Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH PENAMBAHAN UNSUR HARA MELALUI

PEMUPUKAN DAN PEMBERIAN MIKORIZA TERHADAP


PRODUKTIVITAS KACANG HIJAU (Vigna radiata)

Dosen Pengampu : Ir. Yustina Sri Sulastri, MP

Kelompok 1 :
1. Lebona Saragih 180420008
2. Marta Yulina Munthe 200420008
3. Misael Patrick Pratama Saragih 200420011
4. Elopani Sinulingga 210420014
5. Hesron Sinulingga 210420025
6. Angela Saragih 210420028
7. Raditia Ventura Caseyda 210420040

PRODI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) sudah lama dikenal dan ditanam oleh
masyarakat indonesia, asal usul tanaman kacang hijau diduga dari kawasan India.
Penyebaran kacang hijau meluas, ditanam diberbagai daerah atau negara di
kawasan Asia beriklim panas (tropis), seperti Taiwan, Thailand, dan Filipina.
Kacang hijau dibawa masuk ke wilayah indonesia terjadi pada awal abad ke-17
oleh pedagan China dan Portugis. Penyebaran kacang hijau pada awalnya terpusat
di Pulau Jawa dan Bali, namun pada tahun 1920-an mulai berkembang di
Sulawesi, Sumatra, Kalimantan dan Indonesia bagian Timur.
Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas
penting dalam menunjang program diversifikasi pangan. Kacang hijau
mengandung gizi tinggi yaitu 58% karbohidrat, 22.9% protein, 4.9% zat besi,
0.52% vitamin B1, 0.29% vitamin B2, 0.89% kalium dan mineral lain(Sulistyo &
Yuliasti, 2013). Kacang hijau juga mengandung zat-zat yang dibutuhkan dalam
pembentukan sel darah merah sehingga dapat mengatasi efek penurunan
haemoglobin. Selain itu kacang tanah juga untuk mencegah anemia karena
mengandung fitokimia lengkap dalam membantu proses hematopoiesis
(Mariyona, 2019).Kacang hijau potensial dikembangkan karena memiliki nilai
ekonomis tinggi dengan harga cukup stabil dibandingkan komoditas pangan
lainnya (Nair et al., 2015). Selain itu, kacang hijau juga berperan dalam
meningkatkan devisa negara dan berpeluang besar dalam memasok permintaan
pasar dunia. Peningkatan jumlah penduduk menyebabkan meningkatnya
permintaan kacang hijau di Indonesia akan tetapi tantangannya adalah belum
terpenuhinya kebutuhan karena produksi terbatas (Barus et al., 2014).
Produksi kacang hijau di Indonesia masih tergolong rendah, yaitu mencapai
0,78 ton/ha, sedangkan ratarata produksi varietas unggul yang dianjurkan baru
mencapai sekitar 1,6 ton/ha, padahal pada kondisi lingkungan yang baik hasil
kacang hijau dapat mencapai 2.500-2.800 kg/ha. Salah satu faktor penyebab
rendahnya produksi tersebut adalah cara budidaya kacang hijau yang kurang baik
dan kesuburan tanah. Setiap jenis tanaman membutuhkan jenis dan jumlah unsur
hara yang berbeda. Macam dan jenis unsur hara yang tersedia di dalam tanah pada
dasarnya harus dalam kondisi yang cukup dan seimbang agar tingkat produksi
yang diharapkan dapat tercapai. Peningkatan produktivitas lahan kering masam
dapat dilakukan melalui pemupukan dan/atau pemberian bahan organik (Kristiono
dan Subandi 2013).Penggunaan pupuk organik dan anorganik memiliki dampak
positif terhadap pertumbuhan, hasil, dan serapan unsur hara pada tanaman kacang
hijau. Hal tersebut disebabkan oleh penyediaan unsur hara esensial melalui
mineralisasi pupuk organik secara kontinyu, peningkatan kapasitas tanah
menyediakan unsur, serta perbaikan sifat fisik dan biologi tanah (Meena et al.
2015).
Dalam upaya meningkatkan hasil kacang hijau perlu dilakukan rekayasa
secara biologis dan kimiawi. Salah satu rekayasa biologis adalah dengan cara
inokulasi Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) pada lahan yang marginal yang
dibarengi dengan pemberian pupuk P. Cendawan Mikoriza Arbuskular (CMA)
adalah jenis pupuk hayati berupa jamur yang bersimbiosis dengan akar tanaman.
