Anda di halaman 1dari 12

Jurnal AGRIFOR Volume XIX Nomor 1, Maret 2020 ISSN P : 1412-6885

ISSN O : 2503-4960

PENGARUH JENIS DAN DOSIS PUPUK ORGANIK TERHADAP


PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN
TERONG (Solanum melongena L.) VARIETAS MILANO

Muhammad Fadil1, dan Hery Sutejo2


1
Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Indonesia.
2
Dosen Fakultas Pertanian, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda 75124, Indonesia.
E-Mail: yani8074@yahoo.com

ABSTRAK

Pengaruh Jenis dan Dosis Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terung
(Solanum melongena L.) Varietas Milano. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh jenis dan dosis
pupuk organik serta interaksinya terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terong, serta untuk mengetahui
jenis dan dosis pupuk organik yang tepat untuk menghasilkan tanaman terung yang tinggi.
Penelitian dilaksanakan selama ± 4 bulan, yaitu mulai akhir bulan Februari 2017 sampai dengan bulan Mei
2017, di Kecamatan Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. Penelitian menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL), dalam percobaan faktorial 3 x 3, dengan 4 ulangan. Terdiri atas 2 faktor
perlakuan. Faktor I adalah jenis pupuk organik (K), terdiri atas 3 taraf, yaitu : pupuk kompos (k 1), pupuk
kandang sapi (k2), dan pupuk kandang ayam (k3). Faktor II adalah dosis pupuk organik (D), terdiri atas 3
taraf, yaitu : dosis pupuk 5 ton/ha setara 50 g/tanaman (d 1), dosis pupuk 10 ton/ha setara 100 g/tanaman (d 2),
dan dosis pupuk 15 ton/ha setara 150 g/tanaman (d 3).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan jenis pupuk organik (K) tidak berpengaruh nyata terhadap
tinggi tanaman umur 15 dan 30 hari setelah tanam, dan umur saat berbunga. Berpengaruh nyata terhadap
tinggi tanaman umur 45 hari setelah tanam, Berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah buah per tanaman dan
berat buah per tanaman. Berat buah terung tertinggi terdapat pada perlakuan k3 (pupuk kandang ayam), yaitu
1,62 kg/tanaman, sedangkan yang terendah terdapat pada perlakuan k 1 (pupuk kompos), yaitu 1,14
kg/tanaman.

Kata kunci : Pertumbuhan, Pupuk organik, Tanaman terong.

ABSTRACT

Effect of Type and Dosage of Organic Fertilizers on Growth and Yield of Egg plant (Solanum
melongena L.) Milano variety. The aim of research was to study the effect of type and dosage of organic
fertilizers and their interaction on the growth and yield of eggplant, as well as to determine the proper type
and dosage of organic fertilizers which produced the highest crop egg plant.
The research was conducted for aboutfour months, starting in late February 2017 to Mey 2017, at the sub
district of North Sangatta, East Kutai Regency, East Kalimantan. It employed a Completely Randomized
Design (CRD), in 3 x 3 factorial experiment, with four replications. The research consisted two factors. The
first factor was the type of organic fertilizer (K), consists of three levels, namely: compost (k1), cow manure
(k2), and chicken manure (k3). The second factor was the dosage of organic fertilizer (D), consisted of three
levels, namely: 5 ton/ha equivalent to 50 g/plant (d 1), 10 tons/ha equivalent to 100 g/plant (d 2), and 15 ton/ha
equivalent to 150 g/plant (d3).
The research results showed that the treatment of organic fertilizer type do not affect significantly on the
plant height at 15 and 30 days after planting, and the age at flowering. It affected significantly on the plant
height at 45 days after planting. It affected very significantly on the number of fruits per plant and the
weight of fruit per plant. The heaviest eggplant fruit weight was attained at the k 3 treatment, with 1,62
kg/plant, while the lightest one was attained at the k1 treatment, with 1.14 kg/plant.

Key words : Growth, Organic Fertilizers, Yield of Egg plant.

