Anda di halaman 1dari 110

PENGOLAHAN TANAH DAN AIR DI LAHAN RAWA

Oleh

DR. H. Mawardi, SP, MSc

Teknologi pengelolaan tanah dan air di lahan rawa

Pengelolaan tanah dan air di lahan rawa sangat berbeda dibanding dengan lahan
kering, baik lebak maupun air. Teknologi pengelolaan tanah dan air (soil and water
management) merupakan kunci utama keberhasilan usahatani pertanian di lahan rawa
pasang surut. Apabila dapat mengendalikan keluar masuknya air ke lahan maka sudah
dapat dipastikan usahatani itu akan mendekati keberhasilan. Namun sebaliknya, bila tata
air tidak bisa dikuasai maka kegagalan yang akan diperoleh.

Pengolahan tanah

Pengolahan tanah bertujuan untuk memperbaiki kondisi lahan agar menjadi


seragam dan rata melalui penggemburan atau pelumpuran dan perataan tanah. Selain itu,
juga untuk mempercepat proses pencucian bahan beracun dan pencampuran bahan
ameliorasi dan pupuk dengan tanah. Pada tanah mineral yang keras dan berbongkah atau
pada lahan bergambut sebaiknya tanah diolah sampai gembur atau melumpur dengan
mencampurkan lapisan gambut dan tanah mineral di bawahnya (Djayusman et al., Bila
lahan sudah rata dan bersih dari bekas akar-akar kayu maka penanaman berikutnya dapat
dilakukan dengan pengolahan tanah minimum (minimum/zero tillage) yang dapat
mengurangi biaya produksi, namun dibeberapa lokasi seperti belati pengolahan tanah tetap
dilakukan petani untuk membu at aerasi tanah bagus dan rata sehingga mudah ditanami.
namun sebelum pengolahan tanah khususnya di lahan rawa pasang surut, perlu dilakukan
eksplorasi kedalaman pirit, apakah termasuk dangkal (biasanya sekitar 30 cm) atau dalam
(> 50 cm) sehingga bisa menentukan cara pengolahan tanahnya, apakah dengan cara
tradisional (Tajak) atau dengan mekanik. Kedalaman pirit ini juga menentukan seberapa
dalam mengolah tanah, membajak tanah agar piritnya tidak tersingkap. Selain itu pada
saat pengolahan tanah dapat tambahkan ameliorasi berupa bahan organik, seperti jerami
padi atau reremputan, atau dapat juga berupa kaptan, dolomite dan rock phosphate.

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan komoditi Padi


Ameliorasi dan pemupukan

Pemberian bahan ameliorasi dan pemupukan memegang peranan penting dalam


rangka meningkatkan kualitas dan produktivitas lahan pasang surut, mengingat kondisi
lahannya yang masam dengan tingkat kesuburan tanah alami rendah. Berbagai macam
bahan ameliorasi dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas lahan, antara lain: dolomit,
abu sekam, atau abu gergajian, tanah mineral, abu volkan dan lumpur laut. Abu sekam dan
abu gergajian, dan limbah tanaman mempuyai keunggulan dengan yang lain karena
harganya relatif murah dan tersedia setempat (Suriadikarta et al., 1999). Untuk mengatasi
asam-asam organik yang meracun pada tanah gambut yang disawahkan telah banyak
dilakukan penelitian oleh para peneliti bidang kesuburan tanah seperti penggunaan tanah
mineral berkadar besi tinggi, dan terak baja (Suriadikarta dan Hartatik, 2002), penggunaan
dolomit dan rock phosphate (Hartatik, 2004). Hasil penelitian di laboratorium, bahan
amelioran yang baru untuk tanah gambut yaitu abu terbang mempunyai harapan untuk
digunakan karena dapat meningkatkan pH, P, kadar basa-basa (K, Na, Ca, Mg), dan
kejenuhan basa meningkat, namun masih perlu diuji dilapangan (Iskandar et al., 2008).
Tanaman yang ditanam dilahan gambut atau sulfat masam sering tanggap terhadap
pemupukan N, P, K, dan unsur mikro terutama Cu (Widjaja-Adhi (1976) dalam
Suriadikarta et al. (2001)). Oleh karena itu, setelah bahan amelioran diberikan harus diikuti
dengan pemupukan pupuk anorganik seperti Urea, SP36, dan KCl, kemudian unsur mikro
Cu (Terusi 20 kg/ha), dan Zn. Pemberian Zn dilakukan dengan cara perendaman benih padi
ke dalam larutan Zn SO4 5% sebelum bibit ditanam. Lumpur rawa juga bisa dijadikan
bahan ameliorasi. Hasil Penelitian Mawardi (2018) menunjukkan pemberian lumpur yang
berasal dari tipe luapan A dapat menurunkan kadar Fe 2+ sehingga dapat mengurangi
keracunan Fe dan produksi padi menjadi normal bahkan meningkat.

Pemupukan di lahan rawa dapat mengacu kepada hasil penelitian di lahan rawa
pasang surut telah diketemukan, dosis-dosis anjuran untuk beberapa komoditas sesuai
dengan tipologi lahanya. Untuk tanaman padi pada lahan potensial berkisar antara 45-45-
50 sampai 90-45-50 kg/ha (NP2O5-K2O), sedangkan untuk lahan sulfat masam dan
bergambut adalah 90 kg N/ha, 45 kg P2O5/ha, dan 75 kg K2O/ha. Pupuk N berupa Urea
pril diberikan 3 kali, yaitu 1/3 dosis pada saat tanam, 1/3 pada umur tanaman 28 hari
setelah tanam, dan sisanya pada umr tamaman 42 hari setelah tanam. Pupuk P dan K
diberikan sekaligus pada waktu tanam.

