Anda di halaman 1dari 35

Pengaruh Pupuk Orgnaik Cair Terhadap Budidaya Jagung Manis

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Nutrisi Tanaman & Pemupukan

Dosen pengampu:

Prof. Dr. Soni Isnaini, MP

Disusun oleh:

Ridho Nugraha 22210001P

Diyah Safitri 20210006

Tri Saputra 20110012

Novi Risma Amilia 20110016

Rio Fatla Ipan K 20210026

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN

DHARMA WACANA METRO

2022
1

BAB I

PENDAHULUAN

Jagung manis (Zea mays var. Saccharata) adalah komoditas hortikultura yang populer
dan telah diusahakan dalam berbagai bentuk olahan (Najeeb et al., 2011). Produktivitas
jagung manis di Indonesia rata-rata 5,23 ton ha-1 (BPS, 2017) dengan potensi hasil jagung
manis mencapai 14-18 ton ha-1. Hal tersebut disebabkan oleh cara budidaya yang kurang.
Dan kurangnya informasi dipetani terkait manajemen lahan yang benar. Setiap tanaman
memiliki karakteristik dan lingkungan hidup yang berbeda-beda yang dilihat dari sifat
genetik varietas yang ditanam.
Tanaman jagung manis merupakan salah satutanaman yang respontif terhadap
pemupukan. Oleh karena itu, ketersediaan nitrogen yang cukup selama fase pertumbuhannya
perlu diperhatikan. Menurut (Lakitan, 2013) nitrogen dalam tanah mudah tercuci sehingga
tidak tersedia bagi tanaman. Oleh sebab itu, diperlukan penambahan unsur nitrogen. Salah
satu sumber utama pupuk nitrogen yaitu urea. Kelebihan nitrogen menyebabkan tanaman
mudah patah dan mudah terserang hama sedangakan kekurangan nitrogen mengakibatkan
tanaman mengalami penyimpangan pertumbuhan daun, jaringan mati atau mengering, dan
pertumbuhan tanaman menjadi kerdil dan juga terjadi gejala klorosis. (Sutedjo dan
Kartasapoetra, 2010). Penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus menjadi tidak
efisien dan dapat mengganggu keseimbangan sifat tanah baik secara fisik, kimia dan biologi
sehingga menurunkan produktivitas lahan, mempengaruhi produksi tanaman serta
meninggalkan residu yang dapat merusak lingkungan oleh karena itu dalam usaha pertanian
saat ini lebih dianjurkan menggunakan pupuk anorganik yang diimbangi dengan penggunaan
pupuk organik (Musnamar, 2003).
Pada budidaya jagung, diperlukan bahan organik guna memperbaiki daya olah tanah
dan sebagai sumber makanan bagi jasad renik yang akhirnya akan membebaskan unsur hara
untuk pertumbuhan tanaman. Adanya pemberian pupuk organik kedalam tanah sangat
diperlukan oleh tanaman karena dapat meyuplai unsur hara makro dan mikro yang
dibutuhkan tanaman. Selain itu, pupuk organik mempunyai fungsi yang penting untuk
menggemburkan tanah dan meningkatkan populasi mikroba yang bermanfaat bagi tanaman
(Purnawati, 2004).
Pupuk organik cair adalah larutan hasil dari pembusukan bahan-bahan organik
yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang kandungan unsur haranya
lebih dari satu unsur. Kelebihan pupuk organik cair adalah unsur hara yang terdapat di
2

dalamnya lebih mudah diserap tanaman (Murbandono, 1990). Pada umumnya pupuk cair
organik tidak merusak tanah dan tanaman meskipun digunakan sesering mungkin. Selain itu,
pupuk cair juga dapat dimanfaatkan sebagai aktivator untuk membuat kompos (Lingga dan
Marsono, 2003). Pupuk organik cair dapat dibuat dari beberapa jenis sampah organik yaitu
sampah sayur baru, sisa sayuran basi, sisa nasi, sisa ikan, ayam, kulit telur, sampah buah
seperti anggur, kulit jeruk, apel dan lain-lain (Hadisuwito, 2007). Pupuk organik cair
mempunyai beberapa manfaat diantaranya dapat mendorong dan meningkatkan pembentukan
klorofil daun sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman dan penyerapan
nitrogen dari udara, dapat meningkatkan vigor tanaman sehingga tanaman menjadi kokoh dan
kuat, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan, merangsang pertumbuhan
cabang produksi, meningkatkan pembentukan bunga dan bakal buah, mengurangi gugurnya
dan, bunga, dan bakal buah (Huda, 2013).Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari
pengaruh pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis.
3

BAB II

PEMBAHASAN

1. Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt)
Terhadap Pemberian Pupuk Cair Bayprint Dan Sekam Padi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk cair Bayprint dan
media sekam padi sebagai media tumbuh tanaman terhadap pertumbuhan dan produksi
jagung manis. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok
(RAK) faktorial dengan faktor yang diteliti, yaitu: perlakuan sekam padi dan pupuk cair
Bayprint. Faktor sekam padi (P) yang terdiri dari: P0 = tanpa sekam, P1 = 2 kg/plot, P2 = 4
kg/plot dan P3 = 6 kg/plot. Faktor pupuk cair Bayprint (B) yang terdiri dari: B0 = tanpa
pupuk cair Bayprint, B1 = 1 cc/l air, B2 = 2 cc/l air dan B3 = 3 cc/l air. Parameter yang
diamati adalah tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, panjang tongkol, dan berat
tongkol per plot.

Hasil dari penelitian

Data pengamatan menunjukkan bahwa perlakuan sekam padi berpengaruh nyata


terhadap tinggi tanaman pada umur 2 MST, serta berpengaruh sangat nyata pada umur 3 – 6
MST. Perlakuan pupuk cair Bayprint berpengaruh tidak nyata pada umur 2 – 4 MST, tetapi
berpengaruh sangat nyata pada umur 5 dan 6 MST. Sedangkan interaksi antara sekam padi
dan pupuk cair Bayprint berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman pada semua umur
pengamatan. Uji beda rataan tinggi tanaman jagung manis pada umur 6 MST akibat
perlakuan sekam padi dan pupuk cair Bayprint. Hasil analisa regresi 1 menunjukkan bahwa
hubungan dosis sekam padi dengan tinggi tanaman jagung manis hingga umur 6 MST
berbentuk linier positif. Artinya semakin tinggi Hasil analisa regresi 2 menunjukkan bahwa
hubungan konsentrasi pupuk cair Bayprint dengan tinggi tanaman jagung manis hingga umur
6 MST berbentuk linier positif. Artinya semakin tinggi konsentrasi pupuk cair Bayprint yang
diberikan hingga 3 cc/liter maka tanaman jagung manis semakin tinggi. osis sekam padi yang
diberikan hingga 6 kg/plot maka tanaman jagung manis semakin tinggi. Terjadinya
peningkatan tinggi tanaman akibat pemberian pupuk cair Bayprint dengan konsentrasi
semakin tinggi hingga 3 cc/liter diakibatkan terbentuknya sel-sel baru dan pemanjangan sel-
sel yang sudah terbentuk di daerah meristem apikal. Ini berarti aktifitas pembelahan dan
pemanjangan sel di pucuk merupakan inti dari pertumbuhan tinggi tanaman. Sutrisno (2000)
mengatakan bahwa sintesis karbohidrat terjadi pada bagian-bagian hijau tanaman, terutama
4

bagian daun yang mendapat sinar matahari langsung, dengan menggunakan unsur hara yang
diserap tanaman sebagai bahan baku, disebut dengan proses fotosintesis.Hasil analisa regresi
3 menunjukkan bahwa hubungan dosis sekam padi dengan diameter batang tanaman jagung
manis hingga umur 6 MST berbentuk linier positif. Artinya semakin tinggi dosis sekam padi
yang diberikan hingga 6 kg/plot maka diameter batang tanaman jagung manis semakin besar.

Hasil analisa regresi 4 menunjukkan bahwa hubungan konsentrasi pupuk cair Bayprint
dengan diameter batang tanaman jagung manis hingga umur 6 MST berbentuk linier positif.
Artinya semakin tinggi konsentrasi pupuk cair Bayprint yang diberikan hingga 3 cc/liter
maka diameter batang tanaman jagung manis semakin besar. Unsur hara yang dikandung
pupuk cair Bayprint adalah Nitrogen 5,69%, Phosphat 2,58%, Kalium 8,33%. Serta juga di
lengkapi dengan Ca, MgO, S, B, Fe dan ZPT yang berguna bagi tanaman. Nitrogen berfungsi
sebagai bahan pembentuk asam amino, amida dan adenin. Adenin merupakan bahan
penyusun nukleotida dan nukleoprotein seperti ADN dan ARN. Asam amino, amida dan
amin merupakan senyawa penyusun protein dan asam nukleat. Nitrogen merupakan penyusun
ikatan peptida yang berfungsi mengikat asam-asam amino penyusun protein ( Gardner,
Pearce dan Mitchell, 1990 ).

Kesimpulan

Jadi dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa Perlakuan sekam padi
hingga dosis 6 kg/plot dapat meningkatkan tinggitanaman, diameter batang, panjangtongkol,
berat tongkol per tanaman,tetapi tidak berpengaruh terhadapjumlah daun tanaman jagung
manis.Perlakuan pupuk cair Bayprint hinggakonsentrasi 3 cc/l air dapatmeningkatkan tinggi
tanaman, diameterbatang, panjang tongkol, berat tongkolper tanaman, tetapi tidak
berpengaruhterhadap jumlah daun tanaman jagungmanis. Tidak ada interaksi antara sekam
padidan pupuk cair Bayprint terhadapsemua parameter yang diamati.

2. Pengaruh Pemberian Limbah Padat (Sludge) Kelapa Sawit Dan Pupuk Organik
Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Jagung Manis (Zea Mays
Saccharata.)

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian limbah padat (sludge)


kelapa sawit dan pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung
manis. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan tiga
ulangan, terdiri dari 2 faktor yang diteliti Faktor pertama : limbah padat (sludge) kelapa sawit
(S), tanpa limbah padat (sludge) kelapa sawit (S0), 3 4 kg/plot (S1), 6.8 kg/plot (S2), faktor
5

kedua pupuk organik cair (D), tanpa pupuk (D0), 1.5 cc/l air (D1), 3 cc/l air (D2) dan 4.5 cc/l
air (D3). Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), luas daun
(cm), diameter batang (cm), panjang tongkol (g), berat tongkol persampel (g), berat tongkol
pertanaman (g), berat tongkol perplot (kg).

Hasil dari penelitian

Dari hasil analisis data diketahui bahwa pemberian limbah padat (sludge) kelapa sawit
menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap panjang tongkol tanaman jagung manis. Panjang
tongkol tertinggi terdapat pada perlakuan limbah padat (sludge) kelapa sawit 3.4 kg/plot (S2)
21.23 cm dan terendah pada tanpa limbah padat (sludge) kelapa sawit (S0) 20.75 cm. Hasil
penelitian pengujian limbah padat (sludge) kelapa sawit terhadap pertumbuhan dan produksi
varietas kacang hijau menunjukkan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang
primer dan umur berbunga.3 Adanya pengaruh yang nyata dari pemberian pupuk limbah
padat (sludge) kelapa sawit diduga karena pupuk tersebut mengandung bahan organik yang
cukup tersedia sehingga kebutuhan akan unsur hara didalam tanah terpenuhi untuk
pertumbuhan tanaman jagung, Dengan pemberian pupuk limbah padat (sludge) kelapa sawit
yang terus ditingkatkan dari 17 ton/ha sampai 30 ton/ha menunjukan pengaruh terhadap
pertumbuhan dan hasil yang terus meningkat pada tanaman jagung.

Hasil sidik ragam data parameter diameter tongkol, berat tongkol pertanaman dan berat
tongkol per plot menunjukkan pengaruh nyata, tetapi pada parameter tersebut menunjukan
interaksi yang nyata sehingga akan dibahas dalam pengaruh kombinasi limbah padat (sludge)
kelapa sawit dan pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung
manis.Ada pengaruh pemberian pupuk organik cair Dari hasil analisis data panjang tongkol
per sampel menunjukkan pengaruh yang nyata, panjang tongkol per sampel tertinggi terdapat
pada pupuk organik cair 1.5 cc/l air (S1) 21.27 dan yang terendah pada tanpa pupuk organik
cair (S0) 20.64 cm.

