Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhammad Mahmudah Rahman

Nim : 12080213439
Kelas : 3D Agroteknologi
Mata kuliah: Bioremediasi

Sifat fisik pada tanah gambut Dan cara mengatasinya agar tanah tersebut bisa
tetap di manfaatkan

Warna gambut berkisar coklat kemerahan hingga coklat tua tergantung tahap
dekomposisinya.
Bulk density yang rendah (0,05-0,4 g/cm³) gambut pantai dan gambut di jalur aliran sungai
memiliki BD >0,2 karena pengaruh tanah mineral.
Porositas total diantara 75-95%. Gambut memiliki porositas yang tinggi sehingga
mempunyai daya menyerap air yang sangat besar. Apabila jenuh, kandungan air pada gambut
saprik, hemik dan fibrik berturut-turut adalah 850% dari bobot keringnya atau 90%
volumenya (Suhardjo dan Dreissen, 1975)
Gambut mengalami pengeringan yang berlebih hingga koloid gambut menjadi rusak, dan
terjadi gejala kering yang tidak kembali (irreversible driying) kemudian gambut berubah sifat
menjadi arang shg tidak dapat menyerap air dan unsur hara bahkan mudah hanyut ketika ada
air hujan karena ringan
Gambut memiliki daya dukung atau daya tumpu yang rendah karena kerapatan tanahnya
rendah sehingga tanaman mudah roboh
Volume gambut akan menyusut (subsiden ) jika gambut didrainase. Pada 2 tahun pertama
dapat mencapai 50 cm
Gambut memiliki daya hantar hidrolik (penyaluran air) secara horisontal (mendatar) yang
cepat sehingga memacu percepatan pencucian unsur-unsur hara ke saluran drainase.
Sebaliknya, gambut memiliki daya hidrolik vertikal (ke atas) yang sangat lambat. Akibatnya,
lapisan atas gambut sering mengalami kekeringan, meskipun lapisan bawahnya basah.
Kematangan gambut menunjukkan kehalusan kadar seratnya. Berdasarkan kematangannya
gambut dibedakan atas fibrik, hemik dan saprik
Lahan gambut cenderung mudah terbakar karena kandungan bahan organik yang tinggi dan
memiliki sifat kering tak balik, porositas tinggi, dan daya hantar hidrolik vertikal yang
rendah. Kebakaran di tanah gambut sangat sulit untuk dipadamkan karena dapat menembus
di bawah permukaan tanah.
B. Cara mempertahankan sifat gambut, namun gambutnya masih bisa di manfaatkan
Tanah gambut merupakan tanah yang memiliki kandungan organic yang tinggi. Adapun cara
mempertahankan tanah gambut yang masi di manfaatkan salah satunya yaitu, tata Kelola
Air . air sebagai sarana pelarut dari berbagai bahan khususnya pada kaidah pergerakan hara
memegang peran penting dalam konsep penyediaan untuk tanaman. Pergerakan air secara
tidak langsung akan mempengaruhi pergerak hara dalam tanah. Mempertahankan tanah
dalam kondisi kecukupan akan memberikan lingkungan tumbuh yang baik dalam upaya
penyediaan kebutuhannya termasuk hara.

Lahan gambut mengalami proses pembasahan dan pengeringan secara periodik. Kondisi ini
berdampak pada kontribusi berbagai proses pelepasan hara atau transformasi untuk
mengubah ketersediaan unsur hara.Drainase yang baik, khususnya pada komplek pertukaran
akar dapat membantu kelestarian lahan gambut. Dengan pengelolaan yang baik dapat
mengurangi pencucian unsur hara, menurunkan tingkat subsidence, mencegah terjadinya
kebakaran dan menjaga kelestarian sumber air dibawahnya.

Demikian diperlukan upaya untuk meningkatkan pH sehingga memperbaiki media

Perakaran tanaman. Pengaruh buruk asam-asam organik yang beracun dapat dikurangi
dengan teknologi pengelolaan air dan menambahkan bahan-bahan yang banyak mengandung
kation polivalen seperti Fe, Al, Cu dan Zn. Kahat unsur hara untuk memberikan hasil yang
optimal i dapat dilakukan dengan tindakan ameliorasi dan pemupukan. Namun yang perlu
diperhatikan bahwa bahwa ameliorasi untuk memperbaiki kesuburan tanah gambut juga dapat
memacu emisi, karena ameliorasi akan menurunkan rasio C/N dan akan memacu
dekomposisi gambut.

