Anda di halaman 1dari 30

Handout

Lahan Gambut dan Pasang Surut


Pemanfaatan Lahan Gambut

Disusun oleh :
Tim Pengajar Mata Kuliah
Lahan Gambut dan Pasang Surut
PEMANFAATAN LAHAN GAMBUT

• FUNGSI ALAMI, HASIL/PRODUK DAN


FUNGSI TAMBAHAN LAHAN GAMBUT
• PEMANFAATAN LAHAN UNTUK
BUDIDAYA PERTANIAN
Fungsi Alami Lahan Gambut
• Fungsi Hidrologi
Penyimpanan air
Penyeimbang sistem tata air
Penyangga antara wilayah marin & air tawar
• Pemendaman Karbon (C-storage)
Bahan organik tnh rata-2 mengandung 58% C.
(Kadar BO tnh = 100/58 x Kadar %C-org tnh)
• Stabilisasi Iklim
Daratan (tanah) lebih mudah panas/dingin
dibanding rawa (air).
Hasil/Produk Lahan Gambut
 Sumber air : black water
 Sumber energi :

Pembangkit tenaga listrik (sod peat, milled peat,


briket, kokas, ligth oil, metan & alkohol)
 Bidang industri :

Karbon aktif, pupuk, gas amonia, lilin,asam


humat, obat (norit), alkohol dan bahan
bangunan, bhn dlm pengelolaan limbah logam
berat
Hasil/Produk Lahan Gambut
• Bidang Kehutanan :
 Kayu : ramin (pd gbt ketbl 120 – 600 cm), agathis,
jelutung, Alostonia, dan meranti
 Non-kayu : rotan, resin, karet, jamur, madu dan tanaman
obat
• Bidang Perikanan :
Habibat utk pembiakan dan tempat tumbuh ikan
• Bidang pertanian :
Lahan pertanian, campuran media perakaran, media
semai dan media penanaman rumput halaman dan
lapangan golf
Fungsi Tambahan Lahan Gambut
• Memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi
(biodiversity)

• Eko-wisata (pariwisata alam)

• Penelitian
Pertanian Lahan Gambut
Potensi

Kendala Lahan Gambut


Untuk Pertanian
Kesesuaian Lahan

Pengelolaan Lahan
POTENSI PEMANFAATAN GAMBUT
UNTUK PERTANIAN
 Penggunaan lahan gambut untuk pertanian di Indonesia
sebenarnya sudah dilakukan sejak lama oleh petani
tradisional, seperti petani Bugis di Riau dan Banjar di
Banjarmasin – Kalimantan Selatan.

 Namun karena kepentingan yang belum mendesak, tidak


banyak mendapat perhatian.

 Di daerah Gambut (tempat asal munculnya istilah gambut)


yang terletak di dekat Banjarmasin sudah sejak lama
dibuka untuk pertanian tanaman padi.
 Penggunaan gambut utk pertanian secara lebih intensif
dimulai sejak tahun 1937 sewaktu program transmigrasi
(kolonisasi) daerah pasang surut yg pertama dilakukan di
daerah Barambai, Kalimantan Selatan.

 Lahan gambut merupakan lahan terluas keempat di dunia,


dan jenis tanah terluas kedua di Indonesia setelah podsolik
dengan luasan 27 juta ha.

 Topografi Gambut relatif datar sehingga memudahkan


pengelolaan dengan bahaya erosi hampir tidak ditemukan.
Gambut mempunyai daya menahan air sangat tinggi,
dapat mencapai 450 – 3000% dari bobot keringnya,
sehingga gambut merupakan tempat penampungan
air yang sangat efisien.

 Pengalaman pembukaan dan pengelolaan lahan gambut


semenjak lama telah banyak memberi sumbangan
pengetahuan tentang sifat lahan gambut. Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam pengelolaan lahan
gambut tersebut akan sangat membantu dalam usaha
pengembangan lahan gambut.
GAMBUT UNTUK PERTANIAN
LAHAN KERING DAN SAWAH
 Penggunaan gambut untuk pertanian lahan kering dari segi agronomis
tidak terlalu bermasalah dibanding penggunaan untuk sawah.
 Namun penggunaan gambut untuk pertanian lahan kering mempercepat
kehilangan tanah gambut, karena proses oksidasi bahan organik
berlangsung cepat, sehingga memperpendek masa guna tanah gambut
sebagai sumberdaya lahan.
 Penggunaan gambut untuk lahan sawah akan memperpanjang umur
guna tanah, tetapi suasananya reduktif akan mempercepat terbentuknya
asam-asam organik.
 Kandungan asam-asam organik yang tinggi pada tanah gambut dapat
menghambat pertumbuhan tanaman serta bersifat racun bagi tanaman.
Pada tanah gambut yang tergenang, maka proses dekomposisi bahan
organik berlangsung secara anaerob.
 Proses dekomposisi secara anaerob menghasilkan asam-asam organik
terutama asam-asam fenolat yang bersifat racun bagi tanaman.
KENDALA PEMANFAATAN
LAHAN GAMBUT UNTUK PERTANIAN

• Kendala kimia tanah


• Kendala fisik tanah
• Kendala biologi tanah
• Kendala sosial-ekonomi
KENDALA PEMANFAATAN
LAHAN GAMBUT UNTUK PERTANIAN

A. KENDALA KIMIA:

1. Kemasaman tinggi (pH rendah)


2. Kapasitas Tukar Kation (KTK) tinggi
3. Kejenuhan basa (KB) rendah
4. Ketersediaan hara & kesuburan rendah
5. Kap. menyangga (buffer capacity) tinggi.
6. Bahaya keracunan
7. Kemungkinan bahaya oksidasi pirit (g. Pantai)
8. Instrusi air laut & salinitas
B. KENDALA FISIKA

1. Bobot jenis (bd) rendah


2. Struktur
3. Genangan dan air tanah dangkal.
4. Pengeringan tak balik (irreversible drying)
5. Salinitas
6. Sisa-sisa vegetasi belum terlapuk
7. Daya dukung terhadap beban (bearing capacity) yang
sangat rendah
8. Penurunan permukaan gambut
C. KENDALA BIOLOGI
1. Aktivitas Mikroorganisme Rendah
2. Organisme Pengganggu
3. Kendala Agronomi

D. KENDALA SOSIAL EKONOMI


1. Pengetahuan pengelolaan lahan gambut bagi petani yang
biasa bekerja dilahan kering sangat minim.
2. Modal dan tenaga kerja yang kurang.
3. Mutu dan jumlah prasarana serta kegiatan pemasaran
merupakan kendala sosial ekonomi utama bagi
pengembangan usaha tani intensif dari lahan gambut.
Kesesuaian Lahan Gambut untuk Pertanian
• Tata guna lahan gambut menurut Widjaya-Adhi
et.al.(1992); Ismail et.al.(1993) dalam Noor
(2001) :
(1) Kawasan Non-budidaya
Kawasan lindung; suaka alam dan
pengawetan
(2) Kawasan budidaya
Kawasan budidaya dan pemukiman
Harus terdapat sempadan pantai, sempadan
sungai dan kawasan tampung hujan (1/3 luas
total kawasan pengemb)
Kesesuaian Lahan Gambut untuk Pertanian

Pembagian wilayah di kawasan budidaya memerluka data tipologi


Lahan, ketebalan gambut dan tipe penyusun lap. Bawah gambut
Maka berdasarkan data tsb dpt disusun :
Pola pemanfaatan lahan bergambut dan gambut sesuai dengan
Tipologi, ketebalan dan tipe lapisan bawah (substratum)gambut
Tipologi Lahan Ketebalan gambut Substratum
(m) Liat marin Pasir kuarsa
GO Bergambut < 0,5 Sawah-bedengan Perumahan
budidaya basah
permanen
G1 Gambut 0,5 – 1,0 Sawah/ lahan kering Perumahan/
dangkal lahan kering
G2 Gambut 1,0 – 2,0 Perumahan/ lahan Lahan kering,
sedang kering hortikultura hortikultura
G3 Gambut 2,0 – 3,0 Perkebunan Perkebunan
dalam
“Dome” > 3,0 Tampung hujan Tampung hujan
Sumber : Widjaja-Adhi, 1997 dalam Noor, 2001
Kesesuaian Lahan Gambut untuk Pertanian
Sistem klasifikasi dan penilaian kesesuaian lahan gambut untuk
Pertanian belum dapat dibakukan. Namun ada beberapa pendapat
Ahli yang dapat digunakan sbg bhn pertimbangan :
Kesesuaian lahan gambut untuk berbagai jenis tanaman pertanian
Berdasarkan ketebalannya
Ketebalan Gambut (cm)
Jenis Tanaman
0 – 100 100 – 200 > 200
Padi sawah S2 S3 --
Pangan lahan kering (padi gogo, S1 S2 S3
kedelai, jagung, kacang tanah dan
sejenisnya
Hortikultura (kubis cina, pepaya, S1 S1 S1
nanas, rambutan, dan sejenisnya)
Perkebunan (kelapa, kelapa sawit, S1 S2 S2
coklat, kopi, karet)
Tanaman industri (rami, tanaman obat S1 S2 S2
dan lainnya)
Sumber : Radjagukguk dan Setiadi (1989) dalam Noor (2001)
Pengelolaan Lahan Gambut

Pengelolaan Air
Pengelolaan struktur

Pemberian Amelioran
Pengelolaan Tanah
Pemadatan
Pemilihan varietas (Compaction)
tanaman toleran
WATER MANAGEMENT

• DIPERLUKAN PENGATURAN KETINGGIAN MUKA


AIR TANAH UTK:
 Menjamin penyediaan air tanaman
 Menghindari pengeringan irreversible
 Menghindari oksidasi lapisan pirit
(g. psg surut).

• TINGKAT PENGELOLAAN:
 Pengelolaan Tata Air Makro
 Pengelolaan Air pd tkt Sal Tersier
 Pengelolaan Tata Air Mikro
• DIPERLUKAN SARANA SALURAN
 Saluran primer, skunder, tersier, kuarter dan
saluran cacing.

• DIPERLUKAN SUMBER AIR YG BERKUALITAS


LEBIH BAIK UNTUK REKLAMASI LAHAN:
 Air hutan (Back swamp) terutama pada daerah
yang memiliki peat dome (kubah gambut).
 Air sungai di bag. Hulu yang mempunyai
perbedaan fase dan elevasi yang lebih tinggi.
 Air hujan yang jatuh pada lahan tersebut.
Pengelolaan Tanah :
• Pengelolaan Struktur :
Tidak perlu dilakukan setiap tahun, krn bersifat porous
dan terbuka, kec. mengand. debu dan liat.
• Pemberian Amelioran
 Pupuk buatan
 Kapur pertanian
 Pupuk kandang
 Pencampuran tanah mineral
 Amelioran lain (abu bakaran,dsb)
• Pemadatan Tanah
Untuk meningkatkan bobot isi tanah
PEMBERIAN BAHAN AMELIORAN
A. Pemberian Pupuk Buatan (makro & mikro)
 Tujuan : untuk menjamin suplai hara
 Pupuk bereaksi fisiologis alkalis
 Perlu diperhatikan cara pemberian, krn tnh bersifat
sangat porous
B. Pemberian Kapur Pertanian
• Meningkatkan pH, KB, Ca, dan Mg
• Meningkatkan ketersediaan hara lain
• Memperbaiki struktur tanah (Ca-flokulasi).
• Meningkatkan aktivitas mikroorganisme (percepat
pematangan gambut).
• Jenis Kapur: dolomit, kalsit dsb.
PERTIMBANGAN DOSIS KAPUR

• Tujuan pengapuran
• pH awal dan kenaikan pH yang diinginkan.
• Jenis komoditi yang akan diusahakan.
• Karakter tanah yang digunakan
• Dosis umum 2-4 ton/ha.
DAMPAK NEGATIF PENGAPURAN GAMBUT

• Mempercepat penguraian gambut sehingga


menyisakan lignin atau humin yang sukar terombak.

• Hasil penguraian gambut  as. Humat & fulfat


mudah tercuci.

• Dengan meningkatnya pH maka KTK meningkat


akibat muatan negatif bergantung pH (gugus fenol dan
karboksil).
C. Pemberian Pupuk Kandang

 Meningkatkan jumlah & aktivitas m.o. heterotrof.


 Aktivitas pelapukan meningkat.
 Meningkatkan suplai hara N, P, S dll
 Menurunkan nisbah C/N gambut
 Meningkatkan Efektivitas pemupukan
 Memperbaiki struktur tanah
 Semakin tingi dosis semakin baik.
D. Pencampuran Tanah Mineral

 Meningkatkan pH, KB dan BD.


 Memperbaiki struktur tanah
 Meningkatkan ketersediaan hara
 Menurunkan aktivitas racun dari asam fenol
terutama jika tanah mineral yang digunakan
banyak mengandung kation polivalen (Tanah-2
tua ordo Oxisol & Ultisol).
 Semakin tinggi dosis makin baik
E. Pemberian Abu Bakaran

 Banyak mengandung kation-kation basa sehingga


dapat meningkatkan pH, KB, dan ketersediaan
unsur hara.
 Petani Gambut Kalampangan Kalteng membakar
serasah lapisan atas gambut utk pupuk sebelum
tanam.
 Masalah : pembakaran gambut mempercepat
habisnya sumberdaya gambut itu sendiri.
PEMADATAN ATAU COMPACTION

• Biasanya menggunakan alat berat


• Khususnya untuk gambut dengan BD rendah
• Tujuan :
 Meningkatkan BD gambut
 Meningkatkan jumlah hara per
Satuan volume
 Menurunkan tingkat kerebahan pohon
Pemilihan Tanaman Dan
Varietas Toleran

• Toleran terhadap kemasaman tinggi


• Toleran terhadap salinitas tinggi (g. psg surut/g.
pantai)

Anda mungkin juga menyukai