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan komoditi Padi


Tata Air di lahan rawa

Tata air makro dan implikasinya terhadap pertanian

Pembuatan dan pengaturan tata air makro yang menjadi wewenang dan tanggung
jawab Kementerian PUPR, mulai dari saluran primer, sekunder dan tersier sangat
mempengaruhi kondisi tanah di lahan pertanian. Pembuatan saluran yang terlalu dalam dan
lebar akan mempercepat proses drainase, dan pada musim kemarau air tanah cukup dalam
sehingga menyebabkan tanah akan menjadi kering. Keadaan ini akan sangat berbahaya
untuk tanah gambut dan tanah Sulfat Masam. Pada tanah gambut penurunan permukaan air
tanah secara berlebihan (overdrain) akan menyebabkan gambut mengering tak balik atau
mati dan penurunan permukaan tanah gambut (subsidence) terlalu cepat (Widjaja-Adhi,
1988). Di beberapa lokasi lahan gambut pertanam kalapa sawit miring bahkan rubuh dan
tumbuh lagi, tidak teratur sehingga mengurangi efektifitas sinar matahari, yang
mengakibatkan penurun hasil sawit, sehingga pada saluran sekunder perlu
mempertahankan kondisi air tidak kurang dari 50 cm dari permukaan.

Pada tanah sulfat masam akan menyebabkan terjadinya oksidasi pirit, dan pada saat
hujan datang terjadi proses pemasaman sehingga dapat meracuni tanaman dan biota
lainnya. Oleh karena itu, dalam pembuatan saluran harus memperhatikan kondisi fisiografi,
topografi dan hidrologi dikawasan pasang surut tersebut, yang menjadi latar belakang dari
kegagalan proyek PLG.

Tata air mikro di lahan pasang surut untuk tanaman padi

Pengelolaan air di tingkat saluran tersier sangat berpengaruh terhadap tata air mikro
di lahan pertanian, kesalahan dalam mengatur tata air di saluran tersier akan menyebabkan
kegagalan panen karena air tidak sampai ke lahan. Oleh karena itu, pengaturan tata air
mikro di lahan petani sangat berkaitan dengan tipe luapan air pasang. Masing -masing tipe
luapan memiliki kendala yang berbeda sehingga teknologi yang diterpakan juga berbeda.
Jika saluran tersier berada pada tipe luapan A, maka di lahan petani bisa diatur sistim aliran
satu arah (one way flow system). Pada tipe luapan B dapat diatur sistim aliran satu arah
plus tabat (sistak), jika pada tipe luapan C maka sistim tabat, dan jika berada pada tipe
luapan D maka dapat dilakukan sistim tabat plus irigasi tambahan dari kawasan tampung
hujan yang berada di ujung tersiernya (Suriadikarta et al., 1999). Sistem aliran satu arah

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan komoditi Padi


adalah bila air yang masuk dan keluar melalui saluran yang berbeda yang mengelilingi
lahan (saluran kemaler) yang diharapkan membawa racun-racun seperti Fe, Al dan asam
asam lainya yang dapat meracuni tanaman padi.

Dengan kata lain sistem satu arah Bila satu saluran tersier berfungsi sebagai
saluran pemasukan (inlet), maka saluran tersier sebelahnya berfungsi sebagai saluran
pengeluaran (outlet). Sedangkan sistim dua arah (two way flow system), adalah aliran air
yang masuk dan keluar melalui saluran tersier yang sama. Model pintu saluran tersier
maupun kwarter pada tipe luapan A biasanya merupakan pintu ayun (flapgate), dan pintu
pemasukan membuka ke dalam, air pasang dapat masuk, tetapi bila surut pintu menutup
sehingga air tidak dapat keluar. Sedangkan pintu saluran pengeluaran membuka keluar,
sehingga di waktu air surut air keluar, tetapi di waktu pasang pintu menutup sehingga air
tidak masuk.

Saluran kwarter ini merupakan batas kepemilikan lahan perlu ditata sesuai dengan
tata air yang dilaksanakan di wilayah tersier tersebut. Sistem surjan adalah salah satu usaha
penataan lahan untuk melaksanakan diversifikasi tanaman di lahan rawa. Guludan dibuat 3-
5 m dan tinggi 0,5-0,6 m, sedang tabukan dibuat dengan lebar 15 m, dengan demikian
setiap ha dapat dibuat guludan 6-10, dan 5-9 tabukan. Tabukan biasanya ditanami padi
sawah, baik lokal maupun unggul sedangkan guludan ditanami palawija, sayuran, buah-
buahan, atau tanaman industri seperti kencur, kopi, dan kelapa. Dalam pengembangan
sistem surjan menganjurkan penataan dan pola pemanfaatan lahan rawa pasang surut
berdasarkan tipologi lahan dan tipe luapan.

Secara umum, pada lahan dengan tipe luapan A dianjurkan ditata sebagai sawah,
tipe luapan B ditata sebagai sawah sistem surjan, tipe luapan C ditata sebagai sawah tadah
hujan atau surjan bertahap, dan tipe luapan D sebagai sawah tadah hujan atau tegalan atau
perkebunan.

Untuk lahan Gambut, selain memperhatikan tipologi lahan dan tipe luapan, tanah
gambut perlu memperhatikan lapisan di bawah gambut (bahan substratum), yaitu pasir
kuarsa, atau tanah sulfat masam, sehingga lapisan di atasnya harus dipertahankan.

