupuk sesuai
kebutuhan.

a. Penjarangan Dan Penyulaman

Page
12
Dengan penjarangan maka dapat ditentukan jumlah tanaman per lubang sesuai
dengan yang dikehendaki. Apabila dalam 1 lubang tumbuh 3 tanaman, sedangkan yang
dikehendaki hanya 2 atau 1, maka tanaman tersebut harus dikurangi. Tanaman yang
tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau gunting yang tajam tepat di atas
permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh dilakukan, karena akan
melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk
mengganti benih yang tidak tumbuh/mati.

Kegiatan ini dilakukan 7-10 hari sesudah tanam. Jumlah dan jenis benih serta
perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman. Penyulaman hendaknya
menggunakan benih dari jenis yang sama. Waktu penyulaman paling lambat dua minggu
setelah tanam.

b. Penyiangan

Penyiangan bertujuan untuk membersihkan lahan dari tanaman pengganggu (gulma).


Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih
muda biasanya dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dan sebagainya. Yang penting
dalam penyiangan ini tidak mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut
masih belum cukup kuat mencengkeram tanah. Hal ini biasanya dilakukan setelah tanaman
berumur 15 hari.

c. Pembubunan

Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan dan bertujuan untuk


memperkokoh posisi batang, sehingga tanaman tidak mudah rebah. Selain itu juga untuk
menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya aerasi. Kegiatan
ini dilakukan pada saat tanaman berumur 6 minggu, bersamaan dengan waktu pemupukan.
Caranya, tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul,
kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan terbentuk guludan yang
memanjang. Untuk efisiensi tenaga biasanya pembubunan dilakukan bersama dengan
penyiangan kedua yaitu setelah tanaman berumur 1 bulan.

d. Pemupukan

Dosis pemupukan jagung untuk setiap hektarnya adalah pupuk NPK sebanyak 200-
300 kg, pupuk TSP/SP 36 sebanyak 75-100 kg, dan pupuk KCl sebanyak 50- 100 kg.

Page
13
Pemupukan dapat dilakukan dalam tiga tahap. Pada tahap pertama (pupuk dasar), pupuk
diberikan bersamaan dengan waktu tanam. Pada tahap kedua (pupuk susulan I), pupuk
diberikan setelah tanaman jagung berumur 3-4 minggu setelah tanam. Pada tahap ketiga
(pupuk susulan II), pupuk diberikan setelah tanaman jagung berumur 8 minggu atau
setelah malai keluar.

e. Pengairan Dan Penyiraman

Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah
lembab. Pengairan berikutnya diberikan secukupnya dengan tujuan menjaga agar tanaman
tidak layu. Namun menjelang tanaman berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga
perlu dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung.

f. Penyemprotan Pestisida

Penggunaan pestisida hanya diperkenankan setelah terlihat adanya hama yang dapat
membahayakan proses produksi jagung. Adapun pestisida yang digunakan yaitu pestisida
yang dipakai untuk mengendalikan ulat. Pelaksanaan penyemprotan hendaknya
memperlihatkan kelestarian musuh alami dan tingkat populasi hama yang menyerang,
sehingga perlakuan ini akan lebih efisien.

4. Penentuan waktu panen

Hasil panen jagung tidak semua berupa jagung tua atau matang fisiologis, tergantung
dari tujuan panen. Penentuan waktu panen untuk jagung tergantung dari jenis jagung yang
ingin didapatkan, yaitu baby corn, jagung untuk sayur/rebus, dan biji kering.

Tanaman jagung mempunyai kemampuan beradaptasi lebih luas dibandingkan


tanaman serelia lainnya. Meskipun demikian, jagung akan tumbuh lebih baik pada tanah-
tanah subur, berdrainase baik, suhu hangat dan curah hujan merata sepanjang tahun dengan
curah hujan bulanan sekitar 100-125 mm. Kisaran pH yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
jagung adalah 5,5 – 8,0 dengan pH optimum 6,0 – 7,0. Suhu rata-rata yang dibutuhkan
tanaman jagung adalah sekitar 21 – 32° C (Kusminarto.2013)

1. Suhu

Suhu panas dan lembab amat baik bagi pertumbuhan tanaman jagung pada periode fase
vegetatif sampai fase reproduktif, terutama pada saat mengakhiri pembuahan. Suhu yang

Page
14
terlalu panas dan kelembaban udara rendah berpengaruh kurang baik terhadap
pertumbuhan dan produksi jagung karena menyebabkan rusaknya daun dan terganggunya
persarian bunga.
Temperatur yang dikehendaki tanaman jagung antara 21° C hingga 30° C. Akan tetapi
temperatur optimum antara 23° C sampai 27° C. Hal ini tidak menjadi masalah yang
berarti bagi areal pertanaman jagung di Indonesia. Di Jawa Timur yang terkenal banyak
diusahakan tanaman jagung mempunyai suhu antara 25-27° C. Proses perkecambahan
benih memerlukan temperatur yang cocok, kehidupan embrio dan pertumbuhanannya
menjadi kecambah akan optimal pada suhu kira-kira 30° C dengan kapasitas air tanah
antara 25-60%. Keadaan suhu rendah dan tanah basah sering menyebabkan benih jagung
membusuk.

2. Ketinggian Tempat

Jagung dapat ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai di daerah
pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1.000-1.800 m dpl. Jagung yang ditanam di
daerah dataran rendah yaitu pada ketinggian di bawah 800 m dpl dapat berproduksi dengan
baik, dan pada ketinggian di atas 800 m dpl pun jagung masih bisa memberikan hasil yang
baik pula.

3. Keadaan Tanah

Kedaan tanah yang kaya hara dan humus sangat cocok untuk tanaman jagung.
Disamping itu tanaman jagung juga toleran terhadap berbagai jenis tanah. Namun tanaman
jagung akan tumbuh lebih baik pada tanah yang bertekstur lempung (lempung berdebu atau
berpasir) dengan struktur tanah remah, aerasi dan drainasenya baik serta cukup air.
Tanaman jagung toleran terhadap kemasaman tanah pada kisaran pH 5,5-7. Tingkat
kemasaman tanah yang paling baik untuk tanaman jagung pada pH 6,8.

4. Intensitas Penyinaran

Sinar matahari merupakan sumber energi dan sangat membantu dalam proses asimilasi
daun. Pada proses asimilasi tersebut sinar matahari berperan langsung pada pemasakan
makanan yang kemudian diedarkan ke seluruh bagian tubuh tanaman. Di daerah tropis
faktor penyinaran tidak menjadi masalah yang berarti. Intensitas penyinaran matahari
cukup berarti bagi kehidupan tanaman dan sinar matahari berperan dalam pembentukan
batang.

Page
15
5. Curah Hujan

Air sangat diperlukan untuk hidup semua makhluk, termasuk tanaman. Air dapat
menyediakan atau menyiapkan zat hara dari dalam tanah ke daerah perakaran tanaman,
sehingga memudahkan proses penyerapan hara oleh akar-akar tanaman. Pada daerah yang
curah hujannya merata dengan batas musim kemarau yang kurang tegas, seperti daerah di
Jawa Barat, maka kebutuhan air cukup terpenuhi sehingga jagung dapat tumbuh dengan
baik. Berdasarkan hasil penelitian pada temperatur 23° C, jumlah air yang diuapkan tiap
tanaman satu tanaman per hari mencapai 1,8 liter. Makin tinggi temperatur, maka air yang
diuapkan juga semakin banyak. (Al Omran et al. 2012)

6. Kemiringan Tempat

Kemiringan tanah ada hubungannya dengan gerakan air pada permukaan tanah. Hal ini
menjadi salah satu syarat kehidupan tanaman, termasuk tanaman jagung. Tanah dengan
kemiringan kurang dari 8% dapat dilakukan penanaman jagung. Pada tingkat kemiringan
tersebut sangat kecil kemungkinan terjadinya erosi tanah. Jagung umumnya kurang toleran
terhadap kemasaman tanah. Ketersediaan hara utama, seperti P sangat rendah di lahan
kering masam. Untuk dapat ditanami jagung dengan hasil yang memadai, tanah Podsolik
Merah Kuning memerlukan pengeloaan yang baik dan pemupukan atau penambahan unsur
hara yang cukup tinggi (Subandi.2008).

Page
16
BAB III

METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM


III. 1 BAHAN DAN ALAT

a) Persiapan Lahan
Alat : Cangkul, sabit, parang, ajir, dan meteran
b) Persiapan Lahan
Bahan : benih jagung, pupuk UREA, SP 36, KCL, dan pestisida furadan 3G
Alat : parang/sabit, tali rapia, meteran, ajir, tugal, map plastic, spidol
c) Daya Tumbuh, Penjarangan, dan Penyulaman Tanaman
Bahan : benih jagung
Alat : alat tulis dan alat ukur
d) Pengamatan Pertumbuhan dan Vegertatif Tanaman
Alat : alat tulis, buku tulis, kertas militeran, dan alat ukur meteran
e) Pembubunan Pemupukan Susulan dan Pengendalian OPT
Alat : hansprayer, pestisida, arit, cangkul
f) Panen
Bahan : tanaman jagung
Alat : alat tulis, meteran, penggaris, jangka sorong dan timbanagn
g) Teknik Pengamatan dan Metode Analisis Pertumbuhan Tanaman
Bahan : tanaman jagung yang utuh sempurna dan masih segar
Alat : meteran, jangka sorong, timbangan, cutter, kertas militeran blok,
kalkulator, kertas buram, pensil

III.2 CARA KERJA

A. Persiapan Lahan
1. Bersihkan lahan dari gulma atau sisa-sia tanaman yang ada. Lakukan pengolahan
tanah dengan cara digemburkan
2. Ratakan permukaan tanah dengan tanah pada petakan sehingga tinggi permukaan
tanah sama
3. Buatlah bedengan dengan ukuran 2 m X 2m. satu mahasiswa mempersiapkan satu
bedengan . jarak antar bedengan 0,5m .
4. Buatlah siring sebagai pembatas antar bedeng lebar 0,5m dan dalam 0,3m
5. Tandai batasan petakan dengan menggunakan ajir
6. Persiapan Lahan

Page
17
B. Persiapan Lahan

1. Bersihkan petakan dari gulma yang tumbuh


2. Tentukan letak tanaman berdasarkan jarak yang akan di aplikasikan,
3. Siapkan 2 rentangan tali raffia. Buatlah simpul tali raffia dengan mengikuti jarak
tanam, jagung dengan jarak tanam 40cm x 50cm
4. Rentakan tali jarak tanam sejajar dengan tepi petakan dam simpul pertama tepat
pada tanaman sudut, untuk menentukan lubang tanam pada barisan tanaman
demikian seterusnya
5. Buatlah lubang tanam dengan kedalaman 5-7 cm sesuai dengan jarak tanam dengan
menggunakan tugal tepat pada simpul tali jarak tanam
6. Masukkan furadan 3G sekitar 10 butir perlubang tanam
7. Tanamlah benih yang tersedia dengan cara memasukkan benih sebanyak jumlah
tanaman yang diharapkan tumbuh
8. Periksalah bahwa lubang tanam ada benih dan furadan yang dimasukkan, kemudian
lubang tanam ditutuo dengan tanah yang rendah
9. Lakukan pemupukan dasar dengan dosis tanaman jagung pertama UREA 100,
kedua 100, SP 36 100 dan KCL 150, dengan cara membuat alur terlebih dahulu
berjarak 10cm sejajar dengan barisan tanaman, kemudian taburkan pupuk lalau
timbun.
10. Lakukan pengairan dengan cara menyiram pada setiap alur lubang tanam hingga
tanah cukup basah
11. Buatlah label nama praktikum, NPM, Shift praktikum, nama tanaman pada petakan
dengan bahan map plastic berukuran 30cm x 15cm

C. Daya Tumbuh, Penjarangan, dan Penyulaman Tanaman

1. Lakukan pengamatan secara umum terhadap semua tanaman di seluruh petakan


meliputi :
a. Daya tumbuh tanaman, dengan cara menghitung jumlah benih yang tumbuh
di seluruh petakan dan membandingkan dengan jumlah benih yang ditanam.

