Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

TEKNIK PRODUKSI TANAMAN HOLTIKULTURA


PERTUMBUHAN DAN HASIL TIMUN (Cucumis sativus L.)
DENGAN PEMBERIAN DOSIS PUPUK UREA 250
KG/HA

Disusun oleh :

Nama : Rian

NPM : E1J021055

Dosen : Dr. Ir. Marlin, M.Sc

Coas : Safri Belnardo Purba ( E1J019040 )

Shift : B1

LABORATORIUM AGRONOMI
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hortikultura mempunyai peranan penting dalam pemenuhan
kebutuhan manusia sebagai pekengkap makanan pokok. Dalam rangkai
meningkatkan pendapatan petani, di Indonesia telah dikembangkan aspek
tanaman hortikultura dimana keadaan alam dan iklim dikembangkan
berbagai jenis tanam hotikultura. Sayuran merupakan salah satu komoditas
hortikultura yang penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan manusia,
karena sumber vitamin, provitamin, mineral, serat dan karbohidrat yang
bermanfaat bagi kesehatan manusia. Banyaknya manfaat dari sayuran ini
menyebabkan sayuran menjadi bagian dari komoditas hotikultura yang terus
di produksi. (Gleyn et al.,2020).
Karakteristik produk tanaman hortikultura adalah perishable (mudah
rusak) dan memakan tempat (bulky) (Amilia et al.,2016). Tanaman
hortikultura memiliki ciri cenderung menghasilkan produksi (buah) secara
musiaman. Tidak selalu berbuah panjang tahun. Tanamn hortikultura
memiliki daerah penanaman yang spesifik dan memiliki nilai keindahan.
Hasil penen yang mudah membusuk, akan tetapi jenis tanaman hortikultura
ini adalah tanaman yang dibutuhkan setiap harinya dala, keadaansegaar.
Kualitas panen dari tanaman ini dapat dilihat dari kondiinya yang masih
segar karena sebagaimanan ciri-ciri sebelumnya bahawa hasil panen dari
jenis tanaman hortikultura ini mudah membusuk. Kualitas dari produk
tanaman hortikultura harus baik sebaba dari hasil panen berbanding kurus
denagn kualitasnya (kesegarannya).
Pembudidayaan tanaman hortikultura perlu diketahui teknik dasar
dalam pembudidayaan tanaman hortikultura. Teknik dasar penanaman
besrdasarkan agronomisnya, dilauakn pemberian pupuk kandang sebagai
pupuk dasar dalam penyiapan lahan. Selain itu pada bagian guludan tanah
diberi penggunaan mulsa. Setelah proses lahan siap maka pembudidayaan
dilakukan pembibitan, pengairan, pemeiloharaan tanaman (diberi ajir atau
penompang tanaman), melakukan pembersihan dan perawatan pada
tanaman seperti memangkas tajuk, pembuangan tunas air atau wiwilan,
penjarangan buah, pemberian ZPT. Hasil prosuk hortikultura yang mudah
cepat rusak sehingga mengharuskan untuk dilakukan pascapanen yang baik.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Mahasiswa dapat melakukan produksi tanaman mentimun dengan cara
praktik langsung dilapangan.
2. Membandingkan pertumbuhan tanaman mentimun pada beberapa dosis
pupuk kandang.
BAB II
TINJAUAN PUSATAKA
1.1 Pengenalan Timun
Negara agraris merupakan julukan untuk negara Indonesia, hal ini disebabkan
Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya bermatapencaharian
sebagai seorang petani. Luas wilayahnya memiliki lahan yang subur menjadikan
kombinasi yang cocok untuk ditanamai berbagai jenis tanaman salah satunya adalah
tanaman hortikultura. Sektor hotikultura memiliki minaat konsumen yang tinggi,
tanaman hortikultura yang banyak diminati oleh masyarakat ialah buahan dan
sayuran. Terdapat berbagai jenis sayuran yang dapat digunakan dan dimanfaatkan
oleh konsumen. Tanaman hortikulutran yang banyak dimintai oleh masyarakat
sebagai sayur lalapan untuk makan salah satunya dalah mentimun.

Mentimun adalah salah satu sayuran buah yang banyak dikonsumsi


masyarakat indonesia karena nilai gizi mentimun cukup baik sebagai sumber
mineral dan vitamin. Kanudngan per 100 g berupa 0,5 mg besi 0,45 vitamin A, 0,3
vitamin B1 dan 0,2 vitamin B2. Tanaman mentimun (Cucumis sativus L) tergolong
tanaman yang tumbuh dengan cara merambat. Sayuran buah dari keluarga labuan
ini sudah populer diseluruh dunia. Selain dikonsumsi, mentimun juga mempunyai
manfaat. Produksi mentimun di Indonesia dari tahun ke tahun masih fluktuatif, di
kisaran 9,61-10,96 ton ha (Kementrian Pertanian direktorat Jendral Hortikultura,
2018). Fluktuasi produksi mentimun di Indonesia disebabkan beberpaa faktor,
diantaranya adalah faktor iklim dan teknik bercocok tanam, seperti pengolahan
tanah, pemupukan, pengairan, serta adanya serangan hama dan penyakit (Karmina
et al., 2020). Mentimun termasuk salah satu jensi sayuran buah yang memiliki
banyak manfaat dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, sehingga permintaan
terhadap komoditi ini sangat besar. Buah ini disukai oleh seluruh golongan
masyarakatt, sehingga relatif buah mentimun dibutuhkan dalam jumlah relatif dan
berkesinambungan. Kebutuhan buah mentimun cenderung terus meningkat sejalan
dengan pertumbuhan penduduk, peningkatan taraf hidup, tingkat pendidikan dan
kesadaran masyarakat tentang pentingnya nilai gizi. (Dewi, 2016).

Usaha produksi mentimun memiliki potensi yang besar dan perlu


ditingkatkan selain gampang dalam pemasarannya, budidaya mentimun bisa di
tanamn di datran rendah sanpai dataran tinggi dan petani di Indonesia pada umunya
sudah memahami cara budidayanya. Mentimun dapat tumbuhan dan cara
beradaptasi dengan hampir semua jenis tanah. (Gumelar et al., 2021). Peluang
budidaya mentimun di Indonesia sangat baik sebab mentimun banyak disukai oleh
warga. Permintaan terhadap mentimun ini dalam jumlah besar serta berkelanjutan.
Keinginan buah mentimun ini hendaknya bertambah lalu searah dengan ekslakasi
jumlah masyarakat. Ekslasi derajat hidup warga, tingkat pendidikan masyarakat dan
semain tungginya pemahaman warga kepada berartinya angka vitamin (Giawa,
2022).

1.2 Pembudidayaan Mentimun


Peningkatan produksi mentimun dilakukan pembudidayaan dengan baik
sebagai salah satu bentuk upaya peningkatan. Pembudidayaan mentimun meluas
seluruh dunia, baik daerah beriklim panas (tropis) maupun di daerah beriklim
sedang (sub tropis). Di Indoesia tanaman mentimun ditanamn di daerah dataran
rendah dan dataran tinggi. Daerah yang menajdi pusat pertanaman mentimun adalah
pulai Jawa. Dalam proses pengembangan, tanaman mentimun sering mengalami
kendala, terutama dalam sifat fisik dan kimia tanah. Tanah yang kurang subur
menyebabkan produksi menurun. Sehingga dalam penanaman, mutlak diperlukan
pengilahan tanah dan penambatan unsur hara. Dalam hal ini dapat dilakuakn
pemanfaatan pupuk kandang dan anorganik sebagai solusi yang dapat dilakukan.
Pemupukan merupakan salah satu kegiatan yang erat kaitannya dengan
pertumbuhan dan produksi tanaman. Ketersediaan pupuk sumber hara N, P, dan K
yang lebih direspons oleh tanaman mentimun. (Mulyanto, 2018).

