Anda di halaman 1dari 108

STANDAR KOMPETENSI

MAHASISWA MEMILIKI PENGUASAAN


KEMAMPUAN MEMAHAMI PERTANIAN
SEBAGAI SISTEM TERPADU ANTARA
KOMPONEN BIOFISIK DAN DIDUKUNG OLEH
KOMPONEN SOSIAL EKONOMI BUDAYA
Sistem pertanian terpadu
Satu sistem yang menggunakan ulang dan mendaur ulang
menggunakan tanaman dan hewan sebagai mitra,
menciptakan suatu ekosistem yang meniru cara alam
bekerja.

Satu praktek budidaya aneka tanaman/aneka kultur yang


beragam dimana output dari salah satu budidaya menjadi
input kultur lainnya sehingga meningkatkan kesuburan
tanah dengan tindakan alami menyeimbangkan semua
unsur hara organik yang pada akhirnya membuka jalan
untuk pertanian organik ramah lingkungan dan
berkelanjutan.
Mengapa Green Technology atau
Teknologi hijau?
Pangan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia,
selain serat/sandang, papan & energi.
Pangan diperoleh dari hasil pertanian, peternakan &
perikanan.

Wittner mengemukakan bahwa > 0,5 penduduk dunia


hidup di farm & tantangan yang dihadapi di abad 21
adalah memproduksi pangan dalam jumlah yang cukup
untuk memenuhi permintaan seiring dengan peningkatan
jumlah penduduk global yang semakin tinggi.
Untuk memenuhi kebutuhan pangan maka digelar
suatu gerakan tahun 1963 yang disebut:
Green Revolution atau Revolusi Hijau.

Komponen dari Revolusi hijau adalah:


1. Varietas berproduksi tinggi,
2. Tanggap pupuk,
3. Perlindungan tanaman secara intensif,
4. Pengairan, &
5. Kredit usaha tani.
Teknologinya disebut: Green Revolution
Technology (Pretty, 1995), yang dikenal dengan HEIA
(High External Input for Agriculture).

Pertanian yang menggunakan teknologi ini disebut:


Modern Agriculture atau Conventional Agriculture
atau Intensive Agriculture.
Teknologi yang dikembangkan di dalam revolusi hijau di
Indonesia dikenal dengan Panca Usaha Tani, yang
meliputi:
1. Pemilihan benih unggul,
2. Pemupukan,
3. Pengairan,
4. Pemberantasan hama & penyakit,
5. Penanganan pasca panen.

Hal ini mendorong penggunaan saprodi (sarana


produksi), input dari luar lahan produksi (pupuk,
pestisida, herbisida, hormon kimia sintetik) dalam jumlah
semakin tinggi.
Santoso (1996) mengemukakan bahwa konsumsi pupuk
kimia sintetik terjadi peningkatan dalam jumlah yang
tinggi: Pupuk Urea & ZA 20x lebih besar, pupuk TSP/SP-
36 meningkat 103 lebih besar dari tahun 1970-1995.

Di sejumlah negara di Eropa & Amerika Utara telah


menggunakan pupuk kimia sintetik dalam jumlah tinggi
khususnya sejak tahun 19465 (Russel, 1972).

Laporan dari Word Bank (1993) dinyatakan bahwa


70-90% peningkatan produksi tanaman dilakukan
karena meningkatnya hasil bukan karena perluasan area
tanam.
Kirchman, Bergstrom, Katterer, Andren & Anderson
(2008) mempertegas bahwa produksi pangan global
meningkat 70% dari tahun 1970-1995, sebagian besar
karena aplikasi teknologi modern di negara sedang
berkembang & peningkatannya mencapai 90%.

Bahkan teknologi panca usaha tani ini telah membawa


Negara Indonesia mencapai taraf swasembada pangan
pada tingkat dunia di tahun 80-an.

Pupuk kimia sintetik akhir-akhir ini tidak hanya


digunakan untuk penyubur tanah bagi tanaman,
melainkan digunakan pada ternak & tambak ikan.
Namun muncul pertanyaan oleh Gliessman (2000):
Why Conventional Agriculture is not Sustainable?

Beberapa alasannya:
A. ASPEK EKOLOGI:
1. The Law of Diminishing Return
Peningkatan dosis pupuk yang tidak diikuti oleh
penambahan hasil.
(Hukum yang terjadi bahwa peningkatan hasil meningkat
dengan semakin tingginya dosis pupuk yang diberikan,
namun pada dosis tertentu semakin tingginya dosis
pupuk yang diberikan peningkatan hasilnya konstan
kecil bahkan cenderung menurun)
bahkan menunjukkan gejala titik leveling off (suatu
keadaan yang mana produktivitas tetap tidak naik).

Peningkatan dosis pupuk ini, antara lain karena benih


yang digunakan berasal dari benih unggul yang
responsif terhadap penambahan pupuk.

2. Limiting Factor
Muncul gejala kekahatan unsur mikro.
Akibat kekahatan salah satu unsur hara yang
menjadi faktor pembatas (limiting factor), maka
produktifitas tanaman tidak dapat meningkat.
3. Rendahnya Kandungan Bahan Organik Tanah.
Penggunaan pupuk kimia sintetik yang terus menerus
& sisa panen dikeluarkan dari lahan produksi, maka
mengakibatkan rendahnya kandungan bahan organik
tanah khususnya pada beberapa sentra produksi padi.