Dari hasil analisis data parameter diameter tongkol, berat tongkol pertanaman dan berat
tongkol per plot menunjukkan pengaruh nyata, tetapi pada parameter tersebut menunjukan
interaksi yang nyata sehingga akan dibahas dalam pengaruh kombinasi limbah padat (sludge)
kelapa sawit dan pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung
manis. Ada pengaruh interaksi antara pemberian limbah padat (sludge) kelapa sawit dan
pupuk organik cair Kombinasi antara pemberian limbah padat (sludge) kelapa sawit dan
pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung menunjukkan
6

berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, panjang
tongkol per sampel, diameter tongkol, berat tongkol per tanaman dan berat tongkol per
plot.Pengaruh berbeda nyata yang ditunjukkan pada hampir seluruh parameter yang diukur
diduga karena terjadinya kombinasi antara limbah padat (sludge) kelapa sawit dan pupuk
organik cair.Kombinasi limbah padat (sludge) kelapa sawit dengan pupuk organikcair bisa
dikatakan merupakan cara yang tepat dalam upaya pemupukan. Hal ini disebabkan karena
jenis limbah padat (sludge) kelapa sawit yang pada umumnya bersifat lama terurai dibantu
dengan organisme-organisme pengurai (pupuk organik cair). Sehingga hara yang ada di areal
tanaman ataupun yang berasal dari pupuk limbah padat (sludge) kelapa sawit namun belum
bisa dimanfaatkan langsung oleh tanaman, dibantu oleh pupuk organik cair untuk diuraikan
menjadi senyawa yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman.

Pada masing-masing dosis kombinasi yang diaplikasikan pada penelitian ini, dosis
aplikasi pupuk limbah padat (sludge) kelapa sawit 3.4kg/plot dengan pupuk organik cair1.5
cc/l air merupakan yang terbaik jika dibandingkan dengan kombinasi perlakuan yang lainnya
karena taraf perlakuan kombinasi ini saling berkaitan satu dan lainya.Pada kombinasi pupuk
limbah padat (sludge) kelapa sawit tanpa perlakuan dikombinasikan dengan pupuk organik
cair dengan dosis 4.5 cc/l air, hasil dari panjang tongkol menurun. Hal ini disebabkan
kurangnya unsur hara didalam tanah dan tidak adanya pendukung atau pelengkap untuk
bekerja sama antara pupuk limbah padat (sludge) kelapa sawit dan pupuk organik cair untuk
meningkatkan panjang tongkol, Tanaman yang tumbuh pada tanah yang cukup unsur hara
akan mempunyai pertumbuhan vegetatif yang cukup baik. Pemanfaatan Limbah Lumpur
Kering Kelapa Sawit sebagai Sumber Bahan Organik Untuk Campuran Media Tanam Sawit
dapat dikombinasi antara dosis limbah lumpur kering 40% dan pupuk anorganik mampu
meningkatkan pertumbuhan tanaman, bobot basah dan kering tanaman dan meningkatkan
populasi total mikroba dan total fungi dalam tanah. Sedangkan pengaruhnya terhadap sifat-
sifat kimia tanah tidak berpengaruh nyata. Kombinasi antara LS dan pupuk anorganik mampu
meningkatkan kandungan K, C-organik dalam tanah tetapi tidak meningkatkan kandungan N
dan P dalam tanah.

Kesimpulan

Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa Pemberian limbah padat
(sludge) kelapa sawit menunjukkan pengaruh yang nyata pada parameter panjang tongkol per
sampel, diameter tongkol, berat tongkol per tanaman dan berat tongkol per plot. Pemberian
7

pupuk organik cair menunjukkan pengaruh yang nyata pada parameter jumlah daun, panjang
tongkol per sampel, diameter tongkol, berat tongkol per tanaman dan berat tongkol per plot.
Kombinasi limbah padat (sludge) kelapa sawit menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap
tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, panjang tongkol per sampel, diameter tongkol,
berat tongkol per tanaman dan berat tongkol per plot.

3. Pengaruh Dosis Pupuk Organik Cair Dan Nitrogen Terhadap Pertumbuhan Dan
Hasil Jagung Manis (Zea Mays-Saccharata Sturt) Pada Lahan Kering Di Desa
Telaga
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian dosis pupuk
organik cair/POC, dosis pupuk nitrogen yang paling tepat, dan interaksinya terhadap
pertumbuhan dan produksi jagung manis. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan
September-November 2018 di Desa Telaga, Kecamatan Busungbiu Kabupaten Buleleng
dengan ketinggian tempat ± 500 meter dari atas permukaan laut. Rancangan yang digunakan
adalah Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan dua faktor. Faktor pertama:
pemberian POC Plus (Pomi kuning) dengan tiga tingkatan, yaitu tanpa POC, Pemberian POC
dosis 25 l/ha, dan POC dosis 50 l/ha. Faktor ke dua yaitu pemberian pupuk nitrogen dengan
tiga tingkatan, yaitu tanpa pemberian nitrogen, pemberian nitrogen sebanyak 69 kg/ha, 138
kg/ha, dan 207 kg/ha.

Hasil dari penelitian

Pemberian POC berpengaruh sangat nyata terhadap hasil segar tongkol per hektar.
Penggunaan POC pada dosis 25 l/ha (P1) memberikan hasil segar tongkol per hektar
tertinggi, yaitu 27,83 ton, atau secara nyata lebih tinggi 14,76% dibandingkan dengan hasil
segar tongkol per hektar pada tanpa POC (P0). Pada pemberian POC dengan dosis yang lebih
tinggi (50 l/ha) memberikan hasil segar tongkol yang menurun. Hasil analisis regresi
hubungan antara dosis POC (x) dengan hasil segar tongkol per hektar (ŷ) menunjukan
hubungan kuadratik, yaitu ŷ = 24,25 + 0,28x – 0,006x2; Koefisien determinasi (R2) =
89,80%. Melalui rumus pendugaan ini didapatkan xopt = 23,33 l POC/ha, ŷmax = 27,52 ton.
Penggunaan POC yang paling baik adalah dosis 23,40 l pomi/ha, bila digunakan dosis yang
lebih tinggi lagi, maka akan terjadi penurunan hasil jagung manis. Menurunnya hasil jagung
pada dosis yang lebih tinggi dari dosis optimal, diduga bahwa dalam POC mengandung ZPT
dimana unsur-unsur yang terkandung di dalamnyaZPT bila diberikan lebih dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman, pertumbuhan terhenti apabila diberikan lebih tinggi lagi,
8

dan apabila diberikan melebihi kadar optimum pertumbuhan akan berkurang sehingga hasil
tanaman juga semakin menurun, diduga dari salah satu sifat salah satu Zpt mempengaruhi
pertumbuhan dan produksi tanaman Berpengaruhnya POC ini dapat disebabkan oleh bahan-
bahan yang terkandung pada POC.

POC merupakan salah Pupuk organik cair dengan bahan–bahan atau unsur yang
diberikan pada tanaman agar dapat menambah zat-zat yang diperlukan tanaman. Pupuk
organik cair (POC) (Sriyanti, 1999). Dalam POC mengandung unsur hara makro dan unsur
hara mikro yang lengkap seperti : N, P, K, Ca, Mg, Si, Fe, Mn, Mo, B, Cl, Zn, dan Cu.
Berpengaruhnya POC terhadap hasil segar per hektar erat kaitannya dengan pengaruh POC
yang sangat nyata terhadap berat segar dan kering oven tongkol per tanaman (r = 0,997**.
Lampiran 28). Penggunaan POC pada dosis 25 l/ha memberikan berat segar dan kering oven
tongkol per tanaman terberat, yaitu secara berurut 278,33 g dan 40,82, atau secara berurut
nyata lebih berat 14,78% dan 12,14% dibandingkan dengan berat segar dan kering oven
tongkol per tanaman pada tanpa POC.Dari awal pertumbuhan tanaman, Pupuk organik cair
sudah memberikan pengaruhnya. Hal ini ditunjukkan pada pengamatan tinggi tanaman.
Pemberian pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 3 mst sampai
sangat nyata terhadap tinggi tanaman pada umur pada umur 4 mst, 5 mst, 6 mst, 7 mst, 8 mst,
9 mst, 10 mst. Pertumbuhan tinggi tanaman yang terbaik diberikan pada pemberian POC 25
l/ha (P2). Demikian juga pada pengamatan jumlah daun per tanaman dan indeks luas daun.
Penggunaan POC pada dosis 25 l/ha (P1) memberikan ILD pada umur 5 mst, 7 mst, dan 9
mst terbesar.Pengaruh POC yang sangat nyata terhadap indeks luas daun, berarti pemberian
POC mampu menangkap sinar matahari yang banyak untuk bisa mengadakan fotosintesis dan
asimilasi, sehingga makin banyak asimilat yang terbentuk, yang didukung oleh kemampuan
akar dalam menyerap unsur hara dari dalam tanah.

Pengaruh POC terhadap perakaran juga sangat nyata. Penggunaan POC pada dosis 25
l/ha (P1) memberikan berat segar dan kering oven akar per tanaman terberat. Demikian juga
bahwa Penggunaan POC pada dosis 25 l/ha juga memberikan berat segar dan kering oven
tajuk per tanaman terberat. Berpengaruhnya pemberian POC terhadap perakaran dan indeks
luas daun, tentunya akan berpengaruh juga terhadap hasil-hasil tanaman. Akar yang makin
banyak menyebabkan penyerapan unsur hara menjadi lebih banyak, demikian juga bahwa
indeks luas daun yang makin tinggi mempengaruhi penangkapan sinar matahari oleh daun
sehingga proses metabolisme dalam tanaman akan berjalan dengan lebih baik. Hal ini tampak
pada hasil pengamatan, bahwa pemberian POC berpengaruh sangat nyata terhadap lingkar
9

dan panjang tongkol. Penggunaan POC pada dosis 25 l/ha (P1) juga memberikan lingkar dan
panjang tongkol terlebar, yaitu secara berurut 16,31 cm dan 18,83 g, atau secara nyata lebih
lebar 24,79% dan 8,41% dibandingkan dengan lingkar dan panjang tongkol pada tanpa POC.

Kesimpulan

Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa Pemberian POC berpengaruh
sangat nyata terhadap hasil segar tongkol/ha. Penggunaan POC pada dosis 25 l/ha
memberikan hasil segar tongkol/ha tertinggi, yaitu 27,83 ton. Hasil analisis regresi hubungan
antara dosis POC (x) dengan hasil segar tongkol per hektar (ŷ) menunjukkan hubungan
kuadratik, yaitu ŷ = 24,25 + 0,28x – 0,006x2 dengan R2 = 89,80%. Pemberian nitrogen
berpengaruh sangat nyata terhadap hasil segar tongkol per hektar. Pemberian nitrogen pada
dosis 138 kg/ha memberikan hasil segar tongkol per hektar tertingi, yaitu 28,30 ton. Hasil
analisis regresi hubungan antara dosis nitrogen (x) dengan hasil tongkol per hektar (ŷ)
menunjukkan hubungan kuadratik, yaitu ŷ = 20,663 + 0,0087x – 0,0003x2 dengan R2=
88,28%. Interaksi antara pemberian POC dan nitrogen berpengaruh nyata terhadap hasil segar
tongkol/ha. Penggunaan kombinasi POC dosis 25 l/ha dan nitrogen pada dosis 138 kg/ha
memberikan hasil segar tongkol/ha tertinggi, yaitu 29,61 ton.

4. Pengaruh Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Dua Varietas
Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharataSturt)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk organik cair terhadap
pertumbuhan dan hasil dua varietas tanaman jagung manis (Zea Mays Saccharata Sturt).
Dilaksanakan di Jl. Pintu Air IV kelurahan Simalingkar B, Kecamatan Medan Johor Medan,
dengan ketinggian tempat ± 25 m di atas permukaan laut pada bulan April 2013 sampai
dengan Juli 2013 dengan menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT).Faktor yang diteliti
terdiri dari dua varietas dan pupuk organik cair. Perbedaan antara dua varietas (V) sebagai
petak utama yang terdiri dari dua taraf V1 = Varietas jambore dan V2 = Varietas bonanza dan
pupuk organik cair yang diberikan adalah pupuk Santamicro (S) sebagai anak petak terdiri
dari 4 taraf yaitu pada konsentrasi 0, 1, 2, dan 3 ml/liter air, masing-masing dengan simbol
S0, S1, S2, dan S3. Variabel pengamatan yang diamati, meliputi: Tinggi tanaman (cm),
Jumlah Tongkol per Tanaman (buah), Panjang Tongkol (cm), Diameter Tongkol (cm), Berat
Tongkol per Tanaman (g) dan Berat Tongkol per Plot (g).
10

Hasil dari Penelitian:

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pengaruh interaksi perbedaan dua varietas dan
pemberian pupuk santamicro tidak berbeda nyata terhadap semua parameter yang diukur.
Hasil berbeda tidak nyata yang ditunjukkan oleh semua parameter diduga dikarenakan antara
varietas jambore dan bonanza dengan pupuk santamicro tidak saling mempengaruhi antara
satu dengan yang lainnya atau kombinasi perlakuan tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman
dalam pertumbuhan dan hasil tanaman. Hasil berbeda tidak nyata juga diduga antara faktor
varietas jambore dan bonanza dan faktor pemberian pupuk santamicro tidak secara bersama-
sama dalam mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis atau dengan kata
lain kedua faktor perlakuan tersebut memberikan pengaruh secara terpisah. Seperti yang
dikemukakan oleh Gomez & Gomez13, bahwa dua faktor dikatakan berinteraksi apabila
pengaruh suatu faktor perlakuan berubah pada saat perubahan taraf faktor perlakuan lainnya.
Selanjutnya Sutedjo dan kartosapoetra14,menyatakan bahwa bila salah satu faktor lebih kuat
pengaruhnya dari faktor lain maka faktor lain tersebut akan tertutupi, dan masing-masing
faktor mempunyai sifat yang jauh berpengaruh pengaruhnya dan sifat kerjanya, maka akan
menghasilkan hubungan yang berpengaruh dalam mempengaruhi pertumbuhan suatu
tanaman.

Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemberian pupuk organik cair Santamicro yang
semakin tinggi memberikan hasil tertinggi pada panjang tongkol, diameter tongkol, berat
tongkol per tanaman, dan berat tongkol per plot dengan konsentrasi 3 ml/liter air. Tanaman
jagung manis varietas jambore memberikan pengaruh yang lebih tinggi terhadap tinggi
tanaman dan jumlah daun. Kombinasi konsentrasi pupuk organik cair Santamicro dengan dua
varietas jagung manis memberikan interaksi yang tidak nyata terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman jagung manis.

5. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsentrasi Pupuk Organik Cair Urine Kambing


Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt)
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi pupuk organik cair urine
kambing yang tepat terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis. Rancangan
percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak kelompok (RAK) non
faktorial yang teridiri dari 5 perlakuan yaitu P0 = 0 %, P1= 5 %, P2= 10 %, P3= 15 % dan
P4= 20 %. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman (cm), diameter batang (mm),
11

jumlah daun (helai), bobot tongkol berkelobot per plot (g), bobot tongkol berkelobot per
tanaman (g), bobot tongkol tanpa kelobot (g), diameter tongkol (g), persentase panjang
tongkol berisi (%) dan produksi tongkol berkelobot per hektar (ton). Dari hasil yang telah
didapat, diketahui bahwa pemberian berbagai konsentrasi pupuk organik cair urine kambing
berpengaruh nyata meningkatkan tinggi tanaman (cm), diameter batang (mm), bobot tongkol
berkelobot per plot (g), bobot tongkol berkelobot per tanaman (g), bobot tongkol tanpa
kelobot (g), diameter tongkol (mm) dan produksi tongkol berkelobot per hektar (ton).
Pemberian berbagai konsentrasi pupuk organik cair urine kambing berpengaruh tidak
nyata terhadap jumlah daun (helai) dan persentase panjang tongkol berisi (%). Hasil terbaik
untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis adalah pada perlakuan
P3 yaitu pada konsentrasi 15 % pupuk organic cair urine kambing.
Hasil Dari Penelitian Menunjukan Bahwa:
Dari hasil analisis data secara statistik, diketahui bahwa perlakuan berbagai konsentrasi
pupuk organik cair urine kambing berpengaruh nyata meningkatkan tinggi tanaman (cm),
diameter batang (mm), bobot tongkol berkelobot per tanaman (g), bobot tongkol tanpa
kelobot per tanaman (g), diameter tongkol (mm) dan produksi tongkol berkelobot per hektar
(ton). Dimana pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis semakin meningkat sejalan
dengan bertambahnya konsentrasi pupuk organik cair urine kambing yang diberikan sampai
dengan konsentrasi 15 %. Kemudian pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis
menurun pada konsentrasi 20 %. Hal ini sesuai dengan pernyataan Risqiani, Ambarwati dan
Nussih (2007), yang mengatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi pupuk cair yang
diberikan maka kandungan unsure hara yang diterima oleh tanaman akan semakin tinggi.
Namun pemberian konsentrasi yang berlebihan dapat berakibat tidak baik pada pertumbuhan
dan produksi tanaman. Perlakuan berbagai konsentrasi pupuk organik cair urine kambing
tidak berpengaruh nyata meningkatkan jumlah daun (helai) dan persentase panjang tongkol
berisi (%). Perlakuan berbagai konsentrasi pupuk organik cair urine kambing berpengaruh
nyata meningkatkan tinggi tanaman jagung manis. Hal ini disebabkan karena unsur hara
Nitrogen yang terkandung didalam pupuk organik cair urine kambing yang berfungsi untuk
mendukung pertumbuhan vegetative tanaman seperti batang, daun dan akar. Sutedjo (2002),
mengatakan bahwa fungsi unsur hara Nitrogen yaitu sebagai penyusun protein untuk
pertumbuhan pucuk dan pertubuhan vegetatif tanaman. Novizan (2002), juga menyatakan
bahwa unsur hara Nitrogen dibutuhkan oleh tanaman untuk membentuk senyawa penting
seperti klorofil, asam nukleat dan enzim. Jika terjadi kekurangan Nitrogen, tanaman akan
tumbuh lambat dan kerdil. Perlakuan berbagai konsentrasi pupuk organik cair urine kambing
berpengaruh nyata meningkatkan diameter batang tanaman jagung manis. Hal ini disebabkan
karena pupuk organic cair urine kambing dapat menambah tersedianya unsur hara khususnya
unsure hara Nitrogen bagi tanaman jagung manis. Novizan (2002), menyatakan bahwa
Nitrogen dibutuhkan untuk membentuk senyawa penting seperti klorofil, asam nukleat dan
enzim. Jika terjadi kekurangan Nitrogen, tanaman akan tumbuh lambat dan kerdil. Ginting
(1995), menambahkan bahwa Nitrogen merupakan unsur hara utama yang pada umumnya
sangat diperlukan tanaman untuk pembentukanan pertumbuhan bagian-bagian vegetative
tanaman seperti daun, batang dan akar. Perlakuan berbagai konsentrasi pupuk organik cair
urine kambing tidak berpengaruh nyata meningkatkan jumlah daun tanaman jagung manis.
Hal ini diduga karena jumlah daun tanaman jagung sangat dipengaruhi oleh faktor genetik.
Menurut Warisno (2004), jumlah daun tanaman jagung berkisar antara 8-10 helai sampai
12

memasuki umur 42 hari setelah tanam. Tanaman jagung manismempunyai 8-48 helai daun
untuk setiap batangnya tergantung pada jenis dan varietas tanaman.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa Kombinasi konsentrasi pupuk
organik cair dengan dosis pupuk N, P, K berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman jagung manis kultivar Talenta, meliputi tinggi tanaman, diameter batang, luas daun,
panjang tongkol, diameter tongkol, bobot tongkol, hasil tanaman, indeks panen dan total
padatan terlarut. Berdasarkan pertimbangan dari segi ekologis dan ekonomis, kombinasi 1
kali konsentrasi pupuk organik cair dengan ½ dosis pupuk N, P, K mampu memberikan
pengaruh yang lebih baik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis, serta
memiliki produktivitas yang setara dengan perlakuan 1 dosis pupuk N, P, K yaitu sebesar
17,46 ton/ha.

6. Pengaruh Dosis Urea Dan Pupuk Organik Cair Asam Humat Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jagung Manis

Asam humat merupakan hasil akhir dari dekomposisi bahan organik. Asam humat
mampu meningkatkan kemampuan tanah dalam mengikat, menjerap dan mempertukarkan
kation. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi dan perlakuan terbaik
pemberian dosis urea dan pupuk organic cair asam humat terhadap pertumbuhan tanaman
jagung manis (Zea mays saccharata sturt). Metode penelitian yang digunakan adalah metode
eksperimental, dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial 4 x 4
dengan dua ulangan. Faktor pertama adalah dosis urea (u) terdiri atas empat taraf, yaitu u0 =
tanpa pupuk urea, u1 =50 kg urea/ha, u2 = 100 kg urea/ha u3 = 200 kg urea/ha. Faktor kedua
pupuk organic cair asam humat (h) terdiri atas empat taraf, yaitu h0 = 0 ml pupuk organic
cair/L, h1 = 5 ml pupuk organic cair/L, h2= 10 ml pupuk organic cair/L dan h3 = 15 ml
pupuk organic cair/L.Variabel pengamatan yang digunakan ialah tinggi tanaman(cm), luas
daun, bobot tongkol per tanaman dam hasil tongkol per plot.
Hasil dari penelitian:
Hasil analisis statistik menunjukkan tidak terjadi interaksi antara pemberian berbagai
dosis urea dan pupuk organik cair terhadap tinggi tanaman, luas daun, bobot tongkol per
tanaman dan hasil tongkol per plot, namun secara mandiri terdapat perbedaan yang nyata
untuk berbagai dosis urea. Perlakuan pupuk organik cair mempengaruhi perubah tinggi
tanaman jagung manis. Hal ini diduga bahwa pemberian pupuk organik cair dapat
meningkatkan pertumbuhan tanaman jagung manis, karena pupuk organik cair merupakan
pupuk yang mudah diserap oleh tanaman, namun sifatnya yang organik itu menjadikan
bahwa setiap pemberian pupuk organik dengan dosis yang berbeda tidak memberikan
pengaruh yang nyata, namun dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman jagung manis.Asam
humat merupakan suatu senyawa organik yang relative resisten, bersifat koloidal, berasal dari
dekomposisi bahan organik, larut dalam basa dan mengendap. Di alam, senyawa ini dapat
ditemukan di dalam bahan organic tanah, kompos, dan batu bara muda dengan jumlah dan
karakteristik yang berbeda-beda. Ditanah, asam humat dihasilkan dari penguraian dan
modifikasi sisa organisme baik hewan maupun tumbuhan (Stevenson, 1982). Asam humat
13

telah diproduksi secara komersial dari bahan-bahan endapan organik yang ada di
alam.Tanaman jagung manis membutuhkan unsur nitrogen dalam jumlah yang sangat banyak
karena unsur nitrogen dapat meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman. Menurut hasil
penelitian Derna (2007), menunjukkan bahwa pemupukan 200 kg/ha merupakan dosis
optimum bagi jagung manis untuk meningkatkan tinggi tanaman jagung manis. Dengan
menambahkan pupuk organik sebagai perbaikan struktur tanah ternyata masih belum bisa
mengefisiensikan penggunaan pupuk nitrogen, karena ketersediaan unsur hara di dalam
pupuk organik tersebut biasanya dalam jumlah yang sedikit dan pupuk organik memiliki
kadar unsur hara yang rendah, kelarutan rendah, waktu lebih relatif lama menghasilkan
nutrisi tersedia yang siap diserap tanaman, dan respon tanaman terhadap pemberian pupuk
organik tidak sebaik pupuk anorganik.
Ketersediaan unsur hara didalam pupuk organik tersebut biasanya dalam jumlah yang
sedikit. Memiliki kadar unsur hara yang rendah, kelarutan rendah, waktu lebih relatif lama
menghasilkan nutrisi tersedia yang siap diserap tanaman, dan respon tanaman terhadap
pemberian pupuk organik tidak sebaik pupuk anorganik. Sehingga pupuk organik tidak
banyak digunakan, karena dianggap tidak memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman (Musnamar,
2005). Penambahan bahan organik seperti pupuk organik mampu memperkecil sifat pupuk
urea yang mudah hilang karena pupuk organik mampu mengikat unsur hara dan menyediakan
unsur hara sesuai kebutuhannya, sehingga dengan adanya pupuk organik efektifitas dan
efisiensi pemupukan menjadi lebih tinggi (Kresnatita et al., 2013).
Menurut Engelstad (1997) mengemukakan bahwa peningkatan hasil panen dapat
dipengaruhi oleh penambahan pupuk nitrogen. Unsur hara nitrogen yang cukup tersedia
mengakibatkan pertumbuhan vegetatif dan generatif menjadi optimum. Nitrogen diserap
tanaman selama masa pertumbuhan sampai pematangan biji, sehingga tanaman jagung manis
menghendaki tersedianya nitrogen secara terus menerus pada semua stadia pertumbuhan
sampai pembentukan biji. Pembentukan biji akan berpengaruh terhadap diameter tongkol.
Perlakuan pemupukan urea 100 kg/ha dan 200 kg/ha menghasilkan berat tongkol
tertinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Sitompul (1995) menyatakan bahwa
hasil tanaman jagung ditentukan oleh fotosintesis yang terjadi setelah pembungaan. Hal ini
berarti hasil biji kering tanaman jagung bergantung pada fotosintat yang tersedia dan
distribusinya ke dalam biji. Hal ini didukung oleh penelitian Gregoritch dan Drury (1996)
menunjukkan, bahwa pemberian pupuk urea dapat meningkatkan bahan organic tanah
disebabkan pupuk urea tersebut dapat digunakan mikroba untuk proses metabolisme dan
pertumbuhannya, yang akhirnya akan diubah menjadi humus. Hal ini didukung oleh
penelitian Priambodo (2016), pada Inceptisol bahwa aplikasi asam humat dengan nilai C-
organik rendah belum mampu meningkatkan C-organik tanah. Peningkatan ini terjadi
disebabkan asam humat yang menyela puti pupuk urea memilikikandunganunsur hara makro
dan mikro. Menurut Tan (1991), asam humat dalam jumlah sedang pada umumnya
bermanfaat bagi pertumbuhan akar dan bagian atas tanaman jagung dan meningkatka nberat
kering tanaman. Hal ini sejalan dengan penelitian Suwardi dan Wijaya (2013) yang
menunjukkan bahwa pemberian asam humat 15 L ha-1 dengan karier zeolit 20 kg zeolit L-1
asam humat tidak berpengaruh nyata pada peningkatan tinggi tanaman.
14

Kesimpulan
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi interaksi antara
pemberian dosis urea dan pupuk organic cair asam humat terhadap pertumbuhan dan hasil
jagung manis. Pengaruh urea dengan dosis 200kg/ha dan pupuk organic cair 15 ml/liter
memberikan pengaruh terbaik terhadap tinggi tanaman, luas daun, diameter tongkol, panjang
tongkol, bobot tongkol pertanaman, dan hasil tongkol per plot.