Daya tumbuh = ∑ tanaman yang tumbuh x 100%


∑ benih yang ditanam

Page
18
b. Tope perkecambahan, diamati posisi endosperm terhadap akar dan batang
dari setiap jenis tanaman tersebut.
2. Lakuakan pengamatan susulan (pemyulaman) pada lubang tanam yang benihnya
tidak tumbuh atau tidak tumbuh normal denagn menggunakan benih dan cara
yang sama dengan penanaman awal , dan jelaskan kondisi tanaman yang di sulam
3. Lakukan penjarangan setelah 1 minggu tanam pada lubang tanam yang memiliki
tanaman lebih dari satu, sisakan tanaman yang paling sehat
4. Rawatlah tanaman dengan baik ssampai panen
5. Kumpullah data yang diperoleh untuk di tandatangani co-ass

D. Pengamatan Pertumbuhan dan Vegertatif Tanaman

- Tentukan tanaman sampel dengan cara acak sebanyak 5 tanaman setiap petak
- Lakukan pengamatan perubah pertumbuhan vegetative tanaman sejak tanaman
berumur 1 minggu setekah tanam. Di ukur seminggu sekali hingga munculnya
bunga jantan. Pengukuran meliputi tinggi tanamn, jumlah daun, diameter batang,
dan luas daun. Diameter batang dan luas daun jagung hanya di ukur pada saat
tanaman memauki fase generative.
1. Ukurlah tinggi batang tanaman dari pangkal btang hingga ujung daun tertinggi
dengan menguncupkan tanaman secara vertical
2. Hitunglah jumlah seluruh daun yang berwarna hijau dan telah membuka
sempyrna pada ssetiap tanaman sampel
3. Lakukan perhitungan luas daun
a. Untuk jagung
Perhitungan lua daun per tanaman (A) dengan cara mengukur panjang (p)
dan lebar (l) maksimum daun dari setiap daun efektif, lalu hitunglah luas
daun dengan rumus sebagai berikut :
A = ∑ (p X l X 0,75)

E. Pembubunan Pemupukan Susulan dan Pengendalian OPT

1. Lakukan pengairan setiap harinya jika tanah kurang lembab


2. Gemburkan tanah dan bumbun tanaman ketika berumur 4 minngu
3. Lakukan pemupukan suulan sesuai dosis yang ditentukan
4. Amati jenis gulam yang tumbuh, gambar lalu beri keterangan

Page
19
5. Lakukan pengendalian gulma secara manualdengan cara mencabuti atau
menggunakan arit semua gulam yang tumbuh pada petakan dan sekitar petakan,
kumpul lalu buang jauh dari petakan
6. Amati dan tulis gejala dan kelainan yang dijumpai yang disebabkan oleh hama
atau penyakit
7. Lakukan terhadap OPT. jika memungkinkan lakukan pengendalian hama dengan
cara mekanik dengan cara menangkap dan membunuh hama yang menggagu
tanaman.

F. Panen

1. Lakukan pemanenan tongkol jagung apabila sudah ada tanda-tanda siap panen
atau sudah waktunya panen
2. Lakukan pengukuran pada jagung :
a. Timbanglah berat segar batang, daun, dan akar per tanaman sampel dengan
timbangan duduk
b. Timbanglah bobot tongkol yang masih berbungkus kelobot dengan
menggunakan timbangan digital analitik
c. Lepaskan kelobot kemudian timbanglah beratnay dengan menggunakan
timbangan digital analitik
d. Ukurlah diameter tongkol pada bagian tongkol terbesar dengan menggunakan
jangka sorong
e. Hitunglah jumlah barisan pada setiap tongkiol dan jumlah biji perbaris setiap
tongkil baris.

G. Teknik Pengamatan dan Metode Analisis Pertumbuhan Tanaman

1. Ambillah satu contoh tanaman sebagi objek pengamatan. Lakukan pengukuran


terhadap tinggi/panjang tanaman, diameter batang, jumlah daun, luas daun,
tingkat kehijaun daun, dan bobot tanaman dengan cara :
a. Tinggi/panjang total tanamn diamati dengan cara mengukur panjang tanaman
dari pangkal batang ke ujung daunterjauh dari pangkal batang
b. Diameter batang diukur sisi batang yang berukuran maksimal. Pengukuran
denfgan jangka sorong
c. Tingkat kehijauan daun diukur dengan SPAD Meter.
d. Luas daun meliputi :

Page
20
a) Untuk jagung pengamatan luas daun per tanaman (A) denagn cara
mengukur panjang (p) dan lebar (l) maksimum daun dengan rumus sebagai
berikut :
A =∑ (p x l x 0,75)
- petiklah seluruh daun yang berwarna hijau dan telah terbuka sempurna dari
setiap sampel, lalu timbanglah dan catat beratnya (P gram)
- ambilah 10 helai daun yang berukuran 10cm, lalu tumpuk denagn rapi
- letakkan sepotong kertas berukuran 2cm x 2cm di atas tumpukan daun
terssebut posisi nya di tengan helaian
- potonglah secara vertical tumpukan daun tersebut, tepat di sisi tepain
potonagn kerats
- timbanglah seluruh potongan daun di bawah kertas tadi, catatlah beratnya
(Q gram)
- hitunglah lua daun per tanaman dengan rumus sebagai berikut :

x = P Gram x 4 cm 10
Q Gram
e. Timbang hasil pertanaman dengan cara menimbang semua bagian
tanaman(akar, batang, daun) dengan alat timbangan digital
2. Catatlah hasil pengamatan dengan suatu table yang sistematis
3. Lakukan perhitungan analisis pertumbuhan tanaman dari data berikut (table 1)
denagn menggunakan rumus di bawah ini
a. ILD = (jumlah daun x rata-rata luas daun )/luas area tanaman
b. NPA = bobot bagian tanaman di atas permukaan tanah : bobot bagian
tanaman di bawah permukaan tanah.

Catatlah hasil perhitungan analisis pertumbuhan secara sistematis dan rapi.

Page
21
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


IV.1 HASIL PENGAMATAN

1. Tabel pengamatan pertumbuhan tanaman jagung.

1.1 Tabel tinggi tanaman jagung

Sampel Tinggi tanaman jagung


ke- Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Panen
1 205 cm 211 cm 212 cm 212 cm 212 cm
2 240 cm 243 cm 243 cm 245 cm 246 cm
3 185 cm 190 cm 190 cm 190 cm 190 cm
4 230 cm 240 cm 241 cm 242 cm 242 cm
5 190 cm 198 cm 198 cm 198 cm 198 cm

1.2 Tabel Jumlah Daun Tanaman Jagung

Sampel Jumlah daun tanaman jagung


ke- Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
1 13 12 11 11
2 14 13 12 12
3 13 11 9 9
4 13 13 12 11
5 10 11 10 8

1.3 Tabel Pengukuran Panen

Sampel Kehijauan Diameter Berat tongkol Npa Luas Daun


Daun Batang (gr) P x L x 0,75
(mm) (cm2)
1 41,1 1,4 75 8,2 461,25
2 35,9 1,45 78 7,5 438,75
3 37,7 1,5 80,5 8 483
4 48 1,85 81,8 9 552,15
5 41,2 1,09 70 8,2 430,5

Page
22
Sampel Berat Akar Jumlah cabang Jumlah tongkol Bobot segar
(gr) tanaman
1 50 80 12 623
2 30 50 14 358
3 20 90 12 370
4 60 120 14 677
5 10 80 12 260

2. Grafik pengamatan tanaman jagung.

Grafik Petumbuhan Tanaman Jagung


300

250

200 Sampel 1
Sampel 2
150
Sampel 3
Sampel 4
100
Sampel 5

50

0
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Panen

Banyak Daun Tanaman Jagung


16

14

12

10 Minggu 1

8 Minggu 2
Minggu 3
6
Minggu 4
4

0
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5

Page
23
3. Letak posisi sampel tanaman jagung.

. . . . . . . 1 . . 1 = Sampel 1 tanaman jagung

. . . . . . . . 3 . 2 = Sampel 2 tanaman jagung

. . . . . . 2 . . . 3 = Sampel 3 tanaman jagung

. . . . . . . . 4 . 4 = Sampel 4 tanaman jagung

. . . . . . . 5 . . 5 = Sampel 5 tanaman jagung

Timur

IV.2 PEMBAHASAN

1. Pembudidayaan tanaman jagung

Pada penanaman tanaman jagung ini, lahan yang dibutuhkan petakan sekitar 3m x 2m
yang di sekitar sisi pinggir petakan dibuat siring untuk tempat jalannya air supaya tidak
menggenangi tanaman jagung. Petakan lahan tanaman jagung tersebut dilubangi sebanyak
50 lubang yang berdiameter sekitar 40x30 cm dengan kedalaman 2 cm dan jarak antara
lubang yang satu dengan yang lain berjarak sekitar 15 cm. Setelah petakan dilubangi,
diberi benih jagung yang tiap lubang berisikan 2 benih jagung sehingga banyaknya benih
yang ada di petakan tanaman jagung sebanyak 100 benih jagung lalu lubang ditutup
dengan tanah hallus,dan diberi pupuk furadan lalu disiram dengan air supaya cepat
memacu pertumbuhan benih jagung menjadi kecambah tanaman jagung.

Seminggu setelah penanaman benih jagung dan tumbuh menghasilkan batang dan daun
sejati tanaman jagung yang masih kecil yang tumbuh disetiap lubang yang diberi benih
jagung. Namun dari keseluruhan benih jagung yang telah di tanam tidak semua bibit yang
hidup, dimana dari 100 benih jagung yang di tanam hanya 79 benih saja yang mampu
hidup. Sehingga bila dihitung daya tumbuh jagung pada petakan tanaman jagung kelompok
saya adalah :

Page
24
Ʃ tanaman yang tumbuh
Daya tumbuh = x 100 %
Ʃ tanaman yang di tanam

79
Daya tumbuh = 100 × 100% = 79%

Jadi banyaknya tanaman jagung yang tumbuh sebanyak 79% dan banyaknya tanaman
jagung yang tidak tumbuh atau mati sebanyak 21%. Hal ini kemungkinan adanya
hambatan pertumbuhan tanaman jagung baik itu dari lingkungan seperti lubang yang
ditanam benih jagung ditutup terlalu rapat atau tanahnya ditimbun terlalu banyak, selain itu
hambatan pertumbuhan benih tanaman jagung dari tidak bagusnya benih jagung yang
ditanam dan organisme penggangu tanaman di dalam lubang tanah. Di saat pertumbuhan
tanaman jagung kami masih kecil, di hari itu pula kami mengambil 5 sampel tanaman
jagung secara acak guna mengamati aktivitas tanaman jagung dan sampel tersebut diambil
dari tanaman jagung didalam petakan bukan tanaman di bagian pinggir petakan lahan.
Tanaman jagung pada lahan petakan kelompok saya, kami beri pupuk antara lain pupuk
urea, SP 36, dan KCl guna memenuhi kebutuhan nutrisi unsur hara pada tanaman jagung.
Masing-masing pupuk tersebut mempunyai dosis per hektar dimana dosis pupuk tersebut
dicocokkan dengan luas petakan lahan 3m x 2m atau setara dengan 6 m2. Dosis pupuk jenis
urea yakni 100 Kg/ha, pupuk jenis SP 36 yakni 100Kg/ha, dan pupuk jenis KCl yakni 150
Kg/ha dan dari dosis jenis pupuk tersebut diubah ke dalam ukuran dosis pupuk yakni
menjadi Kg/petakan. Perubahan dosis pupuk tersebut didapat Kg/ha menjadi Kg/petakan
yaitu:

Rumus:

𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘𝑎𝑛
Dosis pupuk lahan petakan = x Dosis pupuk Kg/ha
10.000

Penyelesaian:

6 6
*Dosis urea = x 100 *Dosis SP 36 = x 100
10.000 10.000

= 0,06 Kg atau 60 gr = 0,06 Kg atau 60 gr

6
*Dosis KCl = x 150
10.000

= 0,09 Kg atau 90 gr

Page
25
Jadi dosis pupuk dalam lahan petakan kelompok saya yakni pupuk urea dosisnya sebanyak
60 gr/m2, dosis pupuk SP 36 dalam lahan petakan sebanyak 60 gr/m2, dan dosis pupuk KCl
dalam lahan petakan sebanyak 90 gr/m2. Pupuk urea, SP 36, dan KCl yang telah
disesuaikan dosisnya dalam petakan lahan tanaman jagung diberi ke masing-masing
tanaman dengan cara membuat lubang disamping tanaman jagung sedalam 1 cm dengan
jarak anatara lubang dengan tanaman berjarak 3 cm dan dimasukkan ketiga pupuk tersebut
disetiap lubang di pinggir tanaman jagung tersebut lalu lubang ditutup dengan tanah dan
pupuk tersebut dibagi secara merata. Hal ini bertujuan untuk pupuk tidak terbuang sia-sia
jika hujan deras dan pupuk tetap berada pada lubang sehingga tanaman jagung dapat
memperoleh semaksimal mungkin nutrisi pada pupuk tersebut.

Hasil tanaman yang telah diberi pupuk urea, SP 36, dan KCl mengalami
peningkatan pertumbuhan yang sangat baik dari tanaman sebelum diberi pupuk yakni
dengan tinggi sampel 1 tanaman jagung sesudah diberi pupuk setinggi 211 cm dengan
banyaknya daun sebanyak 12 daun sedangkan tanaman jagung sebelum diberi pupuk
setinggi 205 cm dengan banyaknya daun sebanyak 13 daun. Tinggi sampel 2 tanaman
jagung sesudah diberi pupuk setinggi 240 cm dengan banyaknya daun sebanyak 14 daun
sedangkan tanaman jagung sebelum diberi pupuk setinggi 243 cm dengan banyaknya daun
sebanyak 14 daun. Tinggi sampel 3 tanaman jagung sesudah diberi pupuk setinggi 190 cm
dengan banyaknya daun sebanyak 11 daun sedangkan tanaman jagung sebelum diberi
pupuk setinggi 185 cm dengan banyaknya daun sebanyak 13 daun. Tinggi sampel 4
tanaman jagung sesudah diberi pupuk setinggi 240 cm dengan banyaknya daun sebanyak
13 daun sedangkan tanaman jagung sebelum diberi pupuk setinggi 230 cm dengan
banyaknya daun sebanyak 13 daun. Dan tinggi sampel ke 5 tanaman jagung sesudah diberi
pupuk setinggi 198 cm dengan banyaknya daun sebanyak 11 daun sedangkan tanaman
jagung sebelum diberi pupuk setinggi 190 cm dengan banyaknya daun sebanyak 10 daun.
Hal ini dikarenakan pupuk urea, SP 36, dan KCl memberi nutrisi unsur hara untuk
mendorong cepatnya pertumbuhan pada tanaman jagung, selain itu pupuk urea, SP 36, dan
KCl juga menyuburkan tanah. Pada waktu yang sama lahan petakan tanaman jagung
kelompok saya dilakukan penjarangan yakni pencabutan salah satu tanaman jagung yang
tumbuh sepasang atau lebih yang bertujuan agar tanaman jagung tumbuh dengan maksimal
dan bagus, jika tanaman jagung tumbuh sepasang atau lebih maka pertumbuhan tidak
maksimal karena sepasang tanaman jagung tersebut akan saling merebut kebutuhan nutrisi

Page
26
unsur hara dari tanah. Oleh karena itu, salah satu tanaman jagung harus ada dikorbankan
untuk penjarangan.

Pertumbuhan tanaman jagung pada lahan petakan kelompok saya mengalami


peningkatan dengan sampel 1 mencapai tinggi tanaman jagung setinggi 211 cm dengan
banyaknya daun sebanyak 12 daun, sampel 2 mencapai tinggi tanaman jagung setinggi 243
cm dengan banyaknya daun sebanyak 13 daun, sampel 3 mencapai tinggi tanaman jagung
setinggi 190 cm dengan banyaknya daun sebanyak 11 daun, sampel 4 mencapai tinggi
tanaman jagung setinggi 240 cm dengan banyaknya daun sebanyak 13 , dan sampel 5
mencapai tinggi tanaman jagung setinggi 198 cm dengan banyaknya daun sebanyak 11
daun.