Sistem surjan mempunyai beberapa keuntungan yaitu: 1) stabilitas produksi lebih


mantap, terutama untuk tanaman padi di tabukan; 2) intensitas tanam lebih tinggi, dan 3)
diversifikasi tanaman sekaligus dapat terlaksana (Badan Litang Pertanian, 1993). Ukuran

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan komoditi Padi


surjan tergantung tipologi lahan, tipe luapan, kedalaman pirit, dan kedalaman air tanah.
Hasil penelitian penerapan drainase (saluran cacing) di tabukan menunjukkan adanya
korelasi yang nyata antara jarak saluran cacing dengan perubahan pH tanah, yang akhirnya
berpengaruh terhadap produksi tanaman padi. Pada lahan saluran cacing yang terlalu jarang
(12 m) jaraknya intensitas keracunan besi lebih tinggi, dan produksi lebih rendah,
dibandingkan dengan lahan yang saluran cacingnya lebih rapat. Oleh karena itu pada lahan
yang ditata dengan sistem surjan, maka pada lahan tabukan dianjurkan untuk membuat
saluran cacing sedalam 20 cm, dengan jarak interval 6 m, dan dibuat pula saluran keliling.
Untuk memperlancar pencucian sebaiknya dilakukan pencucian petakan setiap dua
minggu.

PEMANFAATAN ARANG SEBAGAI AMELIORAN DI LAHAN


PERTANIAN

Sejarah.

Penelitian ini arang terinspisarasi l dari kebudayaan kuno bangsa Amazone.


Kebiasaan masyarakatnya membakar biomasa dan membenamkannya ke dalam tanah
untuk meningkatkan kesuburannya. Tanah yang dikelola bangsa Ameridian antara 500-
2500 tahun lalu itu, mempertahankan kandungan karbon organik dan kesuburan yang
tinggi, bahkan beberapa ribu tahun setelah ditinggalkan penduduk setempat. Sumber bahan
organik tanah tersebut dan retensi hara yang tinggi ternyata disebabkan kandungan karbon
hitam (biochar) yang tinggi. Di Kalimantan sudah lama mengenal pertanian tuggal (banih
gunung) dimana yang sering dilakukan petani dengan membabat hutan dan mebakarnya
sehingga lahan menjadi bersih menyisakan abu dan arang hasil bakaran, dan petani
langsung menanami lahan tersebut dengan sistem tuggal, yaitu benih padi langsung di
tanam dengan cara di tuggal. Padi dapat tumbuh dengan subur tanpa diberi pupuk sampai
panen dengan produksi yang cukup bagus.

Manfaat arang aktif untuk pertanian.

Arang sangat berpengaruh terhadap Kesehatan tanah terutama arang aktif karena memiliki
beberapa manfaat diantaranya :

1. Arang aktif dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan hayati tanah.

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan komoditi Padi


2. Arang aktif efektif dalam meningkatkan sifat fisik tanah seperti agregat tanah dan
kemampuan tanah mengikat air.

3. Pada tanah berliat, arang aktif dapat membantu menurunkan kekerasan tanah dan
mempertinggi kemampuan pengikatan air tanah, sehingga berpengaruh terhadap
peningkatan aktivitas mikroorganisme tanah.

4. Di dalam tanah, arang aktif memainkan peranan sebagai shelter atau rumah untuk
mikroorganisme.

5. Pori-pori kecil pada karbon aktif digunakan sebagai tempat tinggal bakteri,
Sehingga dapat meningkatkan jumlah bakteri dan bakteri fiksasi nitrogen
(Azotobacter) di dalam tanah terutama di sekitar akar tanaman pangan.

Selain itu arang aktif memiliki fungsi lain yang sangat penting terhadap lingkungan.
Penggunaan arang aktif berperan untuk menurunkan residu pestisida dalam tanah
(Penurunan residu pestisidada berarti meningkatkan kualitas pangan sekaligus kualitas
lingkungan, sehingga pangan lebih aman dikonsumsi dan lebih menyehatkan manusia.

Manfaat lansung dari penggunaan arang aktif di lahan pertanian adalah dapat
mengurangi pencemaran air permukaan di sungai/kali yang dapat mengganggu kehidupan
organisme air dan kesehatan manusia, mengurangi residu pestisida dan logam berat pada
produk pertanian, mengurangi limbah pertanian dan memberikan nilai tambah dari limbah
pertanian.

Pembuatan arang aktif dan aplikasinya

Proses pembuatan arang aktif dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah


proses pemanasan secara langsung atau tidak langsung bahan baku di dalam timbunan, kiln
atau tanur untuk menghasilkan arang. Tahap kedua adalah proses
aktivasi arang dengan cara fisika atau kimia di dalam retort untuk menghasilkan arang
aktif. Arang biasa akan terbentuk melalui proses karbonisasi kayu yang pada akhirnya
akan menghasilkan zat karbon. Sementara untuk arang karbon aktif, arang tersebut akan
melalui proses pemanasan yang sangat tinggi ataupun lewat penggunaan beberapa
campuran bahan kimia.

Pengaplikasian arang aktif sangat lah mudah, bisa diberikan kapan saja, namun sebaiknya
diberikan pada saat pengolahan tanah agar tercampur secara marata kedalam tanah dengan

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan komoditi Padi


dosis 1 ton/ha. Dengan cara di tabur atau dicampur dengan bahan ameleorasi lainya seperti
kaptan dan rock phosphate, untuk mengefesienkan tenaga kerja.

Daftar Pustaka :

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2003. Panduan Ekspose Nasional


Pertanian Lahan Rawa Pasang Surut. Barito Kuala, 30-31 Juli 2003.

Djayusman, M., S. Sastraatmaja, I.G. Ismail, dan I P.G. Widjaja-Adhi. 1995.