Karama (1994) melaporkan bahwa 60% lahan sawah di


Jawa kandungan Bonya (C-organik) < 1%. Di kawasan
semi arid kandungan BO < 0,30%, kapasitas
memegang air rendah, rendahnya kandungan hara
(KTK 3,0 ,]meq/100 atau cmolkg), & terjadi erosi
karena air & angin.
BO tanah tidak hanya berpengaruh terhadap sehatnya tanah
(healthy soil) namun juga merupakan makanan musuh alami
hama.

4. Degradasi Tanah
Hasil penelitian PBB sampai tahun 1991, telah terjadi 38% lahan
yang ditanami telah mengalami kerusakan pada berbagai tingkat
kerusakan akibat praktek pertanian sejak perang dunia ke II.
Degradasi tanah dapat terjadi dalam bentuk:
- Tanah menjadi bergaram tinggi,
- Banjir,
- Tanah mengeras,
Degradasi tanah dapat terjadi dalam bentuk:
- Tanah menjadi bergaram tinggi,
- Banjir,
- Tanah mengeras,
- Kontaminasi dengan pestisida,
- Menurunnya kualitas struktur tanah,
- Berkurangnya kesuburan tanah, &
- Erosi.
B. ASPEK BIOLOGI
Jumlah varietas padi lokal di alam semakin hilang
karena dengan varietas unggul, padahal bisa jadi
varietas yang punah itu memiliki keunggulan spesifik
yang tidak dimiliki varietas yang dianggap unggul
tersebut.

Fowler & Mooney (1990) mengemukakan bahwa


selama abad 20-an sebesar 75% keragaman genetik
tanaman hilang, hanya 3 varietas yang mensuplai
sekitar 60% kalori yang berasal dari tanaman.
Di India awal mulanya memiliki 30.000 varietas padi
yang ditanam, tetapi tinggal 10 digunakan untuk
menanami 75% keseluruhan area padi (Pretty, 1995).

Pada abad terakhir ini, 65 macam sayur varietasnya


hilang sebesar 80-100%, masing-masing di Amerika.
Dari 8207 varietas sayur di tahun 1903 tinggal 607 yang
disimpan di Laboratorium National Seed Storage.
Untuk buah: di tahun 1990 tanaman apel hilang 6121
varietas (85%) (Pretty, 1995).
C. ASPEK EKONOMI
1. Keuntungan Petani Makin Menurun
Semakin banyaknya biaya yang dikeluarkan untuk
berproduksi tanaman karena tanahnya tidak sehat,
harga pupuk kimia sintetik semakin mahal &
seringkali langka saat diperlukan.
1. Pemborosan Penggunaan Energi
Pemborosan penggunaan energi bahan bakar selama
industrialisasi pertanian khususnya selama
memproduksi saprodi kimia sintetik.
1. Ketergantungan Sarana Produksi Di Luar
Sistemnya
Contoh: strategi penggunaan energi di negara maju
untuk menghasilkan 1 ton gandum menggunakan
energi bahan bakar sebanyak 50x lebih besar
dibandingkan penggunaan energi 50 tahun yang lalu
dengan mempraktekkan resikel N pada pertanian
tradisional.
D. ASPEK SOSIAL
Selama digelar pertanian konvensional dibarengi dengan
bermunculnya industri, maka banyak petani terutama
generasi muda sedikit demi sedikit meninggalkan lahan
pertaniannya menjadi buruh di kota. Akibatnya, di desa
mulai sulit dicari tenaga kerja muda yang terjun di bidang
pertanian. Daya tarik industri di kota > menarik daripada
bertani di desa.

Di Indonesia, khususnya di Jawa terjadi perubahan sosial


dalam panen butir padi yang semula dengan ani-ani/ketam
dilakukan para wanita, diganti dengan sistem tebasan.
E. ASPEK LINGKUNGAN & KESEHATAN
Pelaksanaan pertanian konvensional berdampak
terhadap kesehatan tanah, air, & udara serta manusia.
Semakin tingginya dosis penggunaan pestisida kimia
sintetik akan meningkatkan resistensi hama, penyakit,
& meningkatkan residu pestisida di produk segarnya.

Nitrat sebagai sumber utama kontaminan di dalam air


minum di beberapa kawasan (Gliessman, 2000).
F. ASPEK BUDAYA
Selama teknologi revolusi hijau digelar, tidak kita
sadari bahwa petani digiring menuju berbudaya
instan, misalnya: pupuk Urea disebar di lahan
persawahan, maka tidak lama warna hijau daun akan
muncul. Budaya instan ini membentuk perilaku apa
yang diberikan di lahan produksi responnya cepat
tampak, sehingga para petani saat ini apabila diajak
untuk mengadopsi teknologi baru yang sedikit
membutuhkan waktu untuk melihat dampaknya,
misalnya pertanian organik, maka tidak dengan
serentak melakukannya.
Tahun 70-an mulai dirasakan adanya dampak
terhadap lingkungan & kesehatan manusia.
FAO tahun 1972 mulai intensif membahas tentang
dampak ini dengan menggelar pertemuan tentang efek
penggunaan pupuk kimia sintetik secara intensif
terhadap lingkungan & kesehatan manusia di Roma
Italia.
Tahun 1987, para ilmuwan yang dikoordinir oleh PBB
juga berusaha memantapkan tujuan Sustainable
Agriculture (SA) atau Pertanian Berkelanjutan &
aplikasinya pada forum internasional.
Tantangan mendasar dalam pelaksanaan SA
adalah: Bagaimana menggunakan daya potensi
internal secara baik. Dengan kata lain, bahwa yang
dapat dilakukan adalah meminimkan penggunaan
masukan dari luar sistemnya dengan cara
meregenerasi daya potensi internal > efektif atau
dengan mengkombinasinya dengan masukan yang
berasal dari luar.

Suatu hal penting yang menjadi salah satu tujuan


SA ini adalah: munculnya kemandirian petani dalam
menyediakan saprodinya, baik yang berasal dari
farmnya sendiri maupun tetangganya beserta
pengetahuan lokal yang dimilikinya.
Menurut Gold (1999), secara ringkas SA artinya:
mengintegrasikan antara praktek produksi tanaman & hewan
di suatu lokasi yang spesifik selama waktu yang panjang
dengan tujuan:
1. Memuaskan kebutuhan manusia terhadap makanan &
serat.
2. Membuat kualitas lingkungan menjadi >baik & bergantung
pada daya potensi alam yang mendukung ekonomi pertanian.
3. Membuat penggunaan daya potensi alam yang tidak
terbarukan paling efisien & menggunakan daya potensi yang
ada di farmnya sendiri & terpadu/terintegrasi, yang mana
prosesnya berlangsung secara tepat, mengikuti siklus biologi
alami & terkendali.
4. Operasional farm menjamin keberlanjutan
perkembangan roda ekonomi.
5. Mendukung kualitas hidup petani & masyarakat
secara keseluruhan menjadi > baik.
6. Usaha pertaniannya tidak mengakibatkan gangguan
kesehatan baik pada manusia selaku
produser/konsumer.
Target SA agar dapat memenuhi tujuan aspek
lingkungan, ekonomi, sosial secara bersamaan pada
waktu yang sama (Sullivan, 2003), upaya yang
dilakukan sbb:
1. Lingkungan, farm dikelola secara alami daripada
secara pabrikasi.
2. Keberlanjutan ekonomi yang tergantung pada
interpreneur yang menguntungkan, rancangan
keuangan yang matang, pemasaran yang proaktif, &
mempertimbangkan resiko manajemen.
3. Keberlanjutan sosial, dirancang berdasarkan
pengambilan keputusan dengan keluarga & nilai serta
tujuan kualitas hidup komunitas sebagian besar
masyarakat.
GREEN TECHNOLOGY &
SUSTAINABLE AGRICULTURE
Teknologi yang digunakan di dalam SA disebut
dengan: Green Technology atau teknologi hijau
(Hrubovcak, dkk, 199).
Contohnya: Pertanian Organik.

Harapan selanjutnya: teknologi hijau yang


diaplikasikan di dalam pertanian organik akan
menjadi Appropriate Technology di masa
mendatang.
Teknologi hijau adalah: merupakan bentuk aplikasi
ilmu, pengetahuan & teknologi yang ditujukan untuk
perbaikan hubungan antara teknologi yang melibatkan
manusia dengan dampaknya terhadap daya potensi
lingkungan & alam.
Cakupannya: penggunaan energi, teknologi komputer &
pertanian.

2 teknologi yang penting dibahas:


- Teknologi yang berhubungan dengan kesuburan
tanah,
- Teknologi yang berhubungan dengan pengendalian
jasad pengganggu.
Kata lain : Green technology (GreenTech) adalah:
Environmental Technology (EnviroTech) atau
Clean Technology (CleanTech)
Kaitan teknologi hijau dengan pertanian organik serta
pertanian berkelanjutan, yang mana teknologi ini
memiliki capaian utama sbb:
1. Keberlanjutan dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat dengan cara yang dapat menjaga
kelangsungan kebutuhannya di masa mendatang
tanpa mengakibatkan kerusakan & menurunkan daya
potensi alam.
2. Produk-produk kreatif yang secara penuh dapat
digunakan kembali.
3. Mereduksi limbah & polusi dengan cara merubah
pola memproduksi & mengkonsumsi.
4. Mengembangkan alternatif teknologi selain yang
menggunakan bahan bakar fosil atau bahan kimia
sintetik secara intensif di dalam bidang pertanian
teknologi ini telah terbukti mengganggu kesehatan
manusia & lingkungan.
5. Mendorong munculnya pusat kegiatan ekonomi
yang mana teknologi & produknya menguntungkan
bagi lingkungan, mempercepat implementasinya
serta membuat inovasi baru yang benar-benar dapat
melindungi planet dari kehancuran.
Indikator keberhasilan pertanian berkelanjutan
(SA) adalah:
1. Indikator yang berhubungan dengan penyediaan
pangan untuk saat ini & mendatang pada harga yang
terjangkau oleh konsumen, antara lain: produktivitas
pertanian, erosi tanah & kuantitas air bawah tanah
(ground water).
2. Indikator yang berhubungan dengan dampak
lingkungan yang berkaitan dengan produksi
pertanian, antara lain: kualitas air permukaan, kualitas
ground water & laju konversi lahan basah (wetland
convertion).
APPROPRIATE TECHNOLOGY
Upaya untuk menjamin rancangan teknologi-
teknologinya tepat dengan konteks kebutuhan
masyarakat & mempertimbangkan baik konteks
biofisik yang menyangkut kesehatan, iklim,
keragaman hayati, & ekologi, maupun psikososial,
konteks yang menyangkut kelembagaan sosial, politik,
budaya, ekonomi, etika & personal atau spritual yang
dibutuhkan setiap individu anggota masyarakatnya.
Kaitan antara teknologi hijau & appropriate technology
sebagai dasar untuk mengembangkan pertanian
organik, dalam rangka mewujudkan 3 tujuan utama
pertanian berlanjut:
1. Kesehatan lingkungan & manusia,
2. Menguntungkan secara ekonomi, serta
3. Kesetimbangan sosial & ekonomi.
LANDASAN DASAR
MERANCANG TEKNOLOGI HIJAU
1. Tanah Sebagai Benda Hidup

Mengapa disebut benda hidup?


