OLEH
KELOMPOK
DANIEL LAY (2004020109)
PUTRI EDELWEIS COUMANS (2004020081)
YUSUF USMAN (2004020094)
Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dari penyusunan laporan ini adalah, selain untuk
memenuhi tugas , juga bertujuan untuk memenuhi serta menambah pemahaman
penulis tentang Pertanian lahan kering.
BAB II
PEMBAHASAN
(Media Tanam)
Tanah pasiran yang terdapat di sebagian besar daerah kering di Negara
Timur Tengah menjadi kendala besar bagi usaha pertumbuhan tanaman.
Kendala-kendala tersebuat adalah terlalu besarnya pori-pori tanah yang
mengakibatkan infiltrasi tinggi sehingga tidak dapat menahan air seta
memiliki kadar garam yang tinggi sebagai dampak dari kombinasi tingginya
evapotranspirasi akibat suhu yang tinggi dan tingginya infiltrasi akibat tanah
yang terlalu porous. Sedangkan tanah lempung yang terdapat pada lahan kering juga
terkendala dengan sifatnya yang labil. Sifat tanah lempung yang kekurangan air akan
merekah (nelo:jawa), sehingga tidak dapat ditumbuhi tanaman dengan optimal.
Tanah sebagai media tanam seharusnya memiliki kemampuan menahan air dari
infiltrasi dan evapotranspirasi, mampu memberikan nutrisi bagi tanaman, serta
memiliki pori-pori proporsional untuk sirkulasi udara (02 dan CO2). Untuk
mengatasi hal tersebut, maka diperlukan soil amendment atau pengatur tanah,
pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan tanah, dan kapur untuk
meningkatkan pH tanah atau gypsum untuk menurunkan pH tanah.
(Air ) Rendahnya curah hujan yang menjadi ciri-ciri khas daerah lahan kering
mengakibatkan ketersediaan air untuk irigasi sangat terbatas. Untuk mengatasi hal
tersebut diperlukan soil amendment untuk meningkatkan kapasitas tanah dalam
menahan air (water holding capacity), mulsa untuk mengurangi evapotranspirasi dan
penggunaan sistem irigasi yang tepat guna seperti irigasi tetes ataupun sprinkler
tergantung dengan topografi lahan. Bila lahan datar, maka dapat digunakan irigasi
tetes, dan apabila lahan bergelombang, maka penggunaan sistem irigasi sprinkler
lebih tepat. Kolaborasi penggunaan soil amendment, mulsa dan sistem isrigasi tepat
guna tersebut bertujuan untuk menghemat penggunaan air dan meningkatkan
efektifitas dan efisiensi pendistribusian nutrisi tanaman.
(Cahaya) Tingginya radiasi cahaya matahari di daerah lahan kering mengakibatkan
tingginya evapotranspirasi, rendahnya suplai oksigen (02), dan salinasi
penggaraman di tanah. Cara mengatasi kendala tersebut dengan melakukan
penghijauan, atau secara terintegrasi melakukan kegiatan pertanian dan
perkebunan di lahan kering dapat mengurangi dampak tingginya radiasi cahaya
matahari.
(Angin) Minimnya vegetasi di daerah lahan kering mengakibatkan termodinamika
pindah panas terjadi secara monoton/single direction, hal tersebut
mengakibatkan angin melaju dengan kencang, karena angin menupakan
dampak dari udara yang digerakkan oleh perbedaan suhu. Salah satu dampak
dari hal terscbut adalah terjadinya badai gurun (sand storm atau orang arab
menyebutnya haboob) yang membawa banyak material pasir di dacrah
pemukiman maupun areal pertanian. Tentu saja hal tersebut sangat
menghambat pelaksanaan kegiatan pertanian. Adapun altematif untuk
mengatasi hal tersebut adalah dengan menggunakan tanaman pohon scbagai
pemecah laju kecepatan angina (wind breaker). Aplikasi penanaman pohon
sebagai wind breaker di arcal pertanian lahan kering biasanya ditanam
mengelilingi areal pertanian. Adapun berikut ini menupakan contoh desain
lahan pertanian lahan kering yang terdapat di Negara Timur Tengah.
(Nutrisi) Dengan mengambil analogi manusia, nutrisi sebagai makanan bagi tanaman
itu diumpamakan seperti adanya karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin bagi
manusia. Namun bagi tanaman membutuhkan nutrisi makro (N, P, K, Ca, Mg. s) dan
mikro (Fe, Mn, B, Mo, Cu, Zn dan Cl). Tingginya kadar garam di tanah
pertanian lahan kering mengakibatkan unsur-unsur nutrisi yang diperlukan
tanaman tersebut tidak tersedin dalam jumlah yang cukup, karena garam
sifatnya mereduksi unsur-unsur makro dan membuat unsur-unsur mikro
bersifat toksit atau beracun bagi tanaman. Untuk mengatasi hal tersebut, maka
dibutuhkan pemupukan organik terpadu yang menyediakan unsur hara tanaman
dari bahan-bahan alam untuk mereduksi kandungan unsur logam dari pupuk-
pupuk kimia serta memberikan unsur mikro tanaman dalam bentuk organik
(chillate) yang tidak beracun bagi tanaman di daerah dengan kadar garam yang
Tinggi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Masalah lingkungan yang dihadapi dewasa ini pada dasamya adalah
masalah pengolahan tanaman yang tidak sesuai dengan lahan dan produksi yang
didapatkan. Masalah itu timbul karena perubahan kondisi iklim yang
menyebabkan lahan itu kurang sesuai lagi untuk mendukung kesuburan tanah.
Jika hal ini tidak segera diatasi pada akhirnya berdampak kepada terganggunya
kesejahteraan para petani
Kerusakan lahan yang terjadi dikarenakan kondisi cuaca yang ekstrim pada
umumnyamenyebabkan terjadinya degradasi bagi lahan. Kerusakan lahan ini telah
mengganggu proses alam, sehingga banyak fungsi dari lahan yang menyebabkan
tetumbuhan menjadi menurun atau kurang mengalami pertumbuhan dengan baik