87
Pengaruh Jenis dan Dosis Pupuk Organik … Muhammad Fadil dan Hery Sutejo

1. PENDAHULUAN pertanian adalah status tanah yang


Tanaman terong (Solanum menunjukan kapasitas untuk memasok
melongena L.) merupakan salah satu unsur-unsur esensial dalam jumlah yang
golongan sayuran yang banyak digemari mencukupi untuk pertumbuhan tanaman.
berbagai kalangan karena rasanya yang Kesuburan tanah dapat berubah, menurun
enak juga mengandung gizi cukup tinggi atau meningkat,dapat terjadi secara alami
dan komposisinya lengkap. Kandungan atau perbuatan manusia, dapat berupa
gizi terung mencakup kalori, protein, kurangnya konsentrasi unsur hara yang
lemak, karbohidrat, serat, abu, kalsium, tersedia,kandungan bahan organik,
fosfor, zat besi, natrium, kalium, vitamin kapasitas tukar kation, dan perubahan pH
A, vitamin B₁ , vitamin B₂ , vitamin C, yang disebut sebagai penurunan
niacin, dan air (Rukmana, 1994), kesuburan kimiawi (Musnamar, 2009).
sehingga baik untuk kesehatan tubuh Banyak upaya telah dilakukan
manusia. untuk menambah unsur hara pada
Selain bernilai gizi yang tinggi, tanaman,baik melalui bagian tanaman
tanaman terungjuga memiliki nilai (daun) maupun tanah. Pertumbuhan
ekonomis dan sosial yang cukup tinggi. tanaman yang baik dan produktivitas
Hasil produksi terung tidak hanya laku yang tinggi dapat dicapai, selain dengan
dipasaran dalam negeri(domestik) tetapi memperhatikan syarat-syarat
juga sudah menjadi mata dagang ekspor. pertumbuhannya juga memerlukan
Bentuk produk terung yang sudah pemeliharaan yang baik pula. Salah
menembus pasar ekspor adalah terung satunya adalah melalui pemupukan,
berupa pemberian berbagai jenis pupuk
asinan(Rukmana,1994). Distribusi
pemasarannya tidak hanya dilakukan organik maupun.
dipasar-pasar tradisional saja, namun juga Pemupukan dalam pemeliharaan
disupermarket ataupun toko-toko tanaman sangat diperlukan untuk
swalayan. Oleh sebab itu, komoditas meningkatkan ketersediaan unsur hara di
terung sangat potensial untuk dalam tanah, yang pada akhirnya untuk
dikembangkan secara intensif. meningkatkan produksi tanaman. Salah
Di Kalimantan Timur,produksi satu jenis pupuk yang belakangan ini
terung pada tahun 2014 mencapai 14.880 banyak digemari oleh petani adalah
ton. Kecenderungan pada tahun 2010 – pupuk organik.
2012 mengalami penurunan produksinya, Penggunaan pupuk organik sangat
sedangkan pada tahun 2013 – 2014 dianjurkan karena memiliki dampak
ramah lingkungan terhadap pencemaran
mengalami peningkatan. Sementara itu
hasil terung pada umumnya terjual baik lahan pertanian. Pupuk organik mampu
di pasar lokal. Dengan demikian masih meningkatkan kandungan unsur hara
terdapat potensi yang menguntungkan dalam tanah, juga memberikan pengaruh
untuk meningkatkan produksi terung di yang baik terhadap sifat fisik dan kimia
daerah ini (Biro Pusat Statistik, 2015). tanah, sehingga tanah menjadi subur.
Untuk meningkatkan Berdasarkan hal tersebut diatas,
produktivitas tanaman diantaranya adalah maka dilakukan penelitian mengenai
melalui upaya pemberian pupuk. “Pengaruh Jenis dan Dosis Pupuk
Pemupukan yang dilakukan bertujuan OrganikTerhadap Pertumbuhan dan Hasil
untuk memenuhi kebutuhan tanaman Tanaman Terong (Solanum melongena
akan unsur hara yang dibutuhkan selama L.) Tujuan Penelitian adalah untuk
pertumbuhannya. mengetahui pengaruh jenis dan dosis
Kesuburan tanah didalam pupuk organik serta interaksinya terhadap

88
Jurnal AGRIFOR Volume XIX Nomor 1, Maret 2020 ISSN P : 1412-6885
ISSN O : 2503-4960

pertumbuhan dan hasil tanaman terong. d3 = dosis pupuk 15 ton/ha,


Untuk mengetahui jenis dan dosis setara 150 g/tanaman
pupuk organik yang tepat untuk
menghasilkan tanaman terong yang Terdapat kombinasi perlakuan 3 x 3
tinggi. = 12, sebagai berikut :
k1d1 k1d2 k1d3
2. METODA PENELITIAN k2d1 k2d2 k2d3
k3d1 k3d2 k3d3
2.1. Tempat dan Waktu
Penelitian dilaksanakan di 2.4. Peosedur Penelitian
Kecamatan Sangatta Utara,
Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan
Timur. Pada bulan Februari-Mei Penyemaian Benih
2017. Benih tanaman terung yang
akandisemaimerupakan benih yang
2.2. Bahan dan Alat berasal dari benih hibrida (benih yang
Bahan yang digunakan yaitu: pupuk bermutu).Benih terong disemai pada
kompos, pupuk kandang sapi dan petak atau bedeng semai yang telah
pupuk kandang ayam, benih terung disiapkan, dan terbuat dari kayu dengan
hijau varietas Milano, Furadan 3 G, ukuran 1 m x 1 m. Media dipersemaian
Dithane M-45, polibag ukuran 40 cm merupakan campuran tanah top soil dan
x 40 cm. Sedangkan alat yang pupuk kandang sapi dengan perbandingan
digunakan adalah: parang, cangkul, 1 : 1. Bila bibit terong dipersemaian telah
ember, gembor, hand spayer, berdaun 3 atau 4 helai, maka segera
meteran, alattulis-menulis, laptop, dipindah ke media tanam di polibag yang
kalkulator, timbangan analitik dan telah disiapkan sebelumnya.
kamera untuk dokumentasi
penelitian. Persiapan Media Tanam
a. Pembuatan media tanam
2.3. Rancangan Percobaan Tanah yang dijadikan media tanam
Penelitian ini menggunakan adalah tanah topsoil, yang diambil
Rancangan Acak Lengkap (RAL), dalam disekitar tempat penelitian. Tanah
percobaan faktorial 3 x 3, dengan 4 dicampur jadi satu, dicampur secara
ulangan. Terdiri atas 2 faktor perlakuan, merata, kemudian dipisahkan dari
yaitu sebagai berikut : kotoran seperti rumput, akar, kayu dan
lainnya dengan tujuan untuk memperoleh
Jenis Pupuk Organik (K), terdiri atas 3 tanah yang seragam dan bebas dari
taraf, yaitu : kotoran lainnya. Tanah yang telah
k1= pupuk kompos dicampur tersebut kemudian ditambahkan
k2= pupuk kandang sapi Furadan 3 G dan dibiarkan selama 3 hari.
k3 = pupuk kandang ayam
b. Pengisian tanah di polibag
Dosis Pupuk Organik (D) terdiri atas 3 Tanah top soil yang telah
taraf, yaitu : dicampur dangan Furadan 3 G tersebut
d1 = dosis pupuk 5 ton/ha, kemudian dimasukan kedalam polibag
setara 50 g/tanaman dangan ukuran 40 cm x 40 cmdengan
d2 = dosis pupuk 10 ton/h,a berat tanah ± 20 kg. Jumlah polibag yang
setara 100 g/tanaman dipersiapkan untuk diisi media tanam
berjumlah 38 polibag. Kemudian polibag