CMA berperan dalam meningkatkan kemampuan tanaman untuk menyerap hara
terutama fosfor. Tanaman seperti kacang hijau memerlukan fosfor dalam jumlah
yang banyak agar dicapai hasil yang tinggi.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa makna dan tujuan dilakukannya pemupukan?
2. Berapa dosis pemupukan kacang hijau yang tepat?
3. Bagaimana teknik pemupukan kacang hijau yang tepat?
4. Kapan pemberian pupuk tanaman kacang hijau agar efisien?
5. Apa yang dimaksud mikoriza dan manfaatnya dalam pertumbuhan kacang
hijau.

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui makna dan tujuan dilakukannya pemupukan.
2. Untuk mengetahui dosis pemupukan kacang hijau yang tepat.
3. Untuk mengetahui teknik pemupukan kacang hijau yang tepat.
4. Untuk mengetahui waktu pemberian pupuk tanaman kacang hijau agar
efisien.
5. Mikoriza dan manfaatnya dalam pertumbuhan kacang hijau.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kacang hijau memiliki beberapa kelebihan dibandingkan tanaman pangan
lainnya, yaitu berumur genjah, lebih toleran kekeringan, dapat ditanam pada lahan
yang kurang subur, cara budidayanya mudah, dan hama yang menyerang relatif
sedikit (Kasno, 2007). Produksi kacang hijau sebagai salah satu bahan pangan
masih perlu ditingkatkan sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk.
Peningkatan permintaan dicerminkan dari adanya kecenderungan meningkatnya
kebutuhan untuk memenuhi konsumsi langsung dan pasokan bahan baku untuk
industry pangan di hilirnya (Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi 2013).
Luas areal tanam/panen kacang hijau sekitar 229. 475 ha dengan produktivitas
rendah, yakni 1,18 t/ha (BPS 2016).
Rendahnya tingkat produktivitas tersebut antara lain disebabkan oleh
pemupukan yang kurang optimal dan varietas yang produktivitasnya rendah.
Pemberian bahan organik dalam bentuk 2 kg pupuk kandang sapi/polibag (setara
333 t pupuk kandangsapi/ha), kompos, maupun kompos tandan kering kelapa
sawit meningkatkan jumlah polong per tanaman, hasil biji, dan bobot 100 biji
kacang hijau (Syafrina 2009). Hasil biji kacang hijau mencapai 1,65 t/ha dengan
pemupukan N dosis 30 kg N/ha (Assaduzzaman et al. 2008). Pemupukan 84 kg
TSP/ha pada tanah miskin P (8,5 ppm P dengan pH 8,1) meningkatkan hasil
kacang hijau 0,58 t/ha dibandingkan tanpa pupuk TSP (Ali et al. 2010).
Pemupukan 90–160 kg K/ha meningkatkan hasil kacang hijau dari 1,88 t/ha
(tanpa pupuk K) menjadi 2,51–2,70 t/ha (Fooladivanda et al. 2014). Hasil kacang
hijau 1,25 t/ha dicapai dengan pemupukan 124 kg DAP/ha dan 10 ton pupuk
kandang/ha (Abbas et al. 2011). Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa untuk
mencapai hasil kacang hijau yang optimal diperlukan pemupukan yang berbeda,
yang mungkin disebabkan oleh lingkungan yang berbeda.