Pemupukan merupakan salah satu faktor eksternal yang berpengaruh


penting dalam mempengaruh kecepatan oelh adanya perbaikan keadaan hara
sehingga masa panen dapat di percepat. Keuntungan lain yang diperoleh dari
pemupukan adalah tanaman yang subur dan sehat. Secara umum ada dua jenis
pupuk, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik adalah pupuk
yang tersusun dari materi makhluk hidup, speri pelapukan sisa-sisa tanaman,
hewan, dan manusia. Pupuk ogranik untuk memperbaiki sifat fisi, kimia dan biologi
tanah. Pupuk kandang mempunyai sifat memperbaiki aeresi tanah, menambah
kemampuan tanah menahan unsur hara, meningkatkan kapasitas menahan air,
meningkatkan daya sangga tanah, sumber energi bagi mikoorganisme tanah dan
sebagai unsur ara. Pupuk kandang juga memiliki kandungan unsur N yang dapat
mendorong pertumbuhan organ-rgan yang berkaitan dengan fotosintesis yaitu daun.
Unsur hara yang dikandung oleh beberapa jenis pupuk kotoran ternak ternyata
kandungan unsur hara N, P, dan K yang cukup baik terdapat pada pupuk kotoran
ayam bila dibandingkan dengan jenis pupuk kotoran ternak lainnya seperti pupuk
kotoran sapi, domba, kuda dan kerbau (Yadi et al., 2012).

Selain pupuk organik, pemberian pupuk anorganik juga perlu dilakuan agar
tersediannya unsir hara yang cukup dan seimbanga dalam tanah. Aplikasi pupuk
anorganik terutama dilakukan untuk menyediakan unsur hara N, P dan K baik
dalam bentuk pupuk tunggal ataupun majemuk. Untuk itu penggunaan pupuk
anorganik perlu dipadukan dengan pengunaan pupuk organik agar dapat
menambah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dan sekaligus meningkatkan
sumber bahan organik tanah. Pemberian pupuk organik yang dikombinasikan
dengan pupuk anorganik, dapat meningkatkan produktivitas tanaman dan dapat
meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk (Kurniawati, 2015)

Alternatif usaha untuk memperbaiki atau meningkatkan kesuburan tanah


pertanian secara berkelanjutan adalah dengan pemberian bahan organik. Pupuk
organik yang beredar di pasaran sangat banyak jenisnya, diantaranya adalah pupuk
kandang sapi dan Pupuk Organik Padat (POP) Supernasa. Pupuk kandang adalah
pupuk organikberfungsi sebagai peneydia unsur hara, baik makro dan ikro. Selain
itu pupuk kandang juga berperan dalam memperbaiki sfiat sifik tanah, memperbaiki
sifat kimia tanah, dan memperbaiki sifat biologi tanah.(Fefiani dan Wan, 2014).

1.3 Morfologi Mentimun


Mentimun (Cucumis sativus L.) memiliki akar tunggang dan bulu-bulu akar
tetapi daya tembusnya relatif dangkal, sekitar kedalaman 30-60 cm. Oleh karena
itu, tanaman mentimun termasuk peka terhadap kekurangan dan kelebihan air
Batang mentimun berupa batang lunak dan berair, berbentuk pipih, berambut halus,
berbuku-buku, dan berwarna hijau segar. Batang utama dapat menumbuhkan
cabang anakan. Ruas batang atau buku-buku batang berukuran 7-10 cm dan
berdiameter 10-15 mm. Diameter cabang anakan lebih kecil dari batang utama.
Pucuk batang aktif memanjang
Daun mentimun terdiri atas helaian daun (lamina), tangkai daun, dan ibu tulang
daun. Helaian daun mempunyai bangun dasar bulat atau bangun ginjal, bagian
ujung daun runcing berganda. Pangkal daun berlekuk, tepi daun bergerigi ganda.
Daun mentimun dewasa mempunyai ukuran panjang dan lebar yang
dapatmmencapai 20 cm, berwarna hijau tua hingga hijau muda, permukaan daun
berbulu halus dan berkerut.
Bunga mentimun berbentuk terompet dan berwarna kuning bila sudah mekar.
Mentimun termasuk tanaman berumah satu, artinya bunga jantan dan betina
letaknya terpisah, tetapi mash dalam satu tanaman. Bunga betinam mempunyai
bakal buah yang membengkak, terletak di bawah mahkota bunga, sedangkan pada
bunga jantan tidak mempunyai bagian bakal buah yang membengkak. Buah
mentimun merupakan buah sejati tunggal, terjadi dari satu bunga yang terdiri satu
bakal buah saja. Buah berkedudukan menggantung dan dapat berbentuk bulat,
kotak, lonjong atau memanjang dengan ukuran yang beragam. Jumlah dan ukuran
duri atau kutil yang terserak pada ukuran buah beragam, biasanya lebih jelas terlihat
pada buah muda. Warna kulit buah juga beragam dari hijau pucat hingga hijau
sangat gelap. Daging bagian dalam berwarna putih hingga putih kekuningan. Biji
matanng berbentuk pipih dan berwarna putih

1.4 Syarat Tumbuh Mentimun


Tanaman mentimun dapat tumbuh dan beradaptasi di hampir semua jenis tanah
dan dapat ditanam mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi 1000 mdpl. Jenis
tanah yang cocok untuk budidaya mentimun antara lain tanah aluvial, latosol dan
andosol. Tanaman mentimun membutuhkan tanah yang subur, gembur banyaj
mengandung humur, tidak tergenang dan tingkat keasaman berkisar 6-7 untuk
mendapatkan produksi yang tinggi dan kjualitas yang baik. Kandungan ph tanah
yang kurang 5,5 akan menyebabkan gangguan pada penyerapan zat hara oleh akar
sehingga pertumbuhna tanaman akan terganggu. Tanah yang kaya akan bahan
organik sangat baik untuk pertumbuhan tanaman mentimun, karena tanah yang
kaya bahan organik memiliki tingkat kesuburan tanah yang tinggi.
Pemelihan tempat dan iklim juga mnjadi syarat tumbuh bagi tanaman
mentimun. Tanaman mentimun tumbuh baik di ketinggian 0-1000m di atas
permukaan lau (dpl). Selain itu suhu pada tanaman budidaya mentimun yang baik
adalah antara 18-30C dengan cahaya yang berlanngsung pada 8-12jam/hari.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum dilaksanakan di lahan percobaan UNIB depan, Jurusan Budidaya
Pertanian. Fakultas Pertanian, Universitas Bengkul. Praktikum berlangsung
pada waktu pelaksanaan 11 Februari 2023 sampai 15 April 2023.

3.2 Alat dan Bahan


a. Bahan tanam: benih mentimun
b. Bahan pendukung :
- Pupuk kandang - Urea
- Air - SP 36
- Furadan - KCl

c. Alat
- Cangkul - Bambu
- Sprayer - Timbangan
- Arit - Alat tulis
- Parang - Kamera
- Tali - Karung

3.3 Prosedur Kerja


3.3.1 Persiapan Lahan
a. Membuat petak percobaan berukuran 4 m x 6 m, dengan
menggunakan ajir yang dipasang pada setiap sudut petakan. Jarak
antara satu bedeng dengan bedeng yang lain adalah 0.5 m
b. Membersihkan lahan dari gulma dan sisa tanaman kemudian
mencangkul hingga menggemburkan.
c. Membuat siring sebagai batas petakan sedalam 30 cm dan lebar 50 cm
di sekeliling.
d. Meratakan permukaan tanah, dengan cara menggemburkan tanah
pada petakan sehingga tinggi permukaan tanah sama.
3.3.2 Persiapan Tanam
3.2.2.1 Membuat Alat Bantu Jarak Tanam (Cablak/Caplak)
Langkah kerja :
a. Disiapkan tali rafia sepanjang 6,5 meter dan 2 utas tali lain
sepanjang 4,5 meter. Kedua tali ini akan dijadikan tali utama.
(luas lahan 6 m x 4 m, sisa 0,5 m adalah tali yang dilebihkan
untuk dijadikan pengikat ajir pada kedua ujung).
b. Disiapkan potongan tali rafia sepanjang 15 cm. Warna tali rafia
yang berbeda dari tali rafia yang digunakan pada langkah 1 akan
lebih baik. Tali-tali kecil ini berfungsi sebagai tali penanda jarak
tanam.
c. Diukur dari kedua ujung tali utama jarak 45 cm, diberi penanda
dengan spidol (digunakan untuk pengikat ajir). Selanjutnya
sesuai dengan jarak tanam dari komoditi yang akan ditanam,
diberi tanda dengan spidol hingga selesai di ujung tali. Simpul
pertama berjarak setengah jarak tanam untuk mentimun jarak
tanamnya 30 cm x 40 cm (masing-masing cablak diberi jarak
tanam dari pingir 45,40,50, 40, 50, 40, 50, 45 cm jadi terdapat
8 baris ke samping dan jarak tanam kebelakang 30 cm sebanyak
15 baris Total benih yan ditanam ada 120 benih dan lubang
tanam).
d. Pada setiap titik spidol yang diberi tanda, dibuat simpul-simpul
dengan tali rafia sebagai penanda jarak tanam.
Tali Ukuran 6,5 m untuk panjang dari depan kiri kek kanan
sebagai berikut:

45cm 40cm 50cm 40cm 50 cm dst....