89
Pengaruh Jenis dan Dosis Pupuk Organik … Muhammad Fadil dan Hery Sutejo

disusun dilokasi penelitian sesuai


dengan tata letak yang telah di acak d. Pengendalian hama dan penyakit
menggunakan cara undian. Tanaman Terong yang terserang hama
pengendaliannya menggunakan
Pemindahan Bibit di Polibag insektisida Akodan dengan
Setealah bibit terong berdaun 3 konsentrasi 2 cc/liter air. Sedangkan
helai (umur 2 minggu setelah gangguan penyakit yang disebabkan
persemaian), dilakukan pemindahan bibit oleh jamur dikendalikan dengan
dengan cara membuat lubang tanam pada fungisida Dithane M-45 dengan dosis
media tanam dalam polibag. Tiap 2 g/liter air.
polibag ditanam 1 (satu) bibit yang sehat
dan seragam (tinggi dan jumlah daun). Panen
Tanaman Terong sudah mulai bisa
Pemberian Pupuk Organik dipanen umur ± 55 hari setelah tanam.
Pupuk organik diberikan 1 Kriteria panen buah terong layak
minggu sebelum tanam, dengan panen adalah daging belum keras,
caradibenamkan dan dicampur dengan warna buah mengkilat, ukuran tidak
tanah (media tanam) secara merata. terlalu besar ataupun terlalu
Pupuk organik yang diberikansesuai kecil.Pemanenan dilakukan sebanyak
perlakuan, yaitu: pupuk kompos, pupuk 4 kali, dengan interval panen 7-8 hari
kandang sapi dan pupuk kandang ayam, sekali.
masing-masing sesuai dosis perlakuan,
yaitu: dosis pupuk 5 ton/ha (50 2.5. Pengambilan dan Pengumpulan
g/tanaman), 10 ton/ha (setara 100 Data
g/tanaman), dan 15 ton/ha (150 Adapun parameter yang akan
g/tanaman). diamati dalam penelitian ini yaitu sebagai
berikut :
Pemeliharaan Tinggi Tanaman (cm)
a. Penyiraman Pengukuran tinggi tanaman
Penyiraman dilakukan apabila hari dilakukan mulai dari pangkal batang
tidak hujan, dan dilakukan pada pagi yang diberi tanda permanen sampai
dan sore hari, penyiraman dilakukan ujung titik tumbuh pada umur 15, 30
secukupnya saja, apabila tanah cukup hari dan 45hari setelah tanam.
lembab maka tanaman tidak perlu
disiram. Umur Saat Berbunga (hari)
Dihitung sejak mulai bibit dipindah
b. Penyulaman ke dalam polibag sampai dengan
Penyulaman dilakukan apabila ada munculnya bunga pertama kali.
benih yang tidak tumbuh atau bibit
yang mati. Penyulaman dilakukan Jumlah Buah Per Tanaman (buah)
pada saat tanaman berumur 7 hari Dihitung jumlah buah per tanaman
setelah tanam.Bibit untuk penyulaman setiap panen dan dijumlahkan sampai
telah disiapkan sebanyak 9 polibag. 4 kali panen.

c. Penyiangan Berat BuahPer Tanaman (kg)


Penyiangan dilakukan setiap saat bila Dengan menimbang berat buah segar
ada gulma yang tumbuh, baik di dalam per tanaman pada setiap kali panen
polibag maupun diluar polibag.

90
Jurnal AGRIFOR Volume XIX Nomor 1, Maret 2020 ISSN P : 1412-6885
ISSN O : 2503-4960

dan dijumlahkan beratnya, dari panen berpengaruh tidak nyata (F.hitung ≤


pertama sampai panen keempat. F.tabel 5%), maka tidak dilakukan uji
lanjut, tetapi bila hasil sidik ragam
2.6. Analisis Data berpengaruh nyata (F.hitung ≥ F.tabel
Data yang diperoleh dianalisis 5%) atau berpengaruhsangat nyata
menggunakan sidik ragam dalam (F.hitung ≥ F.tabel 1%), maka dilakukan
Rancangan Acak Lengkap ( RAL) uji lanjut dengan ujiBeda Nyata Terkecil
faktorial. Adapun model sidik ragam (BNT) untuk membandingkan dua rata-
menurut Yitnosumarto (1993). rata perlakuan. Adapun rumus umum Uji
Apabila hasil sidik ragam BNT disajikan sebagai berikut:

2KT Galat
BNT 5% = t-Tabel (α,db.sisa) x (1)
r.t

Keterangan :
t-Tabel = Nilai Tabel (sebaran nilai pada t-student α 5% dengan db. nya)
KT Sisa =Kuadrat Tengah Sisa
r = ulangan
t = perlakuan

3. HASIL PENELITIAN DAN nyata terhadap tinggi tanaman umur 15


PEMBAHASAN hari setelah tanam (Tabel 1).

2. Tinggi Tanaman Umur 30 Hari


Tinggi Tanaman (cm) Setelah Tanam (cm)
Hasil sidik ragam menunjukkan
1. Tinggi Tanaman Umur 15 Hari bahwa perlakuan jenis pupuk (K),
Setelah Tanam (cm)
perlakuan dosis pupuk organik (D) serta
Hasil sidik ragam menunjukkan
bahwa perlakuan jenis pupuk (K), interaksinya (KxD) tidak berpengaruh
perlakuan dosis pupuk organik (D) serta nyata terhadap tinggi tanaman umur 30
interaksinya (KxD) tidak berpengaruh hari setelah tanam (Tabel 1).

91
Pengaruh Jenis dan Dosis Pupuk Organik … Muhammad Fadil dan Hery Sutejo

Tabel 1. Rekapitulasi Data Penelitian Pengaruh Jenis dan Dosis Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan
dan Hasil Tanaman Terong (Solanum melongena L.).
Umur Saat Jumlah Berat
Tinggi Tanaman (cm)
Berbunga Buah/ Buah/
Faktor Perlakuan
(hari) Tanaman Tanaman
15 HST 30 HST 45 HST (buah) (kg)

Jenis Pupuk
tn tn * tn ** **
Organik (K)
Sidik Ragam
Kompos (k1) 7,25 21,50 43,42 b 36,67 13,67 b 1,14 b

Kand.Sapi (k2) 6,83 22,08 47,17 a 35,42 14,17 b 1,18 b

Kand.Ayam (k3) 7,08 22,75 46,67 a 35,17 16,92 a 1,62 a

Dosis Pupuk
Organik (D) tn tn tn tn ** **
Sidik Ragam
50 g/tan. (d1) 7,00 21,75 45,25 35,58 14,00 b 1,18 c

100 g/tan. (d2) 7,08 22,08 45,42 35,42 14,67 b 1,31 b

150 g/tan. (d3) 7,08 22,50 46,58 35,25 16,17 a 1,46 a

Interaksi (KxD)
tn tn tn tn * *
Sidik Ragam
k1d1 7,25 21,75 41,50 35,75 13,25 e 1,09 e

k1d2 7,25 20,50 42,25 35,75 13,25 e 1,14 e

k1d3 7,25 22,25 46,50 35,50 14,50 cde 1,19 de

k2d1 6,75 22,25 45,25 36,00 13,50 de 1,06 e

k2d2 6,75 22,00 48,50 34,75 14,50 cde 1,17 e

k2d3 7,00 22,00 47,75 35,50 14,75 cd 1,32 cd

k3d1 7,00 21,25 49,00 35,00 15,25 bc 1,39 c

k3d2 7,25 23,75 45,50 35,75 16,25 b 1,61 b

k3d3 7,00 23,25 45,50 34,75 19,25 a 1,86 a

Keterangan :
* : berpengaruh nyata
**: berpengaruh sangat nyata
tn : tidak berpengaruh nyata
HST : Hari Setelah Tanam
tan. : tanaman

92
Jurnal AGRIFOR Volume XIX Nomor 1, Maret 2020 ISSN P : 1412-6885
ISSN O : 2503-4960

3. Tinggi Tanaman Umur 45 Hari Setelah (KxD) menunjukkan bahwa perlakuan


Tanam (cm) k3d3 berbeda nyata dengan perlaskuan
k3d2, k3d1, k2d3, k2d2, k1d3, k2d1, k1d1 dan
Hasil sidik ragam menunjukkan k1d2. Perlakuan k3d2 tidak berbeda nyata
bahwa perlakuan jenis pupuk (K) dengan perlakuan k3d1, tetapi berbeda
berpengaruh nyata, sedangkan perlakuan nyata dengan perlakuan k2d3, k2d2, k1d3,
dosis pupuk organik (D) dan interaksinya k2d1, k1d1 dan k1d2. Perlakuan k3d1 tidak
(KxD) tidak berpengaruh nyata terhadap berbeda nyata dengan perlakuan k2d3,
tinggi tanaman umur 45 hari setelah k2d2 dan k1d3, tetapi berbeda nyata
tanam (Tabel 1). dengan perlakuan k2d1, k1d1 dan k1d2.
Hasil uji BNT taraf 5% pada Perlakuan k2d3 tidak berbeda nyata
perlakuan jenis pupuk organik (K) dengan perlakuan k2d2, k1d3, k2d1, tetapi
menunjukkan bahwa perlakuan k3 dan k2 berbeda nyata dengan perlakuan k1d1 dan
saling tidak berbeda nyata, tetapi kedua k1d2. Perlakuan k2d2, k1d3, k2d1, k1d1 dan
perlakuan tersebut berbeda nyata dengan k1d2 satu sama lainnya saling berbeda
perlakuan k1. tidak nyata.

Umur Saat Berbunga (hari) Berat Buah Per Tanaman (kg)


Hasil sidik ragam menunjukkan Hasil sidik ragam menunjukkan
bahwa perlakuan jenis pupuk (K), bahwa perlakuan jenis pupuk (K),
perlakuan dosis pupuk organik (D) serta perlakuan dosis pupuk organik (D)
berpengaruh sangat nyata, sedangkan
interaksinya (KxD) tidak berpengaruh
interaksinya (KxD) berpengaruh nyata
nyata terhadap umur saat berbunga terhadap berat buah per tanaman (Tabel
(Tabel 1). 1)
Hasil uji BNT taraf 5% pada
Jumlah Buah Per Tanaman (buah) perlakuan jenis pupuk organik (K)
Hasil sidik ragam menunjukkan menunjukkan bahwa perlakuan k3
bahwa perlakuan jenis pupuk (K), berbeda nyata dengan perlakuan k2 dan
perlakuan dosis pupuk organik (D) k1. Perlakuan k2 dan k1 saling berbeda
berpengaruh sangat nyata, sedangkan tidak nyata.
interaksinya (KxD) berpengaruh nyata Hasil uji BNT taraf 5% pada
terhadap jumlah buah per tanaman (Tabel perlakuan dosis pupuk organik (D)
1). menunjukkan bahwa perlakuan d3, d2 dan
Hasil uji BNT taraf 5% pada d1 satu sama lainnya saling berbeda
perlakuan jenis pupuk organic (K) nyata.
menunjukkan bahwa perlakuan k3 Hasil uji BNT taraf 5%
berbeda nyata dengan perlakuan k2 dan menunjukkan bahwa interaksi perlakuan
k1. Perlakuan k2 dan k1saling berbeda (KxD) menunjukkan bahwa perlakuan
tidak nyata. k3d3 berbeda nyata dengan perlakuan
Hasil uji BNT taraf 5% pada k3d2, k3d1, k2d3, k1d3, k2d2, k1d2, k1d1 dan
perlakuan dosis pupuk organik (D) k2d1. Perlakuan k3d2 tidak berbeda nyata
menunjukkan bahwa perlakuan d3 dengan perlakuan k3d1, tetapi berbeda
berbeda nyata dengan perlakuan d2 dan nyata dengan perlakuan k2d3, k1d3, k2d2,
d1. Perlakuan d2 dan d1 saling berbeda k1d2, k1d1 dan k2d1. Perlakuan k3d1 tidak
tidak nyata. berbeda nyata dengan perlakuan k2d3,
Hasil uji BNT taraf 5% k1d3, k2d2, tetapi berbeda nyata dengan
menunjukkan bahwa interaksi perlakuan

93
Pengaruh Jenis dan Dosis Pupuk Organik … Muhammad Fadil dan Hery Sutejo

perlakuan k1d2, k1d1 dan k2d1.Perlakuan , tanaman kerdil atau mati. Walaupun
k2d3 tidak berbeda nyata dengan pupuk organik diberikan pada media
perlakuan k1d3, k2d2 dan k1d2, tetapi tanam, dengan maksud untuk
berbeda nyata dengan perlakuan k1d1 dan meningkatkan bahan organik di dalam
k2d1. Perlakuan k1d3, k2d2, k1d2, k1d1 dan tanah, yang berperan untuk menambah
k2d1 satu sama lainnya saling berbeda ketersediaan unsur hara, memperbaiki
tidak nyata. sifat fisik dan biologi tanah, namun
Pengaruh Jenis Pupuk Organik belum berpengaruh nyata pada parameter
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil tinggi tanaman umur 15hari dan 30 hari
Tanaman Terong (Solanum melongena setelah tanam, hal ini disebabkan pupuk
L). Hasil sidik ragam menunjukkan organik yang diberikan memerlukan
bahwa perlakuan jenis pupuk organik waktu yang cukup lama agar bereaksi
tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi sempurna dengan kondisi pH-tanah yang
tanaman umur 15 dan 30 hari setelah rendah di medi tanam. Menurut
tanam, dan umur saat berbunga. Hardjowigeno (2010), pemberian pupuk
Berpengaruh nyata terhadap tinggi organik pada beberapa tanah asam dapat
tanaman umur 45 hari setelah tanam, menaikkan pH-tanah, dan juga dapat
Berpengaruh sangat nyata terhadap meningkatkan ketersediaan unsur hara
jumlah buah per tanaman dan berat buah makro mapun mikro, walaupun dalam
per tanaman. jumlah relatif sedikit.
Perlakuan jenis pupuk organik tidak
berpengaruh nyata pada tinggi tanaman Pada parameter tinggi tanaman
terung umur 15 hari dan 30 hari setelah umur 45 hari setelah tanam, pemberian
tanam, baik pupuk kompos, pupuk jenis pupuk organik berpengaruh nyata,
kandang sapi maupun pupuk kandang hal ini diduga bahwa pupuk organik yang
ayam, hal ini diduga bahwa pupuk diberikan sudah bereaksi dengan pH-
organik tersebut belum sepenuhnya bisa tanah di media tanam, dan kemungkinan
diserap oleh akar tanaman, karena pH-tanah sudah meningkat, sehingga
berdasarkan hasil analisis tanah di media unsur hara mudah diserap oleh akar
polibag sebelum penanaman, pH-nya tanaman, sehingga meningkatkan
tergolong asam (pH 5,42), C-organik pertumbuhan tinggi tanaman.
rendah (1,13 %), C/N-rasio sedang (14), Pada fase pertumbuhan generatif,
N-total sangat rendah (0,08 %), P- terutama jumlah buah dan berat buah
tersedia sangat rendah (2,9 ppm), dan K- tanaman terung, perlakuan jenis pupuk
tersedia sedang (28 ppm).Keadaan pH- organik berpengaruh sangat nyata.
tanah pada media tanam bisa berpengaruh Jumlah buah terbanyak dan berat buah
terhadap proses peruaraian (mineralisasi) terberat per tanaman terdapat pada
bahan organik, baik langsung maupun perlakuan jenis pupuk kandang ayam
tidak langsung terhadap pertumbuhan (k3), yaitu 16,92 buah, dan 1,62
tanaman. Menurut Hardjowigeno (2010) kg/tanaman. Sedangkan jumlah buah
bahwa keadaan pH-tanah berpengaruh paling sedikit dan berat buah terringan
terhadap ketersediaan unsur hara, terdapat pada perlakuan pupuk kompos
terutama kelarutan unsur Al dan Fe. Pada (k1), yaitu 13,67 buah, dan 1,14
pH asam kelarutan beberapa unsur hara kg/tanaman. Pengaruh jenis pupuk
menurun, dan kelarutan Al dan Fe kandang ayam menunjukkan hasil yang
meningkat, sehingga bila diserap oleh lebih baik dibandingkan dengan jenis
akar tanaman bisa menyebabkan pupuk kompos dan pupuk kandang sapi,
keracunan, dan bisa menyebabkan hal ini disebabkan bahwa pupuk kandang

94
Jurnal AGRIFOR Volume XIX Nomor 1, Maret 2020 ISSN P : 1412-6885
ISSN O : 2503-4960

ayam memiliki jumlah unsur hara yang bahwa perlakuan dosis pupuk organik
lebih banyak dibandingkan jenis pupuk tidak berpengaruh nyata terhadap tingi
kandang lainnya. Hal ini sesuai dengan tanaman umur 15, 30 dan 45 hari setelah
pendapat Hardjowigeno (2010), bahwa tanam, dan umur saat berbunga.
pupuk kandang ayam mengandung unsur Berpengaruh sangat nyata terhadap
hara tiga kali lebih besar dibandingkan jumlah buah per tanaman dan berat buah
pupuk kandang lainnya. Kandungan per tanaman.
unsur pada pupuk kandang ayam, Perlakuan dosis pupuk organik
terutama unsur hara makro sebagaimana tidak memberikan pengaruh yang nyata
dikemukakan oleh Musnamar (2009), terhadap tinggi tanaman umur 15 hari, 30
kandungan unsur N2(1,00-3,13), hari dan 45 hari setelah tanam dan umur
P205(2,80-6,00), dan K20(0,40-2,90), saat berbunga, hal ini diduga erat
sedangakan pupuk kandang sapi kaitannya dengan kondisi pH-tanah di
mengandung N2 (0,10-0,96, P205 (0,64- media tanam. Berdasarkan hasil analisis
1,15), dan K20 (0,45-1,00) dan tanah penelitian di laboratorium dan
kandungan unsur hara pada pupuk kriteria kesuburan tanah, pH-tanahnya
kompos alami, yaitu unsur N2 (0,10- tergolong asam (pH 5,42), keadaan
0,51), P205 (0,35-1,12), dan K20 (0,32- seperti ini sangat berpengaruh terhadap
0,80).Selanjutnya menurut Musnamar ketersediaan unsur hara bagi
(2009), pupuk kandang ayam pertumbuhan dan perkembangan tanaman
mengandung unsur hara lengkap yang (Winarso, 2005). Karena ketersediaan
dibutuhkan oleh tanaman untuk unsur hara berkurang, maka unsur hara
pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang diserap tanaman juga terbatas,
seperti unsur nitrogen (N), fosfor (P), sehingga pertumbuhan tanaman juga
kalium (K), kalsium (Ca), magnesium belum menunjukkan hasil yang
(Mg) dan sulfur (S). Unsur N yang signifikan.
diserap tanaman merupakan bahan Perlakuan dosis pupuk organik
penyusun asam amino dan sebagai dasar berpengaruh sangat nyata terhadap
penyusun senyawa protein, lemak dan parameter jumlah buah dan berat buah
protein bersama dengan unsur P dan K, per tanaman, hal ini disebabkan dengan
untuk meningkatkan pertumbuhan dewasanya pertumbuhan dan
vegetatif dan generatif tanaman perkembangan tanaman, maka proses
(Winarso, 2005). perombakan pupuk organik menjadi
Karena mengandung unsurhara unsur hara (bahan mineral) berjalan
yang lebih banyak, maka pupuk kandang dengan baik, sehingga tersedia unsur hara
ayam menyumbangkan unsur hara yang bagi keperluan pertumbuhan tanaman.
lebih banyak pula, sehingga tanaman Sebagimana dikemukakan oleh Hakim
mampu menyerap unsur hara lebih dkk. (1986), bahwa penambahan pupuk
banyak untuk pertumbuhannya. Karena kandang kedalam tanah selain
perlakuan pupuk kandang ayam meningkatkan jumlah danaktivitas
menghasilkan jumlah buah per tanaman mikroorganisme tanah, juga
terbanyak, maka pada parameter berat dapatmenyediakan unsur hara bagi
buah per tanaman menghasilkan berat tanaman,mempertinggi humus,
buah per tanaman tertinggi pula. memperbaiki strukturtanah dan memiliki
Pengaruh Dosis Pupuk Organik daya jerap kation yanglebih besar
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil daripada koloid liat sehingga
Tanaman Terong (Solanum melongena dapatmeningkatkan nilai kapasitas tukar
L.). Hasil sidik ragam menunjukkan kation (KTK).Terdapat kecenderungan

95
Pengaruh Jenis dan Dosis Pupuk Organik … Muhammad Fadil dan Hery Sutejo

dengan semakin meningkatnya pupuk Pengaruh Interaksi Perlakuan


organik, yaitu dari dosis pupuk 50 Jenis dan Dosis Pupuk Organik Terhadap
g/tanaman, 100 g/tanaman dan 150 gram Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terong
per tanaman yang diberikan, maka jumlah (Solanum melongena L.). Hasil sidik
buah dan berat buah terung semakin ragam menunjukkan bahwa interaksi
meningkat pula. Jumlah buah terbanyak perlakuan tidak berpengaruh nyata
dan berat buah terberat terdapat pada terhadap tinggi tanaman umur 15, 30 dan
perlakuan dosis pupuk organik 150 45 hari setelah tanam, dan umur saat
g/tanaman, yaitu 16,17 buah/tanaman dan berbunga. Berpengaruh nyata terhadap
1,46 kg/tanaman, sedangkan yang jumlah buah per tanaman dan berat buah
terendah terdapat pada perlakuan dosis per tanaman.
pupuk 50 g/tanaman, yaitu 14 Perlakuan interaksi antara jenis dan
buah/tanaman dan 1,18 kg/tanaman. dosis pupuk organik berdasarkan analsis
Semakin meningkat jumlah pupuk yang sidik ragam berpengaruh nyata pada
diberikan berarti semakin banyak tersedia parameter jumlah buah per tanaman dan
unsur hara bagi pertumbuhan tanaman, berat buah per tanaman. Jumlah buah
terutama peran unsur hara makro seperti terbanyak dan berat buah terberat
N, P, K. Menurut Lingga (1995), unsur N terdapat pada perlakuan k3d3 (pupuk
berperan dalam merangsang pertumbuhan kandang ayam dengan dosis 150
tanaman seperti batang, daun dan g/tanaman), yaitu 19,25 buah dan 1,86
pembentukan hujau daun yang berperan kg/tanaman, sedangkan yang terendah
dalam proses fotosintesis sebagai bahan terdapat pada perlakuan k1d1 (pupuk
pembentuk protein. Unsur P kompos dengan dosis 50 g/tanaman),
mempercepat proses pembungaan dan yaitu 13,25 buah dan 1,09 kg/tanaman.
pembuahan serta pemasakan buah, unsur Hal ini disebabkan bahwa pupuk kandang
K membantu pembentukan protein dan ayam memiliki jumlah unsur hara yang
karbohidrat (Marsono dan Sigit, lebih banyak dibandingkan dengan pupuk
2008).Dengan demikian maka semakin kompos dan pupuk kandang sapi,
banyak terbentuk buah dan meningkatkan sehingga dengan semakin meningkat
berat buah secara keseluruhan. Hasil jumlah pupuk yang diberikan, maka akan
Penelitian analisa tanah di Desa Giri semakin banyak unsur hara yang tersedia
Agung KTK kebanyakan rendah, dan bagi tanaman untuk pertumbuhan
masam adapun KTK yang rendah dapat vegetatif dan generatif, terutama dalam
ditingkatkan dengan penggunaan pupuk pembentukan jumlah buah dan berat buah
organik yang berguna untuk tanaman. Sebagimana dikemukan oleh
meningkatkan tanah menjadi gembur dan Musnamar (2009) bahwa kandungan
daya jerap tanah dan untuk meningkatkan unsur hara pada pupuk kandang ayamtiga
kapasitas tukar kation sehingga dapat kali lebih besar dari pupuk kandang
menampung apabila dilakukan lainnya.
penambahan unsur hara baik secara alami
maupun dengan penambahan pupuk 4. KESIMPULAN
(Datu., et al. 2013). Selanjutnya
pemupukan ditentukan oleh keadaan Kesimpulan dari hasil penelitian
tanah seperti Tanah-tanah pada lokasi adalah sebagai berikut : Perlakuan jenis
studi menunjukkan reaksi tanah agak pupuk organik (K) tidak berpengaruh
masam perlu dilakukan pemberian kapur nyata terhadap tinggi tanaman umur 15
(I Gede., et al. 2017). dan 30 hari setelah tanam, dan umur saat
berbunga. Berpengaruh nyata terhadap

