I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kangkung merupakan salah satu anggota famili Convolvulaceae. Tanaman
darat (Ipomoea reptans Poir), dan kangkung hutan (Ipomoea crassiculatus Rob.)
sayuran yang bernilai ekonomi dan persebarannya meluas cukup pesat di daerah
kangkung secara intensif dan komersial adalah Taiwan, Thailand, Filipina, dan
Indonesia.
Kangkung cabut umumnya dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dan
Kangkung cabut merupakan tanaman yang relatif tahan kekeringan dan memiliki
pemeliharaannya, dan memiliki masa panen yang pendek (Suratman et al., 2000).
sebagian kecil yang ditanam secara intensif dilahan kering, sehingga optimalisasi
lengkap, diantaranya protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, fosfor, zat besi,
natrium, kalium, vitamin A, B, C, dan karoten (Polii, 2009). Selain itu, tanaman
kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi dan banyaknya rumah makan yang
menyajikan sayur kangkung sebagai salah satu menu mereka. Produksi kangkung
2
tanaman lainnya (Parni, 2012). Dari aspek sosial dan ekonomi, tanaman kangkung
darat memiliki prospek yang cukup baik jika dikembangkan ke arah agribisnis.
(Sawasemariai, 2012).
Meski harga sayuran kangkung relatif lebih murah, namun bila
kangkung makin luas karena tidak hanya dapat dijual di pasar-pasar lokal di
daerah, tetapi juga telah banyak dipesan oleh pasar-pasar swalayan. Dengan
akar sering mengalami hambatan, sehingga unsur hara yang diserap tanaman
yang lebih cepat dan efektif dibanding melalui akar, sehingga pengaruh pupuk
tinggi dan merupakan salah satu sumber protein dalam pola pangan penduduk
Indonesia. Kebutuhan kacang tanah dari tahun ke tahun terus meningkat sejalan
(Adisarwanto, 2000).
Sulawesi dan kini telah ditanam di seluruh Indonesia. Dari data yang di peroleh
dari BPS (Badan Pusat Statistik) di tiap provinsi di Indonesa pada tahun 2009,
628.660 ha dan produksinya sekitar 763.507 Ton. Dari tahun ke tahun luas
2006 seluas 706.753 hektar menjadi 660.480 hektar pada tahun 2007 dan pada
tahun 2009 luas areal pertanamannya sekitar 628.660 hektar. Produksi hasil
kacang tanah dari tahun ke tahun pun menurun seiring berkurangnya lahan
pertanian khususnya luas areal kacang tanah. Pada tahun 2006 produksi hasil
sekitar 838.096 ton, pada tahun 2009 sekitar 763.507 ton selama tahun 2006
sampai 2009 produksi hasil kacang tanah berkurang 74.569 ton, tidak
pengetahuan yang baik tentang kacang tanah dan penggunaan benih unggul
teknik produksi dan benih unggul pemerintah perlu ikut andil dalam pendanaan
serta tenaga penyuluh pertanian pada tiap daerah sehingga bangsa kita tidak
perlu lagi impor kacang tanah dari Negara lain (Badan Pusat Statistik, 2010).
hortikultura dari famili Solanaceae yang memiliki nilai ekonomi tinggi (Cahyono,
4
2003). Cabai rawit digunakan sebagai bumbu masakan dan bahan obat (Heyne,
1987). Menurut Rukmana (2002), secara umum buah cabai rawit mengandung zat
gizi antara lain lemak, protein, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, B1,
B2, C dan senyawa alkaloid seperti capsaicin, oleoresin, flavanoid dan minyak
ramuan obat tradisional, industri pangan dan pakan unggas. Produktivitas cabai
rawit di Indonesia rata-rata masih rendah. Pada tahun 2009 produksi cabai rawit
5,07 ton/ha, pada tahun 2010 turun menjadi 4,56 ton/ha, dan pada tahun 2011
produksi menjadi 5,01 ton/ha (Biro Pusat Statistik, 2011). Kendala yang
menyerang cabai adalah antraknosa, layu bakteri dan virus (Syukur et al., 2009).
Penyakit kuning, penyakit bulai dan penyakit kerdil yang disebabkan oleh virus
organik seperti sisa-sisa tanaman, fosil manusia dan hewan, kotoran hewan, dan
batu-batuan organik yang terbentuk dari tumpukan kotoran hewan selama ratusan
tahun (Simanungkalit et al., 2006). Jenis pupuk organik terbagi menjadi pupuk
organik padat (pupuk kandang, pupuk kompos, dan humus) dan pupuk organik
kekurangan unsur hara dan mampu menyediakan hara secara cepat (Hadisuwito,
2007). Salah satu alternatif bahan dasar pupuk organik cair dapat berasal dari
ekstrak alga cokelat, yaitu Turbinaria sp. sebab di Indonesia memiliki beragam
5
jenis rumput laut dan diperkirakan ada sekitar 555 jenis rumput laut tersebar di
Pada pupuk kompos fungsi penyedia unsur hara bagi tanaman bersifat
lambat serta konsentrasinya rendah sehingga apabila jumlah kompos padat tidak
cukup banyak maka pasokan unsur hara bagi tanaman harus ditambah dari
kompos cair atau pupuk organik cair. Selain itu, proses pembuatan kompos lebih
(Suiatna, 2010).
Dalam bercocok tanam, terdapat beberapa pola tanam agar efisien dan
memudahkan kita dalam penggunaan lahan, dan untuk menata ulang kalender
penanaman. Pola tanam sendiri ada tiga macam, yaitu : monokultur, polikultur
(tumpangsari), dan rotasi tanaman. Ketiga pola tanam tersebut memiliki nilai plus
dan minus tersendiri. Pola tanam memiliki arti penting dalam sistem produksi
tanaman.
keteknikan dan sosial ekonomi). Pola tanam di daerah tropis seperti di Indonesia,
pada lahan dalam waktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa dalam barisan-
barisan tanaman. Penanaman dengan cara ini bisa dilakukan pada dua atau lebih
6
jenis tanaman yang relatif seumur, misalnya jagung dan kacang tanah atau bisa
juga pada beberapa jenis tanaman yang umurnya berbeda-beda. Untuk dapat
sebaiknya disesuaikan dengan ketersediaan air yang ada selama pertumbuhan. Hal
ini dimaksudkan untuk menghindari persaingan (penyerapan hara dan air) pada
suatu petak lahan antar tanaman. Pada pola tanam tumpangsari sebaiknya dipilih
B. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui dan memahami macam-macam pola tanaman
2. Mengetahui dan memahami pola tanam berdasarkan kondisi lahan
3. Mengetahui dan memahami penetapan awal musim pada tumpang sari
4. Mengetahui contoh-contoh pola tanam
5. Mengetahui keuntungan dan kelemahan pola tanam tumpangsari.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kangkung
Burma,
Indonesia, China Selatan, Australia dan bagian negara Afrika. Kangkimg termasuk
batangnya kecil, bulat panjang, bagian dalamnya berlubang, dan bergetah. Selain
itu, kangkung merupakan sumber vitamin A, vitamin C dan mineral seperti zat
besi, kalsium, kalium, dan fosfor (Nazaruddin, 2003). Menurut Palalada (2006)
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Famili : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea
Spesies : Ipomoea reptans Poir
Kangkung berfungsi sebagai obat tidur karena dapat menenangkan saraf
Akamya digunakan untuk mengobati penyakit wasir sedangkan zat besi yang
Bagian tanaman kangkung yang paling penting adalah batang muda dan pucuk-
Budidaya Kangkung
Kangkung yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat terdiri dari dua jenis
yaitu kangkung air dan kangkung darat. Kangkung air (Ipomea aquatica) tumbuh
secara alami di sawah, rawa atau parit-parit. Tangkai daunnya panjang, bunganya
berwarna ungu, daunnya lebar dan berwama hijau tua. Kangkimg darat bunganya
berwama putih polos, ujung daun meruncing dan berwama hijau keputih-putihan.
Kangkung dapat tumbuh dengan cepat dan memberikan hasil dalam waktu
berbagai macam iklim dan kondisi tanah. Temperatur ideal untuk pertumbuhan
sayuran kangkung (Palalada, 2006). Budidaya sayuran ini dapat dilakukan dengan
hasil yang optimal. Sayuran yang terawat dengan baik dapat menghasilkan 10-16
B. Kacang tanah
lurus. Akar cabang ini mempunyai bulu akar yang bersifat sementara dan
berfungsi sebagai alat penyerap hara. Bulu akar ini dapat mati dan dapat juga
menjadi akar permanen. Jika tetap permanen, akar akan berfungsi terus sebagai
penyerap hara tanaman dari dalam tanah. Kadang polongnya mempunyai alat
penghisap, seperti bulu akar yang dapat menyerap hara makanan pula.
cm.Selain itu juga memiliki akar serabut juga mempunyai akar lateral
sepanjang 5-25 cm. Pada akar serabut dan lateral terdapat bulu akar. Fungsi
bulu akar untuk menghisap air dan unsur hara. Bintil - bintil akar terdapat pada
akar lateral dan mengandung bakteri rizobium yang mampu mengikat unsur
Batang tanaman kacang tanah berbentuk perdu yang tingginya 30-50 cm.
Dilihat dari tipe pertumbuhan batangnya, dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe
tegak dan menjalar. Tipe tegak berumur lebih genjah (100-120 hari) dan
(Nurwidada, 1998).
Daun kacang tanah berdaun majemuk bersirip genap terdiri atas empat
anak daun dengan tangkai daun agak panjang. Helaian anak daun ini bertugas
menerima cahaya matahari sebanyak banyaknya. Daun kacang tanah mulai gugur
pada akhir masa pertumbuhan dan dimulai dari bagian bawah. Selain
berhubungan dengan umur, gugur daun kadang ada hubungannya dengan faktor
atas. Petani lebih menyukai tipe tegak sebab umur panennya pendek, 100 120
hari. Selain itu, buahnya hanya beruas ruas pada pangkal utama dan cabangnya.
Tiap polong berrbiji antara 2-4 butir sehingga masaknya bias bersamaan. Tanaman
66cm. Tipe ini umumnya antara 5-7 bulan atau sekitar 150-200 hari. Tiap ruas
tidak bersamaan. Tiap polong umunya berbiji dua butir. Tanaman kacang tanah
Kacang tanah mulai berbunga kira kira pada umur 4-5 minggu. Bunga
keluar pada ketiak daun. Bentuk bunganya sangat aneh. Setiap bunga seolah olah
bertangkai panjang berwarna putih. Tangkai ini sebenarnya bukan tangkai bunga
tetapi tabung kelopak. Mahkota bunga berwarna kuning. Bendera dari mahkota
bunganya bergaris garis merah pada pangkalnya. Umur bunganya hanya satu
hari, mekar di pagi hari dan layu pada sore hari (Nasir, 2002).
10
Penyerbukan silang secara alami sangat kecil, kira - kira 0,5%. Penyerbukan
ginofora yang menjadi tangkai polong. Cara pembentukan polong adalah mula -
mula ujung ginofora yang runcing mengarah ke atas. Setelah tumbuh. Ginofora
Polong polong kacang tanah berisi antar 1 sampai dengan 5 biji. Biji
kacang tanah berkeping dua dengan kulit ari berwarna putih, merah atau ungu
terlalu keras dan kering atau batanya terlalu tinggi (Allard, 2005).
C. Cabai Rawit
cengis, ceplik, atau cempling. Dalam bahasa Sunda cabai rawit disebut cengek.
Sementara orang-orang di Nias dan Gayo menyebutnya dengan nama lada limi
dan pentek. Secara internasional, cabai rawit dikenal dengan nama thai pepper
Class : Magnoliopsida
Order : Solanales
Family : Solanaceae
Genus : Capsicum
Species : Capsicum frutescens L.
Cabai rawit adalah tanaman perdu yang tingginya hanya sekitar 50-135
cm. tanaman ini tumbuh tegak lurus ke atas. Akar cabai rawit merupakan akar
tunggang. Akar tanaman ini umumnya berada dekat dengan permukaan tanah dan
melebar sejauh 30-50 cm secara vertikal, akar cabai rawit dapat menembus tanah
sampai kedalaman 30-60 cm. Batangnya kaku dan tidak bertrikoma. Daunnya
merupakan daun tunggal yang bertangkai. Helaian daun bulat telur memanjang
atau bulat telur bentuk lanset, dengan pangkal runcing dan ujung yang menyempit
Letaknya berselingan pada batang dan membentuk pola spiral (Tjandra, 2011).
Bunga cabai rawit terletak di ujung atau nampak di ketiak, dengan tangkai
tegak ( Steenis et al., 2002). Hal ini juga didukung oleh penyataan Tjandra (2011),
yang mengatakan bahwa bunga cabai rawit keluar dari ketiak daun. Warnanya
putih atau putih kehijauan, ada juga yang berwarna ungu. Mahkota bunga
berjumlah 4-7 helai dan berbentuk bintang. Bunga dapat berupa bunga tunggal
atau 2-3 letaknya berdekatan. Bunga cabai rawit ini bersifat hermaprodit
(berkelamin ganda). Buah buni bulat telur memanjang, buah warnanya merah,
rasanya sangat pedas, dengan ujung yang mengangguk 1,5-2,5 cm. Buah cabai
rawit tumbuh tegak mengarah ke atas. Buah yang masih muda berwarna putih
kehijauan atau hijau tua. Ketika sudah tua menjadi hijau kekuningan, jingga.
12
Syarat Tumbuh
1 Iklim
semakin tinggi suatu daerah maka suhu akan semakin turun (Suprapto, 2006 ).
2 Tanah
macam tanah yang penting tanah itu dapat menyerap air dengan baik dan
mengalirkannya kembali dengan lancar. Pada tanah berat , kacang tanah cabai
rawit dengan kangkung masih dapat tumbuh asalkan pengolahan tanah dilakukan
dengan sempurna, tetapi waktu pemanenan harus hati hati, jangan sampai banyak
3 Varietas
mereka berada pada lingkungan yang sesuai dan sebaliknya tidak ada pengaruh
D. Tumpang Sari
1. Pola Tanam
sama atau berbeda). Contoh : kacang tanah, cabai rawit dengan kangkung darat.
13
maksimum. Contoh: jagung muda, padi gogo, kacang tanah, ubi kayu.Tanaman
Bersisipan (Relay Cropping): pola tanam dengan cara menyisipkan satu atau
beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok (dalam waktu tanam yang
bersamaan atau waktu yang berbeda). Contoh: jagung disisipkan kacang tanah,
(Mixed Cropping): penanaman terdiri atas beberapa tanaman dan tumbuh tanpa
diatur jarak tanam maupun larikannya, semua tercampur jadi satu Lahan efisien,
tetapi riskan terhadap ancaman hama dan penyakit. Contoh: tanaman campuran
Pola tanam rotasi merupakan pola tanam yang dikembangkan dengan cara
tanaman secara bersama-sama atau dengan interval waktu yang singkat, pada
ditujukan untuk memanfaatkan lingkungan (hara, air dan sinar matahari) sebaik-
utamanya
Menambah penghasilan tiap kesatuan luas tanah
Memberikan penghasilan sebelum tanaman utama menghasilkan.
persaingan unsur hara, air yang berasal dari dalam tanah. Sistem perakaran yang
karena berasal dari akar seminal dan akar buku. Sedangkan tanaman dikotil pada
Dalam pengaturan tumpang sari tanaman monokotil dengan tanaman dikotil dapat
dilakukan kalau dipandang dari sifat perakarannya, misalnya tumpang sari jagung
dengan jeruk manis. Jeruk manis dapat tumbuh dengan baik, sedangkan tanaman
kandang, bibit Kacang tanah, bibit Cabai rawit, dan bibit Kangkung, Urea, KCL,
TSP. Sedangkan alat yang digunakan adalah cangkul, gembor, mesin rumput,
C. Pelaksanaan Praktikum
1. Pembukaan lahan
dengan luas lahan 6 x 1.2 meter. Pengerjaan olah lahan di laksanakan pada
dan cangkul.
2. Penanaman
dedaunan kering yang benih nya tersebut di semai dengan polibag ukuran kecil.
16
3. Pemupukan
4. Pemeliharaan
jagung tersebut.
D. Parameter Pengamatan
tanaman dilakukan 2 hari sekali setelah tanam. Pada pola tanaman tumpang
sari pada tanaman kangkung cabut/darat, cabai rawit dan kacang tanah.
17
23/11/16 6 5 6 6 7 30 cm 6 cm
07/12/1 9 12 11 9 13 53 cm 10,8 cm
6
14/12/1 12 16 14 13 22 85 cm 17 cm
membentuk individu baru. Daya tumbuh benih yang baik berkisar 85% s/d > 90%.
Pada proses pertumbuhan benih tanaman kacang tanah dapat dibedakan dalam dua
1. Stadia vegetatif
fase pertumbuhan vegetatif; akar, batang, dan daun yang cepat, yang akhirnya
2. Stadia generatif
fase reproduksi. Sedangkan proses selanjutnya termasuk fase masak yang dimulai
Hasil dari 4 sample benih cabai rawit hampir sama dalam hal keseluruhan,
yakni antara 4-5 dan 6-7 cm. total tinggi pengukuran pertama 18 cm dengan rerata
4,5 cm sedangkan pengukuran ke dua dengan total 25 cm dengan rerata 6,25 cm.
sangat bervariasi, dari banyak nya benih yang di tanam hanya 7 tanaman yang di
ukur tingi tanaman nya mungkin karna ke-7 sample telah mewakili dari banyak
nya sample yang ada. Pengukuran tinggi tanaman di lakukan 2 hari sekali dan
tiap-tiap tanaman memiliki pertumbuhan tinggi sekitar 2-3 cm per 2 hari nya.
V. PENUTUP
19
A. Kesimpulan
menanam lebih dari satu jenis tanaman pada suatu hamparan lahan dalam periode
kangkung, cabai dan kacang tanah dapat dicapai melalui penerapan pola tanam
tumpangsari karena dari segi usaha tani teknik pola tanam yang dari segi
panen serta meningkatkan C-organik tanah dan sifat kimia tanah lainnya sehingga
kangkung, cabai dan kacang tanah adalah merupakan pola tumpangsari yang
pertumbuhan, teknik pemeliharaan dan OPT yang ada juga sama sehingga
B. Saran
kedepannya serta di tahun yang akan datang memulai praktikum dengan cepat
pembutan laporan di mulai dan mendapatkan hasil yang sesuai dan signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
20
Yusrinawati, A., dkk. 2006. Pengaruh pemberian beberapa macam pupuk daun
terhadap pertumbuhan dan hasil tiga varietas kangkung darat (Ipomoea
reptans) di lahan pasir pantai. Prosiding seminar skripsi. Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta.
DOKUMENTASI
21
Tanaman Kangkung yang di Tum pang sarikan dengan Cabai dan Kacang Tanah
22
Tanaman Cabai Rawit yang telah beumur dan sedang tahap pengukuran.
23
Tanaman Kangkung cabut/darat yang telah berumur dan sedang tahap pengukuran
Tanaman Kacang Tanah yang telah berumur dan sedang tahap pengukuran