Anda di halaman 1dari 41

PEMUPUKAN BERIMBANG

Dr. Husnain, MP., MSc


Kepala Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian
BALITBANGTAN

Disampaikan dalam acara “Mentan Sapa Petani dan Penyuluh Pertanian Vo.02.2021
Jumat, 22 Januari 2021
Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian
Outline
1. Potensi dan tantangan SD Lahan pertanian di Indonesia
2. Upaya pencapaian swasembada pangan
3. Pemupukan berimbang
4. Perkembangan teknologi pemupukan dan pengujiannya
5. Permasalahan terkait pupuk dan pemupukan
6. Kebutuhan inovasi pupuk masa depan
Lain Lahan
Rawa
2% (18%) Lahan
SUMBERDAYA LAHAN INDONESIA Lahan
Basah
(4%)
Kering
(76%)

Tidak
Datataran Dataran Iklim Iklim Masam TOTAL
Ekosistem Masam
Rendah (DR) Tinggi (DT) Basah (IB) Kering (IK) (MA) (Ha)
(TM)

Kering 111.329.332 33.143.879 133.722.331 10.750.881 107.357.633 37.115.579 144.473.211


Rawa 34.858.444 68.108 34.368.078 558.473 33.419.323 1.507.229 34.926.552
Basah 8.411.729 226.808 7.296.992 1.341.545 5.684.231 2.954.306 8.638.537
Lain-lain (Perkotaan, tubuh air, tebing, bekas tambang, dll) 3.054.832

TOTAL (Ha) 191.093.132

o Dataran Rendah (< 700 m) dan Dataran Tinggi (> 700 m)


o Iklim Basah (CH > 2000 mm) dan Iklim Kering (CH < 2000 mm)
o Tanah masam (pH < 5,5) dan Tidak Masam (pH > 5,5)
Update Sebaran Lahan Baku Sawah dan Provitas
(BPS) Berdasarkan Tipologi

*BPN 2019
**BPS 2019
Peta sebaran Lahan Baku Sawah Indonesia

Pulau Jawa Pulau Sumatera


Sebaran Lahan Baku Sawah

PULAU KALIMANTAN PULAU SULAWESI


Tantangan Pertanian ke depan
• Degradasi dan Penurunan Produktivitas Lahan

• Konversi dan Fragmentasi Lahan

• Kelangkaan/Keterbatasan Lahan Subur

• Variabilitas & Perubahan Iklim

• Terbatasnya infrastruktur (irigasi, jalan usahatani,dll)

Peningkatan produktivitas:
INOVASI 1. Benih unggul bermutu
2. Pemupukan berimbang ramah lingkungan
TEKNOLOGI
3. Pengendalian OPT
PERTANIAN
4. Penanganan Panen dan pasca panen
Punahnya suatu bangsa dan peradaban karena
tidak menjaga tanahnya

Bangsa Kawasan Era Penyebab


Kepunahan
Sumerian Mesopotamia 10.000 BCE Salinisasi
Harappan Indus Valley 2.000-2.000 BCE Desikasi (Silika)
Inca Andean Region 750-900 CE Erosi Tanah
Maya Central America 750-900 CE Erosi Tanah
Axum Northern Europia 100-600 CE Degradasi Ekologi
Roman Meditterania 27 BC-395 AD Exploitasi tanah
PERMASALAHAN UMUM
PERTANIAN
6
• Pelandaian produktivitas lahan
Produktivitas padi

5
pertanian (levelling off)
(ton/ha GKG)

3
• Trend peningkatan produktivitas
jauh lebih rendah dari trend
2
konsumsi pupuk
1

0 • Rendahnya produktivitas di lahan


1960 1965 1970 1975 1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010 2015 suboptimal (lahan kering dan
Konsumsi pupuk di Indonesia periode1975-2005 rawa)
• Rendahnya efisiensi pemupukan
8 UREA ZA TSP/SP-36 KCL