Jawab:
Karena di dalam tanah mengandung ketenagaan dzat
hidup, baik berupa hara, makro maupun mikro, air,
udara, bahan organik, & mikroorganisme, sehingga
tanah dapat menopang kehidupan makhluk hidup
yang berada di atasnya.
2. Manusia Belajar dari Sistem Alam
Kita menyakini bahwa siklus di alam berjalan secara
sempurna tanpa meninggalkan limbah.
Contohnya:
Pada sistem alam, matahari memberi energi ke dalam
sistem di zona biosfer. Energi matahari membantu
proses fotosintesis yang menghasilkan atom & molekul
yang memiliki nilai yang > tinggi (produk hutan &
makanan).
Dedaunan yang gugur (limbah) diproses oleh
mikroorganisme di dalam tanah menjadi makanan
bagi siklus hidup makhluk yang lainnya.
misalnya: di hutan, daun yang gugur akan diurai oleh
mikroorganisme yang jumlahnya sangat amat banyak
di dalam tanah menjadi unsur yang dibutuhkan oleh
tanaman.

Selanjutnya.....?
3. Zero Waste
Limbah di alam di daya manfaatkan secara bersiklus,
nyaris tanpa ada limbah yang menumpuk di alam.

Sampah itu sangat mahal!


Mengapa demikian...?
Fikiran untuk melakukan tindakan near zero waste ini
membutuhkan kekuatan spritual, yang mana diawali
dari:
1. Adanya suatu perilaku di dalam diri yang harus
dirubah menjadi perilaku > baik,
2. Adanya suatu perilaku yang tidak sempurna
dirubah menjadi > sempurna, &
3. Padahal perilaku yang > baik itu sederhana.
Keuntungan penanganan sampah seperti ini
adalah:
- menghemat biaya,
- menghemat penggunaan bahan bakar,
- menghemat pengeluaran untuk membeli media
tanam,
- menghindari polutan terutama di daerah
pembuangan sampah akhir karena aroma & lalatnya,
- menghindari korban meninggal dunia akibat
penanganan bangunan yang tidak sempurna di tempat
pembuangan sampah akhir.
Kelemahannya:
membutuhkan waktu yang lama & tenaga kerja.

Paul Hanken (ahli pertanian) mengatakan:


BRILIANT NATURAL SYSTEM
Pertanyaannya:
1. Siapakah yang brilliant/amat pandai di alam atau
yang menciptakan alam? &
1. Siapakah yang memberi petunjuk & arahan kepada
masing-masing benda di alam agar apa saja yang ada di
alam ini dapat dikelola secara mandiri sehingga
bermanfaat bagi kehidupan makhluk lainnya?
Jawabannya adalah: .........?
ALLAH SUBHANNALLAHU WATAALA
TUHAN YANG MAHA ESA
Mengurangi limbah (waste reduction) caranya adalah:
dengan menggunakan kembali limbah untuk
menghasilkan produk yang baik & mendukung
kesejahteraan komunitas lokal.
Prosesnya mengikuti siklus alami.
Konsep kegiatan ini disebut dengan:
The Zero Waste Concept
Adalah: suatu filosofi yang bertujuan untuk memberi
arahan kepada manusia agar merencanakan kembali
penggunaan sistem daya potensi yang dimilikinya
dengan tujuan akhir agar limbahnya hampir
mendekati nol.
Aliran perbaikan bahan meliputi:
- Tindakan memikirkan kembali (rethink),
- Merancang kembali (redesign),
- Mengurangi (reduce), &
- Memperbaiki kembali (repair).

Manfaat limbah dalam bidang pertanian adalah:


1. Menghemat uang/modal,
2. Menghilangkan dampak polusi akibat berserakannya
kotoran ternak,
3. Mendukung keberlanjutan pertanian, baik ditinjau dari
ekonomi, sosial & lingkungan,
4. Memperbaiki aliran bahan.
Contoh:
kompos sampai limbah dapat bermanfaat lanjut, yaitu
sampai dilepas unsur hara yang bermanfaat bagi
tanaman (recovery) melalui proses penggunaan
kembali (reuse) & resikel (recycle) limbah tersebut.

Tindakan untuk mengurangi limbah akan melindungi


lingkungan & membawa ke arah > produktif, > efisien,
serta > berkelanjutan di masa mendatang.
3. Tidak Ada Satupun Benda yang Diciptakan
Oleh Sang Pencipta adalah Sia-sia

Di alam ini tidak ada satupun benda yang diciptakan


oleh Sang Pencipta adalah sia-sia, oleh karena itu cara
menggunakannya harus sesuai dengan tata cara
petunjuk Yang Maha Pencipta.

Artinya: semua yang Allah cipta pasti memiliki


manfaat. Hanya saja sejauh mana manusia dengan
kecerdikan aqalnya mereka kreatif di dalam mengelola
seluruh ciptaan-Nya secara lestari & berkelanjutan.
4. Keterpaduan Petani dalam Bidang Pertanian
secara Luas
Teknologi hijau meliputi:
- Pengolahan tanah konservasi,
- Rotasi penggunaan area padang penggembalaan,
- Teknik pengaturan tata letak tanaman,
- Rotasi tanaman,
- Mulsa,
- Penutup tanah,
- Bahan organik lokal yang melimpah di sekitar lahan
produksi, baik yang berasal dari tanaman, kotoran hewan,
maupun limbah ikan, deposit mineral alam, berbagai jenis
limbah,
- Companion planting yang mendukung > tingginya
kesuburan tanah & menurunnya serangan hama
yang dilakukan secara mandiri.

Keterpaduan di dalam pengelolaan unsur hara bagi


tanaman yang dapat dilakukan secara mandiri oleh
petani dapat sangat mudah dirancang dengan
memanfaatkan bahan-bahan organik yang berada di
sekitar lahan mereka:
- Keterpaduan antara tanaman & ternak.
- Keterpaduan tanaman, ternak & ikan.
Keterpaduan di dalam pengendalian jasad pengganggu
(hama & penyakit):
- menggunakan mulsa,
- rotasi tanaman,
- tanaman penutup tanah,
- companion planting.

Upaya menggali keterpaduan ini perlu dukungan:


- peneliti
- penyuluh
- penguasa
- pengusaha
Yang secara konsisten dalam mengawal pertanian
yang ramah lingkungan, maka cita-cita menuju
keamanan pangan (food safety attributes),
bergizi/kesehatan manusia (nutritional attributes) &
keberlanjutan lingkungan lestari (eco-labelling
attributes) yang mendukung kesejahteraan
masyarakat Indonesia dapat diwujudkan. Amin.
SISTEM PRODUKSI
PERTANIAN ORGANIK TERPADU
Sistem Pertanian Organik Terpadu adalah:
Suatu sistem yang bersifat kompleks & membutuhkan
keterpaduan dari berbagai aspek, baik keterpaduan
pada sistem manejemen nutrisi tanaman, sistem
pengelolaan jasad pengganggu tanaman, sistem
produksi tanaman, sistem rumah tangga petani,
sistem rakitan teknologi, sistem transfer teknologi,
sistem pemasaran maupun keterpaduan di dalam
individual masing-masing para stakeholder yang
terlibat.
1. Sistem
Ditinjau secara energitik:
Sistem adalah suatu rajutan atau jalinan gerak getar
ketenagaan dzat hidup/energi yang satu sama lain
terjalin pilin dalam satu kesatuan yang senantiasa
dijaga rapi oleh Sang Pencipta dalam keterpaduan
yang berkesetimbangan (Agustina, 2002).
Kaitannya dengan pengelolaan potensial alam semesta
ini, manusia hanya berfungsi mendaya-manfaatkan &
memeihara agar kelestarian & kesinambungan serta
keberlanjutan masing-masing sub-sistem di alam
semesta ini tetap terjaga, berjalan serasi & lestari.

Manusia wajib berupaya dengan aqalnya agar tidak


melakukan kerusakan tatanan ketenagaan dzat hidup
nan indah & elok yang telah dirakit & dijaga secara
terus menerus oleh Sang Maha Pencipta ini.
2. PERTANIAN

Pertanian dalam arti luas adalah: kegiatan


manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya,
meliputi: pangan, sandang, papan, bahan bakar &
obat-obatan serta rekreasi, dengan cara mendaya-
manfaatkan tanaman, ternak, & ikan serta daya
potensial alam lingkungan sekitarnya (Agustina,
2002).
3. TERPADU
Terpadu atau integrare berasal dari kata Latin yang
artinya: membuat suatu keseluruhan & komplit dengan
menambah bagian-bagian atau mengkombinasikan
dengan bagian-bagian menjadi bentuk keseluruhan
yang utuh (Foo, 2000).

Terpadu makna secara fisik adalah:


membuat keseluruhan & komplit (komprehensif)
dengan menambahkan atau mengkombinasikan
bagian-bagian atau sub-sistem sub-sistem di dalam
sistem menjadi suatu keseluruhan yang utuh (holistic).
Holistic management membantu agar manager,
misalnya petani bertanggung jawab secara tepat &
memandu mereka untuk menentukan prioritas
rancangan yang akan dibuat.

Steiner (1924 dalam Kirchman, 2008) mengemukakan


bahwa di dalam pembangunan pertanian yang baru
maka dibutuhkan landasan spritual, yang berisi
pedoman bagaimana cara berproduksi pangan organik
dibutuhkan ketenagaan spritual bagi seluruh manusia
apapun.
Di dalam aspek spritual diajarkan bagaimana
akhlak/etika menjaga keterpaduan di alam agar daya
manfaat alam berkelanjutan.

Faham biocentric disebut bahwa manusia harus


bersahabat dengan seluruh makhluk alam kehidupan ini
& percaya bahwa seluruhnya di alam ini adalah dalam
satu kesatuan.

Alam adalah sistem yang ideal yang terdiri dari


keseluruhan yang sempurna (perfect wholeness).
Oleh karena itu manusia perlu belajar dari alam
bagaimana meniru proses yang terjadi di alam.
Dengan kata lain: untuk memahami perfect wholeness
perlu diri manusia sendiri terpadu utuh agar dapat
memiliki kemampuan untuk meniru proses yang
terjadi di alam.

Manusia terpadu inilah yang diharapkan,


menghasilkan suatu pemikiran & teknologi yang
tepat-guna-bijak-terpadu sehingga tidak
menimbulkan kerusakan di alam semesta
(Agustina, 2002).
PERTANIAN ORGANIK

Menurut IFOAM (2005), pertanian organik adalah


semua sistem pertanian yang:
1. Di dalam memproduksi pangan & serat memprioritaskan
lingkungan, sosial & ekonomi secara simultan.
2. Daur ulang nutrisi tanaman & mengutamakan proses
alam untuk mengelola kesuburan tanah & menjamin
keberhasilan produksi.
3. Dengan mempertimbangkan tanaman, ternak &
landskapnya, ditujukan untuk mengoptimalkan kualitas
seluruh produk pertanian & lingkungannya.
4. Mengurangi secara dramatik penggunaan pupuk &
pestisida & obat-obatan kimia sintetik, benih
Genetically Modified Organism (GMO).
5. Hama & penyakit dikendalikan dengan cara
tradisional dengan cara pengetahuan pertanian
modern sehingga terjadi peningkatan hasil pertanian
& tanaman yang tahan penyakit.
Deptan (2002) menyimpulkan bahwa pertanian
organik adalah sistem produksi pertanian yang:
1. Holistik & terpadu
2. Optimalkan kesehatan & produktifitas agro-ekosistem
secara alami.
3. Mampu menghasilkan pangan & serat yang cukup,
berkualitas, & berkelanjutan (dapat
dipertanggungjawabkan secara lingkungan, sosial &
ekonomi).
Prinsip dasar pertanian organik yang harus
diperhatikan adalah:
1. Kesehatan, baik kesehatan tanah, tanaman, hewan,
manusia maupun kesehatan planet dalam kesatuan
yang tidak terpisahkan.
2. Organic farming berdasarkan sistem ekologi & siklus
bekerja dengan mereka & membantu agar farm
berkelanjutan tetap terjaga,
3. Keadilan, dalam segala aspek.
4. Kepedulian (Produsen & Konsumen).
PRINSIP UMUM PERTANIAN ORGANIK
Menurut Eyhorn, Heeb, & Weidmann (2002),
secara umum prinsip pertanian organik adalah:
1. Memperbaiki landskap & mengelola agroekosistem.
2. Menghindari eksploitasi berlebihan & polusi terhadap
alam.
3. Meminimkan konsumsi energi & potensi alam yang
tidak dapat diperbaharukan.
4. Menghasilkan secara keseluruhan baik dalam bentuk
nutrisi dalam jumlah cukup maupun pangan yang
berkualitas tinggi.
5. Memperoleh pendapatan cukup dengan kinerja
lingkungan aman, terjamin, lestari & sehat.
6. Menghargai pengetahuan kearifan lokal & sistem
bertani tradisional.
PRAKTEK PERTANIAN ORGANIK
1. Menghindari penggunaan benih/bibit hasil rekayasa
genetik & obat-obatan kimia sintetik yang belum
tepat guna.
2. Menghindari penggunaan sarana produksi kimia
sintetik, selama memproduksi tanaman baik dalam
penggunaan pupuk, pengendalian gulma, hama &
penyakit, serta penggunaan Zat Pengatur Tumbuh.
3. Menghindari pupuk dari limbah yang mengandung
logam berat di atas ambang yang telah ditentukan
untuk kesehatan manusia, misalnya: tembaga(Pb),
kadmium (Cd), Zinc (Zn), & cuprum (Cu).
4. Menghindari lahan produksi dekat dengan lahan
produksi yang menggunakan pupuk, pestisida, &
ZPT kimia sintetik.
5. Menghindari penggunaan air yang telah mengalami
pencemaran baik karena penggunaan pupuk,
pestisida, & ZPT kimia sintetik serta limbah industri
yang mengandung logam berat di atas ambang yang
ditentukan.
6. Menghindari penggunaan radiasi baik dalam
menyediakan benih, pengemasan, & pengawetan
produk.
7. Menghindari penggunaan ZPT, antibiotik kimia
sintetik sebagai sarana produksi selama produksi &
cara penangkapan yang dilarang dalam perlindungan
ternak & ikan, serta memperhatikan lingkungannya.

8. Menghindari penggunaan bahan food additive kimia


sintetik pada bahan olahan hasil dari tanaman, hewan,
& ikan, antara lain: pewarna, pengawet, penyedap rasa
& aroma, pemanis, antioksidan, pengeras, anti kempal,
penambah gizi, seskuestran, (pengemulsi, pemantap,
& pengental), (pengasam, penetral & pendapar),
(pemutih & pematang).
9. Menghindari pencampuran wadah dari mulai proses
pasca panen, pengolahan hasil panen, & pengemasan,
serta penyajian penjualan antara hasil panen yang
berasal dari budidaya secara organik & konvensional.
SISTEM PERTANIAN ORGANIK TERPADU
Pertanian organik > berkaitan dengan proses ekologi,
biodiversitas & siklus adaptasi terhadap keadaan lokal
dibandingkan dengan menggunakan masukan yang
mengakibatkan dampak negatif.

Pertanian organik menggabungkan antara tradisi,


inovasi & keilmuwan yang menghasilkan manfaat
mendaya-manfaatkan lingkungan dalam hubungan
yang mendorong menuju keadilan & suatu kehidupan
yang baik bagi seluruh pihak yang terlibat di
dalamnya.
Sistem Pertanian Organik Terpadu adalah:
Sistem produksi yang memadukan antara tanaman,
ternak & ikan serta produk olahannya dengan
menggunakan basis siklus resikel limbah organik.

Contoh: Sistem produksi sayur ternak ikan organik.


- Kotoran padat & urin sapi perah ditampung
dimasukkan ke dalam biodigester
- Limbah sludge padat & cair digunakan untuk
perbaikan kesuburan tanah pada tanaman kangkung,
sawi, jagung, kacang hijau, rosela, cabai besar merah &
bayam.
- Sludge padat untuk campuran pakan ternak kelinci,
Ayam Arab & ikan nila, ikan lele, & lobster.
- Sludge cair diberikan pada saat awal akan
memasukkan ikan ke dalam kolam ikan & media
tumbuh Chlorella sp.
- Susu sapi perah & telur Ayam Arab digunakan untuk
membuat kue kering.
- Pembuatan benih organik kerjasama dengan
perusahaan benih nasional Sang Hyang Sri.
- Sisa panen jagung dibuat pakan sapi perah.
- Sludge padat digunakan pula untuk membuat kompos
bersama sisa panen tanaman.
Pertanian pada hakekatnya merupakan pertanian yang
mampu menjaga keseimbangan ekosistem di dalamnya
sehingga aliran nutrisi (unsur hara) dan energi terjadi
secara seimbang.

Keseimbangan inilah yang akan menghasilkan


produktivitas yang tinggi dan keberlanjutan produksi yang
terjaga secara efektif dan efisien.
PENGERTIAN PERTANIAN TERPADU
Sistem pertanian terpadu dapat didefinisikan sebagai
penggabungan kegiatan pertanian, peternakan, perikanan,
perkebunan dan segala kegiatan terkait pertanian yang
dilakukan dalam satu lahan.

Harapkan terjadi suatu peningkatan produktivitas hasil


lahan tersebut dari penghasilan petani jangka pendek,
menengah dan panjang sehingga mendatangkan
keuntungan.
SPT menganut prinsip alamiah melalui siklus
rantai makanan antara manusia, hewan dan
tumbuhan yang dapat mendaur ulang media
tanaman dan hewan untuk saling ketergantungan
satu sama lain dengan meniru sistem alam
berkerja sehingga limbah kotoran hewan menjadi
pupuk pertanian dan sisa hasil limbah pertanian
dapat menjadi pakan ikan serta ikan menjadi
konsumsi begitu pun seterusnya yang saling
membutuhkan makanan.
Sistem ini diharapkan dapat :
1. Meningkatkan produktivitas tempat/lahan pertanian,
konservasi lingkungan dan mewujudkan kemandirian para
pelaku kegiatan (Petani Terpadu) tanpa ketergantungan
pada pihak lain.

2. Mewujudkan harapan tersebut secara bertahap akan


meningkatkan taraf ekonomi para pelaku khususnya dan
masyarakat desa pada umumnya karena mereka akan
mendapatkan berbagai sumber penghasilan dari usaha
yang dilakukannya.
Sistem ini dirancang dengan mengadopsi bagaimana
sebenarnya alam berjalan. Tanaman dan hewan adalah
mitra tani terpadu yang tidak bisa dipisahkan satu sama
lain.

Bagaimana tanaman tumbuh subur dan bagaimana


hewan/ternak berkembang dengan baik adalah pertanyaan
yang mendasari pelaksanaan sistem pertanian terpadu.

Manusia, tanaman dan hewan dalam hidupnya


membentuk hubungan yang saling menguntungkan jika
tertata dalam sistem yang baik yaitu mampu memenuhi
kebutuhan masing-masing.
Pada dasarnya sistem pertanian terpadu dilakukan
dengan memaksimalkan pemanfaatan potensi energi
yang ada di sekitar lahan.

Dalam siklus ekologi, semuanya bermanfaat yang


berarti tidak ada limbah dari dalam pelaksanaan
pertanian terpadu.

Limbah pertanian seperti jerami dimanfaatkan untuk


pakan ternak dan limbah ternak (feses/kotoran)
dimanfaatkan untuk pupuk organik atau biogas.

Semua ini dilakukan secara berkelanjutan dan untuk


mencapai hasil yang maksimal semua sektor kegiatan
pertanian terpadu dilakukan pada satu lokasi.
PRODUK YANG DIHARAPKAN DALAM
PENERAPAN SISTEM PERTANIAN TERPADU

FOOD
FEED
FUEL
FERTILIZER
Sektor pertanian dan perkebunan dapat
menghasilkan sumber energi pangan berupa
beras, jagung, ketela, kedelai, kacang dan
sayuran.

Sektor peternakan dapat menghasilkan daging,


telur dan susu.

Sektor perikanan dapat menghasilkan daging


ikan tawar seperti lele, gurami, nila dan lain-lain.
Limbah pertanian seperti jerami padi, jagung dan
kedelai dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan
kering ternak ruminansia (sapi, kerbau dan
kambing) dengan cara difermentasi terlebih
dahulu atau diberikan secara langsung.

Sedangkan limbah pengolahan pangan sektor


pertanian (bekatul, bungkil kedelai, bungkil
jagung) dapat dimanfaatkan untuk pembuatan
konsentrat/pakan ternak unggas dan ikan air
tawar.
Limbah peternakan (kotoran/feses) dapat
dimanfaatkan untuk bahan pembuatan biogas
yang akhirnya menjadi sumber energi panas untuk
memasak para ibu rumah tangga.

Jadi tidak perlu lagi membeli bahan bakar atau gas


LPG yang harganya kian melambung.
Air kencing ternak ruminansia bisa diolah
menjadi pupuk organik cair dan biopestisida.

Sedangkan limbah dari pembuatan biogas bisa


dimanfaatkan untuk pupuk organik padat yang
siap di aplikasikan ke lahan.
SPT secara tidak langsung akan meningkatkan kesehatan
karena sumber energi pangan yang dihasilkan adalah
organik seperti beras organik, sayur organik, daging
organik dll.

Selain itu harga jual bahan pangan organik seperti yang


kita ketahui harganya dipasaran saat ini cukup fantastis
sehingga hal ini bisa meningkatkan pendapatan.
Sistem ini juga berperan serta dalam pemeliharaan kualitas
tanah yang kian hari keadaannya kian kritis.

Tanaman membutuhkan unsur hara tanah dan C-Organik


yang cukup.

Secara alami kebutuhan tersebut sudah tersedia di alam,


namun ketersediaannya belum tentu mencukupi apalagi
dengan pemakaian pupuk kimia dan pestisida yang
berlebihan dan berlangsung sekian lama.

Hal tersebut menyebabkan unsur hara dan C-Organik


dalam tanah tidak lagi tersedia seperti dulu.
MODEL PERTANIAN TERPADU
CIRI MENDASAR DALAM PERTANIAN TERPADU

Pengelolaan lahan yang luas dengan manejemen


usaha yang professional dan lebih berorientasi
produktivitas, efisiensi serta lebih menguntungkan
dari sisi ekonomi serta tidak banyak tergantung
dari luar sistem dengan selalu di evaluasi setiap
tahapan.
MANFAAT PERTANIAN TERPADU
Dapat menjaga ekosistem lahan pertanian dengan harapan
mendapatkan produktivitas yang tinggi dengan terjadinya daur ulang
limbah secara alami yang dilakukan petani untuk memenuhi
kebutuhkan nutrisi kebutuhan pertanian dan peternakan serta
perikanan.

Petani secara langsung akan mendapatkan sumber penghasilan


beragam.
Sebagai contoh: Petani selain menanam padi dapat beternak ayam
termasuk menanam sayur mayur dengan kotoran yang dihasilkan
ternak dapat dipergunakan untuk pupuk kandang untuk sayuran tanpa
harus membeli pupuk lagi serta kalau gagal dalam hal menanam padi
masih dapat penghasilan dari ternak dan ikan untuk mendapatkan
penghasilan guna menutupi kerugian dari gagal panen.
KENDALA PERTANIAN TERPADU
- Kurangnya kesadaran dari masyarakat,
- Membutuhkan waktu yang lama,
- Membutukan tenaga kerja cukup banyak,
- Ketersediaan bahan masih kurang banyak,
- Masih kurangnya pengetahuan tentang bagaimana
mengelola kearifan lokal.
- Membutuhkan lahan yang luas.
Praktek pola pertanian terpadu dapat berupa sistem
multiple croping (tumpang sari), agroforestry,
perternakan, perikanan dan dipadukan dengan
pembuatan teras, serta pemanfaatan lahan
pekarangan.

Pola ini sangat menunjang penyediaan pupuk


kandang pada lahan pertanian sehingga sering disebut
pola peternakan tanpa limbah karena limbah
peternakan digunakan untuk pupuk, dan limbah
pertanian untuk makan ternak.
Integrasi hewan ternak dan tanaman dimaksudkan
untuk memperoleh hasil usaha yang optimal serta
dalam rangka memperbaiki kondisi kesuburan tanah.

Interaksi antara ternak dan tanaman harus saling


melengkapi, mendukung, dan saling menguntungkan,
sehingga dapat mendorong peningkatan efisiensi
produksi dan meningkatkan keuntungan hasil usaha
tani.
ORGANIC AGRICULTURE FUTURE

O = Original
R = Reassuring
G = Gourmet
A = Assisted
N = Non Chemical Syntetic
I = Informative
C = Concerned
F = Fast
U = Urban
T = Tribal
U = Universal
R = Radical
E = Ethical
TERIMA KASIH
1. Apa yg dimaksud dg PERTANIAN
TERPADU ?
2. Apakah Pertanian terpadu =
MULTIFARMING = PERTANIAN
BERKELANJUTAN?
3. Bagaimana PENERAPANNYA di
lapangan utk mewujudkan Pertanian
TERPADU & berkelanjutan ?
4. Adakah hubungan antara
pemeliharaan BIODIVERSITAS (di atas
& di bawah tanah) dg pertanian
terpadu ?
Lahan sebagai sistem

Atmosfer

Daur Daur gas (CO2, O2,


hidrologi H2)

Hidrosfer Transfer materi dan Biosfer


energi

Daur air dan Daur bahan


mineral organik

Pedosfer

Lithosfer Lithosfer
(mineral, (bentuk muka
batuan, daratan)
geologi)

Anthroposfer
Dasar ilmu: ekologi adalah studi
berbagai tipe interaksi antar
komponen secara alami
Agroekologi: Studi tentang agroekosistem yang
holistik, melibatkan semua komponen lingkungan
dan manusia (mencerminkan bentuk, dinamika,
fungsi interaksi dan proses: stabilitas &
resiliensi)

Ekosistem pertanian: kesatuan bio-fisik


yang dimodifikasi manusia untuk
menghasilkan bahan-bahan kebutuhan
hidup (pangan, papan, sandang, pakan)
STRUKTUR DAN FUNGSI AGROEKOSISTEM
PADA UMUMNYA
BIOTIK ABIOTIK

TANAMAN & IKLIM


GULMA ZAT ANORGANIK
SERANGGA & DIKENDALIKAN DAN ORGANIK
BINATANG LAIN

JASAD RENIK
MANUSIA
PANEN

TER
DA TUS (
PU
UR
MA SIKL
TER IK)
A

I
PUPUK
Penguasaan analisis suatu bentang lahan
HAYATI LINGKUNGAN HIDUP SOSEKBUD

KEMANFAATAN FISIK
ALAMIAH

KEMANFAATAN
AKTUAL

GOAL:
OPTIMALISASI PEMANFAATAN SUMBERDAYA ALAM
1. Makna interaksi komponen lingkungan
2. Eksistensi hubungan antar komponen
(memanipulasi lingkungan secara bijak)
3. Lingkungan sebagai penyedia jasa
dalam pencapaian kebutuhan hidup
organisme
4. Cara penekanan dampak negatif yang
sebesar-besarnya
5. Cara meminimalkan penggunaan input
luar (external input)

Anda mungkin juga menyukai