PENDAHULUAN cerah/pucat, daun keriting (curl), daun dari: Bean golden mosaic virus), Famili
kecil-kecil, tanaman kerdil, bunga rontok, Geminiviridae. Geminivirus dicirikan
Penyakit virus kuning pada cabai tanaman tinggal ranting dan batang saja, dengan bentuk partikel kembar telah mengakibatkan kerugian di berbagai kemudian mati (Gambar 1-2). Infeksi virus berpasangan (geminate) dengan ukuran sentra produksi cabai di Indonesia. Di DIY, pada awal pertumbuhan tanaman sekitar 30 x 20 nm. Di Cuba, penyakit Jawa Tengah, Sumatera Barat dan Lampung, menyebabkan tanaman menjadi kerdil dan kuning pada cabai disebakan oleh Tomato epidemi penyakit ini telah menyebabkan tidak menghasilkan bunga dan buah. Gejala yellow leaf curl virus (TYLCV). Virus kerugian bagi petani hingga mencapai kuning dapat dilihat dari kejauhan. ditularkan oleh kutu putih atau kutu kebul milyaran rupiah. Samapai sekarang belum Sedangkan gejala pada tanaman tomat (Bemisia tabaci) secara persisten yang ditemukan varietas cabai yang tahan adalah berupa tepi daun menguning atau berarti selama hidupnya virus terkandung terhadap penyakit ini. Virus mempunyai pucat dan melekuk ke atas seperti mangkok di dalam tubuh kutu tersebut (Gambar 4). kisaran inang yang luas dan mampu (cupping),daun mengeras, daun mengecil Virus tidak ditularkan lewat biji dan juga menginfeksi beberapa jenis tanaman, dan tumbuh tegak, tanaman menjadi kerdil tidak ditularkan lewat kontak langsung diantaranya tomat dan gulma apabila terinfeksi virus sejak awal antar tanaman. wedusan/babadotan (Ageratum pertumbuhan (Gambar 3). conyzoides). Pengendalian penyakit yang dianjurkan adalah dengan menerapkan Manajemen Kesehatan Tanaman, artinya tanaman harus dikelola agar selalu tetap sehat, karena tanaman yang sehat akan lebih tahan terhadap infeksi virus. Pengendalian Penyakit kuning cabai di Indonesia penyakit meliputi: Tanaman cabai yang terserang virus disebabkan oleh virus dari ini menunjukkan gejala: daun menguning kelompok/Genus Begomovirus (singkatan gulma dan eradikasi tanaman sakit sejak awal pertumbuhan,
(4) Mengatur waktu tanam agar tidak
bersamaan dengan tingginya populasi serangga penular, jarak tanam yang tidak terlalu rapat, dan pergiliran tanaman dengan tanaman yang bukan inang dari (1) Pengolahan tanah dan pemupukan virus maupun serangga, berimbang, (2) Penggunaan bibit sehat, yaitu: (5) Pengendalian dengan insektisida (a) pengerudungan persemaian kimiawi secara bijaksana, misalnya yang menggunakan kain kasa/kelambu; berbahan aktif imidacloprid, penyemprotan (b) tempat persemaian yang terisolasi jauh kutu putih sebaiknya dilakukan pada pagi dari lahan yang terserang penyakit; hari antara jam 06:00-10.00 (c) semai dilindungi dengan pestisida nabati seperti nimba, ekstrak tembakau, (6) Tanaman tahan atau toleran terhadap dsb; Disusun Oleh : virus maupun serangga penular. (d) perlindungan dengan pestisida kimiawi dapat dilakukan secara bijaksana, TURIP, A.Md NIP. 19820614 201706 1 002
(3) Sanitasi lingkungan di sekitar ALNOFIANDRA, SP
PP BPP PADANGLAWEH pertanaman cabai termasuk menghilangkan HP : 081363357651 Email : alnofiandra01@gmail.com