Pada akhir pengamatan di tanggal 07 mei 2018, diamati ukuran tinggi tanaman dan
banyaknya daun disetiap sampel. Tinggi tanaman jagung sampel 1 setinggi 212 cm dengan
banyaknya daun sebanyak 10 daun, tinggi tanaman jagung sampel 2 setinggi 246 cm
dengan banyaknya daun sebanyak 9 daun, tinggi tanaman jagung sampel 3 setinggi 190 cm
dengan banyaknya daun sebanyak 8 daun, tinggi tanaman jagung sampel 4 setinggi 242 cm
dengan banyaknya daun sebanyak 9 daun, tinggi tanaman jagung sampel 5 setinggi 198 cm
dengan banyaknya daun sebanyak 7 daun.

Dan semua tanaman sampel dicabut dan dibawa ke laboratorium untuk mengukur diameter
batang, panjang daun, kehijauan daun, lebar daun, luas daun,dan berat basah tanaman.
Untuk mendapatkan nilai kehijauan daun disetiap sampel diukur dengan alat yang
disediakan lab , yang diambil nilai kehijauan daun jagung dari pangkal daun, tengah daun,
dan ujung daun. Sehingga kehijauan daun disetiap sampel yaitu pada tanaman jagung
sampel 1 yaitu 39,1 , tanaman jagung sampel 2 yaitu 40,0, tanaman jagung sampel 3 yaitu
33,7, tanaman jagung sampel 4 yaitu 432,0 dan tanaman jagung sampel 5 yaitu 31,4 .
Untuk mendapat nilai ukuran diameter batang tanaman jagung digunakan alat jangka
sorong, yang diukur adalah batang yang paling bawah dikarenakan batang di bagian bawah
itu lebih keras daripada bagian atas sehingga dapat diketahui diameternya. Diameter batang
tanaman jagung sampel 1 berdiameter 2,7 mm, sampel 2 berdiameter 2,5 mm, sampel 3
berdiameter 2,3 mm, sampel 4 berdiameter 33,3 mm, dan sampel 5 berdiameter 2,3 mm.
Dalam menentukan nilai ukuran panjang daun dan lebar daun diambil hanya satu daun di
setiap sampel yang paling panjang dan lebar digunakan alat penggaris dan meteran
sehingga luas daun bisa didapt dar rumus luas daun = panjang daun x lebar daun x 0,75.

Page
27
Panjang daun pada sampel 1 sepanjang 73 cm dengan lebar daun 10 cm sehingga luas daun
547,5 cm2, panjang daun pada sampel 2 sepanjang 74 cm dengan lebar daun 8 cm sehingga
luas daun 444 cm2, panjang daun pada sampel 3 sepanjang 73 cm dengan lebar daun 8 cm
sehingga luas daun 438 cm2, panjang daun pada sampel 4 sepanjang 74 cm dengan lebar
daun 10 cm sehingga luas daun 555 cm2, dan panjang daun pada sampel 5 sepanjang 71 cm
dengan lebar daun 8 cm sehingga luas daun 426 cm2. Untuk berat basah tanaman jagung
ditimbang dengan alat timbangan, yang ditimbang adalah berat daun, berat batang, dan
berat akar. Pada tanaman jagung sampel 1 didapat nilai 623 gram, sampel 2 didapat nilai
358 gram, sampel 3 didapat nilai 370, sampel ke 4 didapat nilai 677, sampel ke 5 didapat
nilai 260.

2. Unsur hara

Unsur hara yang diperlukan tanaman jagung yang paling banyak diserap tanaman
adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P) dan Kalium (K). Nitrogen dibutuhkan tanaman
jagung selama masa pertumbuhan sampai pematangan biji. Tanaman jagung menginginkan
tersedianya nitrogen secara terus menerus untuk pertumbuhan sampai pembentukan biji.
Tanaman jagung membutuhkan pasokan unsur P khususnya saat tanaman masih muda.
Gejala kekurangan fosfat akan terlihat sebelum tanaman setinggi lutut. Sejumlah besar
kalium digunakan setelah selesai pembungaan. Unsur hara yang ada pada tanah Pada
petakan tanaman jagung di lahan di tambah dengan unsur hara tambahan yaitu berupa
pupuk urea, SP 36, KCl dimana pupuk-pupuk tersebut memiliki kandungan yang yang
mencukupi atas N, P, K yang dibutuhkan oleh tanaman jagung. Hal tersebut membuktikan
bahwa unsur hara yang dibutuhkan tanaman jagung bila diberikan dengan dosis yang tepat
dan metode pemupukan yang benar maka akan mengahsilkan hasil yang baik pula bagi
pertumbuhan tanaman jagung itu sendiri.

3. Air

Air sangat diperlukan pada saat penanaman, pembungaan dan pengisian biji. Pada
masa pertumbuhan kebutuhan air begitu besar dan banyak dikarenakan lagi pertumbuhan
baik itu tumbuh tingginya batang dan daun, dan penguat akar di dalam tanah. Pemasokan
air bisa dari air hujan dan air dari sekitar lingkungan lahan tanaman jagung yang ada.
Pengairan sangat penting untuk mencegah tanaman jagung agar tidak layu. Pengairan yang
terlambat mengakibatkan daun layu. Daerah dengan curah hujan yang tinggi, pengairan
melalui air hujan dapat mencukupi. Pengairan juga dapat dilakukan dengan mengalirkan

Page
28
air melalui parit diantara barisan jagung seperti yang di terapkan pada petakan tanaman
jagung. Siring yang dibuat pada pinggiran petakan lahan tanaman jagung juga membantu
pengairan karena siring tersebut menghasilkan genangan air setelah hujan dan akan
menjadi pasokan kebutuhan air pada tanaman jagung.