Beberapa permasalahan dalam pengembangan kacang hijau adalah
kurangnya ketersediaan benih unggul dan sarana produksi, penanganan pasca
panen belum optimal, persaingan pemanfaatan lahan dengan komoditas pangan
lain, terbatasnya permodalan petani, posisi tawar petani masih lemah, kegiatan
usaha tani masih konvensional dan kebijakan pemerintah masih berpihak pada
komoditas padi, jagung dan kedelai. Salah satu penyebab rendahnya produksi
suatu tanaman adalah rendahnya tingkat kesuburan tanah tersebut. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kesuburan tanah adalah suplai
unsur hara melalui pemupukan. Pupuk adalah semua bahan yang diberikan ke
dalam tanah dengan tujuan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi
tanah. Nafos Guano merupakan pupuk majemuk organik yang berarti pupuk ini
mengandung beberapa macam unsur hara yang berbahan dasar kotoran kelelawar
(Guano) yang merupakan bahan organik alam yang tidak mempunyai efek
samping terhadap tanah dan tidak mengandung residu berbahaya baik bagi tanah
maupun tanaman. Nafos Guano mengandung unsur Hara P2O5 total : 22-26%,
CaO : 35-40%, SiO2: 8,80%, Fe2O3 : 1,6%, TiO2: 0,008%, Al2O3 : 15,90%,
MgO : 1,099%. Supermes adalah pupuk cair dengan efektifitas tinggi yang
disusun secara ilmiah dengan formula yang berasal dari tanaman tropis dan unsur-
unsur lainnya. Dirancang secara ampuh untuk mempercepat /meningkatkan
pertumbuhan, pembungaan dan pembuahan. Komposisi: C organik 11,86%, N
3%, P2O 3,79%, K2O 3,59%, Cu 0,09%, Fe 0,07%, B 0,06%, Mg 0,09%, Mn
0,08%, Zn 0,08%, dan unsur lainnya.4
Pemberian 25 kg TSP/ha sudah mencukupi kebutuhan hara bagi
pertumbuhan tanaman, karena untuk pertumbuhan vegetatif khususnya batang
tidak hanya dibutuhkan fosfor tetapi juga hara lain seperti N dan K. Fosfor sangat
penting sebagai sumber energi dalam berbagai aktifitas metabolisme. Salah satu
aktifitas metabolime tersebut adalah fotosintetis. Dengan fosfor yang cukup, laju
fotosintetis menjadi lebih optimal sehingga asimilat yang dihasilkan sebagian
dimanfatkan bagi pembentuk dan penyusun organ tanaman seperti batang, sisanya
disimpan dalam bentuk protein dan karbohidrat.Salah satu peranan fosfor adalah
mendorong pertumbuhan tunas, akar tanaman, meningkatkan aktifitas unsur hara
lain seperti nitrogen dan kalium yang seimbang bagi kebutuhan tanaman. Pada
leguminosa, fosfor berfungsi mempercepat fiksasi N dengan mendorong
pembungaan dan pembentukan biji dan buah serta mempercepat masak polong.
Secara visual kekurangan P selain tanaman tumbuh kerdil dan hasil menurun,
tidak sejelas apabila dibandingkan pada gejala yang ditimbulkan oleh unsur N dan
K. Defisiensi P sulit dideteksi pada sebagian besar tanaman. Pada beberapa fase
pertumbuhan defisiensi P bisa menyebabkan tanaman kelihatan hijau gelap.
Defisiensi P juga menunjukkan daun tanaman menguning, khususnya daun-daun
tua, karena P di dalam tanah bersifat mobil.5
Penggunaan dosis pupuk organik cair dengan teknologi unggulan,
berkualitas tinggi yang merupakan hasil ekstraksi dari berbagai bahan organik
(ikan, tanaman dan hewan) yang diproses dengan bioteknologi tinggi yang
mengandung banyak unsur makro dan mikro. Agar tujuan pemupukan tercapai,
pupuk harus diaplikasikan secara tepat. Dalam pemupukan, ada beberapa hal
penting yang harus diperhatikan, diantaranya adalah jenis tanaman yang akan
dipupuk, jenis pupuk yang digunakan, dan waktu pemberian yang tepat. Jika
ketiga hal ini terpenuhi, maka efisiensi dan efektivitas pemupukan akan tercapai.
Pupuk yang digunakan harus sesuai dengan jenis dan kondisi tanaman.6
Usaha peningkatan produktivitas kacang hijau dilakukan dengan cara
system budidaya menggunakan mulsa dan pemupukan baik pemupukan organik
maupun anorganik. Penggunaan upaya modifikasi lingkungan untuk mengurangi
penguapan air dari permukaan tanah, dan menekan pertumbuhan gulma. Budidaya
tanaman kacang hijau yang menggunakan mulsa meningkatkan laju pertumbuhan
tajuk 31.6% (Kartika & Kurniasih, 2021). Perpanjangan atau pembelahan sel saat
fase vegetatif sangat ditentukan oleh ketersediaan unsur nitrogen, fosfor, dan
kalium dalam tanah. Pupuk NPKmembantu pertumbuhan tanaman sehingga
berkembang secara maksimal (Supandji, 2018). Berdasarkan latar belakang diatas
penelitian dilakukan untuk mempelajari penggunaan mulsa, pupuk NPK dan
interaksinya terhadap produktivitas tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.).
Faktor penyebab rendahnya produksi tanaman kacang hijau pada saat ini
cenderung oleh faktor kesuburan tanah, dimana selama ini tanah yang digunakan
petani sebagai lahan budidaya tidak mampu mendukung pertumbuhan dan
perkembangan tanaman kacang hijau dikarenakan pemakaian pupuk anorganik
yang berlebihan yang membuat kualitas dari tanah itu sendiri menurun. Pemberian
pupuk anorganik harus diseimbangi dengan pemberian pupuk organik. Dalam
upaya meningkatkan hasil kacang hijau perlu dilakukan perlu dilakukan perbaikan
terhadap media tanah secara biologis dan kimiawi. Salah satu tindakan perbaikan
media tanah adalah dengan cara pemberian cendawan mikoriza pada lahan yang
marginal yang dibarengi dengan pemberian pupuk yang mengandung Posfor.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Herlinda (2010), pemberian CMA pada
tanah dapat meningkatkan persentase buah dan biji bernas pada tanaman. Hal
inikarena CMA bersifar simbiosis obligat dengan akar yang mampu meningkatkan
penyerapan, jangkauan akar, dan memberikan akses kepada akar untuk
memanfaatkan unsur hara baik dalam bentuk tersedia maupun tidak tersedia.
Disamping itu, CMA mampu membentuk hifa eksternal dan internal yang
berfungsi untuk meningkatkan penyerapan unsur hara P dan K yang memiliki
fungsi paling penting dalam meningkatkan persentase buah dan biji bernas
tanaman termasuk persentase polong bernas tanaman kacang hijau.
Salah satu jenis mikoriza yang banyak dikembangkan adalah Cendawan
Mikoriza Arbuskula (CMA). CMA merupakan cendawan yang tidak bersekat dan
diklasifikasikan dalam Glomeromycota. Cendawan Mikoriza Arbuskula memiliki
miselium luar yang longgar yang berfungsi memperluas hifa ke dalam tanah di
luar zona deplesi (Chatterjee et al., 2012). CMA termasuk golongan endomikoriza
merupakan cendawan yang bersimbiosis dengan akar tanaman. Sebagian
cendawan ini membentuk vesikular dan arbuskular di dalam jaringan korteks akar
tanaman sehingga disebut juga dengan cendawan mikoriza vesikular arbuskular.
BAB III
PEMBAHASAN
Salah satu faktor penyebab rendahnya produksi tersebut adalah cara
budidaya kacang hijau yang kurang baik dan kesuburan tanah. Setiap jenis
tanaman membutuhkan jenis dan jumlah unsur hara yang berbeda. Macam dan
jenis unsur hara yang tersedia di dalam tanah pada dasarnya harus dalam kondisi
yang cukup dan seimbang agar tingkat produksi yang diharapkan dapat tercapai.
Upaya peningkatan produktivitas kacang hijau dapat dilakukan dengan
penggunaan varietas unggul dan memperbaiki efisiensi pemupukan.
Pupuk merupakan suatu bahan sebagai sumber unsur hara baik makro
maupun mikro bagi tanaman. Pemupukan merupakan proses untuk memperbaiki
atau memberikan tambahan unsur-unsur hara pada tanah, baik secara langsung
atau tak langsung agar dapat memeuhi kebutuhan bahan makanan pada tanaman.
Pemupukan dalam budidaya tanaman untuk menyediakan unsur hara yang
seimbang pada media tanam. Pupuk anorganik berfungsi untuk menambah unsur
hara atau nutrisi dalam tanah. Pupuk NPK sumber hara untuk memenuhi
kebutuhan unsur nitrogen, fosfor dan kalium pada tanaman (Sitorus & Tyasmoro,
2019). Unsur hara nitrogen berfungsi merangsang pertumbuhan secara
keseluruhan baik batang, cabang, maupun daun, membentuk protein, lemak dan
senyawa organik lainnya serta pembentukan hijau daun. Peranan unsur hara fosfor
adalah membantu asimilasi dan pernapasan, merangsang pertumbuhan akar, dan
bahan untuk pembentukan protein. Unsur hara kalium berfungsi memperkuat
tubuh tanaman, membantu pembentukan protein dan karbohidrat (Lingga &
Marsono, 2013).
Dosis pemupukan kacang hijau dapat bervariasi tergantung pada jenis
tanah, kondisi lingkungan, dan jenis pupuk yang digunakan. Pupuk yang umum
digunakan bagi kacang hijau adalah Pupuk nitrogen (N), fosfat (P), kalium (K).
Pemberiannya pupuk dasar dilakukan 1 hari sebelum tanam atau bersamaan pada
saat tanam. Pupuk dipendam kira-kira 5 cm dari tanaman. Namun, umumnya
dosis pemupukan kacang hijau adalah sebagai berikut:
1. Pemupukan awal: sekitar 50-100 kg/ha pupuk NPK (Nitrogen, Fosfor,
Kalium) dengan perbandingan 15:15:15 atau 16:16:16.
2. Pemupukan lanjutan: sekitar 25-50 kg/ha pupuk urea atau ammonium
sulfat setiap 2-3 minggu sekali.
3. Pemupukan tambahan: jika diperlukan, dapat dilakukan pemupukan daun
dengan menggunakan pupuk cair.
Syarat lingkungan yang diperlukan untuk pertumbuhan kacang hijau
adalah tanah yang subur dan cukup lembab, suhu udara yang hangat antara 20-30
derajat Celsius, serta sinar matahari yang cukup selama 6-8 jam per hari. Selain
itu, kacang hijau juga membutuhkan drainase yang baik untuk menghindari
genangan air yang dapat merusak akar tanaman.
Berikut ini beberapa waktu pemupukan yang tepat serta manfaatnya
yakni :
1. Pemupukan awal dapat dilakukan saat persiapan lahan sebelum tanam atau
pada saat tanaman berumur sekitar 2 minggu setelah tanam. Pupuk NPK
dengan perbandingan 15:15:15 atau 16:16:16 dapat diberikan dengan dosis
sekitar 50-100 kg/ha. Pupuk ini akan membantu tanaman untuk tumbuh
dengan baik dan meningkatkan produksi.
2. Pemupukan lanjutan dapat dilakukan setiap 2-3 minggu sekali dengan
dosis sekitar 25-50 kg/ha pupuk urea atau ammonium sulfat. Pupuk ini
mengandung unsur nitrogen yang sangat dibutuhkan oleh kacang hijau
untuk pertumbuhan dan perkembangan daun dan batang.
3. Pemupukan tambahan dapat dilakukan jika diperlukan, terutama jika
tanaman mengalami kekurangan nutrisi. Pupuk cair dapat diberikan pada
daun dengan cara disemprotkan pada bagian atas dan bawah daun. Pupuk
cair ini dapat berupa pupuk organik atau pupuk anorganik yang larut
dalam air.
Pemberian pupuk NPK Mutiara (16-16-16) dengan dosis yang tepat, yang
dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, sehingga tanah
memberikan ruang tanah untuk udara dan air, memperbaiki struktur tanah dan
menjadi lebih gembur. untuk mendukung perkembangan akar tanaman. Dengan
cara ini, tanaman mudah menyerap nutrisi, memungkinkan tanaman kacang hijau
tumbuh dengan baik dan menghasilkan hasil produksi yang tinggi. Menurut
Nurhayati (2017), unsur N yang terkandung dalam pupuk merupakan komponen
bahan organik dalam benih seperti asam amino, protein, koenzim, klorofil dan
sejumlah komponen lain dalam benih, sehingga aplikasi pupuk yang mengandung
N pada tanaman akan meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Penting untuk diingat bahwa dosis pemupukan harus disesuaikan dengan
kondisi lingkungan dan jenis tanah yang ada. Jika tanah sudah subur dan kaya
akan nutrisi, maka dosis pemupukan bisa dikurangi. Namun, jika tanah miskin
nutrisi, maka dosis pemupukan harus ditingkatkan. Pemberian pupuk pada
tanaman kacang hijau yang ditabur harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak
merusak benih yang telah ditabur. Pupuk dapat dicampurkan dengan tanah di
sekitar benih atau dapat diberikan pada saat tanaman sudah tumbuh dengan baik
setelah beberapa minggu ditabur. Dosage pemupukan harus disesuaikan dengan
jenis tanah dan kondisi lingkungan yang ada.
Selain itu, teknik pemupukan juga harus disesuaikan dengan cara tanam
yang digunakan. Jika menggunakan sistem tanam monokultur, maka pemupukan
harus dilakukan secara merata di seluruh lahan. Namun, jika menggunakan sistem
tanam campuran, maka pemupukan bisa dilakukan secara terpisah pada setiap
jenis tanaman yang ditanam.
Mikoriza adalah simbiosis mutualistik antara cendawan tertentu dengan
akar tanaman yang membentuk struktur simbiotik. Melalui simbiosis dengan
tanaman, mikoriza berperan penting dalam pertumbuhan tanaman, perlindungan
terhadap penyakit, dan peningkatan kualitas tanah. Mikoriza juga merupakan jenis
mikroba tanah yang mempunyai kontribusi penting dalam kesuburan tanah
dengan jalan meningkatkan kemampuan tanaman dalam penyerapan unsur hara,
seperti fosfat (P), kalsium (Ca), natrium (N), mangan (Mn), kalium (K),
magnesium (Mg), tembaga (Cu), dan air. Hal ini disebabkan karena kolonisasi
mikoriza pada akar tanaman dapat memperluas bidang penyerapan akar dengan
adanya hifa eksternal yang tumbuh dan berkembang melalui bulu–bulu akar
tanaman (Talanca, 2010).
Salah satu jenis mikoriza yang banyak dikembangkan adalah Cendawan
Mikoriza Arbuskula (CMA). CMA merupakan cendawan yang tidak bersekat dan
diklasifikasikan dalam Glomeromycota. Cendawan Mikoriza Arbuskula memiliki
miselium luar yang longgar yang berfungsi memperluas hifa ke dalam tanah di
luar zona deplesi (Chatterjee et al., 2012). CMA termasuk golongan endomikoriza
merupakan cendawan yang bersimbiosis dengan akar tanaman. Sebagian
cendawan ini membentuk vesikular dan arbuskular di dalam jaringan korteks akar
tanaman sehingga disebut juga dengan cendawan mikoriza vesikular arbuskular.
Dosis pemberian mikoriza pada kacang kedelai yakni 25 gr/polybag 5kg
Hal ini sesuai dengan pernyataan Herlinda (2010), pemberian CMA pada
tanah dapat meningkatkan persentase buah dan biji bernas pada tanaman. Hal
inikarena CMA bersifar simbiosis obligat dengan akar yang mampu meningkatkan
penyerapan, jangkauan akar, dan memberikan akses kepada akar untuk
memanfaatkan unsur hara baik dalam bentuk tersedia maupun tidak tersedia.
Disamping itu, CMA mampu membentuk hifa eksternal dan internal yang
berfungsi untuk meningkatkan penyerapan unsur hara P dan K yang memiliki
fungsi paling penting dalam meningkatkan persentase buah dan biji bernas
tanaman termasuk persentase polong bernas tanaman kacang hijau.
Semakin tinggi dosis CMA yang diberikan maka semakin banyak jumlah
bintil akar pada tanaman kacang hijau. Hal ini disebabkan karena CMA
meyediakan unsur P tersedia dalam tanah. Unsur P membantu untuk pertumbuhan
akar tanaman yang menyokong tubuh tanaman. Tersedianya unsur P dalam tanah
dikarenakan simbiosis antara cendawan dengan akar tanaman, dimana CMA
membentuk hifa eksternal yang membantu penyerapan P yang tidak tersedia
didalam tanah. Hal ini sesuai dengan Simanungkalit, dkk (2006) yang menyatakan
bahwa hifa yang terbentuk oleh mikoriza dalam tanah mengabsorpsi P dan
mengangkutnya ke akar-akar yang dikolonisasi, dimana P ditransfer ke inang
mikoriza. Ketika fosfat di sekitar rambut akar sudah terkuras, maka hifa
membantu menyerap fosfat di tempat-tempat yang tidak dapat lagi dijangkau
rambut akar.
Menurut Oktaviani, dkk (2014) CMA dapat meningkatkan jumlah bintil
akar efektif. Bintil akar efektif mengandung leghemoglobin yang berfungsi
memfiksasi nitrogen dari udara dan dengan enzim nitrogenase akan diubah
menjadi ammonium yang dapat diserap oleh tanaman. CMA melalui hifa eksternal
yang menyerap P tidak tersedia menjadi tersedia juga membantu pembentukan
bintil akar yang maksimal pada akar tanaman kedelai. Unsur hara P dapat
digunakan bakteroid sebagai nutrisi dalam membentuk bintil akar yang maksimal.
