Anda di halaman 1dari 12

PRAKTIKUM IDENTIFIKASI JENIS DAN KARAKTERISTIK

PUPUK SERTA MEMBUAT PUPUK CAMPURAN


KESUBURAN TANAH
(PKD-1214)

Di Susun Oleh : KELOMPOK 5


Amar Ariyadi 18721008
Andika Candra Setiawan 18721010
Andri Suryono 18721011
Anggi Nurrochman 18721012
Anggi Pratiwi Putri 18721013
Ari Cahya Kurniawan 18721014
Ari Rezky Pratama 18721015

PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN


BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG


TAHUN 2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pupuk merupakan material ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk
mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi
dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik atau pun non-organik
(mineral). Pupuk berbeda dari suplemen. Pupuk mengandung bahan baku yang
diperlukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara suplemen
seperti hormon tumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme. Meskipun
demikian, ke dalam pupuk, khususnya pupuk buatan, dapat ditambahkan sejumlah
material suplemen.
Setiap bahan yang diberikan kedalam tanah atau disemprotkan ke tanaman
untuk  menambah unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Suatu bahan yang diberikan
sehingga dapat mengubah keadaan fisik, kimia dan biologi tanah agar sesuai dengan
tuntutan tanaman. Pemupukan merupakan setiap usaha pemberian pupuk yang
bertujuan menambah persediaan unsur2 hara yang dibutuhkan tanaman untuk
meningkatkan produksi dan mutu hasil tanaman.
Pupuk anorganik dalam prosesnya dapat dicampur dengan pupuk lain, hal ini
dilakukan agar memudahkan dalam proses pemakaian dilapangan. Pada proses
pencampuran pupuk ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu sifat pupuk
(kadar unsur hara, kelarutan, higroskopis dan pH pupuk). Pupuk anorganik yang satu
dengan yang lain ada yang dapat dicampur, ada yang dapat dicampur tetapi harus
segera dipergunakan dan tidak dapat dicampur.
Praktikum pencampuran pupuk anorganik ini dimaksudkan agar mahasiswa
mengetahui jenis pupuk yang dapat dicampur atau tidak, sebagai informasi dalam
proses pencampuran pupuk dilapangan dalam skala besar. Pelaksanaan pemupukan
dianjurkan diberikan sendiri-sendiri, tetapi pelaksanaan di lapangan agar tenaga,
waktu dan biaya lebih dihemat sering dilaksanakan pencampuran pupuk tunggal.
Untuk kegiatan ini diperlukan pengetahuan tersendiri dengan suatu permasalahan
pokok : Apakanh masing-masing pupuk tunggal itu bisa bercampur dengan pupuk
tunggal lain, untuk itu perlu diujikan di laboratorium, karena tidak semua pupuk
tunggal yang dicampur berada pada titik akhir. Kadang menjadi menggumpal,
mencair, rusak atau bahkan menjadi satu senyawa yang justru berakibat hara pupuk
menjadi tidak tersedia.

1.2 Tujuan Praktikum


Agar mahasiswa dapat  mengetahui  bagaimana suatu pupuk dicampur dengan
pupuk yang laindan agar mahasiswa mengetahui jenis pupuk yang bisa dicampur dan
jenis pupuk yang tidak bisa dicampur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pupuk campuran adalah pupuk yang terdiri dari beberapa jenis pupuk tunggal
yang dicampur secara fisik saja. Jenis pupuk yang dicampur dapat terdiri dari
beberapa pupuk sesuai dengan kebutuhan.Dalam pupuk campuran terdapat istilah :
1. Fertilizer grade, merupakan perbandingan jumlah kandungan yang terdapat
dalam pupuk tersebut dalam bentuk persen.Contoh: pupuk campur NPK
mengandung 15:15:15 (N sebesar 15%, P2O5 sebesar 15%, K2O sebesar 15%).
2. Fertilizer rasio, merupakan perbandingan unsur yang terkandung di dalam pupuk
campur dalam bentuk porsi.Contoh: pupuk campur mengandung unsur NPK
2:1:2 (mengandung unsur N sebanyak 2 bagian, unsur P sebanyak 1 bagian,
unsur K sebanyak 2 bagian).
3. Conditioner, bahan yang diberikan pada pupuk campur untuk menurunkan zat
negatifnya atau pengaruh negatifnya.
4. Filler, bahan yang diberikan pada pupuk agar memenuhi berat tertentu (sesuai
yang dibutuhkan). Filler harus tidak mengandung unsur hara.
Pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih
unsur untuk menggantikan unsur yang habis terhisap tanaman. Jadi, memupuk berarti
menambah unsur hara ke dalam tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun).
Pupuk akar merupakan macam pupuk yang diberikan ke tanaman melalui akar.
Tujuannya agar tanah terisi dengan hara yang dibutuhkan tanaman dan dapat
tumbuh subur sehingga dapat memberikan hasil yang maksimal. Pupuk daun
termasuk pupuk anorganik yang cara pemberiannya melalui penyemprotan ke daun
(Pinus Lingga, Marsono 2003).
Berdasarkan kandungan unsur haranya, pupuk digolongkan menjadi pupuk
majemuk dan pupuk tunggal. Pupuk majemuk merupakan pupuk yang mengandung
lebih dari satu unsur hara, demikian disebut pupuk campuran atau majemuk
(Gaeswono, Soepardi 1983). Pupuk tunggal adalah pupuk yang tersusun atas
senyawa-senyawa anorganik dengan kandungan unsur hara utamanya (hara makro)
satu macam, misalnya nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K).
Berdasarkan jumlah unsur hara, terdapat 2 macam pupuk. Yaitu:
1. Pupuk tunggal.
Yaitu pupuk yang hanya mengandung satu hara tanaman, misalnya pupuk urea yang
hanya mengandung hara N dan TSP hanya mengandung unsur P  saja.
2. Pupuk majemuk/pupuk campur.
Yaitu pupuk yang mengandung 2 atau lebih unsur hara tanaman. Misalnya: NPK dll.
Menurut Sutejo (2002), pupuk NPK disebut sebagai pupuk majemuk lengkap
ataucomplete fertilizer. Salah satu pupuk kimia yang beredar lebih banyak di pasar
adalah pupuk pabrik. Pupuk kimia buatan tersebut dibuat dari bahan kimia dasar yang
dibuat dalam pabrik, sehingga sifat dan karakter pupuk tersebut dapat diketahui dari
hasil anlisis yang tercantum dalam setiap kemasannya (Marsono dan Paulus Sigit,
2001).
Pupuk pabrik sukar diperoleh para petani karena harganya yang tinggi. Oleh
karena itu untuk menghemat waktu, tenaga, dan biaya yang dikeluarkan, petani dapat
mencampur beberapa jenis pupuk. Pencampuran pupuk tersebut harus dilakukan
dengan hati-hati karena beberapa pupuk akan menjadi rusak jika dicampur atau tidak
dapat disimpan lama setelah pencampuran. Pencampuran pupuk yang baik dilakukan
berdasarkan hasil analisis sesuai dengan kebutuhan kandungan unsur hara N, P, dan
K yang dibutuhkan tanaman (Sutejo, 2007).
Tujuan pembuatan pupuk campur adalah untuk mendapatkan pupuk yang
mengandung lebih dari satu unsur hara. Hal ini merupakan penghematan waktu,
tenaga dan biaya. Dengan sekali pemberian pupuk, kita sudah dapat memasok 2 atau
lebih hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Pembuatan pupuk campur dengan suatu
grade tertentu, biasanya jumlah pupuk yang dicampurkan tidak sesuai dengan pupuk
campur yang diinginkan. Untuk itu, perlu bahan tambahan yang disebut pengisi
(filler). Bahan yang dapat digunakan sebagai filler harus memenuhi syarat, yakni
tidak higroskopis, tidak bereaksi dengan pupuk, dan dapat membantu dalam
pemakaian pupuk  (Fandie dan Nasih, 2002).
Tidak semua pupuk dapat di campur, karena ada pula beberapa pupuk yang
apabila di campur dapat menimbulkan kerugian, diantaranya sebagai berikut :
1) Pupuk Campuran memiliki higroskopisitas tinggi yang menyebabkan terjadinya
penggumpalan sehingga sukar digunakan atau ditabur.
2) Campuran kehilangan kendungan haranya ( N menguap sebagai NH3 )
3) Terbentuk senyawa baru, sehingga hara menjadi tidak tersedia bagi tanaman.
Berdasarkan kandungan unsur haranya, pupuk dibagi menjadi pupuk tunggal
(single fertilizer) dan pupuk majemuk (compound fertilizer). Pupuk tunggal yaitu
pupuk yang mengandung satu macam unsur hara, sedangkan pupuk majemuk yaitu
pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara. pupuk dibagi menjadi dua
macam, yaitu pupuk alam dan pupuk buatan. Pupuk alam merupakan pupuk yang
tidak dibuat di pabrik serta dicirikan dengan kelarutan unsur haranya yang rendah di
dalam tanah. Biasanya penggunaan pupuk ini ditujukan untuk memperbaiki sifat fisik
dan biologi tanah.
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