Tanah gambut jika di drainase secara berlebih akan menjadi kering dan kekeringan gambut
ini disebut sebagai irreversible artinya gambut yang telah mengering tidak akan dapat
menyerap air kembali. Perubahan menjadi kering tidak balik ini disebabkan gambut yang
suka air (hidrofilik) berubah menjadi tidak suka air (hidrofobik) karena kekeringan, akibatnya
kemampuan menyerap air gambut menurun sehingga gambut sulit diusahakan bagi pertanian.
Berkurangnya kemampuan menyerap air menyebabkan volume gambut menjadi menyusut
dan permukaan gambut menurun (kempes). Perbaikan drainase akan menyebabkan air keluar
dari gambut kemudian oksigen masuk kedalam bahan organik dan meningkatkan aktifitas
mikroorganisme, akibatnya terjadi dekomposisi bahan organik dan gambut akan mengalami
penyusutan (subsidence) sehingga permukaan gambut mengalami penurunan. Beberapa kiat
untuk mengatasi daya tumpu dan dukung gambut

1. Budidaya tanaman tahunan hanya pada lahan dengan ketebalan gambut <>
2. Dilakukan pemadatan gambut sebelum penanaman. Pemadatan dapat dilakukan
dengan menggunakan alat sederhana yang dibuat sendiri dari kayu gelondong yang
dapa digelindingkan atau menggunakan alat pemadat mekanis yang biasa digunakan
untuk memadatkan tanah di jalan.

3. Gambut dengan ketebalan lebih dari 75 cm ditata dengan sistem tegalan.

Selain ada acara lain mempertahankan sifat fisik tanah gambut, yaitu:

• Memetakan gambut.

Pemetaan gambut perlu dilakukan untuk menentukan lokasi gambut terdegradasi dan
mengetahui tipe serta kedalaman lahan gambut yang terdegradasi. Pemetaan merupakan
langkah awal yang krusial karena tipe gambut yang berbeda memerlukan jenis restorasi yang
berbeda pula, seperti penentuan letak pembuatan sekat kanal untuk mengatur kadar air
memiliki. Selain itu, metodologi yang seragam, akurat, dan murah saat mengukur kedalaman
gambut juga penting untuk menentukan upaya pemulihan yang tepat. Untuk memastikan
akurasi, pemetaan ini perlu dilengkapi dengan verifikasi langsung di lahan gambut.

• Menentukan jenis restorasi, pelaku restorasi, dan rentang waktu pelaksanaan


restorasi.

Setelah melakukan pemetaan gambut, pelaku restorasi dapat menentukan jenis restorasi yang
sesuai dengan kondisi gambut. Ada gambut yang perlu melewati siklus pembasahan terlebih
dahulu, dan ada pula yang dapat langsung ditanam ulang (revegetasi). Setelah menentukan
jenis restorasi, baru dapat ditentukan waktu pelaksanaanya dan pemangku kepentingan mana
saja yang terlibat di dalamnya.

• Membasahi gambut (rewetting)

Pembasahan gambut (rewetting) diperlukan untuk mengembalikan kelembapannya. Penataan


air pada tahap ini dapat dilakukan dengan membangun sekat kanal (canal blocking),
penimbunan saluran (back filling), sumur bor, dan/atau penahan air yang berfungsi
menyimpan air di sungai atau kanal. Target pembasahan lahan gambut yang layak bukanlah
menaikkan muka air setinggi mungkin, melainkan menaikkan muka air tanah sedemikian
rupa sehingga dapat meningkatkan kelembapan gambut (terutama di musim kemarau) agar
tidak mudah teroksidasi dan/atau terbakar.
• Menanam di lahan gambut (revegetasi)

Ketika sudah kembali lembap, lahan gambut dapat kembali ditanami (revegetasi) dengan
tanaman yang tidak mengganggu siklus air dalam ekosistem gambut. Proses vegetasi akan
menjaga keberlangsungan ekosistem gambut dan juga memperkokoh sekat kanal, serta
melindungi lahan gambut agar tidak terkikis aliran air kanal. Beberapa jenis tanaman asli
ekosistem gambut adalah jelutung, ramin, pulau rawa, gaharu, dan meranti. Selain itu,
beberapa tanaman seperti kopi, nanas, dan kelapa juga merupakan tanaman yang ramah
gambut dan mempunyai nilai ekonomi bagi masyarakat lokal.

• Memberdayakan ekonomi masyarakat lokal (revitalisasi)

Restorasi lahan gambut tidak hanya berhenti pada pemulihan ekologi dan revegetasi, tetapi
juga harus memikirkan pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal (revitalisasi). Jika
masyarakat setempat tidak mempunyai alternatif penghidupan, mereka akan menggunakan
cara mudah untuk mengeringkan lahan gambut dan menanam tumbuhan yang kaya akan nilai
ekonomi, tetapi tidak ramah dengan gambut. Pelaku restorasi harus senantiasa berdiskusi
dengan warga untuk mencari cara dalam meningkatkan taraf kehidupan melalui pengolahan
lahan gambut, seperti penanaman sagu, karet, kopi, dan kelapa atau mennggalakkan
perikanan dan pariwisata alam.Dengan menjaga lahan gambut, maka keseimbangan
ekosistem akan terjaga sehingga masyarakat dapat tetap hidup berdampingan dan
memperoleh penghidupan dari beternak maupun bertani.

Anda mungkin juga menyukai