Anda di halaman 1dari 42

PENGENDALIAN DG BERCOCOK

TANAM

TIM DOSEN HPT


Konsep Pengendalian dengan Bercocok Tanam
 Pengendalian dg bercocok tanam adalah upaya manipulasi
lingkungan dg maksud tertentu, yaitu membuatnya kurang sesuai
bagi OPT, sehingga dpt tercapai pengendalian yg ekonomis atau
paling tidak mengurangi laju peningkatan dan kerusakannya.
 Manipulasi meliputi keseluruhan praktek bercocok tanam yang
berkisar dari keputusan pengelolaan dalam
 (i) memilih tanaman yang akan ditanam atau varietasnya,
 (ii) waktu tanam,
 (iii) jarak tanam,
 (iv) pemupukan,
lanjutan
 (v) cara panen,
 (vi) cara pengolahan tanah, dan waktu panen,
 (vii) pergiliran tanam,
 (viii) pengelolaan air, dan
 (ix) sanitasi
lanjutan
 Pengendalian dg bercocok tanam adalah cara pengendalian yang
sangat erat hubungannya dengan lingkungan.
 Cara ini merupakan senjata utama petani dalam pengendalian
hama sebelum mereka mengenal insektisida sintetis, yaitu
 (i) mengganggu siklus hidup serangga hama dengan secara
periodik tidak menyediakan tanaman inangnya dan
 (ii) melalui manipulasi praktek bercocok tanam pada umumnya
untuk menekan populasi hama
lanjutan
 Dalam sejarahnya, pengendalian dg bercocok tanam merupakan
tindakan prefentif
 Prinsip pelaksanaan pengendalian dg bercocok tanam
 (i) mengelola agroekosistem sedemikian rupa agar keadaannya
menjadi kurang menguntungkan bagi perkembangan populasi
hama
 (ii) mengelola agroekosistem sedemikian rupa agar keadaannya
menjadi lebih menguntungkan bagi perkembangan populasi musuh
alami.
 Pada prakteknya, kedua prinsip tsb dpt diterapkan bersama-sama
Pertimbangan pengendalian bercocok tanam
 (i) Cara pengendalian bercocok tanam secara mendasar berbeda dengan
pengendalian secara fisik dan mekanis.
 Semua akibat paktek pengendalian dg bercocok tanam diperantarai
oleh tanaman atau lingkungan tanaman (misalnya perubahan
mikroklimat di bawah tajuk tanaman) bukan akibat langsung pada
serangga.
 Oleh karena itu, cara kerjanya lambat dan hampir semua teknik
bercocok tanam nilainya terbatas untuk menyelesaikan masalah hama
yang tidak memerlukan penyembuhan cepat.
(i) memilih tanaman yang akan
ditanam atau varietasnya,
(ii) waktu tanam,
(iii) jarak tanam, TANAMAN
(iv) pemupukan,
(v) cara panen, OPT
(vi) cara pengolahan tanah, dan
waktu panen,
LINGKUNGA
(vii) pergiliran tanam,
N
(viii) pengelolaan air, dan
(ix) sanitasi
lanjutan
 (ii) Pengaruh Praktek bercocok tanam adalah merubah dinamika
populasi hama sehingga padat populasinya tetap berada di bawah
ambang kerusakan ekonominya (Lihat Gambar ).
 Penggunaan taktik bercocok tanam umumnya tidak merubah daya
dukung ekosistem hama, sehingga apabila taktik pengelolaan
dikendorkan padat populasi hama dapat kembali ke batas
kerusakan semula.
 Pengendalian dg bercocok tanam tidak dapat dihentikan / dimulai
seketika untuk mempercepat pengendalian hama seperti taktik
pengendalian lainnya.
PRINSIP PENGENDALIAN DG
BERCOCOK TANAM
PADAT POPULASI

KERUSAKAN
EKONOMI
AMBANG EKONOMI
PRAKTEK BERCOCOK
TANAM KU
LAMA

KU
BARU

WAKTU
lanjutan
 (iii) Praktek bercocok tanam umumnya mengurangi masalah hama
dg pengeluaran relatif kecil, dan berdampak minimal thd lingkungan.
Taktik bercocok tanam biasanya dpt diimplemantasikan tanpa
peralatan khusus dan tanpa menggunakan input eksternal yg besar,
tetapi memanfaatkan peralatan yang telah tersedia dalam praktek
bercocok tanam normal.
 (iv) Praktek pengendalian hama secara tunggal, yaitu hanya
bergantung pada taktik bercocok tanam saja tdk dpt mengendalikan
hama dg sempurna. Cara bercocok tanam seharusnya menjadi
bagian program pengelolaan yg menggunakan beberapa taktik
secara bersama-sama untuk mempertahankan populasi hama tetap
di bawah ambang kerusakan ekonominya
lanjutan
 (v) Pada kebanyakan taktik bercocok tanam memerlukan keahlian
dan peluang dari seorang manajer, sehingga memerlu-kan dana
ekstra untuk melatih manajer. Taktik bercocok tanam harusnya
diputuskan dalam hubungannya dg upaya untuk meningkatkan
keahlian yang diperlukan dan dana yang tersedia.
 (vi) Taktik pengelolaan hama dg bercocok tanam seringkali bersifat
spesifik lokasi, shg yg baik untuk suatu daerah belum tentu sesuai
bagi semua daerah. Juga harusnya dipelajari secara seksama dalam
mentransfer taktik dari suatu daerah ke daerah yang lain., kecuali
kalau lingkungannya sesuai.
Keuntungan  cara  pengendalian dengan bercocok  tanam

 (i) kompatibel dengan cara pengendalian yang lain, terutama dengan


pengendalian hayati dan penggunaan varietas tahan,
 (ii) mudah diterapkan oleh petani,
 (iii) dalam keadaan tertentu cara ini lebih efektif daripada cara
pengendalian yang lain, misalnya upaya menangani hama yang bersifat
endemis, yaitu uret,
 (iv) relatif murah karena tidak membutuhkan biaya tambahan, dan
 (v) tidak terdapat pengaruh samping yang merugikan.
Keterbatasan pengendalian dg bercocok tanam
 (i) mengukur keberhasilan  pengendalian  dengan  cara  bercocok
tanam sulit dilakukan, sehingga tidak mudah meyakinkan petani
tentang efektivitas cara pengendalian ini,
 (ii) dalam hal-hal tertentu beberapa praktek bercocok tanam dapat
menimbulkan  pengaruh positif terhadap perkembangan populasi
hama, misalnya anjuran untuk tanam serempak pada lahan yang
diberakan dalam waktu lama dan dalam areal yang sangat luas
dapat menimbulkan ledakan hama penggerek batang padi, dan
 (iii) hasilnya tidak dapat diramalkan kadang-kadang justru lebih
mahal dan lebih sulit aplikasinya daripada penggunaan pestisida,
sehingga petani enggan melakukannya.
MACAM-MACAM PENGENDALIAN DG BERCOCOK TANAM

1. Pengolahan tanah


 Praktek pengolahan tanah secara langsung dapat mempengaruhi
sifat fisik dan kimia tanah, kelembaban dan suhu, pertumbuhan
perakaran dan absorbsi nutrisi, dan populasi hama.
 Populasi serangga hama dapat dipengaruhi oleh praktek
pengolahan tanah secara tidak langsung, yaitu melalui perubahan
kondisi yang kurang menguntungkan hama dan membuat letak
serangga hama menjadi terbuka sehingga lebih mudah untuk
ditemukan musuh alaminya.
lanjutan
 Praktek pengolahan tanah dapat membunuh serangga secara
tidak langsung, yaitu dg membenamkan stadia pupa lebih dalam
ke dalam tanah. Secara langsung, praktek pengolahan tanah
dapat membunuh serangga karena kerusakan mekanis oleh alat
pengolahan tanah
 Tanah sehat mendorong kesehatan tanaman
 Kesesuaian pH dan pemupukan adalah penting
 Bahan organik yang tidak dikomposkan mendorong munculnya
OPT
2. Sanitasi lahan
 Pembuangan sampah, bahan yang terinfestasi atau membusuk
serta sisa tanaman dari sekitar dan di ladang seringkali dapat
menghilangkan tempat berkembang biaknya hama.
 Membersihkan peralatan sebelum pindah dari area yang terinfeksi
 memanen segera buah yang menunjukkan gejala terserang atau
kelewat masak untuk pengendalian hama lalat buah, cara ini lebih
efektif daripada memungut buah busuk yang sudah jatuh ke tanah
yang kemungkinan larva sudah keluar dan membentuk pupa di
dalam tanah.
 membenamkan buah yang jatuh dalam tanah agar tidak menjadi
sumber infestasi. Perlu dipertimbangkan bahwa pembenaman
dapat mematikan parasitoid lalat buah.
3. Seleksi bibit
 Menggunakan benih dan bahan tanam yang bebas dari benih
gulma, serangga dan penyakit. Beli tanaman dari sumber
terpercaya dan pilih kultivar tahan bila memungkinkan.
 Gunakan bibit bersertifikat
4. Rotasi Tanaman
 Menanam tanaman serupa pada tahun-tahun berikutnya
cenderung meningkatkan masalah hama.
 Populasi OPT dapat dikurangi dg menekan inangnya
 Agar strategi ini berhasil:
1. Hama tidak bisa bergerak sangat bebas
2. Kisaran inang hama tidak boleh luas
3. Sumber OPT harus berada di dalam lahan
4. Hama tersebut harus tidak dapat bertahan hidup di dalam
tanah untuk jangka waktu yang lama
lanjutan
 Keuntungan pengendalian dengan rotasi tanaman adalah
 (i) dapat menekan resiko keuangan melalui deversifikasi
tanaman,
 (ii) menyebarkan kebutuhan tenaga kerja lebih merata
sepanjang tahun,
 (iii) menekan resiko hama, terutama gulma,
 (iv) membangun dan mempertahankan kesuburan tanah
5. Penetapan waktu tanam
 Beberapa hama dapat dihindari dengan menanam tanaman
sebelum hama masuk ke area tersebut.
 Beberapa busuk akar dan masalah perkecambahan dapat
dihindari dengan penanaman yang terlambat
Penyakit kapas yang paling umum, penyebabnya, dan kemungkinan koreksi

MOMEN
PATOGEN PENYEBAB SOLUSI
FENOLOGI
RHIZOCTONIA • GerminaSI •Benih kualitas rendah •Benih berkualitas
PYTIUM • Emergensi •Kelembaban berlebih di •Menabur pada tanggal
THILAVIOPSIS • Situasi pembibitan tanah yang tepat
FUSARIUM •suhu rendah •Tanah beroksigen
6. Pemupukan
 Pemupukan dpt berpengaruh positif atau negatif thd populasi hama.
 Pemberian pupuk proporsional dapat menghasilkan tanaman sehat shg
dpt mentolerir serangan hama dan mampu mengkompensasi akibat
serangan hama.
 Tanaman dg pemupukan proporsional berimbang dapat tumbuh lebih
cepat shg masa peka tanaman dapat terhindar dari serangan hama.
 Sebaliknya, pada umumnya penggunaan pupuk (terutama pupuk N) yg
berlebihan akan mengakibatkan kenaikan populasi hama. Pemupukan dpt
merubah fisiologi tanaman shg lebih menarik bagi serangga hama. Hal itu
dapat berpengaruh terhadap reproduksi dan kemampuan hidupnya.
7. Pengelolaan air
 Pada pertanaman yang mendapatkan irigasi buatan,
pengelolaan air dapat digunakan untuk mengendalikan
populasi hama. Misalnya irigasi tetes lebih menguntungkan
tanaman daripada gulma, shg tanaman dapat tumbuh sehat.
 Pengairan dengan sistem penggenangan dpt digunakan untuk
mengendalikan pupa serangga yg diletakkan di dalam tanah.
Selain itu, pengelolaan air irigasi yang baik dapat
menciptakan tanaman sehat shg lebih tahan terhadap
serangan hama. Misalnya pengairan intertmiten pada
tanaman padi
8. Pertanaman campuran
Menanam berbagai tanaman bersama di lokasi yang sama :
 Meningkatkan habitat predator hama
 Membatasi jumlah tanaman pangan untuk hama tertentu
9. Tumpang sari

Hindari menempatkan semua tanaman dari satu jenis bersama.


Penekanan populasi hama pada sistem tumpangsari
kemungkinan dapat berjalan sebagai berikut
 Tanaman tumpang sari dpt menyediakan sumber daya yg cukup
bagi parasitoid/predator shg populasinya cukup tinggi untuk
menekan populasi hama. Sumberdaya dapat berupa nektar
sebagai pakan imago parasitoid, efek perlindungan bagi
predator, dan inang / mangsa alternatif bagi parasitoid/predator.
lanjutan

 Tanaman tumpang sari dpt menyulitkan proses kolonisasi hama shg


dpt mengurangi konsentrasi hama pada satu jenis tanaman. Selain
itu dapat menghasilkan semiokhemikal yg dpt mempengaruhi
perilaku makan dan peletakan telur serangga hama, shg populasinya
dapat tertekan.
Perbedaan antara pertanaman campuran
dan tumpang sari
DASAR UNTUK PERTANAMAN
TUMPANG SARI
PERBANDINGAN CAMPURAN
DEFINISI Penanaman Campuran Tumpang sari mengacu pada
mengacu pada metode proses budidaya tanaman di
tanam di mana dua atau mana berbagai jenis tanaman
lebih tanaman ditanam dibudidayakan bersama
secara bersamaan di lahan dalam pola tertentu.
yang sama.
POLA Tidak mengikuti pola Mengikuti pola menabur
menabur benih. benih yang pasti.
BENIH Benih digabungkan dan Benih tidak digabungkan
disemai. sebelum disemai
10. Tanaman perangkap
 Yang dimaksud dengan tanaman perangkap hama adalah tanaman
peka yang  berfungsi untuk menarik hama dari sekitarnya sehingga
dapat mengalihkan hama dari tanaman inangnya
 Tanam tanaman yang lebih menarik bagi suatu hama daripada yang
ingin Anda tanam.
 Tanaman yang ditanam untuk menarik hama menjauh dari tanaman
utama
 Kemudian berikan perlakuan pada hama di tanaman umpan yang
terserang.
marigold
11. Pengaturan jarak tanam

 Tujuan utama penetapan jarak tanam adalah untuk


memperoleh hasil yg maksimum di dalam suatu unit areal
tanpa mengorban-kan kualitas produksinya. Dg kata lain
pengaturan jarak tanam dapat memberi hasil yang
menguntungkan dg resiko serangan hama  dan penyakit yang
rendah.
 Pengaruh pengaturan jarak tanaman thd penekanan populasi
hama dpt melalui tiga mekanisme
lanjutan
 a. Jarak tanam dapat berpengaruh terhadap populasi hama dan
musuh alaminya melalui perubahan kondisi iklim mikro. Jarak
tanam yg rapat dpt menghasilkan efek penaungan bagi serangga
hama ttt.. Kondisi tsb justru tidak disukai oleh hama tetapi memberi
dukungan iklim mikro yang baik terhadap musuh alami
 Tanam yang terlalu rapat akan meningkatkan kelembaban relatif,
sehingga populasi wereng coklat dapat meningkat.
 Model jarak tanam jajar legowo yang diterapkan pada tanaman
padi ternyata dapat mengurangi serangan hama tikus
lanjutan
 b. Pengaturan jarak tanam yang tepat dapat menghasilkan
tanaman yang sehat. Misalnya penanaman tanaman jagung
dengan jarak tanam yang lebar dapat menciptakan tanaman
yang lebih sehat sehingga dapat mengurangi kehilangan hasil
oleh serangan hama penggerek batang
 c. Pengaturan jarak tanam yang tepat dapat mempercepat
pertumbuhan tanaman. Misalnya pada varietas kapas
tertentu dengan jarak tanam yang sempit dapat berbunga
lebih awal sehingga dapat terhindar dari serangan hama
penggerek buah.
12. Penanaman Tanaman Penutup Tanah

 Spesies tanaman non budidaya yang ditanam sebagai


tanaman penutup tanah dapat digunakan untuk mengelola
hama, menyediakan nitrogen, meningkatkan bahan organik
tanah, dan mengurangi erosi tanah.
 Tanaman penutup tanah dapat meningkatkan keragaman
biologis ekosistem sehingga berpengaruh terhadap interaksi
biologik ganda yang melibatkan pengelolaan hama,
kesuburan tanah, dan nutrisi tanaman.
lanjutan
 Tanaman penutup tanah dapat menyediakan habitat dan sumber
pakan bagi agens hayati, misalnya parasitoid dan laba-laba
predator.
 Pada vegetasi yang makin kompleks populasi parasitoid dan
predator lebih stabil, hal itu karena kontinyuitas ketersediaaan
pakan lebih terjamin (termasuk polen dan nektar) dan tersedianya
tempat berlindung (refugia) serta mikrohabitat yang sesuai.
 Beberapa tanaman penutup tanah dapat menyediakan senyawa
alelopati yang dapat menekan nematoda parasit tanaman, selain
itu, tanaman penutup tanah dapat menekan perkembangan gulma
sehingga juga menekan kompetisi terhadap tanaman utamanya.
lanjutan
 Tanaman penutup tanah dapat meningkatkan kesuburan tanah
dan nutrisi tanaman.
 Penanaman Leguminosae dan gulma sebagai tanaman sela dapat
mengubah latar belakang pertanaman baik secara visual maupun
secara olfaktori terhadap kedatangan serangga hama
13. Solarisasi Tanah
Menggunakan terpal plastic (bening) untuk menutupi tanah.
Terpal ini memanaskan kelembapan tanah hingga tingkat yang
mematikan bagi banyak jamur, nematoda, gulma, benih gulma
dan organisme pengganggu lainnya. Namun, bagaimanapun,
dapat mematikan semua organisme tanah
Pengendalian secara bercocok tanam
Keuntungan Kekurangan
 Biaya rendah (dalam banyak  Tidak selalu dapat diterapkan
kasus)
 Mungkin tidak cukup efektif
 Efek pada organisme non-target
rendah  Biasanya bersifat preventif, sehingga
membutuhkan perencanaan
 Tidak ada masalah toksisitas
atau residu  Dapat mengganggu operasi budidaya
normal
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai