PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam usaha budidaya harus diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
tanaman secara ekologi yang dalamnya terdapat faktor biotik dan abiotik serta factor
pengelolaan yang dilakukan oleh manusia. Kondisi tanah dan iklim termasuk ke dalam faktor
abiotik sedangkan organisme lain baik yang sejenis (antar individu tanaman dalam suatu
populasi) maupun yang berlainan jenis, misalnya : jenis tanaman lain dalam sistem tumpang sari,
hama, penyakit dan gulma termasuk pada faktor biotik. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan
sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai
dekomposer. Tanaman dalam kondisi alamiah maupun dibudidayakan dengan pertanian
seringkali mengalami stres akibat kondisi lingkungan (environmental stresses). Stres biasanya
didefinisikan sebagai faktor luar yang tidak menguntungkan yang berpengaruh terhadap
tanaman.
Pertumbuhan tanaman dapat dipengaruhi dalam berbagai cara oleh lingkungan. Kondisi
lingkungan yang sesuai selama pertumbuhan akan merangsang tanaman untuk berbunga dan
menghasilkan benih. Kebanyakan speises tidak akan memasuki masa reproduktif jika
pertumbuhan vegetatifnya belum selesai dan belum mencapai tahapan yang matang untuk
berbunga. Pertumbuhan suatu tanaman yang diproduksi akan selalu dipengaruhi oleh faktor
dalam maupun faktor luar dari tanaman itu sendiri. Faktor dalam dari taman itu adalah genetika
dari tanaman tersebut yang terekspresikan melalui pertumbuhan sehingga diperoleh hasil,
sedangkan faktor luarnya adalah faktor biotik maupun abiotik yang meliputi unsur unsur yang
menjadi pengaruh pada kualitas dan kuantitas produksi alam, antara lain iklim, curah hujan,
kelembaban, intensitas cahaya, kesuburan tanah, serta ada tidaknya hama dan penyakit. Oleh
sebab itu, mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tentunya menjadi
sangat bermanfaat. Untuk dapat memanfaatkan unsur unsur tersebut secara optimal maka perlu
adanya perlakuan khusus pada tanaman tersebut, antara lain pengolahan tanah, pemilihan bibit
atau varietas unggul, pengaturan kebutuhan benih pada petak, pengaturan jarak tanam,
pengaturan pemupukan, pengaturan air irigasi, pengendalian hama dan penyakit, hingga akhirnya
diperoleh hasil panen atau produksi pertanian.
Makhluk hidup adalah makhluk yang memiliki ciri-ciri kehidupan seperti bernapas,
bergerak, dan berkembang biak. Seperti yang diketahui bahwa tidak ada makhluk hidup yang
dapat hidup sendiri di alam kehidupan ini, tetapi selalu terjadi saling ketergantungan di antara
makhluk hidup tersebut.
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya
alam seperti tanah, air, energy surya, mineral, serta flora fauna yang tumbuh di atas tanag
maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan
bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Makhluk hidup dan lingkungan sangat erat kaitannya. Semua makhluk menjalani hidup
dan semua kegiatannya akan berkaitan dengan lingkungan. Makhluk hidup bernapas
memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Makhluk hidup makan, minum, dan melakukan
kegiatannya semuanya memerlukan lingkungan.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian makhluk hidup dan lingkungan
2. Untuk mengetahui hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungan
3. Untuk mengetahui unsure biotic sebagai factor lingkungan
4. Untuk memenuhi syarat mata kuliah ekologi tanamn
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Tidak ada makhluk hidup yang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, termasuk
manusia. Misalnya, agar dapat bertahan hidup manusia perlu makan. Makanan manusia berasal
dari tumbuhan dan hewan. Sementara itu hewan peliharaan dan tumbuhan tidak dapat hidup
2
dengan baik tanpa bantuan manusia. Hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya
dapat digambarkan sebagai berikut : Individu populasi komunitas ekosistem biosfer.
1. Individu
Individu adalah setiap anggota populasi. Dalam kehidupan sehari-hari, akan ditemukan
berbagai mahluk hidup. Terkadang juga akan sulit dalam untuk menentukan individu dalam
kelompok organism, misalnya memisahkan individu rumput dari lapangan rumput atau individu
bamboo dari serumpun bamboo. Namun harus diingat bahwa individu selalu bersifat tunggal.
2. Populasi
Populasi adalah kumpulan makhluk hidup sejenis yang tinggal di suatu tempat. Yang
dimaksud sejenis yaitu mempunyai persamaan sifat morfologi dan fisiologi dan dapat
mengadakan perkawinan secara alamiah menghasilkan keturunan. Contoh : pupulasi manusia,
populasi tikus, pupulasi harimau, populasi gajah.
3. Komunitas
Komunitas adalah kehidupan bersama antara makhluk hidup yang terdiri dari beberapa
populasi yang hidup bersama di suatu tempat. Suatu komunitas terikat sebagai suatu unit oleh
saling ketergantungan anggota-anggotanya. Para ahli ekologi menyebut kelompok organism
tertentu dalam suatu habitat juga sebagai komunitas, misalnya komunitas burung di Pulau
Burung, komunitas tumbuhan di Tangkuban Perahu. Komunitas tersusun dari dua atau lebih
populasi. Komunitas dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
Komunitas akuatik, yaitu kelompok makhluk hidup yang hidup di perairan, seperti
4. Ekosistem
Ekosistem adalah hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya. Ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik antar mahluk hidup dengan lingkungannya disebut. Ekologi
(oikos = rumah, logos = ilmu). Lingkup kajian ekologi adalah mahluk hidup, lingkungan dan
hubungan timbal balik taua interksi antara keduanya. Ekologi berhubungan dengan ilmu-ilmu
lain seperti; morfologi, genetika, fosiologi, evolusi biologi melekuler dan niologi perkembangan.
Dengan ekologi diaharapkan interksi antar mahluk hidup dan lingkungnya dapat lebih dipahami.
Semua ekosistem di permukaan bumi berinteraksi membentuk ekosistem yang besar,
yaitu ekosfer. Lapisan permukaan bumi dan atmosfer yang dihuni oleh seluruh makhluk hidup
disebut biosfer. Berdasarkan proses terbentuknya, ekosistem dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Ekosistem alam yaitu ekosistem yang terbentuk dengan sendirinya (secara alami). Contoh :
danau, sungai, padang rumput, padang pasir, dan hutan.
b. Ekosistem buatan yaitu ekosistem yang sengaja dibuat. Contoh : sawah, ladang, kolam, dan
akuarium.
Lingkungan dan mahluk hidup tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain,
keduanya saling mempengaruhi. Setiap kelompok mahluk hidup hidup menetap ditempat tertentu
(habitat). Lingkungan mahluk hidup dapat dibedakan menjadi:
a.
Lingkungan Biotik
Biotik adalah mahluk hidup. Lingkungan biotik suatu mahluk hidup adalah seluruh
mahluk hidup, baik dari spesiesnya sendiri maupun dari spesies yang berbeda yang hidup
ditempat yang sama. Komponen biotik terdiri dari berbagai jenis mikroorganisme, jamur,
ganggang, lumut, paku, tumbuhan berbiji, invertebrata, avertebrata dan manusia.
III.
PEMBAHSAN
Faktor Biotik
Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik
tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan
berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer. Yang termasuk
dalam komponen faktor biotik antara lain:
4
Kompetisi dapat didefinisikan sebagai perebutan antara individu tanaman dalam populasi
terhadap sumber daya yang dibutuhkan tanaman, dimana tingkat ketersediaan sumber daya
tersebut berada di bawah tingkat kebutuhan total dari individu-individu dalam populasi.
Kompetisi dapat terjadi antara individu tanaman dalam spesies yang sama dan atau antar
spesies. Kompetisi antar jenis tanaman dalam pola tanam campuran atau tumpang sari dan
kompetisi antara tanaman dengan gulma termasuk kompetisi antar spesies, sedangkan kompetisi
antar individu pada jenis atau spesies yang sama disebut kompetisi dalam spesies atau kompetisi
intra spesies.
Kompetisi antar individu tanaman pada spesies yang sama dalam populasi biasanya
terjadi di lapang karena adanya pengaturan jarak tanaman dan jumlah tanaman per lubang tanam
untuk mendapatkan populasi optimum agar diperoleh hasil maksimum. Pada populasi optimum
kompetisi bisa terjadi dan pertumbuhan serta hasil per individu tanaman berkurang karenanya,
namun karena jumlah tanaman per hektar bertambah dengan meningkatnya populasi, maka hasil
panen per hektar masih dapat meningkat. Namun bila jarak tanam terlalu rapat atau populasi
terlalu tinggi, kompetisi antar individu tanaman akan berlangsung begitu kuat sehingga
pertumbuhan dan hasil per tanaman akan sangat berkurang dan akibatnya hasil per hektar
menurun. Sebaliknya, bila jarak tanam terlalu renggang atau populasi terlalu rendah maka hasil
per hektar akan rendah karena penggunaan lahan tidak efisien, banyak ruang kosong diantara
tajuk tanam.
Mengukur Produktivitas
Tujuan utama ahli-ahli pertanian adalah untuk menaikkan koefisien pengubahan energi
matahari ke produk yang berfaedah. Produktivitas tanaman dapat dengan dengan tepat ditaksir
dengan mengukur, baik oksigen yang dikeluarkan maupun karbondioksida yang digunakan
dalam proses fotosintesis. CO2 dari lingkungan yang hilang pada produktivitas berbanding lurus
dengan jumlah C yang terikat dalam gula selama fotosintesis.
Satuan tunggal yang digunakan untuk banyaknya energi yang digunakan dalam
pengukuran produktivitas adalah kalori, yang sama kegunaannya sejak energi cahaya di tangkap
tanaman sampai digabungkan ke dalam produk konsumen. Proses pendugaan nilai energi dalam
ekivalen kalori merupakan proses yang agak rumit dan harus dilakukan dengan pengambilan
contoh yang teratur secara statistik tentang biomassanya. Nilai dari bahan organik ditentukan
dengan membakar sejumlah nahan yang diketahui dibawah kondisi yang diatur secara hati-hati
dan menentukan berapa banyak panas yang dihasilkan.
Penangkapan Energi
Telah banyak usaha-usaha untuk memperluas alat penangkapan energi eksplotasi laut,
perluasan kedaerah padang pasir dan daerah beriklim buruk, memperpanjang musim tanam,
misal dengan penggunaan rumah kaca. Morfologi tanaman juga mempunyai hubungan dengan
penangkapan energi. Banyak sekali penangkapan energi yang terjadi dalam kehidupan.
Penangkapan energi akhir-akhir ini banyak dimanfaatkan dalam bisnis, misalnya penggunaan
komputer untuk merencanakan pergiliran peristiwa-peristiwa yang paling ekonomik dan
menguntungkan.
Gizi
Gizi adalah segala sesuatu bahan (pangan) yang bisa digunakan atau bermanfaat bagi
manusia. Diantara bahan yang dibutuhkan mencakup bahan-bahan anorganik dan organik.
Selain itu ada juga faktor biotik lain yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman antara
lain meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Tingkatan-tingkatan
organisme makhluk hidup tersebut dalam ekosistem akan saling berinteraksi, saling
mempengaruhi membentuk suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
IV.
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Makhluk hidup adalah makhluk yang memiliki ciri-ciri kehidupan seperti bernapas,
bergerak, dan berkembang biak. Seperti yang diketahui bahwa tidak ada makhluk hidup yang
dapat hidup sendiri di alam kehidupan ini, tetapi selalu terjadi saling ketergantungan di antara
makhluk hidup tersebut.
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya
alam seperti tanah, air, energy surya, mineral, serta flora fauna yang tumbuh di atas tanag
maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan
bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Makhluk hidup dan lingkungan sangat erat kaitannya. Semua makhluk menjalani hidup
dan semua kegiatannya akan berkaitan dengan lingkungan. Makhluk hidup bernapas
memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Makhluk hidup makan, minum, dan melakukan
kegiatannya semuanya memerlukan lingkungan.
Penyakit tanaman adalah gangguan tanaman yang disebabkan oleh virus, bakteri dan
cendawan. Virus merupakan bentuk organism yang paling sederhana diantara bakteri dan
cendawan. Penyakit bakteri dapat menyebar luas melalui bagian tanaman yang terinfeksi dengan
perantara serangga, atau dapat juga menyebar melalui perantara air hujan dan irigasi. Penyakit
cendawan menyerang tanaman dengan berbagai cara. Infeksi langsung biasanya terjadi pada
tanam, baik terhadap benih maupun bibit. Infeksi tidak langsung biasanya terjadi melalui peranta
angin (yang membawa spora cendawa), air (air dalam tanah atau air irigasi san percikan air
hujan) serta partikel tanah yang terbawa oleh alat pengolah tanah.
Secara umum, penyebab hama dan penyakit berasal dari gangguan faktor lingkungan dan
jasad renik. Hama dan penyakit yang berasal dari gangguan faktor-faktor lingkungan misalnya
kekurangan hara (Fe, N, P, K, S, Ca, Mg, Zn), kekeringan, suhu yang terlalu panas dan lain
sebagainya. Sedangkan penyebab hama dan penyakit yang berasal dari jasad renik, secara umum
berasal dari golongan jamur, bakteri, virus dan nematoda.
DAFTAR PUSTAKA
Azmiyati, Choiril. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 5. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional
Muharram, Aris. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
10
Sulistyanto, Heri. 2008. Ilmu Pengethuan Alam. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional
Sulistyowati. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional
Susilowati, Eko . 2010. Ilmu Pengetahuan Alam 5. Jakarta : Pusat Perbukuan Kementrian
Pendidikan Nasional
Tarwoko, Edy. 2009. Mengenal Alam Sekitar. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional
Winarti, Wiwik.
Pendidikan Nasional
Jurnal http///Tanaman dan Faktor Lingkungan _ Melina Rahmawati.html.pdf. DI Akses pada
tanggal 03 Oktober 2016
Jurnal http///Dasar-dasar Agronomi Tanaman dan Faktor Lingkungan _ onoe21.pdf. Di akses
pada tanggal 11 Oktober 2016
http///MAKALAH Hubungan Makhluk Hidup dan Lingkungannya.pdf. di akses pada tanggal
11 Oktober 2016
11