Anda di halaman 1dari 7

PENGENDALIAN OPT DENGAN TANAMAN REFUGIA

DI LAHAN SAWAH

Oleh Aulia Rahmi Dawati


Penyuluh Pertanian WKPP Murung Ilung Kec. Paringin Kab. Balangan Disajikan pada
Pelatihan Dasar Penyuluh Ahli Angkatan V di BBPP Binuang Tahun 2018

Dewasa ini petani cenderung menggunakan pestisida sintetis secara berlebihan,


berharap serangan OPT segera berkurang atau musnah. Usaha pengendalian hama
tersebut semata-mata hanya ditujukan untuk memusnahkan organisme pengganggu
tanaman, tanpa memperhatikan kaidah-kaidah ekologi seperti keseimbangan dan
kestabilan ekosistem. Oleh karena itu cara pengendalian hama semacam ini harus segera
ditinggalkan dan beralih ke konsep pengelolaan hama yang berwawasan ekologi
(Mahmud T. 2006).

Pengendalian hama dengan cara bercocok tanam seperti pemanfaatan tanaman


pinggir atau ada yang menyebutnya dengan tanaman perangkap, dapat mendorong
stabilitas ekosistem sehingga populasi hama dapat ditekan dan berada dalam
kesetimbangannya. Jenis tanaman pinggir yang dipilih harus mempunyai fungsi ganda
yaitu, disamping sebagai penghalang masuknya hamake pertanaman pokok, juga
sebagai tanaman refugia yang berfungsi untuk berlindung sementara dan penyedia
tepung sari untuk makanan alternatif predator, jika mangsa utama populasinya rendah
atau tidak ada di pertanaman pokok. Teknik bercocok tanam seperti penanaman
tanaman pinggir dapat mendorong konservasi musuh alami seperti predator (Mahmud
T. 2006).

Tanaman Refugia

Menurut para ahli definisi refugia adalah pertanaman beberapa jenis tumbuhan
yang dapat menyediakan tempat perlindungan, sumber pakan atau sumberdaya yang lain
bagi musuh alami seperti predator dan parasitoid ((Nentwig, 1998; Wratten et al., 1998)
dalam Allifah et.al2013 dan Pertiwi 2014)). Refugia berfungsi sebagai mikrohabitat
yang diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam usaha konservasi musuh alami.

Dengan kata lain bahwa refugia adalah tumbuhan (baik tanaman maupun gulma)
yang tumbuh disekitar tanaman yang dibudidayakan, yang berpotensi sebagai
mikrohabitat bagi musuh alami (baik predator maupun parasitoid), agar pelestarian
musuh alami tercipta dengan baik. Bagi musuh alami, tanaman refugia ini memiliki
banyak manfaat diantaranya adalah sebagai sumber nektar bagi musuh alami sebelum
adanya populasi hama di pertanaman.Suatu konsep pemecahan masalah yang dapat
diterapkan dalam pengendalian hama adalah dengan cara menanam tanaman yang
digunakan sebagai refugia sehingga konservasi predator dapat terus terjaga (Pertiwi
2014).

Jenis- jenis tanaman yang berpotensi sebagai refugia

Tanaman hias

Beberapa penelitian menyebutkan jenis tanaman hias yang berpotensi sebagai


refugia antara lain bunga matahari (Helianthus annuus), bunga kertas zinnia (Zinnia
peruviana), (Zinnia acerosa), (Zinnia bicolor), (Zinnia grandiflora), (Zinnia elegans),
kenikir (Cosmos caudatus) dll. [Allifah et.al2013] dan [Tanpa nama 2016].