LABORATORIUM TANAH POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

3.2 Alat dan Bahan


Alat
 Cawan petridis
 Sendok
 Timbangan eletrik

Bahan
 Pupuk Urea (46%)
 Pupuk Sp36 (36%)
 Pupuk Kcl (50%)
Cara kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Amati sifat-sifat fisik pupuk yang tersedia (bentuk, ukuran butir, dan warna
dominan)
3. Buat campuran pupuk dengan formula NPK (15-5-10), bahan dasar yang
dipakai adalah Urea, SP36 dan KCL
4. Timbang masing-masing pupuk
5. Kemudian campurkan pupuk Urea, SP36 dan KCL, masukan kedalam
kantung plastic
6. Campuran pupuk dibuat rangkap dua masing-masing disimpan diruangan
kering dan lembab
7. Lakukan pengamatan setelah dua minggu
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapun hasil pecampuran pupuk dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Campuran pupuk dengan formula NPK (15-5-10)
 Urea (46%)
 SP36 (36%)
 KCL (50%)
Urea (46%) = (15 x 100 ) : 46 = 32,60
SP36 (36%) = ( 5 X 100 ) : 36 = 13,88
KCL (50%) = ( 10X 100 ) : 50 = 5
 Pupuk campuran yang disimpan ditempat kering

 Pupuk campuran yang disimpan ditempat lembab


4.2 Pembahasan
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang dilakaukan dapat disimpulkan bahwa Pupuk campuran
adalah pupuk yang terdiri dari beberapa jenis pupuk tunggal yang dicampur secara
fisik saja.pencampuran pupuk yang terdiri dari beberapa macam unsure hara yang
kemudian akan diapalikasikan sesuai dengan syarat-syarat tertentu dam tidak
merugikan. Pupuk anorganik dalam prosesnya dapat dicampur dengan pupuk lain, hal
ini dilakukan agar memudahkan dalam proses pemakaian dilapangan. Pada proses
pencampuran pupuk ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu sifat pupuk
(kadar unsur hara, kelarutan, higroskopis dan pH pupuk). Pupuk anorganik yang satu
dengan yang lain ada yang dapat dicampur, ada yang dapat dicampur tetapi harus
segera dipergunakan dan tidak dapat dicampur.
DAFTAR PUSTAKA

Afandie Rosmarkam dan Nasih Widya Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah.
Kanisius:Yogyakarta.
Bachtiar Rifai dan Soeroto Sosroedirdjo.Ilmu Memupuk.Yasaguna:Jakarta.
Gaeswono, Soepardi. 1983. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka
Buana: Bandung.
Hanum, C. 2008. Teknik Budidaya Tanaman Jilid 1. jakarta: Diraktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan.
Irawan, T.B. 2010. Pupuk dan Pemupukan. Jember: Politeknik negeri Jembe

Anda mungkin juga menyukai