7. Pengaruh Konsentrasi Dan Waktu Aplikasi Pupuk Organik Cair Nasa Terhadap
Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Jagung Manis Pada Tanah Sawah

Pemanfaatan pupuk organik cair untuk mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan
pupuk kandang dapat menjadi salah satu solusi dalam menigkatkan produksi jagung manis
dengan memanfaatkan lahan sawah. Penelitian dilaksanakan di Desa waimital, kecamatan
Kairatu kabupaten Seram Bagian Barat. Penelitian berlangsung dari bulan Desember 2013
sampai bulan Maret 2014. Penelitian dilaksanakan menggunakan rancangan acak kelompok
yang terdiri dari tanpa pemupukan (0 ml/L), Konsentrasi POC (7.5 ml/L , 15 ml/L , 22.5 ml/L
, dan 30 ml/L ) dan waktu aplikasi 2 MST (W1), 2 dan 4 MST (W2), serta 2, 4, dan 6 MST
(W3). Setiap perlakuan di ulang 2 kali sehingga terdapat 30 plot percobaan.
Hasil dari penelitian:
Pemberian POC Nasa dengan konsentrasi 30 ml/ L (N4) berbeda sangat nyata terhadap
konsentrasi N3 (22.5 ml/ L air),N2 (15 ml/ L air), N1(7.5 ml/ L air) dan N0 (tanpa nasa)
terhadap tinggi tanaman jagung manis umur 6 minggu setelah tanam. Diduga pemberian POC
Nasa dengankonsentrasi 30 ml/ L air (N4) berupa hara makro dan mikro yang masuk melalui
mulut daun (stomata) dapat dimanfaatkan tanaman selama periode pertumbuhan vegetatif,
sehingga mampu memberikan tinggi tanaman terbaik dibandingkan dengan konsentrasi
dibawahnya. Hal ini dapat dilihat dari komposisi N sebesar 0.12 % yang terkandung pada
POC Nasa, dimana unsur Nitrogen (N) yang diberikan lewat daun lebih cepat terserap oleh
stomata daun da n dimanfaatkan oleh tanaman dalam proses fotosintesis dengan bantuan sinar
matahari. Tetapi, beberapa pakar ilmu fisiologi tanaman menduga bahwa di samping diserap
stomata penyerapan unsur hara juga dapat melalui ektodesmata (Marschner, 1986). Tanpa
dilakukan pemberian POC Nasa lewat daun dan kurangnya unsur hara pada tanah dapat
menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung manis. Tanaman yang
kekurangan unsur hara N pada fase vegetatif akan menyebabkan tumbuh rendah.
Luas daun pada umur 6 minggu setelah tanam memberikan pengaruh yang sangat nyata
antara konsentrasi N4 dengan N2, N1, dan kontrol serta tidak berbeda nyata dengan N3. Hal
ini disebabkan perlakuan POC Nasa dengan konsentrasi 30 ml/ L (N4) dan 22.5 ml / L (N3)
mampu menyediakan unsur N (NH3) dan S (SO2) yang terserap lewat stomata yang berperan
penting dalam proses fotosintesis. Seng (Zn) dalam kloroplas juga turut membantu asimilasi
CO2 dan membuat keseimbangan CO2 dalam sel hijau daun . Hara tanaman dalam bentuk
gas, seperti SO2, NH3, dan NO2, dapat masuk lewat daun terutama lewat stomata. Hal ini di
laporkan oleh Weigi, et al., (1962) dengan menggunakan SO2 yang dilabel (35SO2) akan
cepat dimetabolis (direduksi) dan digabungkan dengan senyawa organik. Bila sulfur
15

diberikan lewat daun atau bagian atas tanaman akan lebih cepat diserap oleh tanaman dari
pada diberikan dalam bentuk SO4 pada akar.
Perlakuan POC Nasa pada semua konsetrasi tidak berbeda nyata dan hanya berbeda
nyata dengan kontrol. Hal ini disebabkan waktu pengisian tongkol jagung terutama
dipengaruhi oleh ketersediaan hara yang diterima oleh tanaman. Hara yang diterima akan
digunakan untuk membentuk asmilat, dimana asimilat akan meningkat selama pengisian dan
pertumbuhan tongkol. Pengisian dan pertumbuhan tongkol akan maksimal apabila
karbohidrat dalam tanaman cukup tersedia. Konsentrasi 30 ml/L air (N4) memberikan berat
tongkol terbaik. Hal ini selaras dengan hasil penelitian Tabri (2011) pemberian dengan
konsentrasi tertinggi (5 g/lt air) memberikan berat bobot tongkol (7.15 ton/ha) terbaik
dibandingkan dengan konsentrasi terendah dibawahnya. Nugroho et. al (1999), menyatakan
bahwa peningkatan bobot tongkol pada tanaman jagung manis seiring dengan meningkatnya
efisiensi proses fotosintesis maupun laju translokasi fotosintat ke bagian tongkol.
Kesimpulan:
Konsentrasi POC Nasa berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman
jagung manis. Konsentrasi N4 (30 ml / L air) merupakan konstrasi terbaik terhadap
peningkatan produksi berat tongkol berkelobot sebesar 286.41 g / tanaman. Waktu aplikasi
berpengaruh nyata terhadap tinggi dan luas daun pada umur 6 minggu setelah tanam. Waktu
aplikasi 2,4, dan 6 MST (W3) merupakan waktu aplikasi terbaik terhadap pertumbuhan dan
produksi jagung manis. Kombinasi konsentrasi POC Nasa dan waktu aplikasi tidak terjadi
perbedaan yang nyata terhadap semua parameter yang diamati. Pemberian POC Nasa 15 ml/
5 L air/plot mampu memberikan perubahan terhadap pH tanah dari 4.7 menjadi 5.4.,
Norganik dari 0.09 % menjadi 0.11 %, Ptersedia dari 20.2 menjadi 16.9 Ppm, dan Ktersedia
dari 73 menjadi 83 Ppm.
8. Aplikasi Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman
Jagung Manis

Pemberian berbagai dosis pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
jagung memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 28 dan
35 HST, berat tongkol, panjang tongkol dengan klobot dan panjang tongkol tanpa klobot.
Serta tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman pada umur 14 dan 21 HST dan jumlah daun
pada umur 14, 21, 28 dan 35 HST. Perlakuan terbaik untuk dosis pupuk organik cair terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman jagung adalah p4 (800 cc.l-1 atau setara 3200 l.ha-1).
Bahan yang digunakan adalah lahan podsolik, benih jagung Varietas Bonanza I, pupuk
organik cair Super Bionik diberikan 3 kali. yaitu 10 hari setelah tanam (HST), kedua pada
umur 20 HST dan ketiga pada umur 30 HST dengan cara menyemprotkan pupuk organik cair
ke daun tanaman jagung, pestisida dan air. Alat yang dipakai antara lain cangkul, parang,
gembor, hand sprayer, meteran, neraca digital, kamera dan alat tulis. Penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktor tunggal. Faktor yang diteliti adalah
dosis pupuk organik cair sebanyak 5 perlakuan yaitu : (p0) 0 cc.petak-1, (p1) 200 cc.petak-1,
(p2) 400 cc.petak-1, (p3) 600 cc.petak-1 dan (p4) 800 cc.petak-1. Masingmasing perlakuan
diulang 5 kali sehingga didapat sebanyak 25 satuan percobaan dan setiap percobaan terdiri
dari 4 tanaman sampel. Pengamatan yang dilakukan adalah pengukuran tinggi dan jumlah
16

daun umur 14, 21, 28 dan 35 (HST), berat tongkol dengan klobot per tanaman, panjang
tongkol dengan klobot dan panjang tongkol tanpa klobot Analisis data yang dipakai adalah
uji F dan dan uj lanjutan dengan DMRT (a=5%).
Hasil dari penelitian:
Hasil penelitian dan analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan aplikasi pupuk
organik cair terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung pada pengamatan tinggi
tanaman umur 14 dan 21 HST tidak memberikan pengaruh, namun padapengamatan pada
umur 28 dan 35 HST memberikan pengaruh yang sangat nyata. Hal ini disebabkan karena
pada umur 14 dan 21 HST tanaman jagung memasuki tahapan menjadi tanaman baru berada
pada fase pertumbuhan yang lambat, di mana pada fase tersebut akar tanaman belum
berkembang serta belum aktif menyerap unsur hara.
Berdasarkan analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan aplikasi pupuk organik cair
tidak bepengaruh pada semua umur pengamatan jumlah dauna dengan makin bertambahnya
perlakuan organik cair terhadap pertumbuhan dan hasil maka akan meningkatkan jumlah
daun pada perlakuan p0, p2 dan p4 sebaliknya menurun pada perlakuan p1 dan p3. Dari hasil
penelitian dan analisis ragamnya menunjukkan bahwa aplikasi pupuk organik cair terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman jagung tidak berpengaruh terhadap jumlah daun pada semua
umur pengamatan.Berdasarkan hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan aplikasi
pupuk tanaman jagung memberikan pengaruh yang sangat nyataperlakuan p4 berbeda dengan
perlakuan p0, p1, p2, dan p3. Perlakuan p0 tidak berbeda dengan perlakuan p1 dan p2, dan
perlakuan p1 dan p2 tidak berbeda dengan perlakuan p3. Perlakuan p4 memiliki berat tongkol
dengan klobot pertanaman terberat.
Berdasarkan hasil analisis ragam, aplikasi pupuk organik cair berpengaruh sangat nyata
diberikan maka makin tinggi pula berat tongkol dengan kelobot pertanaman jagung. terhadap
panjang tongkol dengan klobot tanaman jagung.perlakuan p0 memiliki panjang tongkol
dengan klobot yang tidak berbeda dengan perlakuan p4 dan berbeda dengan perlakuan p1, p2
dan p3.Berdasarkan hasil analisis ragam, aplikasi pupuk organik cair berpengaruh sangat
nyata terhadap panjang tongkol tanpa klobot tanaman jagung manis.perlakuan p3 berbeda
dengan perlakuan p0, p1 dan p2, tetapi tidak berbeda dengan perlakuan p4. Perlakuan p3
menunjukkan panjang tongkol tanpa klobot terpanjang dan merupakan perlakuan terbaik.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis ragamnya pada berat tongkol, panjang tongkol
dengan klobot dan tanpa klobot menunjukkan bahwa perlakuan aplikasi pupuk organik cair
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung memberikan pengaruh yang sangat nyata.
Kesimpulan:
Pemberian berbagai dosis pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
jagung memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 28 dan
35 HST, berat tongkol, panjang tongkol dengan klobot dan panjang tongkol tanpa klobot.
Serta tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman pada umur 14 dan 21 HST dan jumlah daun
pada umur 14, 21, 28 dan 35 HST. Perlakuan terbaik untuk dosis pupuk organik cair terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman jagung adalah p4 (800 cc.l-1 atau setara 3200 l.ha-1).
17

9. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsentrasi Pupuk Organik Cair Urine Kambing


Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt)