6 • Kandungan bahan organik tanah


Juta ton

4 umumnya rendah
2 73% C-org tanah rendah (<2%)
23% C-org tanah sedang (2-3%)
0
1975 1980 1985 1990 1995 2000 2005
4% C-org tanah tinggi (> 3%)
Penurunan kandungan C organic tanah sawah di Pulau Jawa

Minasny et al 2010
STATUS HARA TANAH
• Tingkat kesuburan tanah ditentukan oleh jenis tanah dan bahan
induknya, iklim, sistem pengelolaan → Peta Status Hara P dan K Tanah
• Peta status hara P dan K di 23 Prov. Luar Jawa dan Jawa telah diupdate,
• Luasan LS dengan status hara P tinggi meningkat
• Luasan LS dengan status K tinggi
• Rekomendasi pemupukan P dan K untuk padi, jagung dan kedelai perlu
disusun berdasarkan status hara tanah
Hasil Updating Status Hara P dan K
Tanah Sawah (2014)
100
• Status hara P di Sumatera dominan
R S T
Persen status hara P (%)
80
rendah dan sedang
60
• Status hara P di Jawa, Sulawesi,
40
Bali dominan rendah dan tinggi
20

0
Sumatera Jawa Sulawesi Bali+NTB Total

100
• Status hara K umumnya sedang
Persen status hara K (%)

80
R S T
dan tinggi
60
• Status P dan K tinggi terutama
40
di Jawa, Bali dan Lombok
20

0
Sumatera Jawa Sulawesi Bali+NTB Total
PEMUPUKAN BERIMBANG

• Produksi tanaman dibatasi oleh ketersediaan hara dalam tanah yang paling minimum
• Jika hara yang kurang tergolong hara utama, maka produksi akan semakin rendah

HUKUM MINIMUM LIEBIG

• Pemberian pupuk ke dalam tanah dengan jumlah


dan jenis hara sesuai dengan tingkat kesuburan
tanah dan kebutuhan tanaman untuk mencapai
hasil yang optimal

• Kombinasi pupuk anorganik dengan bahan/pupuk


organik untuk mendapatkan produksi optimal

13
4 TEPAT PEMUPUKAN

• Tepat Dosis
• Sesuai dengan status hara tanah, kebutuhan tanaman
yang ditetpkan dengn uji tanah, dan target hasil
• Tepat Waktu
• Hara tersedia saat tanaman memerlukan dalam jumlah
banyak
• Tepat Cara
• Penempatan pupuk di lokasi dimana tanaman secara
efektif mengakses hara
• Tepat Jenis/Bentuk
• Formula pupuk sesuai dengan kondisi tanah dan
kebutuhan tanaman
• Bentuk pupuk → pupuk tunggal, pupuk majemuk, atau
kombinasi pupuk tunggal dan majemuk
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA


DASAR PENGEMBANGAN
IPTEK PEMUPUKAN

• Teknologi penetapan kebutuhan pupuk


1 berbasis keseimbangan hara

• Teknologi atau perangkat uji untuk penetapan


2 rekomendasi pupuk,

• Teknologi produk pupuk, baik an-organik


3 maupun organik dan hayati.
Teknologi Penetapan Kebutuhan Pupuk Berbasis
Keseimbangan Hara
TAHAPAN UJI TANAH

Penentuan
Pemilihan Kelas
Identifikasi Metode Ketersediaan
Kekahatan Ekstraksi Hara dan
Hara Tanah Rekomendasi
Pemupukan

Metode ekstraksi yang • Tingkat kesuburan tanah


Menentukan lahan berkorelasi tinggi dibagi menjadi berbagai
yang mengalami dengan hasil tanaman kelas status hara tanah.
• Dosis pupuk ditetapkan
kekahatan tertentu dapat menggambarkan pada kelas status hara
kondisi keharaan tanah yang berbeda
Contoh Rekomendasi Dosis Pupuk
Berdasarkan Status Hara
Status Hara Tanpa Bahan Organik
NPK Produktivitas padi
P K
15-15-15 <5 t/ha 5-6 t/ha >6 t/ha
kg/ha Urea (kg/ha)
Tinggi Tinggi 225 125 175 225
Sedang 225 125 175 225
Rendah 300 100 150 200
Sedang Tinggi 225 125 175 225
Sedang 225 125 175 225
Rendah 300 100 150 200
Rendah Tinggi 225 125 175 225
Sedang 225 125 175 225
Rendah 350 85 135 185
❖ Urea untuk memenuhi kebutuhan N (tergantung produktivitas atau target hasil)
❖ Bila hanya menggunakan NPK 15-15-15 terutama pada status PK tinggi atau P tinggi K sedang →
akan terjadi kelebihan hara P dan K
TAHAPAN KEBUTUHAN HARA PADI

Anakan Pembentukan malai


maksimum Pembungaan
pre-tillering Pemasakan
biji
seedling
(transplanting)

Menjaga
Pertumbuhan dan
kesehatan
anakan optimum
kecambah tanaman
Awal •Tahap kritis
pertumbuhan •Pupuk N optimal Malai dan
dibutuhkan •Sedikit N gabah sehat
tanaman
•Setengah dosis K dan bernas
Pupuk N sedikit
diberikan •Tidak ada
Pupuk P diberikan
aplikasi pupuk
semua
Setengah dosis K
diberikan
Pemupukan Berdasar Rekomendasi
Pupuk
Hasil gabah
250 kg urea + 100 kg
6 ton gabah mengangkut
SP-36 + 100 kg KCl
N = 112 kg N = 114 kg
P2O5 = 36 kg P2O5 = 36 kg
K2O = 60 kg K2O = 114 kg

TANAH

N = 0 kg Pemupukan
P2O5 = 0 kg
berimbang
K2O = 18 kg + 36 kg
(irigasi)
Unsur Hara Esensial Tanaman :
Hara makro primer, makro sekunder, mikro dan
beneficial element (Si, Co)

Konsep
Pemupukan
Berimbang

Hara esensial : 16 unsur


Unsur hara makro: N, P, K, Ca,Mg, S
Unsur hara mikro: B, Cu, Fe, Na, Mn, Mo, Zn, Ni, Cl
Beneficial element: Si, Co, dan lain belum diketahui

Penemuan unsur-unsur hara bermanfaat


untuk tanaman sangat diperlukan
Teknologi advance terkait pupuk

• Teknologi suntik atau infus, terutama


1 untuk tanaman tahunan

• Precission farming, smart fertilizer


2 (control and slow release fertilizer)

• Nano fertilizer
3

• Hydrophonik, aquaphonik, LED


4 phonic, fertigasi

Slow Release Fertilizer


PAKET TEKNOLOGI SPESIFIK
Lokasi, Ekosistem, Pengelolaan
Lahan Lahan rawa
Lahan Lahan
sawah pasang
kering gambut
intensif surut
Bahan organik, - Amelioran yang - Teknologi
Hara S dan Z untuk pupuk N, P, dan K mengandung pemupukan
tanah alkalin, Silika lebih tinggi, kation polivalen - Teknologi
untuk tanah tua Rhizobium untuk pengelolaan
- Muka air tanah
kedelai tata air

-
- Penggunaan
pupuk tunggal P-alam sebagai
- Reformulasi sumber P dan
pupuk majemuk kapur
NPK
Kategori LS Irigasi LS Tadah LS Rawa Total/Rata-
Hujan rata
Luasan (Ha)* 3.193.845 2.747.249 1.522.853 7.463.948
Provitas 4.5 - 6.1 3.2 - 4.9 2.8 - 4.4 5.2
(t/ha)**
LS IRIGASI LS TADAH HUJAN LS
RAWA

JARWO LARGO RAISA


1. Reformulasi 1. Infrastruktur 1. Infrastruktur tata
NPK 15-10- irigasi (embung, air mikro
12 dan 15-10- pompa, sumur, dll) 2. Amelioran
10 2. Pupuk NPK+Urea kapur/dolomit
dan bahan organik 3. Pupuk NPK+Urea
2. Bahan organik
di lahan sawah
INFRASTRUKTUR IRIGASI

PENGUNGKIT
PRODUKSI
DAN
EFISIENSI DI Lahan Kering Masam Lahan Kering Masam
1. Dolomit/kapur 1. Dolomit/kapur
LAHAN 2. Bahan organik 2. Bahan organik
3. Sumber P dari Rock 3. Sumber P dari Rock
KERING Fosfat Fosfat
4. Reformulasi pupuk: 4. Reformulasi pupuk:
Urea+RP+KCl Rhizobium+RP+KCl
FOSFAT ALAM SUMBER HARA P DI LAHAN MASAM
P reaktif
P slow release
1/5 bagian RP
Efek residue 4 MT
Kandungan Ca LAHAN
SP-36
Asam NPK MASAM
Rock fosfat
Phosphate RP digunakan
langsung lebih
4/5 bagian RP
efektif dan
LIMBAH efisien, tidak
GYPSUM perlu di jadikan
pupuk SP-36
atau NPK
BEBERAPA KENDALA IMPLEMENTASI
PEMUPUKAN BERIMBANG
Pupuk sebagai faktor produksi 20-
• Petani mengandalkan pupuk subsidi 40% wajib dipenuhi untuk mencaai
target hasil >7 ton/ha sehingga
saja, padahal kebutuhannya tidak hasil panen menguntungkan
tercukupi untuk produksi optimum
• Tidak diterapkannya site spesifik Rekomendasi pupuk per
kecamatan tersedia, uji cepat test
lokasi rekomendasi pemupukan kit, soil sensor
• Kualitas pupuk subsidi dan non Quality control pupuk subsidi NPK,
subsidi POG oleh Balitbangtan, Balittanah

• Usaha Tani belum sepenuhnya Luasan lahan petani 70% <2 Ha


berskala ekonomi
TEKNOLOGI PENETAPAN REKOMENDASI SECARA CEPAT

• Suatu sistem penentu, cara atau alat bantu (kits) untuk


menghitung dan menetapkan rekomendasi pemupukan yang
mudah, cepat dan tepat :
⁻ Software : aplikasi decision support system (DSS) seperti PKDSS, Sipapukdi, PHSL, KATAM
TERPADU
⁻ Hardware : perangkat uji (Test Kit) : PUTS, PUTK, PUTR, PUPo (Analog, kualitatif)
⁻ Soil Sensor: Digital dengan handphone dan kuantitatif
KALENDER TANAM TERPADU
(Plus Rekomendasi Pupuk)
PUTS (Perangkat Uji tanah Sawah)
• Alat bantu untuk mengukur kadar
hara tanah sawah secara cepat di
lapang
• Parameter penetapan : N, P, K, dan
pH
• Dilengkapi dengan rekomendasi
pemupukkan pupuk N, P dan K
untuk padi sawah
PUTK (Perangkat Uji Tanah Kering)
- Perangkat Uji untuk
mengukur kadar hara
tanah kering secara
cepat di lapang
- Mengukur kadar P, K, C-
organik , pH, dan
kebutuhan kapur
- Dilengkapi rekomendasi
pupuk untuk tanaman
jagung, kedelai dan padi
gogo
PUP (Perangkat Uji Pupuk)
• Alat bantu analisis
kualitatif kadar hara N, P,
dan K pupuk anorganik
secara cepat di lapang.
PUTR (Perangkat Uji Tanah Rawa)
 PUTR
 Alat bantu analisa tanah sulfat masam
potensial secara cepat di lapang untuk
mengukur hara N, P, K, pH dan kebutuhan
kapur.
 Launching pada acara Pekan Rawa Nasional
di Kalsel 2011
PUPO Test Kit SILIKA
(Perangkat Uji Pupuk Organik)
Alat bantu Analisa kandungan silika
 Alat bantu analisa kimia pupuk organik secara cepat tanah dan pupuk
untuk mengukur kadar hara C, N, P, K, pH, Fe
Update perangkat uji cepat terbaru, inovasi pertama
di Indonesia

