Anda di halaman 1dari 9

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH (Arachis

hypogaea L.) AKIBAT PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR DAN


PERLAKUAN JARAK TANAM

MUHAMMAD IHKSAN RISMAULIDAN


210310032

PROPOSAL

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
ACEH UTARA
2023
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) di Indonesia merupakan komoditas pertanian
terpenting setelah kedelai yang memiliki peran strategis pangan nasional sebagai sumber
protein dan minyak nabati. Kacang tanah mengandung lemak 40-50%, protein 27%,
karbohidrat 18% dan vitamin B1 menempatkan kacang tanah dalam hal pemenuhan gizi
setelah tanaman kedelai. Kacang tanah dimanfaatkan sebagai bahan pangan konsumsi
langsung atau campuran makanan seperti roti, bumbu dapur, bahan baku industri, dan pakan
ternak (Cibro, 2008 ; Marzuki dan Soeprapto, 2009). Pada bidang industri, kacang tanah
dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan margarin, sabun, minyak goreng dan lain
sebagainya, sehingga kebutuhan kacang tanah terus meningkat setiap tahunnya sejalan
dengan peningkatan jumlah penduduk (Balitkabi, 2008 ; Cibro, 2008). Kacang tanah
memiliki nilai ekonomi tinggi serta mempunyai peranan besar dalam mencukupi kebutuhan
bahan pangan jenis kacang-kacangan. Konsumsi tanaman kacang tanah berdasarkan data
Susenas selama priode tahun 2006-2015 berfluktuatif dengan kecenderungan menurun, rata-
rata konsumsi nasional kacang tanah sebesar 74,03 ribu ton, sedangkan pada periode 2011-
2015 rata-rata sebesar 57,38 ribu ton. Pertumbuhan konsumsi kacang tanah nasional periode
2006-2015 mengalami kenaikan sebesar 0,19% per tahun sedangkan 2011-2015mengalami
penurunan 5,35% per tahun (Suandi, 2016).
Di Indonesia, kendala yang dihadapi dalam produksi tanaman kacang tanah berupa
pengolahan dan pemeliharaan tanah yang belum optimal, serangan hama dan penyakit,
penanaman varietas berproduksi rendah, penggunaan benih yang rendah, dan kekeringan.
Permasalahan yang dihadapi ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya: a) Penerapan
teknologi belum dilakukan dengan baik, sehingga produktivitas belum optimal misalnya,
pengolahan lahan kurang optimal sehingga drainase buruk dan struktur tanah padat,
pemeliharaan tanaman kurang optimal sehingga serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan
(OPT) tinggi b) Penggunaan benih bermutu masih rendah, c) Penggunaan pupuk hayati dan
organik masih rendah (Dirjen Tanaman Pangan, 2012). Kendala tersebut dapat diatasi
dengan melakukan berbagai usaha seperti perbaikan cara bertanam, penggunaan varietas
unggul, pengaturan populasi tanaman, pemakaian pupuk dan penggunaan zat pengatur
tumbuh dengan jenis dosis tepat dan pengendalian hama penyakit (Rahmawati, 2017).
Salah satu upaya untuk untuk meningkatkan produktivitas tanaman kacang tanah
dapat dilakukan dengan cara memperbaiki budidaya seperti penggunaan pupuk organik cair
yang mampu menyediakan unsur hara pada tanah yang kurang subur dan pengaturan jarak
tanam. Pemberian pupuk organik akan menyebabkan terjadinya sistem pengikatan dan
pelepasan ion dalam tanah sehingga dapat mendukung pertumbuhan tanaman. Pupuk organik
merangsang mikroorganisme tanah yang menguntungkan, misalnya rhizobium, mikoriza dan
bakteri. Pemakaian pupuk organik tidak menimbulkan residu pada hasil panen sehingga tidak
membahayakan manusia dan lingkungan (Susantidiana dan Aguzaen, 2015).
Pupuk organik cair adalah larutan hasil pembusukan bahan-bahan organik yang
berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih
dari satu unsur. Kelebihan dari pupuk organik cair adalah dapat secara tepat mengatasi
defesiensi hara dan mampu menyediakan hara secara cepat. Pupuk organik cair umumnya
tidak merudak tanah dan tanaman meskipun digunakan sesering mungkin. Pupuk organik cair
merupakan zat penyubur tanaman yang berasal dari bahan-bahan organik dan berwujud cair
selain berfungsi sebagai pupuk, pupuk organik cair dapat dimanfaatkan sebagai aktivator
untuk membuat kompos (Lingga dan Marsono, 2003).
Menurut hasil penelitian Marliah et al. (2010) yang membandingkan pupuk organik
cair dengan dosis 1 ml/l air 2 ml/l air dan 3 ml/l air menunjukkan bahwa konsentrasi pupuk
organik cair berpengaruh terhadap tinggi tanaman umur 45 dan 60 hati setelah tanam,
berpengaruh terhadap berat biji kering per plot netto dan berat 100 biji. Tanaman kacang
tanah lebih baik dijumpai pada dosis pupuk organik cair 3 ml/l air yang tidak berbeda nyata
akibat konsentrasi pupuk organik 2 ml/l air, namun berbeda nyata dengan dosis pupuk
organik 1 ml/l air. Hal ini diduga karena pada dosis tersebut unsur hara dibutuhkan oleh
tanaman kacang tanah tersedia dan seimbang di dalam pupuk cair tersebut sehingga dapat
memicu pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik. Selain penggunaan pupuk organik cair
untuk menigkatkan produksi tanaman kacang tanah adalah dengan perlakuan jarak tanam.
Jarak tanam juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi hasil tanaman.
Peningkatan hasil tanaman kacang tanah dapat diupayakan melalui pengaturan kerapatan
tanaman hingga mencapai populasi optimal. Pengaturan jarak tanam dengan kepadatan
tertentu bertujuan memberikan ruang pada tiap-tiap tanaman agar mampu tumbuh dengan
baik. Jarak tanam akan mempengaruhi kepadatan dan efisiensi penggunaan cahaya,
persaingan tanaman dalam penggunaan air dan unsur hara sehingga akan mempengaruhi
produksi tanaman. Pada kerapatan rendah, tanaman kurang berkompetisi dengan tanaman
lain, sehingga penampilan individu tanaman lebih baik (Ximenes et al., 2018). Menurut
Gardner et al. (1996) pengaturan kerapatan tanaman bertujuan untuk meminimalkan
kompetisi intrapopulasi agar kanopi dan akar tanaman dapat memanfaatkan lingkungan
secara optimal. Sebaliknya pada kerapatan tinggi, tingkat kompetisi di antara tanaman
terhadap cahaya, air dan unsur hara semakin ketat sehingga tanaman dapat terhambat
pertumbuhannya (Hidayat, 2008).
Secara fisiologis jarak tanam akan menyangkut ruang dan tempat tanaman hidup dan
berkembang, maka bila jarak tanam terlalu sempit akan terjadi persaingan dalam memperoleh
unsur hara, air, sinar matahari, dan tempat untuk berkembang. Jarak tanam tidak hanya
dipengaruhi oleh habitus tanaman dan luasnya perakaran, tetapi juga oleh faktor-faktor
lainnya yang dapat mempengaruhi turunnya produktivitas tanaman sehingga akan merugikan
petani (Susanto, 1994). Faktor-faktor tersebut antara lain sifat klon yang ditanam, bentuk
wilayah (topografi), dan kerapatan tanaman yang dihendaki dan lain. Pada lahan yang datar
dan agak landai digunakan jarak tanam tetapi untuk daerah yang miring, selain jarak tanam
juga harus diterapkan sistem kontur supaya tidak terjadi kompetisi antar tanaman
(Setyamidjaja, 2000).
Penelitian pada tanaman kacang tanah Varietas Kancil dengan jarak tanam yaitu 10
cm x 40 cm, 15 cm x 40 cm, dan 20 cm x 40 cm menunjukan bahwa pengaturan jarak tanam
meningkatkan tinggi tanaman, berat polong isi segar per tanaman, berat polong isi segar per
m2, dan berat polong isi kering per m2. Jumlah tanaman satu tanaman per lubang dan jarak
tanam 40 cm x 20 cm memberikan hasil tertinggi pada berat polong isi segar per tanaman,
tiga tanaman per lubang dan jarak tanam 40 cm x 10 cm memberikan hasil tertinggi pada
berat polong isi segar per m2, dan berat polong isi kering per m2 (Wirawan et al., 2018).

1.2 Identifikasi Masalah


1. Apakah pemberian pupuk organik cair dengan dosis yang berbeda berpengaruh
terhadap tanaman kacang tanah.
2. Apakah perlakuan jarak tanam berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
kacang tanah.
3. Apakah terdapat interaksi antara pupuk organik cair dan jarak tanam terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah.

1.3 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan dan hasil tanaman
kacang tanah akibat dosis pupuk organik cair dan perlakuan jarak tanam serta interaksi
keduanya.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi tentang tanaman kacang tanah.
2. Memberikan informasi tentang pemberian pupuk organik cair terhadap pertumbuhan
dan hasil tanaman kacang tanah.
3. Memberikan informasi tentang pertumbuhan dan hasil dari tanaman kacang tanah
akibat perlakuan jarak tanam.

1.5 Hipotesis Penelitian


1. Pemberian pupuk organik cair dengan dosis yang berbeda berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah
2. Jarak tanam berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah.
3. Terdapat interaksi yang nyata antara dosis pupuk organik cair dan jarak tanam
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah.
PENGARUH KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS TANAMAN
TERUNG (Solanum melongena L.)

ANSARUDDIN
210310041

PROPOSAL

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
ACEH UTARA
2023

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Terung (Solanum melongena L.) merupakan tanaman semusim yang termasuk famili
Solanaceae. Terung digemari oleh masyarakat karena memiliki rasa yang enak. Terung dapat
dijadikan sebagai lalapan segar maupun diolah menjadi berbagai jenis masakan seperti sayur
lodeh, sayur asam, kareh, pecel, semur, sambel terung goreng, asinan, maupun manisan (Neli
et al., 2016).
Terung juga mengandung zat-zat gizi yang cukup tinggi yang sangat diperlukan untuk
kesehatan manusia. Terung mengandung kalori 24,00 kal, protein 1,10 g, lemak 0,20 g,
karbohidrat 5,70 g, serat 0,80 g, ash (abu) 0,60 g, kalsium (Ca) 30,00 mg, fosfor (P) 27,00
mg, besi (Fe) 0,60 mg, natrium (Na) 4,00 mg, kalium (K) 223,00 mg, vitamin A 130,00 IU,
vitamin BI 10,00 mg, vitamin B2 0,05 mg, vitamin B3 0,60 mg, vitamin C 5,00 mg dan air
92,70 g. Dengan demikian buah terung sangat baik bagi kesehatan, termasuk untuk mencegah
hipertensi. Kandungan serat terung sekitar 2,5 g per 100 g sehingga sangat baik bagi
pencernaan (Firmanto, 2011).
Pada tahun 2015 produksi tanaman terung sebesar 514,332 ton dan pada tahun 2016
turun menjadi 509,749 ton (Badan Pusat Statistik, 2016). Penyebab rendahnya produksi
terung tersebut antara lain, budidaya tanaman terung selama ini diusahakan oleh para petani
dengan cara tanam secara konvensional (tradisional), varietas lokal, faktor iklim dan tingkat
kesuburan tanah yang rendah (Neli et al., 2016).
Penggunaan benih varietas unggul bermutu merupakan salah satu faktor yang dapat
menunjang produktivitas terung dalam usahatani terung. Peningkatan produktivitas terung
selain didukung oleh penggunaan varietas unggul juga dapat dipengaruhi oleh sistem
budidaya yang diterapkan dalam usahatani terung. Pemilihan suatu varietas unggul yang
sesuai kondisi lingkungan setempat merupakan langkah awal menuju keberhasilan dalam
meningkatkan produksi tanaman terung. Sasongko (2010) menyatakan bahwa penggunaan
berbagai macam varietas (mega ungu, valerie, mustang) berpengaruh nyata terhadap tinggi
tanaman, jumlah daun, berat buah dan diameter buah, namun tidak berpengaruh nyata
terhadap saat muncul bunga pertama, panjang buah. Hasil terbaik didapatkan pada penggunan
varietas mega ungu.
Permasalahan yang dihadapi dalam pertanian konvensional yaitu penggunaan pupuk
anorganik secara terus menerus. Penggunaan pupuk anorganik selalu diikuti dengan masalah
lingkungan, baik terhadap kesuburan biologis maupun kondisi fisik tanah serta dampak pada
konsumen (Dewanto et al., 2013). Penggunaan pupuk organik seperti pupuk organik cair
dapat menjadi altenatif guna mengurangi dampak tersebut.
Pupuk organik cair memiliki kelebihan antara lain, memiliki unsur hara yang lengkap
dan tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi lingkungan dan manusia. Pupuk
organik cair berfungsi untuk memperbaiki tekstur dan struktur tanah sehingga tanah menjadi
subur (Andoko dan Nurrasyid 2012).
Salah satu jenis pupuk organik cair adalah POC NASA. POC NASA diproduksi PT.
Natural Nusantara (NASA) dengan formula yang dirancang secara khusus terutama untuk
mencukupi kebutuhan nutrisi lengkap pada tanaman, POC NASA memiliki kandungan unsur
hara makro - mikro, lemak, protein, asam-asam organik dan zat perangsang tumbuhan seperti
auksin, giberelin dan sitokinin (Neli et al., 2016; Muldiana dan Rosdiana, 2017).
Neli et al., (2016) menyatakan bahwa pemberian POC NASA pada tanaman terung
dengan berbagi konsentrasi (2 ml/liter, 4 ml/liter, 6 ml/liter) memberikan pengaruh sangat
nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 15, 30, dan 45 HST, tetapi berpengaruh tidak nyata
terhadap umur tanaman saat berbunga, umur tanaman saat panen, jumlah buah per tanaman,
berat buah per tanaman dan produksi buah. Hasil terbaik didapatkan pada perlakuan 6
ml/liter. Atas dasar inilah penelitian mengenai pengaruh konsertasi pupuk organik cair
terhadap pertumbuhan dan hasil berbagai varietas tanaman terung penting untuk dikaji.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Apakah pupuk organik cair NASA berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
terung?
2. Apakah varietas berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung?
3. Apakah terdapat interaksi antara organik cair NASA dan varietas terhadap pertumbuhan
dan hasil tanaman terung?

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi pupuk organik cair
NASA terhadap pertumbuhan dan hasil berbagai varietas tanaman terung serta interaksi antar
keduanya.

1.4 Hipotesis
1. Pemberian pupuk organik cair NASA berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman terung.
2. Penggunaan varietas yang berbeda berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
terung.
3. Terdapat interaksi antara pupuk organik cair NASA dan varietas terhadap pertumbuhan
dan hasil tanaman terung.

1.5 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan tentang
konsentasi pupuk organik cair yang tepat dan sesuai untuk pertumbuhan dan hasil tanaman
terung dan sebagai sumber referensi bagi para petani dalam mengembangkan tanaman terung.

Anda mungkin juga menyukai