Penataan Lahan dan Pengelolaan Air untuk Meningkatkan Produktivitas Tanah Sulfat
Masam. Psulittanak.

Hartatik, W., K. Idris, S. Sabiham, S. Juniwati, dan J.S. Adiningsih. 2004. Pengaruh
pemberian fosfat alam dan SP-36 pada tanah gambut yang diberi bahan ameliorant tanah
mineral terhadap serapan P dan dan efisiensi pemupukan P. Dalam Prosiding Kongres
Nasional VIII. HITI. Universitas Andalas Padang.

Mawardi 2018. Luapan Lumpur Lahan Rawa Pasng Surut untuk Meningkatkan Produksi
Padi di Kawasan Hilir Sungai Barito Kalimantan Selatan. Diertasi. Program Pasca Sarjana.
Universitas Gajah Mada. Yogyakarta

Srihayu Harsanti, A.N. Ardiwinata, Mulyadi, dan A. Wihardjaka. 2013. Peranan


Arang Aktif dalam Mitigasi Residu Pestisida pada Tanaman Komoditas Strategis Role of
Activated Charcoal in Mitigating Pesticide Residues in Strategic Commodity Crops.
Makalah revew. Badan Litbang Pertanian.

Siti Jamilatun, Martomo Setyawan. 2014. Pembuatan Arang Aktif dari Tempurung
Kelapa dan Aplikasinya untuk Penjernihan Asap Cair. Journal Management sistem.
Spektrum Industri, 2014, Vol. 12, No. 1, 1 – 112 ISSN : 1963-6590

Suriadikarta, D.A. 1996. Reklamasi tanah sulfat Masam untuk Usaha Tambak.
Diesertasi. Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.

Suriadikarta, D.A. dan A. Abduracham. 1999. Penelitian Teknologi Reklamasi


untuk Meningkatkan Produktivitas tanah Sulfat Masam Potensial. Dalam Prosiding Temu
Pakar dan lokakarya Nasional Desiminasi Optimasi Pemanfaatan Sumber Daya Lahan
Rawa, Jakarta 23-26 Nopember 1999.

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan komoditi Padi


Suriadikarta, D.A., H. Supriadi, H. Malian, Desmiyati. Z., Suwarno, M. Januwati,
dan Anang H.K. 1999. Kesiapan Teknologi dan Kendala Pengembangan Usahatani Lahan
Rawa. Dalam Prosiding Temu Pakar dan Lokakarya Nasional Desiminasi dan Optimasi
Pemanfaatan Sumber Daya Lahan Rawa. Jakarta, 23- 26 Nopember 1999.

Suriadikarta, D.A. dan W. Hartatik. 2002. Pengaruh Penggunaan Tanah Mineral


dan Terak Baja Terhadap Pertumbuhan Tanaman Agung pada Tanah Gambut.

Suriadikarta, D.A. dan G. Sjamsidi. 2001. Teknologi peningkatan produktivitas


tanah sulfat masam. Laporan akhir. Proyek Sumber Daya Lahan Tanah dan Iklim. Pusat
Penelitian tanah dan Agroklimat, Badan Litbang Pertanian.

Widjaja-Adhi. I P.G. 1986. Pengelolaan lahan rawa pasang surut dan lebak. Jurnal
Badan Litbang Pertanian V(1):1-9.

Wijaja-Adhi, I P.G. 1988. Physical and Chemical characteristic of peat soil of


Indonesia. Ind. Agric. Research Dev. J. 10:59-64.

Widjaja-Adhi,I P.G. 1995a. Pengelolaan Tanah dan Airdalam pengembangan sumber daya
lahan rawa untuk usaha tani berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Makalah
disampaikan pada pelatihan calon pelatih untuk pengembangan pertanian di daerah pasang
surut. 26-30 Juni 1995. Karang Agung Ulu Sumatera Selatan.

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan komoditi Padi


KREDIT USAHA RAKYAT

BAB I PENDAHULUAN

Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah salah satu program pemerintah dalam
meningkatkan akses pembiayaan kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
yang disalurkan melalui lembaga keuangan dengan pola penjaminan. Program KUR
dimaksudkan untuk memperkuat kemampuan permodalan usaha dalam rangka
pelaksanaan kebijakan percepatan pengembangan sektor riil dan pemberdayaan
UMKM. Atau berdasarkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2022 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha
Rakyat, Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah kredit/pembiayaan modal kerja dan/atau
investasi kepada debitur individu/perseorangan, badan usaha dan/atau kelompok
usaha yang produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau
agunan tambahan belum cukup.

Pada tahun 2022 target pemerintah menyediakan dana subsidi bunga sebesar
Rp. 373 triliun untuk Program KUR, dalam upaya mendorong kenaikan pertumbuhan
ekonomi nasional. Alokasi program KUR ini diharapkan dapat meningkatkan pemberian
kredit kepada usaha mikro dan kecil, khususnya di sector pertanian. Memperhatikan
Permenko Nomor 1 Tahun 2022 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha
Rakyat, Kredit Usaha Rakyat (KUR), Permenko Nomor 2

Tahun 2022 Tentang Perlakuan Khusus Bagi Penerima Kredit Usaha Rakyat Terdampak
Pandemi Corona Virus Disease 2019, Kementerian Pertanian menindak lanjuti dengan
membuat Pedoman Umum Fasilitasi Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Sector
Pertanian Tahun 2022 berisi didalamnya Permentan Nomor 03 Tahun 2021 Tentang
Fasilitasi Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Sektor Pertanian yang
ditandatangani oleh Menteri Pertanian Pada tanggal 29 Januari 2021.