Untuk mendapatkan konsentrasi pupuk organik cair urine kambing yang tepat terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis. Rancangan percobaan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah rancangan acak kelompok (RAK) non faktorial yang teridiri dari
5 perlakuan yaitu P0 = 0 %, P1= 5 %, P2= 10 %, P3= 15 % dan P4= 20 %. Parameter yang
diamati adalah tinggi tanaman (cm), diameter batang (mm), jumlah daun (helai), bobot
tongkol berkelobot per plot (g), bobot tongkol berkelobot per tanaman (g), bobot tongkol
tanpa kelobot (g), diameter tongkol (g), persentase panjang tongkol berisi (%) dan produksi
tongkol berkelobot per hektar (ton). Dari hasil yang telah didapat, diketahui bahwa pemberian
berbagai konsentrasi pupuk organik cair urine kambing berpengaruh nyata meningkatkan
tinggi tanaman (cm), diameter batang (mm), bobot tongkol berkelobot per plot (g), bobot
tongkol berkelobot per tanaman (g), bobot tongkol tanpa kelobot (g), diameter tongkol (mm)
dan produksi tongkol berkelobot per hektar (ton). Pemberian berbagai konsentrasi pupuk
organik cair urine kambing berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun (helai) dan
persentase panjang tongkol berisi (%). Hasil terbaik untuk meningkatkan pertumbuhan dan
produksi tanaman jagung manis adalah pada perlakuan P3 yaitu pada konsentrasi 15 % pupuk
organik cair urine kambing
Hasil dari penelitian:
Data diketahui bahwa pemberian berbagai konsentrasi pupuk organik cair urine
kambing menunjukkan pengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman jagung manis pada
umur 4,6 dan berpengaruh sangat nyata pada umur 8 MST.Tinggi tanaman jagung manis dari
minggu ke 2 sampai minggu 8 setelah tanampada minggu ke 4 tanaman tertinggi adalah pada
perlakuan P3 (99,75 cm), sedangkan yang terendah pada perlakuan P0 (82,97 cm). Perlakuan
P3 berbeda tidak nyata dengan perlakuan P1, P2 dan P4, namun berbeda nyata dengan
perlakuan P0. Perlakuan P1 dan P4 berbeda tidak nyata dengan perlakuan P0. Pada minggu
ke 6 tanaman tertinggi adalah pada perlakuan P3 (207,83 cm), sedangkan tanaman yang
terendah adalah pada perlakuan P0 (187,55 cm). Perlakuan P3 berbeda tidak nyata dengan
perlakuan P1, P2 dan P4, namun berbeda nyata dengan perlakuan P0. Perlakuan P1 dan P4
berbeda tidak nyata dengan perlakuan P0. Pada minggu ke 8 tanaman tertinggi adalah pada
perlakuan P3 (268,58 cm), sedangkan tanaman terendah adalah pada perlakuan P0 (254,95
cm). Perlakuan P3 berbeda tidak nyata dengan perlakuan P1, P2 dan P4, namun berbeda
nyata dengan perlakuan P0. Grafik batang untuk parameter tinggi tanaman jagung manis dari
umur 2 sampai dengan 8 MST terhadap berbagai konsentrasi pupuk organik cair urine
kambing.
Data pengamatan diameter batang diketahui bahwa pemberian berbagai konsentrasi
pupuk organik cair urine kambing menunjukkan pengaruh nyata terhadap parameter diameter
batang tanaman jagung manis pada umur 4 MST dan berpengaruh sangat nyata pada umur 6
dan 8 MST. pada minggu ke 4 tanaman berdiameter terbesar adalah pada perlakuan P3 (24,21
mm), sedangkan tanaman berdiameter terkecil adalah pada perlakuan P0 (19,53 mm).
Perlakuan P3 berbeda tidak nyata dengan perlakuan P1, P2 dan P4, namun berbeda nyata
dengan perlakuan P0. Data pengamatan jumlah daun diketahui bahwa pemberian berbagai
18

konsentrasi pupuk org tanaman jagung manis umur 4, 6 dan 8 MST. Jumlah daun tanaman
jagung manis dari minggu ke 2 sampai minggu 8 setelah tanam.
Pemberian berbagai konsentrasi pupuk organik cair urine kambing menunjukkan
pengaruh yang nyata terhadap parameter bobot tongkol berkelobot per plot tanaman jagung
manis. Bobot tongkol berkelobot per plot. Bahwa bobot tongkol berkelobot per plot terberat
adalah pada perlakuan P3 (8.637,50 g), sedangkan bobot tongkol berkelobot per plot terendah
adalah pada perlakuan P0 (7.062,50 g). Perlakuan P3 berbeda tidak nyata dengan perlakuan
P1, P2 dan P4, namun berbeda nyata dengan perlakuan P0. Perlakuan P1 dan P4 tidak
berbeda nyata dengan P0.
Data pengamatan bobot tongkol berkelobot per tanaman diketahui bahwa pemberian
berbagai konsentrasi pupuk organik cair urine kambing menunjukkan pengaruh yang sangat
nyata terhadap parameter bobot tongkol berkelobot per tanaman jagung manis. Data
pengamatan persentase panjang tongkol diketahui bahwa pemberian berbagai konsentrasi
pupuk organik cair urine kambing menunjukkan pengaruh yang tidak nyata terhadap
parameter persentase panjang tongkol berisi tanaman jagung mans.
Dari hasil analisis data secara statistik, diketahui bahwa perlakuan berbagai konsentrasi
pupuk organik cair urine kambing berpengaruh nyata meningkatkan tinggi tanaman (cm),
diameter batang (mm), bobot tongkol berkelobot per tanaman (g), bobot tongkol tanpa
kelobot per tanaman (g), diameter tongkol (mm) dan produksi tongkol berkelobot per hektar
(ton). Dimana pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis semakin meningkat sejalan
dengan bertambahnya konsentrasi pupuk organik cair urine kambing yang diberikan sampai
dengan konsentrasi 15 %. Kemudian pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis
menurun pada konsentrasi 20 %.
Kesimpulan
Pemberian berbagai konsentrasi pupuk organik cair urine kambing memberikan
pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman (cm) dan diameter batang (mm) namun
berpengaruh tidak nyata terhadap parameter jumlah daun (helai). Pemberian berbagai
konsentrasi pupuk organik cair urine kambing memberikan pengaruh yang nyata terhadap
parameter bobot tongkol berkelobot per plot (g), bobot tongkol berkelobot per tanaman (g),
bobot tongkol tanpa kelobot per tanaman (g), diameter tongkol (mm) dan produksi tongkol
berkelobot per hektar (ton). Namun berpengaruh tidak nyata terhadap parameter persentase
panjang tongkol berisi (%).
10. Pengaruh Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk Organik Cair Super Natural
Nutrition Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea Mays
Saccharata Sturt.) Varietas Honey

Pengaruh pupuk kandang sapi organik air super natural nutrition terhadap pertumbuhan
dan hasil tanaman jagung manis, dan juga untuk mengetahui konsentrasi pupuk organik cair
super natural nutrition yang tepat untuk memperoleh hasil yang maksimal. Tempat penelitian
di Lahan Kelompok Tani Sumber Rezeki, Desa Mekar Susuk Luar, Kecamatan Sandaran,
Kabupaten Kutai Timur. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2016 sampai dengan
bulan Juni 2016. Penelitian menggunakan analisis faktorial 4 x 4 dan disusun dalam
19

Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan 3 kelompok (blok). Penelitian terdiri atas 2
faktor perlakuan, yaitu : Faktor I adalah Jenis Pupuk Kandang Sapi (P), terdiri atas 4 taraf,
yaitu : tanpa pupuk kandang sapi atau kontrol (p0), dosis pupuk 2,5 ton/ha setara 1 kg/petak
tanaman (p1), dosis pupuk 5 ton/ha setara 2 kg/petak tanaman (p2), dan dosis pupuk 7,5
ton/ha setara 3 kg/ha (p3). Faktor II adalah Dosis Pupuk Organik Cair Super Natural
Nutrition (N), terdiri atas 4 taraf, yaitu : tanpa pupuk organik Cair SNN atau kontrol (n0),
konsentrasi 1 ml/l.air (n1), konsentrasi 2 ml/l.air (n2), dan konsentrasi 3 ml/l.air (n3).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kandang sapi berpengaruh
sangat nyata terhadap tinggi tanaman umur 15 hari, umur 30 hari dan umur 45 hari setelah
tanam, panjang tongkol, diameter tongkol dan produksi tongkol per hektar. Tidak
berpengaruh nyata terhadap umur keluar bunga jantan dan bunga betina. Produksi tongkol
terberat terdapat pada perlakuan p3 (dosis pupuk 7,5 ton/ha), yaitu 7,04 ton/ha, yang teringan
terdapat pada perlakuan p0 (perlakuan kontrol), yaitu 6,49 ton/ha.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian secara nyata menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik cair SNN
mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman seperti tinggi, jumlah daun, jumlah anakan dan
berat basah tanaman. Semakin meningkat konsentrasi pupuk organik cair SNN yang
diberikan semakin meningkat pula pertumbuahan tanaman. Respon pertumbuhan tanaman
pada perlakuan pupuk SNN dengan konsentrasi 3 ml/l.air secara umum lebih baik
dibandingkan dengan konsentrasi 2 ml/l.air, 1 ml/l.air dan control. Hasil terbaik terdapat pada
perlakuan konsentrasi 3 ml/l.air pada tinggi tanaman umur 15, 30 dan 45 hari setelah tanam,
panjang tongkol, diameter tongkol dan berat produksi tongkol per hektar adalah berturut-turut
sebagai berikut : 53,33 cm, 152,25 cm dan 231,42 cm, 25,83 cm, 5,58 cm, dan 6,96 ton/ha.
Sedangkan yang terendah terdapat pada perlakuan kontrol (tanpa pupuk organik cair
SNN), yaitu berturut-turut : 48,75 cm, 148,75 cm, 229,08 cm, 24,25 cm, 5,07 cm, dan 6, 55
ton/ha. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik cair SNN yang diberikan lewat
daun bermanfaat untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. Unsur hara yang terkandung
dalam pupuk SNN seperti N, P, K, Mg, S, Ca, Fe, Zn dan B, berperan dalam membantu
proses metabolisme tanaman. Pemberian pupuk organik cair mampu menunjang pertumbuhan
vegetatif tanaman. Ketersediaan unsur hara merupakan salah satu faktor lingkungan yang
sangat menentukan laju partumbuhan tanaman (Gardner dkk., 1991). Bertambahnya panjang
tongkol, diameter tongkol dan berat tongkol tanaman jagung manis terjadi karena
peningkatan ketersediaan nutrisi bagi tanaman, sehingga meningkatkan jumlah dan ukuran
sel secara optimal. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa interaksi perlakuan berpengaruh
nyata terhadap tinggi tanaman umur 15 hari setelah tanam.
Tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 30 hari dan umur 45 hari
setelah tanam, umur keluar bunga jantan dan bunga betina, panjang tongkol, diameter tongkol
dan produksi tongkol per hektar. Secara umum interaksi perlakuan antara pupuk kandang sapi
dan pupuk organik cair SNN tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan
dan hasil tanaman jagung manis, hal ini disebabkan bahwa masingmasing perlakuan tidak
saling berinteraksi dan bertindak bebas satu sama lainnya. Secara umum perlakuan interaksi
yang paling baik adalah p3n3 untuk semua parameter penelitian.
20

Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian adalah sebagai berikut : Perlakuan pupuk kandang sapi
berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman umur 15 hari, umur 30 hari dan umur 45
hari setelah tanam, panjang tongkol, diameter tongkol dan produksi tongkol per hektar. Tidak
berpengaruh nyata terhadap umur keluar bunga jantan dan bunga betina. Produksi tongkol
terberat terdapat pada perlakuan p3 (dosis pupuk 7,5 ton/ha), yaitu 7,04 ton/ha, yang teringan
terdapat pada perlakuan p0 (perlakuan kontrol), yaitu 6,49 ton/ha.Perlakuan pupuk organik
cair SNN berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman umur 15 hari, umur 30 hari dan
umur 45 hari setelah tanam, panjang tongkol, diameter tongkol dan produksi tongkol per
hektar. Tidak berpengaruh nyata terhadap umur keluar bunga jantan dan bunga betina.
Produksi tongkol terberat terdapat pada perlakuan n3 (konsentrasi 3 ml/l.air), yaitu 6,55
ton/ha, yang teringan terdapat pada perlakuan p0 (perlakuan kontrol), yaitu 6,49 ton/ha.
Interaksi perlakuan berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 15 hari setelah tanam.
Tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 30 hari dan umur 45 hari setelah
tanam, umur keluar bunga jantan dan bunga betina, panjang tongkol, diameter tongkol dan
produksi tongkol per hektar.
11. Aplikasi Pupuk Organik Cair Cangkang Telur Pada Budidaya Jagung Manis (Zea
mays saccharata Sturt.)

Tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.) termasuk dalam famili Poaceae
yang dapat ditanam di dataran rendah, dataran sedang, dan dataran tinggi. Tanaman jagung
manis merupakan tanaman yang tamak akan unsur hara. Jagung manis dapat tumbuh optimal
apabila unsur hara yang dibutuhkan dapat terpenuhi dengan baik. Pemenuhan unsur hara
yang dilakukan melalui pemupukan harus diberikan secara seimbang antara pemupukan
organik dan pemupukan anorganik. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pupuk
organik cair (POC) cangkang telur terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung
manis. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-September 2021 di lahan percobaan
Politeknik Negeri Jember dengan ketinggian ±89 mdpl. Metode yang digunakan yaitu
Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial dengan perlakuan konsentrasi POC
cangkang telur. Hasil Uji-F menunjukkan bahwa pemberian POC cangkang telur memberikan
pengaruh sangat nyata pada parameter tinggi tanaman 10mst, memberikan pengaruh nyata
pada tinggi tanaman 4mst, jumlah daun 4mst, dan tingkat kemanisan jagung manis. POC
cangkang telur dengan konsentrasi 180 ml/l + 40% rekomendasi pupuk kimia memberikan
pengaruh terhadap tingkat kemanisan jagung manis dengan nilai brix sebesar
20,5°brix.Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Aplikasi POC Cangkang Telur pada
Budidaya jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt.)” memberikan pengaruh terhadap tingkat
kemanisan jagung manis dengan nilai brix sebesar 20,5°brix pada perlakuan P3 dengan
konsentrasi 180 ml/l POC cangkang telur + 40% rekomendasi pupuk kimia.
Hasil Penelitian
Pemberian POC cangkang telur memberikan pengaruh sangat nyata terhadap tinggi
tanaman pada 10mst, dan berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada 6mst, sehingga
dapat dilanjutkan dengan uji lanjut DMRT. inggi tanaman pada P0;P1;P2;P3 masing-masing
21

saat berumur 4 mst adalah 61,8 cm; 60,6 cm ; 59,6 cm; 60,0 cm, saat berumur 6 mst yaitu
160,7 cm; 162,9 cm; 155,7 cm; 157,4 cm. Pada umur 8 mst memiliki tinggi tanaman 210,4
cm; 209,7 cm;203,5 cm; 203,0 cm, dan pada umur 10 mst memiliki tinggi 223,8 cm; 219,6
cm; 213,7 cm; 211,5 cm. Hal itu menunjukkan bahwa pada tinggi tanaman jagung manis
menunjukkan selisih tinggi yang tidak signifikan.
Bahwa pemberian POC cangkang telur berpengaruh nyata terhadap jumlah daun pada 4
mst, sehingga dilanjutkan dengan uji DMRT taraf 5%. jumlah daun pada P0;P1;P2;P3
masing-masing saat berumur 4 mst adalah 11,2 helai; 10,6 helai; 10,3 helai; 10,4 helai, saat
berumur 6 mst yaitu 12,2 helai; 11,8 helai; 12,0 helai; 11,9 helai. Pada umur8 mst memiliki
jumlah daun 13,1 helai; 12,9 helai; 12,7 helai; 13,0 helai., dan pada umur 10 mst memiliki
jumlah daun 13,1 helai; 12,9 helai; 12,7 helai; 13,0 helai. Hal itu menunjukkan bahwa pada
jumlah daun tanaman jagung manis menunjukkan selisih tinggi yang tidak signifikan.
POC cangkang telur tidak berpengaruh nyata terhadap parameter berat tongkol
sehingga tidak bisa dilakukan uji lanjut DMRT. dapat diketahui bahwa rata-rata berat tongkol
tertinggi pada P0 dengan berat 340,7 gram dan rata-rata berat tongkol terendah pada P3
dengan berat 301,9 gram. Perlakuan POC cangkang telur tidak berpengaruh nyata terhadap
parameter panjang tongkol sehingga tidakbisa dilakukan uji lanjut DMRT.Perlakuan POC
cangkang telur tidak berpengaruh nyata terhadap parameter diameter tongkol sehingga tidak
bisa dilakukan uji lanjut DMRT.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Aplikasi POC Cangkang Telur pada
Budidaya jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt.)” memberikan pengaruh terhadap tingkat
kemanisan jagung manis dengan nilai brix sebesar 20,5°brix pada perlakuan P3 dengan
konsentrasi 180 ml/l POC cangkang telur + 40% rekomendasi pupuk kimia.
12. Aplikasi Pupuk Organik Cair (Poc) Dan Pupuk Anorganik Npk Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt.)

Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengaplikasian pupuk
organik cair POC NASA dan pupuk anorganik NPK terhadap pertumbuhan dan hasil jagung
manis (Zea mays saccharata Sturt.). Penelitian dilaksanakan di Desa Gapui Kecamatan
Indrajaya, Kabupaten Pidie pada bulan Juli sampai November 2020. Penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial dengan 2 faktor dan 3
ulangan. Faktor pertama adalah konsentrasi POC NASA (P) yang terdiri dari 3 taraf yaitu
(P0) = tanpa pupuk POC NASA 0 (ml liter air-1plot-1), (P1) = konsentrasi pupuk POC
NASA 5 (ml liter air-1plot-1), (P2) = konsentrasi pupuk POC Nasa 10 (ml air -1plot-1) dan
faktor kedua adalah dosis pupuk anorganik (A) yang terdiri 4 taraf yaitu A0 = tanpa pupuk
anorganik, A1 = (Urea 75 kg ha-1, SP-36 37,5 kg ha-1dan KCl 25 kg ha-1) A2 = (Urea 150
kg ha-1, SP-36 75 kg ha-1, dan KCl 50 kg ha-1). A3 = (Urea 225 kg ha-1,SP-36 112,5 kg ha-
1, dan KCl 75 kg ha1).
Hasil dan penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tanaman jagung cenderung lebih tinggi
pada umur 15 HST yang dijumpai pada perlakuan P1 yaitu 34,41 cm, sedangkan rata-rata
22

tinggi tanaman jagung pada umur 30 dan 45 HST lebih tinggi dijumpai pada P2 yaitu 85,86
cm, dan 154,25 cm. Namun secara statistik tidak berbeda nyata dengan perlakuan P0 yaitu
31,08 cm, 81,88 cm, dan 133,45 cm. Perlakuan pupuk organik cair berpengaruh tidak nyata
pada tinggi tanaman dan diameter batang, hal ini diduga pemberian pupuk organik cair yang
diaplikasikan melalui daun dengan tujuan untuk memberikan unsur hara yang dibutuhkan
oleh tanaman dalam jumlah yang relatif sedikit. Hal ini sesuai dengan pendapat Desmawita
(2010) menyatakan bahwa pemupukan melalui daun tidak dimaksud untuk memenuhi seluruh
unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, dengan demikian pemupukan melalui daun
hanyalah pelengkap dari pemupukan biasa dengan maksud untuk memperbaiki kualitas hasil
karena penambahan unsur hara unsur hara melalui daun dapat melengkapi kekurangan hara
tertentu yang dibutuhkan oleh tanaman tersebut.
Hasil uji F pada analisis ragam menunjukkan bahwa aplikasi pupuk organik cair pada
berbagai konsentrasi berpengaruh tidak nyata terhadap berat berangkasan basah dan
berangkasan kering pada umur 15 HST, namun berpengaruh sangat nyata terhadap berat
berangkasan basah dan berangkasan kering pada umur 30 dan 45 HST. Rata-rata berat
berangkasan basah dan berangkasan kering pada umur 15, 30, dan 45 HST pada berbagai
konsentrasi pupuk organik cair.
Bobot kering total tanaman terjadi penambahan apabila luas daun bertambah.
Meningkatnya luas daun maka tanaman akan menyerap cahaya secara optimal dan fotosintat
atau biomas yang dihasilkan dalam bentuk bobot kering total akan semakin besar
(Puspadewi, 2016). Handayani et al., (2014) menyatakan bahwa konsentrasi POC
memberikan pengaruh yang nyata terhadap bobot tongkol dan kelobot atau tanpa kelobot
tanaman jagung yang disebabkan nutrisi yang dibutuhkan tanaman dalam keadaan cukup dan
seimbang. Pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman memerlukan unsur N, P dan K.
unsur N untuk pembentukan karbohidrat, protein, lemak dan senyawa organik POC dengan
berbagai konsentrasi dapat meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang,
jumlah biji, dan berat tongkol. Hal ini karena kandungan POC mampu diserap maksimal oleh
tanaman sehingga fotosintesis lebih optimal. Prasetya (2014) menambahkan bahwa semakin
dewasa tanaman maka sistem perakaran berkembang semakin baik dan lengkap sehingga
serapan unsur hara N, P, dan K lebih baik, akibatnya pertumbuhan dan perkembangan
tanaman semakin meningkat (Prasetya, 2014).
KESIMPULAN
Hasil dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa Pemberian pupuk organik cair
dengan konsentrasi POC NASA (10 ml liter air-1plot-1) merupakan perlakuan terbaik yang
menunjukkan pengaruh terhadap berat berangkasan basah pada umur 30 dan 45 HST, berat
berangkasan kering umur 30 dan 45 HST. Pemberian pupuk anorganik dengan dosis A2
( 50% dari dosis anjuran) dan A3( 75% dari dosis anjuran) merupakan perlakuan terbaik yang
menunjukkan perngaruh terhadap tinggi tanaman umur 45 HST, berat berangkasan basah
umur 30 dan 45 HST, berat berangkasan basah kering umur 15, 30, dan 45 HST. Interaksi
berpengaruh sangat nyata akibat pemberian konsentrasi POC NASA dan dosis pupuk
anorganik terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis pada parameter tinggi tanaman
umur 15 dan 45 HST, berat berangkasan basah pada umur 15, 30 dan 45 HST serta berat
berangkasan kering umur 15 dan 30 HST.
23

13. Pengaruh Metode Pemberian Pupuk Organik Cair Limbah Rumah Tangga
Terhadap Serapan P Dan Hasil Jagung Manis Di Entisols

Tanah entisol memiliki masalah terhadap sifat fisik dan kimianya. Sehingga
membutuhkan pupuk organik cair dapat meningkatkan aktifitas biologi, kimia, dan fisik
tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode pemberian pupuk organik cair
limbah rumah tangga yang tepat terhadap serapan P dan hasil tanaman jagung manis (Zea
mays var saccharata sturt) pada tanah entisols. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Juli -
September 2020 di Kelurahan Beringin Raya, Kecamatan Muara Bangkahulu, Kota
Bengkulu. Penelitian disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal.
Perlakuan dalam penelitian ini adalah kombinasi dari metode aplikasi POC dan konsentrasi
POC. Metode aplikasi POC meliputi disemprotkan ke daun, disiram ke tanah, serta
disemprtokan ke daun dan disiram ke tanah, sedangan konsentrasi yang digunakan adalah
100 ml/L, 200 ml/L, 300 ml/L, dan 400 ml/L.

Hasil dan penelitian

Berdasarkan hasil analisis laboratorium tanah awal pada lahan penelitian memiliki
nilai pH tanah sebesar 5,58 yang tergolong masam, mengandung C-organik sebesar 2,71%
yang tergolong tinggi, kadar N-total sebesar 0,13 yang tergolong rendah, kadar K sebesar
0,24 yang tergolong rendah dan kadar P-tersedia sebesar 5,58 ppm yang tergolong rendah.
berdasarkan hasil analisis tersebut maka diketahui bahwa tanah yang digunakan memiliki
permasalah berupa rendahnya ketersediaan hara tanaman yang meliputi unsur N, P, dan K.
Upaya peningkatan ketersediaan hara dalam penelitian ini adalah menggunakan POC dari
limbah sayuran yang mengandung c-organik sebesar 3,189%, N-total 5,740%, P-total sebesar
0,285%, dan K-total sebesar 0,48%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi POC disemprotkan ke daun dan tanah dengan
konsetrasi 300 ml/L menghasilkan tinggi tanaman tertinggi yaitu setinggi 233,67 cm,
sedangkan kontrol menghasilkan tinggi tanaman terendah yaitu 153 cm (Tabel 3). Hal ini
dikarenakan aplikasi POC disemprotkan ke daun dan tanah dengan konsetrasi 300 ml/L
mampu menyuplai kebutuhan hara tertutama P tertinggi yang ditunjukkan dengan kadar P-
jaringan dan serapan P tertinggi. Selain menghasilkan tinggi tanaman tertinggi, aplikasi POC
yang disemprotkan ke daun dan tanah dengan konsentrasi 300 ml/L menghasilkan bobot
brangkasan kering terberat yaitu 395,90 g. Meskipun aplikasi POC yang disemprotkan ke
24

daun dan disiramkan ke tanah dengan konsentrasi 300 ml/Lmenghasilkan diameter dan bobot
tongkol berkelobot tertinggi, namun berbeda tidak nyata dengan aplikasi POC yang
disemprotkan ke daun dan disiramkan ke tanah dengan konsentrasi 100 ml/L, aplikasi POC
yang disemprotkan ke daun dengan konsentrasi 100 ml/L, dan aplikasi POC yang disiramkan
ke tanah dengan konsentrasi 100 ml/L. Oleh karena itu, aplikasi POC yang disiramkan ke
tanah dengan konsentrasi 100 ml/L lebih disarankan karena lebih menghemat dari sisi
ekonomis dibandingkan dengan konsentrasi 300 ml/L, dan lebih mudah dari segi aplikasi
dibandingkan dengan disemprotkan ke daun.

KESIMPULAN

Berdasarakan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode aplikasi POC yang
disemprotkan ke daun dan tanah dengan konsetrasi 300 ml/L adalah yang paling tepat. Hal ini
dapat dilihat dari P-jaringan tertinggi yaitu 0,40%, serapan P tertinggi yaitu 1,58 g, tinggi
tanaman tertinggi yaitu setinggi 233,67 cm, bobot brangkasan kering terberat yaitu 395,90 g,
diameter tongkol terbesar yaitu 67,20 mm, dan bobot tongkol berkelobot terberat yaitu
450,67 g. Namun hasilnya tidak berbeda nyata dengan aplikasi POC yang disemprotkan ke
daun dengan konsentrasi 100 ml/L air. Hal ini dibuktikan pada nilai hasil tinggi tanaman
205,67 cm, diameter tongkol 61,88 mm dan bobot tongkol berkelobot 408,67 g. Sehingga
aplikasi POC yang disemprotkan ke daun dengan konsentrasi 100 ml/L air lebih baik dari
segi ekonomis dan efisiensi.

14. Pengaruh konsentrasi pupuk organik cair (POC) dan dosis pupuk N,P, K
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis (Zeamays L. var Rugosa
Bonaf) kultivar Talenta

Percobaan bertujuan untuk mencari konsentrasi pupuk organik cair dan pupuk N, P, K
yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis kultivar Talenta.
Percobaan dilaksanakan dari bulan Maret hingga Mei 2014 di Kebun Percobaan Fakultas
Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang dengan ketinggian tempat ± 750 m
di atas permukaan laut. Percobaan dilakukan menggunakan metode percobaan di lapangan
dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari tujuh perlakuan dan diulang
empat kali yaitu: 1 dosis rekomendasi pupuk N, P, K ; 1 kali konsentrasi pupuk organik cair ;
2 kali konsentrasi pupuk organik cair ; 1 kali konsentrasi pupuk organik cair + ½ dosis pupuk
N, P, K ; 1 kali konsentrasi pupuk organik cair + 1 dosis pupuk N, P, K ; 2 kali konsentrasi
pupuk organik cair + ½ dosis pupuk N, P, K dan 2 kali konsentrasi pupuk organik cair + 1
25

dosis pupuk N, P, K. Hasil percobaan menunjukkan bahwa konsentrasi pupuk organik cair
dengan dosis pupuk N, P, K berpengaruh terhadap tinggi tanaman, diameter batang, luas
daun, panjang tongkol, diameter tongkol, berat tongkol, hasil tanaman, indeks panen dan total
padatan terlarut. Berdasarkan pertimbangan dari segi ekologis dan ekonomis, kombinasi 1
kali konsentrasi pupuk organik cair dengan ½ dosis pupuk N, P, K mampu memberikan
pengaruh yang lebih baik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis

Hasil dan penelitian

Berdasarkan hasil uji,pemberian pupuk N, P, K dan POC baik secara tunggopal


maupun kombinasi belum memberikan pengaruh pada tinggi tanaman jagung manis pada saat
umur 3 MST dan 4 MST karena akar tanaman belum sempurna terbentuk sehingga respon
penyerapan unsur hara masih dalam jumlah yang sedikit. Tanaman jagung manis pada saat
umur 5 MST sampai dengan 7 MST sudah terjadi pengaruh yang nyata antar perlakuan yang
diberikan terhadap pertambahan tinggi tanaman karena pemberian pupuk N, P, K pada saat 1
MST dan POC yang diberikan pada saat 2 dan 4 MST baru menunjukkan pengaruh terhadap
tinggi tanaman seiring dengan perkembangan organ tanaman jagung manis. Tanaman jagung
manis memasuki masa akhir vegetatif pada saat umur 8 MST, oleh karena itu pertambahan
tinggi tanamanbsudah mulai terhenti.

Pengamatan pertumbuhan tanaman jagung manis selain pada tinggi tanaman juga terdapat
pada diameter batang. Hasil analisis uji ragam menunjukkan adanya pengaruh kombinasi
konsentrasi pupuk organik cair dan pupuk N, P, K terhadap tinggi tanaman. Pertumbuhan
diameter batang tanaman jagung manis (Tabel 3), pada saat umur 3 MST dan 4 MST belum
menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan ukuran diameter batang tanaman.

Pengamatan luas daun dilakukan pada saat tanaman berumur 8 MST. Pada waktu tanaman
berumur 8 MST tanaman sudah memasuki fase vegetatif akhir sehingga luas daun sudah
tumbuh maksimal.

Pemberian pupuk N, P, K tunggal dan kombinasi beberapa konsentrasi POC dengan dosis
pupuk N, P, K memberikan pengaruh yang nyata terhadap luas daun namun apabila
kebutuhan hara pada tanaman telah tercukupi maka tanaman tidak dapat memberikan respon
yang tinggi terhadap pemberian pupuk tersebut. Menurut Syafruddin dkk., (2011), pemberian
unsur hara secara akurat harus sesuai dengan kebutuhan tanaman dan status hara dalam tanah
untuk mencapai tujuan peningkatan produktivitas, efisiensi dan kelestarian lingkungan. Hara
yang tidak diserap oleh tanaman akan terurai di dalam tanah.
26

Kesimpulan

Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa Kombinasi konsentrasi pupuk
organik cair dengan dosis pupuk N, P, K berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman jagung manis kultivar Talenta, meliputi tinggi tanaman, diameter batang, luas daun,
panjang tongkol, diameter tongkol, bobot tongkol, hasil tanaman, indeks panen dan total
padatan terlarut. Berdasarkan pertimbangan dari segi ekologis dan ekonomis, kombinasi 1
kali konsentrasi pupuk organik cair dengan ½ dosis pupuk N, P, K mampu memberikan
pengaruh yang lebih baik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis, serta
memiliki produktivitas yang setara dengan perlakuan 1 dosis pupuk N, P,K yaitu sebesar
17,46 ton/ha.

15. Pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis (Zeamayssaccharata) Pada


Berbagai Dosis Pupuk Organik
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil tanaman jagung
manispada berbagai dosis pupuk organik. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Baru,
Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, yang berlangsung dari bulan Mei–Juli 2013. Penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Kelompok, yang terdiri atas 6 perlakuan, yaitu A = pupuk
an organik, B = pupuk organik 5 ton/ha, C = pupuk organik 10 ton/ha, D = pupuk organik 15
ton/ha, E = pupuk organik 20 ton/ha dan F = pupuk organik 25 ton/ha. Masing-masing
perlakuan diulang tiga kali sebagai kelompok terdapat 36 tanaman. Data hasil pengamatan
dianalisis dengan sidik ragam (Uji-F), apabila hasil analisis ragam menunjukkan perbedaan
nyata dilanjutkan uji lanjut beda nyata jujur (BNJ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberian pupuk organik 15 ton/ha pada tanamanjagung manis pengaruhnya setara sama
dengan pemberian pupuk anorganik dosis 300 kg urea/ha +100 kgSP-36/ha + 100 kgKCl/ha.

Hasil dari Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kompos 25 ton/ha menghasilkan


tanaman lebih tinggi dibanding dengan perlakuan lainnya. Hal ini diduga bahwa pemberian
kompos sebanyak 25 ton/ha dapat menyumbangkan hara yang cukup tersedia untuk
pertumbuhan tanaman, karena kompos atau bahan organik selain memperbaiki sifat tanah
juga dapat membuat tanah gembur dan struktur tanah menjadi lebih remah, dapat mengikat
air serta dapat memperbaiki sifat kimia tanah dengan menyumbangkan hara ke dalam tanah
sehingga terjadi proses kenaikan volume yang disebabkan oleh perkembangan jumlah sel dari
kegiatan titik tumbuh dan pembelahan tiap sel.
27

Ketersediaan unsur hara dalam tanah dapat ditingkatkan dengan memberikan input berupa
kompos atau pupuk organik yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman untuk menunjang proses
pertumbuhan dan perkembangannya. Kompos dapat terurai oleh mikroorganisme,
dekomposisi karbohidrat sederhana seperti pati dan gula terjadi cukup cepat dengan
membebaskan karbondioksida dengan peranan bakteri nitrat, sehingga unsur hara nitrogen
menjadi tersedia. Penguraian bahan organik seperti karbohidrat, lemak atau protein menjadi
bentuk yang terlarut yang akan ditranslokasikan ke titik-titik tumbuh melalui proses
fotosintesis.

Pemberian kompos atau pupuk organik 15 ton/ha cenderung lebih efisien dibandingkan
perlakuan lainnya. Kecenderungan ini diduga karena pada dosis 15 ton/ha tanaman dapat
menyerap unsur hara sesuai dengan kebutuhannya, walaupun unsur hara tersebut tersedia
banyak. Lebih lanjut Lakitan bahwa komponen dari berbagai produk bahan organik di dalam
tanah sebagian besar diminimalisir, sehingga berbagai unsur yang ada terlepas bebas secara
berangsur-angsur, terutama persenyawaan nitrogen dan fosfat, sebagian lagi dari unsur
organik itu di transfer menjadi humus. Bahan organik yang banyak tentu memberikan hasil
yang banyak pula, karena tanaman menyerap unsur hara sesuai dengan kebutuhannya. Bahan
organik berperan sebagai unsur hara, menunjang aktivitas mikroorganisme melalui tiga
aspek, yang pertama memperbaiki sifat fisik tanah dimana penambahan bahan organik dapat
meningkatkan daya sanggah air, memperbaiki permeabilitas dan aerase tanah. Kedua
memperbaiki sifat kimia tanah dalam hal menyediakan unsur hara, memperbesar kapasitas
tukar kation (KTK) tanah dan meningkatkan kelarutan fosfat dalam tanah. Ketiga
memperbaiki sifat biologi tanah yaitu kegiatan mikroorganisme dalam menguraikan bahan
organik juga meningkat, dengan demikian unsur hara dalam tanah menjadi tersedia bagi
tanaman.

Kesimpulan

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok, yang terdiri atas 6 perlakuan, yaitu
A = pupuk an organik, B = pupuk organik 5 ton/ha, C = pupuk organik 10 ton/ha, D = pupuk
organik 15 ton/ha, E = pupuk organik 20 ton/ha dan F = pupuk organik 25 ton/ha.

Hal ini diduga bahwa pemberian kompos sebanyak 25 ton/ha dapat menyumbangkan hara
yang cukup tersedia untuk pertumbuhan tanaman, karena kompos atau bahan organik selain
memperbaiki sifat tanah juga dapat membuat tanah gembur dan struktur tanah menjadi lebih
remah, dapat mengikat air serta dapat memperbaiki sifat kimia tanah dengan
28

menyumbangkan hara ke dalam tanah sehingga terjadi proses kenaikan volume yang
disebabkan oleh perkembangan jumlah sel dari kegiatan titik tumbuh dan pembelahan tiap
sel.

16. PeningkatanPertumbuhandanHasilJagungManisdenganPemanfaatanTrichokom
posdanPOC Daun Lamtoro

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang
Sapi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays L). Rancangan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Rancangan Acak Kelompok
(RAK) dengan 5 perlakuan dan 4 ulanganyaitu K0:tanpa perlakuan, K1 : 300 g/lubang
tanaman setara dengan 3 kg/petak, K2 : 150 g/lubang tanaman setara dengan 6 kg/petak, K3 :
450 g/lubang tanaman setara dengan 9 kg/petak dan K4 : 600 g/lubang tanaman setara dengan
12 kg/petak. Hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan Statistik Analisis Ragam
(Anova), apabila berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan New Multiple
Range Tes’t (DNMRT) pada taraf 5 %. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman (cm),
diameter batang (cm), jumlahdaun (helai) danBobot Segar Tongkol Bersih Pertanaman (g)
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa Pemberian pupuk kandang sapi berpengaruh nyata
terhadap tinggi tanaman (cm), diameter batang (cm), jumlah daun (helai) dan Bobot Segar
Tongkol Bersih Pertanaman (g). Perlakuan terbaik yaitu K4 yaitu 600 g/lubang tanam.

Hasil dari Penelitian

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa aplikasi tricho kompos dan pupuk organic
cair daun lamtoro dengan perlakuan dosis yang berbeda memberikan pengaruh yang nyata
terhadap tinggi tanaman jagung manis. Hasil analisis rata-rata tinggi tanaman setelah
aplikasi tricho kompos dan pupuk organic cair daun lamtoro dapat dilihat pada Tabel 1.
Aplikasi tricho kompos dan pupuk organic cair daun lamtoro pada pengamatan minggu
ke-1 memberikan pengaruh tidak beda nyata terhadap tinggi tanaman. Hal ini diduga
karena aplikasi tricho kompos dan pupuk organic cair daun lamtoro baru saja diberikan
sehingga unsure hara yang terkandung didalam tricho kompos dan pupuk organic cair
daun lamtoro belum terserap sempurna oleh akar tanaman jagung manis. Selain itu
berdasarkan hasil penelitian Puspa dewi et al. (2016) bahwa pemberian pupuk N,P,K dan
POC belum memberikan pengaruh pada tinggi tanaman jagung manis pada saat umur
kurang dari 7 HST karena akar tanaman jagung manis belum terbentuk secara sempurna
sehingga respon penyerapan unsure hara masih dalam jumlah yang sedikit.
29

Pengamatan minggu ke-7 aplikasi trichokompos dan pupuk organik cair daun lamtoro sudah
memberikan pengaruh beda nyata terhadap tinggi tanaman karena pada minggu 7
perkembangan organ tanaman sudah tumbuh secara optimal. Tanaman jagung manis yang
tidak diberi perlakuan (T0P0) menghasilkan tinggi tanaman yang paling rendah dibandingkan
dengan tanaman jagung manis yang diberi perlakuan. Meningkatnya tinggi tanaman jagung
manis diduga karena unsur hara yang terkandung didalam tricho kompos dan pupuk organik
cair daun lamtoro mampu mencukupi kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman
Trico kompos merupakan pupuk organik yang mengandung Trichoderma sp. Yang berfungsi
sebagai dekomposer bahan organik dan sekali gusse bagai pengendali OPT. Keunggulan
tricho kompos yaitu mengandung unsur hara makro dan mikro,mampu meningkatkan
kesuburan tanah, meningkatkan agregat dan kemampuan tanah untuk menahan air,
memperbaiki drainase dan tata udara tanah, mempertinggi daya ikat tanah terhadap unsur
hara dan sebagai pengendalian OPT penyakit tular tanah.

Unsur hara N,P,K yang terkandung dalam Tricho kompos dan pupuk organik cair daun
lamtoro banyak dibutuhkan oleh tanaman terutama pada fase vegetatif. Unsur hara N, P, K
dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan tanaman terutama dalam merangsang
pembentukan tinggi tanaman dan pembesaran diameter batang.

Kesimpulan

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Rancangan


Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 4 ulanganyaitu K0:tanpa perlakuan, K1 :
300 g/lubang tanaman setara dengan 3 kg/petak, K2 : 150 g/lubang tanaman setara dengan 6
kg/petak, K3 : 450 g/lubang tanaman setara dengan 9 kg/petak dan K4 : 600 g/lubang
tanaman setara dengan 12 kg/petak. Hal ini diduga karena aplikasi trichokompos dan pupuk
organik cair daun lamtoro baru saja diberikan sehingga unsur hara yang terkandung di dalam
trichokompos dan pupuk organik cair daun lamtoro belum terserap sempurna oleh akar
tanaman jagung manis. Selain itu berdasarkan hasil penelitian Puspadewi et al. (2016) bahwa
pemberian pupuk N, P, K dan POC belum memberikan pengaruh pada tinggi tanaman jagung
manis pada saat umur kurang dari 7 HST karena akar tanaman jagung manis belum terbentuk
secara sempurna sehingga respon penyerapan unsur hara masih dalam jumlah yang sedikit.
30

17. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Sapi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil
Tanaman Jagung Manis (Zea mays L. Saccharata Sturt.)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis pupuk kandang sapi yang tepat untuk
pertumbuhan dan hasil jagung manis. Tempat pelaksanaan di Desa Pateguhan,
Gondangwetan, Pasuruan pada ketinggian ± 25 m dpl dan suhu lingkunganantara 25 - 33°C.
Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan sebagai
berikut tanpa pupuk kandang sapi, pupuk kandang sapi 15 ton ha-1, pupuk kandang sapi 20
ton ha-1, pupuk kandang sapi 25 ton ha-1 dengan enam kali ulangan. Data yang diperoleh
dari penelitian dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F), apabila terdapat pengaruh
nyata, maka dilanjutkan dengan uji BNT taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan
pemberian pupuk kandang sapi berpengaruh nyata pada setiap parameter pertumbuhan dan
hasil tanaman. Perlakuan pupuk kandang sapi 25 ton ha-1 mampu membentuk bobot kering
tanaman sebesar 10,20 g. Jagung manis yang tidak diberikan pupuk kandang sapi 25 ton ha-1
mampu membentuk bobot kering tanaman sebesar 10,20 g, keadaan ini mengalami
peningkatan sebesar 67% jika dibandingkan dengan perlakuan tanpa pupuk kandang sapi.
Bobot tongkol per hektar perlakuan pupuk kandang sapi 15 ton ha-1 sebesar 11,47 ton ha-1
sedangkan perlakuan pupuk kandang sapi 25 ton ha-1 sebesar 17,09 ton ha-1 yang
menandakan mengalami peningkatan 49%.

Hasil dari Penelitian

Pengamatan tinggi tanaman merupakan parameter pertumbuhan tanaman yang mudah


diamati sebagai parameter untuk mengetahui pengaruh lingkungan atau pengaruh perlakuan
terhadap tanaman. Tabel 1 menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk kandang sapi
menghasilkan tinggi tanaman yang berbeda nyata.

Perlakuan tanpa pupuk kandang sapi (kontrol) diperoleh rerata tinggi tanaman 119,13 cm
sedangkan hasil paling tinggi terdapat pada perlakuan 25 ton ha-1 dengan menghasilkan
139,83 cm. Hal ini diduga kandungan unsur hara dalam pupuk kandang sapi dosis 25 ton ha-1
mengandung hara N yang dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan vegetatif. Umumnya
pupuk kandang sapi mengandung Nitrogen (N) 2 - 8 %, Fosfor (P2O5) 0,2-1 %, Kalium
(K2O) 1 - 3 %, Magnesium (Mg) 1,0 - 1,5 % dan unsur mikro (Donahue et al., 1977). Sesuai
dengan pernyataan Azwarta (2020) bahwa faktor pertumbuhan, perkembangan akar serta
kemampuan akar menyerap unsur hara dipengaruhi oleh struktur tanah halus, tekstur tanah
yang remah dan ketersediaan unsur hara makro dan mikro yang sesuai.
31

Pemberian pupuk kandang dosis 25 ton ha-1 merupakan perlakuan yang tepat karenaunsur
hara yang terkandung dalam pupuk relatif banyak dan mudah diserap oleh tanaman, sehingga
menghasilkan pertumbuhan tanaman jagung manis tertinggi dibandingkan perlakuan pupuk
kandang 15 ton ha-1 dan 20 ton ha-1. Perombakan bahan organik diikuti pelepasan unsur-
unsur hara esensial tanaman seperti unsur makro (N, P, K, Ca, Mg dan S), serta unsur mikro
(Fe, Cu, Zn, Mn, Mo, B, Na dan Cl) dalam jumlah kecil.

Kesimpulan

Perlakuan pemberian pupuk kandang sapi berpengaruh nyata pada setiap parameter
pertumbuhan dan hasil tanaman. Perlakuan pupuk kandang sapi 25 ton ha-1 mampu
membentuk bobot kering tanaman sebesar 10,20 g, keadaan ini mengalami peningkatan
sebesar 67% jika dibandingkan dengan perlakuan tanpa pupuk kandang sapi. Bobot tongkol
per hektar perlakuan pupuk kandang sapi 15 ton ha-1 sebesar 11,47 ton ha-1 sedangkan
perlakuan pupuk kandang sapi 25 ton ha-1 sebesar 17,09 ton ha-1 yanag menandakan
mengalami peningkatan sebesar 49%.
32

KESIMPULAN

Dari pembandingan beberapa jurnal mengenai pengaruh pupuk organik cair terhadap
budidaya tanaman jagung manis yaitu Pemberian pupuk organik cair menunjukkan pengaruh
yang nyata pada parameter jumlah daun, panjang tongkol per sampel, diameter tongkol, berat
tongkol per tanaman dan berat tongkol per plot. Penggunaan pupuk organik cair pada dosis
25 l/ha memberikan hasil segar tongkol per hektar tertinggi, yaitu 27,83 ton, atau lebih tinggi
14,76% dari pada tanpa POC. Perlakuan pupuk organik cair berpengaruh sangat nyata
terhadap tinggi tanaman umur 15 hari, umur 30 hari dan umur 45 hari setelah tanam, panjang
tongkol, diameter tongkol dan produksi tongkol per hektar.Berdasarkan hasil penelitian yang
berjudul “Aplikasi POC Cangkang Telur pada Budidaya jagung Manis (Zea mays saccharata
Sturt.)” memberikan pengaruh terhadap tingkat kemanisan jagung manis dengan nilai brix
sebesar 20,5°brix pada perlakuan P3 dengan konsentrasi 180 ml/l POC cangkang telur + 40%
rekomendasi pupuk kimia.
33

DAFTAR PUSTAKA

(Suarsana et al., 2019)

Agustiar, Ellen L. Panggabean, & Azwana. (2016). Respon Pertumbuhan Dan Produksi
Jagung Manis (Zea saccharata Sturt) Terhadap Pemberian Pupuk Cair Bayprint Dan
Sekam. Jurnal Agrotekma, 1(1), 38–48.

Ainiya, M., Fadil, M., & Despita, R. (2019). Peningkatan Pertumbuhan dan Hasil Jagung
Manis dengan Pemanfaatan Trichokompos dan POC Daun Lamtoro. Agrotechnology
Research Journal, 3(2), 69–74. https://doi.org/10.20961/agrotechresj.v3i2.31910

Galu, G., Sutejo, H., & Kamarbayana, L. (2017). PENGARUH PUPUK KANDANG SAPI
DAN PUPUK ORGANIK CAIR SUPER NATURAL NUTRITION TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS ( Zea mays saccharata
Sturt .) Dosen Fakultas Pertanian , Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda 75124 ,
Indonesia . ABSTRAK Tana. Jurnal Agrifor, XVI(February 2016), 183–194.

Jurhana, Made, U., & Madauna, I. (2017). Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis
(Zea mays saccharata) pada Berbagai Dosis Pupuk Organik. E-Jurnal Agrotekbis, 5(3),
324–328.

Khan, Mokh. Bay’ul Maryo, Ahmad Zainul Arifin, R. Z. (2021). Jl . Ir . H . Juanda No . 68 ,


Pasuruan , Jawa Timur 67129 - Indonesia dapat tersedia . Pupuk kandang sapi
mengandung kadar selulosa yang tinggi , menyediakan unsur hara makro dan mikro bagi
tanaman , serta memperbaiki daya serap air dan ketersediaan unsu. Agroscript, 3(2),
113–120.

Kosanke, R. M. (2019). 済無 No Title No Title No Title. 41, 0–7.

Murty, F. K. (2021). Aplikasi Pupuk Organik Cair Cangkang Telur Pada Budidaya Jagung
Manis ( Zea mays saccharata Sturt .) Application of Eggshell Liquid Organic Fertilizer
in Sweet Corn Cultivation ( Zea mays saccharata Sturt .). 21(1).

Puspadewi, S., Sutari, W., & Kusumiyati, K. (2016). Pengaruh konsentrasi pupuk organik
cair (POC) dan dosis pupuk N, P, K terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung
manis (Zea mays L. var Rugosa Bonaf) kultivar talenta. Kultivasi, 15(3), 208–216.
https://doi.org/10.24198/kultivasi.v15i3.11764

Putra, M. A., Heru, W., Barchia, M. F., Herman, W., & Salamah, U. (2022). Pengaruh
34

Metode Pemberian Pupuk Organik Cair Limbah Rumah Tangga Terhadap Serapan P
Dan Hasil Jagung Manis Di Entisols. Jurnal Agroteknologi Dan Pertanian (JURAGAN),
Vol. 2 No. 2, April 2022 : 9-21, 2(2), 9–21.

Shaila, G., Tauhid, A., & Tustiyani, I. (n.d.). PENGARUH DOSIS UREA DAN PUPUK
ORGANIK CAIR ASAM HUMAT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL
TANAMAN JAGUNG MANIS Effect of Urea dose and liquid organic fertilizer humic
acid in relation to the growth and yield of sweet corn crop (Vol. 17, Issue 1).
http://jurnal.unmuhjember.ac.id/

Suarsana, M., Wahyuni, P. S., & Maliastra, M. (2019). PENGARUH DOSIS PUPUK
ORGANIK CAIR DAN NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL
JAGUNG MANIS (Zea mays-saccharata Sturt) PADA LAHAN KERING DI DESA
TELAGA. Agro Bali: Agricultural Journal, 2(1), 28–36.
https://doi.org/10.37637/ab.v2i1.367

Tustiyani*, G. S. A. T. I. (n.d.). PENGARUH DOSIS UREA DAN PUPUK ORGANIK CAIR


ASAM HUMAT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG
MANIS.

Zea, G., & Jagung, S. (2021). PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS ( Zea mays
saccharata Sturt .) Application of Liquid Organic Fertilizer ( LOF ) and NPK Inorganic
Fertilizer to Sweet Corn Growth and Yield ( Zea mays saccharata Sturt .). 25(3), 113–
120.

Anda mungkin juga menyukai