Bunga matahari (Helianthus annuus) Bunga kertas (Zinnia sp.) Kenikir (Cosmos caudatus)

Sumber : Allifah et.al 2013 dan Wikipedia 2017

Gulma

Gulma yang selama ini terkesan sebagai tanaman pengganggu ternyata bisa
dijadikan refugia. Terutama yang berasal dari famili asteraceae seperti babadotan
(Ageratum conyzoides), Ajeran (Bidens pilosa L.), Bunga tahi ayam (Tagetes erecta)
[Tanpa nama 2016].
Babadotan (Ageratum conyzoides) Ajeran (Bidens pilosa L.) Bunga tahi ayam (Tagetes erecta)

Sumber : Astuti 2013 dan Wikipedia 2017

Tumbuhan liar yang ditanam atau yang tumbuh sendiri di areal pertanaman

Tumbuhan liar yang sengaja ditanam atau tumbuh dengan sendirinya di area
pertanaman antara lain, bunga legetan (Synedrella nodiflora),pegagan (Centella
asiatica), rumput setaria (Setaria sp.), rumput kancing ungu (Borreria repens),
dankacang hias atau kacang pentoi (Arachis pentoi) (Sinar Tani 2016).

Rumput setaria (Setaria sp.) Rumput kancing ungu (Borreria sp.) bunga legetan (Synedrella iflora)

Kacang pentoi (Arachis pentoi)

Sumber : Wikipedia 2017


Sayuran

Sayuran yang berpotensi sebagai refugia sekaligus bahan pangan antara lain
kacang panjang (Vigna unguiculata ssp. sesquipedalis), bayam (Amaranthus spp.)
(Tanpa nama 2016 dan Sinar Tani 2016), jagung (Zea mays) (Pujiastuti et. al 2015).

Jagung (Zea mays) kacang panjang (Vigna unguiculata) Bayam (Amaranthus spp.)

Sumber : Wikipedia 2017

Syarat Menanam Tanaman Refugia

Tanaman yang dijadikan sebagai refugia sebaiknya dipilih yang memenuhi


kriteria antara lain (Sinar Tani dan Tanpa nama, 2016): Pilih tanaman yang memiliki
bunga dan warna yang mencolok, regenerasi tanaman cepat dan berkelanjutan, benih
atau bibit mudah diperoleh, mudah ditanam, dapat ditumpang sarikan dengan tanaman
pematang lain.

Cara , lokasi dan waktu menanam tanaman refugia

Penanaman di lakukan di sepanjang pinggir sawah, untuk tanaman refugia yang


digunakan penanamannya melalui biji maka sebaiknya tanah digemburkan dan di beri
pupuk. Penanaman dilakukan serempak saat pengolahan lahan sehingga saat padi mulai
tumbuh tanaman refugia sudah berbunga.

Manfaat Menanam Tanaman Refugia

Keberagaman fauna karena adanya tanaman berbunga (refugia) akan


menyebabkan terbentuknya ekosistem yang lebih stabil, yang pada gilirannya akan
menjaga terjadinya keseimbangan komponen ekosistem. Kehadiran tumbuhan berbunga
dengan demikian sangat penting untuk melestarikan populasi musuh alami di suatu
ekosistem seperti agroekosistem (Kurniawati dan Edhi 2015).

Manfaat dari menanam tanaman refugia di area pertanaman pokok antara lain :
mikrohabitat yang diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam usaha konservasi
musuh alami, sumber nektar atau pakan bagi musuh alami sebelum adanya populasi
hama di pertanaman, terciptanya agroekosistem yang seimbang, dimana jumlah hama
yang ada dapat ditekan oleh keberadaan musuh alaminya, sehingga tidak menimbulkan
kerugian secara ekonomi (di bawah ambang batas ekonomi).

Hal yang Harus Diperhatikan dalam Menanam Tanaman Refugia

Mengingat peran dari serangga musuh alami yang mengguntungkan untuk


membantu pengendalian hama dan penyakit ini, maka perlu ada usaha konservasi
musuh alami dengan menanam tanaman refugia bersamaan atau mendahului tanaman
utama. Menurut Purwantiningsih et al. (2012) sebaiknya tanaman refugia ditanam
sebelum tanaman utama agar dapat dimanfaatkan sebagai tempat berlindung dan
berkembang biak bagi musuh alami dan serangga pollinator yang berperan dalam
polinasi yaitu perantara penyerbukan tanaman.

Penerapan Tanaman Refugia

Berdasarkan penelitian Pujiastuti et al. (2015), penggunaan tanaman refugia


berupa tanaman kacang panjang dan jagung pada plot tanaman padi pasang surut
menunjukkan kelimpahan jumlah serangga herbivora yang di dapat pada subplot dengan
tanaman refugia lebih rendah dibandingkan dengan tanaman padi yang tanpa refugia,
baik pada vase vegetatif dan generatif.
Jumlah hama di lahan padi konvensional lebih tinggi dibandingkan jumlah
predator di lahan tersebut. Sedangkan jumlah hama di lahan organik lebih rendah dari
predatornya. Tingginya jumlah predator pada lahan organik ini dikarenakan lahan
organik memiliki keragaman tumbuhan berbunga yang lebih tinggi dibandingkan
keragaman tumbuhan berbunga lahan konvensional.Predator mendatangi tumbuhan
berbunga untuk berlindung maupun mendapatkan makanan (Wahyuni et. al
2013).
Gambar 1. Pemanfaatan tanaman bunga matahari pada lahan sawah (Sumber : Google
2017)

Keberagaman fauna karena adanya tanaman berbunga akan menyebabkan


terbentuknya ekosistem yang lebih stabil, yang pada gilirannya akan menjaga terjadinya
keseimbangan komponen ekosistem. Kehadiran tumbuhan berbunga dengan demikian
sangat penting untuk melestarikan populasi musuh alami di suatu ekosistem seperti
agroekosistem.

Tanaman refugia selain sebagai upaya konservasi musuh alami juga dapat
menekan biaya produksi, terutama biaya pembelian insektisida. Selain itu, lingkungan
terjaga, residu berkurang dan padi yang dihasilkan lebih sehat dan aman dikonsumsi.

Referinsi

Allifah AF.AN.; Bagyo Yanuwiadi; Zulfaidah Panata Gama; Amin Setyo


Laksono.Refugia sebagai microhabitat untuk meningkatkan peran musuh alami
di lahan pertanian.Prosiding FMIPA Universitas Pattimura 2013.ISBN : 978-
602-97522-0-5. Jurusan Biologi. Fakultas MIPA. Universitas Brawijaya Malang

Astuti, U.P.; Tri Wahyuni; Bunaiyah Honorita. 2013. Petunjuk Teknis Pembuatan
Pestisida Nabati. Bengkulu. Balai Pengkajian Teknologi Bengkulu
Kurniawati N. dan Edhi M. 2015.“Peran Tumbuhan Berbunga sebagai Media
Konservasi Artropoda Musuh Alami”.Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia,
Vol. 19, No. 2, 2015: 53–59

Mahmud, Taufiq. 2006. Identifikasi Serangga di sekitar Tumbuhan Kangkungan


(Ipomoeas crassicaulis RooB).Skripsi.Universitas Islam Negeri Malang

Pujiastuti Y, H.W.S.Weni, Abu U. 2015. “Peran Tanaman Refugia terhadap


Kelimpahan Serangga Herbivora pada Tanaman Padi Pasang Surut”.Prosiding
Seminar Nasional Lahan Suboptimal (8-9 Oktober 2015)

Purwantiningsih B, Amin S.L, Bagyo Y. 2012. “Kajian Komposisi Serangga Polinator


pada Tumbuhan Penutup Tanah di Poncokusumo Malang”. Jurnal Hayati : 17
(165-172)

Sinar Tani. 2016. “Refugia bukan sekedar penghias sawah”. Sinar Tani Edisi 12-18
Oktober 2016. No. 3674. Tahun XLVII

Tanpa nama. 2016. Apa Sih Refugia Itu?. “kartono.net/apa-sih-refugia-itu/#. (Diakses


27 Mei 2017)

Wahyuni R, Wijayanti R, Supriyadi. 2013. “Peningkatan keragaman tumbuhan


berbunga sebagai daya tarik predator hama padi”. Journal of Agronomy
Research2(5): 40-46

Anda mungkin juga menyukai