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan komoditi Padi


Agar dana yang disediakan oleh penyalur KUR dapat dimanfaatkan oleh penerima
KUR/debitur dengan optimal (efisien, efektif dan berkelanjutan). Pemanfaatan dana ini
ditunjukan untuk mendukung ketahanan pangan nasional, mendorong perekonomian
sector riil/usaha produktif, dan mengembangkan/ memberdayakan usaha mikro, kecil dan
menegah.

Terkait dengan program KUR, ada beberapa peran Pemerintah/Kementerian


Teknis, antara lain: a) mempersiapkan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi yang
melakukan usaha produktif yang bersifat individu, kelompok, kemitraan dan/atau klister
untuk dapat dibiayai dengan kredit/pembiayaan, b) menetapkan kebijakan dan prioritas
bidang usaha yang akan menerima penjaminan kredit/pembiayaan. c) Melakukan
pembinaan dan pendampingan selama masa kredit atau pembiayaan dan d)
memfasilitasi hubungan antara Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi
(UMKMK) dengan pihak lainnya seperti perusahaan inti/ off taker yang memberikan
kontribusi dan dukungan untuk kelancaran usaha.

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan komoditi Padi


BAB II

PELAKSANAAN KREDIT USAHA


RAKYAT (KUR)

Kredit Usaha Rakyat Sektor Pertanian yang selanjutnya disebut KUR adalah
kredit/pembiayaan modal kerja dan/atau investasi kepada debitur individu/perseorangan,
badan usaha dan/atau kelompok usaha produktif dan layak serta belum memiliki agunan
tambahan atau agunan tambahan belum cukup. Penerima KUR sebagaimana dimaksud
merupakan usaha produktif dan layak dibiayai di seluruh sektor ekonomi yang
menghasilkan barang dan/atau jasa untuk memberikan nilai tambah dan/atau
meningkatkan pendapatan bagi pelaku usaha.

KUR diharapkan meningkatkan dan memperluas pelaksanaan penyaluran Kredit


Usaha Rakyat serta mendorong pertumbuhan ekonomi khususnya di Sektor Produksi
seperti pertanian, perikanan, industri pengolahan, konstruksi, dan jasa produksi, perlu
diatur kembali Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat. Pelaksanaan KUR bertujuan
untuk:

a. meningkatkan dan memperluas akses pembiayaan kepada usaha produktif;

b. meningkatkan kapasitas daya saing usaha mikro, kecil, dan menengah; dan

c. mendorong pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.

2.1. Ketentuan Umum Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Penerima KUR adalah individu/perseorangan baik sendiri-sendiri maupun dalam


Kelompok Usaha atau badan usaha yang melakukan usaha yang produktif di sub-
sektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, dan alat dan mesin
pertanian.

Penerima KUR terdiri atas:

a. usaha mikro, kecil, dan menengah;

b. usaha mikro, kecil, dan menengah dari anggota keluarga dari karyawan/karyawati
yang berpenghasilan tetap atau bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia;

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan komoditi Padi


c. usaha mikro, kecil, dan menengah dari Pekerja Migran Indonesia yang pernah
bekerja di luar negeri;

d. usaha mikro, kecil, dan menengah di wilayah perbatasan dengan negara lain;

e. usaha mikro, kecil, dan menengah pensiunan Pegawai Negeri Sipil, Tentara
Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia atau yang
telah memasuki masa persiapan pensiun;

f. usaha mikro, kecil, dan menengah bukan Aparatur Sipil Negara, Tentara Nasional
Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia;

g. Kelompok Usaha mikro, kecil, dan menengah yang meliputi:

1) Kelompok Usaha; atau


2) Gabungan Kelompok Tani dan Nelayan (Gapoktan)
h. usaha mikro, kecil, dan menengah dari pekerja yang terkena pemutusan hubungan
kerja;

i. calon Pekerja Migran Indonesia yang akan bekerja diluar negeri;

j. calon peserta magang di luar negeri; dan/atau

k. usaha mikro, kecil, dan menengah dari ibu rumah tangga.

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan komoditi Padi


13

BAB III

PENYALURAN KREDIT USAHA RAKYAT

3.1. Lembaga penyalur Kredit Usaha Rakyat

Penyalur KUR adalah Lembaga Keuangan atau Koperasi yang ditunjuk untuk
menyalurkan KUR, Penyalur KUR sebagaimana dimaksud harus memenuhi persyaratan.
Ketentuan mengenai persyaratan. Dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang pelaksanaan KUR. Dimana pendanaan untuk penyaluran KUR bersumber dari
dana Penyalur KUR. Lembaga penyalur KUR antara lain:

a. Lembaga Keuangan adalah lembaga keuangan yang berdasarkan prinsip


konvensional atau syariah yang diawasi oleh otoritas jasa keuangan.

b. Koperasi adalah koperasi simpan pinjam (KSP) dan/ atau koperasi simpan pinjam
syariah (KSPS) yang diawasi oleh kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang koperasi dan usaha kecil dan menengah.

c. Penyalur KUR bentuk lain.

3.2. Jenis kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disalurkan

Berdasarkan Permentan No 3 Tahun 2021 ada beberapa jenis KUR yang dapat disalurkan
kepada masyarakat penerima KUR, antara lain:

a. KUR Mikro: KUR mikro diberikan dengan jumlah paling banyak Rp. 50.000. 000 (lima
puluh juta rupiah) setiap Penerima KUR

b. KUR Kecil. KUR Kecil Merupakan KUR dengan plafon di atas Rp50 juta sampai
dengan Rp500 juta. Pada fase ini, usaha mikro akan didorong untuk mengembangkan
usahanya dan bertransformasi menjadi usaha kecil dan menengah. Setelah mengakses
KUR Kecil, maka UMKM tersebut dianggap telah dapat secara mandiri mengakses
kredit/pembiayaan dengan skema komersial dari lembaga keuangan formal. Sesuai
ketentuan terbaru, kredit/pembiayaan dengan plafon maksimal Rp100 juta tidak
dipersyaratkan adanyaagunan tambahan.

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


14

c. KUR Khusus. KUR Khusus Merupakan KUR dengan plafon sampai dengan Rp500 juta
per Penerima KUR. Adapun KUR Khusus ini diberikan kepada penerima KUR yang
tergabung dalam suatu kelompok yang memiliki mitra usaha. Skema ini diberikan
kepada kelompok yang dikelola secara bersama dalam bentuk klaster dengan
menggunakan mitra usaha untuk komoditas perkebunan rakyat, peternakan rakyat,
perikanan rakyat, industri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, atau komoditas sektor
produktif lain yang bisa dikembangkan menjadi KUR khusus.

d. KUR Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Merupakan KUR dengan plafon sampai
dengan Rp25 juta per Penerima KUR. Skema ini diberikan dalam rangka pembiayaan
penempatan bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan dan peserta magang di luar
negeri.

3.3. Suku Bunga KUR

Pemerintah menetapkan suku bunga KUR lebih rendah dibandingkan suku bunga jenis
kredit lainnya, rinciannya:

 KUR Super Mikro: 6% efektif per tahun


 KUR Mikro: 6 % efektif per tahun
 KUR Kecil: 6% efektif per tahun
3.4. Jenis Agunan dalam Kredit Usaha Rakyat (KUR) Agunan KUR Terdiri atas :
a. Agunan pokok, merupakan usaha atau obyek yang dibiayai oleh KUR
b. Agunan tambahan untuk:
 KUR mikro dan KUR penempatan tenaga kerja Indonesia tidak diwajibkan dan tanpa
perikatan
 KUR kecil dan KUR khusus sesuai dengan kebijakan/penilaian penyalur KUR
3.4. Jangka awaktu

Jangka waktu KUR Mikro :

 Paling lama 3 (tiga) tahun untuk kredit/pembiayaan modal kerja.


 Paling lama 5 (lima) tahun untuk kredit/pembiayaan investasi.
Dalam hal diperlukan perpanjangan, suplesi, atau restrukturisasi, maka jangka waktu
sebagaimana di atas menjadi:

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


15

 Untuk pembiayaan kredit modal kerja dapat diperpanjang menjadi maksimum 4


tahun.
 Untuk kredit/ pembiayaan investasi dapat diperpanjang maksimum 7 tahun terhitung
sejak tanggal perjanjian kredit/ pembiayaan awal.
Sementara untuk jangka waktu KUR Penempatan TKI paling lama sama dengan masa
kontrak kerja dan tidak melebihi jangka waktu paling lama 3 tahun.
3.5. Cara mendapatkan KUR
 UMKMK mengajukan surat permohonan KUR kepada Bank dengan melampirkan
dokumen seperti legalitas usaha, perizinan usaha, catatan keuangan dan sebagainya.
 Bank mengevaluasi/analisa kelayakan usaha UMKMK berdasarkan permohonan
UMKMK tersebut.
 Apabila menurut Bank usaha UMKMK layak, maka Bank menyetujui permohonan
KUR. Keputusan pemberian KUR sepenuhnya merupakan kewenangan Bank.
 Bank dan UMKMK menandatangani Perjanjian Kredit/Pembiayaan.
 UMKMK wajib membayar/mengangsur kewajiban pengembalian KUR kepada Bank
sampai lunas.
3.6. Syarat umum untuk pengajuan KUR bagi UMKMK
 Tidak sedang menerima kredit/pembiayaan dari perbankan dan/atau yang tidak
sedang menerima Kredit Program dari Pemerintah;
 Diperbolehkan sedang menerima kredit konsumtif (Kredit Kepemilikan Rumah,
Kredit Kendaraan Bermotor, Kartu Kredit dan kredit konsumtif lainnya);
 Bagi UMKMK yang masih tercatat Sistem Informasi Debitur BI, tetapi yang sudah
melunasi pinjaman, maka diperlukan Surat Keterangan Lunas dari Bank
sebelumnya;
 Untuk KUR Mikro, tidak diwajibkan untuk dilakukan pengecekan Sistem Informasi
Debitur Bank Indonesia.
 Putusan pemberian KUR sepenuhnya menjadi kewenangan Bank Pelaksana, sesuai
dengan hasil analisa kelayakan usaha calon debitur.

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


16

ASURANSI USAHATANI PADI (AUTP)

A. Latar Belakang
Usaha pertanian pada sektor usaha tani padi memiliki risiko ketidakpastian yang cukup besar.
Salah satunya adalah gagal panen yang disebabkan oleh perubahan iklim seperti banjir,
kekeringan, dan serangan organisme pengganggu tanaman. Untuk meminimalisir kerugian
akibat gagal panen, pemerintah menyediakan program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).
B. Tujuan
Asuransi usaha tani padi diselenggarakan untuk melindungi petani dengan memperoleh ganti
rugi apabila mengalami gagal panen. Risiko ketidakpastian yang ditanggung oleh AUTP
antara lain banjir, kekeringan, serta serangan hama dan OPT.
AUTP diharapkan mampu memberikan perlindungan terhadap risiko ketidakpastian yang
dihadapi oleh petani padi. Asuransi usaha tani padi ini akan menjamin petani untuk
mendapatkan modal kerja dari klaim asuransi. Jaminan perlindungan asuransi tersebut dapat
digunakan oleh petani untuk membiayai modal pertanaman di musim berikutnya.
C. Mekanisme
Waktu pendaftaran dapat dimulai paling lambat satu bulan sebelum musim tanam dimulai.
Kelompok tani didampingi PPL dan UPTD kecamatan mengisi formulir pendaftaran sesuai
dengan formulir yang telah disediakan.
Premi Asuransi Usaha Tani Padi saat ini 3 %. Berdasarkan besaran biaya input usaha tani padi
sebesar enam juta rupiah per hektar per musim tanam, yaitu sebesar 180 ribu rupiah per hektar
per musim tanam. Bantuan pemerintah saat ini sebesar 80% sebesar 144 ribu rupiah per hektar
per musim tanam, dan saat ini petani harus membayar premi swadaya 20 % proporsional,
sebesar 36 ribu rupiah per hektar per musim tanam.
Kelompok tani membayar premi swadaya sebesar 20% proporsional sesuai luas area yang
diasuransikan. Bukti transfernya akan diperoleh, untuk kemudian diserahkan kepada petugas
asuransi yang akan mengeluarkan bukti asli pembayaran premi swadaya dan sertifikat
asuransi kepada kelompok tani.
UPTD membuat rekapitulasi peserta asuransi berikut kelengkapannya, bukti pembayaran
premi swadaya untuk disampaikan ke dinas pertanian kabupaten atau kota yang menjadi dasar
keputusan penetapan peserta asuransi definitif.

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


17

Dinas pertanian kabupaten atau kota membuat daftar peserta asuransi definitif, kemudian
menyampaikan ke Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dengan tembusan dinas
pertanian propinsi. Dinas pertanian propinsi membuat rekapitulasi dari masing-masing
kabupaten atau kota dan menyampaikan ke Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana
Pertanian untuk proses bantuan premi 80 %.
Perusahaan asuransi pelaksana akan menagih bantuan pemi pemerintah 80% dengan
melampirkan rekapitulasi daftar peserta asuransi.
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian akan membayar bantuan premi
berdasarkan hasil singkronisasi rekapitulasi peserta asuransi antara usulan dari dinas pertanain
kabupaten atau kota dan propinsi dengan daftar rekapitulasi lampiran tagihan dari perusahaan
asuransi.
Jika terjadi resiko terhadap tanaman yang diasuransikan, serta kerusakan tanaman atau gagal
panen, maka klaim AUTP akan diproses jika memenuhi syarat yang telah ditentukan. Dengan
terpenuhinya syarat dan ketentuan klaim, maka pihak perusahaan asuransi akan membayarkan
klaim asuransi melalui transfer bank terhadap rekening kelompok tani.
Berdasarkan ketentuan dalam polis klaim akan diperoleh jika, intensitas kerusakan mencapai
75% berdasarkan luas petak alami tanaman padi.  Pembayaran klaim untuk luas lahan satu
hektar sebesar enam juta rupiah.  Pembayaran ganti rugi atas klaim dilaksanakan paling
lambat 14 hari kalender sejak Berita Acara Hasil Pemeriksaan Kerusakan. Pembayaran ganti
rugi dilaksanakan melalui pemindah bukuan ke rekening.

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


18

Paket Teknologi Budidaya Padi di Lahan Rawa

Oleh

Ani Susilawati, SP, M.Sc

PENDAHULUAN

Lahan rawa – kini dan ke depan – semakin penting peranannya untuk pertanian,
termasuk tan. pangan (padi). Lahan rawa terdiri atas lahan pasang surut dan lahan lebak

Keragaman ekosistem lahan rawa dapat berdasarkan Tipologi Luapan Air dan Tipologi
Lahan, sangat beragam dan perlu pendekatan spesifik.

Klasifikasi Lahan Rawa Berdasarkan pada Jenis Bahan Induk Serta Tingkat Kendala
Menurut Potensi Pengembangannya

Ket :
SMP : Sulfat masam potensial
SMA : Sulfat masam aktual
HSMA/P : Histic Sulfat masam aktual/ potensial

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


19

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


20

Definisi Rawa Rawa  wadah air beserta air & daya


air yg terkandung di dalamnya; tergenang scr terus menerus atau musiman, terbentuk
secara alami di lahan yg relatif datar atau cekungan dgn endapan mineral atau gambut,
dan ditumbuhi vegetasi, yg merupakan suatu ekosistem (PP No 73/2013).
Lahan Rawa :
1. Pasang Surut  merupakan lahan yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut,
2. Lebak  daerah yang tidak langsung dipengaruhi pasang surut air laut tapi
mengalami genangan minimal tiga bulan dalam satu tahun dengan tinggi genangan
minimal 50 cm.

Lahan Rawa di Indonesia

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


21

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


22

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


23

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


24

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


25

Teknologi Inovasi Budidaya Tanaman Pangan (Padi) untuk peningkatan Produksi


Oleh :
ABDUL SABUR, S. Hut, MP

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


26

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


27

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


28

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


29

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


30

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


31

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


32

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


33

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


34

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


35

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


36

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


37

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


38

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


39

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


40

PRINSIP-PRINSIP PADI ORGANIK METODE SRI

1. Semai sistem kering


2. Tanaman bibit muda berusia kurang dari 12 hari setelah
semai (hss) ketika bibit masih berdaun 2 helai
3. Bibit ditanam satu pohon perlubang dengan jarak 30 x 30,
35 x 35 atau lebih jarang lebih baik
4. Pindah tanam harus sesegera mungkin (kurang dari 30 menit) dan harus
hati-hati agar akar tidak putus dan ditanam dangkal
5. Pemberian air maksimal 2 cm (macak-macak) dan periode
Tertentu dikeringkan sampai pecah (Irigasi berselang/terputus)
6. Penyiangan gulma intensif sejak awal sekitar 10 hari
7. Sedapat mungkin menggunakan pupuk organik (kompos atau pupuk hijau)

KEUNGGULAN METODE SRI

1. Tanaman hemat air,


2. Hemat biaya,
3. Hemat waktu,
4. Produksi meningkat, di beberapa tempat mencapai 11 on/ha,
jika semua prinsip dapat terpenuhi
5. Ramah lingkungan

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


41

Teknik Budidaya Padi Organik metode SRI

Semai di lakukan secara semai kering yang mana sebelumnya benih yg telah diuji direndam
dalam air biasa selama 24 jam kemudian ditiriskan dan diperam 2 hari, kemudian disemaikan
pada media tanah dan pupuk organik (1:1) di dalam wadah segi empat ukuran 20 x 20 cm
(pipiti). Selama 7 hari. Setelah umur 7-12 hari benih padi sudah siap ditanam

Pengolahan Lahan

Pengolahan tanah Untuk Tanam padi metode SRI tidak berbeda dengan cara pengolahan
tanah untuk tanam padi cara konvesional yaitu dilakukan untuk mendapatkan struktur tanah
yang lebih baik bagi tanaman, terhidar dari gulma.

Pemupukan

Pemberian pupuk pada SRI diarahkan kepada perbaikan kesehatan tanah dan penambahan
unsur hara yang berkurang setelah dilakukan pemanenan. Kebutuhan pupuk organik pertama
setelah menggunakan sistem konvensional adalah 10 ton per hektar dan dapat diberikan sampai
2 musim tanam. Setelah kelihatan kondisi tanah membaik maka pupuk organik bisa berkurang
disesuaikan dengan kebutuhan. Pemberian pupuk organik dilakukan pada tahap pengolahan
tanah kedua agar pupuk bisa menyatu dengan tanah.

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


42

Pemeliharaan
Untuk mencegah hama dan penyakit pada SRI tidak digunakan bahan kimia,
tetapi dilakukan pencegahan dan apabila terjadi gangguan hama/penyakit
digunakan pestisida nabati atau digunakan pengendalian secara fisik dan
mekanik

Hama dan Penyakit


Konsep yang dilakukan pada budidaya sistem SRI adalah mencegah OPT
menyerang dan ini dilakukan dari awal tetapi apabila terjadi gangguan
hama/penyakit digunakan pestisida nabati atau digunakan pengendalian
secara fisik dan mekanik

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


43

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


44

1. Metode SRI menguntungkan untuk petani, karena dapat


meningkatkan produksi, asal syara dan ketentuan terpenuhi
2. Meminimalkan penggunaan pupuk dan pestisida kimia, tanah menjadi
gembur, mikroorganisme tanah meningkat jadi ramah lingkungan.

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


45

Kesimpulan
1. Metode SRI menguntungkan untuk petani, karena dapat meningkatkan
produksi, asal syara dan ketentuan terpenuhi
2. Meminimalkan penggunaan pupuk dan pestisida kimia, tanah menjadi
gembur, mikroorganisme tanah meningkat jadi ramah lingkungan.

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


46

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


47

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


48

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


49

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


50

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


51

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


52

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


53

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


54

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


55

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


56

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


57

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


58

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


59

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


60

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


61

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


62

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


63

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


64

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


65

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


66

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


67

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


68

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


69

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


70

Beberapa hal yang di perhatikan dalam rangka


Diversifikasi usaha tani lahan sawah

 Kondisi lahan dan tipe agroekositem


Tidak semua kondisi lahan sesuai dan cocok dilakukan diversifikasi
khususnya tumpang sari .
 Komoditas yang ingin dikembangkan
Kembangkanlah atau budidayakanlah komodias yang sesuai dengan
wilayah masing masing, di usahakan memiliki rekomendasi komoditas
yang sesuai
 Iklim/cuaca
Pada lokasi tertentu pemilihan komoditas serta teknis diversifikasi
dipengaruhi iklim
• Potensi pasar
Hendaknya komoditas yang di kembangkan bernilai ekonomis tinggi serta
memiliki kemudahan dalam memasarkan hasil

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


71

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


72

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


73

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


74

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


75

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


76

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


77

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


78

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


79

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


80

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


81

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


82

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


83

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


84

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


85

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


86

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


87

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


88

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


89

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


90

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


91

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


92

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


93

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


94

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


95

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


96

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


97

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


98

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


99

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


100

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


101

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


102

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


103

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


104

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


105

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


106

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


107

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


108

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


109

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi


110

Penutup

 Mekanisasi pertanian yang salah satu bentuknya adalah penerapan alsintan


memiliki peran penting dan strategis dalam sistem pertanian modern guna
meningkatkan daya saing, ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat
 Percepatan pengembangan alsintan dilakukan melalui bantuan alsintan dan
mandiri. Perlunya pengembangan UPJA dengan strategi selektif, integratif,
komprehensif dan bertahap
 Langkah pengembangan UPJA mencakup pemilihan dan penentuan kebutuhan
alsintan, analisis kelayakan usaha, pengadaan alsintan, pembentukan organisasi
pengelola, pelatihan tenaga, dan pengelolaannya dilakukan bertahap
 Implementasi pengembangan UPJA yg konsisten disertai komitmen dan
keberpihakan tinggi kepada petani, diharapkan alsintan dan UPJA bisa
berkembang dengan baik.

Materi/kurikulum Sekolah Lapangan Komoditi Padi

Anda mungkin juga menyukai