Anda di halaman 1dari 7

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan kedua

setelah padi yang dikembangkan sebagai usaha untuk meningkatkan gizi

masyarakat karena kandungan gizinya yang cukup tinggi. Komoditi ini adalah

sumber karbohidrat yang penting, sehingga dapat dijadikan alternatif pengganti

makanan pokok setelah padi. Jagung dapat dikonsumsi dalam berbagai bentuk

antara lain beras jagung, berondong jagung, bahan sayuran dan tepung jagung.

Selain itu jagung banyak dijadikan pakan ternak sehingga meningkatkan produksi

jagung di Kabupaten Banggai.

Produksi jagung di Kabupaten Banggai pada tahun 2015 mencapai 10.676 ton

dengan luas panen 2.907 Ha dan rata-rata produksi 36,73 kw/ha (Badan Pusat

Statistik Kabupaten Banggai, 2015). Produksi jagung tersebut masih jauh lebih

rendah dibandingkan dengan produksi nasional yang bisa mencapai 6 ton/ha.

Sedangkan produksi jagung pada tahun 2016 mengalami peningkatan menjadi

25.867 ton dengan luas panen 6.188 Ha tetapi rata-rata produksinya mengalami

peningkatan menjadi 41,80 kw/ha (Badan Pusat Statistik Kabupaten Banggai, 2016).

Sedangkan permintaan dan kebutuhan jagung nasional terus meningkat dalam setiap

tahunnya, maka peningkatan produksi jagung di Kabupaten Banggai harus di

lakukan.

Peningkatan luas panen, produksi jagung dapat ditingkatkan melalui

peningkatan produktivitas per satuan luas yang dapat dicapai petani, karena pada

kenyataannya, produktivitas yang dapat dicapai petani masih rendah. Menurut data

BPS Kabupaten Banggai (2016) rata-rata produktivitas jagung di Kabupaten banggai

1
pada tahun 2016 baru mencapai 48,8 kw/ha. Capaian ini masih relatif sangat rendah

jika dilihat dari potensi hasil tanaman jagung, misalnya varietas hibrida Bisi-2 yang

dapat mencapai 9,0 – 13,0 ton/ha pipilan kering.

Dalam usaha peningkatan produksi jagung, perlu ditemukan teknik budidaya

yang tepat agar produksi meningkat.Teknik budidaya yang perlu di perhatikan antara

lain masalah pemupukan yang dapat meningkatkan atau mempertahankan kesuburan

tanah. Pupuk yang diberikan dapat berupa pupuk organik atau anorganik. Pupuk

organik salah satunya adalah bokashi yang dapat menambah unsur hara dan

mempertahankan bahan organik tanah. Pupuk organik yang akan diberikan ke

tanaman harus memenuhi syarat-syarat tertentu dan syarat yang penting adalah sifat

kimianya. Menurut Soetanto dan Nurkholis, (1994), pupuk kandang yang baik

dicirikan oleh beberapa sifat kimianya yaitu kandungan unsur karbon lebih dari 10%,

nisbah C/N dibawah 20, pH disekitar netral (6-8) dan tidak mengandung garam serta

unsur mikro dalam jumlah berlebihan.Penggunaan pupuk anorganik yang terus-

menerus untuk memperoleh hasil jagung yang tinggi dapat mengakibatkan terjadinya

penurunan produktivitas lahan.Sebagai akibat adanya pencemaran di dalam tanah

(Kuntyastuti dan Rahmania, 2001). Terlebih lagi dihapusnya subsidi pupuk TSP dan

ZA serta pupuk urea akan menambah beban biaya produksi bagi petani. Kenyataan

ini memberi peluang pemilihan alternatif.

Penggunaan pupuk organik dalam takaran pupuk yang cukup tinggi dapat

menjadi faktor pembatas dalam penyediaan untuk aplikasi pupuk pada skala luas

lahan yang besar. Salah satu jenis pupuk yang dapat digunakan yaitu pupuk bokashi.

Bokashi merupakan salah satu alternatif dalam penerapan teknologi pertanian

organik yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.Kotoran sapi merupakan

2
bahan organik yang mempunyai prospek yang baik untuk dijadikan pupuk organik

(bokashi), karena mempunyai kandungan unsur hara yang cukup tinggi.

Penggunaan bokashi maupun mikroorganisme efektif telah banyak diteliti

dan pada umumnya hasilnya positif. Menurut Higa dan James (1997) hasil

fermentasi bahan organik yang dilakukan oleh mikroorganisme efektif (EM) adalah

asam laktat, asam amino, yang dapat diserap langsung oleh tanaman sebagai

antibiotik yang mampu menekan pertumbuhan mikroorganisme yang merugikan.

Efektif Mikroorganisme (EM) merupakan kultur campuran berbagai jenis

mikroorganisme yang bermanfaat, yaitu bakteri sintetik, bakteri asam laktat, ragi,

actinomycetes, dan jamur yang dapat dimanfaatkan inokulan untuk meningkatkan

keragaman mikrobia tanah.

Pembangunan pertanian yang dilakukan pada beberapa periode yang lalu

menekankan pada peningkatan produksi dengan menggunakan bahan-bahan kimia

berupa pupuk anorganik dan pestisida sintetik telah memberikan kontribusi besar

terhadap timbulnya pencemaran lingkungan air tanah dan air permukaan serta

kesehatan manusia dan hewan. Pertanian organik merupakan suatu sistem pertanian

yang mendorong terbentuknya tanah dan tanaman yang sehat dengan melakukan

praktik-praktik budidaya tanaman seperti daur ulang hara pada bahan organik (sisa-

sisa tanaman), rotasi tanaman, pengolahan tanah yang tepat serta mengurangi

penggunaan pupuk buatan dan pestisida sintetik. Kotoran ternak sapi telah dikenal

penggunaannya sebagai pupuk kandang, namun harus melalui proses yang panjang

baru bisa dimanfaatkan pada tanaman.

Jarak Tanam menentukan efisiensi pemanfaatan ruang tumbuh,

mempermudah tindakan budidaya lainnya, tingkat dan jenis teknologi yang

3
digunakan yang dapat ditentukan oleh : Jenis tanaman, Kesuburan tanah, kelembaban

tanah, dan tujuan pengusahaan, Teknologi yang digunakan (manual atau mesin).

Pengaturan jarak tanam terbagi menjadi beberapa yaitu : baris tunggal (single row),

baris rangkap (double row), bujur sangkar (on the square), sama segala penjuru

(equidistant), atau hexagonal, dan sebagainya (Mahdi, 2011).

Tanjuk tanaman, perakaran serta kondisi tanah menentukan jarak tanam antar

tanaman. Hal ini berkaitan dengan penyerapan sinar matahari dan penyerapan unsur

hara oleh tanaman, sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi

tanaman. Tanaman dengan jarak yang lebih luas mendapatkan sinar matahari dan

unsur hara yang cukup karena persaingan antar tanaman lebih kecil (Pima, 2000).

Semakin banyak tanaman per satuan luas maka semakin tinggi indeks luas

daun sehingga persen cahaya yang diterima oleh bagian tanaman yang lebih rendah

menjadi lebih sedikit akibat adanya penghalang cahaya oleh daun-daun diatasnya

(Hanafi, 2005). Peningkatan produksi akibat pengaturan jarak tanam juga didapat

oleh (Andrade, dkk., 2002) yaitu ketika jarak antar tanaman berkurang, persentase

pe-ningkatan produksi per lahan secara nyata ditentukan oleh persentase peningkatan

intersepsi cahaya. Hasil Jagung yang tinggi juga di tentukan oleh populasi tanaman,

jumlah populasi tanaman per satuan luas ditentukan oleh jarak tanamnya.

Pengaturan jarak tanam sangat mendukung pertumbuhan tanaman dan

produksi. Jarak tanam juga sangat berpengaruh terhadap kondisi iklim mikro

disekitar tanaman dan penerimaan sinar matahari. Jarak tanam yang rapat dapat

menyebabkan kelembapan udara yang tinggi disekitar tanaman. Kondisi ini tidak

menguntungkan untuk pertumbuhan tanaman karena tanaman mudah terserang

penyakit (Cahyono, 2003).

4
Jarak tanaman yang tidak tepat akan menimbulkan pengaruh negatif dan

beberapa kerugian. Jarak tanam yang terlalu rapat menyebabkan pertumbuhan dahan

terhambat sehingga mahkota pohon yang tidak rimbun. Jarak tanam yang terlalu

rapat juga menyebabkan cahaya matahari tidak dapat diterima dengan baik oleh

tanaman sehingga proses fotosintesis terhambat dan produksi buah tidak maksimal,

meskipun tanaman diberikan pupuk yang cukup yang banyak mengandung fosfor

(Sarpian, 2003).

Oleh karena itu, diperlukan strategi pengelolaan lahan, antara lain dengan

menciptakan kondisi lingkungan tumbuh yang sesuai untuk mencapai hasil maksimal

(Rambitan 2005). Daya hasil maksimal jagung varietas bisi 2 tercapai pada kerapatan

tanam 60.000 tanaman/ha. Peningkatan kerapatan tanam 75.000 tanaman/ha akan

menurunkan hasil (Irfan 1999). Subandi dan Manwan (1998) menyatakan bahwa

populasi tanaman jagung yang lebih baik untuk varietas unggul berkisar antara

60.000-70.000 tanaman/ha. Kemudian pengunaan populasi pada suatu lahan tanaman

jagung terdiri 55.000 tanaman/ha, untuk varietas berumur dalam dan 70.000

tanaman/ha untuk varietas berumur genjah. Jarak tanam yang terlalu rapat akan

menghambat pertumbuhan tanaman, tetapi jika terlalu jarang akan mengurangi

populasi per satuan luas.

Penambahan kepadatan per satuan luas dapat mengakibatkan perubahan sifat

morfologi dan fisiologi tanaman jagung, antara lain penundaan keluarnya bunga

jantan (silking delay) dan meningkatkan jumlah tongkol tidak berbiji (Sudjana.

1998). Besarnya jumlah tongkol tidak berbiji berkolerasi positif dengan naiknya

tingkat kepadatan populasi tanaman. Sebaliknya, jarak tanam jarang (populasi

rendah) dapat memperbaiki pertumbuhan individu tanaman, tetapi memberikan

5
peluang berkembangnya gulma. Tanaman jagung yang disertai pertumbuhan gulma

akan berdampak negatif karena terjadi kompetisi dalam pemanfaatan unsur hara, air,

cahaya dan ruang tumbuh. Namun, jarak tanam yang terlalu lebar selain mengurangi

jumlah populasi tanaman juga menyebabkan berkurangnya pemanfaatan cahaya

matahari, dan unsur hara oleh tanaman, karena sebagian cahaya akan jatuh ke

permukaan tanah dan unsur hara akan hilang karena penguapan dan pencucian.

Pengaplikasian Bokashi dan jarak tanam pada tanaman jagung belum ada

pengembangan di Desa Tangeban Kecamatan Masama yang mana membuat

produksi jagung di desa tersebut cenderung belum maksimal.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam penggunaan bokashi dan

jarak tanam belum didapatkan dosis yang tepat dalam penggunaannya sehingga

dalam tulisan ini penulis ingin melihat pengaruh penggunaan beberapa dosis bokashi

dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung.

1.2 Hipotesis

1. Terdapat dosis bokashi yang berpengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan

produksi jagung hibrida varietas bisi-2.

2. Terdapat jarak tanam yang berpengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan

produksi jagung hibrida varietas bisi-2.

3. Terdapat interaksi antara pemberian bokashi dan jarak tanam terhadap

pertumbuhan dan produksi jagung hibrida varietas bisi-2.

6
1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan

Adapun tujuan penelitian ini ialah :

1. Untuk mengetahui pengaruh nyata pemberian bokashi terhadap pertumbuhan

dan produksi jagung hibrida varietas bisi-2.

2. Untuk mengetahui pengaruh jarak tanam terhadap pertumbuhan dan produksi

jagung hibrida varietas bisi-2.

3. Untuk mengetahui respon pertumbuhan dan produksi jagung hibrida varietas

bisi-2 terhadap intraksi antara bokashi dan jarak tanam.

1.3.2 Manfaat

Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain ialah:

1. Mendapatkan pengaruh bokashi dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan

produksi jagung hibrida varietas bisi-2

2. Untuk mendapatkan data penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat untuk

mencapai derajad Strata-1 di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Luwuk.

3. Diharapkan berguna untuk pihak-pihak yang berkepentingan khususnya para

petani dalam membudidayakan jagung hibrida varietas bisi-2.

Anda mungkin juga menyukai