45 cm.

Sedangkan tali ukuran 4,5m untuk jarak tanam dari depan ke


balakang sebagai berikut:
30cm 30 cm 30cm 30cm dst.............

• pada setiap titik spidol yang telah diberi tanda, buat simpul simpul
dengan tali rafia penanda jarak tanam

3.3.2.2 Menghitung kebutuhan benih dan persiapan benih


a. Benih diberikan oleh Coas yang berasal dari Lab Agronomi dan sudah
dberikan lapisan furadan.
b. Memilih benih yang utuh dan baik,tidak berlubang atau rusak.
c. Menghitung jumlah benih ( mentimun ) yang dibutuhkan untuk
petakan, jika ditanam 1 benih pada setiap lubang.
3.3.2.3 Menghitung dosis pupuk
a. Dosis pupuk pada umumnya disebutkan untuk luasan area per hektar.
Misalnya urea 250kg Ha-1, dosis pupuk kandang 10 ton Ha-1dan
sebgainya. Menghitung kebutuhan pupuk pada luasan lahan yang kita
tanami dilakukan sebagai berikut.
b. Kebutuhan pupuk = (Luas lahan yang ditanam/luas lahan 1 hektar) x
dosis pupuk per hektar.
c. Lakukan penghitungan dosis pupuk urea,SP-36,KCL pada lahan
saudara sesuai dengan jenis komoditi yang saudara tanam jika
diketahui kebutuhan pupuk per hektar seperti tertera pada tabel.
Selanjutnya serahkan hasil penghitungan kepada Coass, maka Coass
akan menyiapkan pupuk saudara pada saat tanam.

3.4.3 Masa Penanaman


3.4.3.1 Membuat Lubang Tanam
a. Diawali dengan membersihkan petakan dari gulma yang tumbuh.
b. Menentukan letak lubang tanam pertama berdasarkan jarak yang akan
diaplikasikan, denagan menetapkan letak tanaman sudut = 1/2 x jarak
tanam.
c. Merentangkan tali cablak ukuran 2,5 meter yang telah disiapkan
sebelumnya pada kedua sisi lahan saudara. Lalu mengikatkan bagian
ujungnya pada ajir
d. Tali cablak ukuran 3,5 meter digunakan untuk panduan menugal
direntangkan dengan arah tegak lurus pada tali pertama.
e. membuat lubang tanam denagan kedalaman dengan kedalaman 5-7
cm sesuai jarak tanam dengan mengguanakan tugal tepat pada simpul
tali jarak tanam.

3.4.3.2 Menanam dan Melakukan Pemupukan Dasar


a. Setelah lubang tanam jadi, kemudian dimasukkan FURADAN 3G
sekitar 10 butir perlubang tanam atau sebanyak seperempat sendok
teh.
b. Kemudian barulah dimasukkan benih sebanyak 1 butir pada setiap
lubang tanam.
c. Setelah selesai menanam satu barisan, pindahkan tali cablak 6,5 meter
ke tanda jarak tanam berikutnya. Jangan memindahkan tali cablak
yang 4,5meter.
d. Dilakukan pemupukan dasar (campuran urea, SP-36,dan KCL )
dengan cara membuat alur terlebih dahulu berjarak 10 cm sejajar
dengan barisan tanaman, kemudian taburkan pupuk,lalu ditimbun.
e. Setelah semunya selesai dimasukkan pada lubang tanam, kemudian
lubang tanam ditutup dengan tanah yang remah.
f. Melakukan pengairan dengan cara menyiram pada setiap alur lubang
tanam hingga tanah cukup basah.
g. Buatlah label nama praktikan,NPM dan shift praktikkum pada
petakkan saudara dengan bahan map plastik hijau berukuran 30 cm x
15 cm.
3.4.4 Masa Pemupukan
Melakukan pemupupukan secara berimbang sebanyak 2 kali.Pada
pemupukan pertama yaitu pada saat penanaman, semua pupuk dasar
diberikan. Pupuk dasar yang digunakan adalah Urea, KCl dan Sp 36 .Urea
diberikan dua kali yaitu 1/3 dosis pada saat tanam, dan 2/3 dosis pada saat
tanaman telah berumur 4 minggu setelah tanam. Memberikan pupuk ini
dengan cara meletakkan didalam alur yang dibuat pada salah satu sisi 5-7,5
cm dari barisan tanaman. Setelah semua pupuk diberikan maka alur yang
telah diberi pupuk tadi ditimbun dengan baik.

3.4.5 Menghitung Daya Tumbuh, Penjarangan dan Pengukuran Tanaman


Melakukan penyiraman setiap hari pagi dan sore pada setiap alur lubang
tanam hingga tanah cukup basah. Seminggu setelah tanam, melakukan
penanam susulan (penyulaman) pada lubang tanam benihnya tidak tumbuh
atau tumbuh tidak normal dengan menggunakan benih dan cara yang sama
dengan penanam awal. Melakukan penyiangan untuk mengendalikan gulma,
menggemburkan tanah dan membumbun perakaran tanaman pada saat
tanaman berumur 4 minggu setelah tanam.

3.4.6 Pengamatan Tanaman


3.2.6.1 Pengamatan Daya tumbuh dan penentuan Sampel
a. Melakukan Pengamatan secara umum terhadap semua tanaman
diseluruh petakan meliputi :
• Daya tumbuh tanaman, dengan cara menghitung jumlah benih yang
tumbuh diseluruh petakan dan membandingkan dengan jumlah benih
yang ditanam
∑ Tanaman yang tumbuh
Daya Tumbuh = x 100%
∑ Benih yang ditanam
• Tipe perkecambahan diamati posisi endosperm kecambah kemudian
gambarlah secara benar posisi endosperm terhadap akar dan batang
dari setiap jenis tanaman tersebut. Amati apakah endosperm muncul
diatas permukaan tanah atau tetap tinggal didalam tanah.
Luas Area
Populasi Tanaman =
Jarak Tanam
b. Membuat diagram tanaman pada petakkan masing masing
c. Membuat nomor urut 1 sd seterusnya sampai terakhir, tidak termasuk
tanaman pinggir
d. Membuat kocokan arisan sejumlah tanaman di atas
e. Ambil secara bertahap sebanyak tanaman sampel (5% dari populasi
atau sekitar 5 sampel).
f. Membuat tanda pada tanaman dilapang sesuai sampel yang terpilih
g. Tanaman dirawat sebaik mungkin
h. Mengumpulkan data untuk ditanda tangani oleh co-ass.

3.4.6.2 Melakukan pengamatan pertumbuhan vegetatif


a. Variabel pertumbuhan diamati pada minggu ke- dan saat panen.tabel
pengamatan dapat dilihat pada lembar catatan buku kecil.
b. Variabel yang diamati diantaranya :
Menghitung tinggi daun, menghitung jumlah daun, Menghitung
diameter batang, jumlah buah,panjang buah, dan berat buah. Tambahan
menghitung umur berbunga.