Soil SENSOR
MOBIL KLINIK PERTANIAN
2021

TAHAP I: 5 mobil di 7 propinsi


(Jabar, Jateng, Jatim, Banten,
DKI, DIY, Lampung)

TAHAP II: seluruh propinsi

Mobil Uji Tanah Petrokimia


Gresik di 8 propinsi (18 unit)
Buku Rekomendasi Pemupukan
(Rancangan Revisi Permentan 40/2007)
PERMASALAHAN TERKAIT
PEMUPUKAN
▪ Bahan baku pupuk P dan K berasal dari • Issu Kelangkaan Pupuk &
IMPOR, Indonesia tidak memiliki Energi
bahan bakunya ➢ Deposit , Harga, BBM →
▪ Pupuk tunggal dan majemuk yang Produksi dan Harga Pupuk
mengandung nitrogen (N), Fosfor (P) • Subsidi Pupuk 33 trilyun per
dan kalium (K) membutuhkan bahan tahun, berapa return nya?
baku yang ketersediaannya semakin • Petani yang menerima subsidi
terbatas dan tidak renewable pupuk
▪ Rendahnya efisiensi pupuk dan • Sistem pengusulan pupuk
bervariasi mutu pupuk • Logistik dan distribusi pupuk

Science .Innovation.Networks
www.litbang.deptan.go.id
RASIO PUPUK SUBSIDI PER LUASAN TANAM
Total subsidi untuk PAJALE: 6,1 juta ton, rekomendasi Balitbangtan 21 juta ton
Luasan LBS: 7.46 juta Ha

Idealnya pemupukan untuk mencapai hasil


Rasio volume pupuk subsidi terhadap areal optimal (>6 ton/ha)
tanam/panen padi per MT: • Pupuk Majemuk + Urea: Urea (200 kg/ha), NPK
• Urea (130 kg/ha), SP36 (25 kg/ha), ZA (32 (300 kg/ha) dan pupuk organik (2000 kg/ha)
kg/ha), NPK (79 kg/ha) dan pupuk organik • Pupuk Tunggal: Urea (300 kg/ha), SP-36 (75
(32 kg/ha). kg/ha), KCl (100 kg/ha) dan pupuk organik
(2000 kg/ha).

▪ Ketersediaan unsur hara dari volume pupuk subsidi tersebut masih kurang
untuk mencapai produktivitas tinggi padi sawah.
Penurunan Produksi Padi Sebagai Akibat Penurunan
Pemberian 300 kg NPK dan 200 kg Urea
T GKG/ha Lahan Sawah Irigasi T GKG/ha Lahan Sawah Tadah Hujan
7.00 6.56 6.42 7.0 6.3
6.02
6.00 6.0 5.7
5.34
5.00 4.5 5.0 4.6
3.9
4.00 4.0
3.0
3.00 3.0
2.00 2.0
1.00 1.0
0.00 0.0
100% 75% 50% 25% 0% 100% 75% 50% 25% 0%

Persentase penurunan penggunaan Pupuk NPK

Lahan sawah intensifikasi (3.193.845 juta ha) Lahan sawah tadah hujan (2.747.249 juta ha)
mempunyai kesuburan sedang – tinggi yang mempunyai titik ungkit produksi lebih tinggi
ditandai dengan kadar P dan K tanah dari kadar dengan ketersediaan air. Peningkatan produksi
sedang hingga tinggi padi di lahan LSTH lebih tinggi dasi LSI.
TERIMA KASIH

I my soil
This Photo by Unknown Author is licensed under
CC BY-SA

Anda mungkin juga menyukai