PENDAHULUAN
Tanaman Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan kedua
masyarakat karena kandungan gizinya yang cukup tinggi. Komoditi ini adalah
makanan pokok setelah padi. Jagung dapat dikonsumsi dalam berbagai bentuk
antara lain beras jagung, berondong jagung, bahan sayuran dan tepung jagung.
Selain itu jagung banyak dijadikan pakan ternak sehingga meningkatkan produksi
Produksi jagung di Kabupaten Banggai pada tahun 2015 mencapai 10.676 ton
dengan luas panen 2.907 Ha dan rata-rata produksi 36,73 kw/ha (Badan Pusat
Statistik Kabupaten Banggai, 2015). Produksi jagung tersebut masih jauh lebih
25.867 ton dengan luas panen 6.188 Ha tetapi rata-rata produksinya mengalami
peningkatan menjadi 41,80 kw/ha (Badan Pusat Statistik Kabupaten Banggai, 2016).
Sedangkan permintaan dan kebutuhan jagung nasional terus meningkat dalam setiap
lakukan.
peningkatan produktivitas per satuan luas yang dapat dicapai petani, karena pada
kenyataannya, produktivitas yang dapat dicapai petani masih rendah. Menurut data
1
pada tahun 2016 baru mencapai 48,8 kw/ha. Capaian ini masih relatif sangat rendah
jika dilihat dari potensi hasil tanaman jagung, misalnya varietas hibrida Bisi-2 yang
yang tepat agar produksi meningkat.Teknik budidaya yang perlu di perhatikan antara
tanah. Pupuk yang diberikan dapat berupa pupuk organik atau anorganik. Pupuk
organik salah satunya adalah bokashi yang dapat menambah unsur hara dan
tanaman harus memenuhi syarat-syarat tertentu dan syarat yang penting adalah sifat
kimianya. Menurut Soetanto dan Nurkholis, (1994), pupuk kandang yang baik
dicirikan oleh beberapa sifat kimianya yaitu kandungan unsur karbon lebih dari 10%,
nisbah C/N dibawah 20, pH disekitar netral (6-8) dan tidak mengandung garam serta
menerus untuk memperoleh hasil jagung yang tinggi dapat mengakibatkan terjadinya
(Kuntyastuti dan Rahmania, 2001). Terlebih lagi dihapusnya subsidi pupuk TSP dan
ZA serta pupuk urea akan menambah beban biaya produksi bagi petani. Kenyataan
Penggunaan pupuk organik dalam takaran pupuk yang cukup tinggi dapat
menjadi faktor pembatas dalam penyediaan untuk aplikasi pupuk pada skala luas
lahan yang besar. Salah satu jenis pupuk yang dapat digunakan yaitu pupuk bokashi.
2
bahan organik yang mempunyai prospek yang baik untuk dijadikan pupuk organik
dan pada umumnya hasilnya positif. Menurut Higa dan James (1997) hasil
fermentasi bahan organik yang dilakukan oleh mikroorganisme efektif (EM) adalah
asam laktat, asam amino, yang dapat diserap langsung oleh tanaman sebagai
mikroorganisme yang bermanfaat, yaitu bakteri sintetik, bakteri asam laktat, ragi,
berupa pupuk anorganik dan pestisida sintetik telah memberikan kontribusi besar
terhadap timbulnya pencemaran lingkungan air tanah dan air permukaan serta
kesehatan manusia dan hewan. Pertanian organik merupakan suatu sistem pertanian
yang mendorong terbentuknya tanah dan tanaman yang sehat dengan melakukan
praktik-praktik budidaya tanaman seperti daur ulang hara pada bahan organik (sisa-
sisa tanaman), rotasi tanaman, pengolahan tanah yang tepat serta mengurangi
penggunaan pupuk buatan dan pestisida sintetik. Kotoran ternak sapi telah dikenal
penggunaannya sebagai pupuk kandang, namun harus melalui proses yang panjang
3
digunakan yang dapat ditentukan oleh : Jenis tanaman, Kesuburan tanah, kelembaban
tanah, dan tujuan pengusahaan, Teknologi yang digunakan (manual atau mesin).
Pengaturan jarak tanam terbagi menjadi beberapa yaitu : baris tunggal (single row),
baris rangkap (double row), bujur sangkar (on the square), sama segala penjuru
Tanjuk tanaman, perakaran serta kondisi tanah menentukan jarak tanam antar
tanaman. Hal ini berkaitan dengan penyerapan sinar matahari dan penyerapan unsur
tanaman. Tanaman dengan jarak yang lebih luas mendapatkan sinar matahari dan
unsur hara yang cukup karena persaingan antar tanaman lebih kecil (Pima, 2000).
Semakin banyak tanaman per satuan luas maka semakin tinggi indeks luas
daun sehingga persen cahaya yang diterima oleh bagian tanaman yang lebih rendah
menjadi lebih sedikit akibat adanya penghalang cahaya oleh daun-daun diatasnya
(Hanafi, 2005). Peningkatan produksi akibat pengaturan jarak tanam juga didapat
oleh (Andrade, dkk., 2002) yaitu ketika jarak antar tanaman berkurang, persentase
pe-ningkatan produksi per lahan secara nyata ditentukan oleh persentase peningkatan
intersepsi cahaya. Hasil Jagung yang tinggi juga di tentukan oleh populasi tanaman,
jumlah populasi tanaman per satuan luas ditentukan oleh jarak tanamnya.
produksi. Jarak tanam juga sangat berpengaruh terhadap kondisi iklim mikro
disekitar tanaman dan penerimaan sinar matahari. Jarak tanam yang rapat dapat
menyebabkan kelembapan udara yang tinggi disekitar tanaman. Kondisi ini tidak
4
Jarak tanaman yang tidak tepat akan menimbulkan pengaruh negatif dan
beberapa kerugian. Jarak tanam yang terlalu rapat menyebabkan pertumbuhan dahan
terhambat sehingga mahkota pohon yang tidak rimbun. Jarak tanam yang terlalu
rapat juga menyebabkan cahaya matahari tidak dapat diterima dengan baik oleh
tanaman sehingga proses fotosintesis terhambat dan produksi buah tidak maksimal,
meskipun tanaman diberikan pupuk yang cukup yang banyak mengandung fosfor
(Sarpian, 2003).
Oleh karena itu, diperlukan strategi pengelolaan lahan, antara lain dengan
menciptakan kondisi lingkungan tumbuh yang sesuai untuk mencapai hasil maksimal
(Rambitan 2005). Daya hasil maksimal jagung varietas bisi 2 tercapai pada kerapatan
menurunkan hasil (Irfan 1999). Subandi dan Manwan (1998) menyatakan bahwa
populasi tanaman jagung yang lebih baik untuk varietas unggul berkisar antara
jagung terdiri 55.000 tanaman/ha, untuk varietas berumur dalam dan 70.000
tanaman/ha untuk varietas berumur genjah. Jarak tanam yang terlalu rapat akan
morfologi dan fisiologi tanaman jagung, antara lain penundaan keluarnya bunga
jantan (silking delay) dan meningkatkan jumlah tongkol tidak berbiji (Sudjana.
1998). Besarnya jumlah tongkol tidak berbiji berkolerasi positif dengan naiknya
5
peluang berkembangnya gulma. Tanaman jagung yang disertai pertumbuhan gulma
akan berdampak negatif karena terjadi kompetisi dalam pemanfaatan unsur hara, air,
cahaya dan ruang tumbuh. Namun, jarak tanam yang terlalu lebar selain mengurangi
matahari, dan unsur hara oleh tanaman, karena sebagian cahaya akan jatuh ke
permukaan tanah dan unsur hara akan hilang karena penguapan dan pencucian.
Pengaplikasian Bokashi dan jarak tanam pada tanaman jagung belum ada
jarak tanam belum didapatkan dosis yang tepat dalam penggunaannya sehingga
dalam tulisan ini penulis ingin melihat pengaruh penggunaan beberapa dosis bokashi
1.2 Hipotesis
6
1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan
1.3.2 Manfaat
2. Untuk mendapatkan data penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat untuk
Luwuk.