Anda di halaman 1dari 3

PENGENDALIAN HAMA DAN

PENYAKIT TANAMAN PADI

1. Penggerek batang padi sawah

Cara Pengendalian Hama Penggerek Batang Padi


 Pengaturan Pola Tanam
 Tanam serentak
 Menanam varietas yang tahan.
 Pergiliran tanaman hama.
 Pengaturan waktu tanam i
 Pengendalian secara fisik yaitu dengan penyabitan tanaman serendah mungkin sampai
permukaan tanah pada saat panen, dan disingkal. Usaha itu dapat pula diikuti
penggenangan air setinggi 10 cm agar jerami atau pangkal jerami cepat membusuk
sehingga larva atau pupa mati.
 Pengendalian Secara mekanik dapat dilakukan dengan mengumpulkan kelompok telur
penggerek batang padi di persemaian dan di pertanaman, serta penangkapan ngengat
dengan menggunakan lampu perangkap (Light trap).
 Pemanfaatan musuh alami baik parasitoid, predator, maupun patogen.
 Konservasi musuh alami dengan cara menghindari aplikasi insektisida secara
Semprotan.
 Penggunaan insektisida butiran di persemaian dengan dosis 12 kg/1000 m2 bila
dijumpai kelompok telur.
 
2. Walang Sangit
 Pengendalian Walang sangit dengan Melakukan Sanitasi Lingkungan
Membersihkan areal pertanaman padi terbukti mampu menekan serangan hama
walang sangit.
 Pengendalian Kultur Teknis
Menanam padi secara serempak dalam satu hamparan lahan yang luas. 
 Pengendalian Walang sangit Secara Biologi
Pengendalian yang dilakukan dengan agens hayati, yaitu dengan memanfaatkan
parasitoid dan jamur.
 Pengendalian dengan Perangkap
Perangkap walang sangit menggunakan bangkai keong mas
 Pengendalian Walang sangit Secara Kimiawi
Menggunakan insektisida kimia dapat dilakukan jika populasi hama walang sangit
berada pada ambang kendali yaitu 6 ekor / m2. Penyemprotan insektisida sebaiknya
dilakukan ketika hama walang sangit aktif, yaitu pada pagi hari dan sore hari.

3. Wereng Coklat

 Penanaman Varietas tahan


 Tanam padi serentak
 Perangkap lampu
 Penggunaan insektisida
- Keringkan pertanaman sebelum aplikasi
- Aplikasi saat air embun tidak ada : jam 8-11
- Tepat dosis dan tepat jenis:
- Imidacloprid, fipronil, theametoxam, buprofezin
- Tepat air pelarut 350-500 liter air/ha

4. Tikus

 Pengendalian hama tikus dapat dilakukan dengan memadukan beberapa cara


pengendalian yaitu : Gropyokan, pengemposan, tanam serempak, sanitasi habitat,
musuh alami dan Rodentisida.
 Langkah-langkah pengendalian :
- Pengendalian mulai pratanam sampai panen
- Pengorganisasian gerakan operasional
- Kerjasama antar pemerintah daerah/batas wilayah
- Koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait
5. Penyakit Blas

 Gunakan varietas tahan sesuai dengan sebaran ras yang ada di daerah setempat.
 Gunakan benih sehat.
 Hidarkan penggunaan pupuk nitrogen diatas dosis anjuran.
 Hindarkan tanam padi dengan varietas yang sama terus menerus sepanjang tahun.
 Sanitasi lingkungan harus intensif karena inang alternatif patogen dapat berupa
rerumputan.
 Hindari tanam padi terlambat dari tanaman petani di sekitarnya.
 Pengendalian secara dini dengan perlakuan benih sangat dianjurkan untuk
menyelamatkan persemaian sampai umur 30 hari setelah sebar.
 Penyemprotan fungisida sistemik sebaiknya 2 kali pada saat stadia tanaman anakan
maksimum dan awal berbunga untuk mencegah penyakit blas daun dan blas leher
terutama di daerah endemik.
 Hindarkan jarak tanam rapat (sebar langsung).
 Pemakaian kompos sebagai sumber bahan organik.
 Fungisida untuk pengendalian penyakit blas melalui penyemprotan
Nama Nama Dagang Dosis Formulasi Volume
Umum            /aplikasi Semprot /ha
(Bahan Aktif)
Isoprotiolan Fujiwan 400 EC 1 lt 400-500 lt
Trisiklazole Dennis 75WP, Blas 200SC, 1 lt / kg 400-500 lt
Filia 252 SE
Kasugamycin Kasumiron 25 WP 1 kg 400-500 lt
Thiophanate Tyopsin 70WP 1 kg 400-500 lt
methyl

Anda mungkin juga menyukai