3.4.7 Pembumbunan dan Pengendalian OPT


1. Menggemburkan tanah dan membumbun tanaman ketika tanah
berumur 4 minggu.
2. Mengamati jenis gulma yang tumbuh
3. Melakukan pengendalian gulma secara manual dengan cara mencabuti
atau menggunakan arit.
4. Melakukan Pengendalian terhadap Organisme Pengganggu Tanaman.
Jika memungkinkan pengendalian hama , melakukan secara mekanik
dengan cara menangkap dan membunuh hama yang mengganggu
tanaman. Jika serangan sudah diambang batas, melakukan
pengendalian dengan pestisida sesuai dengan kebutuhan.

3.4.8 Panen
• Lakukan pemanenan bagian Vegetatif dan bagian ekonomis tanaman
apabila sudah menunjukan tanda tanda siap panen atau sudah waktunya
panen.
• Lakukan Pengukuran:
a. Timbanglah berat segar atau bobot buah ketika panen per tanaman
sampel dengan timbangan duduk.
b. Kemudian hasil dari mentimun di jual.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Denah Sampel Tanaman
1 2 3 4 5 6 7 8
9 16
17 24
25 32
33 40
41 48
49 51 56
57 64
65 72
73 80
81 88
89 96
97 104
105 112
113 120
Keterangan : Merah = Percobaan acak sampel Hitam = tanaman pinggir

• Daya Kecambah/Tumbuh pada Mentimun

jumlah tanaman yang tumbuh


Daya tumbuh = x 100%
jumlah tanaman yang ditanam

98
= x 100%
120

= 81,66 %

Setelah penyulaman

jumlah tanaman yang tumbuh


Daya tumbuh = x 100%
jumlah tanaman yang ditanam

113
= x 100%
120

= 94,66%
• Jumlah populasi tanaman
Luasan area = 6m x 4m
Jarak tanam = 30cm x 40cm
Populasi tanaman ?
Populasi = jumlah baris horizontal x jumlah baris vertikal
= 8 x 15
= 120
• Tinggi Tanaman (cm)
Sampel (s) Minggu ke 1 Minggu ke 2 Minggu ke 3 Minggu ke 4
S1 20 cm 66 cm 131 cm 159 cm
S2 21 cm 71 cm 31 cm 165 cm
S3 28 cm 73 cm 143 cm 167 cm
S4 19 cm 65 cm 127 cm 147 cm
S5 25 cm 68 cm 142 cm 161 cm
S6 23 cm 73 cm 127 cm 157 cm
S7 36 cm 78 cm 145 cm 171 cm
S8 18 cm 63 cm 123 cm 142 cm
S9 32 cm 68 cm 147 cm 169 cm
S10 22 cm 72 cm 130 cm 157 cm
Rata-rata = 159,5 cm

• Jumlah Daun
Sampel (s) Minggu ke 1 Minggu ke 2 Minggu ke 3 Minggu ke 4
S1 10 19 33 41
S2 7 15 26 36
S3 13 24 31 45
S4 9 15 25 30
S5 9 17 29 41
S6 8 14 26 32
S7 8 16 28 42
S8 5 10 16 25
S9 7 13 27 36
S10 8 14 26 32
Rata-rata = 36 helai

• Diameter Batang
Sampel (s) Minggu ke 1 Minggu ke 2 Minggu ke 3 Minggu ke 4
S1 0,8 cm 1,0 cm 1,3 cm 1,5 cm
S2 0,7 cm 1,0 cm 1,3 cm 1,3 cm
S3 1,0 cm 1,2 cm 1,3 cm 1,5 cm
S4 0,5 cm 1,0 cm 1,0 cm 1,2 cm
S5 1,0 cm 1,2 cm 1,4 cm 1,4 cm
S6 0,8 cm 1,0 cm 1,0 cm 1,2 cm
S7 0,7 cm 1,2 cm 1,5 cm 1,7 cm
S8 0,8 cm 1,0 cm 1,3 cm 1,5 cm
S9 0,8 cm 1,0 cm 1,2 cm 1,4 cm
S10 0,8 cm 1,0 cm 1,2 cm 1,3 cm
Rata-rata = 1,4 cm
• Jumlah Buah
Sampel (s) Minggu ke 1 Minggu ke 2 Minggu ke 3 Minggu ke 4
S1 0 0 3 3
S2 0 0 3 4
S3 0 0 3 4
S4 0 0 2 3
S5 0 0 4 5
S6 0 0 3 4
S7 1 2 4 5
S8 0 0 2 4
S9 0 0 3 5
S10 0 0 3 4
Rata-rata = 4,1 buah

• Panjang Buah
Sampel (s) Panjang buah
S1 22 cm
S2 24,5 cm
S3 26,5 cm
S4 25,5 cm
S5 27 cm
S6 25 cm
S7 29,5 cm
S8 24 cm
S9 27,5 cm
S10 26,5 cm
Rata-rata 25,8 cm

• Berat Buah
Sampel (s) Berat Buah
S1 510 gr
S2 440 gr
S3 630 gr
S4 490 gr
S5 580 gr
S6 550 gr
S7 700 gr
S8 430 gr
S9 610 gr
S10 550 gr
Rata-rata 549 gr

• Diameter Buah
Sampel (s) Diameter buah
S1 6,5 cm
S2 6 cm
S3 6,5 cm
S4 5 cm
S5 5,5 cm
S6 5,5 cm
S7 7 cm
S8 6,5 cm
S9 5 cm
S10 5 cm
Rata-rata 5,85 cm

4.2 Pembahasan
Pengembangan hortikultura di Indonesia pada umunya masih dalam skala
perkebunan rakyat yang tumbuh dan dipelihara secara alami dan tradisional,
sedangkan komoditas hortikultura yang diusahakan masih terbatas. Karena
komoditas yang tergolong memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif oleh
karenanya kita harus berani mulai untuk melakukan pengembangan pada
tanaman hortikultura agar terjadi peningkatan produksi dan produktivitas. Salah
satu tanaman hortikultura yang digunakan pada praktikum lapangan kali ini
adalahmentimun. Tanaman mentimun (Cucumis sativus L). termausk dalam
tanaman yang dicirikan dengan pertumbuhan yang merambat dari famili labu-
labuan (Cucurbitaceae). Adapun bentuk botani lengkap dari tanaman
mentimun.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotylodenae
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Cucumis
Spesies : Cucumis sativus L.

Pembudidayaan di Indonesia cukup baik untuk iklim tropis. Karakteristik


tumbuh mentimun sendiri dapat tumbuh di daerah panas (tropis) maupun
sedang (sub triopis). Prospek pembudidayaan mentimun sangat baik karena
mentimun sendiri banyak digemari oleh masyrakat. Bentuk olahan dari
mentimun dapat diolah menajdi acar, asinan, salad dan lalp ada juga beberapa
digunakan sebagai bahan dasar dari kosmetik. Budidaya tanaman sayuran,
khusunya mentimun tidak terlepas darri konsumsi energi yang digunakan
selama proses produksi. Mentimun (Cucumis sativus L), merupakan tanaman
sayuran yang banyak diusahkan petani dalam memenuhi kebutuhan pasar
tradisional, bahkan bahan baku industri kosmetik dan obat-obat. (Sriwijaya
dan Haryanto, 2013).

Mentimun tergolong tanaman semusim dengan umur panen anatara 35-40


hari. Sebelum melalakukan pembudidayaan tanaman mentimun perlu
mengetahui kondisi alam dan lingkungan sekitar pada tanaman penanaman
mentimun nantinya. Tanaman mentimun dapat hidup dengan baik pada pH
tanah netral 6-7. Suhu yang baik bagi pertumbuhan tanaman ini adalah 23C
pada siang hari dan 17C pada malam hari. Tanaman mentimun memiliki akar
tunggang dan rambut-rambut akar, namun daya tembus akar ke dalam tanah
sangat dangkal, sehingga tanamahn ini sangat peka terhadap kekurangan dan
kelebihan air.
4.2.1 Penanaman Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L)
Tahapan pembudidayaan secara garis beras mentimun kediri atas:
(1) kegiatan penyiapan lahan berupa pembersuhan lahan dari rumput liar
dan sisa-sisa tanaman bertujuan untuk memudahkan kegiatan pengolahan
lahan. (2). Pengolahan lahan, pada budidaya mentimun dilakukan dengan
mencangkul tanah atau membajak lahan dengan kedalaman 30 cm. (3).
Penanaman dilakukan dengan sisitem tabela (tabur benih langsung) pada
lubang tanam sebanyak kedalaman 3-5 cm berjarak 50 x 60 cm dengan
jumlah benih per lubang tanamn seabanyakj 2 benih. (4). Kegiatan
penjarangan dilakukan pada saat tanaman berumur 7 hari dengan
mempertahankan satu tanaman yang pertumbuhannya baik pasa satu
lubang. (5) kegiatan pememliharaan meliputi kegiatan pemupukan,
pengendalian hama dan penyakit dan pemberian air irigasi (6) Pemanenan
timun dapat dilakukan pada saar tanaman sudah berumur 35 dengan interval
panen 2 hari sehingga tanaman tidak berproduksi lagi. (Suryanto et al.,
2019). Berdasarakan literatur dengan teknik budidaya yang dilakukan di
lapangan tidak jauh berbeda.
Teknik dasar budidaya tanaman hortikultura khususnya mentimun
pada praktikum kali ini diawali dengan membuka lahan. Pembukaan lahan
dilakukan untuk menggunakan lahan sebagai pembudidayaan mentimun.
Kegiatan pembukaan lahan ini berlangsung pada tanggal 3 September 2022.
Kegiatan yang dilaksanakan berupa pembersihan lahan dan persiapan lahan.
Proses pembukaan kahan dilakukan secara konvesional berasmaan dengan
seluruh praktikan lainnya. Pembukaan lahan menggunakan peralatan speerti
cangkul, parang, dan arit. Kegiatan pembukaan lahan ini sekaligus sebagai
kegiatan awal untuk pembersihan rumput atau gulma yang akan menjadi
pengganggu tumbuhnya benih mentimun. Setelah lahan dibuka telah dibuka
dan bersihkan, selanjutnya lahan dibagi perpetak untuk setiap shift
paraktikum. Satu petakan lahan di lapangan digunakan untuk 2 orang
praktikan dengan luasan petakan sebesar 6m x 4m per tiap petakan
ukurannya sama. Petakan diberi pembatas dengan tali rapiah untuk
mengetahui batasan petakan tiap praktikan, kemudian masing-masing
mengolah lahan yang digunakan untuk pembudidayaan tanaman mentimun.
Gambar 1. Periapan Lahan

Kegiatan selanjutnya berlangsung satu minggu setelah kegiatan


persipan kahan, tahap selajutnya pengolahan lahan yang beralngsung pada
tanggal 9 dan 10 September 2022. Pengolahan lahan, ketika lahan sudah
dilakukan pembersiahan tahapan selajuthnya adalah pengolahan lahan.
Pengolahan lana ini merupakan kegiatan proses mengubah sifat tanah
dengan memperhgunakan alat pertanian sehingga lahan pertanian sesui
kebutuhan. Kegiatan di lapangan berupa pengembuaran pada tanah. Proses
prengemburan ini berupa proses yang berhubungan dengan
pemecahan/pemisahan suatu massa tanah menjadi agregat tanah yang
berukuran lebih kecil seperti yang dihasilkan dari pekerjaan pembajakan,
penggaruan dan sebagainya. Pengemburan dilapangan menggunakan
cangkul, pencangkulan dilakukan dengan teknik menggali dan timbun pada
petakan. Tanah yang telah gembur, diberi pupuk kandang untuk
menetralisirkan ph pada tanah. Netralisir pada ph tanah juga dapat dilakuakn
dengan pemberian pengapuran pada tanah. Proses pemupukan pada praktik
dilapangan dilakukan pada tanggal 16 September 2022. Pupuk kandang
yang diberi perlakuakn terdapat enmpat tipe perlakuan untuk pupuk
kandang. Perlakukan pupuk kandang tersebut adalah :

P0 = 0 ton/ha P2 = 15 ton/ha atau 36 kg.


P1 = 5 ton/ha atau 12 kg. P3 = 20 ton atau 48 kg.
Pemberian pupuk kandang dilakukan dengan cara sederhana yaitu,
penaburang pada lahan petakan secara merata. Pemberian pukan atau pupuk
kandang bertujuan untuk menyediakan unsur hara mikro dan mikro untuk
tanaman. Pupuk kadnang berasal dari kotoran heman dalam bentuk padatan
baik belum di komposkaan maupun sudah dikomposkan sebagai sumber
unsur hara teruatama N bagi tanaman dan dapat mmeperbaiki sefiat kimia,
bilogi dan fisik tanah. Berdasarkan literatur terkait pengaplikasian pukan,
pemberian pupuk kandang umunya siberikan satu kali dan diberi sebelum
penanaman (Adriani dan Helda, 2017).

Gambar 2. Pengolahan Lahan Gambar 3. Ilustrasi pemberian pukan


Luas petakan dengan ukuran 4m x 6m yang telah dilakukan pupuk
kandang tahap selajutnya mengukur jarak tanaman sebelum melakukan
penanaman pada petakan secara langsung. Media tanam yang telah
mencapur anatar tanah dengan pupuk kandang akan melindungi benih
tanaman mentimun. Jarak tanam yang dibuat untuk penanam pada timun
sebesar 30 cm x 40 cm. Jarak antar tanaman pinggir ke dalam lahan 45 cm,
kedua 40 cm dan selanjutnya 50 cm kemudain balik lagi 40 cm, 50 cm dan
batas ujung jarak 45 cm. jarak tanam dibuat 8 baris tanaman dalam satu
petakan.

Penaman benih merupakan merupakan prosesn pemindahan ataua proses


penanaman ke dalam tanah agar tanamn tumbuh dan berkembang baik.
Penanaman benih mentimun terbagi menjadi dua teknik yaitu teknik semai
dan teknik tanam langsung atau tabela. Teknik semai merupakan suatu
proses penyiapan bibit mentimun dulu sebelum di tanam pada lahan
penanaman. Umumnya kegiatan penyemaian diawali dengan perendaman
benih di dalam air kemdian ditanam melalui tray semain lalu baru dilakakan
peminadahan. Sedangkan pada teknik tebala adalah teknik sistem
penanaman pada tanaman mentumun tanap proses persemaiun dan
pemindahan bibit, namun langsung tanam pada lahan di lapangan.

Gambar 4. Benih mentimun


Teknik penanaman yang dilakukan pada praktikum di lapangan,
menggunakan sistem tabela atau tanam benih langsung di lapangan. Teknik
tabela ini meruapakan salah satu alternatif untuk meningkatkan intensifikasi
pertanian berkelanjutan dalam menutupi kelemahan suatu usha
pembudidayaan tanaman mendtimun secara konvesional.

Tahap penanaman benih, pertama kali sebelum tanam dilakukan


penugalan sesuai dengan jarak tanam yang telah diukur sebelumnya. Tanda
penjarakan tanam dibantu oleh tali rapiah sehingga pada tahap hanya
menunggali lubang tanam seseuia dengan tanda rapiah. Proses penugagaln
menggunakan kayu dengan rujing pada ujung tombaknya, kedalaman
menunggal sedalam 16-20 cm pada permukaan tanah. Namun, penanaman
benih setinggi 5 cm dari permukaan tanah. Lakukan secara berulang
sebanyak 8 baris tanaman. Dalam satu baris tanaman terdapat 15 lubang
tanamn dan satu lubang tanaman disi oleh 1 benih mentimun sehingga
membutuhkan 120 benih untuk ditanam. Penamaan pada benih mentimun
dilakukan di sore hari. Selain itu, pada tahap penanaman benih mnetimun
ini juga berlangsung kegiatan pemupukan Urea, SP36 dan KCl. Pemberian
pupuk ini diberikan pada tiap benih mentimun yang telah dilettakan di
dalam lubang tanam. Teknik pemberian pupuk Urea, TSP dan KCL
dilakukan dengan cara meletakkan ketiga pupuk tersebut secara berasama
didalam lubang sebelah lubang tanamn mentimun, maka lubang pada tiap
baris terdapat 36 lubang dengan keterangan, 15 lubang untuk benih
mentimun dan 15 lubang lainnya untuk pupuk.

Pemberian pupuk Urea, KCl dan SP36 memiliki dosis ketentuan


dengan dosisi urea sebesar 720 kg/ha, SP36 300kg/ha dan KCl 100kg/ha.
Terkhusus untuk pupuk Urea dilakukan dua kali pemupukan maka pada
pemupukan pertama menggunakan dosis sebesar 400kg/ha dan dosis kedua
diberi pemupukan sebesar 320kg/ha.

Gambar. Pupuk Urea Gambar Pupuk SP36


Sumber gambar : internet

4.2.2 Perawatan Tanaman Mentimun(Cucumis sativus L)


Tahap kegiatan praktikum selanjutnya adalah perawatan pada
tanaman hingga tamana mulai tumbuh. Tanaman mentimun mulai terlihat
telah tumbuh menjadi tanaman kecil pada pengamatan di tanggal 26 April
2023.

Gambar Pertumbuhan Tanaman Mentimun


Dari pertumbuhan tanaman mentimun yang telah muncul, pengamatan
pertumbuhan dapat melihat bentuk fisik morfologi dari tanaman mentimun.
Berdasarakan pengamtan dari awal tumbuhnya tanaman timun diketahui,
mentimun memiliki batang yang basah, berbulu serta berbuku-buku.
Sedangkan daun mentimun berbentuk bulat dengan ujung daun yang
meruncing berganda dan bergerigi, berbulu halus, memiliki tulang daun
yang menyirip dan bercacang-cabang, kedudukannya tegak dan tegap serta
mentimun berdaun tunggal.

Ketika tanaman mulai tumbuh disetiap perbaris tanaman maka dilakuakn


perhitungan daya tumbuh atau daya berkecambah pada tanaman, hasil dari
penanaman di lapangan diketahui tanaman timun yang berkecambah
sebanyak 122 tanaman. Presentase hidup dari tanamn cabai sebesar 84,72%.
Artinya tanaman mentimun memiliki pertumbuhan yang cukup baik untuk
dilakukan pembudidayaan pada tanaman. Kegiatan setersunya adalah
perawatan pada tanaman mentimun dan pengamtaan pertumbuhan pada
mentimun.

Perawatan tanaman mentimun dilakukan upaya penyiraman dan


pemberian pupuk urea kembali dengan dosis 300kg/ha. Untuk penyiraman
pada tanamn mentimun juga dilakukan secara intesif apabila tanah mulai
kering. Pada pembudidayaan tanam mentimun ini tidak menggunakan
sistem irigasi baik itu tradisional maupun teknologi, penyiraman dilakukan
dengan cara penyiraman menggunakan gemobor tanaman. air yang
digunakan adlah air tampungan dari hujan ataupun air saluran siring
disekitar lokasi penanaman. Penyiraman di pagi hari membuat cadangan air
untuk tanaman di sepanjang hari, sehingga tanaman akan mampu
menghadapi oanas matahri dengan lebih baik. Selain itu, menyiram tanaman
di pagi hari akan meningkatkan siklus pertumbuhan alami tanaman.

Tahap selanjutnya adalah penajiran tanaman timun. Pengajiran adalah


suatu kegiatan pada pembudidayaan tanaman khusunya pada tanaman yang
tipe mejalar atau mempunyai tali tengtakel. Kegiatan pengajiran dilakukan
untuk mempermudah dalam teknis penanaman tanamn perkebuanan. Fungsi
dari pembuatan pengajiran ini adalah untuk mengatur jarak tanam di
lapngan, mmepermudah pembuatan lubang tanam dan membantu agar benih
yang ditama membentuk garis lurus sehingga mempermudah dalam
pengelolaan dan pemeliharaan tanam.

Proses pembuatan ajiran terbagi menjadi dua tipe yaitu ajir lurus dan
ajir miring. Ajiran sendirimemiliki kegunaan sebagai penopang tanama agar
tanaman teteap berdiri tegak dan mendapatkan sinar matahari dalam jumlah
optimum. Pembuatan ajiran dapat memanfaatkan bahan yang berasal dari
kayu maupun bambu. Pada kegiatan praktikum di lapangan, untuk
pengajiran tanaman mentimun menggunakan sistem ajiran miring. Bahan
yang digunakan dalam pembuatan ajir adalah bambu, kayu, tali tanaman dan
tali rapiah. Tampilan dari pengajiran dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar Pengajiran

Pemsangan ajir miring, sesui dengan jarak tanam pada tanaman.


lubang tanah dibuat tugal sesui dengan jarak tanam kedalamam 2-4cm.
setiap luabng disisi benih tanaman. Pemasangan tali atau lanjaran
membentuk huruf A bertujuan untuk penyanggah sekaligus tempat
memanjar salur tanaman. mengikita salur tanaman pada batang lanjaran agar
salur tidak mudah patah. (Pobela et al., 2022). Setalah pertumbuhan tanamn
sudah tumbuh semua, bisa dilakukan pemberian sampel pada tanaman.
Pemelihan sampel pada tanaman dan dapat dilakukan secara random namun
disarankan pemilihan random pada dalam petakan tidak disarankan untuk
mengambil tanamn pinggir. Hal ini dikarenakan, tanaman pinggir tidak
terlalu memiliki pertumbuhan yang baik.

Penggunaan sampel pada tanam mentimun digunakan untuk sebagai


sampel pengamatan pada pada tanaman. Pengamatan variebel yang diamati
pada praktikum ini adalah tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah buah, berat
buah, diamter batang dan bunga. Pemgamatan dilakuakn sebanayk empat
kali pengamatana dengan variabel yang ditentukan serat alat pendukung
yang digunakan berupa meteran, kamera untuk dokumnetasi, alat tulis untuk
pencatan dan timbangan.

Variabel tinggi tanaman, pengamatan pada tinggi tanaman terbilang


salah satu pengmatan yang paling mendasar dari pengmatan tanaman.
Variabel petumbuhna tanaman yang mudah diamati sebagai paramter
untuk mengetahui pengaruh lingkungan atau pengaruh perlakukan
terhadap tanaman. parameter tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal
pada tanaman samapau dengan titik tumbuh dengan menggunakan metera.
Penngukuran tinggi bisanya berhentu ketika pertumubahan vegetatif
tanaman telah mencapai pembungaan. Tinggi tanaman berdasarakan
satuan cm. Tabel hasil menunjukkan grarik pertumbuhhan tanaman,
sebagai berikut:

180
160
Panjang Tanaman

140
120 MINGGU 1
100 MINGGU 2
80
MINGGU3
60
40 MINGGU 4
20
0
S 1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10

Berdasarkan hasil data pengamatan yang telah dilakukan dari lapangan


dapat diketahui dari grafik bahwa tinggi pertumbuhan tanaman mentimun
jika kita rata-ratakan tinggi dari 10 sampel tersebut rata rata adalah

186,8 cm pada kondisi ini perlakuan pemberian pupuk kadang sebanyak


15 ton atau 36 kg pupuk kandang. Jika dibandingkan dengan data
pertumbuhan pada kelima sampel tanpa perlakuan pupuk kandang
diketahui memiliki rata-rata nilai pengukuran akhir sampel sebesar yang
lebih kecil. Berdasarakan literatur, perlakuan dosisi pupuk 1 MST sampai
6 MST menunjukkan perlakuakn K0 (tanpa pupuk ) cenderung lebih
rendah sedangkan mentimun dengan perlakuan pupuk 20 ton /ha
cenderung lebih tinggi. (Murholis dan Roid, 2022). Maka hal ini
mendunkung bahwa pertumbuhan dari mentimun dapat dipengaruhi oleh
pemberian pupuk kandang yang diberikan. Jika dibadingkan dengan
tanaman mentimun pada dosis 20ton atau sekita 48 kg, maka pertumbuhan
tinggi tanaman memiliki jumlah rata-rata pengamatan akhir sebesar 249,75
cm hal ini menujukkan bahwa semakin tinggi doses yang diberikan kepada
tanam mentimun maka pertumbuhan tanaman tinggi pula.

Gambar, Pertumbuhan Tinggi Tanaman

Pengmatan morfologi pada batang tanaman mentimun, tanaman ini


memiliki batang yang mejelar. Mentimun ini mepunyai sulu dahan
berbentuk dpiral yang keluar di sisi tingkai daun. Sulur mentimun
merupakan batang yang sudah termodifikasi dan memiliki ujung yang
peka di untuk sentuh. Bila tersentu akan menjadi perubahan mengkerut
atau masuk kedalam. Pertumbuhan tinggi tanaman semakin terlihat jelas
ketika diberi pengajiran sehingga memudahkan pengukuran pada tanam.
Tanaman menjalar atau melilit talai ajairan ke atas dan bebrapa cabang
sulur di lakukan pemangjasan untuk teteap menajaga kulaitas buah
nantinya.

Variabel pengukuran selanjutnya dalah pengmatan pada jumla daun


tanam mentimun. Morfologi dari daun mentimun memiliki bentuk bulat
dengan ujung daun runcing berganda, berwarna hijau muda samapi hijau
tua. Pertumbuhan daun pada batang secara selang-seling anatara satu daun
dengan daun diatasnya. Pengukuran hail pertumbuhan dari tabel hasil
dapat dikalkulasikan secara singkat melalui grafik jumlah daun tanaman.

50
45
40
35
Jumlah Daun

30 MINGGU 1
25 MINGGU 2
20 MINGGU3
15
MINGGU 4
10
5
0
S10
S2
S3
S4
S5
S6
S7
S8
S9
S1

Jumlah daun pada tanaman mentimun yang diamati sekam 4 pakali


pananaman diketahui berdasarkan gambar, tanaman tumbuh dengan baik
atau dapat dikatakan stabil. Tanaman dengan sampel tertinggi untuk
epngaruh pupuk kadang 15 ton adalah sampel 10 dengan selsisih jumlah
daun yang sangat berbeda dauh. Berdasarkan literatur menunjukkan bahwa
pemberian pupuk kandang berpengaruh nyata terhdapa jumlah daun
dengan dosis opstimum sebagai dosisi terbaik yang memberikan pengaruh
terhadap variabel (Yulianto et al., 2021). Pada pembanding nilai lain juga
menunjukkan bahwa semakin tinggi jumlah dosis yang diberikan dapat
mempengaruhi pertumbuhan jumlah daun yang tumbuh pada tanaman.
Namun, perlu diketahui dosisi yang optimum tidak selalu semakin tinggi
dosis namun juga dilihat dari perbandingan antar dosis lain, sehingga kita
dapat mengetahui dosisi mana yang optimal untuk digunakan dalam
pembudidayaan tanaman mentimun.

Diameter batang meruapakn salah satu varibel yang diamati dari


praktikum ini. Dengan demikian diamter batanag dapat didefinisikan
sebagai panjang garis antara dua buah titik pada lingkaran di sekeliling
batang yang melalui titi pusat (sumbu) batang. Pada pengukuran diameter
batang menggunakan meteran dalam ukuran lebar. Berdasarkan hasil
pengukuran yang telah diamati maka memperoleh nilai tanaman.

1.8
1.6
Diameter Batang

1.4
1.2
MINGGU 1
1
MINGGU 2
0.8
MINGGU3
0.6
MINGGU 4
0.4
0.2
0
S10
S1

S9
S2
S3
S4
S5
S6
S7
S8

Berdasarkan tabel pengamatan yang telah di ambil dari lapangan,


diamter batang pada tanaman diketahui memiliki pertumbuhan diamter
yang cukup dignifikan dari pertumbuhan apda umunya. Jika dilakukan
perbandingan dengaan pengaruh pemberian pupuk tanaman lain, pupuk
kadnang dapat meningkatkan keseimbanga hara, sehinngga pertumbuhan
tanaman lebih baik, suplai hasil fotosintesis ke organ yang ada akhirnya
berpengaruh terhadap diameter pada batang. Namunm ada beberapa hasil
yang menunjukkan bahwa diameter batang stagnan atau pemberian pupuk
kandang tidak terlalu berpengaruh banyak terhdapa perkemebangan
diameter batang timun karena secara umum diameter batang pada tanaman
mentimun perlakuakn 0 sekalipun diamater batang akan terus meningkat
samapi batas optimunya karena memang seperti tipe pertumbuhannya.

Pengamatan bunga pada tanaman, berdasarkan morfologi tanaman


mentimun termasuk tanaman berumah satu, artinya bunga jantan dan
bunga betina terpisah, tetapi masih dalam satu pohon. Bunga betina
mempunyai bakal buah berbentuk lonjong yang terletak di bawah kelopak
bunga, sedangkan bunga jantan tidak mempunyai bagain yang menonjil
(bakal buah). Bakal buah akan berkembang dan membesar menjadi buah
maka kelopak bunga dan mahkota bunga kedepan pada akhirnya akan
menmpul pada ujung pucuk buah.

Gambar, Munculnya Bunga pada mentimun


Bunga pertama kali muncul , darikesepuluh sampel tersebut, bunga
yang muncul pertaama ada pada sampel 4. Bunga in sebagai adalah
sebagai tanda akan terjadi pembuahan. Tanaman mentimun memiliki
bunga berwarna kuning agaktua dan berbentu terompet, tanaman ini
memiliki bunga jantan dan benti yang terspisah, namun masih di dalam
satu tanaman. berdasarkan hasil penelitian Sastrawan et al (2020).
Ternyata perlakuakn pemberian pupuk kotaran hewan dapat berpengaruh
pada pertumbuhan umur berbung, pada umur berbunga menunjukkan
perlakuaan pemebriaan pupuk dapat memeprcepat umur berbunga, dosis
uptomim pada percobaan ini adalh 20 ton/ha. Jika dibandingkan pada
hasil praktikum lapangan, umur berbunga juga menujukkan waktu yang
cukup genjah. Namun, umur tumbuhnya bunga
pada tanaman mentimun ini tidak tumbuh bersamaan mealinkan
berangsung dan selang 2-4 hari dari umur berbunga pertama kali.

Pertumbuhan tanaman seallau membuatuhkan unsur haera dalam


menghasilkan akra, batang, daun, bunga dan buah sebagai hasil yang dapat
dikonsumsi oleh manusia. Pertumbuhan umur berbunga yang cepat dapat
mempengaruhi pertumbuhan pembuahan pada tanamn mentimun.
Pemberian pupuk kandang cukup dapat memberikan dampak yang baik
untuk pertumbuhan buah. Berdasarkan data pengamatan pada hasil
praktikum dilapangan diketahui rataan panjang buah adalah 21,26 cm dan
memliki berat perbuah dalam hitungan gram sebesar 257,2 gram. Dari
kelima sampel ini yang memiliki panjang buah yang terpanjang adalah
sampel no 2 sedangkan bobot buah yang paling berat adalah sampel 4.

Munculnya buah dan pengukuran panjang buah


Berdasarkan literatur, buah mentimun ukuran 15-25 cm, diameter 5
cm dan berat buah 200-450 gr yang terdiri atas kulit buah, daging buah,
dan biji diselaputi lender. Biji pada tanaman mentimun berbentu pipih,
kulitnya berwarna putih atau putih kekuningan samapai coklat. Kulit buah
mentimun sangat tipis dan basah serta mempunyai warna yang beragam
tergantung varietasnta seperti hiaju gelap, putih, putih kehijauan. Daging
buah berwarna putih dan tebal, agak kerasm bila dimakan renyah dan
banyak mengandung air. (Manalu, 2013).

Tahapan terkahir dalam perawatan tananam pembudidayaan


tanaman mentimun adalah pengendalian hama dan penyakit. Hasil dari
praktikum tanaman ditemukan beberapa penyakit pada tanaman dan hama
yang menggangu tanaman. Penyakit pada tanamn diketahui terdapat
bercak daun, karat daun, busuk buah dan ada hama ulat.

Pengendalian penyakit tanaman ini dilakuakn dengan cara


pengendalian fisik yaitu dipotong dan dibuang. Umunya bercak daun dan
karat daun diakibatkan karena adanya cendawan, jenis penyakit ini akan
menyerang tanaman yang belum tua. Sedangkan pada karat daun
mentimun disebabkan bakteri pridomonas yang dapat menginfeksi
tanaman dari keluarga labu-labuan salah satunya adalah mentimun. Daun
akan terdapat hitam coklarb bintik bintik pada permukaan daun. Hama
pada tanaman mentimun terdapat ulat, ulat inimuncul ketika telah adanya
buah pada mentimun. Pembusukan buah pada mentimun di akibatkan
karena buah bersentuhan dengan tanah yang man terdapat mikro yang
dapat merusak buah dan menjadikan busuk.
4.2.3 Penamenan Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L)
Tahap akhir dari pembudidayaan tanaman mentimun adalah ketika
panen. Perkembangan buah mentimun yang relatif cepat maka pemannen
buah yang dilakuakn hampir setiap hari, pada praktikum lapangan panen
masalh dilakukan sebanayk 2-3 kali sedangkan panen perbuah masak yang
tidak menentu hampir setiap hari. Panen bauh mentimun biasanya
menyesuaikan dengan kriteria ukuran yang diinginkan. Terdapt dua kriteria
panen mentimun yang diminati konsumen yaitu mentimun acara dan
mentimun besar. Buah yang dipanen sesuai dengan kriteria panen yaitu buah
berwarna sama mulai dari pangkal sampai ujung buah berwarna hijau
keputihan. Panen dilakukan dengan cara memotong tangkai buah dengan
gunting agar tidak merusak tanaman.
Hasil dari panen yang kami lakukan kami sortir ke pasar dan kami
jual ke masyarakat sekitar. Mentimun yang biasanya kami jajahkan untuk
penjualan adalah mentimun yang berukuran sedang berbentuk lurus, segar,
kulit mulus dan pangan buah 15-20 cm. hasil panen dikumpulkan di tempat
yang terlindung dari sinar matahari. Penyortiran buah berdasarakan ukuran
dan timbangan, dengan cara memisahkan mentimun berdasarkan ukuran,
kulit dan kualitas fisik.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pembudidayaan tanaman mentimun dengan cara tabela atau tanam benih
langsung melalui tahap; kegiatan penyiapan lahan berupa pembersihan,
Pengolahan lahan, pada budidaya mentimun dilakukan dengan mencangkul
tanah atau membajak lahan dengan kedalaman 30 lalu, Penanaman
dilakukan dengan sisitem tabela (tabur benih langsung) pada lubang tanam
kegiatan pememliharaan meliputi kegiatan pemupukan, pengendalian hama
dan penyakit dan pemberian air (penyiraman). Kemudian diakhiri dengan
Pemanenan
2. Berdasarkan praktik di lapangan pertumbuhan tanaman mentimun dengan
dosisi 0, 10 ton/ha pukan, 15 ton/ha pukan dan 20 ton/ha pukan. Dikethaui
untuk hasil yang optimum adalah perlakuan 20 ton/ha. Namunn, jika ingin
melakuakn penanaman dalam skala kecil perlakuan pukal 15 ton/ha sudah
cukup baik.

5.2 Saran
Disarankan kedepannya untuk memperhatikan hari musim tanam dan
musim panen agar tanaman mentimun yang dipanen tidak terlalu lama, karena
jika terlalu lama panen akan mempengaruh hasil dan kualitas buah. Selain itu
disarankan untuk pemeliharaan dengan baik karena tanaman yang kurang
pemeliharaan juga akana menurunkan hasil produksi pada tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Adriani. Helda Syafari. 2017. Pengaruh waktu pemberian dan dosen pupuk kandang
sapi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi (Brassica juncae L).
Jurnal Agrifor Volume 16 (2).

Amilia, Euis. Benny Joy San Sunardi. 2016. Residu Pestisida Pada Tanaman
Hirtikultura (Studi Kasus Di Desa Cihanjuang Rahayu Kecamatan
Parongpong Kabupaten Bandung Barat). Jurnal Agrokultura 27(1): 23-29.

Dewi, Wahyu Wardiana. 2016. Respon Dosisi Pupuk Kandang Kambing Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Mentimun (Cucumis Sativus L). Varietas
Hibrida. Jurnal Viabel Pertanian Vol 10. No 2.

Fefiani, Yusri Dan Wan Arfiani Barus. 2014. Respon Pertumbuhan Dan Produksi
Tanaman Mentimun Akibat Pemeberian Pupuk Kandang Sapi Dan Organik
Padat Supernasa. Jurnal Vol 19 (1)

Giawa, Firdalius. Gom-Gom Silaen, Ramerson Sumbayak. 2022. Efektivitas


Pemberian Kotoran Sapi Dan Pupuk Organik Cair (POC) Terhadap
Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun. (Cucumis Sativa L). Vol
6 (1).

Gleyn, Therik H.A.P. Ernantje Hendrik Dan Paulus Un. 2020. Stretegi
Pengmebangan Usaha Tani Kangkung Organik Di Kelompok Tani TAPIN
Paku Desa Baumata Utara Kecematan Taebenu Kabupaten Kupang. Vol IX
No 1. Hal 29-37.

Gumelar, Asep Ikhsan. Engkus Kusnadi Dan Lusiana. 2021. Respons Pertumbuhan
Dan Hasil Tanaman Mentimun (Cucumis Sativus L). Varietas Zatavy F1
Terhadap Nutrisi Berbeda Pada Sisitem Hidroponik. Jurnal Ilmiah Pertanian
Vol 9 (1).

Karamina, H. E. Indawan. A. T Murti. T. Mujoko. 2020. Respons Pertembuhan Dan


Hasil Tanaman Mentimun Terhadap Aplikasi Pupuk NPK Dan Pupuk1
Organik Cair Kaya Fosfat. Jurnal Kultivasi Vol 19 (2).
Kementrian Pertanian Direktorat Jenderal Holtikultura. 2018. Statistik Produksi
Hortikultura 2018.

Kurniawati, Hasyiatun Y. Agus Karyanto Dan Rugayah. 2015. Pengaruh Pemberina


Pupuk Organik Cair Dan Dosis Pupuk NPM (15:15:15) Terhadap
Pertumbuhan Dan Prosuksi Tanaman Mentimun (Cucumis Satiuvus L).
Jurnal Agrotek Vol 3 (1).

Manalu, B. 2013. Sukses Bertanam Mentimun. ARC Media. Jakarta. 80 hal.

Mulyanto, Okman. Retni Merdu Hartati. E. Nanik Kristalisasi. 2018. Pengaruh


Macam Dan Konsentrasi Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Dan
Hasil Tanaman Mentimun (Cucumis Sativus). Jurnal Agromast Vol 3 (1).

Pobela, Elva. Agustinus Mokoginta. Henratno Pasambuna Dan Mesysi Mamoto.


2022. Pengaruh Dosis Pemberian Pupuk NPK Mutiara Terhadap
Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Panjang (Vigna Sinensis L0. Jurnal
Teknologi Pertanian Vol 7(2).

Sastrawan, Made Ary. Yohanes Perlindungan Situmenag dan ketut Sunandra. 2020.
Pengaruh dosis pupuk komposn kelinci dan NPK urea terhadap petumbuhan
dan hasil tanaman mentimun. Jurnal Gema Agro Vol 25(2).

Sriwijaya, B., dan Hariyanto, D. 2013. Kajian Volume dan Frekuensi Penyiraman
Air Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Mentimun pada Vertisol. Jurnal
Agrisains. Vol. 4 No. 7. Pp: 77–88

Surrynato, Joko. Hasni Kasim Dan Nurhayati. 2019. Analisis Input-Output Energi
Budidaya Mentimun (Cucumis Sativus L) Dengan Sisitem Irigasi Sprinkler.
Jurnal Teknik Pertanian Vol 19 (1).

Yadi, Slamet. La Karimuna Dan Laode Sabaruddin. 2012. Pengaruh Pemangkasan


Dan Pemberian Pupuk Organik Terhadap Produksi Tanaman Mentimun
(Cucumis Sativus L). Jurnal Penelitian Agronomi Vol 1(2).

Yulianto, Sebastianus. Yovita Yasintha Bolly. Julianus Jeksem. 2021. Pengaruh


pemberian pupuk Kandang ayam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
mentimun (cucumis sativus L). Di kabupaten Sikka. Jurnal Vol 1 (10).
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai