Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

KLIMATOLOGI DASAR

“PERAWATAN DAN PEMUPUKAN”

DISUSUN OLEH:

FARIZ SATYA FARDANI


2106110306
AGROTEKNOLOGI D

LABORATORIUM TEKNIK PERTANIAN


JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah kesuburan tanah merupakan masalah yang sangat penting dalam
pertanian karena tanah merupakan media tumbuh tanaman. Kesuburan tanah adalah
kemampuan tanah meendukung pertumbuhan tanaman dengan baik. Tanah yang
selalu dipakai bercocoktanam akan berkurang kesuburannya seiring berjalannya
waktu jika tanpa diberi masukan. Masukan yang tidak lain adalah pupuk secara
umum dapat memperbaiki kondisi tanah dan meningkatkan kesuburannya. Pupuk
secara umum adalah bahan yang ditambahkan untuk memperbaiki kondisi tanah
dalam hal mendukung pertumbuhan tanaman. Terdapat banyak cara pemupukan
tanaman dan sifat pupuk karena semakin hari semakin dikembangkan cara dan
komposisi pemupukan agar sesuai dengan kebutuhan tanaman dan efisiensi bagi
petani. ada pupuk yang dibedakan atas dasar aplikasinya, bentuknya, kandungannya,
dan lain-lain. Hal ini mengharuskan kita mengetahui berbagai metode pemupukan,
jenis-jenis, dan sifat-sifatnya supaya tidak salah memberi rekomendasi pemupukan
bagi petani khususnya.
Pemupukan adalah kegiatan memberikan unsur hara tambahan nutrisiuntuk
tanah pada komposisi tanah. Pemupukan bertujuan untuk menambah unsurhara di
dalam tanah agar tanaman yang ditanami dapat tumbuh dan berkembangdengan baik.
Tanah sebenarnya telah menyediakan berbagai unsur hara yangdiperlukan tanaman.
Unsur hara itu lama kelamaan akan berkurang karena akanterserap untuk memenuhi
kebutuhan hidup tanaman. Jika kekurangan itu berlangsung secara terus menerus
tanaman bisa kekurangan hara sehinggapertumbuhannya terganggu (Suptarini, 2001).
Pupuk adalah sesuatu yang ditambahkan pada media tanam atau
tanamanuntuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga
mampuberproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik
ataupunnonorganik (mineral). Pupuk berbeda dari suplemen, pupuk mengandung
bahanbaku yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman,
sementarasuplemen seperti hormon tumbuhan membantu kelancaran proses
metabolisme.Meskipun demikian, ke dalam pupuk khususnya pupuk buatan dapat
ditambahkansejumlah material suplemen (Achmad, 1992).
Umumnya tanah-tanah yang terdapat didaerah tropis memiliki tingkat
kesuburan yang relative tinggi, di Indonesia khususnya Pekanbaru termasuk daerah
yang beriklim tropis yang mempunyai dua musim, yaitu musim kering dan musim
penghujan. Kedua musim ini memberi pengaruh besar pada pertumbuhan dan
perkembangan tanaman yang hidup pada daerah tersebut.
Berbagai macam tanaman dapat hidup didaerah ini termasuk salah satunya
adalah jagung dan kacang-kacangan. Jagung termasuk salah satu tanaman yang
dibudidayakan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan menjadi makanan pokok
didaerah tertentu. Faktor utama yang paling mendukung pembudidayaan tanaman ini
adalah kondisi lahan sebagai media tumbuh dan pemupukan baik pupuk alam, seperti
pupuk kandang, kompos dan pupuk maupun pupuk buatan, seperti TSP, KCL, Urea
yang sangat mempengauhi pertumbuhan dan perkembangannya. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam pemupukan antara lain tepat cara, tepat waktu dan tepat dosis
sehingga diperoleh hasil yang maksimun. Hal lain yang harus diperhatikan adalah
cara-cara pemupukan dan hasil maksimun yang diperoleh berdasarkan cara-cara
perlakuan pemupukan.
Kesuburan tanah pertanian di Indonesia sebagian besar mengalami
penurunan. Kondisi ini menyebabkan berkurangnya hasil produksi serta tingginya
biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh petani baik sawah, perkebunan maupun
petani tambak. Penyebab turunnya kesuburan tanah antara lain karena tanah
mengalami kemasaman (rendahnya nilai pH yang terdapat dalam tanah). Kemasaman
atau pH tanah menunjukkan kadar H+ dan OH- dalam larutan tanah. Ketersediaan
hara esensial bagi tanaman bergantung pada pH, di mana hara tanaman optimum pada
kisaran pH 6-7.
Tanah yang masam tidak dapat membantu proses pertumbuhan tanaman dan
tidak dapat menghasilkan produksi yang baik. Oleh karena itu untuk mengatasinya
dibutuhkan kapur pertanian yang bertujuan untuk mengurangi kemasaman dalam
tanah sehingga tanah tersebut dapat di tanami tanaman sehingga dapat menghasilkan
produksi yang baik. Kapur Pertanian adalah yang dihasilkan dari pabrik pupuk ZA
(Amonium sufat) yang bahan bakunya berasal Phosopho gypsum(diperoleh dari
pabrik asam fosfat) serta Amoniak (NH3) dan karbon dioksida (CO2). Karena
diperoleh dari produk samping pupuk fosfat dan ZA, maka kapur pertanian  masih
banyak mengandung bahan ikutan selama proses produksi pupuk yaitu unsur hara
makro maupun mikro yang sangat penting bagi tanaman. Kapur pertanian berbentuk
butiran halus yang homogen (tepung halus / powder), berwarna putih keclokatan
dengan kelarutan 0.15mg/Liter air dan keraoatan jenisnya mencapai 0762 ton/m3.
Hasil yang tinggi dan pertumbuhan yang cepat pada tanaman rumput
memerlukan pemeliharaan dan pemupukan yang teratur, untuk itu perlu diadakan
penyiangan. Aspek pemeliharaan tanaman meliputi pembersihan areal penanaman,
penyiangan gulma, teknik penggemburan tanah dan aerasi tanah, teknik penyiraman,
teknik pemupukan tanaman, serta pamangkasan dan pengendalian hama penyakit.
Penyiangan tanaman adalah pengendalian gulma yang bertujuan untuk mengurangi
jumlah gulma sehingga populasinya berada di bawah ambang ekologis. Gulma yang
diprioritaskan seperti alang-alang, rumput-rumputan dan lainnya. Penyiangan
bertujuan untuk memberi ruang tumbuh yang lebih baik bagi tanaman pokok dengan
cara memberantas tanaman pengganggu. Tanaman perlu disiangi jika 40 sampai 50%
tanaman tertutup oleh gulma atau tumbuhan liar. Penyiangan dilakukan pada waktu
musim hujan atau musim kemarau. Penyiangan dihentikan jika tanaman pokok sudah
mampu bersaing dengan tanaman liar dalam memperoleh cahaya matahari (over-
topping). Penyiangan dapat dilakukan secara manual dengan membersihkan gulma
disekitar tanaman.

1.1 Tujuan
Kegiatan pratikum ini bertujuan agar para praktikan mengetahui apa saja
perawatan yang diperlukan oleh tanaman jagung dan bagaimana prosesnya, serta
pemupukan pada tanaman jagung.
1.2 Manfaat
Kegiatan praktikum ini bermanfaat agar pratikan dapat secara mandiri melakukan
proses perawatan dan pemupukan tanaman jagung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman jagung manis termasuk jenis tanaman semusim yang dapat tumbuh
di daerah dataran rendah maupun dataran tinggi. Tanaman jagung manis mempunyai
siklus hidup yang lebih pendek dari jenis jagung lainnya yaitu antara 60 –  70 hari
(Munarto et al., 2014). Jagung manis diperoleh dari jagung biasa yang mengalami
mutasi resesif secara spontan. Sifat manis jagung manis ini disebabkan oleh adanya
gen su-1(sugary), bt-2 (britle), atau sh-2 (shrunken) yang dapat memecah gula
menjadi pati pada endosperm sehingga kandungan gulanya tinggi. Kandungan gula
yang terdapat pada jagung manis lebih tinggi yaitu berkisar 13 –  14% sedangkan
pada jagung biasa 2 –  3% (Irianto, 2007). 
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman budidaya tidak lepas dari gangguan
tumbuhan gulma, hewan pengganggu, dan patogen. Gulma merupakan tanaman
selain tanaman budidaya yang tumbuh danmenjadi salah satu faktor pembatas pada
pertumbuhan tanaman (Marpaung et al., 2013). Gulma yang tumbuh pada lahan
budidaya akan menyebabkan adanya kompetisi unsur hara yang dapat menyebabkan
terganggunya penyerapan unsur hara oleh tanaman budidaya. Populasi gulma yang
tidak sesuai dan terlalu banyak menyebabkan keterbatasan dalam ketersediaan faktor
produksi secara maksimum yang berdampak ke hasil panen (Utami dan
Purdyaningrum, 2012).
Kegiatan perawatan tanaman jagung manis terdiri dari pengairan, penyiangan,
penjarangan, pembumbunan dan pengendalian hama dan penyakit. Menurut BPTP
Riau (2010), kegiatan pengairan diberikan sesuai kebutuhan, yang penting dijaga agar
tanaman tidak kekurangan atau kelebihan air, selanjutnya penyiangan dilakukan
sebanyak tiga kali, pada umur 21 HST, 42 HST dan menjelang panen. Penjarangan
tanaman dilakukan pada 3 minggu setelah tanam (MST). Pembumbunan dilakukan
saat tanaman berumur empat minggu setelah tanam dengan tinggi 5 cm. Untuk
pengendalian hama dan penyakit tanaman jagung maka direkomendasikan
menggunakan komponen pengendalian yang meliputi varietas tahan, kultur teknis,
musuh alami dan pestisida
Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan cara mekanis, alami dan
kimiawi. Efisiensi pengendalian gulma dapat ditingkatkan dengan cara mengetahui
daur hidup, faktor yang mempengaruhi pertumbuhan, cara gulma berkembang biak,
serta cara penyebaran dan bereaksi terhadap perubahan lingkungan (Kastanja, 2011).
Gulma yang sudah diidentifikasi akan memudahkan petani untuk mendapatkan arah
pengendalian yang tepat. Pengendalian gulma yang dilakukan dengan tepat memiliki
efisiensi, ekonomis, dan berkelanjutan serta memiliki basis ekologi (Effendi, 2009).
Pupuk dalam arti luas, termasuk semua bahan yang ditambahkan ke dalam
tanah untuk menyediakan unsur-unsur esensial bagi pertumbuhan tanaman. Baik
organik maupun anorganik. Tetapi istilah pupuk biasanya berhubungan dengan pupuk
buatan. Pupuk tidak berisi unsur-unsur hara tanaman dalam bentuk unsur seperti
nitrogen, fosfor atau kalium, tetapi unsur tersebut ada dalam bentuk campuran yang
memberikan bentuk-bentuk ion dari unsur hara yang dapat diabsorsi tanaman
(Lakitan, 1995).
Pupuk adalah bahan yang ditambahkan kedalam tanah untuk menyediakan
unsur-unsur esensial bagi pertumbuhan tanaman. Penggolongan pupuk umumnya
diasarkan pada sumber bahan yang digunakan, cara aplikasi, bentuk, dan kandungan
unsur haranya. Berdasarkan bentuknya, pupuk organic dibagi menjadi dua yaitu
pupuk cair dan pupuk padat. Pupuk cair adalah larutan yang mudah larut berisi satu
atau lebih pembawa unsur yang dibutuhkan tanaman. Kelebihan pupuk cair adalah
dapat memberikan unsur hara sesuai dengan kebutuhan tanaman, selain itu
pemberiannya apat lebih merata dan kepekatannya dapat diatur sesuai dengan
kebutuhan (sukamto, 2010).
Pemupukan adalah penambahan pupuk ke dalam tanah agar tanah menjadi
lebih subur. Pemupukan dalam arti luas adalah penambahan bahan-bahan yang dapat
memperbaiki sifat-sifat tanah. Contoh penambahan pasir pada tanah liat, penambahan
tanah mineral pada tanah organik, pengapuran dan sebagainya. Dalam ilmu memupuk
bertujuan untuk menyelidiki tentang zat-zat apakah yang perlu diberikan kepada
tanah sehubungan dengan kekurangan zat-zat tersebut yang terkandung di dalam
tanah yang perlu guna pertumbuhan dan perkembangan tanaman dalam rangka
produksinya agar tercapai hasil yang tinggi (Sutejo,2002).
Tujuan pemupukan adalah untuk memperbaiki kesuburan tanah, menyediakan
unsur hara yang dibutuhkan tanaman, mencukupkan handungan zat-zat mineralnya,
menambah kandungan bahan-bahan organik. Pemupukan dilakukan apabila tanah
mengalami kemunduran artinya berkurang kesuburannya akibat penghanyutan hara
oleh erosi, pencucian hara, dan terangkut pada saat panen (Kartasapoetra, 1985).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Kegiatan pratikum ini dilaksanakan pada hari selasa, 11 Oktober 2022 yang
dimulai dari pukul 10.00 hingga 11.50 yang berlokasi di UPT Kebun Percobaan
Fakultas Pertanian Universitas Riau.

3.2 Alat dan Bahan


Kegiatan praktikum ini membutuhkan alat alat seperti parang, cangkul, sepatu
boot, topi, sarung tangan, hp untuk dokumentasi dan botol plastik. Adapun bahan
yang digunakan pada pratikum kali ini adalah pupuk.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
-

4.2 Pembahasan
Berdasarkan tabel pengamatan tanaman jagung, dapat dilihat bahwa sampel 5
memiliki jumlah daun tertinggi, yakni 5 helai. Terdapat perbedaan tinggi pada
tanaman jagung yang tidak terlalu signifikan, yang berarti perlakuan telah diberikan
secara merata. Perbedaan ini dapat terjadi karna adanya perbedaan kemampuan
masing masing tanaman dalam penyerapan mineral, unsur hara serta nutrisi yang ada
di tanah. Tanaman sampel E dianggap tanaman yang paling baik, karna merupakan
tanaman yang helai daunnya terbanyak diantara tanaman lainnya, dan
berkemungkinan memiliki kemampuan penyerapan unsur hara yang lebih baik
ketimbang tanaman yang lain.
Selain dari kemampuan tanaman tersebut, faktor eksternal juga
mempengaruhinya, yaitu iklim. Contoh iklim yang mempengaruhi pertumbuhan
tanaman jagung seperti suhu, curah hujan, dan intensitas cahaya matahari. Ketiga hal
ini memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap pertumbuhan tanaman jagung.
Apabila suhu terlalu tinggi, hal ini dapat menghambat pertumbuhan tanaman tersebut.
Begitu juga apabila curah hujan terlalu tinggi, sehingga kadar air akan ikut tinggi dan
tanaman akan mengalami kelebihan air.
Agar tanaman dapat tumbuh dengan maksimal, maka dilakukanlah perawatan,
salah satunya adalah penyiangan. Penyiangan dilakukan secara manual, dimana
rumput rumput yang ada disekitar dicabut menggunakan tangan. Proses penyiangan
ini harus dilakukan dengan hati hati, karna rumput yang dicabut bisa saja membawa
tanah yang akhirnya akan mengganggu tanaman budidaya. Penyiangan ini dilakukan
setiap satu minggu sekali, yakni disetiap pertemuan praktikum.
Perawatan tanaman jagung lainnya adalah pemupukan. Pemupukan juga
diperlukan oleh tanaman, karena dengan dilakukannya pemupukan, unsur hara makro
akan tersedia dalam jumlah besar di tanah, yang akan berdampak terhadap
perkembangan dan pertumbuhan tanaman jagung. Pada praktikum pemupukan
dilakukan dengan dua jenis pupuk, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik.
Pemberian kedua pupuk ini bertujuan untuk tetap menjaga kestabilan dari sifat tanah
tersebut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Kegiatan perawatan dan pemupukan merupakan salah satu dari beberapa
kegiatan yang diperlukan dalam pembudidayaan tanaman. Perawatan dilakukan
dengan mencabut berbagai gulma yang ada serta menyiram tanaman agar tanaman
tidak bersaing dengan gulma dan tetap segar. Pemupukan dilakukan agar unsur makro
pada tanah dapat tersedia, yang berhubungan langsung dengan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman jagung. Pemberian pupuk kimia harus tetap dalam dosis yang
sesuai, karna kelebihan dosis dapat berdampak buruk terhadap lingkungan.

5.2 Saran
Saran yang dapat saya berikan pada praktikum ini adalah, agar setiap
praktikan dapat fokus dan serius dalam dosis pupuk kapur maupun disaat mencabut
gulma agar tanaman dapat tumbuh maksimal dan subur tanpa adanya masalah yang
cukup serius.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad. 1992. Mikrobiologi Tanah Hutan. IPB. Bogor

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau. 2010. Teknologi Budidaya Jagung


Manis. BPTP Riau. Pekanbaru

Effendi, B. S. 2009. Strategi pengendalian hama terpadu tanaman padi dalam


perspektif praktek pertanian yang baik (good agricultural practices).
Pengembangan Inovasi Pertanian. 2 (1): 65-78.

Irianto. 2007. Respon tanaman jagung manis ( Zea mays saccharata Sturt) terhadap


pemberian kompos sampah kota. Jurnal Agronomi. 11 (2) : 95 –  98.

Kartasapoetra, G., Kartasapoetra, A. G., & Sutedjo, M. M. 1985.Teknologi


konservasi tanah dan air. PT Bina Aksara. Jakarta.

Kastanja, A. Y. 2011. Identifikasi dan jenis dominansi gulma pada pertanaman padi
gogo (Studi kasus di Kecamatan Tobelo Barat, Kabupaten HalmaheraUtara).
J. Agroforestri. 6 (1) : 40-46.

Lakitan, Benyamin. 1995. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Raja


Grafinda Persada. Jakarta

Marpaung, I. S., Y. Parto dan E. Sodikin. 2013. Evaluasi kerapatan tanam danmetode
pengendalian gulma pada budidaya padi tanam benih langsung dilahan sawah
pasang surut. J. Lahan Suboptimal. 2(1): 93-99.

Munarto, R., E. Permata, dan R. Salsabilla. 2014. Klasifikasi kualitas biji jagung
manis berdasarkan fitur warna menggunakan fuzzy logic. Simposium
Nasional RAPI XIII FT UMS.

Sukamto, H. 2010. Membuat Pupuk Kompos Cair. Agromedia. Jakarta.

Suptarini, E. 2001. Membuat Tanaman Cepat Berbuah. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sutejo, M. M. 2002. Pupuk dan cara Pemupukannya. PT Rineka Cipta. Jakarta

Utami, S. dan L. R. Purdyaningrum. 2012. Struktur komunitas padi (Oryza sativa L.)
sawah organik dan sawah anorganik di Desa Ketapang. Kec. Susukan,Kab.
Semarang. Bioma. 14 (2): 91-95
LAMPIRAN

Gambar 1. Pemberian Pupuk Kimia Gambar 2. Penakaran Pupuk

Gambar 3. Penyiraman
TABEL PENGAMATAN

Tabel Pengamatan hari Sabtu, 15 Oktober 2022

Pengamatan
Nama alat Rata-rata
Pagi Siang Sore
Termo air raksa 26ºC 33 ºC 28,5 ºC 28,375 ºC
T konven. Max 23 ºC 29 ºC 37 ºC
24,625 ºC
T. konven. Min 21 ºC 19 ºC 24 ºC
T. konven.B.B 23 ºC 28 ºC 24 ºC
T. konven.B.K 24 ºC 32 ºC 26 ºC
78,5 %
Termo digital 23,2 ºC 31 ºC 26 ºC 25,85 ºC
Hygrometer 99% 56 % 79% 83,25%
Psiko T.B.B 24 ºC 31 ºC 27 ºC
96%
Psiko T.B.K 24 ºC 32 ºC 26 ºC
Psiko T.Max 29 ºC 29 ºC 29 ºC
Error
Psiko T.Min 10 ºC Error ºC Error ºC
Ombrometer 5 mm 0 mm 0 mm 5 mm
Panci evaporasi 202 mm 196 mm 203 mm -2 mm
Termo apung 26 ºC 31,5 ºC 28,5 ºC 28 ºC
LEMBAR PENGESAHAN

“PERAWATAN DAN PEMUPUKAN”

Pekanbaru, 04 Oktober 2022

PRAKTIKAN

FARIZ SATYA FARDANI


2106113000

Mengetahui,

ASISTEN I ASISTEN II

TABLIQH DEO FATURRAHMAN NOVRIALDI


1906112015 1905155137

ASISTEN III ASISTEN IV

NANDA NUR FITRIADI FARHA SAFHIRA PUTI


2006112574 2006112526

ASISTEN V

MUHAMMAD FADHIL MUSTOFA


2006110432

Anda mungkin juga menyukai