Praktikum yang di lakukan pada lahan petakan tanaman jagung pengairan beberapa
kali dengan cara melakukan penyiraman pada kondisi-kondisi tertentu seperti pada saat
kering atau tidak terjadi hujan di satu hari dan disiram satu kali sehari baik itu di pagi hari
ataupun di sore hari. Hal ini sangat membantu bagi tanaman jagung agar proses
pngangkutan unsur hara oleh akar akan lebih maksimal dengan adanya air yang mencukupi
pada petakan tanaman jagung. Sehingga proses pengangkutan unsur hara sebagai bahan
fotosintesis bagi tanaman jagung dapat terjadi dengan lancar dan pertumbuhan jagung pun
juga akan berjalan dengan baik.

4. Faktor suhu

Suhu yang dikehendaki tanaman jagung kisaran antara 21-34 deraja 0C, akan tetapi
bagi pertumbuhan tanaman yang ideal memerlukan suhu optimum antara 23-27 0C. Pada
0
proses perkecambahan benih jagung memerlukan suhu yang cocok sekitar 30 C.
Penanaman tanaman jagung sangat cocok di bulan November-Desember dikarenakan suhu
disesuakan oleh musim penghujan, sehingga suhu optimal dan kelembaban tanah
mempengaruhi tingkat pertumbuhan tanaman jagung. Hal ini membuktikan bahwa faktor
suhu pada lokasi penanaman jagung sangat mendukung untuk pertumbuhan tanaman
jagung untuk di budidayakan.

5. Faktor cahaya

Fotosintesis menghasilkan khlorofil atau zat hijau daun dari bantuan sinar matahari.
Tanaman jagung sangat memerlukan cahaya matahari, karena memiliki tingkat fotosintesis
yang cukup tinggi. Tanaman jagung sangat membutuhkan cahaya sehingga penetapan
intensitas cahayanya harus normal dan sesuai supaya memberi pasokan proses fotosintesis
pada tanaman jagung. Lokasi penanaman tanaman jagung yang berada di kawasan sekitar
sawah mebuat tanaman yang yang di tanam pada petakan lahan mendapatkan cahaya yang
sangat baik, karena tidak adanya tanaman lain yang mengahalangi cahaya matahari yang di
butuhkan oleh tanaman jagung. Cahaya matahari sangat di butuhkan oleh tanaman jagung
sebagai proses pemasakan makanan atau fotosintesis unsur-unsur hara yang diserap oleh

Page
29
tanaman jagung. Proses fotosintesis dilakukan pada bagian daun tanaman jagung. Jadi
daun tanaman jagung adalah bagian yang harus mendapatkan cahaya matahari yang cukup.

6. Faktor Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

a. Hama dan penyakit

Tanaman jagung terdiri atas akar, batang, daun, bunga dan biji. Beberapa jenis
hama dan penyakit tanaman jagung yang sering merusak dan menggangu pertumbuhan
jagung dan mempengaruhi produktivitas tanaman jagung itu sendiri. Dalam penanaman
yang di lakukan pada lahan petakan juga tidak terlepas dari hama penganggu tanaman,
seperti yang terjadi pada lahan petakan tanaman jagung kelompok saya yang di serang
oleh hama penggangu seperti ulat pemakan daun akibatnya hilangnya komponen daun
tanaman jagung. Hal ini tidak ada pemberantasan atau pengendalian dengan ara memberi
pestisida guna membunuh ulat tersebut. Pada musim hujan ini, daun tanaman jagung
tumbuh segar. Kemungkinan dengan turunnya hujan setiap hari dapat memberhentikan
aktivitas ulat yang merusak daun tanaman jagung di lahan petakan kelompok saya. Adapun
penyakit penggangu tanaman, salah satu kelompok pengganggu tanaman yang
menyebabkan sakitnya tanaman, di dalam tubuh tanaman menyebabkan suatu reaksi.
Sebagai akibat dari reaksi tersebut, maka suatu abnormalitas atau perubahan-perubahan
yang ditunjukkan oleh tanaman jagung yang sakit akibat adanya serangan agensia
penyebab penyakit (patogen) tersebut disebut gejala, sedangkan sebagai pengenal yang
ditunjukkan oleh selain reaksi tanaman jagung disebut tanda. Abnormalitas yang tampak
sebenarnya disebabkan oleh adanya perubahan di dalam sel karena penyakit (patogen) itu
menyerang sel tanaman. Abnormalitas yang tampak pada tanaman jagung yang sakit pada
lahan petakan kelompok saya bertipe hipoplastik, yaitu tipe kerusakan yang disebabkan
karena adanya hambatan atau hentinya pertumbuham (underdevelopment) sel atau bagian
sel. Kerusakan yang telah dilakukan oleh penyakit (patogen) terhadap tanaman jagung
yakni terjadi terhambatnya tumbuhnya tanaman jagung atau mengalami kekerdilan.
Sehingga peluang tanaman jagung untuk tumbuh tinggi sangatlah sedikit, maka kami
lakukanlah penyulaman yang bertujuan mengembalikan tingkat mutu tanam dan
mengoptimalkan pertanaman jagung.

b. Gulma

Gulma merupakan tumbuhan liar yang menggangu pertumbuhan tanaman jagung


seperti rerumputan dan anak kayu. Selain itu, gulma dapat mengambil unsur hara di dalam

Page
30
tanah guna untuk kebutuhan tanaman jagung sehingga pasokan unsur hara di dalam tanah
yang ada untuk tanaman jagung berkurang karena dambil sebagian oleh gulma. Maka
dilakukan antisipasi pengendalian terhadap gulma seperti pencabutan gulma dari lahan
petakan tanaman jagung agar tidak menghambat pertumbuhan tanaman jagung dan tidak
mengurangi pasokan unsur hara yang ada.

Page
31
BAB V

PENUTUP

V.1 KESIMPULAN

Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan


dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan
paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi.
Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas
yang dapat mencapai tinggi 6m.

Klasifikasi Jagung

Kerajaan : Plantae

(tidak termasuk) Monocots

(tidak termasuk) Commelinids

Ordo : Poales

Famili : Poaceae

Genus : Zea

Spesies : Zea mays

Varietas : Golden Boy

dari keseluruhan benih jagung yang telah di tanam tidak semua bibit yang hidup,
dimana dari 60 benih jagung yang di tanam hanya 54 benih saja yang mampu hidup.
Sehingga bila dihitung daya tumbuh jagung pada petakan tanaman jagung kelompok saya
adalah :

Ʃ tanaman yang tumbuh


Daya tumbuh = x 100 %
Ʃ tanaman yang di tanam

79
Daya tumbuh = 100 × 100% = 79%

Jadi banyaknya tanaman jagung yang tumbuh sebanyak 79% dan banyaknya tanaman
jagung yang tidak tumbuh atau mati sebanyak 21%. Tanaman jagung pada lahan petakan

Page
32
diberi pupuk antara lain pupuk urea, SP 36, dan KCl guna memenuhi kebutuhan nutrisi
unsur hara pada tanaman jagung. Dosis pupuk dalam lahan petakan yang digunakan yakni
pupuk urea dosisnya sebanyak 60 gr/m2, dosis pupuk SP 36 dalam lahan petakan sebanyak
60 gr/m2, dan dosis pupuk KCl dalam lahan petakan sebanyak 90 gr/m 2. Suhu yang
dikehendaki tanaman jagung kisaran antara 21-34 deraja 0C, akan tetapi bagi pertumbuhan
0
tanaman yang ideal memerlukan suhu optimum antara 23-27 C. Pada proses
0
perkecambahan benih jagung memerlukan suhu yang cocok sekitar 30 C. Penanaman
tanaman jagung sangat cocok di bulan November-Desember dikarenakan suhu disesuakan
oleh musim penghujan, sehingga suhu optimal dan kelembaban tanah mempengaruhi
tingkat pertumbuhan tanaman jagung. Fotosintesis menghasilkan khlorofil atau zat hijau
daun dari bantuan sinar matahari. Tanaman jagung sangat memerlukan cahaya matahari,
karena memiliki tingkat fotosintesis yang cukup tinggi. Tanaman jagung sangat
membutuhkan cahaya sehingga penetapan intensitas cahayanya harus normal dan sesuai
supaya memberi pasokan proses fotosintesis pada tanaman jagung. Dalam penanaman
yang di lakukan pada lahan petakan juga tidak terlepas dari hama penganggu tanaman,
seperti yang terjadi pada lahan petakan tanaman jagung kelompok saya yang di serang
oleh hama penggangu seperti ulat pemakan daun akibatnya hilangnya komponen daun
tanaman jagung. Abnormalitas yang tampak pada tanaman jagung yang sakit pada lahan
petakan kelompok saya bertipe hipoplastik, yaitu tipe kerusakan yang disebabkan karena
adanya hambatan atau hentinya pertumbuham (underdevelopment) sel atau bagian sel.
Kerusakan yang telah dilakukan oleh penyakit (patogen) terhadap tanaman jagung yakni
terjadi terhambatnya tumbuhnya tanaman jagung atau mengalami kekerdilan. Gulma
merupakan tumbuhan liar yang menggangu pertumbuhan tanaman jagung seperti
rerumputan dan anak kayu. Selain itu, gulma dapat mengambil unsur hara di dalam tanah
guna untuk kebutuhan tanaman jagung sehingga pasokan unsur hara di dalam tanah yang
ada untuk tanaman jagung berkurang karena dambil sebagian oleh gulma.

V.2 SARAN

Dalam praktikum dasar-dasar agronomi yang telah dilakukan, maka dapat diambil
saran yakni pada pembudidayaan tanaman jagung ini haruslah lebih banyak perawatan agar
tanaman tumbuh dengan baik. Tanaman jagung yang telah kena penyakit dan mati
segeralah melakukan penyulaman agar mutu tanam tanaman jagung sepadan dengan
tanaman jagung yang lain.

Page
33
Page
34
DAFTAR PUSTAKA

Al Omran et al. 2012. Management of Irrigation Water Salinity in Greenhouse Tomato


Production under Calcareous Sandy Soil and Drip Irrigation. Journal Of
Agricultural Science And Technology. Vol 14:939-950.

Ance gunarsih. 2011. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

Barus. 2009 . Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman. Jakarta: Bumi
Aksara.

Effendy. 2011 . Fisiologi Tumbuhan Jilid Dua Biokimia Tumbuhan Edisi Keempat.
Bandung: ITB.

Harahap. 2011 . Bidang perlahanan tanaman. Jakarta: Bima Sakti

Hendrawan. 2013. Budidaya Tanaman Jagung. Jakarta: Kalam Mulia.

Herdi. 2009. Tanaman Pangan. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Krinandi.2011. Pangan Pertanian. Yogyakarta : UGM.

Kusminarto. 2013. Budidaya pertanian. Bandung : ITB.

Subandi. 2008. Pengolahan Budidaya Pertanian. Jakarta : Akademika Pressindo.

Sudaryanti. 2014. Dasar Dasar Agronomi. Lampung: Universitas Lampung.

Suprapto. 2010. Pengolahan Hasil Pangan. Yogyakarta: UGM.

Page
35

Anda mungkin juga menyukai