96
Jurnal AGRIFOR Volume XIX Nomor 1, Maret 2020 ISSN P : 1412-6885
ISSN O : 2503-4960

tinggi tanaman umur 45 hari setelah DAFTAR PUSTAKA


tanam, Berpengaruh sangat nyata
terhadap jumlah buah per tanaman dan Biro Pusat Statistik. (2015).
berat buah per tanaman. Berat buah Kaliamantan Timur Dalam Angka.
terung tertinggi terdapat pada perlakuan Samarinda.
k3 (pupuk kandang ayam), yaitu 1,62
EB, I. G., & Jumani. (2017). Evaluation
kg/tanaman, sedangkan yang terendah
of Soil Revegetation Success Rate
terdapat pada perlakuan k1 (pupuk
Ex-Pit Coal Mine in Kitadin site
kompos), yaitu 1,14 kg/tanaman.
Embalut Kutai in East Kalimantan.
Perlakuan dosis pupuk organik
Agrifor, 16(2), 195-208.
(D) tidak berpengaruh nyata terhadap
tingi tanaman umur 15, 30 dan 45 hari Hakim, N., Nyakpa, M.Y., Lubis, A,M.,
setelah tanam, dan umur saat berbunga. Nugroho, S.T., Saul, M.R., Diha,
Berpengaruh sangat nyata terhadap M.A., Hong, G.B., dan Bailey.
jumlah buah per tanaman dan berat buah H.H. (1986). Dasar-Dasar Ilmu
per tanaman. Berat buah terong tertinggi Tanah. Lampung: Penerbit
terdapat pada perlakuan d3 (pupuk Universitas Lampung.
kandang ayam), yaitu 1,46 kg/tanaman, Hardjowigeno, S. (2010). Ilmu Tanah.
sedangkan yang terendah terdapat pada Jakarta: Akademika Pressindo.
perlakuan d1 (pupuk kompos), yaitu 1,18
kg/tanaman Lingga, P.,dan Marsono. (2009).
Interaksi perlakuan (KxD) tidak Petunjuk Pengunaan Pupuk.
berpengaruh nyata terhadap tinggi Jakarta: Penebar Swadaya.
tanaman umur 15, 30 dan 45 hari setelah Lingga, P. (1995). Petunjuk Penggunaan
tanam, dan umur saat berbunga. Pupuk. Jakarta: Penebar Swadaya.
Berpengaruh nyata terhadap jumlah buah
per tanaman dan berat buah per tanaman. Marsono dan Sigit, P. (2008). Pupuk
Berat buah terong tertinggi terdapat pada Akar, Jenis dan Aplikasi. Jakarta:
perlakuan k3d3 (pupuk kandang ayam Penebar Sawdaya.
dengan dosis 150 g/tanaman), yaitu 1,46
kg/tanaman, sedangkan yang terendah
terdapat pada perlakuan k1d1 (pupuk
kompos dengan dosis 50 g/tanaman),
yaitu 1,09 kg/tanaman.

97
Pengaruh Jenis dan Dosis Pupuk Organik … Muhammad Fadil dan Hery Sutejo

Musnamar, A. (2009). Kesuburan Winarso, S. (2005). Kesuburan Tanah,


Tanah dan Nutrisi Tanaman. Dasar Kesehatan dan Kualitas
Bogor: IPB Press. Tanah. Yogyakarta: Gaya Media.
Pramana, D. B. (2013). Pertumbuhan Yitnosumarto, S. (1993). Percobaan,
Tanaman Gaharu (Aquilaria sp.) di Perancangan, Analisis dan
Desa Giri Agung Kecamatan Interpretasinya. Jakarta:
Sebulu Kabupaten Kutai Gramedia.
Kartanegara Provinsi Kalimantan
Timur. Agrifor, 11(2), 110-114.
Rukmana.(1994). Budidaya Terong.
Yogyakarta: Kanisius.

98

Anda mungkin juga menyukai