Peningkatan bobot bintil akar sejalan dengan semakin banyaknya bakteri yang
bekerja dalam menambat nitrogen dari udara. Hal ini sesuai dengan Zein (2004)
yang menyatakan bahwa pembentukan bintil akar yang maksimal juga
membutuhkan unsur P. Ternyata unsur P yang diperlukan untuk pembentukan
bintil akar lebih banyak daripada untuk pertumbuhan tanaman leguminose itu
sendiri.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan biji pada
tanaman yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik bisa
dipengaruhi varietas tanaman itu sendiri sedangkan faktor lingkungan bisa
dipengaruhi juga oleh pemberian pupuk. Salah satunya pemberian pupuk CMA,
CMA berperan dalam meningkatkan kemampuan tanaman untuk menyerap hara
terutama fosfor (P) dan unsur hara lainnya, seperti N, K, Zn, Co, S dan Mo dari
dalam tanah, meningkatkan ketahanan terhadap kekeringan, memperbaiki agregasi
tanah, meningkatkan pertumbuhan mikroba tanah yang bermanfaat bagi
pertumbuhan tumbuhan inang serta sebagai pelindung tanaman dari infeksi
pathogen akar (Alfandi, 2015).
Keistimewaan dari CMA adalah kemampuannya dalam membantu
tanaman untuk menyerap unsur hara terutama unsur hara fosfor (P). Menurut
Hardjowigeno (2003), fosfor (P) yang merupakan salah satu unsur hara makro
esensial dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar. Pemberian P pada tanaman
kedelai memperngaruhi hasil dan komposisi biji kedelai. Bila kekurangan unsur P
pada tanaman maka dapat menghambat pertumbuhan, pemasakan buah,
danbiosintesis klorofil sehingga tanaman mengalami perubahan warna menjadi
gelap dan pengisian polong kurang maksimal
Fosfor adalah unsur hara makro yang berperan dalam fase generatif
tanaman seperti bunga, buah, atau biji. Kacang hijau adalah tanaman yang
dimanfaatkan hasil perkembangan generatifnya yang berupa biji. Oleh karena itu,
untuk memenuhi kebutuhan fosfor tersebut terutama pada lahan dengan kesuburan
rendah peran CMA sangatlah diperlukan.Beberapa keuntungan penggunaan CMA
antara lain : mengurangi input pupuk kimia, petani dapat membuat dan
memperbanyak CMA sendiri, memperbaiki kualitas tanah baik secara fisik, kimia,
dan biologi. CMA dapat hidup pada spektrum wilayah yang sangat luas, maka
potensinya sangat tinggi untuk dikembangkan dalam budidaya tanaman legume.
Jaringan hipa eksternal dari mikoriza akan memperluas bidang serapan air
dan hara. Disamping itu ukuran hifa yang lebih halus dari bulu-bulu akar
memungkinkan hifa dapat menyusup ke pori-pori tanah yang paling kecil (mikro)
sehingga hipa bisa menyerap air pada kondisi kadar air tanah yang sangat rendah.
Serapan air yang lebih besar oleh tanaman bermikoriza, juga membawa unsur hara
yang mudah larut dan terbawa oleh aliran masa seperti N, K dan S. sehingga
serapan unsur tersebut juga makin meningkat. Disamping serapan hara melalui
aliran masa, serapan P yang tinggi juga disebabkan karena hipa cendawan juga
mengeluarkan enzim phosphatase yang mampu melepaskan P dari ikatan-ikatan
spesifik, sehingga tersedia bagi tanaman.

BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah pengaruh
pemupukan terhadap produktivitas kacang hijau (Vigna radiata L.), yakni :
1. Salah satu faktor penyebab rendahnya produksi tersebut adalah
cara budidaya kacang hijau yang kurang baik dan kesuburan tanah.
Setiap jenis tanaman membutuhkan jenis dan jumlah unsur hara
yang berbeda. Macam dan jenis unsur hara yang tersedia di dalam
tanah pada dasarnya harus dalam kondisi yang cukup dan
seimbang agar tingkat produksi yang diharapkan dapat tercapai.
Peningkatan produktivitas lahan kering masam dapat dilakukan
melalui pemupukan.
2. Jenis pupuk yang umumnya digunakan dalam budidaya kacang
hijau yakni pupuk anorganik contohnya NPK sebagai sumber
haracuntuk memenuhi kebutuhan unsur nitrogen, fosfor dan
kalium. Pupuk organic cair umumnya digunakan saat pemberian
pupuk dasar dan pemupukan tambahan, bahannya dapat berupa
pupuk hijau dicampur kotoran ternak.
3. Dosis pemupukan kacang hijau bervariasi tergantung pada jenis
tanah, kondisi lingkungan, dan jenis pupuk yang digunakan.
Pemupukan awal sekitar 50-100 kg/ ha pupuk NPK, pemupukan
lanjutan : sekitar 25-50 kg/ha pupuk urea dan pemupukan
tambahan apabila diperlukan dengan menggunakan pupuk cair.
4. Pemberian pupuk pada tanaman kacang hijau yang ditabur harus
dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak benih yang telah
ditabur. Pupuk dapat dicampurkan dengan tanah di sekitar benih
atau dapat diberikan pada saat tanaman sudah tumbuh dengan baik
setelah beberapa minggu ditabur. Dosage pemupukan harus
disesuaikan dengan jenis tanah dan kondisi lingkungan yang ada.
5. Mikoriza adalah simbiosis mutualistik antara cendawan tertentu
dengan akar tanaman yang membentuk struktur simbiotik. Melalui
simbiosis dengan tanaman, mikoriza berperan penting dalam
pertumbuhan tanaman, perlindungan terhadap penyakit, dan
peningkatan kualitas tanah. Mikoriza juga merupakan jenis
mikroba tanah yang mempunyai kontribusi penting dalam
kesuburan tanah dengan jalan meningkatkan kemampuan tanaman
dalam penyerapan unsur hara, seperti fosfat (P), kalsium (Ca),
natrium (N), mangan (Mn), kalium (K), magnesium (Mg), tembaga
(Cu), dan air. Hal ini disebabkan karena kolonisasi mikoriza pada
akar tanaman dapat memperluas bidang penyerapan akar dengan
adanya hifa eksternal yang tumbuh dan berkembang melalui bulu–
bulu akar tanaman.
DAFTAR PUSTAKA

Atman. 2007. Teknologi budidaya kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) di lahan
Sawah. Jurnal Ilmiah Tambua VI : 89-95.
Balitkabi. 2005. Teknologi Produksi Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian. Balai
Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian.
D.R, -Nurhayati. (2017). The Effect Of Coconut Shell Charcoal On Sesame
( Sesamum Indicum L .) Yield Grown On Coastal Sandy Land Area In
Bantul , Indonesia. International Research Journal Of Engineering And
Technology (Irjet), 4(9), 1035–1041.
Https://Irjet.Net/Archives/V4/I9/IrjetV4i9183.Pdf
Hilman, Y., A. Kasno, dan N. Saleh. 2004. Kacang-kacangan dan umbi-umbian:
Kontribusi terhadap ketahanan pangan dan perkembangan teknologinya.
Dalam Makarim, et al. (penyunting). Inovasi Pertanian Tanaman Pangan.
Puslitbangtan Bogor, 95-132.
Kartika, M. N., & Kurniasih, B. (2021). Pengaruh Irigasi Tetes dan Mulsa
terhadap Pertumbuhan Tajuk Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum L.)
di Lahan Kering Gunungkidul. Vegetalika.
https://doi.org/10.22146/veg.55590
Kementerian Pertanian Budidaya Aneka Kacang dan Umbi. 2012. Buletin Kacang
Hijau. http://pusdatin.setjen.deptan.go.id/ditjentp/files/Buletin
_Kc_Hijau.pdf.
Lingga, P., & Marsono. (2013). Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya.
Setyamidjaja, D. 1986. Pupuk dan Pemupukan. Jurnal Bertua, Irianto Dan
Ardiyaningsih, 2012. http://onlinejournal.unja.ac.id/index.php/bio
plante/article/download/811/705.
Supandji. (2018). Pengaruh Dosis Pupuk N P K Dan Beberapa Varietas Terhadap
Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Tanaman Kacang Panjang.
Agrinika
Susila, Anas D. 2006. Panduan Budidaya Tanaman Sayuran. Bagian Produksi
Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah. Gava Media. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai